• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seni Budaya SD - KK H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Seni Budaya SD - KK H"

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MATA PELAJARAN

SENI BUDAYA

SEKOLAH DASAR (SD)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI H

PEDAGOGIK

:

PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK

Penulis:

Drs. Wahyu Gatot Budiyanto, M.Pd

PROFESIONAL

:

SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Penulis:

Dr. Basuki Sumartono M.Sn. (Seni Rupa) Drs. Sidiq Nugraha, M.Sn (Seni Tari) Drs. Muh Anugraha,M.Pd. (Seni Musik) Dra. Wiwik Pudiastuti, M.Sn. (Keterampilan)

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

(3)

Kata

Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. (al tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru UKG untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun . Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun dan akan dilanjutkan pada tahun ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: Moda Tatap Muka, Moda Daring Murni (online), dan Moda Daring Kombinasi kombinasi

antara tatap muka dengan daring .

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PPPPTK , Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi )nformasi dan Komunikasi LP TK

(4)

iv

 

dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

SumarnaSurapranata,Ph.D.

N)P

(5)

Kata

Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru UKG dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter PPK dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang Sekolah Dasar ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

(6)

vi

 

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK )PA, PPPPTK PKn/)PS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas‐BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran PTP , dosen perguruan tinggi, dan guru‐guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

PoppyDewiPuspitawati

N)P.

(7)

Daftar

Isi

Hal.

KataSambutan...iii

KataPengantar...v

DaftarIsi...vii

DaftarGambar...x

DaftarTabel...xiii

Pendahuluan...1

Latar Belakang ... A. Tujuan ... B. Peta Kompetensi ... C. Ruang Lingkup ... D. Cara Penggunaan Modul ... E. BagianIKompetensiProfesional...1

KegiatanPembelajaran1GambarDekoratifDanMotifHiasDaerah...15

Tujuan ... A. Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... B. Uraian Materi ... C. Aktivitas Pembelajaran ... D. Latihan / Kasus / Tugas ... E. Rangkuman ... F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... G. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus ... (. KegiatanPembelajaran2TanggaNadaDiatonis...39

Tujuan ... A.

Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... B.

(8)

viii

 

Rangkuman ... F.

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... G.

Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus ... (.

KegiatanPembelajaran3PemanfaatanDanPelaporanHasilPenilaian...55

Tujuan ... A.

Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... B.

Uraian Materi ... C.

Aktivitas Pembelajaran ... D.

Latihan / Kasus / Tugas ... E.

Rangkuman ... F.

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... G.

Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus ... (.

KegiatanPembelajaran4TeknikIkatCelup...89

Tujuan ... A.

Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... B.

Uraian Materi ... C.

Aktivitas Pembelajaran ... D.

Latihan / Kasus / Tugas ... E.

Rangkuman ... F.

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... G.

Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus ... (.

BagianIIKompetensiPedagogik ...115 KegiatanPembelajaran5PenilaianDanEvaluasiProsesDanHasilBelajar.117

Tujuan ... A.

Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... B.

Uraian Materi ... C.

Kompetensidasar ... )ndikator Soal ... Soal Dan Rincian Tugas ... Aktivitas Pembelajaran ... D.

Latihan / Kasus / Tugas ... E.

Rangkuman ... F.

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... G.

(9)

Evaluasi...172

Penutup...181

DaftarPustaka...183

Glosarium...186

Lampiran...187

(10)

x

 

Daftar

Gambar

Hal.

Gambar . Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka model )n‐On‐)n... Gambar .Rangsang audio dengan mendengar teriakan ... Gambar . Rangsang audio dengan mendengar hentakan ... Gambar . Rangsang audio dengan mendengar pukulan pada perkusi ... Gambar . Rangsang audio dengan mendengarkan lagu ... Gambar . Rangsang visual dengan melihat sungai ... Gambar . Rangsang visual dengan melihat gunung ... Gambar . Rangsang visual dengan melihat binatang ... Gambar . Ransang visual melihat alam sekitar ... Gambar . Rangsang visual dengan melihat gambar... Gambar . Rangsang visual dengan melihat video tari ... Gambar . Rangsang peraba dengan meraba kain tebal ... Gambar . Rangsang peraba dengan meraba kain yang halus ... Gambar . Mengangkat kaki ... Gambar . Tampak samping ... Gambar .Tampak depan ... Gambar . Tampak Samping ... Gambar . Gerak membungkuk ... Gambar . Tampak depan ... Gambar . Tampak Samping ... Gambar . Gerak Terlentang ... Gambar . Gerak Tengkurap ... Gambar . Tangan kanan menekuk, tangan kiri lurus ke samping, kaki kiri maju. . Gambar . Kedua tangan lurus ke samping, kaki kanan diangkat ... Gambar . Kedua tangan dipinggang, kaki kanan diangkat lurus ke depan ... Gambar . Tangan kiri ditekuk ke atas membentuk siku siku, tangan kanan... Gambar . Tangan kiri ditekuk siku di dekat pinggang, ...

(11)

Gambar . tangan kanan menekuk siku di dekat telinga, ... Gambar . Tangan dipinggang, kaki kanan diangkat ke depan ... Gambar . kedua tangan lurus ke samping, kaki kanan diangkat. ... Gambar . Gerak Loncatan ... Gambar . Gerak Berjalan ... Gambar . Gerak putaran ke arah kiri ... Gambar . Contoh gerak dengan level rendah ... Gambar . Contoh gerak dengan level sedang ... Gambar . Contoh gerak dengan Level atas ... Gambar . Contoh gerak dengan arah hadap ke depan ... Gambar . Contoh gerak dengan arah hadap ke samping... Gambar . Contoh gerak dengan pola lantai diagonal ... Gambar . contoh gerak dengan pola lantai zig zag ... Gambar . Rampak ... Gambar . Selang‐seling ... Gambar . Sebab Akibat ... Gambar . Saling mengisi ... Gambar . Bergantian ... Gambar . Kontras ... Gambar .Contoh selendang teknik ikat celup ... Gambar . Contoh bahan sandang dengan teknik jelujur ... Gambar . )katan dan hasil ikatannya ... Gambar . )katan berbelit dan hasil ikatannya ... Gambar . )katan garis dan hasil ikatannya ... Gambar . Mengikat Benda dan hasil ikatannya ... Gambar . )katan Lingkaran Berulang dan hasil ikatannya ... Gambar .Teknik jelujur ... Gambar .Larutan napthol dan larutan garam ... Gambar . Perebusan kain pada proses mordanting ... Gambar . Perebusan kayu pada proses ekstrasi warna alam ... Gambar .Pengikatan pada proses ikat celup ...

