• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III BIOGRAFI USTADZ H. GUSTIRI

D. Sekilas Profil Program OPTIMIS-Obrolan Seputar Iman dan

Program Optimis- Obrolan Seputar Iman dan Islam menempatkan Ustadz H. Gustiri sebagai narasumber utama. Ustadz H. Gustiri sudah

bergabung dengan Radio CBB sejak tahun 2007.

Pada awal mula program ini belum menggunakan nama OPTIMIS-Obrolan Seputar Iman dan Islam, Sebelumnya Bernama Kuliah Subuh didirikan pada tahun 1998 yang di isi oleh KH.Muhammad Nur. Program Kuliah Subuh berhenti sejenak karna kesibukan seorang KH. Muhammad Nur untuk berdakwah, seiring berkembangnya waktu Program Kuliah Subuh diganti menjadi Program OPTIMIS-Obrolan Seputar Iman dan Islam yang didirikan pada Tahun 2000 Narasumbernyapun berbeda-beda. OPTIMIS dahulu di isi oleh KH. Nur Sadar dan juga ada Almarhum KH. Nazulli dan sekarang ini di isi oleh Ustadz H. Gustiri sampai sekarang.

Sejak tahun 2000, program Optimis- Obrolan Seputar Iman dan Islam ini mengudara di Radio CBB 105.4 FM program ini mempunyai format acara yang berbeda dengan program dakwah yang ada di Radio CBB yaitu AMIN- Ajang Membina Iman yang di isi oleh KH. Faiz dan progam CITRA MUSLIMAH yang di isi oleh narasumber Ustadzah Tuty. Pada program OPTIMIS Ustadz H. Gustiri menjadi narasumber utama merupakan Ustadz yang dikenal masyarakat. Program OPTIMIS disiarkan setiap Senin s/d Sabtu Jam : 05.00 - 06.00 WIB.

Ustadz H. Gustiri didampingi oleh Pembawa Acara yang bernama Putra Wijaya. Materi yang disampaikan Ustadz H. Gustiri biasanya seputar kehidupan masyarakat, kebanyakan Audience yang mendengarkan adalah kaum laki-laki,wanita, orang tua dan remaja tanpa terkecuali.

Program ini adalah acara yang dirancang untuk memberikan siraman rohani pada pagi hari sesudah sholat Subuh. Kemudian Narasumber Ustadz H.

Gustiri memberikan kesempatan pendengar untuk berinteraktif melalui telepon, SMS & FB tentang seputar Iman & Islam.

Program ini bersifat siaran langsung (live) berupa siraman rohani yang disampaikan Ustadz H. Gustiri sesuai tema dan jadwal siaran yang ditetapkan. Dengan komposisi siaran, 80% siraman rohani. Narasumber memberikan jawaban setiap pertanyaan penelepon dari pendengar begitu seterusnya. Target pendengar 25 hingga 50 tahun.2

Penyiar memberikan gambaran program secara singkat kemudian memutar lagu religi atau qasidahan sebagai pembuka acara. Selanjutnya Penyiar mempersilahkan Narasumber untuk memberikan siraman rohani kepada pendengar, setelah itu Narasumber mempersilahkan pendengar untuk berinteraktif, diakhir acara penyiar memutar lagu religi sebagai penutup.

Ustadz H. Gustiri beliau adalah seorang ulama yang sangat digemari oleh masyarakat karena mempunyai ciri khas dalam menyampaikan dakwahnya. Tema Program OPTIMIS selalu berbeda setiap harinya dan salah satu keunikan dalam program ini ialah masyarakat dapat berinteraksi dengan Ustadz H. Gustri secara langsung melalui telephon dan sms serta pendengar dapat bertanya diluar dari tema yang telah ditentukan.

