• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA - Test Repository"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS LINGKUNGAN

(STUDI MULTI KASUS DI SEKOLAH ADIWIYATA

SMP NEGERI 6 DAN SMP NEGERI 7 SALATIGA

TAHUN 2016 )

oleh : LAYLY ATIQOH

NIM. M1.14.021

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Judul : Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan (Studi Multi Kasus di Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga Tahun 2016)

Penelitian bertujuan (1) mendiskripsikan perencanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga. (2) Mendiskripsikan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata. (3) Mendiskripsikan pelaksaaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata. (4) Mendiskripsikan keberhasilan dan keunggulan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan Jenis penelitian analisis isi atau dokumen. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga. Subyek utama penelitian meliputi kepala sekolah, komite, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ketua Adiwiyata, guru, dan siswa. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi.

Temuan penelitian menunjukkan (1) sekolah telah melakukan perencanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis lingkungan yaitu dengan mengadakan pemetaan dari kompetensi dasar menjadi indikator, (2) sekolah telah melaksanakan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan yaitu dengan mengintegrasikan materi dengan lingkungan. (3) sekolah telah melaksanakan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan yaitu dengan membuat rencana tahunan, melakukan komunikasi dengan pihak lain. Serta bagi guru sudah membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian. (4) keunggulan siswa lebih peduli lingkungan yang ada di sekitarnya dengan tingkat keberhasilan berdasarkan hasil observasi kelas tujuh mencapai 90% kelas delapan 92,5%, dan kelas sembilan mencapai 95%. Partisipasi siswa sangat tinggi dalam melaksanakan semua program yang sudah dibuat sekolah.

(6)

ABSTRACT

Title: Islamic Education Curriculum-Based Environment (Multi Case Study in Adiwiyata school SMPN6 & SMPN 7 Salatiga in the year 2016)

The main objectives of this study are to (1) describe the planning of the Islamic education environment based curriculum on Adiwiyata school SMPN 6 & SMPN 7 Salatiga, (2) describe the development of the Islamic education environment based curriculum in Adiwiyata school, (3) describe the implementation of the Islamic education curriculum based environment in Adiwiyata school. (4) describe a success and special quality of the Islamic education curriculum based environment in Adiwiyata school.

The research method is qualitative research we analize the content and document. This research was conducted at Adiwiyata school SMPN 6 & SMPN 7 Salatiga. The main subjects of this study are the headmaster, the school committee, the vice principal, areas of curriculum, head of Adiwiyata, teachers, and students. The technique of collecting data is by observating, interviewing, documenting. It was started by searching and arranging systematically about data obtained by (1) interviewing (2) observating and (3) documenting.

The results of this study are: (1) the school has been planning the Islamic education environment based curriculum by conducting mapping of basic competencies to be an indicator, (2) the school has carried out the development of the Islamic education environment based curriculum is integrated to the material and the environment. (3) the school has implemented the Islamic education environment based curriculum by creating an annual planing, communicating to other stakeholder. Teachers design teaching-learning an assesment plan. (4) the special quality of the students is that they care about the environment around. Based on the result of observation the seventh grade is 90%, the eighth grade is 92,5% and the ninth grade is 95%. The students participation are very high in doing all programs made by the school.

(7)
(8)

DAFTAR ISI

BAB II KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA... 14

A. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan ... 14

B. Sekolah Adiwiyata . ... 16

C. Profil Sekolah Adiwiyata ... 18

BAB III RANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA ... ....20

A. Rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan ... …20

B. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata ... .... …22

BAB IV PELAKSANAAN, KEBERHASILAN DAN KEUNGGULAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA ... ...29

A. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di Sekolah adiwiyata ... ...29

1. Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Adiwiyata ... ...29

2. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan Tingkat Kelas ... ...34

B. Keberhasilan dan Keunggulan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan…... ... . 40

(9)

2. Keunggulan Pendidikan Agama Islam Berbasis

Lingkungan... . 41

3. Tantangan ... .. 42

4. Hambatan ... .. 43

BAB V PENUTUP……… ... 45

A. Simpulan……... ... 45

B. Saran... ... 47

DAFTAR PUSTAKA………. ... 49

LAMPIRAN………. ... 52

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Ijin Penelitian……... ... 53

2. Instrumen Wawancara……... 54

3. Hasil Wawancara……... ... 57

4. Visi Misi……... ... 63

5. Pemetaan Kopetensi Dasar dan Indikator……... ... 65

6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……... ... 67

7. Lembar Observasi……... ... 101

8. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi……... ... 104

9. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian ……... 105

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinamika dunia pendidikan sangat ditentukan oleh adanya kurikulum yang

dilaksanakan sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik

diharapkan mampu membaca perkembangan di masa yang akan datang, dan

kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu

pengetahuan, teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta

kebutuhan masyarakat.1 Di sinilah, pentingnya kurikulum bagi sebuah lembaga

pendidikan untuk dilaksanakan oleh pendidik.

Masalah kerusakan lingkungan hidup di awal abad 21 ditandai oleh

puncak pemujaan manusia pada gaya hidup dan materi2 juga adanya kebakaran

hutan, banjir, tanah longsor, pencemaran lingkungan, spesies tumbuhan dan hewan

Indonesia yang langka juga terancam punah. Menurut catatan International Union

for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Redlist, sebanyak

76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman

tertinggi 3. Berbagai upaya kebijakan sudah dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat maupun pendidikan sekolah yang semua itu belum

dapat mengatasi persoalan yang ada.

1

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014, 2.

2

Fahruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, Jakarta: Obor Indonesia, 2015, 68.

3

(12)

Lingkungan dan alam yang ada di sekitar kita mengalami kerusakan

secara alami misalnya gunung meletus, sunami, gempa dan juga diakibatkan oleh

ulah tangan manusia seperti yang tercantum dalam Q.S Ar-rum 30 ayat 41





tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).4

Menjaga lingkungan agar tetap indah, asri dan subur maka dibutuhkan

kepedulian dari manusi untuk selalu merawat dan melestarikan berbagai macam

tumbuhan dan ragam hayati yang mana nantinya juga akan dapat diambil

manfaatnya untuk kelangsungan kehidupan manusia.

SMP Negeri 6 Salatiga merupakan sekolah Adiwiyata yang menjuarai

lomba tingkat Nasional pada tahun 2013 dan menjadi juara pertama sekolah sehat

tahun 2016. SMP Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah yang menjadi juara

pertama sekolah Adiwiyata tingkat Kota Salatiga dan Provinsi Jawa Tengah Tahun

2016 yang berhak maju pada tingkat nasional serta sekolah yang memiliki

keunggulan dalam penanaman berbagai tanaman jenis obat yang dapat

dimanfaatkan bagi semua kalangan yang membutuhkan.

4

(13)

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dengan menfokuskan pada bagaimana kurikulum Pendidikan

Agama Islam berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan

SMP Negeri 7 Salatiga tahun 2016.

