• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seni Budaya SD - KK E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Seni Budaya SD - KK E"

Copied!
234
0
0

Teks penuh

(1)

 

i

(2)

SENI BUDAYA

SEKOLAH DASAR (SD)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI E

PEDAGOGIK

:

PEMBELAJARAN ABAD 21

Penulis:

DR. Kuntari Erimurti, M.M.

PROFESIONAL

:

SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Penulis:

Dr. Basuki Sumartono M.Sn. (Seni Rupa) Drs. Sidiq Nugraha, M.Sn (Seni Tari) Drs. Muh Anugraha,M.Pd. (Seni Musik) Dra. Wiwik Pudiastuti, M.Sn. (Keterampilan)

Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

(3)

iii

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. (al tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru UKG untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun . (asil UKG menunjukkan peta profil yang menunjukan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut

dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Tindak lanjut

pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun dan akan dilanjutkan pada tahun ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: Moda Tatap Muka, Moda Daring Murni (online), dan

Moda Daring Kombinasi kombinasi antara tatap muka dengan daring .

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PPPPTK , Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi )nformasi dan Komunikasi LP TK KPTK dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah LP KS merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat

(4)

dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. N)P

(5)

v

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru UKG dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun melaksanakan

review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG yang telah terintegrasi

Penguatan Pendidikan Karakter PPK dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang Sekolah Dasar ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

(6)

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK )PA, PPPPTK PKn/)PS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas‐BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran PTP , dosen perguruan tinggi, dan guru‐guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati N)P.

(7)

vii

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ...x

Daftar Tabel ... xiv

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... B. Tujuan ... C. Peta Kompetensi ... D. Ruang Lingkup ... E. Cara Penggunaan Modul ... Bagian I Kompetensi Profesional ... 13

Kegiatan Pembelajaran 1 Teknik Cetak Timbul ... 15

A. Tujuan ... B. )ndikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktifitas Pembelajaran ... E. Latihan/ Kasus/ Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... (. Kunci ... Kegiatan Pembelajaran 2 Penulisan Notasi Musik ... 31

A. Tujuan ... B. )ndikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktifitas Pembelajaran ... E. Latihan/ Kasus/ Tugas ... F. Rangkuman ...

(8)

G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... (. Kunci Jawaban ... KegiatanPembelajaran3 PolaLantaiDanLevel...57

A. Tujuan ... B. Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... (. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus ... KegiatanPembelajaran4 MembuatBendaHiasDariBahanSintetis...101

A. Tujuan ... B. )ndikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktifitas Pembelajaran ... E. Latihan/Kasus/Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ... (. Kunci Jawaban ...

Bagian II Kompetensi Pedagogik ... 137 Kegiatan Pembelajaran 5 Pendidikan Abad 21 ... 139

A. Tujuan ... B. )ndikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ...

(9)

ix

(10)

Daftar

Gambar

Hal.

Gambar . Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka model )n‐On‐)n ... Gambar . Tari Suba Monca ... Gambar . Garis lantai formasi kelompok ... Gambar . Garis lantai yang dilalui penari ... Gambar . Berbagai bentuk pola lantai garis lengkung ... Gambar . Berbagai bentuk pola lantai garis lurus ... Gambar . Tari Bedhaya dengan bentuk pola lantai rakit lajur ... Gambar . Tari jaran Kepang dengan bentuk pola lantai horisontal ... Gambar . Ragam gerak tari Jaipong ... Gambar . Tari Gambir Anom ... Gambar . Tari Gambir Anom ... Gambar . Tari Panji ... Gambar . Tari Panji Semirang ... Gambar . Tari Bondan ... Gambar . Bentuk pola lantai gerak pada tari rakyat tari Ndolalak ... Gambar . Bentuk pola lantai gerak ada tari klasik tari Bedhaya ... Gambar . Pola lantai gerak pada tari kreasi baru tari Prawestri ... Gambar . Pola lantai garis diagonal ... Gambar . Proses membuat pola lantai lingkaran ... Gambar . Berlari‐lari dalam proses kedua membentuk pola lantai ingkaran ... Gambar . Pola lantai gerak menjadi bentuk lingkaran ...

(11)

xi

Gambar . Onclong ... Gambar . Pola Lantai Babak ))) Perang Pedang Pendek ... Gambar . Perang pedang pendek ... Gambar . Pola Lantai Babak )V Perang Gada ... Gambar . Pola Lantai Babak V Perang Tombak ... Gambar . Pola Lantai Babak V) Perang Pedang Panjang ... Gambar . Pola Lantai Babak Penutup ... Gambar . Babak vii penutup adegan tari ... Gambar . Pola lantai gerak tari berpasangan atau kelompok ... Gambar . Pola lantai gerak tari Uyon‐uyon ... Gambar . Pola lantai gerak tari Uyon‐uyon ... Gambar . Pola lantai gerak tari Uyon‐uyon ... Gambar . Pola lantai desain garis lurus ... Gambar . Pola lantai lengkung ... Gambar . Pola lantai dengan berputar ... Gambar . Pola lantai dengan berputar ... Gambar . Pola lantai dengan level sedang ... Gambar . Pola lantai dengan level tinggi ... Gambar . Contoh gantungan pot ... Gambar . Tali taruhan dan garapan ... Gambar . Langkah kedua simpul pipih ... Gambar . Simpul pipih ... Gambar . Tahap simpul kordon ... Gambar . Tahap simpul kordon ... Gambar . Tahap simpul kordon ... Gambar . Simpul kordon... Gambar . Simpul jangkar depan dan jangkar belakang ... Gambar . Simpul jangkar belakang ... Gambar . Simpul jangkar gSaudara ... Gambar . Langkah pertama simpul pipih gSaudara ... Gambar . Langkah kedua simpul pipih gSaudara ...
(12)

Gambar . Langkah kedua simpul pipih gSaudara ... Gambar . Simpul pipih gSaudara ... Gambar . Langkah pertama simpul mutiara ... Gambar . Langkah kedua simpul mutiara ... Gambar . Langkah ketiga simpul mutiara ... Gambar . Langkah pertama simpul jambul ... Gambar . Langkah kedua simpul jambul ... Gambar . Langkah ketiga simpul jambul ... Gambar . Langkah keempat simpul jambul ... Gambar . Tahapan pembuatan simpul pengunci ... Gambar . Tampar plastik ... Gambar . Cara memasukkan kayu dalam gulungan tali ... Gambar . Memotong tali ikatan ... Gambar . Menarik ujung tali ... Gambar . Gunting ... Gambar . Meteran ... Gambar . Kayu stik ... Gambar . Potongan tali ... Gambar . MenSaudarai tengah tali ... Gambar . Deretan simpul pipih gSaudara ... Gambar . Simpul pipih gSaudara sepanjang cm ... Gambar . Simpul pembalut ... Gambar . Simpul pipih ... Gambar . Empat kelompok simpul pipih ... Gambar . Tiga simpul pipih gSaudara ... Gambar . Rangkain pertama antar kelompok simpul ... Gambar . Rangkaian dengan simpul pipih gSaudara ...

