• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pendekatan Saintifik dan Strategi Pembelajaran Afektif Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Implementasi Pendekatan Saintifik dan Strategi Pembelajaran Afektif Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

“Implementasi Pendekatan Saintifik dan Strategi Pembelajaran Afektif Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Plumutan dan Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017)”. Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menggunakan observasi, wawancara atau penelaahan dokumen. Data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan penerapan pendekatan saintifik yang dilakukan guru PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak yaitu mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Strategi pembelajaran afektif di Sekolah Dasar Negeri Plumutan dan Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak dilakukan dengan dua cara, yaitu pola pembiasaan dan modeling atau mencontoh. Implementasi pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif pembelajaran PAI sangat menunjang keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebab dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan pembelajaran afektif, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(6)

vi ABSTRACT

"Implementation of Scientific Approach and The Affectiveness of Learning Strategy PAI’s Teacher in Improving Student Learning Achievement (Case Study in Plumutan State Elementary School and MI Darussalam Bancak Sub District Bancak Sub-Province of Semarang Lesson 2016/2017)". Thesis of Islamic Education Studies Program (PAI).

This study aims to determine the application of scientific approach and affective learning strategy of PAI teachers in improving student achievement. This research used qualitative method, used observation, interview or document review. The data presented in verbal form was not in the form of numbers.

Based on the results of research and discussion can be concluded the application of scientific approach by teachers PAI in Sekolah Dasar Negeri Plumutan and Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak was observing, asking, exploring, associate and communicate. Affective learning strategies in public primary Sekolah Dasar Negeri Plumutan and Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak done in two ways, the pattern of habituation and modeling or modeling Implementation of scientific approach and affective learning strategy of learning PAI strongly support the success in improving student achievement. The result of this research showed that effectively and efficiently in accordance with the stages of learning with scientific approach and affective learning, then the purpose of learning can be achieved.

(7)

vii

MOTTO

(8)
(9)
(10)

x

BAB II PROFIL SEKOLAH DASAR NEGERI PLUMUTAN DAN MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK ... 12

A. Sekolah Dasar Negeri Plumutan ... 12

B. Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak ... 13

(11)

xi

Saintifik di Sekolah Dasar Negeri Plumutan ... 15

B. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Saintifik di Madrasah Ibtidaiyah di Darussalam Bancak ... 21

BAB IV STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA ... 28

A. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Strategi Pembelajaran Afektif di Sekolah Dasar Negeri Plumutan ... 28

B. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Strategi Pembelajaran Afektif di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak ... 33

BAB V PENUTUP ... 39

A. Simpulan ... 39

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 43

(12)

1 ialah memberikan pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa selaras dengan tujuan sekolah itu. Di antara pelayanan yang diberikan guru adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan yang ditemukan.1 Hal ini dimaksudkan kepada peserta

didik dalam memahami materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi tidak berasal dari guru saja, tetapi bisa dari arah mana saja.

Untuk memperkuat pendekatan saintifik perlu diterapkan strategi pembelajaran afektif. Pengertian dari strategi pembelajaran adalah rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara ia membawakan pengajarannya di kelas secara bertanggung jawab.2 Kemudian Strategi pembelajaran afektif adalah

1Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta: Gava

Media, 2014, 51.

(13)

strategi pembelajaran yang berhubungan dengan sikap dan nilai.3 Sikap erat

kaitannya dengan nilai yang dimiliki seseorang. Proses pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan atau memberikan ketrampilan tertentu saja, tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan norma di masyarakat.

Pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif bisa diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk pelajaran PAI. Pembentukan dan pengembangan sikap dan moral seorang siswa melalui PAI di sekolah menjadi sangat penting karena menjadi bagian dari tujuan pembelajaran yang harus dilakukan guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.4 Untuk mengetahui berhasil

tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan penilaian.

Salah satu fenomena menarik berkaitan dengan pendekatan dan strategi pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak adalah pada tahun 2014-2015. Pada tahun 2014 rata-rata nilai PAI baik itu nilai raport dan nilai ujian bisa dikatakan rendah. Kemudian pada tahun 2015, rata-rata nilai raport dan ujian mengalami kenaikan. Hal itu disebabkan karena pendekatan dan strategi pembelajaran yang dilakukan para guru berjalan dengan baik.

3Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group , 2016, 273.

(14)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran afektif guru PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

3. Bagaimana hasil implementasi pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menemukan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

b. Menemukan implementasi strategi pembelajaran afektif guru PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

(15)

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretik

1. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan mengenai penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SD dan MI Kecamatan Bancak

2. Melengkapi kajian tentang implementasi strategi pembelajaran afektif guru PAI di SD dan MI Kecamatan Bancak.

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih bermutu.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru PAI dalam memberikan pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang berkualitas.

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

(16)

manajemen metode belajar mengajar dan metodologi penelitian.5 Penelitian Muhammad Syukri Salleh masih lingkup strategi pendidikan Islam, untuk itu perlu penelitian yang lebih melebar lagi.

Halim Tamuri menjelaskan tentang pengajaran nilai-nilai moral dalam PAI merupakan salah satu aspek penting dalam kurikulum terpadu untuk sekolah menengah di Malaysia yang bertujuan mengembangkan potensi individu secara seimbang dan terpadu, meliputi aspek intelektual, spiritual, emosional dan fisik dalam rangka menciptakan manusia yang seimbang dan harmonis dengan standar moral yang tinggi.6 Penelitian tersebut masih sekitar teori strategi pembelajaran, maka dari itu perlu adanya penelitian tentang implementasi strategi pembelajaran di sekolah secara nyata.

Albrecht Fuess menguraikan tentang model pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah negeri di seluruh Eropa Barat dan menjelaskan pelatihan guru masa depan PAI dan imam masa depan di lembaga-lembaga negara sekuler di negara Eropa Barat dengan komunitas Muslim besar.7 Penelitian Albrecht Fuess masih sekitar model pembelajaran PAI yang digunakan oleh guru-guru, maka dari itu perlu adanya penelitian tentang

5Muhammad Syukri Salleh, “Strategizing Islamic Education” , Journal of Education

and Research, Volume 1, Number 6 (June 2013), 1-12.

6Halim Tamuri, “Islamic Education Teachers Perception of the Teaching Akhlaq in

Malaysian Secondary Schools”, Journal of Moral Education, Vol 36, Number 3 (2007),

371-386.

7Albrecht FuessIslamic Religious Education in Westren Europe: Models of

Integration and the German Approach”, Journal of Muslim Minority Affairs, Volume 27,

(17)

model pembelajaran yang berbeda, yakni model pembelajaran afektif (sikap).

Ricard Yuretich, dkk membahas tentang metode pengajaran yang sering dianjurkan untuk meningkatkan lingkungan belajar di perguruan tinggi termasuk pembelajaran kooperatif, menambahkan kegiatan berbasis penyelidikan untuk ceramah tradisional dan menarik siswa dalam proyek-proyek. Hasil dari survei siswa, evaluasi dan kinerja untuk ujian menunjukkan bahwa pembelajaran subjek kondisinya telah membaik.8

Penelitian tersebut tentang strategi pembelajaran kooperatif saja, untuk itu peneliti perlu melakukan penelitian yang berbeda, yakni tentang pendekatan saintifik dengan menggunakan strategi pembelajaran afektif untuk mendukung proses berjalannya pembelajaran PAI.