1. Bagaimana rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7

Salatiga Tahun 2016?

2. Bagaimana pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7

Salatiga Tahun 2016?

3. Bagaimana pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7

Salatiga Tahun 2016?

4. Bagaimana tingkat keberhasilan dan keunggulan kurikulum Pendidikan

Agama Islam berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6

dan SMP Negeri 7 Salatiga Tahun 2016?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam

berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP

(14)

b. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam

berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP

Negeri 7 Salatiga Tahun 2016.

c. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam

berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP

Negeri 7 Salatiga Tahun 2016.

d. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keunggulan kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di

SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga Tahun 2016.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan

pemikiran penulis dalam rangka menambah wawasan teoritis dalam

bidang kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan pada

sekolah Adiwiyata yang dapat digunakan untuk acuan dalam

mengembangkan kerangka berfikir lebih lanjut tentang ilmu pendidikan

lingkungan yang diterapkan di sekolah.

b. Secara Praktis

1) Bagi peserta didik, mendapatkan pelajaran yang baik dan ideal

sehingga memperoleh ilmu pengetahuan agama, norma, etika yang

peduli lingkungan dengan menjadikan sarana alam untuk tempat yang

(15)

2) Bagi guru berupa perubahan pembelajaran dengan kurikulum berbasis

lingkungan tidak hanya di dalam kelas tetapi di luar kelas dengan

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran.

3) Bagi sekolah/institusi sebagai langkah maju guna meningkatkan

kurikulum dengan mengintegrasikan lingkungan hidup yang

bersumber dari pengembangan sumber daya yang ada di sekolah.

4) Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi

pengambil kebijakan untuk memulai menata kebijakan kurikulum

Pendidikan Agama Islam yang berbasis lingkungan.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Pada kajian ini penulis rangkumkan beberapa penelitian terdahulu

yang relevan. Indri Sugiyantono dalam tesis yang berjudul ”Pengelolaan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri

6 Salatiga” menyampaikan bahwa sekolah telah melaksanakan berbagai upaya

untuk keberhasilan dan kesadaran seluruh warga sekolah dalam mendukung

pengelolaan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif serta menjalin kemitraan

baik dengan orang tua maupun dengan pihak yang terkait sebagai nara

sumber.5

Amirul Mukminin al-Anwari dalam jurnal yang berjudul “Strategi Pembentukan Karakter Peduli lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri”

mengemukakan bahwa sesungguhnya strategi pembentukkan karakter peduli

5

(16)

lingkungan di SDN Tunjungsekar I Malang dapat diklasifikasikan menjadi

empat pilar pembentukan, yakni melalui kegiatan belajar mengajar, budaya

sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan penguatan dari orang tua.6

Yanti Dwi Rahmah, Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, dan Riyanto dalam Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi pada SDN Manukan

Kulon III/540 Surabaya) yang menyatakan bahwa terdapat empat program

yang diterapkan yaitu komposter; takakura; pembibitan dan program 4R.7

Penelitian yang dilakukan oleh Erika Donna Meissy Karmanto,

Moch. Makmur, Ainul Hayat dengan judul “Kebijakan Pengintegrasian

Pendidikan Lingkungan Hidup pada Sekolah Adiwiyata (Studi pada SMAN 1

Puncu Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri)” bahwa kebijakan

pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup pada sekolah adiwiyata sudah

berjalan dengan cukup baik. Akan tetapi masih banyak ditemui kendala

internal maupun eksternal.8

Penelitian dari jurnal internasional, di antaranya dari Sean Birele and

Ted J. Singletary tentang “Environmental Education and Related Fields in

Idaho Secondary Schools” mengungkapkan bahwa pendidikan lingkungan

tergabung dalam tiga bidang lain dalam pendidikan, yaitu di luar, petualangan,

6

Amirul Mukminin al-Anwari “Strategi Pembentukan Karakter Peduli lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri”, Ta’dib, Vol. XIX, No. 02, (November 2014), 250.

7

Yanti Dwi Rahmah, Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, dan Riyanto, ” Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi pada SDN Manukan Kulon III/540 Surabaya)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, 753-757.

8

(17)

dan pendidikan berdasarkan pengalaman. Bagi banyak pendidik istilah

tersebut sebagai sesuatu yang dapat ditukarkan.9

Berdasarkan penelitian terdahulu, pembahasan pendidikan lingkungan

berkaitan dengan partisipasi warga sekolah, program sekolah, pendidikan

lingkungan dengan pendekatan kontekstual yang terintegrasi dengan mata

pelajaran, dan pendidikan lingkungan baik itu di luar, petualangan, dan

pendidikan berdasarkan pengalaman. Sedangkan letak perbedaan dengan

peneliti yang akan dilakukan adalah menggambarkan dan menganalisis

tentang kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di SMP

Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga tahun 2016. Kurikulum Pendidikan

Agama Islam berbasis lingkungan sebagai sarana, media dan ruang untuk

belajar, mendesain pembelajaran yang cukup menyenangkan bagi siswa dan

tidak membuat bosan serta tetap memasukkan nilai-nilai keislaman dalam

pembelajarannya.

2. Kerangka Teori

a. Kurikulum

Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (SPN) menyebutkan kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan pada tingkat tentuan.

Sedangkan menurut Hamalik dalam bukunya Andang mengartikan

9Sean Birele and Ted J. Singletary, “

(18)

kurikulum merupakan program pendidikan yang disediakan oleh lembaga

pendidikan (sekolah) bagi siswanya.10

Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk meneliti

bagaimana kurikulum berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata.

Gambaran yang jelas tentang arah penelitian ini secara skematis penulis

gambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut:

Unsur-unsur pengertian kurikulum

Kurikulum

Sumber : Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta,

2004, 3-5.

Sesuai dengan unsur-unsur pengertian kurikulum di atas

memanfaatkan lingkungan dan sumber-sumber alam sebagai proses

pembelajaran maka program sekolah Adiwiyata sangatlah tepat untuk

dilaksanakan.

b. Pendidikan Agama Islam

Pengertian Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan

tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya

10

Andang, Kebijakan Kurikulum Reorientasi Pendidikan Nasional Melalui Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013, Malang : UMM Prees, 2014, 38.

Rencana

(19)

dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.11Di sinilah pentingnya pendidikan agama Islam itu

untuk diberikan kepada siswa di sekolah sebagai mata pelajaran wajib.

c. Pendidikan Lingkungan Hidup

Lingkungan sesuai dengan definisi yang ditetapkan dalam

Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 1 dan diperbaharui dengan

UU no. 32 Tahun 2009; “Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lain”. Dengan demikian manusia memiliki peranan untuk

mempengaruhi keberlangsungan lingkungan di bumi ini agar tercipta

dengan baik.

d. Sekolah Adiwiyata

Menurut panduan Adiwiyata (2013) Adiwiyata mempunyai

pengertian tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu

pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar

manusia menuju tercapainya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada

cita-cita pembangunan berkelanjutan. Sedangkan tujuan program

adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab

11

(20)

dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata

kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.12

Sesuai dengan penelitian yang kami lakukan salah satu

komponen program kegiatan yang kami lakukan adalah pelaksanaan

kurikulum berbasis lingkungan dalam hal ini kami fokus pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam yang terintegrasi dengan lingkungan

hidup meliputi tujuan, pelaksanaan, materi, penilaian atau evaluasi, dan

keunggulannya.

E. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan jenis

penelitian yang digunakan adalah analisis isi atau dokumen yang memusatkan

kajian pada analisis dan interpretasi bahan atau materi yang direkam (bahan

cetak atau tertulis) untuk mempelajari perilaku manusia.13

Tempat penelitian adalah sekolah yang mendapatkan penghargaan

dari Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional sebagai

sekolah Adiwiyata tingkat nasional yaitu SMP Negeri 6 Salatiga dan sekolah

Adiwiyata yang mendapat juara pertama tingkat Kota dan Propinsi Jawa

Tengah yaitu SMP Negeri 7 Salatiga.

Adapun yang direncanakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan

mulai bulan Mei 2016 s.d Desember 2016.

12

Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, 2011,3.

13

(21)

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, yaitu pengamatan

secara langsung dan pencatatan yang dilakukan dengan sistematis fenomena

yang diteliti14 kemudian dengan wawancara pada pihak kepala sekolah, wakil

kepala sekolah bagian kurikulum, dan guru agama pendidikan Islam. Tehnik

selanjutnya menggunakan dokumentasi yang merupakan sejumlah data yang

tersedia data kurikulum, laporan hasil belajar, dan program-program sekolah.

2. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,dan dokumentasi,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.15

Hal ini sangat penting bagi kita untuk mengetahui sejauh mana

data-data yang gunakan mendukung dalam penelitian tentang pelaksanaan

kurikulum pendidikan agama Islam berbasis lingkungan sekolah Adiwiyata di

SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga.

F. Sistematika Penulisan Tesis

Penyusunan sistematika penulisan tesis ini dimaksudkan untuk

mempermudah dalam penulisan tesis. Adapun sistematika penulisan dapat

dikemukakan sebagai berikut:

14

Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset, 1989, 136. 15

(22)

Bab satu, pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan.

Kemudian signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan

sisitematika penulisan tesis.

Bab dua, kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan dan

profile sekolah Adiwiyata SMPN 6 Salatiga dan SMPN 7 Salatiga. Pada bab ini

berisi tiga sub bab, yaitu: kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan,

sekolah Adiwiyata dan profil sekolah.

Bab tiga, rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

lingkungan. Pada bab ini berisi dua sub bab, yaitu: rancangan kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan, dan pengembangan kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan.

Bab empat, pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

lingkungan. Pada bab ini berisi dua sub bab, yaitu: pelaksanaan kurikulum

pendidikan agama Islam berbasis lingkunga, penilaian kurikulum Pendidikan

Agama Islam berbasis, dan keunggulan yang dimiliki oleh sekolah Adiwiyata

(23)

BAB II

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA

A. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan

Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan

(sekolah) bagi siswa yang tidak terbatas pada sejumlah mata pembelajaran, namun

meliputi semua yang berkaitan dengan perkembangan siswa dimana curriculum is

interpreted to mean all of the organized courses activities, and experiences which

pupils have under the derection of school, whether in the classroom or not.16

Kurikulumdapat diartikan Fred C. Lunenburg Sam Houston: curriculum: as

content, as learning experiences, as behavioral objectives, as a plan for

instruction, and as a nontechnical approach.17Dalam hal ini kurikulum diharapkan

sebagai tujuan perilaku untuk dapat mencintai lingkungan

Pendidikan Islam dikembangkan dalam dua konsep pertama, disebut

konsep dasar paling tidak ada enam komponen pokok yang dijadikan acuan dasar

bagi pendidikan Islam, yaitu tauhid, fitrah, keseimbangan, serasi, sepanjang umur

dan demokrasi. Kedua, konsep operasional atau desain oprasional. Konsep ini

senantiasa diubah dan diperbaharui sesuai dengan bidang studi, ruang lingkup,

tempat, waktu dan sebagainya, di mana pendidikan Islam itu dilaksanakan.

16

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, 10.

17

Fred C. Lunenburg Sam Houston, “Theorizing about Curriculum Conception and Definitions” International Journal og Scholarly Academic Intelektual Diversity, Volume13, Number 1, 2011, 1.

(24)

Daulai seperti dikutip oleh Ulfah pendidikan Islam dapat diartikan sebagai

pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat dalam

al-Qur’an dan al-Hadist, dan pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan

untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi

manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, serta menumbuh suburkan

hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta.

Sementara Muhaimin dalam Ulfah memberikan pengertian mengenai

pendidikan Islam sebagai berikut: “ Pendidikan menurut Islam atau pendidikan

Islam, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan

nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur’an dan as -Sunnah. Adapun Pendidikan Agama Islam, adalah satu upaya mendidikkan agama

Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life/pandangan dan

sikap hidup seseorang.18

Di atas dikemukakan bahwa pendidikan itu membentuk pribadi muslim

yang seutuhnya dan mengembangkan potensi yang dimilikinya baik secara

jasmani, yaitu seluruh organ fisik manusia maupun rohani, yaitu akal, hati atau

qolbu, nafsu, roh, dan fitrah.

Lingkungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

daerah (kawasan dsb) yang termasuk di dalamnya. Sedangkan hidup artinya

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan

18

(25)

manusia serta makhluk hidup lain.19 The physical environment, both natural and

humanly constructed, influences the kind of life we lead.20Kehidupan dimana

manusia tinggal sangatlah dipengaruhi dari kehidupan yang ada di sekitarnya.

Kurikulum Pendidikan Islam yang berbasis lingkungan disini sangatlah

penting untuk dikembangkan di pendidikan formal agar pesan-pesan alam dapat

dilaksanakan tidak hanya dilingkungan tempat tinggalnya tetapi juga dilaksanakan

dilingkungan pendidikan sebagai sarana untuk belajar.

B. Sekolah Adiwiyata

Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup

yang merupakan implementasi Paraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun

2009. Program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan kepada

lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan

pendidikan lingkungan hidup. Sekolah berbudaya dan peduli lingkungan atau

disebut sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang segala program kegiatannya peduli

dan berbudaya lingkungan. 21

Prinsip-prinsip dasar yang dipegang dalam program Adiwiyata diletakkan

pada prinsip dasar yaitu:

1) Edukatif, yaitu bahwa program Adiwiyata sebagai sarana pembelajaran.

19

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, : Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, 83.

20

Graham Haydon, Education, Philosophy and the Ethical Environment,USA and Canada: Routledge, 2006, 13.