(13)

xiii

Gambar . (asil pencarian informasi di internet ...

Gambar . )nformasi tentang pendidikan abad ... Gambar . Perangkat elektronik dan media digital ... Gambar . Presentasi berupa slide ... Gambar . Simulasi desain interior ... Gambar . Pembelajaran model konseptual tata udara alami ... Gambar . Objek pembelajaran informasi tentang jenis kursi ... Gambar . Sekuens ... Gambar . Sekuens ... Gambar . Adegan kursus fotografi ... Gambar . Adegan kursus fotografi ... Gambar . Adegan kursus fotografi ... Gambar . Konsep C ... Gambar . (alaman depan p .org dan halaman Global Education ... Gambar . Framework for State Action on Global Education ... Gambar . Konsep C Pendidikan Abad ... Gambar . (alaman depan Edmodo ... Gambar . (alaman pendaftaran Edmodo ... Gambar . (alaman Pengisian Nama dan Alamat Sekolah/)nstansi ... Gambar . (alaman pengisian profil ... Gambar . (alaman Penyiapan Kelas ... Gambar . (alaman muka situs internet Edmodo sebagai ... Gambar . (alaman depan situs Edmodo berikut materinya... Gambar . Materi teks, bahan tayang dan video. ...  

(14)

Daftar

Tabel

Tabel . Daftar Lembar Kerja Modul ... Tabel . Keterampilan hidup dan berkarir ... Tabel . Keterampilan belajar dan berinovasi ... Tabel . Keterampilan teknologi dan media informasi ... Tabel . Sumber informasi ...

(15)

1

A.

Latar

Belakang

Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membangun anak‐anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan‐aturan estetika tertentu. Selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak diolah dan dikembangkan. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan pada pendidikan seni merupakan pengolahan berbagai keterampilan berpikir. (al tersebut meliputi keterampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Keterampilan ini diolah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.

Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

Pendidikan seni rupa adalah upaya untuk mengembangkan kepribadian seseorang dalam rangka mempersiapkan diri menjadi warga masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab melalui kegiatan yang bersangkut paut dengan pernyataan

(16)

perasaan keindahan lewat media garis, warna, tekstur, bidang, volume, dan ruang atau dengan perkataan lain melalui kegiatan pembelajaran dalam bidang lukis/gambar, seni cetak, seni patung, dan seni kerajinan

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan merupakan mata pelajaran yang sangat strategis, dengan demikian diperlukan keseriusan dalam pengelolaan pembelajarannya. Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik )ndonesia Nomor tahun tentang StSaudarar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni,

belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Domain yang ditegaskan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, adalah Sensitifitas, Apresiasi dan Kreasi, yang dapat diartikan sebagai kegiatan memiliki kepekaan rasa, memahami dan memberi penilaian penghargaan dan pembuatan karya seni. Salah satu mata pelajaran yang diperlukan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul, serta menguasahi penulisan notasi musik. Disamping itu juga Saudara dapat memperagakan pola lantai dan leveling dalam seni tari; serta membuat prakarya dari bahan sintetis dan mengenal perkembangan pendidian abad

.

(17)

3

kejelasan/klarifikasi, membantu menerjemahkan gagasan perasaan dan reaksi peserta didik ke dalam bentuk‐bentuk karya seni yang terorganisasi secara estetis Jefferson, . Dengan demikian, dalam modul ini pada salah satu kegiatan pembelajarannya juga diberikan materi pedagogik yang menguraikan tentang perkembangan pendidikan abad . Karena guru menjadi ujung tombak dalam aktivitas pembelajaran yang pada akhirnya guru menjadi inspirator dalam kegiatan pembelajaran seni. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga dituntut selalu memberikan penguatan pendidikan karakter kepada para peserta didik .

Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai enkulturisasi dan sosialisasi . Peserta didik harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang‐kurangnya ada lima hal paling mendasar, yaitu berkaitan dengan religi, nasionalisme, mandiri, gotong royong dan memiliki integritas.

Pendidikan karakter sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai‐nilai yang berkaitan dengan maknawi sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.

Nilai‐nilai positif dan yang dapat diajarkan diantaranya budi pekerti yang luhur adalah amal saleh, amanah, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani memikul resiko, berdisiplin, beriman dan bertaqwa, berinisiatif, berkepribadian, bersahaja, bersemangat, bersyukur, bertanggung jawab, tenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat, ikhlas, jujur, dan kreatif

B.

Tujuan

Setelah mempelajari modul ini Saudara dapat menerapkan prosedur dalam membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul, serta

(18)

menguasahi penulisan notasi musik. Disamping itu juga Saudara dapat memperagakan pola lantai dan leveling dalam seni tari; serta membuat prakarya dari bahan sintetis dan mengenal perkembangan pendidian abad .

C.

Peta

Kompetensi

D.

Ruang

Lingkup

. Modul ini memberikan pengetahuan dalam berkarya seni rupa dua dimensi

dengan teknik cetak timbul sesuai dengan teknik yang disarankan

. Memberikan pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan kompetensi guru

(19)

5

communicationandinformationtechnologyliteracy secara komprehensif.

E.

Cara

Penggunaan

Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka )n‐On‐)n. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar . Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.

(20)

Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

Pendahuluan a)

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada Saudara untuk mempelajari :

. latar belakang yang memuat gambaran materi . tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

. kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. . ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

. langkah‐langkah penggunaan modul

MengkajiMateri b)

(21)

7

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi‐materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

Presentasi dan Konfirmasi d)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan

seluruh kegiatan pembelajaran

Persiapan Tes Akhir e)

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In‐On‐In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model )n‐On‐)n adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In ServiceLearning )n‐ , on the job learning On , dan InServiceLearning )n‐

. Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka )n‐On‐)n tergambar pada alur berikut ini.

(22)

Gambar .Alur Pembelajaran Tatap Muka model )n‐On‐)n

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model )n‐On‐)n dapat dijelaskan sebagai berikut,

Pendahuluan a)

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan

Inservice learning fasilitator memberi kesempatan kepada Saudara untuk

mempelajari :

(23)

9

1) MengkajiMateri

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok seni budaya dan keterampilan, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukanaktivitaspembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi

kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada )N .

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada onthejoblearning.