Ulama memang memiliki posisi dan peran yang signifikan pada masa apapun, termasuk pada massa yang lampau hingga massa transisi seperti sekarang ini. Tatkala umat tengah terpuruk dan multi krisis, peran ulama amat dibutuhkan dikarenakan ulama mampu memposisikan diri secara tepat. Namun tak bisa dipungkiri pula ulama-ulama pun memiliki keterbatasan-keterbatasan perhartian mereka pada umat atau masyarakat surut dan tenggelam.

2

Masyarakat sangat tertarik dengan kajian yang diberikan ustadz dalam berdakwah melalui media radio. Terutama strategi Ustadz H. Gustiri dalam berdakwah melalui program optimis di radio CBB, karena kajian yang disampaikan Ustadz H. Gustiri sangatlah menarik sekali, beliau mempunyai wawasan yang sangat luas, orangnya humoris dan jelas dalam penyampainya tausiahnya, suka berpantun dan beliau disebut juga ustad sejuta singkatan sehingga ceramahnya sangat digemari oleh masyarakat.

Ketika Ustadz H. Gustiri menyampaikan tausiah acara program optimis di Radio CBB beliau ingin berusaha mewujudkan masyarakat menjadi masyarakat yang Islami. Yang mempunyai pengetahuan luas tentang agama Islam. Beliau begitu begitu semangat dan sabar dalam menghadapi segala ujian dan hambatan yang selalu menerpa dakwahnya.

Masyarakat sangat memandang positif atas kehadiran beliau sebagai juru dakwah. Karena kehadiran beliau dapat mewarnai kehidupan masyarakat yang cinta agama dan cinta ilmu sehingga ceramahnyapun sudah sampai berbagai daerah.

Ustadz H. Gustiri dikenal sebagai ulama yang berakhlakul karimah, sabar dan tawadhu, berpendirian teguh dan sangat patuh serta berusaha mencari keridhaan gurunya sehingga wibawa dan karismatik beliau sangat tampak dan diakui oleh kalangan masyarakat.

Program siaran dakwah OPTIMIS ini memegang peran penting, dikarenakan program ini sebagai penunjang untuk memotivasi masyarakat dalam kehidupan bertetangga, beragama dan berbudaya, juga akan menjadi pemantap dalam penghayatan dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama di

lingkungan masyarakat dan sebagai sarana dakwah dalam mengembangkan dan menyebarkan ajaran Islam.

Program tersebut haruslah didukung dengan sarana dan prasarana yang baik serta diperlukan strategi-strategi yang jitu untuk meningkatkan jumlah pendengar maupun mempertahankan pendengar yang sudah ada saat ini agar nilai-nilai Islam dapat tersampaikan kepada seluruh masyarakat banyak.

Radio CBB 105.4 FM memberikan jawaban atas persoalan-persoalan yang sedang dihadapi oleh pendengar serta memberikan masukkan melalui sudut pandang Islam dengan tepat tanpa membuat masyarakat merasa digurui, tetapi justru pendengar radio CBB merasakan pencerahan atas permasalahan yang dihadapi. Pendengar diajak untuk aktif turut serta dalam kegiatan-kegiatan atau program yang diselenggarakan radio CBB.

Program Optimis-Obrolan Seputar Iman dan Islam juga didukung oleh sarana dan prasarana di Radio CBB 105.4 FM lengkap dan memadai untuk fasilitas siaran. Serta sumber daya manusia di Radio CBB 105.4 FM yang memadai dan Struktur organisasi tersusun rapih sehingga organisasi di Radio CBB 105.4 FM terorganisir, selain itu Radio CBB 105.4 FM membuka layanan melalui website dan membuka jaringan sosial melalui media internet sehingga mudah berkomunikasi dengan pendengar dan di dukung oleh jangkauan siaran Radio CBB 105.4 FM sehingga memungkinkan banyak pendengar.3

3

54

STRATEGI DAKWAH USTADZ H. GUSTIRI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENDENGAR TENTANG AJARAN ISLAM MELALUI

PROGRAM OPTIMIS (OBROLAN SEPUTAR IMAN DAN ISLAM)