21

(26)

2) Partisipasi, yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang

meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai

tanggungjawab dan peran.

3) Berkelanjutan, yaitu seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan

terus menerus secara komprehensif.

Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan empat

komponen program yang menjadikan satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah

Adiwiyata, diantaranya:

1) Kebijakan berwawasan lingkungan

2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan

3) Kegiatan lingkungan berbasis partisipasif

4) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan22

Kurikulum pendidikan agama Islam berbasis lingkungan ini ditentukan

mulai kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan keunggulan yang

dimiliki sekolah Adiwiyata.

C. Profil Sekolah Adiwiyata

1. SMP Negeri 6 Salatiga Letak Sekolah

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Salatiga yang terletak di

jalan Tegalrejo Raya, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota

Salatiga. Alasan kami memilih sekolah ini adalah merupakan salah satu

22

(27)

sekolah di Salatiga yang telah menjalankan kurikulum berbasis lingkungan.

Dimana visi merupakan“accordingly, arises from, and closely relates to,

actualities”23

dan salah satu visi misinya adalah mewujudkan sekolah

Adiwiyata.24

2. SMP Negeri 7 Salatiga Letak Sekolah

Lokasi penelitian yang kedua dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga

yang terletak di jalan Setiaki, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota

Salatiga. Alasan kami memilih sekolah ini adalah merupakan salah satu

sekolah di Salatiga yang juga telah menjalankan kurikulum berbasis

lingkungan.

Misi SMP Negeri 7 Salatiga adalah: menyelenggarakan pendidikan

bermutu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kompetensi peserta didik,

pendidik, dan tenaga kependidikan yang didukung sarana prasarana

pembelajaran, lingkungan yang asri, dan pelayanan prima”.25

Visi misi dalam sekolah Adiwiyata memuat upaya pelestarian fungsi

lingkungan atau mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan

hidup. Pada visi misi kedua sekolah tersebut sudah mencantumkan kepeduliannya

terhadap lingkungan sebagai tujuan program Adiwiyata. Keunggulan yang

dimiliki kedua sekolah tersebut yaitu menanam berbagai jenis tumbuhan jamu

yang dapat diproduksi sebagai sirup maupun obat lainnya.

23

Jusper Ungoed-Thomas, Vision of a schoo The Good School in the Good Society, London and Washington: Cassell, 1997, 3.

24

Dokumen , Portofolio Sekolah Adiwiyata, SMP Negeri 6 Salatiga, 2013, 6. 25

(28)

BAB III

RANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN

DI SEKOLAH ADIWIYATA

A. Rancangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan

Perencanaan merupakan sebuah pengembangan yang bermaksud untuk membina

siswa/peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai

hingga mana perubahan itu telah terjadi pada diri siswa/peserta didik.26

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II Pasal 3 yaitu Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.27 Berdasarkan amanat tersebut maka

pelaksanaan kurikulum yang dimiliki oleh sekolah haruslah dapat

diimplementasikan dalam kegiatan siswa dengan program-progam sekolah salah

satunya dengan muatan materi agama yang bertujuan agar siswa beriman,

bertakwa, dan berakhlak mulia.

Perencanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan

berdasarkan asas-asas sebagai berikut:

a. Tujuan kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan disesuaikan dengan

tujuan yang dituangkan dalam buku pedoman sekolah Adiwiyata. Berbicara

tentang tujuan pendidikan agama Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai

26

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum..., 152. 27

Anonimus, Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003. 12.

(29)

ideal yang bercorakkan islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan

pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami.

Sedang idealitas islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai

perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah

sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.28

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan,

dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah Swt., sesama manusia,

hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam

sekitarnya sebagai bukti ketaatan pada Allah Swt.

b. Keterpaduan

Perencanaan kurikulum pendidikan agama Islam memadukan jenis

dan sumber dari semua disiplin ilmu atau diintegrasikan29 dengan semua

disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat berdasarkan kurikulum.

Perencanaan ini sangatlah penting dilakukan untuk menentukan arah

tujuan dari pembelajaran pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan

lingkungan alam disekitarnya.

B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di

Sekolah Adiwiyata

Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan

diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan

pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai

28

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, 108. 29

(30)

dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. yaitu pada pasal 36 ayat (2) dan (3) serta pasal Pasal 36 ayat

(2) menyebutkan bahwa:

“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.30

Penanaman akidah sejak dini merupakan kebutuhan jika kita ingin

menciptakan manusia yang utuh, punya pendirian dan keyakinan yang kokoh

bahwa Allah yang Esa dan Dia mutlak di alam ini siapa pun tak mampu

menantang-Nya. Keyakian serupa ini tidak hanya berguna untuk kepentingan

dirinya, melainkan juga sangat dibutuhkan dalam upaya melestarikan lingkungan

hidup.31 Disinilah pentingnya penanaman pendidikan agama bagi anak tentang

lingkungan hidup sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian atas kelestarian

keragaman hayati sebagai hubungan timbal balik baik disekolah atau dimanapun

kita tinggal.

Ada dua pokok yang diajarkan Islam berkenaan dengan lingkungan hidup.

Pertama, menyangkut dengan sumber daya; dan kedua bimbingan dalam

mengelola dan melestarikannya.32 Yang dimaksud dengan sumber daya disini ialah

30

Andang, Kebijakan Kurikulum Reorientasi Pendidikan Nasional Melalui Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013..., 70.

31

Erwati Aziz, Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup melalui Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, 26.

32

(31)

segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia dari lingkungannya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara garis besar ada tiga jenis sumber

daya, yaitu sumber daya alami seperti air, tanah, udara, energi, barang tambang,

sumber daya hewani; dan sumber daya nabati.

Sementara itu untuk keseimbangan lingkungan hidup adalah dengan

melalui jalur pendidikan dan etika lingkungan. Pendidikan berperan strategis

sebagai sarana mengubah sikap manusia pada masalah lingkungan. Jalur

pendidikan memberikan harapan untuk menunjang upaya memecahkan masalah

lingkungan jangka panjang. Sasaran pendekatan pendidikan lingkungan adalah

generasi muda yang menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan di masa yang akan melalui tahap-tahap penyadaran,

pengertian, perhatian, tanggung jawab, dan aksi atau tingkah laku33. Salah satu

institusi yang memiliki peranan strategis adalah sekolah.

Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mengembangkan

program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah melalui program Adiwiyata. Program tersebut dari Kementerian Negara

Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan

kesadaran warga sekolah sehingga menjadi sebuah karakter peduli lingkungan

dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Sekolah yang telah mendapatkan

predikat Adiwiyata dianggap telah berhasil membentuk karakter peduli terhadap

33

(32)

lingkungan.34 Keberhasilan ini perlu dituangkan dalam kurikulum yang dapat

dijadikan acuan bagi semua warga sekolah.

Dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis

lingkungan maka kita melihat silabus35 kemudian dijabarkan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mana terdiri dari kompetensi inti, kopetensi

dasar, materi, metode pembelajaran, penilaian, dan sumber pelajaran. Materi yang

ada kemudian diintegrasikan dengan lingkungan36 baik itu kelas tujuh, delapan

maupun kelas sembilan.

Melihat pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang

berbasis lingkungan pada kelas tujuh dengan kompetensi inti mencoba, mengolah,

dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi dasar menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang

yang meneladani al-Asma‘u al-Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan

al-Bashir. Materi pokoknya adalah lebih dekat dengan Allah Swt. yang sangat indah

nama-Nya37 diintegrasikan dengan lingkungan yaitu dengan menghubungkan

makna dan menerapankan dalam kehidupan sehari Asmaul Husna al-Bashir

dimana siswa dapat menjaga lingkungan agar tetap terlihat bersih, indah, nyaman

34

Amiril Mukminin Al-Anwari, Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri”..., 230.

35

Wawancara dengan guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 26 September 2016. 36

Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 6 pada hari Selasa, 25 Oktober 2016. 37

(33)

untuk belajar salah satunya dengan membuang sampah pada tempat dan

peruntukannya.

Kompetensi inti dua menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaan. Pada kelas tujuh dengan kompetensi dasar menghayati

perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan

ketentuan syari’at Islam. Dengan topik semua bersih hidup jadi nyaman.38 Materi

ini diintegrasikaan dengan lingkungan yaitu dengan menjaga tempat ibadah agar

selalu bersih dan suci, merawat peralatan ibadah agar selalu bersih sehingga

nyaman digunakan, melipat peralatan ibadah dengan rapi setelah digunakan, dan

menggunakan air wudhu dengan secukupnya.

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis

lingkungan pada kelas delapan dengan kompetensi inti memahami dan menerapkan

pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata. Dapat dilihat dengan kompetensi dasar memahami Q.S. Al-Furqan

/25: 63, Q.S. Al Isra’ /17 : 26-27; dan hadits terkait tentang rendah hati, hemat, dan

hidup sederhana. Materi pokok rendah hati, hemat, dan sederhana menjadi hidup

lebih mulia39 jika dikaitkan dengan lingkungan bagaimana siswa dapat hidup

hemat dan sederhana menggunakan listrik, dengan konsep go green siswa dapat

38

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTS kelas VII..., 31-39.

39

(34)

mengurangi penggunaan bahan yang sukar didaur ulang (reduce), siswa dapat

menggunakan kembali barang yang sudah dipakai (reuse), siswa mendaur ulang

dari barang-barang yang sudah dipakai (recycle), siswa dapat mengganti

barang-barang yang ramah lingkungan (replace) dan siswa melakukan kegiatan penaman

tanaman di lingkungan sekitarnya (replant).

Sedangkan kelas sembilan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama

Islam yang berbasis lingkungan dengan kompetensi inti memahami dan

menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena

dan kejadian tampak mata. Kemudian kompetensi dasarnya adalah memahami

makna iman kepada hari akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam

sekitar dan makhluk ciptaan-Nya. Dengan materi beriman pada hari akhir.40 Agar

tidak terjadi kiamat sugro (kiamat kecil) yang berkaiatan dengan bencana alam

maka materi ini dapat diintegrasikan dengan lingkungan yaitu siswa diharapkan

dapat membuang sampah pada tempat dan sesuai dengan peruntukannya karena

dengan penumpukan sampah dapat terjadi musibah banjir, kemudian siswa dapat

menanam tanaman baik jenis sayuran, buah, tanaman obat. Siswa menyiram

tanaman agar tidak mati, siswa merawat tanaman dengan pemberian pupuk agar

tumbuh subur, siswa dilatih membersihkan lingkungan sekitar kelas dan halaman,

siswa melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos non organik untuk

dapat didaur ulang, membuat biopori, resapan, dan penghijauan lingkungan

sekitarnya.

40

(35)

Berdasarkan tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengasuh,

membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia

takwa.41 Maka pengembangan kurikulum sangatlah penting untuk dilakukan

dalam semua pokok bahasan karena materi-materi yang ada diharapkan dapat

dikuasai siswa tidak hanya sebatas teori tetapi dapat juga diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari sebagai bekal masa depannya agar menjadi orang yang

bertakwa.

41

(36)

BAB IV

PELAKSANAAN, KEBERHASILAN, DAN KEUNGGULAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA

A. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata

1. Pelaksanaan kurikulum di sekolah Adiwiyata

Agar pelaksanaan kurikulum berjalan dengan baik maka perlu memperhatikan

prinsip-prinsip implementasi kurikulum di antaranya adalah kurikulum

didasarkan pada potensi peserta didik, sarana belajar, dilaksanakan dengan

menggunakan multi-strategi, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar, dan kurikulum dilaksanakan dengan memanfaatkan

sumber-sumber alam, sosial-budaya. 42

Pada tingkat sekolah kepala sekolah mempunyai tanggung jawab

untuk melaksanakan kurikulum baik merencanakan kegiatan tahunan,

menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat

laporan.

a. Menyusun rencana tahunan

Pedoman penyelengaraan kurikulum sekolah Adiwiyata meliputi

penyusunan rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun.

Kegiatan tersebut berkaitan dengan kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan, sosialisasi program, pembentukan tim, sarana prasarana yang

42

Andang, Keijakan Kurikulum Reorientasi Pendidikan Nasional Melalui Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013..., 57.

(37)

berwawasan lingkungan dan menyusun jadwal kegiatan tentang

lingkungan. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Mudji43

sebagai berikut:

“Penyusunan program kurikulum sekolah Adiwiyata yaitu mulai dari

sisi manajemen, kebijakan, sarpras, kurikulum maupun pengelolaan serta peran masyarakat. Dalam pengelolaan sampah ditambah dengan inovasi-inovasi tentang pemanfaatan dan pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah, bank sampah, prakarya, sumber energi dengan pengelolaan air wudhu yang dapat digunakan untuk penyiraman tanaman.

Dari hasil wawancara tersebut juga sejalan apa yang disampaikan

wakil kepala sekolah bidang kurikulum.44 yang maan perencanaan

kurikulum berbasis lingkungan sudah dilakukan sesuai dengan prisip

dasar program Adiwiyata.

b. Pembinaan organisasi sekolah

Pelaksanaan kurikulum di sekolah membutuhkan dukungan

organisasi yang kuat dengan ditunjang oleh guru, staf karyawan, sarana

prasarana, serta adanya ekstra kurukuler yang ada. Hal itu sesuai dengan

hasil wawancara dengan ibu Anna Maria45 sebagai berikut:

“Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) pada kurikulum yang

berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata yaitu dengan membuat tim Adiwiyata yang terdiri ketua, sekretaris, bendahara, dan yang lain yang terdiri dari tim bank sampah, pengelolaan sampah, green hause, tim KPK, tim pengolahan limbah organik dan non organik, pembiasaan siswa untuk mengambil dan membuang sampah sesuai peruntukannya.