On the Job Learning (ON) c)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi seni budaya dan keterampilan guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning )N . Guru

sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas‐tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

(24)

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada )N dan sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di

dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

InServiceLearning2(IN‐2) d)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk‐produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

PersiapanTesAkhir

e)

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi seni budaya dan keterampilan teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas‐aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan

(25)

11

No Kode LK Nama Lebar Kerja Keterangan

. LK. . . Mempresentasikan prosedur membuat

karya seni teknik tinggi

TM, )N

LK. . Membuat karya seni cetak tinggi secara

sederhana

TM, ON

. LK. . . Penulisan Notasi Angka

Penulisan Notasi Balok

. LK. . . Pola Lantai dan Level

. LK. . . Pembuatan Gantungan Pot

. LK. . . Literasi Teknologi )nformasi dan

Komunikasi

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

)N : Digunakan pada )n service learning

(26)
(27)

 

(28)
(29)

15

Teknik

Cetak

Timbul

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang untuk melakukan tindakan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajar. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara sumber belajar dengan pembelajar untuk menuju tujuan yang lebih baik.

A.

Tujuan

Setelah mempelajari modul ini Saudara dapat berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul sesuai dengan teknik yang disarankan.

B.

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

)ndikator pencapaian kompetensi yang ditargetkan pada kegiatan pembelajaran ini adalah

. Saudara mampu memahami pengetahuan karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul;

. Saudara dapat mempresentasikan langkah‐langkah membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul

. Saudara dapat membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak

timbul.

C.

Uraian

Materi

1. Sejarah Penemuan Alat dan Mesin Cetak

Sebelum orang mengenal kertas dalam bentuk seperti dikenal sekarang, kertas yang pertama kali dibuat oleh bangsa Cina pada tahun SM. Orang pada zaman tersebut menuliskan catatan atau pesan di atas barang lain. Misalnya, di

(30)

daun lontar siwalan , batu, anyaman batang tanaman air papirus yang dipipihkan, atau lembaran kulit binatang yang disebut perkamen. Sekalipun kertas sudah ditemukan, mula‐mula orang harus membuat naskah buku dengan ditulis tangan.

Teknik atau seni cetak agaknya mula‐mula dikuasai oleh orang Cina dan Korea sekitar . tahun yang lampau. Tetapi tulisan dan gambar masih diukirkan pada lempengan tanah liat atau kepingan logam dan papan, sehingga terbentuklah acuan cetak seperti stempel. Acuan itu dibaluri tinta, dan di atasnya diletakkan kertas yang kemudian ditekan secara merata. Garis‐garis ukiran itu pun melekat di kertas. Seni cetak melalui cara ini disebut xilografi

seni pembuatan ukiran atau cukilan kayu .

Cikal bakal teknik cetak yang kini lebih umum dikenal, yaitu teknik cetak dengan huruf‐huruf lepas yang disusun. Pada pertengahan abad ke‐ di Eropa, teknik ini disebut tipografi. Tipografi tidak hanya meliputi pekerjaan pengesetan atau penyusunan huruf‐huruf menjadi kata dan kalimat, melainkan seluruh proses sampai ke pencetakan. Tipografi pada mulanya dimaksudkan sebagai istilah bagi teknik pencetakan buku, tetapi sekarang tipografi telah berkembang menjadi istilah untuk menggambarkan teknik pencetakan apa pun. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, typos, kesan, gambar , dan graphos, tertulis.

Sampai sekarang tidak diperoleh kepastian siapa sebenarnya penemu pertama teknik cetak dengan huruf‐huruf lepas dari logam. Apakah Johannes Gutenberg yang mempunyai nama depan lain (enne , pSaudarai besi dan pencetak dari Mainz, Jerman, ataukah gurunya, Laurens Jansz Coster, pencetak buku dari (aarlem, BelSaudara. Siapa pun pelopor pertama di antara keduanya, yang terpenting mereka telah mengubah produksi salinan naskah secara grafis dari tertulis menjadi tercetak, sehingga sangat mempercepat perbanyakan. Coster

(31)

17

berikutnya. Penemuan alat cetaknya didasarkan pada alat pemeras buah‐ buahan. (uruf demi huruf dijajarkan menjadi baris‐baris kalimat dan diletakkan di atas sebidang kerangka atau bingkai dalam ukuran tertentu sesuai dengan luas halaman barang cetakan yang diinginkan. (uruf‐huruf dalam bingkai itu dibaluri tinta, di atasnya diletakkan selembar kertas, dan ditekan dari atas secara merata dengan bagian alat cetak yang serupa dengan alat pemeras buah‐ buahan dalam ukuran besar.

Setiap huruf dibuat pada stempel baja, dan stempel ini diterakan pada lempengan atau blok perunggu yang disebut matris. Matris dipasang pada acuan atau cetakan. Ke dalam acuan itu dituangkan cairan logam panas, yang setelah dingin dan kering membentuk huruf. Pemuatan gambar dilakukan dengan mengukirkan gambar itu pada kepingan atau blok kayu, yang dijadikan klise untuk perbanyakan gambar.

Penemuan alat cetak Gutenberg merupakan terobosan bersejarah dalam usaha percetakan. Cetak‐ mencetak jauh lebih cepat daripada pembuatan buku dengan tulisan tangan dan lebih efisien serta lebih cepat pula daripada xilografi. Ketika Mainz hancur akibat perang, para tukang cetak Gutenberg sejak tahun menyebar ke berbagai kota di Eropa. Ada lebih dari . perusahaan percetakan di seluruh Eropa pada tahun , dan hampir semua kota besar Eropa mempunyai percetakan pada abad ke‐ .

Berabad‐abad lamanya para pencetak menggunakan teknik cetak ini dengan tangan, sebelum ditemukan cara yang lebih cepat lagi dengan mesin. Teknik baru dengan mesin cetak berkecepatan tinggi ditemukan pada awal abad ke‐ , permulaan zaman industrialisasi di Eropa. Johannes Friedriech Konig bersama A.F. Bauer, masing‐masing pencetak buku dan ahli teknik Jerman, pada tahun di London, menciptakan mesin cetak silinder yang dijuluki mesin cetak cepat.

Jika alat cetak tangan hanya menghasilkan lembar surat kabar setiap jam,

mesin cetak silinder menghasilkan . lembar dalam waktu vang sama. Dua

(32)

tahun kemudian, mesin temuan mereka digunakan untuk mencetak surat kabar bergengsi TheTimes di London.