Adel Sharaf menguraikan mengenai orang Islam membuat kontribusi yang signifikan terhadap kebangkitan dan pengembangan berpikir ilmiah. Islam memandang ilmu pengetahuan dan studi alam sebagai tambahan untuk prinsip pokok Islam. Oleh karena itu, ulama’ Islam didorong, diprakarsai dan dikembangkan pemahaman ilmiah alam di sepanjang peradapan Islam, khususnya selama delapan sampai abad enam belas sebelum kolonisasi dunia Muslim.9 Penelitian Adel Sharaf hanya

menguraikan tentang penerapan pendekatan saintifik (ilmiah) pada PAI di

8Ricard Yuretich, Samia Khan, Mark Leckie and John Clement, “Active Learning Methods to Improve Student Performance and Scientific Interest in a Large Introductory

Oceanography Course”, Journal of Geoscience Education, Volume 49, Number 2 (2001),

111-119.

9Adel Sharaf, “Developing Scientific Thinking Methods and Applications in Islamic

(18)

sekolah, akan tetapi sebuah pendekatan saja ternyata tidak cukup dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga perlu dilengkapi penelitian lanjutan tentang strategi pembelajaran afektif guru PAI. Dengan adanya pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif, maka dapat mendorong prestasi belajar siswa.

2. Kerangka Teori

a. Pendekatan Saintifik

Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengarah sesuai kepada konsep pembelajaran berbasis penelitian, sebagai pendekatan yang tidak terlepas dari proses berfikir ilmiah, metode ilmiah dan keterampilan proses yang merupakan hakikat sains sebagai proses.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan ketrampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menalar, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.10

b. Strategi Pembelajaran Afektif

Strategi pembelajaran afektif bertujuan melakukan perubahan terhadap cara seseorang merasakan diri sendiri.11 Strategi pembelajaran

(19)

menentukan wujud tindakan seseorang. Jika seseorang memiliki aspek-aspek kawasan afektif yang tinggi, maka ia akan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diakui baik secara normatif. Nilai berhubungan dengan apa yang dianggap baik dan tidak baik.

Langkah-langkah penilaian aspek afektif dilakukan melalui kegiatan observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan tidak hanya di dalam kelas.12

Pendidikan Agama Islam seyogyanya tidak hanya sebatas berhenti pada kognitif saja. Yang lebih penting dari itu adalah bagaimana pengetahuan yang diperoleh itu dapat terinternalisasi dalam perilaku keseharian peserta didik. Dalam hal ini diperlukan strategi yang tepat agar pengajaran agama digemari peserta didik dan menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar pada prinsipnya hasil maksimum yang dicapai setelah melaksanakan usaha-usaha belajar, yaitu bisa berupa nilai harian, tugas rumah, pertengahan semester dan nilai semester. Bentuk-bentuk prestasi ini bisa berupa nilai-nilai hasil belajar

12Alnedral, Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan,

(20)

akademik dan prestasi non akademik.13 Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan sesuatu kegiatan.

Indikator prestasi belajar mencakup tiga ranah. Pertama, ranah kognitif seperti pemahaman indikatornya dapat menjelaskan dan mendefinisikan. Kedua, ranah afektif seperti penerimaan indikatornya menunjukkan sikap menerima dan menunjukkan sikap menolak. Ketiga, ranah psikomotorik seperti ketrampilan indikatornya mengkoordinasikan garak mata, tangan, kaki dan anggota lainnya. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.14 Jika ketiga ranah tersebut dilaksanakan dengan baik, maka indikator prestasi belajar dapat terwujud.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penulis melakukan penelitian secara langsung di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Lokasi penelitian ini bertempat di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,

13Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: Gramedia, 2007, 226.

(21)

50182. Untuk waktu penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai bulan April 2017.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah raport siswa, nilai ujian siswa dan guru PAI. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, penulis melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian mengenai keadaan atau gejala tertentu tentang implementasi pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif.

Kemudian penulis melakukan wawancara langsung dengan guru PAI dan kepala sekolah. Jadi penulis meneliti subjek penelitian secara langsung guna memperoleh informasi yang lebih jelas tentang pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selanjutnya dokumentasi, metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tertulis tentang sejarah berdirinya, keadaan guru dan siswa, data-data obyektif sekolah, kondisi tenaga kerja, kondisi sarana dan prasarana serta data-data pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bentuk tertulis.

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan penelitian ini dibagi dalam 5 (lima) bab yaitu:

(22)

Bab II Pofil Sekolah Dasar Negeri Plumutan dan Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak.

Bab III Pendekatan saintifik guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Plumutan dan Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak.

Bab IV Strategi pembelajaran afektif guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Plumutan dan Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak.

(23)

12

BAB II

PROFIL SEKOLAH DASAR NEGERI PLUMUTAN DAN

MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK

A. Sekolah Dasar Negeri Plumutan

SD Negeri Plumutan berdiri pada tahun 1977. Saat ini telah memiliki enam unit, yang terdiri atas satu unit ruang perpustakaan, satu unit ruang guru dan kepala sekolah dan empat unit ruang kelas.15 Pendirian bangunan SD

Negeri Plumutan terdiri atas 12 ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang tempat ibadah, satu ruang perpustakaan, satu ruang UKS, satu ruang gudang, satu ruang kantin, satu ruang dapur, satu ruang parkir dan enam ruang jamban. Tenaga Kependidikan berjumlah 18 dan satu penjaga. Untuk kurikulum yang digunakan adalah 13. Jumlah kesiswaannya adalah 266.16

Tanah yang digunakan bangunan SD Negeri Plumutan adalah hasil tukar menukar tanah milik perorangan dengan tanah bengkok kepala desa melalui rembuk desa pada tanggal 24 Agustus 1977, dengan nomor surat 10/ Ds. L. 42/VIII/77.17 Di tahun 2010 terakreditasi oleh Badan Akreditasi

(24)

SD Negeri Plumutan berlokasi di Dusun Kalisari, Desa Plumutan, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, 50182. Dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan ladang milik masyarakat, sebelah selatan berbatasan dengan PAUD dan SMP, sebelah utara berbatasan dengan masjid, puskesmas dan pasar kemudian sebelah timur berbatasan dengan Balai Desa.18

Visi, misi dan tujuan dari SD N Plumutan adalah teciptanya manusia yang beriman dan bertaqwa, melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif bagi siswa dan memiliki nilai UAS setiap mata pelajaran rata-rata 6,50.19 Dengan adanya visi, misi dan tujuan sekolah tersebut adalah

sebagai penyemangat untuk para guru supaya bisa mewujudkan sekolah yang berkualitas baik.

B. Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak

Bersama tokoh masyarakat perkumpulan NU merasa perlu mendirikan suatu lembaga pendidikan formal yang bernuansa Islam. Kemudian berdirilah madrasah formal setingkat sekolah dasar yang diberi nama MI Darussalam Bancak, sekolah ini berdiri pada tanggal 1 Januari 1950 yang diprakarsai oleh Bapak Mukhlis.20

(25)

satu ruang perpustakaan, satu ruang UKS, satu ruang gudang, satu ruang olahraga dan tiga ruang jamban. Tenaga Kependidikan berjumlah sembilan dan satu penjaga. Jumlah kesiswaannya adalah 175 anak dan semua beragama Islam.21

Data Akreditasi sekolah yaitu, sebelum tahun 2004 Status DIAKUI, tahun 2004 terakreditasi C dan tahun 2009 terakreditasi B. Untuk identitas madrasah yaitu, nama sekolah atau madrasah MI Darussalam, status madrasah atau sekolah adalah swasta dan NISMnya yaitu 11133220122.22

MI Darussalam Bancak berlokasi di Dusun Banaran, Rt 003/Rw 007, Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, 50182, yang berdiri di area tanah seluas 1700 M² dan luas bangunan 346 M2. Dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan PAUD, sebelah selatan berbatasan dengan TK, sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk dan utara berbatasan dengan Musola.23

(26)

15 sebelum melaksanakan pendekatan saintifik yaitu, pertama guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa, menyampaikan topik pembahasan, kemudian menyampaikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, memberikan motivasi kepada siswa dan menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.25 Tujuannya agar siswa dapat menganalisa dan memahami

substansi materi yang dipelajari sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama Islam.

Adapun kegiatan pembelajaran PAI berbasis saintifik di SD Negeri Plumutan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Mengamati

Dalam tahap mengamati, objek yang digunakan adalah video. Guru memutar video tentang salat wajib. Kemudian guru membagi siswa ke dalam kelompok. Guru memberikan petunjuk kepada siswa yaitu agar siswa mempersiapkan buku dan mencatat semua data yang sudah dilihat dalam

(27)

video. Selanjutnya siswa melakukan kegiatan pengamatan berdasarkan kelompok masing-masing dan guru mendampingi siswa pada saat kegiatan pengamatan serta memberikan penilaian kepada siswa.26 Berdasarkan

pengamatan penulis, kegiatan pengamatan yang dilakukan guru PAI di SD Negeri Plumutan dilaksanakan siswa secara seksama. Hal itu dikarenakan guru memberikan pendahuluan materi yang menarik dan video yang disajikan guru jelas, sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

b. Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hasil pengamatan salat wajib yang tidak dipahami oleh siswa. Kegiatan menanya yang dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri Plumutan bertujuan mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat lebih mengingat hasil belajarnya.27 Berdasarkan pengamatan penulis, pada

kegiatan menanya tersebut, keaktifan siswa dalam bertanya tergantung pada hasil pengamatan yang mereka lakukan dan kejelasan obyek pengamatan yang disediakan oleh guru.

Dari pengamatan penulis, mengenai proses pendekatan saintifik di SD Negeri Plumutan sudah sesuai. Hal itu bisa terlihat dalam teori mengenai standar penilaian pada kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya, karena tujuan kurikulum 2013 adalah mendorong siswa aktif

26Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul khusna, Bancak 7 Maret 2017.

(28)

dalam tiap materi pembelajaran. Maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika anak banyak bertanya.28

c. Mengekplorasi

Kegiatan selanjutnya adalah tahap mengeksplorasi, guru menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa yaitu siswa membuat kalimat dari hasil pengamatan salat wajib, yaitu mengenai rukun salat wajib, sunah salat dan urutan salat. Kemudian siswa menuliskan hasil diskusi dengan teman kelompoknya dalam buku serta mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari hasil pengamatan dan dari sumber lainnya seperti buku pegangan siswa. Guru memantau proses belajar siswa dan memberikan bimbingan sehingga kegiatan diskusi yang dilakukan siswa terarah. Dari kegiatan mengekplorasi yang dilakukan guru PAI SD Negeri Plumutan berjalan dengan baik. Hal itu karena guru memberikan pengarahan kepada kelompok yang belum paham. d. Mengasosiasi

Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan tentang alasan dan manfaat mempelajari materi salat wajib yang sedang dipelajari. Pada kegiatan ini, siswa dilatih untuk menalar terhadap materi yang dipelajari dengan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, seperti halnya salat wajib yang dilakukan sehari-hari.29 Dari pengamatan penulis, memiliki

kemampuan menalar terhadap peristiwa yang terjadi di masyarakat dan

28Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan,

Surabaya: Kata Pena, 2014, 47.

(29)

menjadi tahu perbuatan yang benar atau perbuatan yang salah menurut ajaran agama Islam.

e. Mengkomunikasikan

Siswa menyampaikan hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelas sesuai dengan kreatifitas kelompok dan kelompok lainnnya menyimak. Setelah selesai membacakan hasil diskusinya, kelompok memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan atas hasil diskusi yang telah dibacakan.30 Dari

pengamatan penulis, dengan adanya kegiatan mengkomunikasikan, maka akan melatih siswa dalam hal mengolah kata dan melatih mental siswa.

Faktor penghambat pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan berbasis pendekatan saintifik adalah membutuhkan waktu yang lebih lama, membutuhkan persiapan mengajar yang lebih banyak dan penilaian siswa menjadi lebih rumit.31 Sedangkan faktor pendukung pembelajaran PAI di SD

Negeri Plumutan berbasis pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: LCD, video, gambar, alat tulis, kondisi kelas terarah, siswa yang aktif dan guru yang memberikan stimulus yang baik kepada siswa, siswa aktif berdiskusi dengan kelompok lain dan guru menjadi pembimbing siswa ketika berdiskusi dan apresiasi siswa terhadap kelompok lain akan menjadi motivasi.32

(30)

Faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di atas sangat menunjang keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebab dengan dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan saintifik, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan Ibu Zulfa Famaul Khusna yang menyatakan:

”Dalam penerapan pendekatan saintifik, untuk siswa yang aktif akan mendapatkan nilai yang memuaskan dan peserta didik yang pasif dia akan memperoleh nilai yang cukup atau kurang memuaskan. Sedangkan peserta didik yang biasa-biasa maka ia akan mendapatkan prestasi belajar yang biasa-biasa saja”.33

Dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SD Negeri Plumutan adalah peserta didik semakin senang dengan mata pelajaran PAI karena proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak membosankan. Peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan melalui pengalaman belajar yang dilakukan secara mandiri atau kerja kelompok belajar. Peserta didik semakin aktif, kreatif, inovatif dan produktif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal itu bisa terlihat ketika wawancara dengan salah satu murid kelas empat yang mengatakan:

”Buguru dalam mengajar sangat mengasikkan, caranya bermacam-macam. Jika salah satu dari kami tidak faham, buguru menjelaskan dengan sabar. Untuk itu kami faham dengan pelajaran yang diterangkan dan kami semangat mengerjakan tugas yang diberikan buguru”.34

33Zulfa Famaul Khusna, Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa Famaul

Khusna, Bancak 21 Maret 2017.

(31)

Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik tentunya harus memenuhi tiga ranah, yaitu cipta, rasa dan karsa. Dari hasil penelitian di SD Negeri Plumutan sebagian sudah memenuhi tiga ranah tersebut. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Setelah mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi prestasi belajar di atas, guru menetapkan Kriteria Batas Minimal (KBM) para siswanya. Dalam melakukan penilaian, guru tidak hanya melihat dari segi kognitif saja, tetapi juga memperhatikan dari segi sikap dan psikomotorik siswa.Seperti halnya di SD Negeri Plumutan, dalam materi salat wajib dilihat dari segi kognitifnya siswa terampil mempraktikkan salat lengkap dengan penguasaan atas arti bacaan dan doanya, kemudian dari segi afektifnya siswa menunjukkan sikap senang dan dari segi psikomotoriknya siswa fasih dalam melafalkan bacaan salat. Kemudian langkah selanjutnya guru mentukan KBMnya. Dapat dinyatakan lulus apabila telah mencapai KBM.

