• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Singkat Pemekaran Kabupaten Batu Bara

PROFIL KABUPATEN BATU BARA

2.2 Sejarah Singkat Pemekaran Kabupaten Batu Bara

Sejarah Perjuangan Pembentukan Kabupaten Batu Bara berawal dari keinginan masyarakat di wilayah eks Kewedanan Batu Bara untuk membentuk sebuah kabupaten Otonom. Upaya dimaksud sudah dirintis sejak tahun 1957, namun akibat dinamika politik nasional hingga akhir tahun 60-an (1969) masyarakat Batu Bara kembali mengaspirasikan bergabungnya 5 (lima) kecamatan yang ada dalam sebuah kabupaten Batu Bara, maka dibentuklah Panitia Pembentukan Otonom Batu Bara (PPOB) yang di prakarsai oleh salah seorang tokoh masyarakat yang pernah menjadi anggota DPRD Asahan. PPOB ini berkedudukan di jalan Merdeka Kecamatan Tanjung Tiram. Karena Undang-undang Otonom belum di keluarkan oleh Pemerintah, perjuangan ini pun tertunda.

Masyarakat Batu Bara menilai bahwa terbentuknya Kabupaten Batu Bara adalah hasil perjuangan masyarakat. Sejak dicetuskannya kembali pada tahun 1999 usaha dan keinginan masyarakat Batu Bara ini di tolak oleh Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat dan peraturan Pemerintah yang lebih tinggi. Isi PROPEDA tersebut tertuang pada angka 2 (dua) pada kegiatan pokok program pembangunan daerah menyebutkan “ Upaya rasional pola berfikir masyarakat melalui pendekatan persuasive, khususnya terhadap

provokasi memisahkan diri dari wilayah kabupaten Asahan, serta sosialisasi kepada masyarakat bahwa sampai pada tahun 2005 tidak akan pernah ada yaitu apa yang disebut dengan pemekaran. Walaupun tidak direstui oleh Pemerintah Kabupaten Asahan, Masyarakat Batu Bara yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Menuju Kabupaten Batu Bara (LSM-GEMKARA) menginventarisir Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan berasal dari putra asli daerah Batu Bara. Atas kesepakatan bersama, ditunjuklah OK ARYA ZULKARNAIN,SH,MM, menjadi pemimpin organisasi sekaligus pelaksana perjuangan pemekaran. Usah-usaha pendekatan persuasif kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, dengan prinsip “ Surut Berpantang Batu Bara Harus Menjadi Kabupaten”, akhirnya kerja berat ini berhasil diselesaikan dengan hasil yang memuaskan.

Dengan disahkannya Rancangan Undang-Undangan Pembentukan Kabupaten Batu Bara melalui Usul Inisiatif Pemerintah oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonedsia pada tanggal 7 Desember 2006 di Jakarta selanjutnya diundangkan menjadi Undang-undang Nomor 05 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara di Provinsi Sumatera Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4681) maka harus dipikirkan secara konsepsional, strategis dan taktis untuk pengelolaan pemerintah baru serbagai bentuk pelayanan kepada masyarakat menuju taraf hidup yang lebih baik.

Nama Batu Bara (Batubahara) telah tercantum dalam literatur di abad ke -16 “Membayar upeti kepada Raja Haru.” Laporan utusan Pemerintah Inggris dan Penang John Anderson telah mengunjungi Batu Bara pada tahun 1823 dalam bukunya “Mission To The East Coast Of Sumatra”.

Konsekuensi lebih lanjut dari keinginan dan niat mewujudkan Kabupaten Batu Bara adalah tanggung jawab yang diemban penggagas pemekaran untuk bisa menempatkan pola fikir masyarakat pada posisi yang lebih maju. Tanggung jawab dimaksud berkenaan dengan pencerahan pemikiran seluruh masyarakat di tujuh kecamatan, Merubah pemikiran awam masyarakat melalui paparan-paparan logis yang nantinya diharapkan melahirkan semangat baru untuk membangun diri, tidak hanya berpasrah terhadap kebijakan-kebijakan sepihak oleh kelompok penguasa jika sifatnya merugikan masyarakat banyak.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2007, pemekaran wilayah harus memnuhi syarat-syarat administrative, syarat fisik, serta syarat teknis. Adapun syarat administrative yang telah dipenuhi dalam pemekaran wilayah Kabupaten Batu Bara pada saat itu adalah sebagai berikut:

• Surat Usulan Pemekaran Wilayah Kabupaten Asahan menjadi Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara oleh Bupati Asahan No.130/4634 tanggal 11 Juli 2005,

• Surat Keputusan DPRD Propinsi Sumatera Utara No.11/K/2005 tanggal 18 Oktober 2005 perihal Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Asahan menjadi Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara,

• Surat Usulan Pemekaran Wilayah Kabupaten Asahan menjadi Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara oleh Gubernur Sumatera Utara No.130/7186 tanggal 27 Oktober 2005.

