• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seleksi unit penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan aspek

3. METODOLOG

3.4 Analisis Data

4.1.2 Seleksi unit penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan aspek

Kegiatan penangkapan ikan merupakan ujung tombak usaha penangkapan. Kegiatan tersebut membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar tingkat keberhasilan operasi penangkapan lebih tinggi. Tingginya tingkat keberhasilan juga

tergantung pada unit penangkapan yang digunakan. Unit penangkapan ikan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari, alat tangkap, kapal dan nelayan.

Tabel 17 Penilaian dan standarisasi aspek biologi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

No Alat tangkap Biologi WI UP1 W2 UP 2 W3 UP 3 W4 UP4 1 Gilnet 25,92 3 206 1 15 4 4 2 2 Bagan 15,98 4 140 3 14 3 1 4 3 Pancing 12,76 5 112 5 10 2 5 1 4 Purse seine 80,09 1 134 4 9 1 3 3 5 Payang 30,21 2 152 2 14 3 3 3 Hasil standarisasi No Alat tangkap Biologi Total Rata-rata UP V(W1) V(W2) V(W3) V(W4) 1 Gillnet 0,20 1,00 0,00 0,75 1,94 0,65 2 2 Bagan 0,05 0,29 0,38 0,00 0,72 0,24 5 3 Pancing 0,00 0,00 0,87 1,00 1,88 0,63 3 4 Purse seine 1,00 0,23 1,00 0,50 2,73 0,91 1 5 Payang 0,26 0,43 0,38 0,50 1,56 0,52 4

Sumber data primer 2007

Keterangan :

Wl = catch per unit effort (CPUE)(tahun) W2 = jumlah trip (tahun)

W3 = komposisi hasil tangkapan (jumlah jenis) W4 = ukuran ikan yang tertangkap (skor) UP = urutan prioritas

V(Wl) = catch per unit effort (CPUE) yang distandarisasi dengan fungsi nilai V(W2) = jumlah trip yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(W3) = komposisi hasil tangkapan yang distandarisasi dengan fungsi nilai V(W4) = ukuran ikan yang tertangkap yang distandarisasi dengan fungsi nilai

1) Alat tangkap

Alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Pandeglang terdiri atas payang, pukat cincin (purse seine), jaring insang atau gillnet (encircling gillnet, drift gillnet,

dan set gillnet), bagan (perahu dan tancap) dan pancing. Perkembangan alat penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang dari tahun 1997 hingga 2006 cenderung mengalami peningkatan (Gambar 7). Pada tahun 2006 kelompok

alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Kabupaten Pandeglang adalah kelompok jaring angkat (lift net) sebanyak 370 unit dengan rincian 174 unit bagan tancap dan 196 unit bagan apung (perahu/bagan rakit). Kelompok kedua adalah jaring insang (gillnet) yang berjumlah 260 unit dengan rincian 116 unit (drift gillnet),

18 unit (encircling gillnet) dan 126 unit (set gillnet). Kelompok ketiga adalah pancing sebanyak 215 unit diikuti oleh payang yang berjumlah 77 unit dan 32 unit pukat cincin (purse seine). Data perkembangan unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18 Perkembangan alat penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

Jenis Alat Tangkap Tahun

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Payang 76 84 86 86 86 59 78 78 78 77

Pukat cincin 15 16 12 12 12 12 33 33 34 32

Jaring insang hanyut 55 64 60 60 60 65 78 78 78 116

Jaring klitik 79 72 72 72 72 84 22 22 22 18

Jaring insang tetap 166 191 194 194 194 218 98 98 102 126 Bagan perahu rakit 117 114 113 112 97 146 151 151 152 196

Bagan tancap 113 104 101 101 116 113 200 200 203 174

Pancing 120 138 115 228 297 260 111 207 212 215

Jumlah 741 783 753 865 934 957 771 867 881 954

2) Nelayan

Nelayan adalah orang yang terjun langsung dalam kegiatan penangkapan ikan. Aktifitas penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang umumnya dilakukan oleh nelayan setempat, walaupun terdapat juga nelayan yang berasal dari luar Kabupaten Pandeglang diantaranya Cirebon, Bugis dan Indramayu.