(32)

Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan melibatkan ketrampilan proses seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, menjelaskan dan mengkomunikasikan. Kelima tahap pembelajaran berbasis pendekatan saintifik tersebut sebagian sudah dilaksanakan oleh guru PAI di SD Negeri Plumutan, meskipun ada sebagian yang belum terlaksanakan dengan baik.

D.Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak

Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Penerapan pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI dimulai dari kegiatan pendahuluan yaitu: persiapan bahan pembelajaran baik oleh guru atau peserta didik. Berikut hasil dokumentasi berupa RPP dari guru Pendidikan Agama Islam di kelas IV.

”Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan khidmat, memulai pembelajaran dengan membaca Asmaul husna, menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai dan menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menyimak, menanya, berdiskusi, mengkomunikasikan dengan

menyampaikan, menanggapi dan membuat kesimpulan hasil diskusi”.35

Dalam kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan peserta didik psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan materi yang sudah dipelajari dan materi yang akan dipelajari, memberikan

(33)

tugas yang akan dilakukan dan menjelaskan KD atau tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Berikut adalah lima tahapan pendekatan saintifik yang telah dilakukan guru PAI di MI Darussalam Bancak dalam menerapkan pembelajaran PAI di dalam kelas IV A dan IV B.

a. Mengamati

Penulis melakukan penelitian dengan mengamati proses pembelajaran di kelas IV B. Dalam hal ini, guru memutar video tentang berwudzu. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengamati video pembelajaran tentang tata cara berwudzu.36 Adapun guru kelas IV A,

guru memutar video tentang kisah Wali Songo. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengamati video tersebut.37 Berdasarkan pengamatan

penulis, dari kegiatan mengamati kelas IV A dan IV B di atas, guru sama-sama memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca dan mendengar).

b. Menanya

Dalam proses pembelajaran menanya di kelas IV B, guru PAI tidak hanya menjelaskan materi tentang wudzu, akan tetapi juga memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai rukun, sunah dan tatacara

36Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 3 Maret 2017.

(34)

wudzu. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.38 Sedangkan untuk kelas IV A, guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang kisah Wali Songo. Siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati.39 Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan menanya yang

telah diterapkan guru PAI sangat berfungsi untuk memancing dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam berbicara dan mengolah pertanyaan.

c. Mengekplorasi

Proses pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas IV B, kegiatan mengekplorasi yang dilakukan siswa yaitu mendiskusikan atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti diskusi teman kelompok, buku bacaan PAI dan ada juga yang melalui internet. Sebelum guru mengajarkan materi, guru menyuruh anak-anak untuk mencari materi di internet.40 Sedangkan di kelas IV A, mengumpulkan informasi

dari berbagai sumber seperti diskusi teman kelompok dan buku kisah Wali Songo.41 Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan mengeksplorasi

di atas belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, hal itu bisa dilihat

(35)

guru, guru tidak mendampingi dan tidak memberikan arahan kepada siswa yang di belakang, guru hanya memberikan arahan ketika siswa presentasi di depan. Kegiatan mengekplorasi dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.42

d. Menalar

Siswa kelas IV B secara berkelompok mendiskusikan dari kegiatan menalar tersebut dengan membuat media pembelajaran sesuai kreatifitas kelompok yaitu ada yang dari HVS dan ada juga yang dari kertas kartun tentang tata cara berwudzu.43 Sedangkan kelas IV A, guru mengajak

siswa secara berkelompok untuk menalar kisah Wali Songo dengan cara menuliskan di lembar kertas HVS mengenai sejarah para Wali Songo.44

Dari pengamatan penulis, tahapan menalar yang dilakukan kelas IV B dan IV A sudah baik karena siswa dalam menalar siswa menggunakan acuan dari berbagai sumber.

e. Mengkomunikasikan

(36)

mengkomunikasikan di depan kelas mengenai hasil dari kesimpulan yang dibuat dengan kelompoknya. Ketika siswa presentasi guru memberikan penilaian yang terkait dengan penilaian sikap dan ketrampilan.45

Sedangkan untuk di kelas IV A, siswa mengomunikasikan hasil dari diskusi kelompok di depan kelas tentang cerita singkat kisah Wali Songo.46 Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan

mengkomunikasikan bertujuan untuk melatih siswa untuk berkreatifitas dan mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi dan berani menyampaikan ide.

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dan memberikan tugas baik tugas individu atau kelompok. Berdasarkan pengamatan penulis, guru PAI melakukan kegiatan penutup untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran siswa. Karena dengan adanya pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik lagi.

Faktor pendukung dilaksanakannya pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak berbasis pendekatan saintifik adalah tersedianya buku pedoman, alat peraga, fasilitas belajar dan profesionalitas guru. Adapun faktor penghambat pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak berbasis pendekatan

45Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 3 Maret 2017.

(37)

saintifik adalah apabila mati lampu, media pembelajaran (LCD) mengalami kerusakan, siswa yang daya pikirnya rendah akan kesulitan mengikuti pelajaran, tidak semua materi mudah dituangkan dengan pendekatan saintifik dan siswa merasa tugasnya lebih banyak.47

Dampak prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat dilihat dari nilai sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan guru PAI. Hal itu bisa dilihat dari nilai tes, UH, UTS, nilai spiritual, nilai pengetahuan, nilai ketrampilan dan nilai dari ujian akhir semester yang sangat memuaskan. Kemudian siswa senang dan tidak bosan dengan materi pelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.48 Dari pengamatan penulis, pembelajaran

di MI Darussalam Bancak di dukung oleh guru yang seluruhnya mempunyai pendidikan terahir S1 dan usianya tergolong muda-muda. Dengan keunggulan tersebut MI Darussalam Bancak mengalami peningkatan jumlah peserta didik dan peningkatan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata yang juga terus meningkat.

Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa di atas sudah mencakup indikator prestasi belajar, dalam arti sudah merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Tipe prestasi belajar bidang kognitif di MI Darussalam Bancak yaitu tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan dan tipe prestasi belajar pemahaman. Dari tipe prestasi belajar kognitif tersebut,

47Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Alimin Taufiq, Bancak 4 Maret 2017.

(38)

siswa bisa melakukan wudzu dengan baik dan benar. Kemudian tipe prestasi belajar bidang afektif bisa dilihat dari sikap menghargai siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Mereka menganggap belajar wudzu itu penting dan bermanfaat. Selanjutnya tipe prestasi belajar psikomotorik bisa dilihat dari gerakan dan tindakan siswa. Siswa melakukan wudzu dengan menggerakkan tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.

