• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah-langkah yang dilakukan guru PAI di SD Negeri Plumutan sebelum melaksanakan pendekatan saintifik yaitu, pertama guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa, menyampaikan topik pembahasan, kemudian menyampaikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, memberikan motivasi kepada siswa dan menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.25 Tujuannya agar siswa dapat menganalisa dan memahami substansi materi yang dipelajari sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama Islam.

Adapun kegiatan pembelajaran PAI berbasis saintifik di SD Negeri Plumutan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Mengamati

Dalam tahap mengamati, objek yang digunakan adalah video. Guru memutar video tentang salat wajib. Kemudian guru membagi siswa ke dalam kelompok. Guru memberikan petunjuk kepada siswa yaitu agar siswa mempersiapkan buku dan mencatat semua data yang sudah dilihat dalam

25Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul Khusna, Bancak 6 Maret 2017.

video. Selanjutnya siswa melakukan kegiatan pengamatan berdasarkan kelompok masing-masing dan guru mendampingi siswa pada saat kegiatan pengamatan serta memberikan penilaian kepada siswa.26 Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan pengamatan yang dilakukan guru PAI di SD Negeri Plumutan dilaksanakan siswa secara seksama. Hal itu dikarenakan guru memberikan pendahuluan materi yang menarik dan video yang disajikan guru jelas, sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

b. Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hasil pengamatan salat wajib yang tidak dipahami oleh siswa. Kegiatan menanya yang dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri Plumutan bertujuan mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat lebih mengingat hasil belajarnya.27 Berdasarkan pengamatan penulis, pada kegiatan menanya tersebut, keaktifan siswa dalam bertanya tergantung pada hasil pengamatan yang mereka lakukan dan kejelasan obyek pengamatan yang disediakan oleh guru.

Dari pengamatan penulis, mengenai proses pendekatan saintifik di SD Negeri Plumutan sudah sesuai. Hal itu bisa terlihat dalam teori mengenai standar penilaian pada kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya, karena tujuan kurikulum 2013 adalah mendorong siswa aktif

26Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul khusna, Bancak 7 Maret 2017.

27Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul Khusna, Bancak 7 Maret 2017.

dalam tiap materi pembelajaran. Maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika anak banyak bertanya.28

c. Mengekplorasi

Kegiatan selanjutnya adalah tahap mengeksplorasi, guru menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa yaitu siswa membuat kalimat dari hasil pengamatan salat wajib, yaitu mengenai rukun salat wajib, sunah salat dan urutan salat. Kemudian siswa menuliskan hasil diskusi dengan teman kelompoknya dalam buku serta mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari hasil pengamatan dan dari sumber lainnya seperti buku pegangan siswa. Guru memantau proses belajar siswa dan memberikan bimbingan sehingga kegiatan diskusi yang dilakukan siswa terarah. Dari kegiatan mengekplorasi yang dilakukan guru PAI SD Negeri Plumutan berjalan dengan baik. Hal itu karena guru memberikan pengarahan kepada kelompok yang belum paham. d. Mengasosiasi

Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan tentang alasan dan manfaat mempelajari materi salat wajib yang sedang dipelajari. Pada kegiatan ini, siswa dilatih untuk menalar terhadap materi yang dipelajari dengan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, seperti halnya salat wajib yang dilakukan sehari-hari.29 Dari pengamatan penulis, memiliki kemampuan menalar terhadap peristiwa yang terjadi di masyarakat dan

28Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan,

Surabaya: Kata Pena, 2014, 47.

29Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul Khusna, Bancak 7 Maret 2017.

menjadi tahu perbuatan yang benar atau perbuatan yang salah menurut ajaran agama Islam.

e. Mengkomunikasikan

Siswa menyampaikan hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelas sesuai dengan kreatifitas kelompok dan kelompok lainnnya menyimak. Setelah selesai membacakan hasil diskusinya, kelompok memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan atas hasil diskusi yang telah dibacakan.30 Dari pengamatan penulis, dengan adanya kegiatan mengkomunikasikan, maka akan melatih siswa dalam hal mengolah kata dan melatih mental siswa.