(12)

xii

 

Gambar . Penirisan setelah selesai proses pewarnaan ... Gambar . Membuka ikatan setelah selesai proses pewarnaan ... Gambar .(ubungan antara Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi ...

(13)

Daftar

Tabel

Hal.

Tabel . Daftar Lembar Kerja Modul ... Tabel . Resep Zat Warna Napthol ... Tabel .Standar warna napthol ... Tabel . Standar Kompetensi Lulusan SMK ... Tabel .Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... Tabel .Sasaran Penilaian Ranah Sikap... Tabel .Sasaran Penilaian Ranah/Dimensi Proses Kognitif ... Tabel .Sasaran Penilaian Dimensi Pengetahuan ... Tabel .Sasaran Penilaian Ranah Keterampilan Abstrak ... Tabel .Sasaran Penilaian Ranah Keterampilan Kongkret ... Tabel .Contoh Jurnal Sikap ... Tabel .Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa ... Tabel .Contoh Format Penilaian Antar Teman ... Tabel . Contoh Kisi‐Kisi Tes Tertulis ... Tabel .Pedoman Penskoran Soal Uraian ... Tabel .Pedoman Penskoran Tes Lisan ... Tabel .Contoh Kisi‐Kisi dan SoalPerencanaan Penugasan ... Tabel .Contoh Rubrik Penskoran Penugasan ... Tabel .Contoh Kisi‐Kisi Penilaian Kinerja ... Tabel .Contoh )nstrumen Penskoran Kinerja ... Tabel .Contoh Rubrik Penskoran Proses ... Tabel .Contoh )nstrumen Penskoran Proses ... Tabel .Contoh Rubrik Penskoran Produk ... Tabel . Contoh Kisi‐kisi Tugas Proyek ... Tabel .Contoh )nstrumen Penskoran Tugas Proyek ... Tabel .Contoh Rubrik Penskoran Tugas Proyek ...

(14)
(15)

Pendahuluan

Latar

Belakang

A.

Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membangun anak‐anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan‐aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan pada, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. (al tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.

Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

(16)

Pendahuluan

 

2

 

Pendidikan seni rupa adalah upaya untuk mengembangkan kepribadian seseorang dalam rangka mempersiapkan diri menjadi warga masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab melalui kegiatan yang bersangkut paut dengan pernyataan perasaan keindahan lewat media garis, warna, tekstur, bidang, volume, dan ruang atau dengan perkataan lain melalui kegiatan pembelajaran dalam bidang lukis/gambar, seni cetak, seni patung, dan seni kerajinan.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan merupakan mata pelajaran yang sangat strategis, dengan demikian diperlukan keseriusan dalam pengelolaan pembelajarannya. Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik )ndonesia Nomor tahun tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan prakarya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan prakarya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni,

belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Domain yang ditegaskan dalam mata pelajaran SBP adalah Apresiasi dan Kreasi, yang dapat diartikan sebagai kegiatan mengenal, memahami dan memberi penilaian penghargaan dan pembuatan karya seni. Salah satu mata pelajaran yang diperlukan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan dibidang Seni Rupa adalah apresiasi seni dan unsur‐unsur seni rupa, sehingga dengan pembelajaran tersebut akan menumbuhkan sensitifitas, sikap apresiatif dan kreatif.

Mata pelajaran seni budaya dan prakarya merupakan salah satunya adalah mata pelajaran seni rupa, yang mengetengahkan pengalaman‐pengalaman visual sebagai media rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan emosi. Materi ajar seni rupa diantaranya adalah apresiasi seni rupa, cabang‐cabang seni rupa dan unsur‐unsur seni rupa. Pemahaman apresiasi seni dan pengenalan mengeksplorasi unsur‐unsur

(17)

seni rupa bagi peserta menjadi penting, karena dalam kegiatan tersebut akan melatih peserta memiliki kepekaan tentang nilai‐nilai keindahan.

Guru menjadi kunci keberhasilan pembelajaran, untuk itu peran kunci guru seni rupa tidak lagi terletak pada mengajarkan kepada siswa bagaimana cara menggambar, atau memberikan contoh gambar untuk yang harus ditiru peserta didik, tetapi lebih terfokus kepada penciptaan iklim belajar yang menunjang untuk menjadikan suasan belajar lebih menyenangkan, suasana yang akrab serta adanya penerimaan guru atas pribadi para peserta didik yang beraneka ragam karya dan gagasan mereka yang bervariasi pula. Dalam keseluruhan penyelenggaraan kegiatan seni di sekolah, peranan guru adalah memberi inspirasi, memberi kejelasan/klarifikasi, membantu menerjemahkan gagasan perasaan dan reaksi peserta didik ke dalam bentuk‐bentuk karya seni yang terorganisasi secara estetis Jefferson, . Dengan demikian, dalam modul ini pada salah satu kegiatan pembelajarannya juga diberikan materi pedagogik yang memuat tentang memahami konsep penilaian dan evaluasi dalam proses pembelajaran. Karena guru menjadi ujung tombak dalam aktivitas pembelajaran yang pada akhirnya guru menjadi inspirator dalam kegiatan pembelajaran seni. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga dituntut selalu memberikan penguatan pendidikan karakter kepada para peserta didik .

Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai enkulturisasi dan sosialisasi . Peserta didik harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang‐kurangnya ada lima hal paling mendasar, yaitu berkaitan dengan religi, nasionalisme, mandiri, gotong royong dan memiliki integritas.

Pendidikan karakter sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai‐nilai yang berkaitan dengan maknawi sikap, dan perilaku

(18)

Pendahuluan

 

4

 

Nilai‐nilai positif dan yang dapat diajarkan diantaranya budi pekerti yang luhur adalah amal saleh, amanah, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani memikul resiko, berdisiplin, beriman dan bertaqwa, berinisiatif, berkepribadian, bersahaja, bersemangat, bersyukur, bertanggung jawab, tenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat, ikhlas, jujur, dan kreatif

Tujuan

B.

Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menerapkan pengetahuan dan memberikan bekal tentang: pengetahuan dan mempraktikan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat, memahami tangganada diatonis, membaca melodi lagu dalam tangganada yang berbeda‐beda, memahami rangsang gerak tari, desain‐ desain komposisi tari, membuat eksplorasi gerak berdasarkan rangsang gerak, teknik ikat celup dengan warna alami, dan warna sintetis, serta memahami konsep penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran.

Peta

Kompetensi

C.

(19)

Ruang

Lingkup

D.

. memberi pengetahuan dan prosedur gambar dekoratif dan motif hias daerah yang lebih menekankan pada proses berkreasi secara sederhana.