Sejak tahun , di Amerika Serikat dan Eropa diciptakan pula beberapa jenis mesin set penyusun huruf bernama monotip, intertip, dan linotip, yang cara kerjanya agak berbeda tetapi prinsipnya sama. Dengan menggunakan mesin‐ mesin otomatis ini, penyusunan baris‐baris kalimat dapat lebih cepat dan tidak perlu lagi dilakukan dengan tangan. Mesin‐mesin jenis ini masih banyak digunakan di )ndonesia sampai akhir tahun ‐an, tetapi sekarang mesin seperti ini sudah ditinggalkan, setelah ditemukan mesin‐mesin penyusun huruf berkecepatan lebih tinggi dan berukuran jauh lebih kecil, seperti mesin set

serupa mesin ketik dan, kini, komputer. http://arti‐definisi‐

pengertian.info/sejarah‐penemuan‐alat‐dan‐mesin‐cetak/

Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat karya seni cetak dengan membentuk gambar pada permukaan media secara timbul. Contoh yang paling sederhana dari teknik ini adalah stempel atau cap. Media yang umum digunakan untuk membuat cetak tinggi adalah kayu lapis/triplek, hardboard, metal, karet

linoleum , dan papan kayu.

Teknik cetak tinggi yang paling popular yaitu pada seni grafis cukilan kayu

woodcut . Teknik ini telah dikenal oleh orang Koptia di Mesir pada abad ke‐

M. Orang Eropa menggunakan teknik ini untuk membuat hiasan pada kain tenun. Seni cetak ini juga dipakai sebagai media cetak huruf dan buku. Salah seorang pelopor yang berjasa dalam penemuan seni mencetak adalah Johanes

Gutenberg – dari Jerman.

Seni cetak tinggi yang masuk pada kelompok seni grafis merupakan salah satu bentuk ungkapan visual ke dalam bidang dua dimensi. Seni ini menjadi salah satu cara untuk menciptakan karya seni rupa yang memanfaatkan media cetak

(33)

19

Grien Jerman , Kastuhista (okusai, Ando (irosige Jepang . Adapun grafikus )ndonesia yang menggunakan cetak tinggi dalam berkarya antara lain Kaboel Suadi, Syahrinur Prinka, T Sutanto, Priyanto S, Setiawan Sabana, Edi Sunaryo, dan Saudarang Supriadi.

Cetak tinggi adalah proses pembuatan dari bahan yang di cungkil atau di cuil, sehingga permukaannya menjadi tinggi dan rendah, seperti relief pada candi borobudur. Pada bagian yang tinggi dilumuri dengan tinta cetak dan alat rol karet. Lalu dicetak pada lembaran kertas sehingga membentuk gambar. Acuan cetak tinggi itu serupa dengan panel ukiran atau panel relief. Oleh sebab itu, cetak tinggi disebut juga cetak relief. Acuan cetak tinggi dibuat dari bahan‐bahan keras dan lunak. Dalam pendidikan seni, kegiatan mencetak dilakukan oleh siswa. Bahan sederhana itu antara lain adalah umbi‐umbian, kayu lunak dan karet penghapus. Peralatan cukilnya pun sederhana, yaitu pisau pena dan sejenisnya.

Mencukil atau menoreh bukan satu‐satunya teknik untuk membuat acuan cetak tinggi, tetapi masih ada teknik yang lain, yaitu menempel. Cara pembuatan plat klise untuk cetak tinggi yaitu langkah pertama adalah membuat sket di atas plat atau klise tersebut. Kemudian mencungkil dengan pahat grafis atau pahat coret. Setelah itu, berilah tinta pada permukaan papan tadi dengan cara diroll lalu dicapkan pada permukaan kertas polos. Maka gambar yang ditoreh akan berpindah ke atas permukaan kertas. Cetak tinggi atau cetak timbul merupakan proses mencetak dengan memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari alat cetak. Contoh alat cetak tinggi adalah stempel. (asil cetakan stempel berasal dari tulisan atau gambar yang timbul pada stempel.

Menurut Pamadhi : . seni mencetak adalah kegiatan membuat gambar

secara tidak langsung, yaitu memindahkan gambar dengan bantuan teknik, atau

alat tera atau klise. Sedangkan menurut Sumanto : mencetak

merupakan proses berkarya seni rupa yang bertujuan untuk menghasilkan karya dalam jumlah banyak dan memiliki wujud yang sama sesuai dengan alat cetak yang digunakan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

(34)

mencetak merupakan suatu cara membuat gambar dengan alat cetak/acuan/klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau direncana. Dalam perkembangan seni rupa, mencetak biasa dikatakan dengan seni grafis, yakni merupakan karya dwimarta dua dimensi, dimensi datar yang dibuat untuk mencurahkan ide/ gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipatgSaudaraan karyanya. (asil cetakan menunjukkan kreativitas maupun ketrampilan penciptanya, karena dalam mencetak siswa dapat menuangkan ide dan imaginasinya. Siswa dilatih memadukan warna, bentuk cetakan, agar menghasilkan komposisi dan hasil yang baik dan serasi. Selain itu, ketelitian, kecermatan, dan ketekunan siswa dalam mencetak dapat terlihat pada waktu pelaksaaan dan hasil cetakan. Apakah hasil cetakan yang dibuat siswa rapi atau tidak.

Jenis kegiatan mencetak menurut Soeteja : . . adalah cetak tinggi, cetak timbul; cetak datar, cetak timbul; cetak dalam, cetak rendah, dan cetak tembus, cetak sablon, cetak saring. Dilihat dari prosesnya mencetak menggunakan beberapa komponen yaitu acuan cetak, tinta cetak/ cat, bahan yang dipakai untuk mencetak, lSaudarasan cetak dan bahan pelengkap lainnya. Secara umum urutan kinerja mencetak adalah sebagai berikut: pembuatan acuan,

pemberian tinta cetak/ cat pada acuan, pencetakan atau mencapkan acuan

yang sudah diberi tinta ke bahan yang dipakai mencetak, dan pemilihan hasil karya cetak, dan bila diperlukan diberi bingkai/ pigura Sumanto, : .

Salah satu sifat seni grafis cetak tinggi cetak timbul atau cetak tinggi adalah bila acuannya sendiri diamati baik‐baik, maka permukaan acuan akan tampak sebagai permukaan yang berukir atau berelief karena itu cetak tinggi disebut pula sebagai cetak tinggi atau relief print Mutarto, .

Seni grafis cetak tinggi cetak tinggi memiliki beberapa keunggulan jika

(35)

21

dan kreasi di setiap tahap berkaryanya, yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar, mencukil, dan mencetak

Mengekspresikan diri melalui teknik mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk memperoleh rasa kepuasan, memahami keindahan,

dan melatih imajinasi Soegiarty, : . Kegiatan mencetak bagi anak

merupakan kegiatan bermain dan berkreasi, yaitu dengan menghasilkan kembali sesuatu yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari‐hari.Kegiatan mencetak juga dapat melatih anak untuk cermat, teliti, disiplin dan kreatif

(erawati dan )riaji, : .

