• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Ornamen

Dalam dokumen Seni Budaya SD - KK H (Halaman 31-35)

Kegiatan Pembelajaran

3. Sejarah Ornamen

Berdasarkan sejarah timbulnya ornamen tidak bisa lepas dari perkembangan zaman dan peradaban hidup manusia, sejak manusia memerlukan perlengkapan‐ perlengkapan kebutuhan hidup. (al ini terdapat beberapa faktor pendorong yang saling berkaitan antara kebutuhan rohani dan jasmani yang ada hubungannya dengan alam. Faktor pertama ialah dorongan dari dalam yang menyangkut pemunuhan kebutuhan hidup. Atas dorongan inilah yang merupakan suatu pola‐ pola dari pikiran untuk merencanakan sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Dorongan dari dalam ini terbagi dalam dua kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani dititikberatkan pada kelangsungan hidupnya, misalnya orang perlu makan sehingga atas dorongan itulah kemudian menciptakan atau membuat alat‐alat untuk menghasilkan makanan. Sedangkan kebutuhan rohani timbul setelah kebutuhan jasmaninya terpenuhi dan kebutuhan rohani yang paling menonjol pada waktu itu adalah keindahan, baik berbagai bentuk hiasan dan bunyi‐ bunyian yang sasarannya adalah dapat memberikan kepuasan jiwa. Sebagai contoh, bentuk hiasan diberikan pada peralatan untuk berburu seperti pemukul dari kayu atau batu dengan menggunakan alat‐alat yang sederhana sekali. (iasan‐hiasan tersebut berwujud goresan‐goresan yang diberi warna dengan bahan pewarna dari tumbuh‐tumbuhan. Bentuk goresan hiasan tersebut ada yang bermotif geometris sampai yang bercorak tiruan alam sekitarnya misalnya: daun, bunga, pohon, binatang dan sebagainya, meskipun masih bercorak sederhana. Dari sinilah awal mula perkembangan ornamen‐ornamen di )ndonesia dimulai dan dikenal.

Faktor kedua berupa dorongan dari luar yang lebih banyak dipengaruhi oleh alam. Dari pengaruh alam inilah timbullah dorongan untuk menciptakan sesuatu untuk menolak atau memanfaatkan pengaruh alam tersebut. Di samping pengaruh alam terdapat juga pengaruh lain dari luar alam gaib . Dengan adanya kontak‐kontak dari luar atau dunia gaib, maka timbullah tempat‐tempat pemujaan dan alat‐alat sesaji yang dibarengi dengan aktivitas pemberian hiasan pada tempat atau alat‐alat sesaji tersebut. Pemberian hiasan tersebut dimaksudkan untuk kepuasan jiwa juga atas keyakinan bahwa melalui media yang indah dan menarik maka kontak‐kontak

18 

Kegiatan Pembelajaran 1 

Untuk mengetahui gambaran umum tentang perkembangan ornamen di )ndonesia, yang senantiasa melekat dan tidak bisa lepas dari peninggalan benda‐benda yang ditemukan serta pengaruh‐pengaruh negara luar yang datang ke )ndonesia. Maka kita akan merujuk pada perkembangan sejarah seni rupa )ndonesia sebagai garis besar kerangka zaman‐zaman utama Claire (olt, .

OrnamenIndonesia

Ornamen )ndonesia merupakan salah satu hasil kesenian yang sangat tak ternilai harganya, yang sudah tentu perlu dilestarikan dan dikembangkan. Keanekaragaman ornamen sebagai karya seni dari hasil karya cipta masyarakat di )ndonesia sangat bervariatif. Setiap daerah memiliki gaya dan corak yang berbeda‐beda dengan ciri khas dan karakter tertentu. Gaya dan corak tersebut kemudian memperlihatkan wajah wilayah daerah yang mempresentasikan komunitas masyarakatnya sekaligus memperlihatkan kemampuan dan ketrampilan teknik para kreator dan pendukungnya.

Ditinjau dari aspek filosofis dan simbolisnya, ornamen pada umumnya dan ornamen klasik khususnya mengandung muatan nilai‐nilai luhur yang mencerminkan perilaku masyarakatnya tentang kejujuran, aktivitas sosial, pranata sosial, pedoman dan pandangan hidup. (anya saja pesan luhur dan mulia yang tersirat dibalik bentuk dan simbol‐simbol itu menjadi kurang dimengerti dan difahami oleh sebagian besar masyarakat kita sekarang. )ndikasi itu lebih disebabkan karena kurangnya pemahaman dan rasa memiliki serta kurangnya tingkat apresiasi dan daya dukung masyarakat terhadapnya. Di samping itu karena memang perkembangan alam yang begitu pesat dan bahasa ungkap atas gagasan‐gagasan itu yang jauh berbeda. Kemudian masih kurang terdapatnya sumber khusus yang menerangkan dan menjelaskan secara utuh akan bentuk, isi/makna dan fungsi ornamen yang tumbuh dan berkembang di bumi persada Nusantara ini.

Ornamen sering dibicarakan dimana‐mana, dan banyak dikaitkan dengan aspek yang memiliki peran dalam seni rupa. Ornamen tidak berdiri sendiri, tetapi juga telah menempel pada berbagai khasanah budaya dan karya seni. Keberadaan ornamen kadang‐kadang sering dipersoalkan, dicerca pada suatu masa, tetapi di masa lain ornamen menjadi tulang punggung dan tradisi berkarya seni.