. mempelajari tentang tangganada mayor, minor, natural, kres, kres, mol dan mol.

. memahami rangsang gerak tari, desain‐desain komposisi tari, membuat eksplorasi gerak berdasarkan rangsang gerak

. membahas teknik ikat celup dengan warna alami, dan warna sintetis

. memahami konsep penilaian pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta menerapkan pada pembelajaran guna mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Cara

Penggunaan

Modul

E.

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka )n‐On‐)n. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

(20)

Pendahuluan

 

6

 

1. DeskripsiKegiatanDiklatTatapMukaPenuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.

Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

. latar belakang yang memuat gambaran materi . tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

. kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. . ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

(21)

. langkah‐langkah penggunaan modul

b. MengkajiMateri

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi seni budaya dan ketrampilan, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukanaktivitaspembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi‐materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan seluruh

kegiatan pembelajaran

e. PersiapanTesAkhir

(22)

Pendahuluan

 

8

 

2. DeskripsiKegiatanDiklatTatapMukaIn‐On‐In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model )n‐On‐)n adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In ServiceLearning )n‐ , on the job learning On , dan InServiceLearning )n‐ .

Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka )n‐On‐)n tergambar pada alur berikut ini.

Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka model )n‐On‐)n

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model )n‐On‐)n dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In

service learning fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk

mempelajari :

. latar belakang yang memuat gambaran materi

(23)

. tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

. kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. . ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

. langkah‐langkah penggunaan modul

b. InServiceLearning1(IN‐1) . Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok seni budaya dan ketrampilan, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi,

brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui

Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada )N .

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. OntheJobLearning(ON)

. Mengkaji Materi

(24)

Pendahuluan

 

10

 

dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas‐tugas yang ditagihkan kepada peserta.

. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada )N dan sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer

discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja

melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada onthejoblearning.

d. InServiceLearning2(IN‐2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk‐produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. PersiapanTesAkhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. LembarKerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi seni budaya dan ketrampilan teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas‐ aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

(25)

Tabel . Daftar Lembar Kerja Modul

No KodeLK NamaLebarKerja Keterangan

. LK. . . Buatlah gambar dekoratif dengan teknik

kering TM, )N

LK. . Buatlah motif hias dengan teknik penyusunan FullHalfRepeat

TM, ON

. LK. .

LK. .

. LK. .

LK. .

. LK. .

LK. .

. LK. . TM, ON

LK. . . TM, )N

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh )N : Digunakan pada )n service learning ON : Digunakan pada on the job learning

(26)
(27)

Bagian

I

Kompetensi

Profesional

(28)
(29)

Kegiatan

Pembelajaran

1

Gambar

Dekoratif

Dan

Motif

Hias

Daerah

Pembelajaran adalah proses, cara perbuatan menjadikan orang untuk melakukan tindakan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajar. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbalbalik antara sumber belajar dengan pembelajar untuk menuju tujuan yang lebih baik.

Tujuan

A.

Menjelaskan pengetahuan dan cara membuat gambar dekoratif ataupun motif hias sesuai dengan kaidah‐kaidah seni hias.

Kompetensi

dan

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

B.

. Saudara dapat memahami pengetahuan menggambar dekoratif dan motif hias . Saudara dapat mempresentasikan langkah‐langkah membuat gambar dekoratif

dan motif hias

. Saudara dapat menggambar dekoratif dan motif hias

. Saudara dapat melaksanakan pembelajaran menggambar dekoratif dan motif hias di sekolah masing‐masing.

Uraian

Materi

C.

1. SeniLukisDekoratif

Pengertian seni lukis dekoratif menurut Kusnadi adalah seni lukis yang menstilir segala bentuk‐bentuk menjadi elemen hias dengan memberikan

(30)

16

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

untuk menciptakan keindahan. Stiliritasi menurut Soedarso Sp. : adalah pengubahan bentuk‐bentuk dalam seni untuk disesuaikan dengan suatu bentuk artistik atau gaya tertentu seperti yang banyak terdapat dalam seni hias atau ornamentik. Stirilisasi disebut juga penggayaan yang berasal dari bahasa )nggris Stylezation dan dalam bahasa Belanda styleren. Bentuk yang digayakan

adalah bentuk yang disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Penggayakan pada dasarnya merupakan pengubahan bentuk yang terjadi jauh bedanya dengan bentuk aslinya. )stilah itu berasal dari bahasa latin deformare yang artinya

meniadakan atau merusak bentuk. Maka apabila stilirisasi masih berurusan dengan bentuk dasar yang dirubah, deformasi sudah tidak lagi mengesankan bentuk dasar tersebut Soedarso, : .

Definisi lain tentang deformasi deformation adalah The shape that result from such an alternation. Deformasi adalah tindakan mengubah bentuk, karena

tekanan atau ketegangan, atau bentuk yang dihasilkan dari pengubahan bentuk itu

contrived design qualities. Bentuk yang digayakan adalah bentuk yang

disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Penggayaan pada dasarnya merupakan pengubahan bentuk yang terjadi jauh bedanya dengan bentuk aslinya, )stilah itu berasal dari bahasa latin deformare yang artinya meniadakan atau merusak bentuk. Maka apabila stilirisasi masih berurusan dengan bentuk dasar yang diubah, deformasi sudah tidak lagi mengesankan bentuk dasar tersebut. Soedars, : .

2. PengertianRagamHias

Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu bentuk karya senirupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. )ndonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di )ndonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: lingkungan alam, flora, dan fauna serta manusia yang hidup di dalamnya. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia. Faktor kepercayaan turut mendukung berkembangnya ragam hias karena adanya perlambangan di balik gambar.

Ragam hias memiliki makna karena disepakati oleh masyarakat penggunanya. Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan cara stilasi digayakan yang

meliputi penyederhanaan bentuk dan perubahan bentuk deformasi .