Jumlah nelayan Kabupaten Pandeglang yang tercatat pada tahun 2006 adalah 4.849 orang. Nelayan tersebut dibagi ke dalam tiga golongan yaitu nelayan : penuh, sambilan utama dan sambilan tambahan yang masing-masing berjumlah 3.967 orang, 540 orang, dan 342 orang. Data jumlah nelayan Kabupaten Pandeglang tahun 2006 disajikan pada Gambar 8.

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

Penuh Sambilan utama Sambilan tambahan

Ju

m

lah

Gambar 8 Jumlah nelayan Kabupaten Pandeglang tahun 2006.

3) Kapal/perahu

Jenis kapal atau perahu di Kabupaten Pandeglang di kelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu, jukung, perahu motor tempel, dan kapal motor dengan jumlah berfluktuasi setiap tahunnya.

Jukung pada tahun 1997 hingga 1999 tidak ada di Kabupaten Pandeglang hal ini kemungkinan besar karena belum tercatat, kemudian pada tahun 2000 hingga 2002 jukung mengalami peningkatan yang sangat besar tetapi berangsur-angsur mengalami penurunan drastis dari 264 unit pada tahun 2002 menjadi 88 unit pada tahun 2006.

Jenis perahu lainnya yang digunakan oleh nelayan Pandeglang adalah perahu papan yang dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu kecil, sedang dan besar. Perahu papan berukuran kecil memiliki kecenderungan meningkat walaupun sedikit, Sedangkan perahu papan ukuran sedang mengalami kecenderungan menurun dari 56 unit pada tahun 1997 menjadi 29 unit pada tahun 2002, sebaliknya parahu papan berukuran besar mengalami peningkatan dari tahun 1997 yang berjumlah 26 unit menjadi 29 unit pada tahun 2002.

Selain perahu papan, kapal motor juga dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu kapal motor di bawah 5 GT, 5-10 GT dan 10-20 GT. Ketiga jenis kapal motor tersebut mengalami perkembangan yang berbeda selama tahun 1997 hingga 2006. Kapal motor di bawah 5 GT mengalami penurunan dari 457 unit pada tahun 1997 menjadi 422 unit pada tahun 2006, sedangkan kapal motor berukuran 5-10 GT memiliki kecenderungan meningkat dari 22 unit pada tahun 1997 menjadi 92 unit pada tahun 2006 dan kapal 10-20 GT berjumlah 4 unit pada tahun 1997 hingga1998. Perkembangan perahu penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Perkembangan perahu penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang

Jenis Kapal Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jukung 0 0 0 215 238 264 71 79 79 88 Perahu papan -Kecil 70 70 70 70 70 125 72 77 77 77 -Sedang 56 42 42 42 42 29 29 0 0 0 -Besar 26 18 37 37 37 29 29 0 0 0 Motor Tempel 125 269 258 258 258 220 121 115 115 115 Kapal Motor - < 5 GT 457 554 565 565 565 620 390 422 422 422 - 5-10 GT 22 51 37 37 37 28 69 84 84 92 - 10-20 GT 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 760 1.008 1.009 1.224 1.247 1.315 723 777 777 794

(2) Keragaan daerah penangkapan ikan pelagis kecil

Daerah penangkapan ikan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan operasi penangkapan. Nelayan Kabupaten Pandeglang pada umumnya menentukan daerah penangkapan ikan (DPI) berdasarkan pengalaman dan tanda-tanda alam. Daerah penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang berada di sekitar Selat Sunda dengan radius 3 mil dari pantai. Kegiatan penangkapan ikan di daerah tersebut dapat dilakukan sepanjang tahun. Hal ini menunjukan bahwa daerah tersebut merupakan DPI potensial bagi masyarakat Pandeglang. Adapun rincian daerah penangkapan ikan dan musim penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20 Daerah penangkapan ikan dan musim penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan alat tangkapan di Kabupaten Pandeglang