2. TeknikCetakTinggiSederhana

Mencetak merupakan salah satu kegiatan dalam seni rupa untuk memperbanyak gambar dengan alat cetak/ acuan/ klise dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau bahan lainnya. Pada pertemuan ini, dijelaskan bahwa dalam membuat sebuah karya seni dengan teknik mencetak tinggi ini bukan hanya dapat dibuat dengan menggunakan stempel saja, namun bahan‐bahan alam juga dapat dimanfaatkan untuk membuat karya seni dengan teknik cetak tinggi ini. Teknik menggambar dengan cetak tinggi merupakan salah satu proses kegiatan mencetak seni grafis yang memanfaatkan bentuk yang paling tinggi untuk menghasilkan bentuk karya berupa gambar. Cetak tinggi atau cetak timbul merupakan proses mencetak dengan memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari alat cetak dan apabila diberi tinta dan diletakkan di permukaan kertas serta bidang tersebut harus datar dan akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul cetakan. Contoh alat cetak tinggi adalah stempel. (asil cetakan stempel berasal dari tulisan atau gambar yang timbul pada stempel.

Untuk membuat gambar menggunakan teknik cetak tinggi sederhana dapat menggunakan bahan sederhana antara lain adalah umbi‐umbian, kayu lunak dan karet penghapus. Peralatan cukil yang digunakan pun sederhana, yaitu pisau,

cutter dan sejenisnya. Untuk membuat pola dalam teknik cetak tinggi ini, bagian

yang tidak digunakan dihilangkan dengan cara mencukil nya menggunakan

(36)

cutter. Biasanya teknik menggambar dengan teknik cetak tinggi sederhana ini

dilakukan oleh siswa yang masih berada di Sekolah Dasar, akan tetapi dalam hal ini orang dewasa pun juga terkadang masih menggunakan teknik ini dalam mengambar sehingga menciptakan suatu karya seni. Selain menggunakan umbi‐ umbian, pelepah pisang juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan karya seni ini, karena dalam pelapah pisang sudah terdapat serat‐serat yang sudah berbentuk dengan indah. Dalam hal ini, kita sebagai manusia harus bisa mensyukuri segala anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan, karena itu pelapah pisang juga dapat digunakan dalam teknik mencetak ini, sehingga kita harus pintar‐pintar dalam mengolah bahan‐bahan tersebut hingga menjadi sebuah karya seni. Selain bahan‐bahan tersebut, kita juga membutuhkan pewarna sebagai pewarna dalam mencetak gambar. Warna yang digunakan bisa berupa tinta, pewarna makanan, cat air, maupun pewarna alami yang bisa kita buat sendiri. Untuk membuat gambar dengan teknik cetak tinggi ini, pada saat memotong bagian bahan yang akan digunakan, misalnya saja pelapah pisang harus datar agar pada saat ditempelkan pada buku gambar, hasil yang ditimbulkan merata. Begitu pula dengan bahan lain yang akan digunakan. Apabila pada saat memotong bahan tidak datar, maka kemungkinan besar hasil yang didapat kurang maksimal, bisa saja gambar yang dihasilkan tidak jelas dan ada bagian gambar yang tidak berisi warna.

Proses berkarya seni grafis cetak tinggi yang memiliki tahap kunci berkarya yang meliputi tahap perancangan desain, tahap berkarya yang meliputi pembuatan matrix, pengerolan, dan pengepresan, dan tahap pencetakan. Masing‐masing tahap memiliki kompetensi yang berbeda, tahap pembuatan sketsa merupakan tahap awal yang melSaudarasi proses berkarya selanjutnya, melalui proses pembuatan sketsa siswa menuangkan ide atau gagasannya dalam

bentuk visualisasi sketsa Schinneller, : ‐ . Dalam praktek

(37)

23

menggambar dengan teknik cetak tinggi tersebut. Dalam pertemuan sebelumnya, kami sudah diberitahukan untuk membawa bahan dan alat yang digunakan, seperti wortel, kentang, pelapah pisang, bantalan tinta ataupun pewarna lainnya, pisau atau cutter, dan buku gambar. Dalam kegiatan ini, kami

diberikan kebebasan dalam memilih bahan yang akan digunakan dan gambar yang akan dibuat.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membuat gambar teknik cetak tinggi ini.

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Sediakan bantalan tinta atau wadah sebagai tempat untuk menaruh pewarna pada kegiatan ini, saya menggunakan pewarna makanan sebagai bahan pewarna .

Potonglah wortel dengan rata, kemudian buatlah pola pada wortel sesuai dengan keinginan.

Cukillah bagian‐bagian yang tidak digunakan, sehingga akan berbentuk pola yang sudah kita buat.

Celupkan bagian yang timbul pada wortel ke pewarna yang telah disediakan.

Tempelkan wortel pada buku gambar, usahakan pada saat menempelkan wortel ditekan lebih keras agar warna terlihat jelas.

Buatlah pola‐pola tertentu dengan menggunakan wortel tersebut.

Tunggulah hingga warna mengering.

http://enyrismayanti.blogspot.co.id/ / /teknik‐cetak‐tinggi sederhana.html

(38)

D.

Aktifitas

Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi, tetapi karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran seni maka sangat diperlukan juga pendekatan estetik.

Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran selalu dikaitkan dengan norma atau nilai‐nilai perilaku peserta, yang akan terrefleksikan dalam kehidupan sehari‐hari. Penanaman nilai‐nilai pendidikan karakter tidak hanya pada ranah kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah sampai pada lingkungan masyarakat.

Serangkaian kegiatan belajar yang dapat Saudara lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.

Pada tahap pertama, Saudara dapat membaca uraian materi berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi, serta mengamati berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul.

Berikutnya Saudara dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. (al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini.

. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik

(39)

25

LembarKerja1.1.

BerkaryaSeniRupaDuaDimensiDenganTeknikCetakTimbul

Tujuan:

Melalui kerja kreatif berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul Saudara diharapkan mampu mermbuat rencana penerapan berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul dengan memperhatikan ketelitian, kedisiplinan, serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.

Langkah Kerja:

Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.

Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul

Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.

)silah lembar kerja rencana berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti.

Lembar Kerja Rencana Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Dengan Teknik Cetak Timbul

No. Aspek Perencanaan Uraian, visualisasi dan proses erja

. Media/alat dan bahan yang digunakan

Alat: Bahan:

(40)

. Teknik yang digunakan

. Langkah‐Langkah kerja .

dst (asil Karya

Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja . ini Saudara kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja . ini Saudara kerjakan pada saat on the job

training (On) secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan

serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 (In‐2) sebagai bukti hasil kerja.

Pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian Saudara tentang suatu tema atau topik pembelajaran akan menginspirasi saudara untuk aktif belajar, serta mendiagnosis atau mencari tahu kesulitan yang akan dihadapinya. (al ini dilakukan dengan cara menstrukturkan tugas‐tugas dan menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran

(41)

27

. Mempresentasikan prosedur membuat karya seni teknik timbul

. Membuat karya seni cetak timbul secara sederhana

F.