DI RADIO CBB 105,4 FM”

A. Perencanaan Dakwah yang Dilakukan Oleh Ustadz H. Gustiri Melalui Perogram OPTIMIS di Radio CBB 105.4 FM

Strategi dakwah yang digunakan oleh Ustadz H. Gustiri diantaranya memperhatikan langkah-langkah perencanaan dakwah. Dengan perencanaan yang mantap dan matang maka dakwah Islamiah akan berlangsung secara efektif dan efisien. Hal ini dapat terjadi sebab dengan perencanaan secara matang mengenai ha-hal apa yang harus dilaksanakan dan bagaiamana cara melakukan menjalankan dakwah, maka dapatlah dipertimbangkan apa yang harus dipenuhi. Maka dengan demikian perlu ada urutan-urutan jadwal kegiatan yang diatur sedemikian rupa, yang mengarah pada sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.

Untuk itu Ustadz H. Gustiri menyusun langkah-langkah perencanaan dakwah baik tentang perumusan sasaran pencapaian tujuan dakwah, mengenai tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaan, mengenai metode, penjadwalan waktu, dan lain-lain. Di bawah ini peneliti mengambarkan langkah-langkah strategi dakwah ustadz H. Gustiri yang diantaranya:

1. Mempersiapkan materi dakwah

Sebelum Ustadz H. Gustiri merumuskan materi dakwahnya, beliau terlebih dahulu mempelajari dan memahami keadaan para mad’u

(pendengar). Dalam proses itu perlu analisa mendalam, baik cara langsung maupun tidak langsung dalam melihat problematika umat secara aktual. Oleh karna itu Ustadz H. Gustiri perlu menentukan cara-cara yang tepat

agar tema yang ditentukanya nanti tidak keluar dari tujuan yang hendak dicapainya.

Ustadz H. Gustiri sempat menyatakan “yang harus saya miliki yaitu syarat keilmuan yang maksimal, karna disitu sifatnya ngobrol, kadang-kadang luas, tidak terbatas pada satu tema tertentu. Satu contoh yang harus kita bahas yaitu tema fardhu wudhu. Mungkin kalau seputar hukum membatalkan whudu, apa sunah whudu, mungkin kita sudah biasa. Tapi kadang-kadang pertanyaanya lain. Jadi syarat-syarat keilmuan seperti itu saya perlu miliki dengan cara membaca buku yang saya beli mingguan, juga bulanan. Karena kenapa jangan samapai kita ketinggalan referensi yang sifatnya aktual. Saya harus betul-betul mecerna apa yang sedang berkembang saat ini dan meberikan solusinya1

.

Pernayataan Ustadz H. Gustiri tersebut menunjukan cara beliau sebelum merumuskan tema dakwahnya. Ustadz H. Gustiri berusaha untuk memiliki keilmuan yang lebih. Beliau melakukanya dengan cara membaca buku, dan memahami aspek sosial kultural mad’unya. Ini dilakukan Ustadz H. Gustiri demi kepentingan pendengar agar beliau dapat membantu mereka melalui syiar Islamiah di Radio CBB.

Buku-buku referensi yang biasa dibaca oleh Ustadz H. Gustiri diantaranya, Fathul Muin, Isyadul Annam, Kitab Kuning dan lain-lain. Kitab-kitab tersebut selain membantu Ustadz H. Gustiri dalam berdakwah juga membantu Ustadz H. Gustiri untuk membuat sebuah buku panduan untuk mengisi acara OPTIMIS di Radio CBB.

1

Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu, 24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib

Buku panduannya tersebut berjudul “Wirid Doa Tawasul”, dan buku “Menggapai Ridho Allah SWT”. Buku-buku ini dibuat oleh Ustadz H. Gustiri sendiri secara khusus untuk mengisi acara siaran OPTIMIS di Radio CBB.

