• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DAFTAR PUSTAKA

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abdy I. 2007. Isolasi Campylobacter jejuni pada Karkas Ayam dan Uji Efektivitas

Klorin-Asam Asetat sebagai Sanitaiser terhadap Campylobacter jejuni dengan

Metode Suspension Test. Skripsi. Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Adriani, Noer SM, Poeloengan M dan Supar. 2006. Pengembangan Enzyme-Linked

Immunosorbent Assay untuk Deteksi Campylobacter jejuni pada Daging Ayam.

Disampaikan pada Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor.

Altekruse SF, Stern NJ, Fields PI dan Swerdlow DI. 1999. Campylobacter jejuni- An Emerging Foodborne Pathogen. J, Emerging Infectious Desease Vol 5 (1):23-29.

Anonim. 2008. Campylobacter jejuni.

http://genetics.med.harvard.edu/~perrimon/Campylobacter-jejuni.jpg

[AMM] Association of Medical Microbiologisis. 1993. Campylobacter.

http://www.facts about_Campylobacter.html [15 Februari 2008].

[AOAC] Association of Analitycal Chemists. 1999. AOAC International Qualitative and Quantitative Microbiology Guidelines for Methods Validation. Journal of AOAC International vol. 62. No. 2. USA.

(BAM) Bacterilogical Analitical Manual. 1995. Method for Detection of Enumeration of Staphylococcus aureus. AOAC International 8th Edition. USA

Bailey JS. 1993. Control of Salmonella and Campylobacter in Poultry Production. A Summary of Work at Research Center. Poult.Sci. 72; 1169 – 1173.

Banwart GJ. 1989. Basic Food Microbiology 2nd Edition. Chapman and Hall. New York.

Bolton FJ and Robertson L. 1982. A selective medium for isolating Campylobacter jejuni/coli. J. Clin.Pathol.35.462-467.

Bridson EY.1998. The Oxoid Manual 8th edition.Oxoid Limited.Wade

Road.Basingstoke.Hampshire.,England.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2000. Standar Nasional Indonesia Nomor 01- 6366-2000. Karkas Ayam Pedaging. Jakarta. Badan Standardisasi Nasional Indonesia.

Doyle MP.1989. Foodborne Bacterial Pathogens. Food Research Institute. Illustrated Edition. Marcel Deckel.

[DPL] PT. Dipa Puspa Labsains. 2008. MicroBiologics. Quality Control Microorganisms. DPL-MKT/PM-MIKRO/02/VI/08

Hadioetomo RS.1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT. Gramedia. Jakarta. Hu L dan Kopecko DJ. 2003. Campylobacter spesies. Di dalam Miliotis MD dan Bier JF (eds). International Handbook of Foodborne Pathogens. Marcel Decker Inc. New York.

Irianto K. 2006. Mikrobiologi. Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid 1. Bandung. Yrama Widya. Cetakan pertama.

Irianto K. 2007. Mikrobiologi. Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid 2. Bandung. Yrama Widya. Cetakan kedua.

[ISO] International Organisation for Standardisation. 2006 (E), Microbiology of Food and Animal Feeding Stuffs-Horizontal Method for Detection of Thermotolerant detection and enumeration of Campylobacter spp,1st edition 2006- 01-15. International Organisation for Standardisation (ISO) 10272.

Jaya U. 2007. Agribisnis ayam perlu lebih proaktif. http://tabloid_agrina.co.id [10 Mei 2008].

Khoirudin MN. 2008. Penentuan Prevalensi Cemaran Campylobacter jejuni Sampel Potongan Karkas Ayam di Wilayah Bogor dan Jakarta Menggunakan Metode Modifikasi BAM 2001. Skripsi. Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

McClure P and C. Blackburn. 2003. Campylobacter and Arcobacter. Foodborne Pathogens Hazard. Risk Analysis and Control. Woodhead Publishing Limited. Cambridge. England.

Merck. 2003. Anaerocult C. Microbiologia. Darmstadt. Germany.

Mossel DAA. 1971. Physiological and Metabolic Attributes of Microbial Groups Associated With Foods. J. Appl.Bacteriol. 34,95 - 118.

Bekirjop dan Doyle A. 1991. Maintenance of Microorganisms and Culture Cells. A Manual of Laboratory Methods. Second Edition. Academic Press Limited.

Sac-Singlas. 2002. Validasi Metode dari Metode-metoda Mikrobiologi. Guidance Note: C & B and ENV 002.

