Pengaruh Frekuensi Dan Intensitas Komunikasi
Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru
(Studi Pada Guru MAN 3 Malang) SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi ( S-1 )
Disusun Oleh: Dwi Kartika Sari
(06220256)
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Dwi Kartika Sari NIM : 06220256 Konsentrasi : Publik Relations
Judul Skripsi : Pengaruh Frekuensi dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang) Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS
Pada hari : Sabtu
Tanggal : 22 Januari 2011
Tempat : Ruang Perpustakaan Kajur Mengesahkan,
Dekan FISIP UMM
DR.Wahyudi Winaryo, M.Si
Dewan Penguji :
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dwi Kartika Sari Tempat, tanggal lahir : Malang, 18 Juni 1987 Nomor Induk Mahasiswa : 06220256
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :
Pengaruh Frekuensi dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 09 Februari 2011 Yang menyatakan
P ERSEMBAHAN
Skr i ps i y ang s eder hana i ni kuper s embahkan pada kedua or ang t uaku t er ci nt a (M. Rodl i & Kar t ami) y ang t el ah mencur a hkan kas i h s ay ang,
dukunga nny a bai k s ecar a mor i l maupun mat er i i l ber s er t a mengor banan bel i au dal am s egal a kes uks es an dan doa- doany a y ang
s el al u mengi r i ngi ananda, s ehi ngga ana nda bi s a meny el es ai kan s kr i ps i i ni .
Kakak & adi kku y ang s el al u member i s emangat ny a kepada ananda unt uk s el al u s uks es .
Sahabat dan t emen- t emen t er ci nt a y ang t el ah menemani da n s al i ng member i mot i v as i , s ehi ngga s kr i ps i y ang s eder hana i ni s el es ai . Semoga
Al l ah s enant i a s a member i kan r ahmat & hi day ahny a kepada kal i an s emua.
M O TTO
Hidup adalah soal keberanian menghadapi tanda Tanya. Tanpa bisa mengerti. Tanpa bisa menawar. Terimalah dan Hadapilah.
_Soe Ho e-Gie_
Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Frekuensi Dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang)” yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat terbatas dan amat jauh dari kesempurnaan. Sehingga tanpa bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan selesai. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam merampungkan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya, kepada :
1. Bapak dan Ibu yang telah dengan sabar memberikan kasih sayang, dukungan dan perhatian baik secara moril maupun materil serta untaian doa yang telah beliau panjatkan khusus untukku. Mbak roy dan Adikku yanti, yang telah memberikan semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Frida Kusumastuti, S.Sos, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Abdullah Masmuh, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan dengan sabar penulis selama menyusun skripsi ini.
5. Bapak Zen Amirudin, S.Sos, Bapak Nurudin, S.Sos selaku dosen wali dan seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik penulis selama menempuh masa perkuliahan.
6. Bapak Drs. Imam Sujarwo, M.Pd. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang yang memberikan tempat untuk melakukan penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh dewan guru dan karyawan MAN 3 Malang yang telah bersedia meluangkan waktu serta arahan yang bermanfaat bagi karya akhir ini. 8. Untuk M. Zainurdi Anwar terima kasih atas waktunya yang mau
menemani penulis saat mengerjakan skripsi dan atas pelajaran yang telah mendewasakan penulis dalam menjalani hidup.
10.Anak-anak kost Muslima terutama Dwi, Fatq, Mbak jo terima kasih atas canda, keceriaan, motivasi dan pelajaran hidup yang kalian berikan kepada penulis.
11.Semua penulis buku serta berbagai karya yang telah dijadikan referensi oleh peneliti dalam menyusun skripsi ini dan telah memberikan informasi serta pengetahuan yang luas.
Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis ucapkan. Semoga bantuan dan doa yang telah diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh Allah SWT.
Suatu karya sederhana ini masih jauh dari kata sempurna, penulis memohon maaf atas keterbatasan yang dimiliki untuk dapat tampil sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT tak pernah lelah untuk memberikan petujuk di setiap langkah kita dalam berbuat kebajikan dan selalu memberikan lindungan-Nya. Amin.. Amin Yarobbal Alamin.
Wassalamualaikum wr,wb.