• Kajian Pemekaran Wilayah Kabupaten Asahan menjadi Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara oleh Pemerintah Kabupaten Asahan.

• PERDA Kabupaten Induk (Kabupaten Asahan) tentang Pembentukan Kecamatan No,28 Tahun 2000.

• Peta wilayah Kabupaten Batu Bara sebagai calon Kabupaten yang akan di bentuk dan dilegalisir oleh Pemerintah Kabupaten Asahan dan Kabupaten/Kota yang berbatasan dengan calon Kabupaten.

• Surat Keputusan DPRD Kabupaten Asahan tentang penetapan Ibukota Kabupaten Batu Bara No. 24/K/DPRD/2005 tanggal 4 Agustus 2005.

• Surat Keputusan DPRD Kabupaten Asahan tentang kesanggupan Dukungan Dana dan Kabupaten Induk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut No. 25/K/DPRD/2005 tanggal 4 Agustus 2005.

• Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara untuk mengalokasikan dana bantuan kepada Kabupaten yang baru dibentuk (Kabupaten Batu Bara) pada APBD Propinsi selama 3 (tiga) tahun berturut-turut Nomor 903/2650.K/2005 tanggal 20 Desember 2005.

• Formulir isian data kelengkapan calon daerah otonom baru yang diisi oleh Pemerintahan Kabupaten ditandatangani oleh Bupati dan Ketua DPRD.

• Rekomendasi dari menteri yang tela terpenuhi melalui Meteri Dalam Negeri RI pada saat itu, yang telah merekomendasikan pemekaran Kabupaten Batu Bara kepada DPR RI untuk dibahas dan disahkan.

Disamping itu, syarat fisik juga telah terpenuhi untuk mewujudkan pemekaran Kabupaten Batu Bara, antara lain sebagai berikut:

1. Cakupan wilayah, dimana pembentukan paling sedikit 5 kecamatan dan pembentukan kota paling sedikit 4 kecamatan. Wilayah Kabupaten Batu Bara terdiri dari 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Sei Balai, Kecamatan Talawi, Kecamatan Sei Suka, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Air Putih.

2. Lokasi calon ibukota yang ditetapkan melalui keputusan Bupati dan keputusan DPRD Kabupaten Batu Bara No. 24/K/DPRD/2005 tanggal 4 Agustus 2005 tentang penetapan Ibu Kota yang menentukan bahwa ibu kota Kabupaten Batu Bara berada di Lima Puluh, Kecamatan Lima Puluh.

Berdasarkan Peraturan Bupati Batu Bara Nomor 3 Tahun 2007 ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Batu Bara adalah pada tanggal 8 Desember 2006 sesuai dengan Persetujuan Bersama DPR RI dengan Presiden RI yang memutuskan undang-undang tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara. Tanggal 15 Juni 2007 juga dikeluarkan keputusan Bupati Asahan Nomor 196-Pem/2007 mengenai penetapan Desa Air Putih, Suka Makmur dan Desa Gajah masuk dalam wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Sebelumnya ketiga desa tersebut masuk dalam wilayah kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara, namun mereka memilih bergabung dengan Kabupaten Asahan.

• Struktur Pemerintahan Kabupaten Batu Bara pada saat ini terdiri dari :

• a. Sekretariat Daerah Kab. Batu Bara

• b. Sekretariat DPRD Kab. Batu Bara

• c. 13 Dinas Daerah

• d. 7 Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan dan 5 berbentuk Kantor

• e. 7 Kecamatan

• f. 93 Desa

• g. 7 Kelurahan

• Dari mulai terbentuknya Kabupaten Batu Bara yaitu pada tanggal 15 Juni 2007 sampai dengan sekarang, Kabupaten Batu Bara dipimpin oleh Bupati Batu Bara yaitu:

• sebagai pelaksana Bupati

• (15-6-2007 s/d 22-6-2008)

• 2. Drs. SYAIFUL SYAFRI, MM

• sebagai pelaksana Bupati

• (23-6-2008)

• 3. OK ARYA ZULKARNAIN,SH.MM.

• (2008 – 2013)

• 4. OK ARYA ZULKARNAIN,SH.MM.

• (2013 – 2018)

• Sedangkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batu Bara adalah:

• 1. H. SURYA, BSc

• (2008 – 2009)

• 2. SELAMAT ARIFIN, SE

• (2009 – sekarang).31

Dokumen terkait