Dengan adanya pendekatan saintifik yang dilakukan guru PAI SD Negeri Plumutan ternyata dapat menunjang keberhasilan prestasi siswa, baik itu prestasi akademik ataupun prestasi non akademik. Hal itu bisa terlihat dari prestasi yang dihasilkan MI Darussalam Bancak, yaitu nilai UN PAI masuk peringkat tiga besar di kecamatan Bancak, nilai rata-rata raport meningkat, Juara I dan III Khotmil Qur’an Putra Tingkat MI sekabupaten Semarang, Juara I Khotmil Qur’an Putri Tingkat MI Sekabupaten Semarang, dan lain-lain.

(39)

28

BAB IV

STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF GURU PAI

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

E.Sekolah Dasar Negeri Plumutan

Penelitian ini dilakukan penulis pada pertengahan semester genap. Strategi pembelajaran afektif Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Plumutan yang menjadi fokus penelitian ini adalah strategi pembelajaran afektif yang dilakukan guru PAI kelas IV.

Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasioanl telah ditetapkan standar kompetensi lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Ketiga hal itu memiliki kemampuan lulusan yang berbeda. Kususnya mengenai sikap, diperoleh melalui aktifitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan. Seluruh aktifitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktifitas tersebut.49

Proses pembentukan afektif (sikap) dilakukan dengan dua cara, yaitu pola pembiasaan dan modeling atau mencontoh. Proses strategi pembelajaran afektif dengan menggunakan pola pembiasaan dan modeling, guru harus menjelaskan terlebih dahulu kepada siswa dengan diberi pemahaman mengapa

49Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013

(40)

hal itu dilakukan.50 Adapun pelaksanan strategi pembelajan afektif yang

dilakukan guru PAI di SD Negeri Plumutan adalah sebagai berikut:

1. Guru melakukan pola pembiasaan kepada siswa. Diantaranya adalah pembiasaan pembacaan surat pendek sebelum pelajaran dimulai. Dengan hal itu siswa secara tidak sadar akan hafal dengan sendirinya surat-surat pendek karena dibaca berulang-ulang setiap harinya. Selanjutnya pembiasaan salat dzuhur berjamaah, dengan adanya salat dzuhur berjamaah maka akan melatih siswa untuk mempunyai rasa tanggung jawab bahwa salat itu wajib hukumnya. Kemudian pembiasaan buang sampah pada tempatnya karena kebersihan itu sebagian dari iman dan Islam itu mencintai keindahan. Kemudian siswa ketika melakukan kesalahan seperti gaduh dan lain sebagainya, siswa dihukum berdiri sambil mendengarkan materi pelajaran. Selanjutnya siswa yang menunjukkan prestasi (akademik dan non akademik) yang baik diberikan penguatan dengan cara memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan.

Menurut pengamatan penulis, proses pembiasaan yang dilakukan guru PAI di SD Negeri Plumutan sudah bagus, karena proses pembiasaan bukan hanya melalui proses pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, akan tetapi perlu juga pemberian penguatan sehingga siswa akan berusaha dan bersemangat untuk meningkatkan sikap positifnya.

2. Guru melakukan pembentukan sikap dengan cara proses mencontoh. Proses mencontoh disini adalah proses peniruan anak terhadap orang lain terhadap

50Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar, Jakarta: Kencana, 2017,

(41)

idolanya atau orang yang dihormatinya. Anak diberi pemahaman mengapa hal itu dilakukan. Guru juga memberikan contoh yang baik seperti kisah keteladanan Nabi dan Rasul, walisongo dan orang-orang yang soleh.

Adapun penilaian strategi pembelajaran afektif yang dilakukan guru PAI di SD Negeri Plumutan adalah melakukan evaluasi. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran afektif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada siswa atau sejauh mana siswa mampu menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam suatu proses pembelajaran maka perlu dilaksanakan evaluasi. Sebagaimana diketahui bahwa dalam PAI terdapat tiga domain yang seharusnya dievaluasi, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk evaluasi domain kognitif dan psikomotor sudah biasa dilakukan dan relatif lebih mudah dilaksanakan serta tidak banyak menemui kendala. Berbeda dengan domain afektif yang selama ini mendapatkan porsi yang kurang dalam penilaian. Sedangkan penilaian afektif lebih sulit dan banyak kendala yang ditemui saat pelaksanaan penilaian.

Di SD Negeri Plumutan evaluasi afektif PAI dilaksanakan melalui:

Pertama, tes tertulis, dalam pelaksanaannya terdiri dari soal dengan domain

(42)

salat dhuhur berjama’ah di masjid. Dalam pelaksanaan salat dzuhur berjama’ah guru PAI melibatkan siswa untuk aktif dengan menugaskan mereka sebagai muadzin secara bergiliran. Keempat, presensi harian, keaktifan dalam mengikuti pelajaran PAI yang dibuktikan dengan presensi yang turut dipertimbangkan dalam penilaian afektif. Siswa yang rajin mengikuti pelajaran PAI berarti mempunyai perhatian dan minat terhadap pelajaran PAI. Kelima, ketepatan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru PAI, hal ini menunjukkan adanya kemauan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.51

Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran afektif terhadap kegiatan belajar siswa atau hasil belajar siswa, guru PAI di SD Negeri Plumutan memerhatikan aspek-aspek psikologis siswa karena psikologis siswa sangat mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajarnya. Siswa yang pintar dalam kesehariannya, apabila disaat mengikuti ujian dalam kondisi yang tidak prima, maka bisa saja memperoleh hasil yang buruk.

Dari hasil pengamatan penulis, untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan guru PAI kelas IV sudah terbilang cukup baik. Masih ada beberapa yang tidak sempurna terlaksana dengan baik. Hal itu dapat terbukti melalui ketidak seimbangan yang sangat mencolok dari pemberian soal dari guru PAI, yaitu antara soal kognitif dan soal afektif lebih banyak soal kognitifnya dibandingkan soal afektif. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan

51

(43)

tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai. Dengan adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tersebut sangat mendukung tingkat prestasi belajar siswa.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa siswa sangat sulit.52 Oleh karena itu untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa yang dapat dilakukan guru di SD Negeri Plumutan adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, rasa dan karsa. Karena siswa yang yang nilainya baik dari segi kognitif belum tentu baik dari segi afektifnya.

Menurut penulis, seorang guru tidak hanya terikat oleh kiat penilaian yang bersifat kognitif saja, akan tetapi juga memperhatikan kiat penilaian afektif dan psikomotorik. Jika ketiga ranah tersebut bisa terlaksana secara seimbang maka prestasi belajar siswa tentunya dapat teraih. Menurut Darajat dalam bukunya Tohirin, seorang siswa dapat dianggap berhasil secara afektif dalam belajar agama, apabila ia telah menyenangi dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran agama Islam yang ia pelajari, lalu menjadikannya sistem nilai diri. Kemudian pada gilirannya ia menjadikan sistem nilai ini sebagai penutup hidup, baik dikala suka maupun duka.53

52Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Grafindo persada, 2015, 216.

53Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agam Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2014,

(44)

Adapun faktor pendukung di SD Negeri Plumutan adalah adanya dukungan kuat dari guru-guru dan kepala sekolah serta murid-murid untuk pelaksanaan pembelajaran afektif PAI di sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah tidak adanya semangat dari siswa. Karena afektif itu berhubungan dengan hati, perasaan, sikap dan minat siswa. Padahal hal tersebut mudah dan sering berubah-ubah. Terkadang siswa itu malas dan terkadang siswa itu semangat. Selain itu, masih banyaknya pelanggaran tata tertib sekolah dan kondisi lingkungan tempat tinggal para siswa yang kurang mendukung. Serta keterbatasan pengawasan siswa selama 24 jam penuh.