Salatiga pada hari Jumat tanggal 16 Desember 2016.

45

(38)

Organisasi yang lengkap seperti di atas menunjukkan bahwa

kurikulum berbasis lingkungan mampu untuk dilaksanakan sesuai dengan

tanggung jawabnya dan terorganisasi secara terpadu untuk tercapainya

tujuan dari kurikulum sekolah Adiwiyata.

c. Koordinasi dalam pelaksanaan kurikulum

Koordinasi bertujuan agar dalam pelaksanaan kurikulum ada

kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal, staf, dan peserta didik

dimana pelaksanaan kurikulum di sekolah Adiwiyata ini bisa kita lihat

dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan melalui program Adiwiyata

seperti di SMP Negeri 6 setiap Jumat pagi ada kegiatan Jum’at bersih & Jum’at sehat dengan kegiatan bersih-bersih lingkungan dimana kebersihan adalah syarat utama agar dapat terhindar dari berbagai jenis penyakit yang

disebabkan oleh mikroba.46 Dilanjutkan kegiatan senam kemudian

memungut sampah yang ada di sekitar.

Sedangkan di SMP Negeri 7 memiliki program 1. Pembentukan

tim KPK,47 pembiasaan kebersihan dengan lomba KPK (kebersihan,

penghijauan, kreatifitas) dengan penilaian tiap minggu dan tiap 3 bulan

sekali diadakan penilaian juara umum 2. Membiasakan 10 menit terakhir

setelah pembelajaran 3. Jum’at terakhir kebersihan secara bersama 4.

Pengolahan limbah baik organik maupun non organik yang organik

menjadi kompos, dimana kompos adalah pupuk yang dibuat dari hasil

46

Diah Rahmatia, Pipit Pitriana, Sains Teknologi, Lingkungan, dan Masyarakat, Bandung: Ganeca Exact, 2007, 6.

47

(39)

penguraian aneka bahan sampah organik.48 Kemudian ada Bank Sampah

bertujuan untuk membangun kepedulian warga sekolah agar dapat

berkawan dengan sampah untuk mendapat manfaat secara ekonomi

sehingga terciptanya lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.49 dengan

mengumpulkan barang bekas seperti plastik yang masih bisa di jual,

pengolahan limbah dengan pemanfaatan bahan yang bisa dipakai dan ada

nilai jualnya misal plastik untuk pot, kertas jadi tempat buah, tas, tisu.

Tindakan koordinasi tersebut digerakkan secara bersama-sama

atau parsial diarahkan dalam pelaksanaan kurikulum untuk mencapai

tujuan institusional sekolah sebagai sekolah Adiwiyata.

d. Sistem komunikasi dan pembinaan kurikulum

Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu

berkomunikasi dengan baik pada semua pihak salah satunya adalah dalam

bentuk kerjasama dengan pihak lain. Pada sekolah Adiwiyata kerjasama

dikembangkan mulai dari dinas kesehatan, puskesmas, kepolisian,

kejaksaan, stakeholder, juga ada sekolah dari luar yang studi banding.50

Hubungan kerjasama SMP Negeri 7 sebagai sekolah Adiwiyata

dalam rangka pembelajaran adalah dengan bekerjasama dengan PT

Bangkit dan Bank Sampah Makmur dengan membuat pupuk kompos yang

berasal dari limbah rumah tangga, membuat kejajinan dari limbah.

48

Alex S, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2016. 50.

49

Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah, Yogyakarta: Pustaka Baru Presss, 2016, 69.

50

(40)

Kerjasama juga dilakukan sekolah bersama Dinas Ciptakaru dengan

pemberian mesin pencacah sampah yang dapat juga digunakan untuk

pembuatan kompos.

Komunikasi adalah sebuah sistem dimana terdapat input, proses,

dan output.51 Yang menjadi input adalah program-program yang ada

dalam sekolah Adiwiyata. Sebagai proses adalah kerjasama yang sudah

dilakukan yang selanjutnya terjadi perubahan pada tingkat pemahaman

sehingga menghasilkan hasil sebagai output (keluaran) berupa kesadaran

anak betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan yang dapat

menciptakan tempat yang bersih, rapi, indah dan nyaman untuk belajar.

2. Pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam berbasis lingkungan tingkat

kelas

Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk

menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum di lingkungan kelas.

Pembagian tugas tersebut antara lain:

a. Kegiatan dalam bidang proses belajar-mengajar

Kegiatan ini erat sekali sekali dengan tugas-tugas yang dilakukan oleh

seorang guru antara lain:

(1) Menyusun rencana pelaksanaan program

Guru dalam proses belajar-mengajar harus memiliki rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang memuat tentang topik pembahasan, kompetensi inti,

51

(41)

kompetensi dasar, tujuan, indikator , langkah-langkah pembelajaran, materi,

sumber belajar sampai dengan penilaian.

Sesuai dengan hasil wawancara dari Rohmatin52, Umi Hanik53,

Dimyathi54, M. Sintoro55 menyatakan bahwa dalam pembuatan RPP

pendidikan agama Islam berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata guru

mengambil tema materi yang berkaitan dengan lingkungan seperti materi

thaharah, hidup hemat, iman pada hari akhir. Dalam materi iman pada hari

akhir diharapkan guru dapat menyampaikan pesan-pesan alam yang harus

dijaga, dipelihara, dirawat dengan cara penanaman pohon yang dapat

menciptakan kesegaran udara sebagai produsen oksigen alami yang belum

tergantikan fungsinya hingga sekarang.56 Dengan penanaman pohon

lingkungan menjadi rindang dan nyaman sehingga tercipta keseimbangan

hidup antara manusia dengan alam.

Materi thaharah jika dikaitkan dengan lingkungan yaitu bagaimana

guru mengajarkan begitu pentingnya menjaga kesehatan dengan cara hidup

bersih untuk dirinya sendiri dan lingkungan dimana dia tinggal serta siswa

dapat dikenalkan dengan pemanfaatan air bekas bersuci untuk budidaya ikan

atau berguna untuk menyiram tanaman yang berada disekitarnya.

Pembelajaran dapat disampaikan dengan berbagai metode yaitu:

inquiry (penemuan), diskusi, praktek, pembelajaran berbasis proyek,

52

Wawancara dengan guru SMP Negeri 6 pada hari Senin Tanggal 7 November 2016. 53

Wawancara dengan guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016. 54

Wawancara dengan guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 26 September 2016. 55

Wawancara dengan guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 5 Desember 2016. 56

(42)

pembelajaran berbasis masalah.57 Media pembelajaran salah satunya dengan

melihat alam, melihat tayangan baik film maupun gambar.58 Dimana hal itu

sebagai sarana memudahkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang

disampaikan agar tercapai tujuan pembelajaran.