Selanjutnya Ustadz H. Gustiri merumuskan materi dakwah dengan cara menganalisa problematika ummat secara aktual. Di Radio umunnya sasaran dakwah bersifat universal, oleh karna itu Ustadz H. Gustiri memerlukan pemahaman mengenai sasaran dakwah tersebut. Beliau sempat menyatakan “audiensya sudah hampir menyeluruh kalangan atas kebawah...”,2 secara kultural pendengar siaran program OPTIMIS dinikmati oleh berbagai kalangan.

Menyikapi hal di atas Ustadz H. Gustiri mempunyai cara-cara yang unik untuk melengkapi kegiatan dakwahnya. Hal tersebut seperti dalam perkataanya yang menyebutkan “ada juga pendengar yang saya sisipkan dengan selogan-selogan bahasa jawa, karna pendengar banyak orang jawa. Jadi mereka orang jawa merasa diayomi, dan tidak membatasi satu etnis saja, yang berbeda juga saya ayomi. Ada bahasa jawa,bahasa sunda, campur-campur. Yang bertanya orang sunda kadang-kadang saya sisipkan kata-kata”kumaha iyeu”, “kumaha damang”, seperti itu ngomong

bahasa sunda sedikit-sedikit meskipun tidak meyeluruh. Itu sudah menjadi pembugkus nilai dakwah. Kadang-kadang ada yang nanya orang tegal saya sisipkan kata-kata”ojolali ya lo geneng kaya gimene”, jadi mereka

2

Wawancara Pribadi Dengan Ustadz H. Gustiri, Jakarta Minggu, 05-11-2013, Jam 06:00-07:00.

merasa akrab dan dekat”.3

Pernyataan tersebut menunjukan bahwa Ustadz H. Gustiri selalu memepertimbangkan nilai sosiologis kultural dalam praktek dakwahnya. Kali ini diperkuat oleh ungkapan seorang pendengar, Firmansyah

menyebutkan ”Ustadz H. Gustiri itu orangnya cukup kekeluargaan dalam

membahas semua materi-materinya, cukup lugas dan tidak monoton, serta tidak kaku dalam penyampain ceramah-ceramahnya dan dapat dimengerti, bahasa-bahasa penyampainya juga dimengerti oleh kalangan

muda maupun kalangan orang tua”4

. Artinya Ustadz H. Gustiri selalu memperhatikan siapa mad’u yang diberikan tausiah. Dia juga memposisikan dirinya sesuai dengan keinginan para mad’u. Jika mad’unya kalangan muda dia akan munggunakan bahasa kalangan muda, begitu juga sebaliknya.5

Kata “kumaha iyeu” yang diselipkan oleh Ustadz H. Gustiri dalam praktek dakwahnya menunjukan bahwa beliau sudah menggali secara spesifik mad’u atau pendengarnya di program OPTIMIS. Tidak hanya satu kultur saja, melainkan Ustadz H. Gustiri sudah mengenal kultur lain yang menjadi spesifikasi pendengarnya baik itu suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi, dan lain- sebagainya.

Boleh jadi pemahaman Ustadz H.Gustiri terhadap nilai kutural tersebut disebabkan oleh kehidupan keluarganya yang notabene campuran suku Jawa dan Betawi, sehingga dengan sangat mudah Ustadz H. Gustiri

3

Wawancara pribadi dengan Ustadz. H. Gustiri Minggu, 24 11-2013, 10:00-11:30 .

4

Wawancara Dengan Firmansyah, di Cidodol Kediaman Ustadz Gustiri, Kamis 09-01-2014

dapat memahami karakteristik para mad’u atau pendengarnya. Pemahamanya mengengenai sasaran dakwah tersebut, membuat beliau dapat dengan mudah merumuskan tema-tema siaran yang mudah dipahami oleh semua kalangan.

