Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan satu salah tolak ukur dari Kualitas pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas untuk selalu di upayakan kearah perbaikan sehingga akan memberikan kesejahteraan masyarakatnya khususnya masyarakat miskin dan tidak mampu. Hal ini tentunya tidak hanya mengendalakan dari pemerintah saja, namun peran serta swasta dan masyarakat juga diperlukan baik dari sisi perencanaan, penyediaan sarana prasarana maupun pengelolaan pemeliharannya agar tercapai kehidupan yang sehat dan berkualitas.
1. Kelembagaan
Saat ini kabupaten Kepulauan Anambas belum memiliki Lembaga atau Dinas yang secara khusus menangani permasalahan air limbah. Selain itu, peraturan daerah yang secara spesifik mengatur tentang air limbah juga belum tersedia.
Tabel 2.5
Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Kepulauan Anambas
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH
KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah
domestik skala Kabupaten √ - -
Menyusun rencana program air limbah
domestik dalam rangka pencapaian target √ - -
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
√ - -
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air
limbah domestic - - √
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH
KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT
Membangun sarana pengumpulan dan
pengolahan awal (Tangki Septik) √ - √
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki
septik ke IPLT (truk tinja) - - -
Membangun jaringan atau saluran pengaliran
limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) √ - -
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL - - -
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja - - -
Mengelola IPLT dan atau IPAL - - -
Melakukan penarikan retribusi penyedotan
lumpur tinja - - -
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestic
- - -
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
- - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkatan, personil, peralatan, dll)
- - -
Melakukan sosialisasi peraturan, pembinaan
dalam hal pengelolaan air limbah domestik √ - -
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
pengelolaan air limbah domestic - - -
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten
√ - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestic
√ - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan air limbah domestik, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestic
√ - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
baku mutu air limbah domestic √ - -
Tabel 2.6
Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Anambas
PERATURAN bagi masyarakat dan atau pengembang untuk domestik di tempat usaha
- √ - - - -
Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
- √ - - - -
Kewajiban Penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic
- √ - - - -
Retribusi penyedotan air
limbah domestic - √ - - - -
PERATURAN
KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
KET.
Ada (sebutkan)
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan AIR LIMBAH DOMESTIK
Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
- √ - - - -
Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak jauh berbeda dengan wilayah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4.a Diagram Sistem Sanitasi Sektor Air Limbah Domestik (Black Water)
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016
Gambar 2.4.a Diagram Sistem Sanitasi Sektor Air Limbah Domestik (Grey Water)
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016
Tabel.2.7
Cakupan Layanan Air Limbah Domestik di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016
Sumber : Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2016, diolah
* Yang termasuk BABS : BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb.
** Belum Aman : Jamban tidak dilengkapi tangki septik sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali. Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan
kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m.
*** MCK : termasuk jamban bersama layak & MCK Komunal.
Tabel 2.8
Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016
No Jenis
Satuan
Jumlah/
Kapasitas
Kondisi
Berfungsi Tdk berfungsi Keterangan
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vi)
SPAL Setempat (Sistem On-site) 1 Tangki septik komunal <
10 KK unit - - - -
2 MCK unit - - - -
3. Truk Tinja unit - - - -
4 IPLT : kapasitas m/hari - - - -
SPAL Terpusat (Sistem Off-site) 1 Tangki septik komunal
>10KK unit - - - -
2 IPAL Komunal unit 25 √ - -
3 IPAL Kawasan unit - - - -
4 IPAL Terpusat unit - - - -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2016
Keterangan :
IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
Gambar 2.5.a Peta Cakupan Ases Dan System Layanan Air Limbah Domestik (Wilayah Kajian A)
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016
Gambar 2.5.b Peta Cakupan Ases Dan System Layanan Air Limbah Domestik (Wilayah Kajian B)
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016
Gambar 2.5.c Peta Cakupan Ases Dan System Layanan Air Limbah Domestik (Wilayah Kajian C)
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016
2. Sistem dan Cakupan Pelayanan
Secara umum Air limbah domestik terdiri dari 2 jenis, yaitu grey water (air bekas mandi dan cuci) serta black water (tinja). Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Anambas terdapat 2 sistem, yaitu Sistem Individual dan Sistem Komunal. Sistem Individual adalah sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat di rumah masing-masing, baik menggunakan septic tank maupun cubluk.
Sedangkan system komunal adalah sistem pengelolaan air limbah yang dikelola secara kelompok (KSM) yaitu dengan IPAL komunal.
Secara umum limbah tinja di Kabupaten Kepulauan Anambas belum dikelola dengan baik, banyak masyarakat yang masih membuang air limbah langsung ke saluran drainase, perkebunan/hutan bakau, laut maupun tempat lain yang dirasa memungkinkan. Masyarakat bahkan masih ada yang melakukan BABs di Laut/sungai secara langsung. Beberapa desa sudah telayani dengan sistem IPAL Komunal, septic tank Individual maupun jamban bersama, namun demikian Sarana dan Prasarana pengelolaan masih terbatas pada skala rumah tangga saja dan masih belum tersebar secara merata. Sistem IPAL kawasan skala besar juga belum terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas, hal ini karena keterbatasan lahan. Sedangkan untuk pengelolaan lumpur tinja Kabupaten Kepulauan Anambas belum memiliki IPLT sehingga cenderung mengandalkan pembuangan melalui resapan tanah dan langsung ke laut.
3. Kesadaran Masyarakat dan PHBS terkait Sanitasi
Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Anambas serta keterlibatan Gender, pemberdayaan masyarakat dan kemiskinan dapat dibagi dalam beberapa hal :
a. Masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam mengelola air limbah. Dalam hal ini, masyarakat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan soal dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh tercemarnya lingkungan karena air limbah. Masyarakat seperti ini, umumnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah.
b. Masyarakat yang berpenghasilan cukup, tetapi belum memiliki kesadaran terhadap dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan. Dalam konteks ini, cenderung mengabaikan faktor – faktor kesehatan lingkungan. Masyarakat seperti ini biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan yang rendah.
c. Masyarakat yang secara materi dan pengetahuan cukup, namun belum ditunjang dengan kepedulian terhadap pengelolaan air limbah dan PHBS.
d. Masyarakat yang secara materi, pengetahuan dan kepedulian yang cukup. Masyarakat ini adalah masyarakat menengah ke atas yang tinggal di lingkungan ibukota kabupaten, dan pusat – pusat kota kecamatan.