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru ini sangatlah

menentukan bagaimana pembelajaran itu dapat berjalan dan sesuai dengan

tujuan sekolah Adiwiyata.

(2) Menyusun jadwal pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai

dengan jadwal yang dibuat oleh sekolah. Pembelajaran dapat dilakukan di

kelas, musholla, atau lingkungan yang ada disekitarnya sebagai media

pembelajaran59 bagaimana anak dapat melihat secara langsung ciptaan Allah

yang begitu indahnya kareana Al-qur’an dan sunah bermaksud mengarahkan manusia untuk bersahabat dengan alam, sehingga dijadikannya benda-benda

tak hidup itu bagaikan hidup, dan karenanya ia pun membutuhkan

pemeliharaan, pengayoman, bahkan kasih sayang dan persahabatan.60

Sebagai wujud persahabatan dan syukur atas nikmat yang sudah

diberikan salah satunya dengan memelihara, merawat, menjaga, melestarikan

ciptaan-Nya sehingga lingkungan tidak rusak dan manusia dapat

57

Wawancara dengan Bapak Dimyathi guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 26 September 2016.

58

Wawancara dengan ibu Umi Hanik guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016.

59

Wawancara dengan Ibu Umi Hanik guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016.

60

(43)

menggunakan alam sebagai sarana untuk belajar dan mendekatkan diri pada

pada Allah Swt.

(3) mengisi daftar penilaian

Penilaian yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan dengan berbagai

cara pertama dengan penilaian sikap, kedua penilaian pengetahuan dan ketiga

penilaian ketrampilan.

Pada penilaian sikap ada dua penilaian yaitu sikap spiritual dan sikap

sosial. Dimana sikap spiritual dapat dilihat sikap siswa ketika berdoa, wudhu,

shalat, sedangkan sikap sosial bagaimana kerjasama anak terhadap teman,

kepedulian anak terhadap lingkunga, membuang sampah pada tempatnya

sehingga lingkungan sekitar selalu bersih, rapi, dan lingkungan terlihat hijau

dengan tumbuhan yang ditanam dan dipelihara oleh siswa.

Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan tes secara tertulis

untuk mengetahui pengetahuan siswa, penugasan untuk memfasilitasi

tambahan pengetahuan pada siswa, observasi baik di dalam kelas maupun di

luar kegiatan belajar mengajar, tanya jawab untuk mengecek pengetahuan

siswa dalam proses pembelajaran, dan portofolio yang merupakan penilaian

berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang bersifat

reflektif-interaktif yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa.61

Penilaian ketrampilan antara lain penilaian kinerja untuk mengukur

capaian pembelajaran berupa ketrampilan. Projek untuk mengetahui

kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan melalui suatu tugas dalam

61

(44)

waktu tertentu. Dalam kurikulum Adiwiyata mata pelajaran pendidikan agama

Islam dapat menilai ketrampilan dari membuat mading pada materi iman pada

hari akhir dimana siswa dapat membuat artikel, puisi, lagu, gambar slogan

pesan-pesan moral untuk menyelamatkan lingkungan agar tidak terjadi

bencana alam.

Materi hemat dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain

contoh terintegrasi dengan mata pelajaran prakarya siswa diberikan

ketrampilan membuat pruduk daur ulang dengan membuat pot tanaman dan

bunga dari botol bekas, limbah kertas dibuat tempat buah dan hiasan dinding.

Penilaian praktek ini guru dapat melakukan observasi pada kegiatan yang

dilakukan siswa dalam menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan

di sekolah.

b. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan

kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang

pendidikan untuk ketercapaian tujuan sekolah.62 Kurikulum pendidikan agama

Islam berbasis lingkungan dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat berdiri

sendiri karena agama tidak hanya sebatas untuk dipahami tetapi diharapkan

juga dapat diamalkan dalam kehudupan sehari-hari.

Pengamalan ajaran agama pada kegiatan ekstra dapat dilihat dari

program Adiwiyata berupa partisipasi dimana semua warga sekolah untuk ikut

62

(45)

terlibat menyukseskan kegiatan seperti yang disampaikan ibu Anna Maria63

sebagai berikut:

“Kegiatan dalam sekolah Adiwiyata anata lain: Internalisasi pramuka setiap hari sabtu yaitu kegiatan kepramukaan yang ada hubungannya dengan lingkungan contoh yaitu ada tim pengolahan limbah baik organik maupun non organik yang organik menjadi kompos, bank sampah dengan mengumpulkan barang bekas seperti plastik yang masih bisa di jual, pengolahan limbah dengan pemanfaatan bahan yang bisa dipakai dan ada nilai jualnya misal plastik untuk pot kertas jadi tempat buah, tas, tisu, dan pembuatan biopori.

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler ini mengandung nilai kesadaran akan

pentingnya pelestarian lingkungan, salah satunya berada di sekolah, yang

merupakan institusi paling terdepan dalam menjalankan proses pendidikan.

Nilai-nilai dalam ekstrakurikuler tersebut antara lain : menyalurkan minat dan

bakat, memberikan pengalaman eksplotorik, mengintegrasikan

kelompok-kelompok sosial, dan mengembangkan sifat-sifat tertentu seperti kepedulian

terhadap alam untuk di jaga, dipelihara, dan dirawat.64

Pengembangan kegiatan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap

alam antar lain pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air,

hutan/tanaman/kebun sekolah, green house, toga dengan berbagai tanaman

obat yang dapat dimanfaatkan semua warga sekolah siswa, guru, tenaga

kependidikan, dan warga masyarakat yang membutuhkan ditambah lagi

adanya kolam ikan, biopori, dan sumur resapan. Pengelolaan kegiatan ini

sebagai sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup yang

ramah lingkungan.

63

Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 7 Salatiga pada hari Rabu tanggal 14 Desember 2016.

64

(46)

B. Keberhasilan dan Keunggulan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan

1. Keberhasilan

keberhasilan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

lingkungan pada sekolah Adiwiyata SMPN 6 dan SMPN 7 Salatiga sudah baik

dengan tingkat keberhasilan berdasarkan hasil observasi kelas tujuh mencapai

90% kelas delapan 92,5%, dan kelas sembilan mencapai 95% partisipasi

siswa sangat tinggi dalam melaksanakan semua program yang sudah dibuat

sekolah tetapi perlu ditingkatkan.terutama tempat ibadah dengan sarana yang

lebih baik harus selalu dijaga kebersihannya.