Dengan adanya strategi pembelajaran afektif yang dilakukan guru PAI SD Negeri Plumutan ternyata dapat menunjang keberhasilan prestasi siswa, baik itu prestasi akademik ataupun prestasi non akademik. Hal itu bisa terlihat dari prestasi yang dihasilkan SD Negeri Plumutan, yaitu meningkatnya nilai UN pelajaran PAI pada tahun 2016 dan 2017, nilai raport siswa, juara satu lomba MAPSI tingkat kecamatan, juara satu dan tiga tingkat kabupaten dan maju lomba MAPSI tingkat provinsi.

F.Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak

Penelitian ini dilakukan penulis pada pertengahan semester genap. Strategi pembelajaran afektif Pendidikan Agama Islam di MI Darussalam Bancak yang menjadi fokus penelitian ini adalah strategi pembelajaran afektif yang dilakukan guru PAI kelas IV A dan IV B.

(45)

1. pola pembiasaan

Siswa diajarkan untuk solat dzuha berjama’ah di tempat ibadah yang disediakan. Jika dilakukan setiap hari, maka dengan sendirinya siswa akan terbiasa untuk melakukan solat dzuha. tempat ibadah sebagai salah satu untuk menunjang pembelajaran afektif siswa. Keberadaannya sangat penting untuk melaksanakan salat dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan dalam mendukung pembelajaran PAI. Penggunaan tempat ibadah di MI Darussalam Bancak sebagai salah satu sumber belajar yang dimanfaatkan siswa sebagai tempat pembelajaran yang mengarah kepada afektif (sikap) seperti salat dzuha. Kemudian siswa dibiasakan membaca buku-buku agama di perpustakaan. Kemudian siswa dibiasakan mendengarkan nasehat ataupun ceramah. Dintaranya pemberian nasehat dari kepala sekolah pada waktu upacara hari senin dan mendatangkan penceramah sebagai penunjang dalam proses pembelajaran afektif bagi peserta didik dalam kegiatan peringatan hari besar.54 Hal itu merupakan hal

yang mengarah kepada pembelajaran afektif sebagai upaya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa. Mendatangkan pak kyai dan penceramah untuk mengisi kegiatan peringatan hari besar sebagai pendukung dalam pembelajaran afektif PAI (peringatan maulid Nabi, pesantren ramadhan, dan lain-lain). Dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa dalam memahami ajaran agama Islam.55

54Saekodin, Guru PAI Kelas IV B MI Darussalam Bancak, Wawancara Pribadi, Bancak, 28

Maret 2017.

55Alimin Taufiq, Guru PAI Kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara Pribadi,

(46)

Selanjutnya guru melakukan pola pembiasaan dengan penerapan variasi metode. Proses pembelajaran PAI di MI Darussalam Bancak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dengan pendekatan secara emosional, seperti: metode ceramah, diskusi, penugasan, tanya jawab dan praktik. Penerapan metode tersebut dilakukan dengan bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.

2. Proses Mencontoh

Semua warga sekolah MI Darussalam Bancak, mulai dari Kepala Sekolah, guru-guru, petugas perpus, penjaga sekolah dan antar teman semuanya membuat program dengan proses mencontohkan dirinya masing-masing kepada siswa dengan menunjukkan akhlak yang baik. Ketika Kepala Sekolah datang lebih pagi, di dalam kelas guru langsung mencontohkan kepada siswa, dari hal itu bisa kita contoh dan teladani. Kemudian ketika ada salah satu siswa yang rajin mengerjakan piket, guru langsung mencontohkan pada siswa bahwa yang dilakukan temannya tersebut dapat dicontoh. Jadi dalam proses mencontoh itu, guru selalu mencontohkan hal-hal yang ada disekitarnya.

(47)

dilakukan dengan pengisian angket. Kedua, pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dengan menggunakan lembar pengamatan.56

Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI kelas IV A dan IV B di MI Darussalam Bancak senantiasa menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran agar menarik perhatian bagi siswa. Selain itu, guru juga berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagaimana yang telah disampaikan siswa kelas IV B sabagai berikut:

”Dalam mengajar Bapak guru sangat menyenangkan, selalu memberikan nasehat agar rutin melaksanakan salat, mengajarkan untuk berbuat baik kepada teman dan menyemangati untuk belajar lebih rajin.”57

Meski guru telah berusaha semaksimal mungkin agar suasana pembelajaran dapat berjalan menyenangkan, akan tetapi ada sebagian siswa yang masih menganggap situasi yang tercipta belum menyenangkan. Dari observasi yang dilakukan, pembelajaran PAI pada jam pertama dan kedua diawali dengan membaca asmaul husna secara bersama-sama. Tegaknya kedislipinan yang dilakukan oleh pihak sekolah membuat siswa untuk selalu disiplin tepat waktu dalam mengikuti pelajaran.

(48)

afektif memerlukan proses yang lama dan perlu pengamatan yang berkelanjutan.

Menurut hasil pengamatan penulis, untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang dilakukan guru PAI kelas IV A dan IV B sudah dilaksanakan dengan baik. Hal itu dimanfaatkan dalam upaya untuk pembelajaran afektif dalam usaha membentengi moral siswa dari pengaruh hal-hal yang buruk dan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Tipe prestasi belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti disiplin dalam mengikuti mata pelajaran PAI di sekolah, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran PAI yang diterimanya, perhatian terhadap pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru PAI, menghargai teman, rajin mengerjakan tugas dan lain-lain.

Dengan adanya pendekatan saintifik yang dilakukan guru PAI MI Darussalam Bancak ternyata dapat menunjang keberhasilan prestasi siswa, baik itu prestasi akademik ataupun prestasi non akademik. Hal itu bisa terlihat dari prestasi yang dihasilkan MI Darussalam Bancak, yaitu nilai UN PAI masuk peringkat tiga besar di kecamatan Bancak, nilai rata-rata raport meningkat, Juara I dan III Khotmil Qur’an Putra Tingkat MI sekabupaten Semarang, Juara I Khotmil Qur’an Putri Tingkat MI Sekabupaten Semarang, dan lain-lain.

(49)

strategi pembelajaran afektif tidak diikutsertakan. Jadi strategi pembelajaran afektif itu akan membantu proses berjalannya pendekatan saintifik. Pada waktu pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik, sikap siswa yang memang sudah menyadari bahwa betapa pentingnya sebuah pelajaran, maka akan memperhatikan, menerima, menghargai dan menyenangi apa yang disampaikan gurunya.

(50)

39

BAB V

PENUTUP

A.Simpulan

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 meliputi proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Di SD Negeri Plumutan kelima proses di atas sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru PAI. Sedangkan di MI Darussalam Bancak kelima tahap pembelajaran berbasis pendekatan saintifik tersebut sebagian sudah dilaksanakan oleh guru PAI di MI Darussalam Bancak, meskipun dalam pelaksanannya belum sempurna.

