KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS LINGKUNGAN
(STUDI MULTI KASUS DI SEKOLAH ADIWIYATA
SMP NEGERI 6 DAN SMP NEGERI 7 SALATIGA
TAHUN 2016 )
oleh : LAYLY ATIQOH
NIM. M1.14.021
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
ABSTRAK
Judul : Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan (Studi Multi Kasus di Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga Tahun 2016)
Penelitian bertujuan (1) mendiskripsikan perencanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga. (2) Mendiskripsikan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata. (3) Mendiskripsikan pelaksaaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata. (4) Mendiskripsikan keberhasilan dan keunggulan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di Sekolah Adiwiyata.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan Jenis penelitian analisis isi atau dokumen. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga. Subyek utama penelitian meliputi kepala sekolah, komite, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ketua Adiwiyata, guru, dan siswa. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi.
Temuan penelitian menunjukkan (1) sekolah telah melakukan perencanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis lingkungan yaitu dengan mengadakan pemetaan dari kompetensi dasar menjadi indikator, (2) sekolah telah melaksanakan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan yaitu dengan mengintegrasikan materi dengan lingkungan. (3) sekolah telah melaksanakan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan yaitu dengan membuat rencana tahunan, melakukan komunikasi dengan pihak lain. Serta bagi guru sudah membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian. (4) keunggulan siswa lebih peduli lingkungan yang ada di sekitarnya dengan tingkat keberhasilan berdasarkan hasil observasi kelas tujuh mencapai 90% kelas delapan 92,5%, dan kelas sembilan mencapai 95%. Partisipasi siswa sangat tinggi dalam melaksanakan semua program yang sudah dibuat sekolah.
ABSTRACT
Title: Islamic Education Curriculum-Based Environment (Multi Case Study in Adiwiyata school SMPN6 & SMPN 7 Salatiga in the year 2016)
The main objectives of this study are to (1) describe the planning of the Islamic education environment based curriculum on Adiwiyata school SMPN 6 & SMPN 7 Salatiga, (2) describe the development of the Islamic education environment based curriculum in Adiwiyata school, (3) describe the implementation of the Islamic education curriculum based environment in Adiwiyata school. (4) describe a success and special quality of the Islamic education curriculum based environment in Adiwiyata school.
The research method is qualitative research we analize the content and document. This research was conducted at Adiwiyata school SMPN 6 & SMPN 7 Salatiga. The main subjects of this study are the headmaster, the school committee, the vice principal, areas of curriculum, head of Adiwiyata, teachers, and students. The technique of collecting data is by observating, interviewing, documenting. It was started by searching and arranging systematically about data obtained by (1) interviewing (2) observating and (3) documenting.
The results of this study are: (1) the school has been planning the Islamic education environment based curriculum by conducting mapping of basic competencies to be an indicator, (2) the school has carried out the development of the Islamic education environment based curriculum is integrated to the material and the environment. (3) the school has implemented the Islamic education environment based curriculum by creating an annual planing, communicating to other stakeholder. Teachers design teaching-learning an assesment plan. (4) the special quality of the students is that they care about the environment around. Based on the result of observation the seventh grade is 90%, the eighth grade is 92,5% and the ninth grade is 95%. The students participation are very high in doing all programs made by the school.
DAFTAR ISI
BAB II KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA... 14
A. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan ... 14
B. Sekolah Adiwiyata . ... 16
C. Profil Sekolah Adiwiyata ... 18
BAB III RANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA ... ....20
A. Rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan ... …20
B. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata ... .... …22
BAB IV PELAKSANAAN, KEBERHASILAN DAN KEUNGGULAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA ... ...29
A. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di Sekolah adiwiyata ... ...29
1. Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Adiwiyata ... ...29
2. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan Tingkat Kelas ... ...34
B. Keberhasilan dan Keunggulan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan…... ... . 40
2. Keunggulan Pendidikan Agama Islam Berbasis
Lingkungan... . 41
3. Tantangan ... .. 42
4. Hambatan ... .. 43
BAB V PENUTUP……… ... 45
A. Simpulan……... ... 45
B. Saran... ... 47
DAFTAR PUSTAKA………. ... 49
LAMPIRAN………. ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Ijin Penelitian……... ... 53
2. Instrumen Wawancara……... 54
3. Hasil Wawancara……... ... 57
4. Visi Misi……... ... 63
5. Pemetaan Kopetensi Dasar dan Indikator……... ... 65
6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……... ... 67
7. Lembar Observasi……... ... 101
8. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi……... ... 104
9. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian ……... 105
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinamika dunia pendidikan sangat ditentukan oleh adanya kurikulum yang
dilaksanakan sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik
diharapkan mampu membaca perkembangan di masa yang akan datang, dan
kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan, teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta
kebutuhan masyarakat.1 Di sinilah, pentingnya kurikulum bagi sebuah lembaga
pendidikan untuk dilaksanakan oleh pendidik.
Masalah kerusakan lingkungan hidup di awal abad 21 ditandai oleh
puncak pemujaan manusia pada gaya hidup dan materi2 juga adanya kebakaran
hutan, banjir, tanah longsor, pencemaran lingkungan, spesies tumbuhan dan hewan
Indonesia yang langka juga terancam punah. Menurut catatan International Union
for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Redlist, sebanyak
76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman
tertinggi 3. Berbagai upaya kebijakan sudah dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat maupun pendidikan sekolah yang semua itu belum
dapat mengatasi persoalan yang ada.
1
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014, 2.
2
Fahruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, Jakarta: Obor Indonesia, 2015, 68.
3
Lingkungan dan alam yang ada di sekitar kita mengalami kerusakan
secara alami misalnya gunung meletus, sunami, gempa dan juga diakibatkan oleh
ulah tangan manusia seperti yang tercantum dalam Q.S Ar-rum 30 ayat 41
tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).4
Menjaga lingkungan agar tetap indah, asri dan subur maka dibutuhkan
kepedulian dari manusi untuk selalu merawat dan melestarikan berbagai macam
tumbuhan dan ragam hayati yang mana nantinya juga akan dapat diambil
manfaatnya untuk kelangsungan kehidupan manusia.
SMP Negeri 6 Salatiga merupakan sekolah Adiwiyata yang menjuarai
lomba tingkat Nasional pada tahun 2013 dan menjadi juara pertama sekolah sehat
tahun 2016. SMP Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah yang menjadi juara
pertama sekolah Adiwiyata tingkat Kota Salatiga dan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016 yang berhak maju pada tingkat nasional serta sekolah yang memiliki
keunggulan dalam penanaman berbagai tanaman jenis obat yang dapat
dimanfaatkan bagi semua kalangan yang membutuhkan.