(ampir di setiap wilayah yang ada dibelahan dunia memiliki motif atau ornamen yang khas, motif atau ornamen dapat dikatakan sebagai salah satu elemen penting dalam setiap kebudayaan. Berbicara tentang motif atau ornamen sebagaimana yang tercantum dalam Ensiklopedi )ndonesia dan Kamus Besar Bahasa )ndonesia dapat diterangkan bahwa ornamenlah yang menjadi pangkal bagi tema dari suatu bentuk kesenian. Motif atau ornamen juga dapat dikatakan sebagai sebab‐sebab terjadinya dorongan dasar pikiran atau pendapat sesuatu yang menjadi pokok dalam cerita, gambar dan sebagainya. Banyak pendapat tentang motif atau ornamen seperti yang dikatakan oleh E. Pino bahwa motif adalah: ragam pokok pola dasar pada lukisan karangan, perhiasan, karangan musik dan sebagainya . Sedangkan menurut (odeler dan Liton Stang: motif adalah subjek untuk mengembangkan atau prilaku dalam teori seni atau musik, suatu gagasan penting dalam tanda untuk membedakan figure dalam desain .

Motif juga dikatakan bahwa bila terdapat goresan garis lengkung, maka goresan tadi dapatlah disebut suatu motif, yaitu suatu motif garis lengkung, kalau garis lengkung tadi diulang‐ulang secara simetris, maka diperoleh sebuah gambar yaitu gambar ke‐

yang merupakan sebuah pola yang didapat dari penggunaan garis lengkung tadi. Selanjutnya apabila gambar ke‐ tadi disebut motif dan kemudian diulang‐ulang menjadi gambar ke‐ maka gambar tersebut dapat disebut sebagai pola atas dasar ke‐ motif tadi.

Berbicara tentang ornamen tidak terlepas pada pengertian, motif dan pola motif. Dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen, ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan, perwujudan ornamen, demikian pula daya kreasi/khayalan manusia dalam menghasilkan suatu bentuk ornamen/bentuk, garis, motif, kinara‐kinari dan mahluk ajaib lainnya. Sedangkan pola dalam hal ini akan mengandung pengertian suatu hasil susunan/pengorganisasian motif tertentu dalam bentuk dan komposisi. Pengertian lain dari ornamen adalah bahwa manusia mempunyai rasa keindahan atau citarasa keindahan. Rasa indah diwujudkan dengan hasrat untuk menghiasi barang atau sesuatu. (asilnya dapat berwujud hiasan yang disebut ornamen . Ornamen ragam hias adalah hasil usaha pengisian suatu bidang

20 

Kegiatan Pembelajaran 1 

Sesuatu yang memperindah itu biasa kita namakan hiasan, kita mengenal bermacam‐macam cara dan corak hiasan, diantaranya ada yang disebut ornamen. Ornamen memiliki ciri‐ciri antara lain:

Pengulangan bentuk secara tetap dan teratur penyusunannya. Penggayaan stilasi bentuk

Pembagian bidang hias secara geometrik untuk mendapatkan keteraturan dalam susunan.

Ciri‐ciri ketentuan itu merupakan kerangka dalam pembentukan sebuah ornamen yang kemudian diisi dengan berbagai macam variasi dalam penyelasaiannya. Pengenalan ciri‐ciri tersebut di atas dapat mempermudah untuk membedakan mana hiasan yang dapat digolongkan ke dalam bentuk ornamen dan mana yang tidak. Adapun unsur‐unsur ornamen adalah garis dan bentuk, motif, stilasi, pola dan warna. Ornamen dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik, seperti dapat dilihat pada bentuk zaman dahulu sampai dengan perkembangannya seperti sekarang ini. Dalam Kamus Besar Bahasa )ndonesia, ornamen berarti hiasan yang dibuat pada arsitektur, kerajinan tangan, lukisan, perhiasan dan sebagainya. Pada artian yang lebih khusus lagi berarti pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, maupun dicetak untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni Mikke Susanto, . Dari definisi di atas dapat diambil suatu penegasan bahwa ornamen senantiasa memiliki sifat menghias dan menjadi bagian dari karya seni seni kriya, seni lukis, seni bangunan, perhiasan dan souvenir . Dan perbedaannya pada pemilihan dan penerapan teknik dalam peroses perwujudan pada mediumnya, apakah digambar, dilukis, dipahat, dicetak, dirajut dan sebagainya.

Ornamen ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani dari kata ornare

yang artinya hiasan atau perhiasan. Ragam hias atau ornamen itu sendiri terdiri dari berbagai jenis motif dan motif‐motif itulah yang digunakan sebagai penghias sesuatu yang ingin dihiasi. Oleh karena itu motif adalah dasar untuk menghias sesuatu ornamen Soepratno, . Pada dasarnya dilihat dari aspek bentukannya, ornamen tersusun dari unsur‐unsur garis seperti: garis lurus, garis patah, garis miring, garis sejajar, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya yang kemudian berkembang menjadi bermacam‐macam bentuk yang beraneka ragam coraknya.

Dalam penggunaan dan penerapannya ornamen‐ornamen tersebut seperti telah disinggung di muka ada yang hanya berupa satu motif saja, dua motif atau lebih, pengulangan motif, kombinasi motif dan ada pula yang “distilasi” atau digayakan.

Pada dasarnya jenis motif itu terdiri dari:

a Motif geometris berupa garis lurus, garis patah, garis sejajar, lingkaran dan sebagainya.

b Motif naturalis berupa tumbuh‐tumbuhan, hewan dan sebagainya.

4. Teknikmerancangdanmenerapkanornamen

Berdasarkan Teknik Penerapan Ornamen terdiri dari: a Teknik Menggambar

b Teknik Pahat c Teknik Kolase

d Teknik Inlay, dan lain‐lain.

5. Jenis‐jenisornamenditinjaudaribentukperwujudannya:

Dalam dokumen Seni Budaya SD - KK H (Halaman 31-35)

Dokumen terkait