(31)

3. SejarahOrnamen

Berdasarkan sejarah timbulnya ornamen tidak bisa lepas dari perkembangan zaman dan peradaban hidup manusia, sejak manusia memerlukan perlengkapan‐ perlengkapan kebutuhan hidup. (al ini terdapat beberapa faktor pendorong yang saling berkaitan antara kebutuhan rohani dan jasmani yang ada hubungannya dengan alam. Faktor pertama ialah dorongan dari dalam yang menyangkut pemunuhan kebutuhan hidup. Atas dorongan inilah yang merupakan suatu pola‐ pola dari pikiran untuk merencanakan sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Dorongan dari dalam ini terbagi dalam dua kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani dititikberatkan pada kelangsungan hidupnya, misalnya orang perlu makan sehingga atas dorongan itulah kemudian menciptakan atau membuat alat‐alat untuk menghasilkan makanan. Sedangkan kebutuhan rohani timbul setelah kebutuhan jasmaninya terpenuhi dan kebutuhan rohani yang paling menonjol pada waktu itu adalah keindahan, baik berbagai bentuk hiasan dan bunyi‐ bunyian yang sasarannya adalah dapat memberikan kepuasan jiwa. Sebagai contoh, bentuk hiasan diberikan pada peralatan untuk berburu seperti pemukul dari kayu atau batu dengan menggunakan alat‐alat yang sederhana sekali. (iasan‐hiasan tersebut berwujud goresan‐goresan yang diberi warna dengan bahan pewarna dari tumbuh‐tumbuhan. Bentuk goresan hiasan tersebut ada yang bermotif geometris sampai yang bercorak tiruan alam sekitarnya misalnya: daun, bunga, pohon, binatang dan sebagainya, meskipun masih bercorak sederhana. Dari sinilah awal mula perkembangan ornamen‐ornamen di )ndonesia dimulai dan dikenal.

Faktor kedua berupa dorongan dari luar yang lebih banyak dipengaruhi oleh alam. Dari pengaruh alam inilah timbullah dorongan untuk menciptakan sesuatu untuk menolak atau memanfaatkan pengaruh alam tersebut. Di samping pengaruh alam terdapat juga pengaruh lain dari luar alam gaib . Dengan adanya kontak‐kontak dari luar atau dunia gaib, maka timbullah tempat‐tempat pemujaan dan alat‐alat sesaji yang dibarengi dengan aktivitas pemberian hiasan pada tempat atau alat‐alat sesaji tersebut. Pemberian hiasan tersebut dimaksudkan untuk kepuasan jiwa juga atas keyakinan bahwa melalui media yang indah dan menarik maka kontak‐kontak

(32)

18

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

Untuk mengetahui gambaran umum tentang perkembangan ornamen di )ndonesia, yang senantiasa melekat dan tidak bisa lepas dari peninggalan benda‐benda yang ditemukan serta pengaruh‐pengaruh negara luar yang datang ke )ndonesia. Maka kita akan merujuk pada perkembangan sejarah seni rupa )ndonesia sebagai garis besar kerangka zaman‐zaman utama Claire (olt, .

OrnamenIndonesia

Ornamen )ndonesia merupakan salah satu hasil kesenian yang sangat tak ternilai harganya, yang sudah tentu perlu dilestarikan dan dikembangkan. Keanekaragaman ornamen sebagai karya seni dari hasil karya cipta masyarakat di )ndonesia sangat bervariatif. Setiap daerah memiliki gaya dan corak yang berbeda‐beda dengan ciri khas dan karakter tertentu. Gaya dan corak tersebut kemudian memperlihatkan wajah wilayah daerah yang mempresentasikan komunitas masyarakatnya sekaligus memperlihatkan kemampuan dan ketrampilan teknik para kreator dan pendukungnya.

Ditinjau dari aspek filosofis dan simbolisnya, ornamen pada umumnya dan ornamen klasik khususnya mengandung muatan nilai‐nilai luhur yang mencerminkan perilaku masyarakatnya tentang kejujuran, aktivitas sosial, pranata sosial, pedoman dan pandangan hidup. (anya saja pesan luhur dan mulia yang tersirat dibalik bentuk dan simbol‐simbol itu menjadi kurang dimengerti dan difahami oleh sebagian besar masyarakat kita sekarang. )ndikasi itu lebih disebabkan karena kurangnya pemahaman dan rasa memiliki serta kurangnya tingkat apresiasi dan daya dukung masyarakat terhadapnya. Di samping itu karena memang perkembangan alam yang begitu pesat dan bahasa ungkap atas gagasan‐gagasan itu yang jauh berbeda. Kemudian masih kurang terdapatnya sumber khusus yang menerangkan dan menjelaskan secara utuh akan bentuk, isi/makna dan fungsi ornamen yang tumbuh dan berkembang di bumi persada Nusantara ini.

Ornamen sering dibicarakan dimana‐mana, dan banyak dikaitkan dengan aspek yang memiliki peran dalam seni rupa. Ornamen tidak berdiri sendiri, tetapi juga telah menempel pada berbagai khasanah budaya dan karya seni. Keberadaan ornamen kadang‐kadang sering dipersoalkan, dicerca pada suatu masa, tetapi di masa lain ornamen menjadi tulang punggung dan tradisi berkarya seni.

(33)

(ampir di setiap wilayah yang ada dibelahan dunia memiliki motif atau ornamen yang khas, motif atau ornamen dapat dikatakan sebagai salah satu elemen penting dalam setiap kebudayaan. Berbicara tentang motif atau ornamen sebagaimana yang tercantum dalam Ensiklopedi )ndonesia dan Kamus Besar Bahasa )ndonesia dapat diterangkan bahwa ornamenlah yang menjadi pangkal bagi tema dari suatu bentuk kesenian. Motif atau ornamen juga dapat dikatakan sebagai sebab‐sebab terjadinya dorongan dasar pikiran atau pendapat sesuatu yang menjadi pokok dalam cerita, gambar dan sebagainya. Banyak pendapat tentang motif atau ornamen seperti yang dikatakan oleh E. Pino bahwa motif adalah: ragam pokok pola dasar pada lukisan karangan, perhiasan, karangan musik dan sebagainya . Sedangkan menurut (odeler dan Liton Stang: motif adalah subjek untuk mengembangkan atau prilaku dalam teori seni atau musik, suatu gagasan penting dalam tanda untuk membedakan figure dalam desain .

Motif juga dikatakan bahwa bila terdapat goresan garis lengkung, maka goresan tadi dapatlah disebut suatu motif, yaitu suatu motif garis lengkung, kalau garis lengkung tadi diulang‐ulang secara simetris, maka diperoleh sebuah gambar yaitu gambar ke‐

yang merupakan sebuah pola yang didapat dari penggunaan garis lengkung tadi. Selanjutnya apabila gambar ke‐ tadi disebut motif dan kemudian diulang‐ulang menjadi gambar ke‐ maka gambar tersebut dapat disebut sebagai pola atas dasar ke‐ motif tadi.