Selain dari aspek kultur aspek sosial juga menjadi bagian pertimbangan ustadz H. Gustiri sebelum menentukan tema dakwahnya. Dalam melihat aspek sosial, Ustadz H. Gustiri memperhatikan permasalahan-permasalahan ummat yang sifatnya kontempoler seperti, masalah kebribadian, hubungan rumah tangga, masalah aqidah, masalah ibadah, hukum-hukum Islam dan masalah syariah. Hal-hal tersebut menjadi pertimbangan penting Ustadz H. Gustiri sebelum menentukan materi dakwahnya.

Contoh Saiful Uyun menyebutkan bahwa tema yang biasa diberikan Ustadz H. Gustiri menyangkut masalah aqidah dan syariah yang semuanya hampir dibahas oleh Ustadz H. Gustiri dalam siaran program OPTIMIS.6 Peryataanya tersebut menjadi bukti bahwa apa yang menjadi tema Ustadz H. Gustiri selalu memperhitungkan aspek sosial. Setelah memperhatikan aspek sosio kultural barulah Ustadz H. Gustiri menentukan tema-tema yang sesuai dengan tujuan dakwahnya.

2. Menentukan Metode Dakwah

Metode dakwah Ustadz H. Gustiri adalah metode obrolan tiga “S” (santai, serius tapi sukses). Hal tersebut seperti pernyataanya “jadi

metodenya metode obrolan tiga “S” istilahnya santai,serius tapi sukses,

ada selingan-selingan pantun dan humoris...”.7

artinya metode yang

6

Wawancara pribadi dengan Saiful Uyun, Jakarta Rabu, 18-12-2013 7

Wawancara Pribadi Dengan Ustadz H. Gustiri, Jakarta Minggu, 05-11-2013, Jam 06:00-07:00.

digunaka Ustadz H. Gustiri sangat baru dan unik. Keunikanya terlihat dari sisi model dakwah yang santai maksudnya adalah tidak terlalu formal seperti ceramah atau dakwah pada umumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sifat siaran pada program OPTIMIS yang bentuknya obrolan ringan.

Santai karena model siaran yang bersifat obrolan santai. Sedangkan serius dalam pandangan Ustadz H. Gustiri merupakan ungkapan tidak asal-asalan dalam menyampaikan materi-materi dakwah. Contohnya Ustadz H. Gustiri selalu mempersiapkan materi-materi dakwah yang aktual sebelum beliau siaran.

Kemudian yang terakhir sukses, yang maksudnya mengusahakan agar setiap materi dakwah dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Hal ini seperti dalam pernyataanya ”saya merasa itu amaliah kita, jadi kita

sodakoh bil’ilmi sedakah dengan ilmu, ketika apa yang disampaikan

mreka amalkan berartikan mereka pasti akan mengenang kita”.8

Ungkapan tersebut menunjukan kesuksesan Ustadz H. Gustiri yang materinya dapat diamalkan oleh para pendengarnya. Metode dakwah tersebut semakin menarik ketika menambahinya dengan pantun-pantun dan humor-humor menarik yang membuat pendengar terhibur.

Bila dikaitakan dengan motode strategi dakwah menurut Al-Bayanuni, dia membagi metode strategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu; strategi sentimentil (al-manhaj al-„athifi), strategi rasional (manhaj

al-„aqli), dan strategi indriawi (al-manhaj al-hissi).

Strategi sentimentil (al-manhaz al’athifi) adalah dakwah yang memfokuskan aspek hati dan menggerakan perasaan dan batin mitra

8

Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu, 24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib

dakwah. Startegi rasional rasional (al-manhaj al-aqli) adalah dakwah dengan beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Strategi indriawi (al-manhaj al-hissi) juga dapat dinamakan dengan strategi eksperimen atau strategi ilmiah.