4
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dengan menfokuskan pada bagaimana kurikulum Pendidikan
Agama Islam berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan
SMP Negeri 7 Salatiga tahun 2016.
1. Bagaimana rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis
lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7
Salatiga Tahun 2016?
2. Bagaimana pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis
lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7
Salatiga Tahun 2016?
3. Bagaimana pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis
lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7
Salatiga Tahun 2016?
4. Bagaimana tingkat keberhasilan dan keunggulan kurikulum Pendidikan
Agama Islam berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6
dan SMP Negeri 7 Salatiga Tahun 2016?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam
berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP
b. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam
berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP
Negeri 7 Salatiga Tahun 2016.
c. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam
berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 6 dan SMP
Negeri 7 Salatiga Tahun 2016.
d. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keunggulan kurikulum
Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan pada sekolah Adiwiyata di
SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga Tahun 2016.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan
pemikiran penulis dalam rangka menambah wawasan teoritis dalam
bidang kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan pada
sekolah Adiwiyata yang dapat digunakan untuk acuan dalam
mengembangkan kerangka berfikir lebih lanjut tentang ilmu pendidikan
lingkungan yang diterapkan di sekolah.
b. Secara Praktis
1) Bagi peserta didik, mendapatkan pelajaran yang baik dan ideal
sehingga memperoleh ilmu pengetahuan agama, norma, etika yang
peduli lingkungan dengan menjadikan sarana alam untuk tempat yang
2) Bagi guru berupa perubahan pembelajaran dengan kurikulum berbasis
lingkungan tidak hanya di dalam kelas tetapi di luar kelas dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran.
3) Bagi sekolah/institusi sebagai langkah maju guna meningkatkan
kurikulum dengan mengintegrasikan lingkungan hidup yang
bersumber dari pengembangan sumber daya yang ada di sekolah.
4) Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengambil kebijakan untuk memulai menata kebijakan kurikulum
Pendidikan Agama Islam yang berbasis lingkungan.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Pada kajian ini penulis rangkumkan beberapa penelitian terdahulu
yang relevan. Indri Sugiyantono dalam tesis yang berjudul ”Pengelolaan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri
6 Salatiga” menyampaikan bahwa sekolah telah melaksanakan berbagai upaya
untuk keberhasilan dan kesadaran seluruh warga sekolah dalam mendukung
pengelolaan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif serta menjalin kemitraan
baik dengan orang tua maupun dengan pihak yang terkait sebagai nara
sumber.5
Amirul Mukminin al-Anwari dalam jurnal yang berjudul “Strategi Pembentukan Karakter Peduli lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri”
mengemukakan bahwa sesungguhnya strategi pembentukkan karakter peduli
5
lingkungan di SDN Tunjungsekar I Malang dapat diklasifikasikan menjadi
empat pilar pembentukan, yakni melalui kegiatan belajar mengajar, budaya
sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan penguatan dari orang tua.6
Yanti Dwi Rahmah, Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, dan Riyanto dalam Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi pada SDN Manukan
Kulon III/540 Surabaya) yang menyatakan bahwa terdapat empat program
yang diterapkan yaitu komposter; takakura; pembibitan dan program 4R.7
Penelitian yang dilakukan oleh Erika Donna Meissy Karmanto,
Moch. Makmur, Ainul Hayat dengan judul “Kebijakan Pengintegrasian
Pendidikan Lingkungan Hidup pada Sekolah Adiwiyata (Studi pada SMAN 1
Puncu Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri)” bahwa kebijakan
pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup pada sekolah adiwiyata sudah
berjalan dengan cukup baik. Akan tetapi masih banyak ditemui kendala
internal maupun eksternal.8
Penelitian dari jurnal internasional, di antaranya dari Sean Birele and
Ted J. Singletary tentang “Environmental Education and Related Fields in
Idaho Secondary Schools” mengungkapkan bahwa pendidikan lingkungan
tergabung dalam tiga bidang lain dalam pendidikan, yaitu di luar, petualangan,
6
Amirul Mukminin al-Anwari “Strategi Pembentukan Karakter Peduli lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri”, Ta’dib, Vol. XIX, No. 02, (November 2014), 250.
7
Yanti Dwi Rahmah, Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, dan Riyanto, ” Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi pada SDN Manukan Kulon III/540 Surabaya)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, 753-757.
8
dan pendidikan berdasarkan pengalaman. Bagi banyak pendidik istilah
tersebut sebagai sesuatu yang dapat ditukarkan.9
Berdasarkan penelitian terdahulu, pembahasan pendidikan lingkungan
berkaitan dengan partisipasi warga sekolah, program sekolah, pendidikan
lingkungan dengan pendekatan kontekstual yang terintegrasi dengan mata
pelajaran, dan pendidikan lingkungan baik itu di luar, petualangan, dan
pendidikan berdasarkan pengalaman. Sedangkan letak perbedaan dengan
peneliti yang akan dilakukan adalah menggambarkan dan menganalisis
tentang kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan di SMP
Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga tahun 2016. Kurikulum Pendidikan
Agama Islam berbasis lingkungan sebagai sarana, media dan ruang untuk
belajar, mendesain pembelajaran yang cukup menyenangkan bagi siswa dan
tidak membuat bosan serta tetap memasukkan nilai-nilai keislaman dalam
pembelajarannya.
2. Kerangka Teori
a. Kurikulum
Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SPN) menyebutkan kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan pada tingkat tentuan.
Sedangkan menurut Hamalik dalam bukunya Andang mengartikan
9Sean Birele and Ted J. Singletary, “
kurikulum merupakan program pendidikan yang disediakan oleh lembaga
pendidikan (sekolah) bagi siswanya.10
Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana kurikulum berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata.
Gambaran yang jelas tentang arah penelitian ini secara skematis penulis
gambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut:
Unsur-unsur pengertian kurikulum
Kurikulum
Sumber : Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta,
2004, 3-5.
Sesuai dengan unsur-unsur pengertian kurikulum di atas
memanfaatkan lingkungan dan sumber-sumber alam sebagai proses
pembelajaran maka program sekolah Adiwiyata sangatlah tepat untuk
dilaksanakan.
b. Pendidikan Agama Islam
Pengertian Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
10
Andang, Kebijakan Kurikulum Reorientasi Pendidikan Nasional Melalui Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013, Malang : UMM Prees, 2014, 38.