Malang, 9 Februari 2011
DAFTAR ISI
4. Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial….………...……....15
5. Pengertian Komunikasi Organisasi……….…...…20
6. Elemen Organisasi……….…….22
7. Penggolongan Komunikasi Dalam Organisasi………...25
8. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi………..……..33
9. Pendekatan Komunikasi Organisasi……….………..34
10.Efek dan Efektifitas Komunikasi………...……….……...40
B. Semangat Kerja...45
1. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Semangat Kerja………...…46
2. Semangat Kerja Guru………...49
3. Faktor-faktor Pembentuk Semangat Kerja Guru….…………..….51
4. Komponen-komponen Iklim Organisasi………...…52
B. Tempat dan Waktu Penelitian……….…..61
C. Populasi dan Sampel………....….61
E. Sumber Data………...….62
F. Teknik Pengumpulan Data………...………....63
a. Kuesioner……….………...…………....63
b. Dokumentasi………...64
G. Teknik Analisis Data ...64
i. Uji KOefisien Korelasi….……….……….….65
ii. Uji Hipotesa………..………..69
H. Uji Instrument Penelitian...69
a. Validitas Instrumen………...….69
b. Reliabilitas Instrumen………..…...…70
BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah MAN 3 Malang……….72
1. Sejarah Singkat MAN 3 Malang...72
2. Karakteristik Umum MAN 3 Malang……….………....…....74
3. Mandat, Nilai Keunggulan, Visi, Misi dan Tujuan………...75
4. Keadaan Siswa MAN 3 Malang………...78
5. Struktur Organisasi………...79
6. Sarana dan Prasarana MAN 3 Malang………..……..79
7. Unit Perpustakaan MAN 3 Malang……….……...81
B. Guru Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang...82
a. Keadaan Guru MAN 3 Malang……….…….82
b. Tugas Umum Guru MAN 3 Malang……….……..84
c. Bidang Kurikulum MAN 3 Malang……….…...90
d. Bidang Kesiswaan MAN 3 Malang……….…...92
e. Unit Bimbingan Konseling MAN 3 Malang……….…..93
f. Larangan dan Sanksi Guru……….94
BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.... ...97
B. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………....99
C. Uji Validitas dan Reliabilitas………99
C.1. Deskripsi hasil uji Validitas………99
C.2. Deskripsi hasil uji Reliabilitas………..……103
D. Deskripsi Temuan Data...104
D.1 Variabel Komunikasi (X)………..…104
D.1.1 Frekwensi Komunikasi Dikalangan Guru………..104
D.1.2 Intensitas Komunikasi Dikalangan Guru...114
D.2 Variabel Semangat Kerja Guru (Y)………..123
D.2.1 Percaya Diri Dalam Menjalankan Suatu Pekerjaan…………...124
D.2.3 Senantiasa Teguh Dan Ulet Dalam Bekerja………...131
D.2.4 Selalu Melakukan Pekerjaan Dengan Perasaan Senang Dan Antuias………..135
E. Analisis Data………..138
E.1. Analisis Koefisien Korelasi………...138
E.2 Uji Hipotesis………...…143
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...144
B. Saran ...145
B.1 Saran Akademis ...146
B.2 Saran Praktis…….. ...146
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pembagian Tugas Guru Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang….……...89 Tabel 2.2 Data Kualifikasi Bidang Kurikulum dan pendidikan guru Madrasah
Aliyah Negeri 3 Malang……….….…91 Tabel 2.3 Data Kualifikasi Bidang Kesiswaan dan pendidikan guru Madrasah
Aliyah Negeri 3 Malang……….……….………93 Tabel 2.4 Data Kualifikasi Unit Bimbingan Konseling dan pendidikan guru
Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang………..………..….…94 Table 3.1 Tingkat Pendidikan Guru……….……….98 Table 3.2 Data Jenis Kelamin………99 Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Frekuensi Komunikasi Organisasi (X )……...100 Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Intensitas Komunikasi Organisasi (X )...…....101 Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Semangat Kerja (Y)………...……102 Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Variabel Frekuensi Komunikasi Organisasi (X )…..103 Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Variabel Intensitas Komunikasi Organisasi (X )…..103 Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Variabel Semangat Kerja (Y)………...103 Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Seluruh Variabel………..104 Tabel 3.10 Pengalaman responden berkomunikasi mengenai pekerjaan dengan
sesama guru………105 Tabel 3.11 Pengalaman Responden Menerima Kritikan Dari Sesama Guru…..105 Table 3.12 Pengalaman responden meminta saran tentang pekerjaan dari sesama
guru………106 Tabel 3.13 Pengalaman responden yang membutuhkan petunjuk tentang
pekerjaan………106 Tabel 3.14 Klasifikasi frekwensi memberi petunjuk, kritik positif, saran dan
informasi kepada sesama guru...107 Tabel 3.15 Pengalaman responden memberi semangat kepada sesama guru dalam mengerjakan tugasnya………108 Tabel 3.16 Pengalaman responden menyampaikan pendapat pada saat rapat
dengan sesama guru………...…109 Table 3.17 Pengalaman responden bertanya pada sesama guru tentang informasi
pekerjaan………...….109 Tabel 3.18 Pengalaman responden melakukan pendekatan dengan sesama
guru…………..………..110 Tabel 3.19 Klasifikasi frekwensi kedekatan, memberi semangat, menyampaikan
Tabel 3.21 Pengalaman responden mengingatkan kesalahan yang dilakukan oleh sesama guru………..…….……….112 Tabel 3.22 Klasifikasi frekwensi memberi teguran atau peringatan kepada sesama guru...113 Tabel 3.23 Pengalaman responden mendengarkan keluhan yang dikatakan oleh