Jenis Alat Tangkap Musim Penangkapan (Bulan)

Daerah Penangkapan Ikan

Payang Sepanjang tahun P. Legundi, P. Tegal, P. Kubur, P. Condong, P. Tangkil, Gn. Krakatau, P. Sebesi, P. Sebuku, P. Mengkudu dan perairan Kabupaten Pandeglang Bagan perahu Desember,

Januari-September

Perairan Kabupaten Pandeglang Bagan tancap Desember,

Januari-September

Perairan Kabupaten Pandeglang Jaring insang hanyut Maret - Nopember P. Mutun, P. Kubur, P. Tangkil, P.

Pendikil, P. Condong, P. Tegal, P. Siuncal, P. Sentiga, Batu Alip, Gn. Krakatau, P. Sebesi dan perairan Kabupaten Pandeglang

Sumber: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (2000)

Berdasarkan Tabel 20, terdapat tiga pergerakan daerah penangkapan berdasarkan musim penangkapan yaitu, DPI nelayan pada musim peralihan berada di sekitar Kep. Rakata dan P. Panaitan, pada musim timur daerah penangkapan ikan nelayan tersebar di antara P. Rakata dan P. Panaitan. Sedangkan pada Musim Barat daerah penagkapan ikan berada di sekitar P. Panaitan, P. Rakata dan P. Sebuku. Hal ini disebabkan keadaan gelombang air laut pada musim ini 1,5 sampai 2,0 meter,

sehingga mereka umumnya mencari daerah-daerah dekat pulau untuk bersembunyi manakala ada gelombang yang besar. Pada musim ini kegiatan penangkapan sangat kurang bahkan terhenti.

(3) Penilaian aspek teknis unit penangkapan ikan pelagis kecil

Penilaian aspek teknis terhadap kegiatan perikanan pelagis kecil dititikberatkan pada lima alat tangkap dominan yaitu, jaring insang (gillnet), bagan (lift net), pancing (hook), pukat cincin (purse seine) dan payang (boat seine).

Penilaian/scoring metode penangkapan didasarkan pada tingkat kemudahan operasi penangkapan. Berdasarkan nilai skor tersebut, maka alat tangkap yang diprioritaskan adalah pancing, kemudian bagan dan gillnet serta terakhir purse seine

dan payang.

Kriteria ke-2 adalah daya jangkau operasi penangkapan ikan. Penilaian dilakukan berdasarkan kemampuan daya jangkau unit penangkapan dimana semakin jauh maka nilainya semakin baik. Berdasarkan hasil tersebut, maka unit penangkapan yang diprioritaskan berdasarkan kemampuan daya jangkau terhadap daerah penangkapan ikan adalah purse seine, kemudian payang dan gillnet serta bagan dan pancing pada prioritas terakhir.

Kriteria ke-3 adalah pengaruh lingkungan fisik terhadap pengoperasian unit penangkapan. Berdasarkan tersebut, maka unit penangkapan yang diprioritaskan adalah pancing, kemudian kelompok prioritas yang kedua adalah payang dan purse seine dan alat tangkap yang menjadi prioritas terakhir adalah bagan dan gillnet.

Kriteria ke-4 adalah selektivitas alat penangkapan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka unit penangkapan yang memiliki selektivitas terbaik adalah pancing kemudian diikuti oleh gillnet, purse seine serta bagan dan payang sebagai prioritas terakhir.

Kriteria terakhir dari aspek teknis adalah tingkat penggunaan teknologi. Dari lima unit penangkapan yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil di Pandeglang maka, yang diprioritaskan adalah purse seine (skor 4), kemudian diikuti oleh gillnet, bagan dan payang pada prioritas ke-2 (skor 3), serta prioritas terakhir

adalah pancing (skor 2). Kriteria penilaian aspek teknis kegiatan penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang disajikan padaTabel 21.