Rencana
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.11Di sinilah pentingnya pendidikan agama Islam itu
untuk diberikan kepada siswa di sekolah sebagai mata pelajaran wajib.
c. Pendidikan Lingkungan Hidup
Lingkungan sesuai dengan definisi yang ditetapkan dalam
Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 1 dan diperbaharui dengan
UU no. 32 Tahun 2009; “Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain”. Dengan demikian manusia memiliki peranan untuk
mempengaruhi keberlangsungan lingkungan di bumi ini agar tercipta
dengan baik.
d. Sekolah Adiwiyata
Menurut panduan Adiwiyata (2013) Adiwiyata mempunyai
pengertian tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju tercapainya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada
cita-cita pembangunan berkelanjutan. Sedangkan tujuan program
adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab
11
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata
kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.12
Sesuai dengan penelitian yang kami lakukan salah satu
komponen program kegiatan yang kami lakukan adalah pelaksanaan
kurikulum berbasis lingkungan dalam hal ini kami fokus pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang terintegrasi dengan lingkungan
hidup meliputi tujuan, pelaksanaan, materi, penilaian atau evaluasi, dan
keunggulannya.
E. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian yang digunakan adalah analisis isi atau dokumen yang memusatkan
kajian pada analisis dan interpretasi bahan atau materi yang direkam (bahan
cetak atau tertulis) untuk mempelajari perilaku manusia.13
Tempat penelitian adalah sekolah yang mendapatkan penghargaan
dari Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional sebagai
sekolah Adiwiyata tingkat nasional yaitu SMP Negeri 6 Salatiga dan sekolah
Adiwiyata yang mendapat juara pertama tingkat Kota dan Propinsi Jawa
Tengah yaitu SMP Negeri 7 Salatiga.
Adapun yang direncanakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan
mulai bulan Mei 2016 s.d Desember 2016.
12
Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, 2011,3.
13
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, yaitu pengamatan
secara langsung dan pencatatan yang dilakukan dengan sistematis fenomena
yang diteliti14 kemudian dengan wawancara pada pihak kepala sekolah, wakil
kepala sekolah bagian kurikulum, dan guru agama pendidikan Islam. Tehnik
selanjutnya menggunakan dokumentasi yang merupakan sejumlah data yang
tersedia data kurikulum, laporan hasil belajar, dan program-program sekolah.
2. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,dan dokumentasi,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.15
Hal ini sangat penting bagi kita untuk mengetahui sejauh mana
data-data yang gunakan mendukung dalam penelitian tentang pelaksanaan
kurikulum pendidikan agama Islam berbasis lingkungan sekolah Adiwiyata di
SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga.
F. Sistematika Penulisan Tesis
Penyusunan sistematika penulisan tesis ini dimaksudkan untuk
mempermudah dalam penulisan tesis. Adapun sistematika penulisan dapat
dikemukakan sebagai berikut:
14
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset, 1989, 136. 15
Bab satu, pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan.
Kemudian signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan
sisitematika penulisan tesis.
Bab dua, kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan dan
profile sekolah Adiwiyata SMPN 6 Salatiga dan SMPN 7 Salatiga. Pada bab ini
berisi tiga sub bab, yaitu: kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan,
sekolah Adiwiyata dan profil sekolah.
Bab tiga, rancangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis
lingkungan. Pada bab ini berisi dua sub bab, yaitu: rancangan kurikulum
Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan, dan pengembangan kurikulum
Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan.
Bab empat, pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis
lingkungan. Pada bab ini berisi dua sub bab, yaitu: pelaksanaan kurikulum
pendidikan agama Islam berbasis lingkunga, penilaian kurikulum Pendidikan
Agama Islam berbasis, dan keunggulan yang dimiliki oleh sekolah Adiwiyata
BAB II
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA
A. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan
(sekolah) bagi siswa yang tidak terbatas pada sejumlah mata pembelajaran, namun
meliputi semua yang berkaitan dengan perkembangan siswa dimana curriculum is
interpreted to mean all of the organized courses activities, and experiences which
pupils have under the derection of school, whether in the classroom or not.16
Kurikulumdapat diartikan Fred C. Lunenburg Sam Houston: curriculum: as
content, as learning experiences, as behavioral objectives, as a plan for
instruction, and as a nontechnical approach.17Dalam hal ini kurikulum diharapkan
sebagai tujuan perilaku untuk dapat mencintai lingkungan
Pendidikan Islam dikembangkan dalam dua konsep pertama, disebut
konsep dasar paling tidak ada enam komponen pokok yang dijadikan acuan dasar
bagi pendidikan Islam, yaitu tauhid, fitrah, keseimbangan, serasi, sepanjang umur
dan demokrasi. Kedua, konsep operasional atau desain oprasional. Konsep ini
senantiasa diubah dan diperbaharui sesuai dengan bidang studi, ruang lingkup,
tempat, waktu dan sebagainya, di mana pendidikan Islam itu dilaksanakan.
16
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, 10.
17
Fred C. Lunenburg Sam Houston, “Theorizing about Curriculum Conception and Definitions” International Journal og Scholarly Academic Intelektual Diversity, Volume13, Number 1, 2011, 1.
Daulai seperti dikutip oleh Ulfah pendidikan Islam dapat diartikan sebagai
pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat dalam
al-Qur’an dan al-Hadist, dan pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan
untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, serta menumbuh suburkan
hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta.
Sementara Muhaimin dalam Ulfah memberikan pengertian mengenai
pendidikan Islam sebagai berikut: “ Pendidikan menurut Islam atau pendidikan
Islam, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan
nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur’an dan as -Sunnah. Adapun Pendidikan Agama Islam, adalah satu upaya mendidikkan agama
Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life/pandangan dan
sikap hidup seseorang.18
Di atas dikemukakan bahwa pendidikan itu membentuk pribadi muslim
yang seutuhnya dan mengembangkan potensi yang dimilikinya baik secara
jasmani, yaitu seluruh organ fisik manusia maupun rohani, yaitu akal, hati atau
qolbu, nafsu, roh, dan fitrah.
Lingkungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
daerah (kawasan dsb) yang termasuk di dalamnya. Sedangkan hidup artinya
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan
18
manusia serta makhluk hidup lain.19 The physical environment, both natural and
humanly constructed, influences the kind of life we lead.20Kehidupan dimana
manusia tinggal sangatlah dipengaruhi dari kehidupan yang ada di sekitarnya.
Kurikulum Pendidikan Islam yang berbasis lingkungan disini sangatlah
penting untuk dikembangkan di pendidikan formal agar pesan-pesan alam dapat
dilaksanakan tidak hanya dilingkungan tempat tinggalnya tetapi juga dilaksanakan
dilingkungan pendidikan sebagai sarana untuk belajar.
B. Sekolah Adiwiyata
Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup
yang merupakan implementasi Paraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun
2009. Program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan kepada
lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan
pendidikan lingkungan hidup. Sekolah berbudaya dan peduli lingkungan atau
disebut sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang segala program kegiatannya peduli
dan berbudaya lingkungan. 21
Prinsip-prinsip dasar yang dipegang dalam program Adiwiyata diletakkan
pada prinsip dasar yaitu:
1) Edukatif, yaitu bahwa program Adiwiyata sebagai sarana pembelajaran.