Implementasi strategi pembelajaran afektif guru PAI di SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 sudah terbilang cukup baik. Adapun yang dilakukan guru PAI meliputi pola pembiasaan dan proses mencontoh.

(51)

nilai rata-rata raport meningkat, Juara I dan III Khottil Qur’an Putra Tingkat MI sekabupaten Semarang, Juara I Khottil Qur’an Putri Tingkat MI Sekabupaten Semarang, dan lain-lain.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya peneliti yang lebih teliti lagi. Mengingat dalam penelitian dan pembahasan ini merupakan Strategi Guru PAI Dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD Negeri Plumutan dan MI Darussalam Bancak masih memerlukan pengembangan yang lebih lanjut.

2. Kepada Guru PAI

Guru PAI sebaiknya selalu terbuka dan belajar dengan hal-hal baru yang berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif agar bisa memilih dan melaksanakan dengan tepat sesuai dengan prosedur materi yang akan diajarkan.

3.Kepada Orang Tua Siswa

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Alnedral. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan, Jakarta: Kencana, 2016.

Anwar, Khairul. Guru MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Khairul

Anwar, Bancak 15 Maret 2017.

Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media, 2014.

Fadlillah. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS

dan SMA/MA, Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2014.

Famaul Khusna, Zulfa. Guru PAI SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Zulfa

Famaul Khusna, Bancak 16 Maret 2017.

Fuess, Albrecht, “Islamic Religious Education in Westren Europe: Models of Integration and the German Approach”, Journal of Muslim Minority

Affairs, Volume 27, Number 2 (2007), 215-239.

Gunarsa, Singgih. dkk. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia, 2007. Gunawan. Penjaga SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Gunawan, Bancak

16 Maret 2017.

Hasil Dokumentasi (RPP). Guru PAI Kelas IV MI Darussalam Bancak, 31 Maret 2017 dari jam 09.30-10.00, di ruang kelas IV.

Hosman. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Isjoni, dkk. Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan

Penerapan, Surabaya: Kata Pena, 2014.

Nanda. Siswa kelas IV A MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Nanda, Bancak 3 April 2017.

Nawang Wulan, Cika. Siswa kelas IV B SD Negeri Plumutan, Wawancara

dengan Cika Nawang Wulan, Bancak 11 April 2017.

Novika Sari, Wahyu. Guru dan Operator SD Negeri Plumutan, Wawancara

(53)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, 2. Rohmah, Siti. Warga Desa Plumutan, Wawancara dengan Siti Rohmah, Bancak

20 Maret 2017.

Saekodin. Guru PAI MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Saekodin, Bancak 31 Maret 2017.

Salleh, Muhammad Syukri, “Strategizing Islamic Education”, Journal of

Education and Research, Volume 1, Number 6 (June 2013).

Sanjaya, Wina & Andi Budimanjaya. Paradigma Baru Mengajar, Jakarta: Kencana, 2017.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2016.

Sharaf, Adel, “Developing Scientific Thinking Methods and Applications in Islamic Education”, Journal Education, Volume 133, Number 3 (2013), 272-282.

Sholeh, Muh. Kepala Sekolah MI Darussalam Bancak, Wawancara dengan Muh

Sholeh, Bancak 3 Maret 2017.

Suyarmo. Kepala Sekolah SD Negeri Plumutan, Wawancara dengan Suyarmo, Bancak 2 Maret 2017.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2015. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Bandung: Rosdakarya, 2008.

Tamuri, Halim, “Islamic Education Teachers Perception of the Teaching Akhlaq in Malaysian Secondary Schools”, Journal of Moral Education, Vol 36, Number 3 (2007), 371-386.

Umsiyah, Siti. Warga Desa Bancak, Wawancara dengan Siti Umsiyah, Bancak 7 Maret 2017.

Winkel. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia, 2007.

Yuretich, Ricard, Samia Khan, Mark Leckie and John Clement, “Active Learning Methods to Improve Student Performance and Scientific Interest in a Large Introductory Oceanography Course”, Journal of Geoscience

(54)
(55)
(56)
(57)

OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI PLUMUTAN

Wawancara dengan Ibu Zulfa Famaul Khusna selaku guru Pendidikan Agama

Islam

Guru mendampingi siswa yang sedang berdiskusi

(58)

OBSERVASI DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM

BANCAK

Wawancara dengan Kepala Sekolah Guru mempraktikkan wudzu

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

(59)

Buku Penilaian Afektif Siswa Daftar Penilaian Siswa

Siswa pada saat menerima hukuman

(60)

DAFTAR PERTANYAAN

Untuk Guru PAI

1. Upaya apa saja yang Bapak/Ibu lakukan dalam mengembangkan pendekatan saintifik (ilmiah)?

2. Upaya apa saja yang Bapak/Ibu lakukan dalam mengembangkan strategi pembelajaran afektif (sikap)?

3. Apakah siswa memperhatikan ketika Bapak/Ibu sedang menjelaskan materi? 4. Apakah siswa mengerjakan tugas/latihan yang Bapak/Ibu berikan?

5. Kapan Bapak/Ibu mengadakan ulangan atau remedial?

6. Model penilaian seperti apakah yang Bapak/Ibu gunakan dalam pendekatan saintifik (ilmiah)?

7. Model penilaian seperti apakah yang Bapak/Ibu gunakan dalam strategi pembelajaran afektif (sikap)?

8. Apakah Bapak/Ibu merasa kesulitan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif?

9. Apa saja prestasi yang dihasilkan siswa melalui pendekatan saintifik (ilmiah) dan strategi pembelajaran afektif (sikap) yang Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, baik prestasi akademik dan non akademik?

(61)

Transkip Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Plumutan Hari/Tanggal : Kamis, 9 Maret 2017

Tempat : Sekolah Dasar Negeri Plumutan Waktu : 09.00-10.00

1. Upaya yang saya lakukan adalah: pertama, pengamatan, siswa melakukan kegiatan pengamatan berdasarkan kelompok masing-masing, kedua, menanya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hasil pengamatan salat wajib yang tidak dipahami oleh siswa, ketiga, mengeksplorasi, siswa mencari informasi secara mendalam, saling tolong menolong, bekerja sama dengan teman kelompoknya, keempat, mengasosiasi, siswa dilatih untuk menalar terhadap materi yang dipelajari dengan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan kelima, menkomunikasikan, siswa menyampaikan hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelas.

2. Upaya yang saya lakukan yaitu pola pembiasaan dan modeling atau mencontoh.

Pertama, pola pembiasaan, pembiasaan pembacaan surat pendek, pembiasaan salat

dzuhur berjamaah, Kemudian pembiasaan buang sampah pada tempatnya karena

kebersihan itu sebagian dari iman. Kedua, proses mencontoh, guru juga memberikan

contoh yang baik seperti kisah keteladanan Nabi dan Rasul, walisongo dan orang-orang yang soleh.

3. Ya, siswa-siswa memperhatikan ketika saya ajar dengan menggunakan pendekatan saintifik, karena saya sisipkan juga dengan strategi pembelajaran afektif.

4. Siswa mengerjakan tugas yang saya berikan dengan baik. Mereka sangat antusias dan senang dengan model pembelajaran yang saya gunakan.