Rangkuman

Teknik mencetak seni grafis diantaranya adalah cetak timbul, cetak dalam, dan cetak datar. Pada dasarnya karya seni grafis dapat digSaudarakan.

Cetak tinggi adalah cara membuat karya seni cetak dengan membentuk gambar pada permukaan media secara timbul. Contoh yang paling sederhana dari teknik ini adalah stempel atau cap. Media yang umum digunakan untuk membuat cetak tinggi adalah kayu lapis/triplek, hardboard, metal, karet linoleum , dan papan kayu.

Seni cetak timbul yang masuk pada kelompok seni grafis merupakan salah satu bentuk ungkapan visual ke dalam bidang dua dimensi. Seni ini menjadi salah satu cara untuk menciptakan karya seni rupa yang memanfaatkan media cetak sehingga satu bentuk karya dapat direproduksi atau dilipatgSaudarakan dalam jumlah tertentu. Meskipun demikian, setiap hasil cetak masih terjaga keasliannya. Menurut tekniknya seni grafis dapat dibedakan menjadi empat prinsip teknik cetak, yaitu seni grafis cetak datar lithography , cetak tinggi woodcut , cetak saring silkscreen

atau cetak sablon, dan cetak dalam intaglio .

G.

Umpan

Balik

Dan

Tindak

Lanjut

Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling sederhana dan dapat dijadikan sebagai acuan belajar tentang menerapkan karya cetak timbul. Kesederhanaan modul ini diharapkan dapat merangsang dan merefleksikan spirit untuk lebih banyak lagi melakukan latihan‐latihan menerapkan karya seni rupa dua demensi dengan teknik menggunting dan menyobek. Dalam latihan yang dilakukan dengan berbagai media yang paling sederhana sampai dengan pada media yang proporsional.

Menerapkan karya seni rupa dua demensi dengan teknik cetak timbul dapat difahami jika kita banyak melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan visual

(42)

karya‐karya seni dan selalu berlatih. Dan banyak diperlukan membaca sejarah seni, teori seni maupun apresiasi seni. Dalam modul ini hanya berisi pengetahuan tentang menerapkan karya seni rupa dua demensi dengan teknik cetak timbul. Dengan demikian diharapkan setelah melakukan latihan‐latihan berdasarkan modul ini dapat dilanjutkan dengan latihan‐latihan berikutnya dengan cara‐cara yang lebih variatif. Sehingga setelah mempelajari modul ini peserta sangat diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di sekolah masing‐masing.

Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah, guru, dan pengawas sangat penting, karena mereka inilah yang akanberperan secara langsung dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di wilayah yang menjadi tanggung‐jawab mereka.

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pengetahuan dasar tata panggung, beberapa pertanyaan berikut perlu Saudara jawab sebagai bentuk umpan balik:

. Apakah setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini Saudara mendapatkan pengetahuan dan keterampilan memadai tentang teknik cetak timbul?

. Apakah materi kegiatan pembelajaran ini telah tersusun secara sistematis sehingga memudahkan proses pembelajaran?

. Apakah Saudara merasakan manfaat penguatan pendidikan karakter terutama dalam hal kerjasama, disipilin, dan menghargai pendapat orang lain selama aktivitas pembelajaran?

. (al apa saja yang menurut Saudara kurang dalam penyajian materi kegiatan pembelajaran ini sehingga memerlukan perbaikan?

. Apakah rencana tindak lanjut Saudara dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah setelah menuntaskan kegiatan pembelajaran teknik cetak

(43)

29

Berikutnya, susunlah rencana tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran ini dengan format sebagai berikut.

. "Apa", yaitu menyangkut jenis kegiatan yang akan dilakukan di tempat kerjanya.

. "Bagaimana", yaitu cara atau langkah‐langkah yang harus ditempuh sehingga kegiatan yang direncanakan terlaksana dengan baik dan benar.

. "Siapa", yaitu menyebutkan pihak terkait stakeholder siapa saja yang harus dan perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut ; masyarakat, staf yang lain atau pimpinan lembaga.

. "Kapan", yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir.

. "Dimana", yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan dilakukan di lapangan dengan Widyaiswara dan perangkat Lembaga lainnya ataukah akan dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di dalamnya.

Berikutnya, susunlah rencana tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran ini dengan format sebagai berikut.

. Materi pembelajaran

. Waktu

. Tempat

. Metode

. Peserta

(44)

No. Rencana Tindak Lanjut

. Materi pembelajaran

. Waktu

. Tempat

. Metode

. Peserta

H.

Kunci

. Untuk membuat media preantasi tentang prosedur membuat karya seni teknik cetak tinggi saudara dapat membuat rangkuman terlebih dahulu dan memilih poin‐poin yang penting dalam materi membuat karya seni teknik tinggi

. Untuk membuat karya seni cetak tinggi secara sederhana saudara dapat mencoba terlebih dahulu membuat karya seni teknik tinggi sesuai dengan cara‐cara yang dapat dilakukan dalam membuat gambar teknik cetak tinggi

(45)

31

Penulisan

Notasi

Musik

A.

Tujuan

Peserta mampu menulis notasi musik dan membaca partitur lagu dalam bentuk notasi angka maupun notasi balok.

B.

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran pada modul ini, kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh Saudara antara lain yaitu:

. mengenal dan memahami notasi musik;

. mampu menuliskan notasi musik dalam not angka;

. mampu menuliskan notasi musik dalam not balok;

. memahami nilai‐nilai dan fungsi atribut musik;

. bisa membaca not angka dengan baik dan benar;

. bisa membaca not balok dengan baik dan benar.

C.

Uraian

Materi

Pemahaman akan notasi musik dalam pembelajaran di sekolah khususnya jenjang Sekolah Dasar sangatlah memprihatinkan. Banyak sekali kasus pembelajaran seni musik diajar oleh guru yang latar belakang pendidikannya bukan dari pendidikan seni musik dan dampaknya pembelajaran seni musik di sekolah tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Modul ini memuat materi musik yaitu tentang menulis notasi angka dan notasi balok. Penulisan notasi musik baik not angka maupun not balok sangat penting dikuasai oleh guru seni budaya khususnya seni musik, karena dalam pembelajaran musik tidak terlepas dari penulisan maupun pembacaan notasi. Oleh karena itu, modul ini menjabarkan tentang tata cara menuliskan not angka dan not balok.

(46)

Notasi angka adalah simbol‐simbol nadanya menggunakan angka sedangkan notasi balok adalah sistem penulisan musik dengan menggunakan simbol‐simbol gambar sebagai nadanya.