Faktor penghambat pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan berbasis pendekatan saintifik adalah membutuhkan waktu yang lebih lama, membutuhkan persiapan mengajar yang lebih banyak dan penilaian siswa menjadi lebih rumit.31 Sedangkan faktor pendukung pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan berbasis pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: LCD, video, gambar, alat tulis, kondisi kelas terarah, siswa yang aktif dan guru yang memberikan stimulus yang baik kepada siswa, siswa aktif berdiskusi dengan kelompok lain dan guru menjadi pembimbing siswa ketika berdiskusi dan apresiasi siswa terhadap kelompok lain akan menjadi motivasi.32

30Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul Khusna, Bancak 7 Maret 2017.

31Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul Khusna, Bancak 14 Maret 2017.

32Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul Khusna, Bancak 16 Maret 2017.

Faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di atas sangat menunjang keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebab dengan dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan saintifik, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan Ibu Zulfa Famaul Khusna yang menyatakan:

”Dalam penerapan pendekatan saintifik, untuk siswa yang aktif akan mendapatkan nilai yang memuaskan dan peserta didik yang pasif dia akan memperoleh nilai yang cukup atau kurang memuaskan. Sedangkan peserta didik yang biasa-biasa maka ia akan mendapatkan prestasi belajar yang biasa-biasa saja”.33

Dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SD Negeri Plumutan adalah peserta didik semakin senang dengan mata pelajaran PAI karena proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak membosankan. Peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan melalui pengalaman belajar yang dilakukan secara mandiri atau kerja kelompok belajar. Peserta didik semakin aktif, kreatif, inovatif dan produktif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal itu bisa terlihat ketika wawancara dengan salah satu murid kelas empat yang mengatakan:

”Buguru dalam mengajar sangat mengasikkan, caranya bermacam-macam. Jika salah satu dari kami tidak faham, buguru menjelaskan dengan sabar. Untuk itu kami faham dengan pelajaran yang diterangkan dan kami semangat mengerjakan tugas yang diberikan buguru”.34

33Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul Khusna, Bancak 21 Maret 2017.

34Cika Nawang Wulan, Siswa kelas IV B SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Cika Nawang Wulan, Bancak, 11 April 2017.

Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik tentunya harus memenuhi tiga ranah, yaitu cipta, rasa dan karsa. Dari hasil penelitian di SD Negeri Plumutan sebagian sudah memenuhi tiga ranah tersebut. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Setelah mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi prestasi belajar di atas, guru menetapkan Kriteria Batas Minimal (KBM) para siswanya. Dalam melakukan penilaian, guru tidak hanya melihat dari segi kognitif saja, tetapi juga memperhatikan dari segi sikap dan psikomotorik siswa.Seperti halnya di SD Negeri Plumutan, dalam materi salat wajib dilihat dari segi kognitifnya siswa terampil mempraktikkan salat lengkap dengan penguasaan atas arti bacaan dan doanya, kemudian dari segi afektifnya siswa menunjukkan sikap senang dan dari segi psikomotoriknya siswa fasih dalam melafalkan bacaan salat. Kemudian langkah selanjutnya guru mentukan KBMnya. Dapat dinyatakan lulus apabila telah mencapai KBM.

Dengan adanya pendekatan saintifik yang dilakukan guru PAI SD Negeri Plumutan ternyata dapat menunjang keberhasilan prestasi siswa, baik itu prestasi akademik ataupun prestasi non akademik. Hal itu bisa terlihat dari prestasi yang dihasilkan SD Negeri Plumutan, yaitu meningkatnya nilai UN pelajaran PAI pada tahun 2016 dan 2017, nilai raport siswa, juara satu lomba MAPSI tingkat kecamatan, juara satu dan tiga tingkat kabupaten dan maju lomba MAPSI tingkat provinsi.

Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan melibatkan ketrampilan proses seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, menjelaskan dan mengkomunikasikan. Kelima tahap pembelajaran berbasis pendekatan saintifik tersebut sebagian sudah dilaksanakan oleh guru PAI di SD Negeri Plumutan, meskipun ada sebagian yang belum terlaksanakan dengan baik.