Peneliti menemukan strategi dakwah yang digunakan oleh Ustadz H. Gustiri melawati tiga hal yang dikemukakan di atas. Strategi sentimentil (al-manhaz al’athifi) yang dilakukan oleh Ustadz H. Gustiri dengan cara memberikan nasihat kepada para pendengan secara langsung menggunakan media telpon dan sms dalam siara OPTIMIS. Dalam praktiknya nasihat-nasihat tersebut diberikan oleh Ustadz H. Gustiri kepada para pendengan dengan menggunakan hati dan perhitungan yang mantap. Sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh pendengan.

Penyampaian nasihat yang baik itu dirasakan oleh Firmansyah. Firmansyah merupakan seorang Guru di SDN Cipondoh 04 yang juga salah seorang pendengan setia di Radio CBB. Firmansyah mengaku sering mendengarkan tausiah di acara OPTIMIS. Dia menyatakan “Ustadz Gustiri orangnya cukup kekeluargaan dalam membahas semua materi-materinya”, ungkapan kata “kekeluargaan” menunjukan perasaan nyaman Firmansyah saat mendengarkan siraman tausiah dari Ustadz H. Gustiri. Walaupun format siara bersifat obrolan santai namun nasihat-nasihat yang sifatnya kehati tetap bisa dirasakan para pendengan pendengan. Hal ini yang penelti sebut sebagai bagian dari metode Ustadz H. Gustiri menggunakan motode Strategi sentimentil (al-manhaz al’athifi).

Ustadz H. Gustiri juga menggunakan motode startegi rasional ( al-manhaj al-aqli). Startegi rasional adalah dakwah dengan beberapa metode

yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Firmansyah menyatakan “dalam program OPTIMIS ini sangat menarik sekali yaitu karena dialognya9 ungkapan “dialog” itu menunjukan format acara yang dia sukai. Format acara berbentuk dialog membuat Firmansyah dapat dengan mudah menanyakan pertanyaan secara langsung kepada narasumber (Ustadz H. Gustiri). Setelah mendapatkan jawaban tersebut Firmasyah tidak dapat menanyakan kembali hal-hal lain yang mungkin belum dia mengertu. Hal ini memaksa Firmansyah untuk mentafakuri lagi pernyataan yang diungkapkan oleh Ustadz H. Gustiri. Setelah mendapatkan jawaban dia akan mengambil kesimpulan atas pertanyaan tersebut.

Hanya saja kecerdikan Ustadz H. Gustiri membuat pendengarnya merasa puas atas tausiah dan jawaban yang diberikannya. Firman sempat

menyatakan “kalau kita bertanya kepada Ustadz Gustiri, setiap

pertanyaan semua dijawab dengan benar sesuai dengan kitab-kitab. Jadi kita tidak melenceng kemana-mana”. Kata-kata firman tersebut menunjukan bagaimana Ustadz H. Gustiri yang sudah menguasai materi dakwahnya. Selain itu ungkapan itu menunjukan kepuasan dari diri Firmansyah yang pernah bertanya kepada Ustadz H. Gustiri secara langsung melalui sms atau telpon.

Selanjutnya Ustadz H. Gustiri menggunakan strategi indrawi ( al-manhaj al-hissi). Strategi indriawi dapat dinamakan dengan strategi eksperimen atau strategi ilmiah. Diantara motode yang dihimpun dalam strategi ini adalah praktik keagamaan, keteladanan, dan pentas drama.

9

Wawancara Firmansyah di cidodol kediaman ustadz gustiri, kamis, 09-01-2014 jam 09:00-10:30 Wib

Praktik keagamaan yang dilakukan Ustadz H. Gustiri dalam kegiatanya beliau mengisi acara diberbagai tempat seperti mengisi acara bulanan yang bernama mazlis Permata CBB setiap minggu kedua setiap sebulan sekali yang diadakan di radio cbb, dan dirumah ustadz H. gustiri setiap malam jumat dan pengajian dimasjid-masjid di, khutbah jum’at di 38 masjid secara secara bergilir. Seperti perkataanya “kalau ada acara penting radio cbb mengadakan pengajian bulanan, saya anggap menjadi media saya untuk komunikasi fans pendengar, kedua dirumah saya ada

majlis ta’lim tujuanya biar bisa rekrutrment kejamaah yang jauh-jauh datang untuk silaturahmi, saya jadi kombes artinya komandan besan, mengisi pengajian dimajlis talim dimasjid-masjid”.10