Schmidt K and Tirado C. 2001. WHO Surveilance Programme for Control of Foodborne Infection and Intoxications in Europe. Federal Institute for Health Protection of Consumers and Veterinary Medicine.Berlin.

Sigma A. 2008. Products for Life Science Research 2008-2009.

Siregar CJP. 2007. Praktik Sistem Manajemen Laboratorium-Pengujian yang Baik (Good Testing-Laboratory Management System Practice). Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGP. Cetakan pertama.

Stern NJ and Line JE. 2000. Campylobacter. Dalam Lund DM,Baird-Parker TC and Gould GW. The Microbiological Safety and Quality of Food. Vol. II. An Aspen Publication.

Sukarno S. 2005. Validasi dan Verifikasi Metode Analisa. Disampaikan pada Pertemuan Manajer Mutu dan Manajer Teknis Laboratorium Badan POM RI di Medan. Jakarta. Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional. Badan POM RI. [USP] The United States Pharmacopeia. 2007. 30 NF 25 Volume 1. The United States Pharmacopeial Convection 12601 Twinbrook Parkway. MD 20852.

The Swedish Institute for Infectious Disease Control. 2008. Campylobacteriosis. Nobels vag 18, 171 82 Solna. http://www.smittskyddsinstitutet.se/in-english/[15 Mei 2009].

Tjaniadi P. et.al. 2003. Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens Assoaciated with Diarrheal Patients in Indonesia. J. Trop. Med.Hyg.Vol 68(6):666-670.

Udin Z. 2007. Validasi Analisis Mikrobiologi. disampaikan pada Kursus Teknik Analisis Kontaminan Mikroba di Tempat Kerja. Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bandung.

V. PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bakteri

Campylobacter jejuni dari master (kultur stok acuan) dengan nomor sertifikat ATCC 33291, setelah diinkubasi pada suhu 370C selama 4 jam dan 41,50C selama 44 jam secara mikroaerofilik, terkonfirmasi kemurniannya menggunakan metode ISO 10272 2006 bagian 1.

Hasil isolasi terhadap sampel negatif pada validasi sekunder menunjukkan

bahwa pada 10 sampel yang diisolasi, Campylobacter jejuni semuanya tidak

terisolasi, sedangkan pada 7 dari 10 sampel positif, Campylobacter jejuni dapat terisolasi kembali, dan 3 sampel tidak terisolasi kembali, serta hasil isolasi dari 10 kontrol positif, Campylobacter jejuni semuanya terisolasi kembali sehingga hasil

validasi sekunder metode analisa Campylobacter jejuni pada daging ayam

berdasarkan metode analisa ISO 10272 2006 bagian 1 memberikan recovery sebesar 70% dengan limit deteksi 100 CFU/gram, dan dapat diterapkan dalam pengujian laboratorium.

C. SARAN

Untuk melihat sensitivitas metode analisa Campylobacter jejuni, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan menggunakan parameter uji limit deteksi dengan jumlah inokulum dibawah 100 CFU/ml. Untuk melihat sensitivitas dan

spesifisitas metode analisa Campylobacter jejuni, disarankan juga dilakukan

verifikasi metode analisa yang dikembangkan oleh organisasi lain seperti BAM dan lain-lain.

Lampiran 1 Analisa jumlah koloni Campylobacter jejuni

Pengenceran Volume suspensi pada petridish Total

0,3 ml 0,3 ml 0,4 ml 1 ml 10-1 tt tt tt Tt 10-2 tt tt tt Tt 10-3 tt tt tt tt 10-4 tt tt tt tt 10-5 tt tt tt tt 10-6 37 35 42 114 10-7 5 5 8 18 10-8 0 0 1 1

Keterangan : tt : koloni tidak dapat dihitung

Lampiran 2 Analisa jumlah koloni Campylobacter jejuni

Pengenceran Volume suspensi pada petridish Total

0,3 ml 0,3 ml 0,4 ml 1 ml 10-1 tt tt tt tt 10-2 tt tt tt tt 10-3 tt tt tt tt 10-4 tt tt tt tt 10-5 tt tt tt tt 10-6 36 34 41 111 10-7 4 5 8 17 10-8 0 0 1 1

Keterangan : tt : koloni tidak dapat dihitung

Lampiran 3 Penetapan suspensi Campylobacter jejuni sebagai inokulum

108 107 106 105 104 103 102 101 Jumlah CFU 100 juta 10 juta 1 juta 100 ribu 10 ribu 1000 100 10 Pengenceran Stok 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7

Dokumen terkait