D.Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak

Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Penerapan pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI dimulai dari kegiatan pendahuluan yaitu: persiapan bahan pembelajaran baik oleh guru atau peserta didik. Berikut hasil dokumentasi berupa RPP dari guru Pendidikan Agama Islam di kelas IV.

”Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan khidmat, memulai pembelajaran dengan membaca Asmaul husna, menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai dan menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menyimak, menanya, berdiskusi, mengkomunikasikan dengan

menyampaikan, menanggapi dan membuat kesimpulan hasil diskusi”.35

Dalam kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan peserta didik psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan materi yang sudah dipelajari dan materi yang akan dipelajari, memberikan

35Hasil Dokumentasi (RPP), Guru PAI Kelas IV MI Darussalam Bancak, 1 Maret 2017 dari jam 09.30-10.00, di ruang kelas IV.

tugas yang akan dilakukan dan menjelaskan KD atau tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Berikut adalah lima tahapan pendekatan saintifik yang telah dilakukan guru PAI di MI Darussalam Bancak dalam menerapkan pembelajaran PAI di dalam kelas IV A dan IV B.

a. Mengamati

Penulis melakukan penelitian dengan mengamati proses pembelajaran di kelas IV B. Dalam hal ini, guru memutar video tentang berwudzu. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengamati video pembelajaran tentang tata cara berwudzu.36 Adapun guru kelas IV A, guru memutar video tentang kisah Wali Songo. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengamati video tersebut.37 Berdasarkan pengamatan penulis, dari kegiatan mengamati kelas IV A dan IV B di atas, guru sama-sama memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca dan mendengar).

b. Menanya

Dalam proses pembelajaran menanya di kelas IV B, guru PAI tidak hanya menjelaskan materi tentang wudzu, akan tetapi juga memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai rukun, sunah dan tatacara

36Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 3 Maret 2017.

37Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Alimin Taufiq, Bancak 4 Maret 2017.

wudzu. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.38 Sedangkan untuk kelas IV A, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kisah Wali Songo. Siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati.39 Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan menanya yang telah diterapkan guru PAI sangat berfungsi untuk memancing dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam berbicara dan mengolah pertanyaan.

c. Mengekplorasi

Proses pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas IV B, kegiatan mengekplorasi yang dilakukan siswa yaitu mendiskusikan atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti diskusi teman kelompok, buku bacaan PAI dan ada juga yang melalui internet. Sebelum guru mengajarkan materi, guru menyuruh anak-anak untuk mencari materi di internet.40 Sedangkan di kelas IV A, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti diskusi teman kelompok dan buku kisah Wali Songo.41 Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan mengeksplorasi di atas belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, hal itu bisa dilihat ketika ada beberapa siswa yang bingung dengan tugas yang diberikan

38Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 3 Maret 2017.

39Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Alimin Taufiq, Bancak 4 Maret 2017.

40Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin

Bancak 3 Maret 2017. 41

Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Alimin Taufiq, Bancak 4 Maret 2017.

guru, guru tidak mendampingi dan tidak memberikan arahan kepada siswa yang di belakang, guru hanya memberikan arahan ketika siswa presentasi di depan. Kegiatan mengekplorasi dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.42

d. Menalar

Siswa kelas IV B secara berkelompok mendiskusikan dari kegiatan menalar tersebut dengan membuat media pembelajaran sesuai kreatifitas kelompok yaitu ada yang dari HVS dan ada juga yang dari kertas kartun tentang tata cara berwudzu.43 Sedangkan kelas IV A, guru mengajak siswa secara berkelompok untuk menalar kisah Wali Songo dengan cara menuliskan di lembar kertas HVS mengenai sejarah para Wali Songo.44

Dari pengamatan penulis, tahapan menalar yang dilakukan kelas IV B dan IV A sudah baik karena siswa dalam menalar siswa menggunakan acuan dari berbagai sumber.

e. Mengkomunikasikan

Dalam kegiatan mengkomunikasikan kelas IV B tentang materi wudzu. Salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk

42Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014, 34.

43Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 3 Maret 2017.

44Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Alimin Taufiq, Bancak 4 Maret 2017.

mengkomunikasikan di depan kelas mengenai hasil dari kesimpulan yang dibuat dengan kelompoknya. Ketika siswa presentasi guru memberikan penilaian yang terkait dengan penilaian sikap dan ketrampilan.45

Sedangkan untuk di kelas IV A, siswa mengomunikasikan hasil dari diskusi kelompok di depan kelas tentang cerita singkat kisah Wali Songo.46 Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan mengkomunikasikan bertujuan untuk melatih siswa untuk berkreatifitas dan mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi dan berani menyampaikan ide.

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dan memberikan tugas baik tugas individu atau kelompok. Berdasarkan pengamatan penulis, guru PAI melakukan kegiatan penutup untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran siswa. Karena dengan adanya pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik lagi.

Faktor pendukung dilaksanakannya pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak berbasis pendekatan saintifik adalah tersedianya buku pedoman, alat peraga, fasilitas belajar dan profesionalitas guru. Adapun faktor penghambat pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak berbasis pendekatan

45Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 3 Maret 2017.

46Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Alimin Taufiq, Bancak 4 Maret 2017.

saintifik adalah apabila mati lampu, media pembelajaran (LCD) mengalami kerusakan, siswa yang daya pikirnya rendah akan kesulitan mengikuti pelajaran, tidak semua materi mudah dituangkan dengan pendekatan saintifik dan siswa merasa tugasnya lebih banyak.47

Dampak prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat dilihat dari nilai sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan guru PAI. Hal itu bisa dilihat dari nilai tes, UH, UTS, nilai spiritual, nilai pengetahuan, nilai ketrampilan dan nilai dari ujian akhir semester yang sangat memuaskan. Kemudian siswa senang dan tidak bosan dengan materi pelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.48 Dari pengamatan penulis, pembelajaran di MI Darussalam Bancak di dukung oleh guru yang seluruhnya mempunyai pendidikan terahir S1 dan usianya tergolong muda-muda. Dengan keunggulan tersebut MI Darussalam Bancak mengalami peningkatan jumlah peserta didik dan peningkatan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata yang juga terus meningkat.

Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa di atas sudah mencakup indikator prestasi belajar, dalam arti sudah merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Tipe prestasi belajar bidang kognitif di MI Darussalam Bancak yaitu tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan dan tipe prestasi belajar pemahaman. Dari tipe prestasi belajar kognitif tersebut,

47Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Alimin Taufiq, Bancak 4 Maret 2017.

48Saekodin, Guru PAI MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 10 Maret 2017.

siswa bisa melakukan wudzu dengan baik dan benar. Kemudian tipe prestasi belajar bidang afektif bisa dilihat dari sikap menghargai siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Mereka menganggap belajar wudzu itu penting dan bermanfaat. Selanjutnya tipe prestasi belajar psikomotorik bisa dilihat dari gerakan dan tindakan siswa. Siswa melakukan wudzu dengan menggerakkan tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.

Dengan adanya pendekatan saintifik yang dilakukan guru PAI SD Negeri Plumutan ternyata dapat menunjang keberhasilan prestasi siswa, baik itu prestasi akademik ataupun prestasi non akademik. Hal itu bisa terlihat dari prestasi yang dihasilkan MI Darussalam Bancak, yaitu nilai UN PAI masuk peringkat tiga besar di kecamatan Bancak, nilai rata-rata raport meningkat, Juara I dan III Khotmil Qur’an Putra Tingkat MI sekabupaten Semarang, Juara I Khotmil Qur’an Putri Tingkat MI Sekabupaten Semarang, dan lain-lain.

Dari pengamatan penulis, penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak melibatkan ketrampilan proses seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, menalar dan mengkomunikasikan. Kelima tahap pembelajaran berbasis pendekatan saintifik tersebut sebagian sudah dilaksanakan oleh guru PAI di MI Darussalam Bancak, meskipun dalam pelaksanannya belum sempurna. Akan tetapi dengan adanya sebuah pendekatan saintifik tersebut lebih banyak keuntungannya daripada sebelum diadakannya pendekatan itu, hal itu terbukti dengan adanya prestasi belajar siswa yang meningkat.

28

BAB IV

STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF GURU PAI

Dokumen terkait