Pada modul ini juga memuat contoh‐contoh lagu dengan notasi angka dan notasi balok, menjabarkan secara detail tentang fungsi‐fungsi atribut notasi dan kaidah‐ kaidah not angka dalam notasi musik. (al ini sangat penting untuk dikuasai oleh seorang guru pengajar seni budaya di sekolah sarena ini merupakan dasar dari pembelajaran musik secara umum.

Notasi musik merupakan bentuk penulisan melodi maupun lagu yang keterbacaannya mampu mendeskripsikan arah dan alur melodi ataupun lagu yang ditulis tersebut. Ada dua jenis notasi musik yang sering kita jumpai antara lain adalah notasi angka dan notasi balok. Khusus untuk notasi angka hanya digunakan di )ndonesia dan di China saja. Namun untuk notasi balok penggunaannya sudah diakui secara internasional. Dalam pembacaan notasinya sama‐sama menggunakan teknik solmisasi. Berikut ini akan kita bahas dua jenis penulisan notasi tersebut yaitu notasi angka dan notasi balok beserta contoh‐contoh part melodi dan lagu dalam tangga nada yang berbeda.

(47)

33

tentang notasi balok tersebut, namun kali ini kita bahas lebih rinci tentang penulisannya dalam naskah musik.

Dalam penulisan notasi musik, yang paling utama untuk diperhatikan adalah Saudara harus mengenal terlebih dahulu nada dasar dari lagu atau melodi yang akan ditulis. Mengapa nada dasarnya harus teridentifikasi terlebih dahulu? (al )ni penting karena sebagai dasar atau acuan untuk mengetahui nada‐nada penyusun lagu tersebut. Penulisan untuk not balok berbeda‐beda antara nada dasar satu dengan nada dasar lainnya. Sebagai patokan maka perhatikanlah beberapa jenis tangga nada di bawah ini.

1. NadadasarC(natural)

Nada dasar C memiliki makna bahwa nada C posisinya sebagai nada dasar atau nada do . Perhatikanlah gambar tangganada C berikut ini.

Dari gambar notasi diatas bisa kita amati bahwa:

Nada do : terletak pada garis bantu pertama pada garis paranada

Nada re : terletak pada spasi di bawah garis pertama pada garis paranada

Nada mi : terletak pada garis pertama pada garis paranada

Nada fa : terletak pada garis spasi pertama pada garis paranada

Nada sol : terletak pada garis kedua pada garis paranada

Nada la : terletak pada spasi kedua pada garis paranada

Nada si : terletak pada garis ketiga pada garis paranada

(48)

Nada i do : terletak pada spasi ketiga pada garis paranada

dan seterusnya.

Sebagai contoh perhatikanlah sistem penulisan notasi melodi dengan nada dasar C = do, berikut ini.

a. Contoh penulisan notasi melodi dengan nada dasar C

(49)

35

b. Contoh penulisan notasi lagu dengan nada dasar C

Ku Bangga Alamku

(50)

Trimakasihku

(51)

37

2. Nada dasar G ( 1 kres )

Nada dasar G memiliki makna bahwa nada g adalah posisinya sebagai nada dasar atau nada do . Perhatikanlah gambar tangga nada G berikut ini.

Dari gambar notasi diatas bisa diketahui bahwa:

Nada do : terletak pada garis ke‐

Nada re : terletak pada spasi ke‐

Nada mi : terletak pada garis ke‐

Nada fa : terletak pada spasi ke‐

Nada sol : terletak pada garis ke‐

Nada la : terletak pada spasi ke‐

Nada si : terletak pada garis ke‐

Nada i do : terletak di atas garis ke‐

dan seterusnya.

Sebagai contoh perhatikanlah sistem penulisan notasi melodi dengan nada dasar G = do, berikut ini.

a. Contoh dalam melodi dengan nada dasar G Kres

(52)

b. Contoh dalam lagu dengan nada dasar G kres

(53)

39

Bintang Kecil

)ndonesia Raya

(54)
(55)

41

3. Nada dasar D (2 kres)

Nada dasar D memiliki makna bahwa nada d adalah posisinya sebagai nada dasar atau nada do . Perhatikanlah gambar tangga nada D berikut ini.

Dari gambar notasi di atas bisa diketahui bahwa :

Nada do : terletak pada spasi dibawah garis

Nada re : terletak pada garis ke‐

Nada mi : terletak pada spasi

Nada fa : terletak pada garis ke‐

Nada sol : terletak pada spasi ke‐

Nada la : terletak pada garis ke‐

Nada si : terletak pada spasi ke‐

Nada i do : terletak diatas garis ke‐

Dan seterusnya.

(56)

Untuk lebih jelasnya, ikutilah latihan menulis melodi berikut.

a. Contoh melodi dengan nada dasar D kres

(57)

43

(58)

Nyiur (ijau

4. Nada dasar F (1 mol)

Nada dasar F memiliki makna bahwa nada f adalah berposisi sebagai nada

(59)

45

Nada re : terletak pada garis ke‐

Nada mi : terletak pada spasi

Nada fa : terletak pada garis ke‐

Nada sol : terletak pada spasi ke‐

Nada la : terletak pada garis ke‐

Nada si : terletak pada spasi ke‐

Nada i do : terletak pada garis ke‐

dan seterusnya.

Untuk lebih jelasnya, ikutilah latihan menulis melodi berikut.

a. Contoh melodi dengan nada dasar F mol

(60)

b. Contoh lagu dengan nada dasar F mol Kulihat )bu Pertiwi

(61)

47

(62)

5. NadadasarBes(2mol)

Nada dasar Bes memiliki makna bahwa nada bes adalah berposisi sebagai nada dasar atau nada do . Perhatikanlah gambar tangganada Bes berikut ini.

Dari gambar notasi diatas bisa diketahui bahwa:

Nada do : terletak di bawah garis bantu ke‐

Nada re : terletak pada garis bantu ke‐

Nada mi : terletak di spasi di bawah garis ke‐

Nada fa : terletak pada garis ke‐

Nada sol : terletak pada spasi ke‐

Nada la : terletak pada garis ke‐

Nada si : terletak pada spasi ke‐

Nada i do : terletak di atas garis ke‐

dan seterusnya.

Untuk lebih jelasnya, ikutilah latihan menulis melodi berikut.

a. Contoh melodi dengan nada dasar Bes mol

(63)

49

b. Contoh lagu dengan nada dasar Bes

Satu Nusa Satu Bangsa

(64)

Bhinneka Tunggal )ka

(65)

51

Di bawah ini adalah serangkaian kegiatan belajar yang dapat Saudara lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.

. Pada tahap pertama, Saudara dapat membaca uraian materi dengan teknik

skimming atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh

gambaran umum tentang materi penulisan notasi musik.

. Berikutnya Saudara dianjurkan untuk membaca kembali materi secara

berurutan. (al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini.

. Fokuslah pada materi ataupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya.

. Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Saudara terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul.

. Setelah semua materi Saudara pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut.

(66)

LembarKerja2.1

PenulisanNotasiMusik

Tujuan:

Peserta mampu menulis notasi musik dan membaca partitur lagu dalam bentuk notasi angka maupun notasi balok.

Langkah Kerja:

. Bentuklah kelompok kerja dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai pendapat, dan menjaga keaktifan berkomunikasi

. Pelajarilah lembar kerja penulisan notasi musik

. Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan sampel objek dan teknik tertentu dalam mewujudkannya.

. )silah lembar kerja penulisan notasi musik dan proses kerja dengan cermat dan teliti

Lembar Kerja Penulisan Notasi Angka

No. Aspek Perencanaan Proses Kerja

. Penulisan Notasi Musik

Mengidentifikasi Tangga Nada Mengidentifikasi notasi angka Mengidentifikasi notasi balok

Alat atau bahan yang digunakan

(67)

53

No. Aspek Perencanaan Proses Kerja

. Penulisan Notasi Musik

Mengidentifikasi Tangga Nada Mengidentifikasi notasi angka Mengidentifikasi notasi balok

Alat atau bahan yang digunakan

. Langkah kerja

Mengamati/mendengarkan

Mengekspllorasi/mencoba

 Menyusun/menggabungkan

Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, LembarKerja2.1 ini Saudara kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja 2.1 ini Saudara kerjakan pada saat on the job

training (On) secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan

serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 (In‐2) sebagai bukti hasil kerja.

(68)

E.

Latihan/

Kasus/

Tugas

. Tulislah melodi berikut ini dalam notasi angka!

. Tulislah melodi berikut ini dalam notasi balok! a.

b.

c.

a. Bes = do

b.

(69)

55

F.

Rangkuman

Materi pada modul ini sangat menekankan pada penguasaan notasi musik yaitu tentang penulisan notasi musik baik itu not angka maupun not balok. Pada modul ini dijabarkan pula tentang cara‐cara mengidentifikasi nada dasar pada lagu sehingga peserta mampu mengidentifikasi nada dasar pada setiap partitur lagu yang akan ditulis dan itu merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh Saudara. Pada modul ini diajarkan pula tata cara menuliskan notasi musik dengan menggunakan not angka maupun not balok sehingga nantinya Saudara mampu menguasai akan kaidah‐kaidah not balok dan not angka dalam penggunaannya.

G.

Umpan

Balik

Dan

Tindak

Lanjut

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tentang tangga nada diatonis, beberapa pertanyaan berikut perlu Saudara jawab sebagai bentuk umpan balik dan tindak lanjut.

Apakah setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini Saudara mendapatkan pengetahuan dan keterampilan memadai tentang penulisan notasi musik?

. Apakah materi pembelajaran ini telah tersusun secara sistematis sehingga memudahkan proses pembelajaran?

(70)

. Apakah Saudara merasakan menfaat penguatan pendidikan karakter terutama dalam hal kerjasama, disiplin, dan menghargai pendapat orang lain selama aktivitas pembelajaran?

. (al apa saja yang menurut Saudara kurang dalam penyajian materi kegiatan pembelajaran ini sehingga memerlukan perbaikan?

. Apakah rencana tindak lanjut Saudara dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah setelah menuntaskan kegiatan pembelajaran tentang penulisan notasi musik ini?

Berikutnya, susunlah rencana tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran ini dengan format sebagai berikut.

No. Rencana Tindak Lanjut

. Materi pembelajaran

. Waktu

. Tempat

. Metode

. Peserta

H.

Kunci

Jawaban

Tugas transkripsi dari not angka ke not balok dan sebaliknya dari not balok ke not angka dapat Saudara cermati pada uraian materi poin , , dan .

(71)

57

Pola

Lantai

Dan

Level

A.

Tujuan

Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini Saudara dapat menerapkan pola lantai dan level dalam membuat ragam tari atau rangkaian gerak tari.

B.

Kompetensi

dan

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

)ndikator pencapaian kompetensi yang ditargetkan pada kegiatan pembelajaran ini adalah

. Mengindentifikasi bentuk pola lantai seni tari yang ada di )ndonesia; . Mengidentifikasi bentuk level seni tari.

. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan bentuk‐bentuk pola lantai dan level pada karya tari.

. Mengeksplorasi bentuk pola lantai dan level yang bersumber dari tari di )ndonesia

C.

Uraian

Materi

1. PengetahuanPolaLantai

)ndonesia di kenal sebagai negara yang sangat kaya akan ragam budaya, termasuk budaya dari kesenian tari. Berbagai etnis di nusantara, pasti memiliki tarian tradisinya masing‐masing. Suatu karya tari pasti menggunakan suatu betuk garis dalam setiap pertunjukannya.

Setiap suku bangsa memiliki bentuk tarian mereka masing‐masing. Dengan ribuan jumlah suku yang ada di )ndonesia, maka ribuan pula ragam tari daerah dan dan menggunakan berbagai bentuk pola lantai yang berbeda‐beda. Pola lantai adalah wujud yang dilintasi atau ditempati oleh gerak‐gerak para penari di atas lantai dari ruang tari tertentu.

(72)

Gambar

Gambar �. Tari Suba Monca Sumber: )ndonesia )ndah "Tari Tradisional )ndonesia
Gambar �. Garis lantai yang dilalui penari Sumber buku budaya dan Keterampilan
Gambar �. Berbagai bentuk pola lantai garis lengkung Sumber buku budaya dan Keterampilan (al‐��
Gambar ��. Tari jaran Kepang dengan bentuk pola lantai horisontal Sumber: buku seni Budaya dan Keterampilan (al‐��
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu pemberian pengalaman estetik – melalui kegiatan apresiasi dan kreasi dipandang penting sebagai cara dalam pembelajaran pendidikan seni budaya di

Judul penelitian : Pengembangan Modul Pembelajaran Gambar Dekoratif Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Siswa Kelas V SD Negeri 3 Muntilan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan prestasi belajar mata pelajaran seni budaya bidang seni musik dengan seni rupa siswa kelas VII

1.2.1 Mengidentifikasi materi pelajaran apresiasi seni rupa sesuai dengan lingkungan sosial budaya peserta didik 1.2.2 Mengembangkan materi pelajaran.. apresiasi seni rupa

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piki keilmuan (mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni

Keterampilan kerajinan dalam Seni Budaya dan Keterampilan memfasilitasi siswa untuk pemenuhan dirinya melalui pengalaman apresiasi dan berkarya seni kerajinan berdasarkan

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piki keilmuan (mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni

KISI-KISI UJIAN PRAKTIK SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2022/2023 Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Aspek : Seni Rupa Jumlah : 2 Soal No.. Urut Standar Komptensi