sesama guru………...……….114 Tabel 3.24 Pengalaman responden memberi bantuan kepada guru yang memiliki
masalah………..115 Tabel 3.25 Pengalaman responden mendengarkan pendapat walaupun berbeda
dari sesama guru………115 Table 3.26 Klasifikasi Intensitas mendengarkan dengan serius pendapat, keluhan, masalah yang dihadapi oleh sesama guru...116 Tabel 3.27 Pengalaman responden meminta bimbingan kepada sesama guru
tentang pekerjan yang tidak dimengerti...117 Tabel 3.28 Pengalaman responden memberi nasehat terhadap masalah yang
dihadapi oleh sesama guru……….117 Tabel 3.29 Klasifikasi Intensitas memberi bimbingan atau nasehat dengan penuh
perhatian...118 Tabel 3.30 Pengalaman responden memberi saran kepada sesama guru tentang
pekerjaan………...119 Tabel 3.31 Pengalaman responden memberi kritikan pada guru yang kurang
bersemangat………119 Tabel 3.32 Klasifikasi Intensitas memberi saran dan kritikan yang positif dengan
sungguh-sungguh...120 Tabel 3.33 Pengalaman responden menghargai hasil kerja yang dilakukan oleh
guru……….………..121 Tabel 3.34 Pengalaman responden memberi dukungan kepada sesama guru dalam
melaksanakan tugas………...121 Tabel 3.35 Pengalaman responden yang menghormati masukan tentang diri dan
pekerjaannya dari sesama guru………..…….…...122 Tabel 3.36 Klasifikasi Intensitas memberi dukungan dan menghargai pekerjaan
sesama guru………122 Tabel 3.37 Pengakuan responden yang percaya diri dalam menjalankan
pekerjaan………124 Tabel 3.38 Pengakuan responden yang percaya diri dalam menjalankan
pekerjaan………124 Tabel 3.39 Pengakuan responden sebagai orang yang ragu dalam mengerjakan
pekerjaan………....125 Tabel 3.40 Pengakuan responden yang pernah merasa ragu dalam
mengajar………126 Tabel 3.41 Pengakuan responden yang merasa bahwa hasil pekerjaan
Tabel 3.43 Pengakuan responden sebagai tipe orang yang tidak suka membuang
waktu dalam bekerja...128
Tabel 3.44 Pengakuan responden yang mengerjakan pekerjaan tepat waktu...128
Tabel 3.45 Pengakuan responden yang tidak suka menunda waktu dalam mengerjakan pekerjaan...129
Tabel 3.46 Pengakuan responden yang suka menunda dalam menyelesaikan tugas...129
Tabel 3.47 Pengakuan responden yang pernah terlambat dalam mengajar...130
Tabel 3.48 Klasifikasi Tidak suka membuang waktu………130
Tabel 3.49 Pengakuan responden yang berusaha mencapai target yang diinginkan sekolah...131
Tabel 3.50 Pengakuan responden yang bersungguh-sungguh dalam mengajar...132
Tabel 3.51 Pengakuan responden yang tidak mempunyai target dalam bekerja...132
Tabel 3.52 Pengakuan responden yang menyelesaikan pekerjaan walaupun berat...133
Tabel 3.53 Pengakuan responden sebagai orang yang teguh pada kewajiban...133
Tabel 3.54 Klasifikasi Senantiasa teguh dan ulet dalam bekerja………...134
Tabel 3.55 Pengakuan responden yang senang menjalankan pekerjaan guru...135
Tabel 3.56 Pengakuan responden yang merasa senang setiap berangkat kerja...135
Tabel 3.57 Pengakuan responden yang merasa terpaksa dalam menjalankan tugasnya...136
Tabel 3.58 Pengakuan responden yang selalu antusias dalam bekerja...136
Tabel 3.59 Pengakuan responden yang senang saat mengajar...137
Tabel 3.60 Klasifikasi senantiasa teguh dan ulet dalam bekerja……….137
Tabel: 3.61 Koefisien Korelasi………140
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Masmuh. 2008. Komunikasi Organisasi: Teori dan Praktek. Malang:UMM Press
Ahmad Sonhadji. 2009. Membangun Semangat Kerja Guru. Yogyakarta: LaksBang Pressindo
Alfred R. Lateiner. Terjemahan ImamSoedjono. 1985. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Aksara Baru
Arni Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. Jakarta: Rineke Cipta
A. W. Widjaja. 1988. Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi. Jakarta: Bina aksara Dedi Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia: Kuliah Dasar. Edisi ke lima. Penerjemah. Agus Maulana. Jakarta: Professional Book
Hafied Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Onong Efendi. 2000. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS
Riyono Pratikto. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Masri Singarimbun. 1986. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES Moekijat. 1989. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta
. 2005. Human Communication Konteks-Konteks Komuniksi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Tri Dayakisni dan Hudaniah. 2001. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press
Non Buku
www.man3malang.ac.id (diakses 22 Mei 2010,10.00)
http://www.antaranews.com/berita/1273837392/kalla-kerusuhan-mbah-priok-karena-kesalahan-komunikasi (diakses 23 Agustus 2010, 06.00)
http://bandung.detik.com › News Bandung (diakses 24 Agustus 2010, 13.31) http://pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=43156
(diakses 10 Desember 2010)
http://www.pdf-finder.com/PENGARUH-PROFESIONALISME-DAN-GAJI-TERHADAP-SEMANGAT-KERJA-GURU.html. (diakses 10 Desember 2010)
Skripsi:
Runie Handarini. 2005. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Di Pamekasan Madura. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammdiyah Malang
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan dasar dari interaksi sesama manusia.