Berbicara tentang ornamen tidak terlepas pada pengertian, motif dan pola motif. Dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen, ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan, perwujudan ornamen, demikian pula daya kreasi/khayalan manusia dalam menghasilkan suatu bentuk ornamen/bentuk, garis, motif, kinara‐kinari dan mahluk ajaib lainnya. Sedangkan pola dalam hal ini akan mengandung pengertian suatu hasil susunan/pengorganisasian motif tertentu dalam bentuk dan komposisi. Pengertian lain dari ornamen adalah bahwa manusia mempunyai rasa keindahan atau citarasa keindahan. Rasa indah diwujudkan dengan hasrat untuk menghiasi barang atau sesuatu. (asilnya dapat berwujud hiasan yang disebut ornamen . Ornamen ragam hias adalah hasil usaha pengisian suatu bidang

(34)

20

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

Sesuatu yang memperindah itu biasa kita namakan hiasan, kita mengenal bermacam‐macam cara dan corak hiasan, diantaranya ada yang disebut ornamen. Ornamen memiliki ciri‐ciri antara lain:

Pengulangan bentuk secara tetap dan teratur penyusunannya. Penggayaan stilasi bentuk

Pembagian bidang hias secara geometrik untuk mendapatkan keteraturan dalam susunan.

Ciri‐ciri ketentuan itu merupakan kerangka dalam pembentukan sebuah ornamen yang kemudian diisi dengan berbagai macam variasi dalam penyelasaiannya. Pengenalan ciri‐ciri tersebut di atas dapat mempermudah untuk membedakan mana hiasan yang dapat digolongkan ke dalam bentuk ornamen dan mana yang tidak. Adapun unsur‐unsur ornamen adalah garis dan bentuk, motif, stilasi, pola dan warna. Ornamen dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik, seperti dapat dilihat pada bentuk zaman dahulu sampai dengan perkembangannya seperti sekarang ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa )ndonesia, ornamen berarti hiasan yang dibuat pada arsitektur, kerajinan tangan, lukisan, perhiasan dan sebagainya. Pada artian yang lebih khusus lagi berarti pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, maupun dicetak untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni Mikke Susanto, . Dari definisi di atas dapat diambil suatu penegasan bahwa ornamen senantiasa memiliki sifat menghias dan menjadi bagian dari karya seni seni kriya, seni lukis, seni bangunan, perhiasan dan souvenir . Dan perbedaannya pada pemilihan dan penerapan teknik dalam peroses perwujudan pada mediumnya, apakah digambar, dilukis, dipahat, dicetak, dirajut dan sebagainya.

Ornamen ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani dari kata ornare

yang artinya hiasan atau perhiasan. Ragam hias atau ornamen itu sendiri terdiri dari berbagai jenis motif dan motif‐motif itulah yang digunakan sebagai penghias sesuatu yang ingin dihiasi. Oleh karena itu motif adalah dasar untuk menghias sesuatu ornamen Soepratno, . Pada dasarnya dilihat dari aspek bentukannya, ornamen tersusun dari unsur‐unsur garis seperti: garis lurus, garis patah, garis miring, garis sejajar, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya yang kemudian berkembang menjadi bermacam‐macam bentuk yang beraneka ragam coraknya.

(35)

Dalam penggunaan dan penerapannya ornamen‐ornamen tersebut seperti telah disinggung di muka ada yang hanya berupa satu motif saja, dua motif atau lebih, pengulangan motif, kombinasi motif dan ada pula yang “distilasi” atau digayakan.

Pada dasarnya jenis motif itu terdiri dari:

a Motif geometris berupa garis lurus, garis patah, garis sejajar, lingkaran dan sebagainya.

b Motif naturalis berupa tumbuh‐tumbuhan, hewan dan sebagainya.

4. Teknikmerancangdanmenerapkanornamen

Berdasarkan Teknik Penerapan Ornamen terdiri dari: a Teknik Menggambar

b Teknik Pahat c Teknik Kolase

d Teknik Inlay, dan lain‐lain.

5. Jenis‐jenisornamenditinjaudaribentukperwujudannya: a Ornamen Geometris:

Ornamen yang dalam bentuk perwujudannya dibuat secara matematis terukur atau terstruktur serta memiliki ukuran pada sisi‐sisinya. Seperti: segi empat, segi tiga, lingkaran dan segi‐segi lainnya yang terukur.

b Ornamen Organis:

Ornamen yang perwujudannya dibuat secara bebas dan tidak terikat yang bersumber dari bentuk flora, fauna, manusia dan bentuk‐bentuk lainnya. c Ornamen campuran, kombinasi antara geometris dan organis

6. Sifat‐sifatOrnamen: Bersifat menghias Bersifat indah estetik

Bersifat ritual, magis dan simbolis

7. FungsiOrnamen:

a Sebagai pendukung konstruksi dan pembatas

(36)

22

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

8. Penempatanbentukperwujudanornamen

a Sebagai elemen pinggir:

b Elemen dekorasi yang ditempatkan pada tepi atau diantara perbatasan suatu bentuk.

c Sebagai elemen sudut:

d Elemen dekorasi yang ditempatkan pada pojok atau diantara dua sisi garis yang bertemu pada suatu titik.

e Sebagai elemen tengah

Elemen dekorasi yang ditempatkan diantara dua tepi atau diantara dua batas suatu bentuk.

9. Dasar‐dasarPenciptaanOrnamen

a )de

b Fisik benda/karya c Media alat dan bahan d Teknik

10.Unsur‐unsurOrnamen

a Garis b Bentuk c Bidang d Ruang e Warna f Tekstur

11.PenciptaanMotif

Motif merupakan jenis/macam bentuk yang dipakai sebagai titik tolak atau gagasan dalam proses penciptaan ornamen. Didukung oleh: imajinasi, emosi, intuisi, logika, intelektual, ketrampilan kreativitas .

Teknikpenciptaanmotif

Teknik meniru

Proses penciptaan dengan cara memindahkan bentuk yang telah ada persis aslinya atau apa adanya.

(37)

Teknik stilasi

proses penciptaan dengan cara menggayakan sifat lahiriah yang ditonjolkan menjadi bentuk yang semakin indah. Sifat dekoratif dan dalam menyederhanakan bentuk tidak meninggalkan keaslian bentuk dasar objek.

Teknik Distorsi

Proses penciptaan dengan cara melebihkan dan menonjolkan bagian bentuk tertentu yang mendapat kesan utama.

Teknik Deformasi

Proses penciptaan dengan cara melepaskan bagian‐bagian bentuk, kemudian dikembalikan atau disusun dengan cara baru dan masih relevan dengan bentuk dasar objek.

Teknik Transformasi

Proses penciptaan dengan cara mengubah atau menggantikan bentuk aslinya, melalui penggabungan bentuk semula dengan beberapa jenis objek lainnya.

12.PenciptaanPola

Pola merupakan gambar yang dipakai untuk contoh atau model. Dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk mereproduksi suatu bentuk dalam penciptaan karya/produk.

Jenis‐jenisPolaOrnamen Pola tunggal:

Terdiri dari satu bentuk atau sebuah himpunan/kelompok yang memiliki suatu kesatuan mandiri.