Warga sekolah merupakan bagian dari segala hal yang ada dalam

lingkungan sekolah antara manusia dengan segala zat, unsur, dan keadaan

yang ada dalam lingkungan hidup terdapat hubungan timbal-balik sehingga

membentuk suatu eko-sistem.65 Hubungan kepedulian siswa terhadap

lingkungan perlu dilakukan terus menerus, dibutuhkan adanya penjagaan yang

lebih intensif dengan diharapkan siswa agar lebih perduli terhadap lingkungan

sekitarnya. Hubungan ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan bahwa dia

mencintai lingkungan merupakan indikator bentuk ketaqwaan anak atau guru

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan cinta tanaman perduli lingkungan

kalau dia hidup bersih berarti sudah mengamalkan agamanya baik dari hadis

65

(47)

tidak hanya sekedar salat, puasa menegakkan salat sebagai bukti dia harus

bersih.66

Tingkat keberhasilan kurikulum berbasis lingkungan pada sekolah

Adiwiyata, yaitu ada peningkatan dalam akademis salah satunya karena

lingkungan yang nyaman, guru termotifasi dan bisa menggunakan sarana yang

ada, setidaknya dalam peningkatan budaya mereka lebih peduli dengan

keindahan kelas dan tanaman yang ada di sekitarnya. 67

Keberhasilan program Adiwiyata sangatlah diharapkan untuk dapat

dilaksanakan tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi dimanapun kita tinggal

sebagai wujud keperdulian pada alam sekitar.

2. Keunggulan pendidikan agama Islam berbasis lingkungan

Keunggulan yang dimiliki pada sekolah Adiwiyata yaitu anak-anak

jadi lebih perduli lingkungan dengan sampah yang ada, perduli dengan

lingkungan kelasnya contoh menyapu, mengepel lantai, bersihkan got tidak

malu. Keperdulian terhadap tanaman sangat tinggi dengan tidak memetik buah

yang belum matang kecuali sudah matang dan untuk dimakan.68Sekolah

Adiwiyata secara fisik lingkungan menjadi bersih, hijau, rindang, nyaman.

Anak dapat belajar baik di luar maupun di dalam ruangan dengan suasana

yang nyaman karena lingkungannya bersih. Dalam konsep agama “kebersihan sebagian dari pada iman”. Kurikulum berbasis lingkungan dipandang dari segi

66

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Salatiga pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2016.

67

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Salatiga pada hari Rabu tanggal 14 Desember 2016.

68

(48)

agama sangat mendukung karena kebersihan itu sebagian dari iman maka

kalau kita menjaga kebersihan berarti merawat lingkungan yang merupakan

ciptaan Tuhan sebagai bentuk penghayatan, pengamalan, dan menumbuhkan

rasa cinta melalui ciptaNya.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berbasis lingkungan

menjadikan anak lebih menyukai dengan melihat alam ciptaan Allah, lebih

suka praktek dari pada teori karena pembelajaran ini dapat dilakukan secara

langsung.

3. Tantangan

Tantangan yang ada di sekolah Adiwiyata dalam hal ini partisipasi

warga sekolah untuk mengikuti program yang sudah dibuat belum maksimal

dilaksanakan masih ada yang kurang menyadari akan pentingnya lingkungan

untuk selalu di jaga sehingga terciptanya suasana sekolah yang indah, asri,

nyaman dan tenang.69

Karakter siswa terhadap lingkungan perlu adanya penjagaan yang lebih

intensif dan diharapkan siswa lebih perduli terhadap lingkungan sekitarnya.

4. Hambatan

Hambatan yang dialami pada pengelolaan kurikulum berbasis

lingkungan yaitu ada pada budaya siswa dimana anak masih sulit untuk

membuang sampah pada tempatnya dan membuang sampah di tempat yang

benar sesuai dengan warna peruntukannya, dan masih ada yang corat coret

tembok. Kendala anak-anak masih suka lupa dan menghindar terhadap

69

(49)

kewajiban yang semestinya harus di kerjakan, sebagian kurang adanya

kesadaran bahwa pentingnya perduli terhadap lingkungan

Kurikulum berbasis lingkungan perlu adanya kontiunitas pelaksanaan

program yang harus dikontrol agar sesuai dengan apa yang diharapkan dan

berkelanjutan seperti anak membuang sampah tidak sesuai warna yang

disediakan. Pelaksanaan yang kurang sesuai dengan apa yang diharapkan

harus sering dievaluasi. Evaluasi dilihat secara keseluruhan apakah

pembelajaran yang kita lakukan dapat menumbuhkan sikap-sikap yang

diharapkan misalnya anak dalam kesehariannya bisa lebih tertib apa tidak,

begitu juga kemampuan kognitif, afektif, psikomotor anak kita lihat sehingga

pembelajaran itu benar-benar tercapai.70

Hambatan yang lain pembelajarannya memakan waktu apalagi

anak-anak jika berada di luar lebih leluasa untuk melakukan aktifitas sehingga

kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran. 71Inilah tantangan-tantangan

yang harus disikapi bagi seorang guru untuk dapat menciptakan metode

pembelajaran yang tepat dan menarik buat siswa.

70

Wawancara dengan ibu Umi Hanik guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 26 September 2016.

71

(50)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Bahwa dalam mewujudkan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

lingkungan perlu adanya pelaksanaan yang dilakukan demi untuk tercapainya

tujuan dari sekolah Adiwiyata. Pelaksanaan kurikulum tebut adalah sebagai

berikut:

1. Kurikulum Pendidikan Agam Islam berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata

SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga terdiri dari rancangan kurikulum

berdasarkan tujuan yang dituangkan dalam buku pedoman sekolah Adiwiyata,

yaitu menentukan tema yang berbasis lingkungan dari kurikulum nasional

kemudian dipetakan berdasarkan kopetensi dasar dan dijabarkan dalam

indikator. Tujuan kurikulum Pendidikan Agama Islam pertama adalah

mewujudkan nilai-nilai ideal yang bercorakkan islami yang didasari atau

dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah. Kedua memadukan jenis dan

sumber dari semua disiplin ilmu atau diintegrasikan dengan mata pelajaran

yang lain.

2. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan

dimulai dengan melihat silabus kemudian dijabarkan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi yang ada kemudian diintegrasikan

dengan materi berwawasan lingkungan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan di perpustakaan STIE PERBANAS Surabaya tentang kesadaran merek, asosiasi merek, kualitas produk, kepercayaan merek

Jurnal ini berisikan hasil karya dengan tema yang sama (tema yang diminati anak), dengan demikian dapat terlihat perkembangan dan kemajuan peserta didik dari karya

Pada variabel kepribadian tahan banting (hardiness) sebagai variabel yang memodersi hubungan antara religiositas dengan intensi turnover pada penelitian ini tidak memiliki

Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak dari Direktur Jenderal Pajak tanggal 19 Agustus 2008, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk masa pajak Januari

Pembentukan PPID di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung merupakan komitmen dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Maraknya persaingan yang semakin ketat, membuat perusahaan harus semakin memajukan produk yang mereka produksi agar dapat bersaing dengan produk yang ada di

Arah x dan 67,30% arah y, Displacement yang terjadi pada gedung yang menggunakan HDRB lebih besar dari pada gedung yang menggunakan sistem fixed-base yaitu akibat beban

Dalam upaya perubahan itulah peran bimbingan konseling tampak, bimbingan sendiri diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu dalam mencapai