Berdasarkan perhitungan aspek teknis secara menyeluruh yang distandarisasi dengan fungsi nilai, maka alat tangkap pancing merupakan unit penangkapan yang menjadi prioritas utama, diikuti oleh gillnet dan purse seine pada prioritas kedua, payang pada prioritas ketiga dan bagan pada prioritas terakhir. Nilai-nilai parameter teknis yang telah distandarisasi disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21 Penilaian dan standarisasi aspek teknis unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

No

Alat tangkap

Teknis

X1 UP1 X2 UP2 X3 UP3 X4 UP4 X5 UP5

1 Gillnet 3 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 Bagan 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3 Pancing 5 1 2 3 5 1 5 1 2 3 4 Payang 2 3 4 2 3 2 2 4 3 2 5 Purse seine 2 3 5 1 3 2 3 3 4 1 Hasil standarisasi No Alat tangkap Teknis

Total rata-rata Urutan V(X1) V(X2) V(X3) V(X4) V(X5) 1 Gillnet 0,30 0,67 0,33 0,70 0,50 2,50 0,50 2 2 Bagan 0,30 0,00 0,00 0,00 0,50 0,83 0,20 4 3 Pancing 1,00 0,00 1,00 1,00 0,00 3,00 0,60 1 4 Payang 0,00 0,67 0,30 0,00 0,50 1,50 0,30 3 5 Purse seine 0,00 1,00 0,30 0,30 1,00 2,67 0,50 2

Sumber data primer 2007

Keterangan :

X1 = Metode pengoperasian alat tangkap (skor)

X2 = Daya jangkau unit penangkapan (mil)

X3 = Pengaruh lingkungan fisik terhadap alat tangkap (skor) X4 = Selektivitas (skor)

X5 = Penggunaan teknologi (skor) UP = Urutan prioritas

V(X1) = metode pengoperasian alat tangkap yang distandarisasi dengan fungsi nilai V(X2) = daya jangkau unit penangkapan yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(X3) = pengaruh lingkungan fisik terhadap alat tangkap yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(X4) = selektivitas yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(X5) = penggunaan teknologi yang distandarisasi dengan fungsi nilai

4.1.3 Seleksi unit penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan aspek sosial (1) Keragaan sosial unit penangkapan ikan pelagis kecil

Kegiatan usaha yang banyak dilakukan oleh masyarakat di wilayah pesisir dan laut di Pandeglang adalah kegiatan usaha di bidang perikanan dengan bentuk dan skala usaha yang beragam. Eksistensi kegiatan usaha perikanan di wilayah pesisir disebabkan karena kultur nelayan yang sulit untuk menerima alternatif pekerjaan lain di luar kegiatan perikanan khususnya penangkapan. Sebagai suatu unit usaha, kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang sudah sepatutnya dikelola dangan baik, sehingga dampak yang timbul dari kegiatan tersebut bersifat positif terhadap perkembangan masyarakat khususnya nelayan tradisional Pandeglang. Dampak positif yang dapat ditingkatkan dari kegiatan usaha penangkapan ikan pelagis kecil adalah tingkat penyerapan tenaga kerja dan pendapatan nelayan yang meningkat serta semakin minimnya konflik sosial antar nelayan. Dampak sosial tersebut, digunakan sebagai kriteria untuk menentukan prioritas pengembangan perikanan pelagis kecil dari aspek sosial.

Kriteria pertama dari aspek sosial yang diamati adalah tingkat penyerapan tenaga kerja dari lima jenis alat tangkap yang diusahakan oleh nelayan. Jumlah tenaga kerja dibutuhkan oleh masing-masing kegiatan usaha bervariasi dari dari 4 hingga 20 orang tergantung jenis dan skala usaha yang dikelola. Unit penangkapan

gillnet dan pancing mampu menyerap tenaga kerja hingga 5 orang/unit, bagan 4 orang/unit, payang 15 orang/unit dan purse seine 20 orang/unit.