Pola himpunan:

Beberapa bentuk atau unsur yang berbeda, namun masih bersifat satu kesatuan pokok.

Pola menyeluruh:

Kombinasi dari beraneka ragam bentuk atau unsur lain yang tidak tercakup pada kelompoknya, tanpa merusak bagian pokok itu sendiri.

(38)

24

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

Jenis‐jenisProsesPengalihanPoladalamSuatuKarya Pola Sejajar

Pengalihan pola yang dapat dibuat dengan sistem vertikal, horizontal, dan diagonal.

Penggambarannya dibuat serupa ataupun sama.

Pola Berpotongan

Pengalihan pola yang dapat dibuat dengan sistem tumpang‐tindih, baik diagonal maupun melintang. Penggambaran dibuat serupa ataupun sama.

PenyusunanOrnamen

Penyusunan dengan teknik FullRepeat

Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsur‐ unsurnya, dilakukan secara penuh dan konsisten. Pengulangan berikutnya tanpa merubah konsep semula.

Penyusunan dengan teknik FullDropRepeat

Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya dengan cara diturunkan atau dimerosotkan,dalam arti konsep semula penyusunannya dapat digeser sebanyak seperempat, sepertiga dan seterusnya.

Penyusunan dengan teknik FullHalfRepeat

Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya dengan cara diturunkan atau digeser separuh, dalam arti konsep semula penyusunannya dapat digeser setengahnya.

Penyusunan dengan teknik Rotasi

Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya memutar mengelilingi sebuah titit sebagai pusatnya, dalam arti konsep semula penyusunannya dapat diputar yang bertolak dari titik pusat sebagai fokusnya.

(39)

Penyusunan dengan teknik Reversed

Penyusunan ornamen yang penerapannya dengan meletakkan unsurnya memutarbalikkan atau berlawanan arah, dalam arti pengulangan berikutnya dalam urutan terbalik dan diletakkan sejajar dengan konsep semula.

Penyusunan dengan teknik )nterval

Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya secara berselang, dalam arti penerapannya menggunakan dua unsur motif yang berbeda yang disusun secara selang‐seling atau bergantian.

Penyusunan dengan teknik Random

Penyusunan ornamen yang penerapannya dengan meletakkan unsurnya secara sembarangan, diacak atau dipisah‐pisahkan dalam arti penyusunan unsur tidak terikat, tetapi tidak mengurangi atau melebihkan konsep semula.

TeknikMerancangOrnamen

Merancang suatu ornamen atau hiasan, sangat erat kaitannya dengan tujuan pembuatan suatu produk. Apakah ditujukan untuk benda‐benda atau produk dengan fungsi yang sifatnya praktis, fungsi hiasan atau keindahan semata, fungsi spritual dan keagamaan atau fungsi‐fungsi yang lain. Dengan mengetahui tujuan pembuatan dan penggunaan produk, dapat memudahkan kita dalam merancang dan memilih jenis atau bentuk ornamen macam apa yang sesuai atau pantas untuk diterapkan. Sehingga akan tercipta suatu keharmonisan antara produk dan motif hias yang menghiasinya.

MotifRagamHias

Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk‐bentuk flora

(vegetal), fauna animal), figural (manusia), dan bentuk geometris. Ragam hias

tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi. Motif (ias Flora

Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di )ndonesia. Ragam hias dengan motif flora vegetal)mudah

(40)

26

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

Ragam hias flora dapat dilihat di berbagai macam benda atau barang. Gambar ragam hias flora memiliki bentuk dan pola yang beraneka ragam. Setiap daerah di )ndonesia memiliki ragam hias flora dengan ciri khasnya masing‐ masing. Kamu sekarang bisa menggambar ragam hias dengan mudah. Kamu bisa menggunakan pola pengulangan maupun sulur‐suluran. Ragam hias dapat diambil dari objek daun tunggal yang kemudian bisa stilasi sesuai

dengan imajinasi dan kreativitasmu. Menggambar objek daun tunggal dapat

dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai stilasi

Motif (ias Fauna

Ragam hias fauna animal) merupakan bentuk gambar motif yang diambil

dari hewan tertentu. (ewan sebagai wujud ragam hias pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu‐kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan. Bentuk ragam hias fauna memiliki keindahan dan keunikan yang sama dengan ragam hias flora. Jenis fauna yang biasa diambil sebagai objek gambar ragam hias, yaitu burung, gajah, cicak, ikan, dan ayam. Ragam hias fauna bisa digabung dengan ragam hias flora atau hanya sejenis saja.

Motif (ias Geometris

Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk‐bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh daerah di )ndonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk‐ bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.

Ragam hias geometris banyak diterapkan di beberapa bagian seperti tepi kain, jendela, dan pintu rumah. Gambar ragam hias bentuk geometris terkesan kaku tetapi memiliki nilai keindahan. Kamu dapat menggambar ragam hias dengan baik apabila mengikuti ketentuan

Motif hias figuratif

Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat

(41)

pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar ragam hias bentuk manusia sering ditampilkan dalam Bentuk yang utuh seluruh tubuh. Ada beberapa bagian tubuh manusia juga dapat dibuat gambar ragam hias, seperti kepala yang bagian wajahnya sering menjadi objek gambar ragam hias berupa topeng. Ragam hias bentuk manusia ini biasanya mengalami perubahan bentuk baik dengan cara disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Makna dari ragam hias bentuk manusia ini sering dihubungkan dengan nenek moyang atau berfungsi sebagai penolak bala.

Pola/SusunanMotifHias

Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang‐ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias menjadi pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.

Aktivitas

Pembelajaran

D.

Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi, tetapi karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran seni maka sangat diperlukan juga pendekatan estetik.

)ntegrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran selalu dikaitkan dengan norma atau nilai‐nilai perilaku peserta, yang akan

(42)

28

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah sampai pada lingkungan masyarakat.

Serangkaian kegiatan belajar yang dapat Anda lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.

. Pada tahap pertama, Anda dapat membaca uraian materi gambar dekoratif dan motif hias daerah atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi, serta mengamati gambar dekoratif dan motif hias daerah

. Berikutnya Anda dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. (al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini.

. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya.

. Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Anda terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul.

(43)

LembarKerja1.1.GambarDekoratif

Tujuan:

Melalui kerja kreatif membuat gambar dekoratif Anda diharapkan mampu mermbuat rencana membuat gambar dekoratif tertentu dengan memperhatikan kemandirian, kedisiplinan, menghargai perbedaan visual serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.

LangkahKerja

Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.

Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif membuat gambar dekoratif Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.