Tanpa komunikasi baik interaksi antar individu, kelompok, maupun
organisasi tidak akan terjadi. Pada dasarnya komunikasi ini betujuan untuk
menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak
sosial dengan orang sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk
merasa berpikir atau berperilaku seperti yang kita lakukan (Mulyana,
2005:4). Disadari atau tidak komunikasi telah menjadi bagian dalam
kehidupan sehari-hari. Dimulai dari komunikasi yang ditanamkan pada
lingkungan keluarga, sekolah, kerja ataupun lingkungan yang lain.
Sebagai mahluk sosial manusia selalu membutuhkan dan
senantiasa berusaha membuka serta menjalin hubungan (pergaulan)
dengan sesamanya. Hal ini bisa dilihat dari hubungan dengan keluarga,
lingkungan tetangga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial dan lain-lain.
Interaksi yang baik antar individu dalam suatu organisasi atau perusahaan
merupakan suatu dasar tercipatanya hubungan dan kerja sama yang baik.
Untuk menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik maka dibutuhkan
2
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang
komunikator kepada komunikan. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap
individu untuk berinteraksi dengan individu lain. Dalam sebuah
perusahaan atau organisasi peranan manusia sangat penting. Dengan
adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka tujuan dari
perusahaan atau organisasi tersebut akan tercapai.
Namun untuk meningkatkan sumber daya manusia dibutuhkan
sebuah motivasi (dorongan) dari setiap individu untuk bekerja secara lebih
bersemangat. Untuk menggerakkan semangat individu dalam bekerja
maka dibutuhkan sebuah interaksi yang baik antar individu untuk
menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik pula. Untuk menciptakan
hubungan yang baik maka dibutuhkan komunikasi yang baik antar semua
unsur yang ada dalam organisasi atau perusahaan.
Komunikasi yang baik akan menimbulkan kenyamanan dan saling
pengertian dalam segala hal. Namun komunikasi sering kali dilupakan dan
dianggap mudah dilakukan oleh beberapa individu. Pada kenyataannya
bahwa komunikasi sangat susah dilakukan dan tidak mudah seperti
membalikkan telapak tangan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya konflik
yang terjadi karena tidak adanya komunikasi yang baik. Contohnya seperti
peristiwa penggusuran makam mbah priok oleh gubernur DKI Jakarta.
Peristiwa ini terjadi karena adanya kesalahan komunikasi dan sosialisasi
antara pemerintah DKI Jakarta dan warga sekitar makam. Sebenarnya
3
supaya tetap terpelihara. Tetapi karena tidak adanya komunikasi dalam
memberian informasi dan sosialisasi yang baik antara pemerintah, aparat
kepolisian, satpol pp dan masyarakat maka terjadilah bentrokan yang
mengakibatkan kerugian materiil, puluhan orang luka-luka dan meninggal
dunia. Menurut Jusuf Kalla Dalam kasus ini seharusnya pihak pemerintah
melakukan komunikasi dan sosialisasi dengan warga sekitar supaya tidak
ada kesalah pahaman. Peran komunikasi dalam kasus ini sangat penting
yaitu sebagai informasi tentang suatu kebijakan yang berhubungan
dengan masyarakat agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas
terhadap kondisi lingkungan dan individu lain, sehingga dapat mengambil
keputusan yang tepat.