Kriteria kedua adalah tingkat pendapatan yang diterima oleh nelayan. Berdasarkan wawancara dan perhitungan yang dilakukan, tingkat pendapatan yang diterima oleh nelayan untuk masing-masing unit penangkapan bervariasi dari Rp 79.778.465 unit/tahun hingga Rp 176.656.239 unit/tahun, dimana unit penangkapan

gillnet mampu memberikan pendapatan kepada nelayan dalam satu tahun adalah

sebesar Rp 79.778.465, bagan sebesar Rp 87.590.831, pancing sebesar Rp 117.421.200, payang sebesar Rp 161.509.312 dan purse seine sebesar Rp

176.656.239.

Kriteria terakhir yang digunakan sebagian indikator penilaian aspek sosial kegiatan penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang adalah konflik sosial akibat pengoperasian unit penangkapan. Berdasarkan wawancara terhadap nelayan di Pandeglang selama ini belum pernah terjadi konflik antar nelayan yang mengoperasikan gillnet, bagan, pancing, payang dan purse seine.

(2) Penilaian aspek sosial unit penangkapan ikan pelagis kecil

Berdasarkan pada kriteria sosial yang diamati, maka penilaian aspek sosial didasarkan pada dua kriteria yaitu penyerapan tenaga kerja dan tingkat pendapatan yang diterima oleh nelayan. Penentuan prioritas pengembangan perikanan pelagis kecil di Pandeglang berdasarkan aspek sosial ditentukan berdasarkan dua kriteria tersebut, dimana semakin tinggi tingkat penyerapan dan pandapatan yang diterima maka prioritas suatu unit penangkapan semakin baik.

Alat tangkap yang diprioritaskan untuk ditingkatkan atau dikembangkan berdasarkan tingkat penyerapan tenaga kerja adalah purse seine diikuti oleh payang, pancing, dan gillnet serta bagan sebagai prioritas terakhir. Sedangkan berdasarkan jumlah pendapatan yang diterima oleh nelayan maka unit penangkapan purse seine

lebih diutamakan dibandingkan dengan unit penangkapan lainnya. Baru kemudian payang, pancing, bagan dan gillnet. Aspek sosial perikanan pelagis kecil di Pandeglang disajikan pada Tabel 22.

Penentuan prioritas pengembangan perikanan pelagis kecil di Pandeglang yang didasarkan pada aspek sosial dilakukan dengan cara menstandarisasi nilai-nilai aspek sosial pada Tabel 22 dengan fungsi nilai masing-masing kriteria. Secara keseluruhan unit penangkapan purse seine merupakan unit penangkapan terbaik dari segi sosial, kemudian payang sebagai alternatif kedua diikuti oleh pancing, bagan dan gillnet.

Data-data aspek sosial yang telah distandarisasi dengan fungsi nilai disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22 Penilaian dan standarisasi aspek sosial unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

No Alat tangkap Sosial Z1 UP1 Z2 UP2 1 Gillnet 5 3 79.778.465,00 5 2 Bagan 4 4 87.590.831,25 4 3 Pancing 5 3 117.421.200,00 3 4 Payang 15 2 161.509.312,50 2 5 Purse seine 20 1 176.656.239,63 1 Hasil standarisasi No Alat tangkap Sosial Total Rata-rata UP V(Z1) V(Z2) 1 Gilnet 0,06 0,00 0,00 0,00 5 2 Bagan 0,00 0,08 0,08 0,04 4 3 Pancing 0,06 0,39 0,39 0,19 3 4 Payang 0,69 0,84 0,84 0,42 2 5 Purse seine 1,00 1,00 2,00 1,00 1

Sumber data primer 2007

Keterangan :

Zl = jumlah tenaga kerja (orang) Z2 = pendapatan ABK dalam satu tahun UP = urutan prioritas

V(Zl) = pendapatan ABK dalam satu tahun yang distandarkan V(Z2) = jumlah tenaga kerja (orang) yang distandarkan

4.1.4 Seleksi unit penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan aspek ekonomi (1) Keragaan ekonomi unit penangkapan ikan pelagis kecil

Komponen yang menjadi parameter penilaian keragaan ekonomi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang adalah investasi, biaya, keuntungan, nilai R/C, Break Event Point (BEP), Payback Periode (PP), Net B/C dan Net Present Value (NPV).