19
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, : Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, 83.
20
Graham Haydon, Education, Philosophy and the Ethical Environment,USA and Canada: Routledge, 2006, 13.
21
2) Partisipasi, yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang
meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan peran.
3) Berkelanjutan, yaitu seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan
terus menerus secara komprehensif.
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan empat
komponen program yang menjadikan satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah
Adiwiyata, diantaranya:
1) Kebijakan berwawasan lingkungan
2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan
3) Kegiatan lingkungan berbasis partisipasif
4) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan22
Kurikulum pendidikan agama Islam berbasis lingkungan ini ditentukan
mulai kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan keunggulan yang
dimiliki sekolah Adiwiyata.
C. Profil Sekolah Adiwiyata
1. SMP Negeri 6 Salatiga Letak Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Salatiga yang terletak di
jalan Tegalrejo Raya, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga. Alasan kami memilih sekolah ini adalah merupakan salah satu
22
sekolah di Salatiga yang telah menjalankan kurikulum berbasis lingkungan.
Dimana visi merupakan“accordingly, arises from, and closely relates to,
actualities”23
dan salah satu visi misinya adalah mewujudkan sekolah
Adiwiyata.24
2. SMP Negeri 7 Salatiga Letak Sekolah
Lokasi penelitian yang kedua dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga
yang terletak di jalan Setiaki, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota
Salatiga. Alasan kami memilih sekolah ini adalah merupakan salah satu
sekolah di Salatiga yang juga telah menjalankan kurikulum berbasis
lingkungan.
Misi SMP Negeri 7 Salatiga adalah: ”menyelenggarakan pendidikan
bermutu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kompetensi peserta didik,
pendidik, dan tenaga kependidikan yang didukung sarana prasarana
pembelajaran, lingkungan yang asri, dan pelayanan prima”.25
Visi misi dalam sekolah Adiwiyata memuat upaya pelestarian fungsi
lingkungan atau mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan
hidup. Pada visi misi kedua sekolah tersebut sudah mencantumkan kepeduliannya
terhadap lingkungan sebagai tujuan program Adiwiyata. Keunggulan yang
dimiliki kedua sekolah tersebut yaitu menanam berbagai jenis tumbuhan jamu
yang dapat diproduksi sebagai sirup maupun obat lainnya.
23
Jusper Ungoed-Thomas, Vision of a schoo The Good School in the Good Society, London and Washington: Cassell, 1997, 3.
24
Dokumen , Portofolio Sekolah Adiwiyata, SMP Negeri 6 Salatiga, 2013, 6. 25
BAB III
RANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS LINGKUNGAN
DI SEKOLAH ADIWIYATA
A. Rancangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan
Perencanaan merupakan sebuah pengembangan yang bermaksud untuk membina
siswa/peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai
hingga mana perubahan itu telah terjadi pada diri siswa/peserta didik.26
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3 yaitu Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.27 Berdasarkan amanat tersebut maka
pelaksanaan kurikulum yang dimiliki oleh sekolah haruslah dapat
diimplementasikan dalam kegiatan siswa dengan program-progam sekolah salah
satunya dengan muatan materi agama yang bertujuan agar siswa beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia.
Perencanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan
berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
a. Tujuan kurikulum
Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan disesuaikan dengan
tujuan yang dituangkan dalam buku pedoman sekolah Adiwiyata. Berbicara
tentang tujuan pendidikan agama Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai
26
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum..., 152. 27
Anonimus, Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003. 12.
ideal yang bercorakkan islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan
pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami.
Sedang idealitas islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai
perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah
sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.28
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan,
dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah Swt., sesama manusia,
hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya sebagai bukti ketaatan pada Allah Swt.
b. Keterpaduan
Perencanaan kurikulum pendidikan agama Islam memadukan jenis
dan sumber dari semua disiplin ilmu atau diintegrasikan29 dengan semua
disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat berdasarkan kurikulum.
Perencanaan ini sangatlah penting dilakukan untuk menentukan arah
tujuan dari pembelajaran pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan
lingkungan alam disekitarnya.
B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di
Sekolah Adiwiyata
Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai
28
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, 108. 29
dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. yaitu pada pasal 36 ayat (2) dan (3) serta pasal Pasal 36 ayat
(2) menyebutkan bahwa:
“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.30
Penanaman akidah sejak dini merupakan kebutuhan jika kita ingin
menciptakan manusia yang utuh, punya pendirian dan keyakinan yang kokoh
bahwa Allah yang Esa dan Dia mutlak di alam ini siapa pun tak mampu
menantang-Nya. Keyakian serupa ini tidak hanya berguna untuk kepentingan
dirinya, melainkan juga sangat dibutuhkan dalam upaya melestarikan lingkungan
hidup.31 Disinilah pentingnya penanaman pendidikan agama bagi anak tentang
lingkungan hidup sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian atas kelestarian
keragaman hayati sebagai hubungan timbal balik baik disekolah atau dimanapun
kita tinggal.
Ada dua pokok yang diajarkan Islam berkenaan dengan lingkungan hidup.
Pertama, menyangkut dengan sumber daya; dan kedua bimbingan dalam
mengelola dan melestarikannya.32 Yang dimaksud dengan sumber daya disini ialah
30
Andang, Kebijakan Kurikulum Reorientasi Pendidikan Nasional Melalui Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013..., 70.
31
Erwati Aziz, Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup melalui Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, 26.
32
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia dari lingkungannya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara garis besar ada tiga jenis sumber
daya, yaitu sumber daya alami seperti air, tanah, udara, energi, barang tambang,
sumber daya hewani; dan sumber daya nabati.
Sementara itu untuk keseimbangan lingkungan hidup adalah dengan
melalui jalur pendidikan dan etika lingkungan. Pendidikan berperan strategis
sebagai sarana mengubah sikap manusia pada masalah lingkungan. Jalur
pendidikan memberikan harapan untuk menunjang upaya memecahkan masalah
lingkungan jangka panjang. Sasaran pendekatan pendidikan lingkungan adalah
generasi muda yang menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan di masa yang akan melalui tahap-tahap penyadaran,
pengertian, perhatian, tanggung jawab, dan aksi atau tingkah laku33. Salah satu
institusi yang memiliki peranan strategis adalah sekolah.
Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mengembangkan
program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah melalui program Adiwiyata. Program tersebut dari Kementerian Negara
Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan
kesadaran warga sekolah sehingga menjadi sebuah karakter peduli lingkungan
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Sekolah yang telah mendapatkan
predikat Adiwiyata dianggap telah berhasil membentuk karakter peduli terhadap
33
lingkungan.34 Keberhasilan ini perlu dituangkan dalam kurikulum yang dapat
dijadikan acuan bagi semua warga sekolah.
Dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis
lingkungan maka kita melihat silabus35 kemudian dijabarkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mana terdiri dari kompetensi inti, kopetensi
dasar, materi, metode pembelajaran, penilaian, dan sumber pelajaran. Materi yang
ada kemudian diintegrasikan dengan lingkungan36 baik itu kelas tujuh, delapan
maupun kelas sembilan.
Melihat pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang
berbasis lingkungan pada kelas tujuh dengan kompetensi inti mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi dasar menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang
yang meneladani al-Asma‘u al-Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan
al-Bashir. Materi pokoknya adalah lebih dekat dengan Allah Swt. yang sangat indah
nama-Nya37 diintegrasikan dengan lingkungan yaitu dengan menghubungkan
makna dan menerapankan dalam kehidupan sehari Asmaul Husna al-Bashir
dimana siswa dapat menjaga lingkungan agar tetap terlihat bersih, indah, nyaman
34
Amiril Mukminin Al-Anwari, Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri”..., 230.
35
Wawancara dengan guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 26 September 2016. 36
Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 6 pada hari Selasa, 25 Oktober 2016. 37
untuk belajar salah satunya dengan membuang sampah pada tempat dan
peruntukannya.
Kompetensi inti dua menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan. Pada kelas tujuh dengan kompetensi dasar menghayati
perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan
ketentuan syari’at Islam. Dengan topik semua bersih hidup jadi nyaman.38 Materi
ini diintegrasikaan dengan lingkungan yaitu dengan menjaga tempat ibadah agar
selalu bersih dan suci, merawat peralatan ibadah agar selalu bersih sehingga
nyaman digunakan, melipat peralatan ibadah dengan rapi setelah digunakan, dan
menggunakan air wudhu dengan secukupnya.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis
lingkungan pada kelas delapan dengan kompetensi inti memahami dan menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata. Dapat dilihat dengan kompetensi dasar memahami Q.S. Al-Furqan
/25: 63, Q.S. Al Isra’ /17 : 26-27; dan hadits terkait tentang rendah hati, hemat, dan
hidup sederhana. Materi pokok rendah hati, hemat, dan sederhana menjadi hidup
lebih mulia39 jika dikaitkan dengan lingkungan bagaimana siswa dapat hidup
hemat dan sederhana menggunakan listrik, dengan konsep go green siswa dapat
38
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTS kelas VII..., 31-39.
39
mengurangi penggunaan bahan yang sukar didaur ulang (reduce), siswa dapat
menggunakan kembali barang yang sudah dipakai (reuse), siswa mendaur ulang
dari barang-barang yang sudah dipakai (recycle), siswa dapat mengganti
barang-barang yang ramah lingkungan (replace) dan siswa melakukan kegiatan penaman
tanaman di lingkungan sekitarnya (replant).
Sedangkan kelas sembilan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama
Islam yang berbasis lingkungan dengan kompetensi inti memahami dan
menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata. Kemudian kompetensi dasarnya adalah memahami
makna iman kepada hari akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam
sekitar dan makhluk ciptaan-Nya. Dengan materi beriman pada hari akhir.40 Agar
tidak terjadi kiamat sugro (kiamat kecil) yang berkaiatan dengan bencana alam
maka materi ini dapat diintegrasikan dengan lingkungan yaitu siswa diharapkan
dapat membuang sampah pada tempat dan sesuai dengan peruntukannya karena
dengan penumpukan sampah dapat terjadi musibah banjir, kemudian siswa dapat
menanam tanaman baik jenis sayuran, buah, tanaman obat. Siswa menyiram
tanaman agar tidak mati, siswa merawat tanaman dengan pemberian pupuk agar
tumbuh subur, siswa dilatih membersihkan lingkungan sekitar kelas dan halaman,
siswa melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos non organik untuk
dapat didaur ulang, membuat biopori, resapan, dan penghijauan lingkungan
sekitarnya.
40
Berdasarkan tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengasuh,
membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia
takwa.41 Maka pengembangan kurikulum sangatlah penting untuk dilakukan
dalam semua pokok bahasan karena materi-materi yang ada diharapkan dapat
dikuasai siswa tidak hanya sebatas teori tetapi dapat juga diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai bekal masa depannya agar menjadi orang yang
bertakwa.
41
BAB IV
PELAKSANAAN, KEBERHASILAN, DAN KEUNGGULAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS LINGKUNGAN DI SEKOLAH ADIWIYATA
A. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata
1. Pelaksanaan kurikulum di sekolah Adiwiyata
Agar pelaksanaan kurikulum berjalan dengan baik maka perlu memperhatikan
prinsip-prinsip implementasi kurikulum di antaranya adalah kurikulum
didasarkan pada potensi peserta didik, sarana belajar, dilaksanakan dengan
menggunakan multi-strategi, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar, dan kurikulum dilaksanakan dengan memanfaatkan
sumber-sumber alam, sosial-budaya. 42
Pada tingkat sekolah kepala sekolah mempunyai tanggung jawab
untuk melaksanakan kurikulum baik merencanakan kegiatan tahunan,
menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat
laporan.
a. Menyusun rencana tahunan
Pedoman penyelengaraan kurikulum sekolah Adiwiyata meliputi
penyusunan rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun.
Kegiatan tersebut berkaitan dengan kebijakan sekolah berwawasan
lingkungan, sosialisasi program, pembentukan tim, sarana prasarana yang
42
Andang, Keijakan Kurikulum Reorientasi Pendidikan Nasional Melalui Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013..., 57.
berwawasan lingkungan dan menyusun jadwal kegiatan tentang
lingkungan. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Mudji43
sebagai berikut:
“Penyusunan program kurikulum sekolah Adiwiyata yaitu mulai dari
sisi manajemen, kebijakan, sarpras, kurikulum maupun pengelolaan serta peran masyarakat. Dalam pengelolaan sampah ditambah dengan inovasi-inovasi tentang pemanfaatan dan pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah, bank sampah, prakarya, sumber energi dengan pengelolaan air wudhu yang dapat digunakan untuk penyiraman tanaman.