(
http://www.antaranews.com/berita/1273837392/kalla-kerusuhan-mbah-priok-karena-kesalahan-komunikasi)
Contoh yang lainnya yaitu demo yang dilakukan oleh 5 ribu buruh
PT. Metro Garmin dijalan Mochamad Toha. Para buruh melakukan demo
karena mereka diliburkan oleh pabrik secara sepihak tanpa adanya
pemberitahuan terlebih dahulu oleh pimpinan. Hal ini terjadi pada saat
adanya seseorang yang mengaku sebagai pimpinan baru dan meliburkan
para buruh tanpa ada kordinasi dan komunikasi terlebih dahulu. Para
buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya apakah mereka di PHK atau
hanya diliburkan sementara. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya
4
Aksi demo yang dilakukan oleh buruh PT. Metro Garmin ini
dilakukan sejak jam 6.00 dan berakhir jam 10.00. Walaupun sempat
terhalang oleh aparat polisi yang menjaga pintu pabrik akhinya para buruh
berhasil menghancurkan pabrik dan alat perkantoran. permasalahan ini
terjadi karena adanya perselisihan yang terjadi antar para pemegang saham
yang membuat nasib para karyawannya tidak jelas
(http://bandung.detik.com › News Bandung).
Jadi dalam hal ini komunikasi sangat penting sekali. Apalagi dalam
lingkungan kerja. Komunikasi digunakan untuk berinteraksi dengan
sesama individu yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.
Dimana interaksi ini dilakukan untuk menciptakan hubungan kerja yang
nyaman. Sehingga dapat menimbulkan semangat dalam bekerja untuk
meningkatkan kualitas dan prestasi kerja.
Semangat kerja sering kali diartikan sebagai sikap individu atau
sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk bekerja sama agar
dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. Semangat kerja
mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan
organisasi, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian semangat kerja
merupakan suatu keadaan yang harus selalu diperhatikan dalam
5
Banyak sekali akibat yang merugikan organisasi karena disebabkan
karyawannya tidak memiliki sernangat kerja yang tinggi. Akibat ini dapat
terjadi dalam berbagai bentuk tindakan atau perbuatan yang merugikan
perusahaan, sebagai contoh adalah pemogokan kerja, kecelakaan kerja,
kelalaian kerja dan tidak disiplin kerja. Semangat kerja yang dimiliki oleh
individu dalam bekerja bisa terjadi karena adanya komunikasi yang baik
diantar para individu. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa setiap individu
membutuhkan interaksi dan berhubungan dengan orang lain.
Dengan banyaknya komunikasi yang dilakukan maka dapat
menciptakan semangat individu dalam bekerja. Menurut Yullidya (2001)
dalam Runie (2005) bahwa dalam perusahaan atau organisasi komunikasi
yang efektif mempengaruhi adanya produktivitas kerja karyawan. Dengan
komunikasi yang efektif maka karyawan dengan cepat dan tepat
mengartikan maksud tentang apa yang diinginkan oleh individu lain.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak di jumpai individu yang
kurang semangat dalam berkerja. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya yaitu kurangnya perhatian antar individu untuk saling
berbagi informasi mengenai lingkungan kerjanya. Semangat kerja dapat
terjadi apabila kebutuhan yang diinginkan oleh individu tercapai salah
satunya yaitu kebutuhan akan informasi mengenai lingkungan kerja.
Individu dapat lebih respon dan bekerjasama dengan informasi yang
dimilikinya. Individu dapat lebih tanggap ketika lingkungannya
6
informasi untuk mencapai tujuan yang diingkannya. Informasi selalu di
ikuti oleh proses komunikasi yaitu berbagi informasi antara dua orang atau
lebih dan adanya proses pemahaman serta berbagi makna.
Begitupun juga dengan seorang guru. Guru merupakan ujung
tombak yang melakukan proses pembelajaran disekolah. Sehingga kualitas
pendidikan dan lulusan sekolah sering kali tergantung pada peran seorang
guru dalam pengelolaan komponen-komponen pengajaran yang digunakan
dalam proses belajar mengajar, yang menjadi tanggung jawab sekolah.
Apabila seorang guru yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan
prestasi siswa tidak mempunyai semangat dalam proses belajar mengajar
maka banyak prestasi siswa yang turun dan kualitas pendidikan akan
menurun. Semangat guru dalam proses belajar mengajar bisa timbul
apabila ada perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang
diberikan kepala sekolah, serta komunikasi yang lancar antara guru dan
kepala sekolah dan guru dengan guru.
Dengan adanya komunikasi yang lancar antar semua unsur yang
terlibat maka dengan begitu individu tersebut merasa diperhatikan dan
dihargai keberadaannya. Sehingga hal ini akan membuat individu
melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang
professional. Seperti yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang
tenaga kependidikan disebutkan dalam pasal 39(2) bahwa pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
7
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada perguruan
tinggi
Menurut Uzer Usman guru professional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga dia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Seorang guru yang profesional sangat berperan
dalam mencetak generasi bangga yang baik dan juga kualitas pendidikan
yang unggul. Perwujudan tersebut tercermin dalam keunggulannya dalam
mengajar, hubungan dengan siswa, hubungan dengan sesama guru dan
hubungan dengan pihak lain. (
http://www.pdf-finder.com/PENGARUH-
PROFESIONALISME-DAN-GAJI-TERHADAP-SEMANGAT-KERJA-GURU.html).