3. Pemanfaatan Media Dakwah

Media dakwah yang digunakan Ustadz H. Gustiri adalah Radio CBB. Radio CBB merupakan sarana Ustadz H. Gustiri sebagai alat dakwah, yang dimana berkat adanya Radio CBB dakwahnya bisa didengar oleh berbagai kalangan. Banyak sekali masyarakat mengundang Ustadz H. Gustiri untuk mengisi acara pengajian atau tausiah itu semua berkat adanya media yaitu Radio.

Selain itu selama proses dakwahnya di Radio Ustadz H. Gustiri selalu membawa media lain seperti buku catatan dan buku pedoman dakwah, hai ini untuk membantu agar proses siaran berjalan dengan lancar. Selain itu alat-alat audio visual seperti mic, komputer, pemancar, dan lain-lain yang masih berkaitan dengan sistem pengorganisasian alat di Radio CBB, secara tidak langsung juga merupakan bagian dari media pendukung dakwahnya Ustadz H. Gustiri.

10

Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu, 24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib

B. Tujuan Dakwah Yang Dilakukan Oleh Ustadz H. Gustiri Melalui Perogram Optimis-(Obrolan Seputar Iman Dan Islam) Di Radio CBB 105.4 Fm

Tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan utama dan tujuan khusus. Seorang da’i umumnya memiliki tujuan dalam aktifitas dakwahnya. Tujuan utama merupakan garis pokok yang mengarah pada semua kegiatan dakwah yaitu perubahan sikap dan prilaku mad’u sesuai dengan ajaran Islam. Namun tujuan utama tidak bisa dicapai sekaligus, oleh karen itu perlu tahap-tahap pencapaian. Tujuan pada setiap pencapaian itu yang disebut tujuan khusus.

Ustadz H. Gustiri memiliki tujuan utama dalam dakwahnya, beliau menyebutkan ”menyangkut tujuan, saya merasa beruntunng untuk menyampaikan nilai-nilai dakwah di radio. Itu lebih besar dibandingkan saya berceramah hanya di satu masjid, berarti banyak pendengar yang akan mendengarkan ceramah saya11

. ungkapan beliau menunjukan sebuah tujuan untuk menyampaikan nilai-nilai dakwah. Adapun “nilai-nilai dakwah” ini masih bersifat general, belum jelas maksudnya.

Peneliti membandingkan ungkapan Ustadz H. Gustiri dengan surat An-Nahl ayat 125:                                           

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

11

Wawancara ustadz H. Gustiri dirumah makan H.kokom Cipondoh Tangerang, minggu, 24-11-2013 Jam 10:00-11:30 Wib

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ayat tersebut menjelaskan dasar-dasar dakwah. Dakwah adalah usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah dengan menjalankan syariatnya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bagi dunia maupun akhirat. Artinya tujuan utama Ustadz H. Gustiri adalah untuk mempertahankan, melesatarikan dan menyempurnakan umat melalui siraman rohani di radio CBB dalam acara OPTIMIS. Tentu usaha ini bukan hal yang mudah, perlu langkang-langkah kongkrit untuk mencapainya. Oleh karena itu Ustadz H. Gustiri mengembangkan aktifitas dakwahnya dengan memperluas link dengan mengambil keuntungan lewat Radio CBB.

Mengembangkan aktifitas dakwah demi tercapainya tujuan yang maksimal, Ustadz H. Gustiri menjadikan Radio sebagai tempat menggalang Ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah menjadi tujuan khusus Ustadz H. Gustiri dalam merealisasikan tujuan utamanya. Hal tersebut seperti

Dokumen terkait