5. Ulangan harian diadakan tiap menyelesaikan satu Kompetensi Dasar.

6. Dalam melakukan penilaian, guru tidak hanya melihat dari segi kognitif saja, tetapi

juga harus memperhatikan dari segi sikap dan psikomotorik siswa.

7. Di SD Negeri Plumutan evaluasi afektif Pendidikan Agama Islam dilaksanakan melalui: Pertama, tes tertulis, Kedua, pengamatan sikap dalam mengikuti Kriteria Batas Minimal (KBM) sehari-hari, dalam pelaksanaannya menggunakan pedoman

(62)

berjama’ah, Keempat, presensi harian, keaktifan dalam mengikuti pelajaran, Kelima,

ketepatan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam.

8. Untuk pendekatan saintifik, saya tidak merasa kesulitan karena sifatnya nyata, sedangkan untuk strategi pembelajaran afektif, saya merasa kesulitan karena sifatnya tidak nyata dan afektif itu sendiri menyangkut hati dan sikap siswa. 9. Mampu mengikuti atau andil dalam pelaksanaan olimpiade-olimpiade sains

dan mempunyai nilai plus ketika terjun atau bergabung dalam masyarakat. 10. - Kelebihan:

bagi siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dia akan memiliki pengetahuan yang lebih dibanding siswa lain.

- Kelemahan:

(63)

DAFTAR PERTANYAAN

Untuk Kepala Sekolah

1. Sudah berapa tahun bapak menjabat sebagai kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

Plumutan?

2. Apa motivasi bapak dalam mengembangkan prestasi belajar di Sekolah Dasar Negeri Plumutan?

3. Apakah guru Pendidikan Agama Islam mempunyai semangat yang tinggi dalam mengajar?

4. Apakah upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan prestasi belajar siswa?

(64)

Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah Jabatan : Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Plumutan Hari/Tanggal : Rabu, 8 Maret 2017

Tempat : Sekolah Dasar Negeri Plumutan Waktu : 07.30-08.30

1. Sejak tahun 2007, saya urutan kesembilan dari 9 kepala sekolah .

2. Motivasi saya adalah meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bekerjasama dengan guru Pendidikan Agama Islam. Guru Pendidikan Agama Islam saya berikan motivasi dan dorongan supaya menggunakan metode belajar yang menyenangkan bagi siswa.

3. Ya, guru Pendidikan Agama Islam mempunyai semangat yang tinggi dalam mengajar. Semangat yang tinggi tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Dengan mempunyai kualitas yang baik, maka tidak menutup kesempatan untuk meraih prestasi-prestasi yang gemilang.

(65)

DAFTAR PERTANYAAN

Untuk Guru PAI

1. Upaya apa saja yang Bapak/Ibu lakukan dalam mengembangkan pendekatan saintifik

(ilmiah)?

2. Upaya apa saja yang Bapak/Ibu lakukan dalam mengembangkan strategi pembelajaran afektif (sikap)?

3. Apakah siswa memperhatikan ketika Bapak/Ibu sedang menjelaskan materi? 4. Apakah siswa mengerjakan tugas/latihan yang Bapak/Ibu berikan?

5. Kapan Bapak/Ibu mengadakan ulangan atau remedial?

6. Model penilaian seperti apakah yang Bapak/Ibu gunakan dalam pendekatan saintifik (ilmiah)?

7. Model penilaian seperti apakah yang Bapak/Ibu gunakan dalam strategi pembelajaran afektif (sikap)?

8. Apakah Bapak/Ibu merasa kesulitan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif?

9. Apa saja prestasi yang dihasilkan siswa melalui pendekatan saintifik (ilmiah) dan strategi pembelajaran afektif (sikap) yang Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, baik prestasi akademik dan non akademik?

(66)

Transkip Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Jabatan :Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak

Hari/Tanggal : Jum’at, 10 Maret 2017

Tempat : Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bancak Waktu : 08.00-09.00

1. Guru memutar video tentang berwudzu. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengamati video. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selanjutnya siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Setelah itu, guru mengajak siswa secara berkelompok untuk menalar kisah Wali Songo dengan cara menuliskan di lembar kertas HVS mengenai sejarah para Wali Songo. Dan yang terakhir, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk mengkomunikasikan di depan kelas.

2. Siswa diajarkan untuk solat dzuha berjama’ah. Kemudian siswa dibiasakan membaca buku-buku agama di perpustakaan. Selanjutnya guru memberikan contoh secara langsung dalam setiap kegiatan dan sosialisasi kepada siswa dengan cara kita mulai dari diri sendiriMemperhatikan.

3. Ya, siswa memperhatikan dengan serius ketika saya menerangkan dan selama pelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung keadaan kelas tenang.

4. Ya, siswa mengerjakan soal dengan baik. Tanpa diperintah untuk mengerjakan soal, siswa dengan kesadarannya mengerjakan soal.

5. Selesai per BAB, karena dengan per BAB anak akan lebih terfokus dengan materi yang dipelajarinya. Namun setelah ulangan per BAB dari awal sampai akhir sudah selesai, diadakan ulangan harian seluruh BAB.

6. Pertama, laporan diri oleh siswa dilakukan dengan pengisian angket. Kedua,

pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dengan menggunakan lembar pengamatan.

(67)

8. Untuk pertama kalinya saya merasa kesulitan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran afektif, karena prosesnya memakan waktu yang sangat lama dan membutuhkan kesabaran.

9. Nilai Ujian Nasional Pendidikan Agama Islam masuk peringkat tiga besar di kecamatan Bancak, nilai rata-rata raport meningkat, anak-anak menjuarai lomba kaligrafi dan tilawatil qur’an tingkat kecamatan dan kabupaten dalam rangka lomba seni kreasi Islami.

10. a. Pendekatan saintifik

Untuk Kelebihannya adalah tersedianya buku pedoman, alat peraga, fasilitas belajar dan profesionalitas guru dan kelemahannya adalah apabila mati lampu dan media pembelajaran (LCD) mengalami kerusakan, maka proses pendekatan saintifik tidak bisa berjalan dengan semestinya.

b. Strategi Pembelajaran Afektif

Referensi

Dokumen terkait

Gaya dalam struktur dinding geser as 2E-2F tiap lantai akibat beban gempa statik lebih besar 15% dibandinngkan dengan sturktur dinding gesar yang diakibatkan beban gempa

Permendikbud 67-2013 KD-SD Permendikbud 68-2013 KD-SMP Permendikbud 69-2013 KD-SMA Permendikbud 70-2013 KD-SMK Permenag 912-2013 Kurik

Hari anti korupsi sedunia yang jatuh hari ini / mendorong sejumlah elemen masyarakat dan instansi untuk menyikapi dengan berbagai cara // Selain sejumlah demontrasi

Kisi-kisi ini disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai butir-butir yang drop setelah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas serta analisis butir pertanyaan

sederajat untuk memastikan sakelar tersebut bebas tegangan. b) Pada pelayanan dari luar, keadaan kedudukan pemisah harus dapat dilihat dengan mudah dari tempat pelayanan. c)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis Akibat Hukum akta Jaminan Kredit Pemilikan Rumah yaitu pada akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

Pada penelitian ini kuesioner akan dibagikan kepada beberapa responden (UMKM) yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai penerapan

YAYASAN PESANTREN ISLAM AL AZHAR SMP ISLAM AL AZHAR 36. TAHUN