Pada saat ini banyak sekali sekolah-sekolah, baik negeri maupun
swasta yang menawarkan kualitas dan pelayanan terbaik untuk para siswa.
Hal ini dilakukan supaya banyak anak-anak yang berminat masuk
kesekolah tersebut. Tidak hanya sekolah swasta yang menawarkan
pendidikan yang berlandaskan agama islam, tetapi sekolah negeripun ada
yang menawarkan pendidikan yang berlandaskan agama islam. Salah
satunya yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Malang yang merupakan
sekolah negeri tetapi berlandaskan agama islam.
MAN 3 Malang merupakan sekolah menengah setara SMU yang
8
Malang ini telah ditetapkan sebagai salah satu dari beberapa MAN
unggulan di Indonesia. Madrasah unggulan ini secara berkesinambungan
terus berpacu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan
pendidikan. Sehingga saat ini telah menjadi salah satu sekolah yang favorit
di kota Malang.
Hal ini tampak melalui berbagai prestasi yang telah dicapai oleh
MAN 3 Malang baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, grafik prestasi MAN 3 Malang
baik akademik maupun non akademik terus meningkat. Dalam bidang
akademik, tahun 2004/2005 lalu sekitar 75 persen alumninya berhasil
diterima dibeberapa Perguruan Tinggi Negeri Favorit di Indonesia. Selain
itu, dalam bidang non akademik pun selama ini MAN 3 Malang telah
menunjukkan prestasi yang luar biasa. Sukses MAN 3 Malang ini bukan
saja di tentukan kualitas siswanya, tetapi keberhasilan MAN 3 Malang
diperoleh melalui proses pembelajaran yang tidak lepas dari peran
pendidik yang giat mengadakan work shop, seminar dan
pelatihan-pelatihan. Sekolah dengan penataan lingkungan penuh warna islami dan
asri ini telah pula berhasil mengembangkan PSBB (Pusat Sumber Belajar
Bersama) yang merupakan tempat yang multifungsi yaitu untuk seminar
atau pelatihan, penginapan dan kegiatan belajar mengajar. Selain itu
terdapat beberapa fasilitas penunjang yang lengkap seperti laboratorium,
perpus, internet center, kebun tanaman obat dan lain sebagainya
9
Untuk menjadikan sekolah favorit pastilah ada sebuah komitmen
dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat sehingga
sekolahnya tetap dikenal dan diterima oleh masyarakat dan untuk
menjalankan aktivitas tersebut pasti dibutuhkan komunikasi agar tercipta
hubungan dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat dalam
organisasi tersebut. Kondisi inilah yang menjadi alasan penulis untuk
melakukan penelitian di MAN 3 Malang khususnya dalam hal komunikasi
yang berlangsung dan kaitannya dengan semangat kerja yang dimiliki oleh
para guru. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa semangat kerja yang tinggi
dapat mempengaruhi proses berlangsungnya komunikasi dikalangan guru.
B. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap
semangat kerja guru MAN 3 Malang?
2. Adakah pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap
semangat kerja guru MAN 3 Malang?
3. Adakah pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi
terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasar pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi
10
2. Untuk mengetahui pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi
terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi
organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis:
a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi
penelitian lebih lanjut, khususnya, yang berhubungan dengan
pengaruh frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi terhadap
semangat kerja guru.
b) Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan sumbangan pada
kajian ilmu komunikasi, terutama kajian yang berkaitan dengan
komunikasi organisasi dan semangat kerja.
2. Manfaat Praktis:
Hasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
atau masukan kepala sekolah untuk lebih memperhatikan bagaimana
meningkatkan semangat kerja guru supaya merasa nyaman dan lebih
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang
pengajar. Selain itu bisa juga digunakan sebagai bahan evaluasi
terhadap interaksi yang berkaitan dengan frekwensi dan intensitas
komunikasi dikalangan guru dalam organisasi (sekolah). Apakah
komunikasi tersebut sudah berjalan dengan baik sehingga dapat
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. KOMUNIKASI
1. Pengertian Komunikasi
Menurut Efendi (2000:28) komunikasi merupakan proses
pernyataan pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
Sedangkan menurut Arni (2005:4) komunikasi adalah
pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan
si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.
Selanjutnya Schramm mengartikan komunikasi sebagai
pertukaran informasi yang bertujuan mencari kesamaan makna
diantara para peserta komunikasi (Praktikto, 1987:17).
Komunikasi menurut Harold Lasswell adalah dengan cara
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut who says what (siapa
mengatakan apa) in which channel (dengan saluran apa) to whom
(kepada siapa) with what effect (dengan pengaruh bagaimana)
(Mulyana, 2005:62).