1) Modal investasi

Modal investasi yang diperlukan untuk melaksanakan usaha penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang dengan menggunakan 5 jenis alat tangkap (gillnet, bagan, pancing, payang dan purse seine) memiliki nilai yang berbeda. Nilai rata-rata investasi untuk alat tangkap gillnet adalah Rp 55.640.000, bagan Rp 55.800.000, pancing Rp 41.800.000, payang Rp 70.975.000 dan purse seine mencapai Rp 127.600.000. Nilai investasi tersebut rata-rata digunakan untuk pengadaan kapal dengan kapasitas di bawah 10 GT, mesin di bawah 40 PK dan satu set alat tangkapan. Khusus untuk pukat cincin (purse seine) kapal yang digunakan mencapai 10 GT dengan kekuatan mesin penggerak mencapai 150 PK. Rincian nilai investasi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23 Nilai investasi usaha penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang

No Jenis investasi Alat tangkap Gillnet x (1000) Bagan x (1000) Pancing x (1000) Payang x (1000) Purse seine x (1000)

1. Kapal dan perlengkapannya 26.750 37.500 33.000 39.500 52.000 2. Mesin 3.475 9.300 4.000 11.500 23.000 3. Alat tangkap 22.500 6.500 2.700 13.325 45.000 4. Perlengkapan pendukung 2.915 2.500 2.100 6.650 7.600

Total 55.640 55.800 41.800 70.975 127.600

2) Biaya usaha

Biaya usaha merupakan pengeluaran usaha yang digunakan untuk keperluan kegiatan penangkapan ikan, umumnya dihitung selama satu tahun. Rincian biaya usaha unit penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang disajikan pada Tabel 24.

Berdasarkan table tersebut, unit penangkapan purse seine merupakan unit penangkapan yang membutuhkan biaya usaha tertinggi (Rp 481.748.535 per tahun), yang terbagi kedalam biaya tetap sebesar Rp 51.452.500 dan biaya operasional sebesar Rp 430.296.035, sedangkan unit penangkapan ikan pelagis kecil yang membutuhkan biaya terendah adalah gillnet yaitu sebesar Rp 141.328.535 per tahun yang terbagi kedalam biaya tetap sebesar Rp 16.438.000 per tahun dan biaya variabel

sebesar Rp 124.890.535 per tahun. Sama halnya dengan Purse seine dan gillnet, biaya usaha unit penangkapan bagan juga terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel dimana biaya tetap unit penangkapan bagan mencapai Rp 21.710.000 per tahun dan biaya variabel sebesar Rp 160.865.419 per tahun sehingga biaya totalnya mencapai Rp 182.035.419 per tahun. Unit penangkapan pancing membutuhkan biaya usaha sebesar Rp 244.430.200 per tahun dengan biaya tetap sebesar Rp 11.015.000 per tahun dan biaya variabel sebesar Rp 233.415.200 per tahun dan unit penangkapan payang membutuhkan biaya sebesar Rp 362.054.438 per tahun dengan rincian biaya tetap sebesar Rp 22.726.250 per tahun dan biaya variabel sebesar Rp 339.328.188 per tahun.

Tabel 24 Perbandingan biaya unit penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang

No Uraian

Alat tangkap

Gillnet Bagan Pancing Payang Purse seine

Biaya Tetap

1

Penyusutan kapal dan

perlengkapannya 2,675,000 3,750,000 3,300,000 3,950,000 5200000 2 Penyusutan mesin 868,750 1,860,000 1,000,000 2,300,000 4,600,000 3 Penyusutan Alat tangkap 1,500,000 3,250,000 1,350,000 2,665,000 11250000 4