)silah lembar kerja rencana membuat gambar dekoratif untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti.

Lembar Kerja Rencana Membuat gambar dekoratif

No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja

. Media/alat dan bahan yang digunakan

Alat:

Bahan:

. Pola yang digunakan

. Teknik yang digunakan

(44)

30

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja

. Langkah rerja .

dst

LembarKerja1.2. MotifHiasDaerahSetempat

Tujuan:

Melalui kerja kreatif membuat Motif (ias Daerah Setempat Anda diharapkan mampu mermbuat rencana membuat Motif (ias Daerah Setempat

tertentu dengan memperhatikan kemandirian, kedisiplinan, menghargai perbedaan visual serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.

LangkahKerja

Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.

Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif membuat Motif (ias Daerah Setempat

Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.

(45)

untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti.

Lembar Kerja Rencana Membuat Motif (ias Daerah Setempat

No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja

. Media/alat dan bahan yang digunakan

Alat:

Bahan:

. Pola yang digunakan

. Teknik yang digunakan

. Langkah rerja .

(46)

32

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja

dst

Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 1.1 dan 1.2 ini Anda kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, LembarKerja1.1dan1.2 ini Anda kerjakan pada saat onthejob training (On) secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan

diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat inservice learning2 (In‐2)sebagai bukti hasil kerja.

Pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian Anda tentang suatu tema atau topik pembelajaran akan menginspirasi saudara untuk aktif belajar, serta mendiagnosis atau mencari tahu kesulitan yang akan dihadapinya. (al ini dilakukan dengan cara menstrukturkan tugas‐tugas dan menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran yang diberikan.

(47)

Latihan

/

Kasus

/

Tugas

E.

. Buatlah gambar dekoratif dengan teknik kering

. Buatlah motif hias dengan teknik penyusunan FullHalfRepeat

Rangkuman

F.

Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang‐ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan misalnya batik , songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi stilir sehingga bentuknya bervariasi.

Menggambar ragam hias memiliki pola bentuk gambar yang teratur dan pola gambar yang tidak teratur. Pola gambar teratur memiliki ukuran pola yang sama. Beberapa daerah di )ndonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Madura, dan Papua memiliki pola ragam hias menggunakan pola yang teratur. Menggambar ragam hias bagi sebagian masyarakat )ndonesia bertujuan sebagai penghormatan kepada roh nenek moyang atau mencari keselamatan hidup. Gambar ragam hias dapat dibuat dengan cara disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Gambar ragam hias dapat dijumpai pada pinggiran rumah adat daerah, kain batik, atau benda‐benda kerajinan lainnya. Warna yang digunakan biasanya memiliki ciri khas dan memiliki makna simbolik. Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog.

Motif ragam hias dua dimensi dapat diterapkan pada benda kerajinan anyaman, ukiran maupun bagian dari sisi bangunan rumah tradisional. Pada ragam hias yang bersifat tiga dimensi dijumpai pada barang‐barang rumah tangga dan kerajinan tangan. Ragam hias ini muncul dalam bentuk dasar yang sama seperti bentuk flora, fauna, manusia dan bentuk geometris. Proses pembuatan ragam hias ini dapat dilakukan dengan cara memahat, menganyam, dan pengecatan. Bahan‐bahan yang digunakan dapat berupa kayu, batu, bambu, rotan, mendong atau pandan.

(48)

34

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

. Jenis‐jenis ragam hias

Jenis ragam hias yang terdapat di Nusantara antara lain ragam hias flora, fauna, figuratif, dan geometris seperti di bawah ini:

a. Ragam hias flora. Bentuk ragam hias flora dapat dijumpai pada sebagian besar daerah di Nusantara. Jenis motif ragam hias flora merupakan pengembangan dari bentuk aslinya yang diwujudkan dalam bentuk sulur‐ suluran.

b. Ragam hias fauna. Bentuk ragam hias fauna pada umumnya mengalami perubahan bentuk atau gaya. Motif ragam hias fauna diambil dari jenis yang ada di daerah setempat sebagai ciri khasnya. Beberapa jenis fauna tersebut antara lain kupu‐kupu, burung, gajah, kadal, dan ikan.

c. Ragam hias figuratif manusia . Bentuk ragam hias figuratif pada umumnya sudah mengalami perubahan bentuk yang digayakan. Karakter dari bentuknya disesuaikan dengan tema dan tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan keselamatan, kekuatan, dan keberkahan.

d. Ragam hias geometris. Bentuk ragam hias geometris merupakan pengembangan bentuk dasar‐dasar geometris seperti lingkaran, segi tiga, segi empat, segi lima, belah ketupat dan bentuk bebas. Motif bentuk geometris dapat di buat dengan cara menggabungkan bentuk‐bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.

Menggambar ragam (ias dapat dilakukan dengan cara stilasi digayakan yang tentunya akan mengakibatkan perubahan bentuk deformasi dan penyederhanaan bentuk sehingga tercipta ragam hias yang berkualitas.

Pola‐pola pada ragam hias terbagi menjadi , yaitu:

pola simetris adalah pola pada ragam hias yang terbentuk dari susunan motif‐ motif ragam hias yang memiliki keseimbangan dan bentuk yang sama dalam setiap susunannya

pola asimetris adalah pola ragam hias yang terbentuk dari komposisi yang tidak berimbang namun masih terlhat proporsi,komposisi dan keseimbangan

(49)

pola ragam hias tepi adalah pola ragam hias yang bentuknya berupa pengulangan dari bentuk sebelumnya dan digunakan untuk menghias bagian tepi pada bagian tertentu

pola ragam hias menyudut adalah pola ragam hias yang membentuk pola segitiga dan umumnya memiliki bentuk ragam hias yang berbeda dan disesuaikan dengan bentuk raham hias yang sudah ada

pola ragam hias adalah pola ragam hias yang memusat bentuk coraknya berdirisendiri.gabungan dri beberapa ragam hias

pola ragam hias beraturan adalah pola ragam hias bentuk bidangnya dan coraknya yang sama

pola ragam hias tidak beraturan adalah pola ragam hias sebaran dri beberapa motif yang berbeda dan tidak mengikuti pola proporsi dan komposisi yang berbeda

Umpan

Balik

dan

Tindak

Lanjut

G.

Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling sederhana dan dapat dijadikan sebagai acuan belajar tentang menerapkan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat. Kesederhanaan modul ini diharapkan dapat merangsang dan merefleksikan spirit untuk lebih banyak lagi melakukan latihan‐latihan dalam menerapkan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat. Dalam latihan yang dilakukan dengan berbagai media yang paling sederhana sampai dengan pada media yang proporsional.