Jadi yang dimaksud komunikasi adalah proses penyampaian
pesan atau informasi oleh seorang komunikator kepada komunikan
baik secara verbal maupun non verbal melalui media dengan maksud
untuk mengubah perilaku dan mencari kesamaan makna diantara
12
2. Komponen Komunikasi
Menurut Pratikto (1987:22) ada beberapa komponen
komunikasi yang paling pokok adalah:
a. Komunikator, adalah individu atau orang yang mengirim
pesan-pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si
pengirim pesan (Arni, 2005:17).
b. Komunikan, yaitu orang yang menerima, menganalisis,
menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya (Arni, 2005:18).
c. Pesan, berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang sudah
dituangkan dalam bentuk dan melalui lambang komunikasi
kemudian diteruskan kepada individu lain atau komunikan. Pesan
bisa disampaikan dalam bentuk verbal maupun non verbal.
d. Media, merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang
dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan
dikomunikasikan. Pada saat berkomunikasi setiap individu
membutuhkan sebuah media sebagai penyalur pesan. Dalam
berkomunikasi jarang sekali individu hanya menggunakan satu
media atau saluran. Mereka biasanya menggunakan lebih dari satu
saluran yang berbeda secara simultan.
e. Umpan balik, adalah informasi yang dikirim balik ke sumbernya
(Devito, 1997:28). Umpan balik dapat berasal dari diri individu
sendiri atau dari individu lain. Umpan balik yang berasal dari diri
13
individu lain pada saat bersamaan si komunikator mendengar apa
yang dikatakan kepada komunikan. Sedangkan umpan balik dari
individu lain saat si komunikan memberikan respon terhadap pesan
yang ada.
f. Gangguan, gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan.
gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan
sumber dalam penyampaikan pesan (Devito, 1997:28). Ada
beberapa macam ganguan dalam komunikasi yaitu gangguan fisik
(adanya orang yang berbicara pada saat penyampaian pesan),
gangguan psikologi (individu yang tidak bisa menerima pesan yang
disampaikan karena berbeda dengan pemahaman komunikan),
gangguan semantik (kesalah pahaman komunikan dalam penafsiran
makna dari pesan yang disampaikan)
g. Efek, komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu
atau lebih individu yang terlibat dalam tindakan komunikasi
(Devito, 1997:29). Pada setiap tindak komunikasi selalu ada
konsekuensi.
3. Fungsi Komunikasi
Menurut Widjaja (1988:60) dalam arti yang lebih luas
komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai pertukaran pesan dan berita
tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta dan ide. Maka fungsi komunikasi dalam sistem
14 a. Informasi
Komunikasi berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan,
pemproses dan penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini
dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi
secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan individu lain,
sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi
Komunikasi sebagai sumber penyedia ilmu pengetahuan
yang memungkinkan individu bersikap dan bertindak sebagai
anggota masyarakat yang efektif, sehingga individu sadar akan
fungsi sosialnya dan bisa aktif dalam lingkungan masyarakat.
c. Motivasi
Menjelaskan tujuan jangka pendek maupun panjang setiap
masyrakat yang bisa mendorong individu untuk menentukan
pilihan dan keinginannya berdasarkan keinginan bersama yang
akan di capai.
d. Perdebatan dan Diskusi
Yaitu untuk saling tukar menukar fakta yang diperlukan
untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan
pendapat mengenai masalah publik dengan menyediakan
bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum
supaya masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang
15 e. Pendidikan
Untuk menggali ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.
f. Memajukan Kehidupan
Yaitu dengan penyebaran hasil kebudayaan dan seni untuk
melestarikan warisan masa lalu dengan memperluas wawasan
individu, membangun imajinasi, mendorong kreativitas dan
kebutuhan estetikanya.
g. Hiburan
Penyebaran sinyal, symbol, suara dan image dari drama,
tari kesenian, kesusastraan, musik, olah raga merupakan
kesenangan individu dan kelompok.
h. Integrasi
Adalah menyediakan bagi kelompok setiap bangsa dan
individu untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan
agar mereka dapat saling kenal, mengerti dan menghargai kondisi,
pandangan dan keinginan individu lain.
4. Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial
a. Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi sebagai interaksi disetarakan dengan
komunikasi sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya
16
menyampaikan pesan baik berupa verbal maupun non verbal
kemudian direspon oleh komunikan baik berupa lisan atau
isyarat tubuh, kemudian di komunikator merespon lemabali
dan hal ini berlangsung selama komunikasi berlangsung.
Dalam komunikasi ini antara komunikator dan komunikan
mempunyai fungsi dan peran yang berbeda.
Dalam komunikasi ini komponen atau unsur yang
penting adalah umpan balik (feed back) yakni apa yang
disampaikan oleh komunikan kepada komunikator, dimana
pesan tersebut digunakan sebagai petunjuk mengenai
efektivitas terhadap pesan yang disampaikan sebelunmya.