Dari hasil wawancara tersebut juga sejalan apa yang disampaikan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum.44 yang maan perencanaan
kurikulum berbasis lingkungan sudah dilakukan sesuai dengan prisip
dasar program Adiwiyata.
b. Pembinaan organisasi sekolah
Pelaksanaan kurikulum di sekolah membutuhkan dukungan
organisasi yang kuat dengan ditunjang oleh guru, staf karyawan, sarana
prasarana, serta adanya ekstra kurukuler yang ada. Hal itu sesuai dengan
hasil wawancara dengan ibu Anna Maria45 sebagai berikut:
“Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) pada kurikulum yang
berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata yaitu dengan membuat tim Adiwiyata yang terdiri ketua, sekretaris, bendahara, dan yang lain yang terdiri dari tim bank sampah, pengelolaan sampah, green hause, tim KPK, tim pengolahan limbah organik dan non organik, pembiasaan siswa untuk mengambil dan membuang sampah sesuai peruntukannya.
Salatiga pada hari Jumat tanggal 16 Desember 2016.
45
Organisasi yang lengkap seperti di atas menunjukkan bahwa
kurikulum berbasis lingkungan mampu untuk dilaksanakan sesuai dengan
tanggung jawabnya dan terorganisasi secara terpadu untuk tercapainya
tujuan dari kurikulum sekolah Adiwiyata.
c. Koordinasi dalam pelaksanaan kurikulum
Koordinasi bertujuan agar dalam pelaksanaan kurikulum ada
kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal, staf, dan peserta didik
dimana pelaksanaan kurikulum di sekolah Adiwiyata ini bisa kita lihat
dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan melalui program Adiwiyata
seperti di SMP Negeri 6 setiap Jumat pagi ada kegiatan Jum’at bersih & Jum’at sehat dengan kegiatan bersih-bersih lingkungan dimana kebersihan adalah syarat utama agar dapat terhindar dari berbagai jenis penyakit yang
disebabkan oleh mikroba.46 Dilanjutkan kegiatan senam kemudian
memungut sampah yang ada di sekitar.
Sedangkan di SMP Negeri 7 memiliki program 1. Pembentukan
tim KPK,47 pembiasaan kebersihan dengan lomba KPK (kebersihan,
penghijauan, kreatifitas) dengan penilaian tiap minggu dan tiap 3 bulan
sekali diadakan penilaian juara umum 2. Membiasakan 10 menit terakhir
setelah pembelajaran 3. Jum’at terakhir kebersihan secara bersama 4.
Pengolahan limbah baik organik maupun non organik yang organik
menjadi kompos, dimana kompos adalah pupuk yang dibuat dari hasil
46
Diah Rahmatia, Pipit Pitriana, Sains Teknologi, Lingkungan, dan Masyarakat, Bandung: Ganeca Exact, 2007, 6.
47
penguraian aneka bahan sampah organik.48 Kemudian ada Bank Sampah
bertujuan untuk membangun kepedulian warga sekolah agar dapat
berkawan dengan sampah untuk mendapat manfaat secara ekonomi
sehingga terciptanya lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.49 dengan
mengumpulkan barang bekas seperti plastik yang masih bisa di jual,
pengolahan limbah dengan pemanfaatan bahan yang bisa dipakai dan ada
nilai jualnya misal plastik untuk pot, kertas jadi tempat buah, tas, tisu.
Tindakan koordinasi tersebut digerakkan secara bersama-sama
atau parsial diarahkan dalam pelaksanaan kurikulum untuk mencapai
tujuan institusional sekolah sebagai sekolah Adiwiyata.
d. Sistem komunikasi dan pembinaan kurikulum
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu
berkomunikasi dengan baik pada semua pihak salah satunya adalah dalam
bentuk kerjasama dengan pihak lain. Pada sekolah Adiwiyata kerjasama
dikembangkan mulai dari dinas kesehatan, puskesmas, kepolisian,
kejaksaan, stakeholder, juga ada sekolah dari luar yang studi banding.50
Hubungan kerjasama SMP Negeri 7 sebagai sekolah Adiwiyata
dalam rangka pembelajaran adalah dengan bekerjasama dengan PT
Bangkit dan Bank Sampah Makmur dengan membuat pupuk kompos yang
berasal dari limbah rumah tangga, membuat kejajinan dari limbah.
48
Alex S, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2016. 50.
49
Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah, Yogyakarta: Pustaka Baru Presss, 2016, 69.
50
Kerjasama juga dilakukan sekolah bersama Dinas Ciptakaru dengan
pemberian mesin pencacah sampah yang dapat juga digunakan untuk
pembuatan kompos.
Komunikasi adalah sebuah sistem dimana terdapat input, proses,
dan output.51 Yang menjadi input adalah program-program yang ada
dalam sekolah Adiwiyata. Sebagai proses adalah kerjasama yang sudah
dilakukan yang selanjutnya terjadi perubahan pada tingkat pemahaman
sehingga menghasilkan hasil sebagai output (keluaran) berupa kesadaran
anak betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan yang dapat
menciptakan tempat yang bersih, rapi, indah dan nyaman untuk belajar.
2. Pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam berbasis lingkungan tingkat
kelas
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum di lingkungan kelas.
Pembagian tugas tersebut antara lain:
a. Kegiatan dalam bidang proses belajar-mengajar
Kegiatan ini erat sekali sekali dengan tugas-tugas yang dilakukan oleh
seorang guru antara lain:
(1) Menyusun rencana pelaksanaan program
Guru dalam proses belajar-mengajar harus memiliki rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat tentang topik pembahasan, kompetensi inti,
51
kompetensi dasar, tujuan, indikator , langkah-langkah pembelajaran, materi,
sumber belajar sampai dengan penilaian.
Sesuai dengan hasil wawancara dari Rohmatin52, Umi Hanik53,
Dimyathi54, M. Sintoro55 menyatakan bahwa dalam pembuatan RPP
pendidikan agama Islam berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata guru
mengambil tema materi yang berkaitan dengan lingkungan seperti materi
thaharah, hidup hemat, iman pada hari akhir. Dalam materi iman pada hari
akhir diharapkan guru dapat menyampaikan pesan-pesan alam yang harus
dijaga, dipelihara, dirawat dengan cara penanaman pohon yang dapat
menciptakan kesegaran udara sebagai produsen oksigen alami yang belum
tergantikan fungsinya hingga sekarang.56 Dengan penanaman pohon
lingkungan menjadi rindang dan nyaman sehingga tercipta keseimbangan
hidup antara manusia dengan alam.
Materi thaharah jika dikaitkan dengan lingkungan yaitu bagaimana
guru mengajarkan begitu pentingnya menjaga kesehatan dengan cara hidup
bersih untuk dirinya sendiri dan lingkungan dimana dia tinggal serta siswa
dapat dikenalkan dengan pemanfaatan air bekas bersuci untuk budidaya ikan
atau berguna untuk menyiram tanaman yang berada disekitarnya.
