• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Sejarah Singkat Rahmat International Wildlife

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Medan diilhami oleh

kecintaan DR. H. Rahmat Shah pada alam serta kesungguhannya dalam mencegah

kepunahan hutan dan satwa langka. Museum ini merupakan karya monumental yang

bertaraf internasional dan telah memberi citra baru pada museum di Indonesia,

menjadi media pendidikan dan kegiatan lingkungan dari berbagai kalangan juga

menjadi objek wisata yang tiada duanya.

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Medan yang beralamat di

Jl. Letjen S Parman No. 309 Petisah Tengah Medan Petisah Medan, Sumatera Utara

adalah satu-satunya di Asia yang memiliki koleksi satwa liar yang terkecil hingga

terbesar di dunia dengan jumlah koleksi saat ini lebih dari 2000 spesies satwa liar dari

berbagai negara yang diawetkan. Museum yang terdiri dari 3 laintai ini memiliki

koleksi berbagai jenis spesies satwa langka di Indonesia maupun berbagai belahan

dunia. Seperti beberapa macam satwa yang tergolong spesies Mamalia, Aves, Reptile,

Pisces dan lain lain.

Museum ini biasa dikenal dengan nama “Rahmat Galeri” atau “Museum

Rahmat” oleh penduduk kota Medan. Museum dan galeri ini telah menerima berbagai

pengahargaan internasional seperti dalam Record Book di bidang konservasi dalam

upaya pencegahan kepunahan satwa liar dunia dengan mengumpulkan berbagai satwa

terutama satwa langka melalui kegiatan berburu yang telah memenuhi persyaratan

dan peraturan berburu internasional. Rahmat International Wildlife Museum &

Gallery Medan merupakan galeri satwa liar pertama di Asia Tenggara.

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery diresmikan oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Juwono Sudarsono,

MA pada tanggal 14 Mei 1999 di dampingi oleh duta besar Turki, Gubernur

Sumatera Utara, Pangdam I BB, KRMH. Yapto S. Soerjosoemarsono SH, DR. H.

Rahmat Shah dan Ibu. Karena besarnya minat masyarakat atas keberadaanya, maka

dilakukan perluasan bangunan yang lebih luas sehingga semakin lengkap dengan luas

gedung ±3000 m

2

dan telah diresmikan oleh Presiden RI Bapak DR. H. Susilo

Bambang Yudhoyono, MA pada tanggal 13 Nopember 2007. Karena manfaat dan

fasilitas serta koleksinya bertambah telah dilakukan lagi pengembangan gedung baru

pada tahun 2013 dengan luas gedung menjadi ±5000 m

2

yang diresmikan Menteri

Kehutanan Republik Indonesia Bapak H. Zulkifli Hasan, SE., MM pada tanggal 28

Nopember 2013.

Dengan keberadaan “Museum Rahmat atau Rahmat Galeri” ini di kota Medan

benar-benar dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat Indonesia khususnya dan

masyarakat dunia pada umumnya sebagai tempat hiburan bersama eluarga sambil

menambah ilmu pengetahuan serta wawasan terhadap satwa liar yang sudah semakin

Pembangunan museum dan galeri ini diilhami oleh kecintaan sang pemilik

terhadap alam serta karena kesungguhan beliau dalam menekuni hobi yang beresiko

tinggi, memakan waktu yang cukup lama, serta membutuhkan biaya yang tidak

sedikit. Telah dapat dibuktikan bahwa jika sesuatu dikelola dengan baik serta

megikuti konsep yang jelas, tegas, pasti dan benar sesuai dengan konsep “Konservasi

dengan Pemanfaatan” yang diterapka oleh Safari Club International (SCI), dapat

mencegah kepunahan hewan-hewan langka, sekaligus menjaga kelangsungan hidup,

keseimbangan dan menambah populasi satwa liar yang merupakan kekayaan alam.

Dengan kebaradaan “Rahmat Galeri” ini bisa memberi contoh cara mencegah

kepunahan hewan-hewan liar dan langka dari perburuan ilegal dengan konsep dari

Safari Club International (SCI) tesebut.

Di dalam museum dapat dilihat oleh pengunjung berbagai koleksi hewan yang

dipajang dan di tata sedemikian rupa sehingga pengunjung akan terpesona oleh

keindahannya seperti : The African Big Five : Singa, Banteng, Gajah, Cheetah, dan

White Rhino, kupu-kupu berwarna-warni yang berasal dari berbagai tempat, Berbagai

jenis kucing baik kucing besar seperti macan maupun kucig kecil dalam koleksi Cats

of The World, serta koleksi burung dalam Kingdom of Birds yang menampilkan

berbagai jenis varias burung.

1. Perburuan legal dengan konsep “Konservasi dengan Pemanfaatan” yang telah

dilakukan oleh hampir seluruh negara. Untuk emncegah kepunahan dan

menambah populasi satwa liar dan lingkungannya.

2. Hewan yang mati dari berbagai taman hewan dan kebun binatang.

3. Hasil pemberian dari teman-teman dan berbagai kalangan.

4. Pembelin secara legal dari berbagai nnegara yang dikunjungi

Di dalam museum mata pengunjung akan dimanjakan dan terpesona dengan

keindahan koleksi-koleksi hewan yang dibagi sesuai dengan jenisnya masing-masing

yakni:

1. Benua Afrika yang terkenal dengan “African Big Five” menampilkan 5 satwa

liar yang paling berbahaya dan terbesar yaitu: , Banteng, Gajah, Cheetah, dan

White Rhino.

2. Ruangan “Cats of The World” menampilkan keanekaragaman jenis kucing

besar dari seluruh penjuru dunia.

Gambar 4.2 “Cats of The World”

3. “Kingdom of Birds” yang menampilkan koleksi berbagai jenis burung dunia.

4. “Pheasants of The World” disini ditampilkan berbagai jenis unggas seperti:

burung cendrawasih, ayam emas, burung merak, dan lain sebagainya.

Gambar 4.4 “Pheasants of The World”

5. “Dry Aquarium” yang berisikan berbagai jenis satwa liar yang umumnya

hidup di air seperti: buaya, ikan, dan lain-lain.

6. Di ruangan “Bear Room” terdapat berbgai jenis beruang yang berasal dari

daerah tropis hingga daerah Antartika seperti: beruang kutub, beruang madu,

dan lin sebagainya.

Gambar 4.6 “Bear Room”

7. “Mountain of Sheep” menawarkan rupa berbagai jenis kambing gunung dan

domba liar yang ditempatkan dan disusun bertingkat ditengah ruangan secara

alami menjulang ke atas berbentuk gunung.

8. “Night Safari” mengahdirkan suasana kehidupan satwa liar di malam hari

dengan bantuan tata suara dan pencahayaan yang sangat menarik dan

mengesankansehingga pengunjung merasa seolah-olah berwisata pada waktu

malam hari.

Gambar 4.8 “Night Safari”

4.1.2 Visi dan Misi

Dokumen terkait