Penyusutan

perlengkapan 1,157,500 625,000 925,000 2,197,500 2,572,500 5 Perawatan Kapal 5,350,000 7,500,000 3,300,000 5,925,000 10,400,000 6 Perawatan Alat Tangkap 868,750 2,325,000 600,000 2,300,000 11,250,000 7 Perawatan Mesin Utama 3,375,000 1,300,000 270,000 1,998,750 4,600,000 8 Perawatan perlengkapan 583,000 500,000 210,000 1,330,000 1,520,000 9 Pas Biru 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000 Total 16,438,000 21,170,000 11,015,000 22,726,250 51,452,500 Biaya variabel 1 BBM - 53,298,600 67,850,000 71,550,000 130,050,000 2 Oli - 462,300 1,067,200 1,680,000 1,256,000 3 Es - - 9,080,000 7,980,000 19,880,000 4 Ransum - 12,060,000 1,160,000 31,500,000 23,550,000 5 Retribusi (3 %) - 7,453,688 8,500,800 15,025,125 18,208,568 6 Langgara (10%) - - 28,336,000 50,083,750 60,695,228 7

Bagi hasil dengan

nelayan 79,778,465 87,590,831 117,421,200 161,509,313 176,656,240

Total biaya variabel 124,890,535 160,865,419 233,415,200 339,328,188 430,296,035

3) Penerimaan usaha

Penerimaan usaha merupakan manfaat yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha. Penerimaan yang diperoleh masing-masing unit penangkapan ikan pelagis kecil merupakan jumlah dari penerimaan selama 3 musim yang berbeda yaitu barat, timur dan pancaroba. Penerimaan dihitung dengan cara mengalikan jumlah trip dengan harga rata-rata hasil tangkapan per satuan produk pada tahun 2007. Rincian penerimaan unit penangkapan ikan pelagis kecil disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25 Penerimaan usaha masing-masing unit penangkapan ikan pelagis kecil.

No Uraian Penerimaan per musim total

Barat Timur Pancaroba

1 Gillnet 55.069.000 116.000.000 33.600.000 204.669.000

2 Bagan 40.950.000 54.506.250 153.000.000 248.456.250 3 Pancing 11.830.000 164.430.000 107.100.000 283.360.000 4 Payang 44.587.500 176.000.000 280.250.000 500.837.500

5 Purse seine 101.062.500 199.357.275 306.532.500 606.952.275

Berdasarkan pada tabel diatas penerimaan usaha yang didapatkan oleh nelayan pada musim pancaroba rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan musim lainnya. Hal ini terjadi kerena pada musim pancaroba jumlah trip pada musim tersebut lebih banyak dibandingkan dengan musim lainya. Unit penangkapan purse seine

merupakan alat tangkap yang memberikan pendapatan tertinggi yaitu Rp 606.952.275 per tahun dan peneriman terendah adalah gillnet sebesar Rp 204.669.000 per tahun.

4) Kriteria finansial penangkapan ikan pelagis kecil

Nilai kriteria finansial yang dibandingkan dari 5 jenis unit penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang adalah investasi, biaya, keuntungan, R/C, PP (Payback Periode) dan BEP (Break Event Point). Unit penangkapan gillnet memiliki nilai R/C tertinggi yaitu 1,45 artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,45 sedangkan unit penangkapan yang memiliki nilai R/C terendah adalah pancing sebesar 1,16 artinya unit penangkapan pancing akan menghasilkan 1,16 rupiah untuk setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan secara keseluruhan unit

penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang masih menguntungkan karena nilai R/C > 1 (Sugiarto et al 2001).

Dari lima unit penangkapan ikan pelagis kecil yang diamati, usaha penangkapan dengan menggunakan payang merupakan usaha penangkapan yang memberikan tingkat pengembalian usaha tercepat (0.62 tahun) dan tingkat pengembalian usaha yang paling lama adalah purse seine (1.02 tahun). Sedangkan tiga unit penangkapan ikan lainnya memberikan tingkat pengembalian 0,88 tahun untuk gillnet, 0,84 tahun untuk bagan, 0,62 tahun untuk pancing.

Nilai BEP untuk masing-masing unit penangkapan ikan tercapai pada saat nilai

produksi hasil tangkapan mencapai Rp 42.55.962,59 untuk gillnet, bagan Rp 60.049.878,94, pancing Rp 39.871.978,82, payang Rp 70.473.696,27 dan purse

seine sebesar Rp 176.779.557,83. Kriteria finansial unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26 Perbandingan nilai-nilai finansial unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

No Uraian Alat tangkap

Gillnet Bagan Pancing Payang Purse seine

1. Penerimaan 204.669.000,00 248.456.250,00 283.360.000,00 500.837.500,00 606.952.275,00 2. Total biaya 141.328.535,00 182.035.418,75 244.430.200,00 362.054.437,50 481.748.535,38 3. Keuntungan 63.340.465,00 66.420.831,25 38.929.800,00 138.783.062,50 125.203.739,63 4. R/C 1,45 1,36 1,16 1,38 1,26 5. PP 0,88 0,84 0,62 0,51 1,02 6. BEP 42.555.962,59 60.049.878,94 39.871.978,82 70.473.696,27 176.779.557,83 5) Kriteria investasi

Analisis kriteria investasi digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu kegiatan/proyek dapat atau tidak untuk dijalankan serta digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kegiatan tersebut.

Tabel 27 Perbandingan kriteria investasi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Pandeglang

No Uraian Alat tangkap

Gillnet Bagan Pancing Payang Purse seine 1 NPV 250.633.571,52 241.845.769,80 105.343.302,30 724.885.065,67 531.140.412,68

2 IRR 121,55 128,18 96,48 239,58 117,30

Berdasarkan perhitungan kriteria investasi unit penangkapan ikan pelagis kecil, nilai NPV jaring insang sebesar 250.633.571,52 dengan discount factor pada tingkat suku bunga pinjaman sebesar 17 %. Nilai ini menunjukkan bahwa pada akhir tahun proyek (tahun ke-10) usaha unit penangkapan gillnet akan memperoleh nilai manfaat sebesar Rp 250.633.571,52, sehingga usaha tersebut layak untuk dilaksanakan. Net

B/C merupakan indikator untuk melihat tingkat benefit yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Nilai net B/C jaring insang adalah sebesar 5,33 dengan demikian usaha penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang masih menguntungkan. Indikasi lain yang menunjukan usaha penangkapan ikan dengan jaring insang layak dijalankan adalah nilai IRR yang mencapai 121.55%. Nilai IRR tersebut bermakna setiap penambahan nilai investasi yang ditanamkan pada usaha penangkapan jaring insang akan meningkat keuntungan sebesar 121,55 % setiap tahunnya.

Sedangkan usaha penangkapan dengan bagan memiliki nilai NPV sebesar 241.845.769,80 artinya pada akhir tahun proyek (tahun ke-10) usaha penangkapan dengan bagan akan memperoleh nilai manfaat sebesar Rp 241.845.769,80bila dilihat pada kondisi saat ini, sehingga usaha tersebut layak untuk dilaksanakan. Kriteria kedua yang dihitung untuk menilai kelayakan investasi adalah net B/C. Nilai net

B/C unit penangkapan bagan mencapai 5,53 dengan demikian usaha penangkapan ikan dengan menggunakan bagan layak dijalankan karena tingkat benefit usaha lebih besar dari nilai investasinya. Kriteria ketiga yang diamati adalah nilai IRR, dari hasil perhitungan nilai usaha penangkapan bagan sebesar 128,18% berarti penambahan nilai investasi yang ditanamkan pada usaha penangkapan gillnet akan meningkat keuntungan sebesar 128,18% setiap tahunnya.

Selain dengan gillnet dan bagan usaha pemanfaatan ikan pelagis kecil di Pandeglang juga dilakukan dengan alat tangkap pancing. Nilai NPV usaha penangkapan dengan pancing mencapai 105.343.302,30 jika discount factor pada tingkat suku bunga pinjaman saat ini sebesar 17 % maka pada akhir proyek (tahun ke- 10) usaha penangkapan dengan alat tangkap pancingakan memperoleh nilai manfaat sebesar Rp 105.343.302,30, sehingga usaha tersebut layak untuk dilaksanakan nilai

diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Selain itu nilai IRR yang diperoleh

Dokumen terkait