Pembelajaran dapat disampaikan dengan berbagai metode yaitu:
inquiry (penemuan), diskusi, praktek, pembelajaran berbasis proyek,
52
Wawancara dengan guru SMP Negeri 6 pada hari Senin Tanggal 7 November 2016. 53
Wawancara dengan guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016. 54
Wawancara dengan guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 26 September 2016. 55
Wawancara dengan guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 5 Desember 2016. 56
pembelajaran berbasis masalah.57 Media pembelajaran salah satunya dengan
melihat alam, melihat tayangan baik film maupun gambar.58 Dimana hal itu
sebagai sarana memudahkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang
disampaikan agar tercapai tujuan pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru ini sangatlah
menentukan bagaimana pembelajaran itu dapat berjalan dan sesuai dengan
tujuan sekolah Adiwiyata.
(2) Menyusun jadwal pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai
dengan jadwal yang dibuat oleh sekolah. Pembelajaran dapat dilakukan di
kelas, musholla, atau lingkungan yang ada disekitarnya sebagai media
pembelajaran59 bagaimana anak dapat melihat secara langsung ciptaan Allah
yang begitu indahnya kareana Al-qur’an dan sunah bermaksud mengarahkan manusia untuk bersahabat dengan alam, sehingga dijadikannya benda-benda
tak hidup itu bagaikan hidup, dan karenanya ia pun membutuhkan
pemeliharaan, pengayoman, bahkan kasih sayang dan persahabatan.60
Sebagai wujud persahabatan dan syukur atas nikmat yang sudah
diberikan salah satunya dengan memelihara, merawat, menjaga, melestarikan
ciptaan-Nya sehingga lingkungan tidak rusak dan manusia dapat
57
Wawancara dengan Bapak Dimyathi guru SMP Negeri 7 pada hari Senin tanggal 26 September 2016.
58
Wawancara dengan ibu Umi Hanik guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016.
59
Wawancara dengan Ibu Umi Hanik guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016.
60
menggunakan alam sebagai sarana untuk belajar dan mendekatkan diri pada
pada Allah Swt.
(3) mengisi daftar penilaian
Penilaian yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan dengan berbagai
cara pertama dengan penilaian sikap, kedua penilaian pengetahuan dan ketiga
penilaian ketrampilan.
Pada penilaian sikap ada dua penilaian yaitu sikap spiritual dan sikap
sosial. Dimana sikap spiritual dapat dilihat sikap siswa ketika berdoa, wudhu,
shalat, sedangkan sikap sosial bagaimana kerjasama anak terhadap teman,
kepedulian anak terhadap lingkunga, membuang sampah pada tempatnya
sehingga lingkungan sekitar selalu bersih, rapi, dan lingkungan terlihat hijau
dengan tumbuhan yang ditanam dan dipelihara oleh siswa.
Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan tes secara tertulis
untuk mengetahui pengetahuan siswa, penugasan untuk memfasilitasi
tambahan pengetahuan pada siswa, observasi baik di dalam kelas maupun di
luar kegiatan belajar mengajar, tanya jawab untuk mengecek pengetahuan
siswa dalam proses pembelajaran, dan portofolio yang merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang bersifat
reflektif-interaktif yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa.61
Penilaian ketrampilan antara lain penilaian kinerja untuk mengukur
capaian pembelajaran berupa ketrampilan. Projek untuk mengetahui
kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan melalui suatu tugas dalam
61
waktu tertentu. Dalam kurikulum Adiwiyata mata pelajaran pendidikan agama
Islam dapat menilai ketrampilan dari membuat mading pada materi iman pada
hari akhir dimana siswa dapat membuat artikel, puisi, lagu, gambar slogan
pesan-pesan moral untuk menyelamatkan lingkungan agar tidak terjadi
bencana alam.
Materi hemat dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain
contoh terintegrasi dengan mata pelajaran prakarya siswa diberikan
ketrampilan membuat pruduk daur ulang dengan membuat pot tanaman dan
bunga dari botol bekas, limbah kertas dibuat tempat buah dan hiasan dinding.
Penilaian praktek ini guru dapat melakukan observasi pada kegiatan yang
dilakukan siswa dalam menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan
di sekolah.
b. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan
kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang
pendidikan untuk ketercapaian tujuan sekolah.62 Kurikulum pendidikan agama
Islam berbasis lingkungan dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat berdiri
sendiri karena agama tidak hanya sebatas untuk dipahami tetapi diharapkan
juga dapat diamalkan dalam kehudupan sehari-hari.
Pengamalan ajaran agama pada kegiatan ekstra dapat dilihat dari
program Adiwiyata berupa partisipasi dimana semua warga sekolah untuk ikut
62
terlibat menyukseskan kegiatan seperti yang disampaikan ibu Anna Maria63
sebagai berikut:
“Kegiatan dalam sekolah Adiwiyata anata lain: Internalisasi pramuka setiap hari sabtu yaitu kegiatan kepramukaan yang ada hubungannya dengan lingkungan contoh yaitu ada tim pengolahan limbah baik organik maupun non organik yang organik menjadi kompos, bank sampah dengan mengumpulkan barang bekas seperti plastik yang masih bisa di jual, pengolahan limbah dengan pemanfaatan bahan yang bisa dipakai dan ada nilai jualnya misal plastik untuk pot kertas jadi tempat buah, tas, tisu, dan pembuatan biopori.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler ini mengandung nilai kesadaran akan
pentingnya pelestarian lingkungan, salah satunya berada di sekolah, yang
merupakan institusi paling terdepan dalam menjalankan proses pendidikan.
Nilai-nilai dalam ekstrakurikuler tersebut antara lain : menyalurkan minat dan
bakat, memberikan pengalaman eksplotorik, mengintegrasikan
kelompok-kelompok sosial, dan mengembangkan sifat-sifat tertentu seperti kepedulian
terhadap alam untuk di jaga, dipelihara, dan dirawat.64
Pengembangan kegiatan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap
alam antar lain pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air,
hutan/tanaman/kebun sekolah, green house, toga dengan berbagai tanaman
obat yang dapat dimanfaatkan semua warga sekolah siswa, guru, tenaga
kependidikan, dan warga masyarakat yang membutuhkan ditambah lagi
adanya kolam ikan, biopori, dan sumur resapan. Pengelolaan kegiatan ini
sebagai sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup yang
ramah lingkungan.
63
Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 7 Salatiga pada hari Rabu tanggal 14 Desember 2016.