Menerapkan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat dapat difahami jika kita banyak melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan visual karya‐karya seni dan selalu berlatih. Dan banyak diperlukan membaca sejarah seni, teori seni maupun apresiasi seni. Dalam modul ini hanya berisi pengetahuan tentang menerapkan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat. Disamping itu diharapkan setelah melakukan latihan‐latihan berdasarkan modul ini dapat dilanjutkan dengan latihan‐latihan berikutnya dengan cara‐cara yang lebih variatif.

(50)

36

 

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

Rencana tindak lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan selesai. Rencana tindak lanjut hendaknya dibuat secara spesifik dan realistis sesuai dengan tanggung jawabnya.

Dalam menyusun Rencana tindak lanjut, pada umumnya akan mencakup hal‐hal sebagai berikut:

. "Apa", yaitu menyangkut jenis kegiatan yang akan dilakukan di tempat kerjanya. . "Bagaimana", yaitu cara atau langkah‐langkah yang harus ditempuh sehingga

kegiatan yang direncanakan terlaksana dengan baik dan benar.

. "Siapa", yaitu menyebutkan pihak terkait stakeholder siapa saja yang harus

dan perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut ; masyarakat, staf yang lain atau pimpinan lembaga.

. "Kapan", yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir.

. "Dimana", yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan dilakukan di lapangan dengan Widyaiswara dan perangkat lembaga lainnya ataukah akan dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di dalamnya.

Berdasarkan Rencana tindak lanjut yang disusun oleh peserta sebagaimana telah diuraikan, maka akan dengan mudah pihak yang bertanggung jawab terhadap program pelatihan untuk mengetahui keluaran dan hasil serta dampak pelatihan.

Dengan demikian jelas bahwa tanggung jawab dampak pelatihan tidak hanya ada di pundak fasilitator atau penyelenggara pelatihan. Yang paling penting adalah komitmen dan dukungan dari semua pihak, khususnya pimpinan lembaga atau instansi pengirim sehingga "pengetahuan dan ketrampilan" yang di dapat selama pelatihan bisa diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Agar supaya hasil pelatihan mempunyai dampak yang signifikan, maka peluang yang kondusif untuk mempraktekkannya dalam pekerjaan sehari‐hari perlu diciptakan. Karena seringkali ditemukan banyak peserta pelatihan tidak bisa mempraktekkannya karena sistem lain yang kurang mendukung. Untuk itu maka

(51)

proses perlu dilakukan secara terus menerus guna melakukan perbaikan secara bertahap dan berkesinambungan. dari berbagai sumber .

Pembahasan

Latihan

/

Tugas

/

Kasus

H.

. Untuk membuat gambar dekoratif dengan teknik kering atau seni lukis dekoratif silahkan dicermati lagi uraian materi tentang seni lukis dekoratif. Dalam karya seni dekoratif banyak kecenderungan untuk menata obyek dengan unsur‐unsur bentuknya secara teratur, namun juga dapat menggunakan pengubahan bentuk‐ bentuk objeknya.

. Untuk membuat motif hias dengan teknik penyusunan Full Half Repeat dapat

saudara pelajari lagi pada uraian materi tentang ragam hias dan ornamen, namun dalam tugas kali ini saudara harus membuat ragam hias dengan penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsur‐unsurnya, dilakukan secara penuh dan konsisten.

(52)
(53)

Kegiatan

Pembelajaran

2

Tangga

Nada

Diatonis

Tujuan

A.

Peserta mampu mengidentifikasi tangga nada melalui part lagu dan membaca notasi musik.

Kompetensi

dan

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

B.

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran pada modul ini, kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta diklat adalah:

. mengenal dan memahami arti dan fungsi tangganada dalam musik . mampu mengidentifikasi tangganada melalui part lagu.

. memiliki kompetensi membaca notasi angka dalam tangganada yang berbeda‐ beda

. memiliki kompetensi membaca notasi balok dalam tangganada yang berbeda‐ beda.

Uraian

Materi

C.

Keterangan Gambar :

Lingkaran yang berwarna biru = kelompok mayor

Lingkaran yang berwarna putih = kelompok minor

Lingkaran yang berwarna merah = menunjukan jumlah kres atau mol

Setiap not/nada dari Mayor dan Minor yang sejajar pada gambar di atas mempunyai kesamaan jumlah kres, mol, dan interval, hanya saja root atau nada dasarnya yang

berbeda. Berikut contohnya:

(54)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

 

40

 

Berikut skala mayor yang mempunyai kesamaan dengan skala minor:

C Mayor = A minor

G Mayor = E minor

D Mayor = B minor

A Mayor = F# minor

E Mayor = C# minor

B Mayor = G# minor

F#/Ges Mayor = D#/Es minor

Des Mayor = Bes minor

As Mayor = F minor

Es Mayor = C minor

Bes Mayor = G minor

F Mayor = D minor

Pada dasarnya tangganada mayor maupun minor terdapat susunan nada‐nadanya yang masih utuh atau disebut juga nada‐nadanya masih asli belum ada penambahan kromatisnya kres/mol . Tang

Gambar

Gambar �. Rangsang visual dengan melihat gunung
Gambar ��.  Rangsang visual dengan melihat video tari
Gambar ��. Tampak samping
Gambar ��. Tampak Samping
+7

Referensi

Dokumen terkait

1.2.1 Mengidentifikasi materi pelajaran apresiasi seni rupa sesuai dengan lingkungan sosial budaya peserta didik 1.2.2 Mengembangkan materi pelajaran.. apresiasi seni rupa

- Memahami bahan, media, dan teknik dalam proses berkarya seni rupa - Menerapkan jenis, simbol, dan nilai estetis dalam konsep seni rupa - Membuat karya seni rupa dua

secara lisan maupun tulis melalui interaksi yang terjadi pada proses pembelajaran.. menerapkan sikap apresiatif terhadap karya seni rupa dengan jalan mengekspresikan diri

uraian pengetahuan dan keterampilan, Saudara diharapkan dapat membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak tunggal sederhana sesuai dengan langkah-langkah yang

Saudara dapat berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul sesuai dengan teknik yang disarankan.... Saudara mampu memahami pengetahuan karya seni rupa dua

Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu menerapkan sikap apresiatif terhadap simbol dalam karya seni rupa dua dimensi, serta cara.. membuat karya seni rupa

Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu menerapkan sikap apresiatif terhadap simbol dalam karya seni rupa tiga dimensi, mengekspresikan diri melalui gambar

Dengan demikian dalam seni selain terkandung nilai keindahan juga mengandung nilai kebenaran dan kebaikan yang berhubungan dengan sendi etika (moral).. Kata Kunci: