TINJAUAN PUSTAKA A.KOMUNIKASI
B. Semangat Kerja
Menurut Alfred (1985:55) semangat adalah iklim, suasana yang
setiap saat berada dalam perusahaan atau organisasi. Sedangkan semangat
46
kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan
konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. Jadi dalam hal ini semangat
kerja guru adalah suasana dan kemampuan seorang guru untuk bekerja
sama dan melakukan pekerjaan (proses belajar mengajar) dengan giat
supaya tujuan yang diinginkan oleh sekolah tecapai. Semangat sangat
dibutuhkan oleh setiap individu tidak hanya oleh seorang karyawan tetapi
guru juga memperlukannya. Dimana semangat dibutuhkan untuk membuat
seseorang untuk lebih giat mengerjakan pekerjaannya.
Menurut Alfred (1985:55) bahwa semangat tidak dapat dilepaskan
dari soal-soal yang bersangkutan dengan disiplin, kerja sama, keamanan
cara kerja dan hal-hal lain, karena semangat adalah hasil dari itu semua.
Semangat kerja berkaitan dengan suasana atau keadaan dimana sikap dan
perasaan dari individu atau sekelompok orang yang merasa terikat untuk
melakukan pekerjaannya dengan cara bekerja sama, berdisiplin,
mempunyai kepuasan, dan jaminan keamanan sehingga dapat
meningkatkan hasil kerja lebih banyak, lebih baik, dan lebih cepat dalam
rangka mencapai tujuan organisasi atau instansi secara efektif dan efisien
(http://pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=43156 ).
1. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Semangat Kerja.
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu
47
1. Kebanggaan pekerja atas pekerjaannya dan kepuasannyadalam
menjalankan pekerjaan yang baik.
2. Sikapnya terhadap pimpinan.
3. Hasratnya untuk maju.
4. Perasaannya telah diperlakukan secara baik.
5. Kemampuannya untuk bergaul dengan kawan sekerjanya.
6. Kesadarannya akan tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.
Semangat kerja yang dimiliki oleh individu terdapat pada rasa
kepuasaan akan hasil suatu pekerjaan yang dikerjakannya. Semangat kerja
juga bisa timbul dengan adanya rasa saling menghargai antar semua unsur
yang terlibat dan tidak menganggap bahwa individu tersebut hanya
sebagai manusia tenaga upah.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar individu atau
datang dari lingkungan kerja individu. Semangat kerja individu
dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor positif yang dapat meningkatkan
semangat kerja dan faktor negatif yang dapat menurunkan semangat kerja.
Oleh sebab itu berhasil atau tidaknya suatu organisasi atau instansi
(sekolah) untuk mencapai tujuannnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
ada, yaitu:
Menurut Nitisemito dalam Fidiah terdapat beberapa faktor yang
menurunkan semangat kerja karyawan, diantaranya yaitu:
a. Rendahnya Produktivitas kerja.
48
c. Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi.
d. Tingkat kerusakan yang meningkat.
e. Kegelisahan dimana-mana.
f. Tuntutan yang sering terjadi.
g. Pemogokan kerja.
Menurut Nitisemito dalam Fidiah terdapat beberapa faktor
yang meningkatkan semangat kerja karyawan, diantaranya yaitu:
a. Gaji yang cukup.
b. Memperhatikan kebutuhan sehari-hari karyawan.
c. Terciptannya suasana santai.
d. Harga diri karyawan perlu mendapat perhatian.
e. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat.
f. Berikan kesempatan pada mereka untuk maju.
g. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu di perhatikan.
h. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas.
i. Sekali-kali karyawan perlu diajak berunding.
j. Pemberian insentif yang terarah.
k. Fasilitas yang menyenangkan.
Dengan adanya pemenuhan faktor-faktor diatas maka semangat
kerja yang ada pada diri individu akan muncul karena adanya rasa
49
Di dalam dunia kerja peranan semangat sangat penting, individu akan
bekerja lebih giat dan tekun apabila memiliki semangat yang tinggi
dalam dirinya.
2. Semangat Kerja Guru
Guru merupakan kelompok profesional yang penting dalam
proses belajar disekolah. Aktivitas guru disekolah sangat menentukan
keefektifan proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pendidikan
disekolah. Menurut Sonhadji (2009:4) bahwa guru merupakan faktor
penting untuk menentukan pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
Bahkan dapat dikatakan bahwa tinggi rendanya kualitas
pendidikan sekolah sebagian besar ditentukan oleh guru. Hal ini berarti
bahwa apabila guru memiliki semangat kerja tinggi dan terlibat secara
penuh dalam proses belajar mengajar disekolah, maka tujuan
pendidikan akan dapat tercapai secara efektif dan kualitas peserta
didiknya pun akan meningkat. Tetapi sebaliknya apabila semangat
guru rendah dalam melakukan tugasnya, maka pencapaian tujuan
sekolah tersebut juga kurang efektif dan peningkatan peserta didiknya
pun tidak mencapai maksimal.
Seorang guru diakui sebagai professional berdasarkan UU No.
14/2005 adalah perlu adanya keterlibatan secara total dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas
50
atau sebagai pekerjaan sambilan. Guru harus mengutaman pelayanan
kepada peserta didik yang membutuhkan.
Semangat kerja guru menurut Ahmad Sonhadji (2009:27)
diartikan sebagai dorongan yang ada pada guru untuk melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan
tugas-tugas lain yang berhubungan dengan profesinya sebagai guru.
Semangat kerja guru bisa dilihat dari, yaitu:
Kedisiplinan dalam menjalankan tugas.
Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas.
Kesungguhan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Meningkatkan usaha dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Mengembangkan alat pelajaran.
Adanya inovasi dan kreativitas, kesungguhan melaksanakan
evaluasi hasil belajar.
Melakukan pengajaran remedial serta moral kerja dan kehadiran.
Menurut Arikunto (Ahmad, 2009:33) didalam semangat kerja
guru terdapat kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Kata semangat kerja mengandung makna adanya dorongan
atau motivasi. Sedangkan menurut Gibson (Ahmad, 2009:33)
semangat kerja merupakan suatu konsep yang digunakan jika
seseorang memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang bekerja didalam diri
51
Semangat kerja merupakan awal dari pencapaian suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Hasil yang dicapai sebagai pencapaian tujuan
merupakan kepuasan setelah individu yang bersangkutan memiliki
bekal kemampuan dan kehendak yang selanjutnya untuk menerapkan
kemampuan tersebut.
3. Faktor-faktor Pembentuk Semangat Kerja Guru
Menurut Ahmad Sonhadji (2009:38) semangat kerja guru bisa
meningkat dan bisa menurun. Hal ini di duga karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain yaitu:
a. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh
untuk membentuk semangat kerja guru. Apabila perilaku
kepemimpinan kepala sekolah baik dan efektif maka akan
menimbulkan semangat kerja yang tinggi dan begitupun
sebaliknya. Selain itu perilaku kepemimpinan juga berkaitan erat
dengan kualitas pendidikan, sebab kepemimpinan yang efektif
akan meningkatkan semangat kerja guru dan semangat kerja guru
yang baik akan menyebabkan pekerjaan guru menjadi produktif
dan kemudian kualitas pendidikan akan meningkat.
b. Perilaku supervisi pendidikan kepalah sekolah. Menurut Clikman
(Ahmad, 2009:40) bahwa ada tiga orientasi supervisi, yaitu: non
directive, collaborative dan directive. Perilaku tersebut bercirikan
mulai dari keterlibatan guru yang lebih aktif dari pada
52
semangat kerja guru, artinya apabila guru dilibatkan secara aktif
dalam supervisi pendidikan, maka hal ini dapat meningkatkan
semangat kerja mereka. Sebaliknya apabila supervisor yang
dominan dan guru hanya diberi ruang gerak sedikit maka semangat
kerja mereka bisa melemah.
c. Kadar keterlibatan atau memperdayaan para guru dalam
pengambilan keputusan yang menentukan jalannya sekolah.
Menuru Nash (Ahmad, 2009:41) pengambialn keputusan yang
partisipatif yaitu pengambilan keputusan yang melibatkan guru
sepenuhnya. Sebab pengambilan keputusan yang partisipatif dapat
meningkatkan moral dan tanggung jawaban anggota dalam
pelaksanaan keputusan yang diambil.
d. Kondisi iklim organisasii, artinya menyenangkan atau tidak. Iklim
organisasi merupakan suatu impresi atau kesan seseorang yang
sulit dirumuskan secara tepat. Iklim sekolah yang baik, kondusif
dan penuh kekeluargaan akan membuat semangat kerja guru tinggi.
Oleh karena itu, para kepala sekolah diharapkan hendaknya dapat
menciptakan iklim organisasi sekolah yang baik, yang
menyenangkan agar meningkatkan semangat kerja guru.
4. Komponen-komponen Iklim Organiasi
Menurut Owens (Ahmad, 2009:177) ada beberapa komponen
53
o Keintiman antar individu.
o Pelibatan mereka dalam kegiatan dan pengambilan keputusan.
o Persepsi guru terhadap guru lain sebagai anggota kelompok.
o Kelancaran komunikasi antar anggota organisasi.
o Keterbukaan pada saat berhubungan dan bekerja sama (interaksi).
o Peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
o Beban tugas yang ada pada setiap guru.
o Perlakuan secara manusia antar sesama guru.
o Kesejawatan dan kesetiawanan antar semua unsur yang terlibat.
o Keakraban atau kehangatan.
o Penghargaan terhadap prestasi yang telah dicapai.
5. Mengukur Semangat Kerja guru
Menurut Ahmad Sonhadji (2009:45) pengukuran semangat
kerja guru dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik secara langsung
atau tidak. Secara langsung artinya pengukura semangat kerja guru
dilakukan secara langsung artinya pengukuran semangat kerja guru
dilakukan secara langsung terhadap para guru melalui wawancara
maupun angket. Sedangkan untuk mengukuran tidak langsung maka
dapat dilakukan melalui pengataman terhadap dampak dari semangat
kerja yang ada, antara lain yaitu: kerajinan, ketekunan, ketepatan
waktu, kegaiaran bekerja, tanggung jawab dan suasana batin yaitu
54