• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Rancangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan

Perencanaan merupakan sebuah pengembangan yang bermaksud untuk membina

siswa/peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai

hingga mana perubahan itu telah terjadi pada diri siswa/peserta didik.26

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II Pasal 3 yaitu Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.27 Berdasarkan amanat tersebut maka

pelaksanaan kurikulum yang dimiliki oleh sekolah haruslah dapat

diimplementasikan dalam kegiatan siswa dengan program-progam sekolah salah

satunya dengan muatan materi agama yang bertujuan agar siswa beriman,

bertakwa, dan berakhlak mulia.

Perencanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan

berdasarkan asas-asas sebagai berikut:

a. Tujuan kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan disesuaikan dengan

tujuan yang dituangkan dalam buku pedoman sekolah Adiwiyata. Berbicara

tentang tujuan pendidikan agama Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai

26

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum..., 152. 27

Anonimus, Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003. 12.

ideal yang bercorakkan islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan

pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami.

Sedang idealitas islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai

perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah

sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.28

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan,

dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah Swt., sesama manusia,

hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam

sekitarnya sebagai bukti ketaatan pada Allah Swt.

b. Keterpaduan

Perencanaan kurikulum pendidikan agama Islam memadukan jenis

dan sumber dari semua disiplin ilmu atau diintegrasikan29 dengan semua

disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat berdasarkan kurikulum.

Perencanaan ini sangatlah penting dilakukan untuk menentukan arah

tujuan dari pembelajaran pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan

lingkungan alam disekitarnya.

B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di

Sekolah Adiwiyata

Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan

diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan

pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai

28

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, 108. 29

Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 6 Salatiga pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2016.

dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. yaitu pada pasal 36 ayat (2) dan (3) serta pasal Pasal 36 ayat

(2) menyebutkan bahwa:

“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.30

Penanaman akidah sejak dini merupakan kebutuhan jika kita ingin

menciptakan manusia yang utuh, punya pendirian dan keyakinan yang kokoh

bahwa Allah yang Esa dan Dia mutlak di alam ini siapa pun tak mampu

menantang-Nya. Keyakian serupa ini tidak hanya berguna untuk kepentingan

dirinya, melainkan juga sangat dibutuhkan dalam upaya melestarikan lingkungan

hidup.31 Disinilah pentingnya penanaman pendidikan agama bagi anak tentang

lingkungan hidup sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian atas kelestarian

keragaman hayati sebagai hubungan timbal balik baik disekolah atau dimanapun

kita tinggal.

Ada dua pokok yang diajarkan Islam berkenaan dengan lingkungan hidup.

Pertama, menyangkut dengan sumber daya; dan kedua bimbingan dalam

mengelola dan melestarikannya.32 Yang dimaksud dengan sumber daya disini ialah

30

Andang, Kebijakan Kurikulum Reorientasi Pendidikan Nasional Melalui Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013..., 70.

31

Erwati Aziz, Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup melalui Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, 26.

32

segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia dari lingkungannya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara garis besar ada tiga jenis sumber

daya, yaitu sumber daya alami seperti air, tanah, udara, energi, barang tambang,

sumber daya hewani; dan sumber daya nabati.

Sementara itu untuk keseimbangan lingkungan hidup adalah dengan

melalui jalur pendidikan dan etika lingkungan. Pendidikan berperan strategis

sebagai sarana mengubah sikap manusia pada masalah lingkungan. Jalur

pendidikan memberikan harapan untuk menunjang upaya memecahkan masalah

lingkungan jangka panjang. Sasaran pendekatan pendidikan lingkungan adalah

generasi muda yang menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan di masa yang akan melalui tahap-tahap penyadaran,

pengertian, perhatian, tanggung jawab, dan aksi atau tingkah laku33. Salah satu

institusi yang memiliki peranan strategis adalah sekolah.

Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mengembangkan

program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah melalui program Adiwiyata. Program tersebut dari Kementerian Negara

Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan

kesadaran warga sekolah sehingga menjadi sebuah karakter peduli lingkungan

dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Sekolah yang telah mendapatkan

predikat Adiwiyata dianggap telah berhasil membentuk karakter peduli terhadap

33

Ulfah Susilawati, menanamkan Etika Lingkungan Hidup dalam Bingkai Pendidikan Islam,dalam Hamam (editor), Madrasah dan Pelestarian Lingkungan Sumbangan Konseptual dan Strategi Aksi..., 74.

lingkungan.34 Keberhasilan ini perlu dituangkan dalam kurikulum yang dapat

dijadikan acuan bagi semua warga sekolah.

Dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis

lingkungan maka kita melihat silabus35 kemudian dijabarkan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mana terdiri dari kompetensi inti, kopetensi

dasar, materi, metode pembelajaran, penilaian, dan sumber pelajaran. Materi yang

ada kemudian diintegrasikan dengan lingkungan36 baik itu kelas tujuh, delapan

maupun kelas sembilan.

Melihat pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang

berbasis lingkungan pada kelas tujuh dengan kompetensi inti mencoba, mengolah,

dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi dasar menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang

yang meneladani al-Asma‘u al-Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Materi pokoknya adalah lebih dekat dengan Allah Swt. yang sangat indah

nama-Nya37 diintegrasikan dengan lingkungan yaitu dengan menghubungkan

makna dan menerapankan dalam kehidupan sehari Asmaul Husna al-Bashir

dimana siswa dapat menjaga lingkungan agar tetap terlihat bersih, indah, nyaman

34

Amiril Mukminin Al-Anwari, Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri”..., 230.

35

Wawancara dengan guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 26 September 2016. 36

Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 6 pada hari Selasa, 25 Oktober 2016. 37

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTS kelas VII, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan , Balitbang, Kemdikbud, 2014, 1-9.

untuk belajar salah satunya dengan membuang sampah pada tempat dan

peruntukannya.

Kompetensi inti dua menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaan. Pada kelas tujuh dengan kompetensi dasar menghayati

perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan

ketentuan syari’at Islam. Dengan topik semua bersih hidup jadi nyaman.38 Materi ini diintegrasikaan dengan lingkungan yaitu dengan menjaga tempat ibadah agar

selalu bersih dan suci, merawat peralatan ibadah agar selalu bersih sehingga

nyaman digunakan, melipat peralatan ibadah dengan rapi setelah digunakan, dan

menggunakan air wudhu dengan secukupnya.

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis

lingkungan pada kelas delapan dengan kompetensi inti memahami dan menerapkan

pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata. Dapat dilihat dengan kompetensi dasar memahami Q.S. Al-Furqan

/25: 63, Q.S. Al Isra’ /17 : 26-27; dan hadits terkait tentang rendah hati, hemat, dan hidup sederhana. Materi pokok rendah hati, hemat, dan sederhana menjadi hidup

lebih mulia39 jika dikaitkan dengan lingkungan bagaimana siswa dapat hidup

hemat dan sederhana menggunakan listrik, dengan konsep go green siswa dapat

38

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTS kelas VII..., 31-39.

39

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTS kelas VIII, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2014, 101-115.

mengurangi penggunaan bahan yang sukar didaur ulang (reduce), siswa dapat

menggunakan kembali barang yang sudah dipakai (reuse), siswa mendaur ulang

dari barang-barang yang sudah dipakai (recycle), siswa dapat mengganti

barang-barang yang ramah lingkungan (replace) dan siswa melakukan kegiatan penaman

tanaman di lingkungan sekitarnya (replant).

Sedangkan kelas sembilan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama

Islam yang berbasis lingkungan dengan kompetensi inti memahami dan

menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena

dan kejadian tampak mata. Kemudian kompetensi dasarnya adalah memahami

makna iman kepada hari akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam

sekitar dan makhluk ciptaan-Nya. Dengan materi beriman pada hari akhir.40 Agar

tidak terjadi kiamat sugro (kiamat kecil) yang berkaiatan dengan bencana alam

maka materi ini dapat diintegrasikan dengan lingkungan yaitu siswa diharapkan

dapat membuang sampah pada tempat dan sesuai dengan peruntukannya karena

dengan penumpukan sampah dapat terjadi musibah banjir, kemudian siswa dapat

menanam tanaman baik jenis sayuran, buah, tanaman obat. Siswa menyiram

tanaman agar tidak mati, siswa merawat tanaman dengan pemberian pupuk agar

tumbuh subur, siswa dilatih membersihkan lingkungan sekitar kelas dan halaman,

siswa melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos non organik untuk

dapat didaur ulang, membuat biopori, resapan, dan penghijauan lingkungan

sekitarnya.

40

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTS kelas VII, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2014,1-17.

Berdasarkan tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengasuh,

membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia

takwa.41 Maka pengembangan kurikulum sangatlah penting untuk dilakukan

dalam semua pokok bahasan karena materi-materi yang ada diharapkan dapat

dikuasai siswa tidak hanya sebatas teori tetapi dapat juga diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari sebagai bekal masa depannya agar menjadi orang yang

bertakwa.

41

Nusa Putra, Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,: Bandung, Remaja Rosdakarya, 2013, 1.

BAB IV

PELAKSANAAN, KEBERHASILAN, DAN KEUNGGULAN KURIKULUM