64
B. Keberhasilan dan Keunggulan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan
1. Keberhasilan
keberhasilan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis
lingkungan pada sekolah Adiwiyata SMPN 6 dan SMPN 7 Salatiga sudah baik
dengan tingkat keberhasilan berdasarkan hasil observasi kelas tujuh mencapai
90% kelas delapan 92,5%, dan kelas sembilan mencapai 95% partisipasi
siswa sangat tinggi dalam melaksanakan semua program yang sudah dibuat
sekolah tetapi perlu ditingkatkan.terutama tempat ibadah dengan sarana yang
lebih baik harus selalu dijaga kebersihannya.
Warga sekolah merupakan bagian dari segala hal yang ada dalam
lingkungan sekolah antara manusia dengan segala zat, unsur, dan keadaan
yang ada dalam lingkungan hidup terdapat hubungan timbal-balik sehingga
membentuk suatu eko-sistem.65 Hubungan kepedulian siswa terhadap
lingkungan perlu dilakukan terus menerus, dibutuhkan adanya penjagaan yang
lebih intensif dengan diharapkan siswa agar lebih perduli terhadap lingkungan
sekitarnya. Hubungan ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan bahwa dia
mencintai lingkungan merupakan indikator bentuk ketaqwaan anak atau guru
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan cinta tanaman perduli lingkungan
kalau dia hidup bersih berarti sudah mengamalkan agamanya baik dari hadis
65
tidak hanya sekedar salat, puasa menegakkan salat sebagai bukti dia harus
bersih.66
Tingkat keberhasilan kurikulum berbasis lingkungan pada sekolah
Adiwiyata, yaitu ada peningkatan dalam akademis salah satunya karena
lingkungan yang nyaman, guru termotifasi dan bisa menggunakan sarana yang
ada, setidaknya dalam peningkatan budaya mereka lebih peduli dengan
keindahan kelas dan tanaman yang ada di sekitarnya. 67
Keberhasilan program Adiwiyata sangatlah diharapkan untuk dapat
dilaksanakan tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi dimanapun kita tinggal
sebagai wujud keperdulian pada alam sekitar.
2. Keunggulan pendidikan agama Islam berbasis lingkungan
Keunggulan yang dimiliki pada sekolah Adiwiyata yaitu anak-anak
jadi lebih perduli lingkungan dengan sampah yang ada, perduli dengan
lingkungan kelasnya contoh menyapu, mengepel lantai, bersihkan got tidak
malu. Keperdulian terhadap tanaman sangat tinggi dengan tidak memetik buah
yang belum matang kecuali sudah matang dan untuk dimakan.68Sekolah
Adiwiyata secara fisik lingkungan menjadi bersih, hijau, rindang, nyaman.
Anak dapat belajar baik di luar maupun di dalam ruangan dengan suasana
yang nyaman karena lingkungannya bersih. Dalam konsep agama “kebersihan sebagian dari pada iman”. Kurikulum berbasis lingkungan dipandang dari segi
66
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Salatiga pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2016.
67
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Salatiga pada hari Rabu tanggal 14 Desember 2016.
68
agama sangat mendukung karena kebersihan itu sebagian dari iman maka
kalau kita menjaga kebersihan berarti merawat lingkungan yang merupakan
ciptaan Tuhan sebagai bentuk penghayatan, pengamalan, dan menumbuhkan
rasa cinta melalui ciptaNya.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berbasis lingkungan
menjadikan anak lebih menyukai dengan melihat alam ciptaan Allah, lebih
suka praktek dari pada teori karena pembelajaran ini dapat dilakukan secara
langsung.
3. Tantangan
Tantangan yang ada di sekolah Adiwiyata dalam hal ini partisipasi
warga sekolah untuk mengikuti program yang sudah dibuat belum maksimal
dilaksanakan masih ada yang kurang menyadari akan pentingnya lingkungan
untuk selalu di jaga sehingga terciptanya suasana sekolah yang indah, asri,
nyaman dan tenang.69
Karakter siswa terhadap lingkungan perlu adanya penjagaan yang lebih
intensif dan diharapkan siswa lebih perduli terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Hambatan
Hambatan yang dialami pada pengelolaan kurikulum berbasis
lingkungan yaitu ada pada budaya siswa dimana anak masih sulit untuk
membuang sampah pada tempatnya dan membuang sampah di tempat yang
benar sesuai dengan warna peruntukannya, dan masih ada yang corat coret
tembok. Kendala anak-anak masih suka lupa dan menghindar terhadap
69
kewajiban yang semestinya harus di kerjakan, sebagian kurang adanya
kesadaran bahwa pentingnya perduli terhadap lingkungan
Kurikulum berbasis lingkungan perlu adanya kontiunitas pelaksanaan
program yang harus dikontrol agar sesuai dengan apa yang diharapkan dan
berkelanjutan seperti anak membuang sampah tidak sesuai warna yang
disediakan. Pelaksanaan yang kurang sesuai dengan apa yang diharapkan
harus sering dievaluasi. Evaluasi dilihat secara keseluruhan apakah
pembelajaran yang kita lakukan dapat menumbuhkan sikap-sikap yang
diharapkan misalnya anak dalam kesehariannya bisa lebih tertib apa tidak,
begitu juga kemampuan kognitif, afektif, psikomotor anak kita lihat sehingga
pembelajaran itu benar-benar tercapai.70
Hambatan yang lain pembelajarannya memakan waktu apalagi
anak-anak jika berada di luar lebih leluasa untuk melakukan aktifitas sehingga
kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran. 71Inilah tantangan-tantangan
yang harus disikapi bagi seorang guru untuk dapat menciptakan metode
pembelajaran yang tepat dan menarik buat siswa.
70
Wawancara dengan ibu Umi Hanik guru SMP Negeri 6 pada hari Senin tanggal 26 September 2016.
71
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Bahwa dalam mewujudkan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis
lingkungan perlu adanya pelaksanaan yang dilakukan demi untuk tercapainya
tujuan dari sekolah Adiwiyata. Pelaksanaan kurikulum tebut adalah sebagai
berikut:
1. Kurikulum Pendidikan Agam Islam berbasis lingkungan di sekolah Adiwiyata
SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 7 Salatiga terdiri dari rancangan kurikulum
berdasarkan tujuan yang dituangkan dalam buku pedoman sekolah Adiwiyata,
yaitu menentukan tema yang berbasis lingkungan dari kurikulum nasional
kemudian dipetakan berdasarkan kopetensi dasar dan dijabarkan dalam
indikator. Tujuan kurikulum Pendidikan Agama Islam pertama adalah
mewujudkan nilai-nilai ideal yang bercorakkan islami yang didasari atau
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah. Kedua memadukan jenis dan
sumber dari semua disiplin ilmu atau diintegrasikan dengan mata pelajaran
yang lain.
2. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan
dimulai dengan melihat silabus kemudian dijabarkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi yang ada kemudian diintegrasikan
dengan materi berwawasan lingkungan.