Suatu pesan dapat dikatakan sebagai umpan balik apabila yang
disampaikan merupakan respon terhadap pesan pengirim dan
dapat mempengaruhi perilaku komunikator (pengirim). Umpan
balik dapat berasal dari saluran komunikasi atau dari
lingkungan yang digunakan oleh komunikator.
b. Komunikasi sosial
Komunikasi sosial ini mengisyarakat bahwa komunikasi
itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagian dan
untuk terhindar dari tekanan dan ketegangan. (Mulyana,
2005:5). Melalui komunikasi individu bisa berhubungan dan
17
individu dapat membangun kerangka rujukan dan
mengunakannya sebagai panduan untuk menafsirka situasi
yang dihadapi.
Komunikasi juga berguna untuk menerapkan
strategi-strategi adaptasi untuk mengatasi problematik yang dimasuki
oleh individu. Seseorang yang tidak memasuki komunikasi
untuk berinteraksi dengan individu lain maka individu tersebut
tidaka akan bisa beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini
terbukti dengan ditemukannya Victor, manusia liar asal
Aveyron yang dibesarkan oleh seekor serigala yang hidup
akhir abad ke-18. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari
seperti makan, minum, berperilaku dan berkomunikasi Victor
meniru gaya hidup serigala. Tapi sayang Victor akhirnya
meninggal muda setelah ditemunakan oleh manusia yang
beradab dan dicoba untuk menjadi manusia normal seperti
kebanyakan individu lain.
c. Komunikasi sebagai interaksi sosial
Komunikasi merupakan dasar dari interaksi antar
individu, dimana komunikasi itu digunakan sebagai alat untuk
membangun suatu hubungan sosial yang baik diantara ke
duanya. Tidak ada individu yang tidak membutuhkan
komunikasi. Apalagi sebagai mahkluk sosial, mereka
18
lingkuangan sosial karena setiap individu pasti membutuhkan
individu lain dalam memenuhi kebutuhannya.
Selain itu komunikasi juga diguanakan oleh individu
untuk beradaptasi dalam interaksi dilingkuan sosialnya supaya
tidak ada salah paham diantara mereka. Dalam menjalin
hubungan dengan lingkuannya setiap individu harus
memperhatikan aturan dan batasan yang ada dimasyarakat.
Menurut Stewart dan Sylvia (2005:3) ada beberapa atuaran
yang berlaku dalam masyarakat yang harus diperhatikan dalam
menjalin hubungan sosial, diantaranya yaitu:
1. Norma
Adalah aturan, implisit maupun eksplisit mengenai
perilaku. Dari aturan-aturan ini diharapkan supaya tahu
bagaimana individu akan bersikap. Seperti halnya pada
saat individu bertemu pertama kali dengan individu lain
maka harus mengikuti norma-norma yang berlaku dalam
berkomunikasi dengan lain yaitu bagaiman memulai dan
mengakhiri pembicaraan, bagaiman cara memandang
seseorang pada saat berkomunikasi dan bagaimana
mengawali dan mengakhiri suatu pertemuan.
Norma-norma muncul dalam beberapa tingkat sosial
dan sering kali dialihkan dari satu hubungan ke hubungan
19
selalu sama. Penting untuk disadari bahwa persetujuan
normatif harus dan diubah mengikuti perubahan
orang-orang yang membuatnya. Beberapa perjanjian sebenarnya
menetapkan kondisi untuk merundingkan istialah baru
atau memperbaruhi istilah yang lama.
Dengan demikian norma merupakan suatu petunjuk
yang membatasi dan mengarahkan perilaku. Individu
menerima norma-norma itu karena norma-norma tersebut
memberi kesempatan kepada individu untuk menetapkan
prosedur operasi yang baku dan aturan yang dasar yang
membuat perilaku orang lain lebih mudah di perkirakan
dan mengurangi kebutuhan untuk mengkomunikasikan
perilaku tersebut. Menurut Tribaut dan Kelley (Stewart
dan Sylvia, 2005:3) bahwa norma-norma efektif dapat
mengurangi risiko interaksi dan menghilangkan kegiatan
yang kurang menyenangkan dalam suatu hubungan.
2. Peranan
Peranan merupakan seperangkat norma yang
berlaku bagi subkelas tertentu dalam masyarakat.
Contohnnya seperti Nancy dia dilukiskan sebagai gadis
muda, seorang teman, seorang mitra, seorang pembeli dan
seorang istri. Dalam mengangsumsikan perana-peranan itu
20
otomatis juga individu tidak perlu mengorbankan
individualismenya.
Dalam banyak situasi peranan yang diharapkan dan
yang dimainkan seseorang bisa sangat berbeda. Seperti
halny orang tua yang diharapkan dapat menenuhi
kebutuhan anaknya. Akan tetapi peranan yang dimainkan
orang tua pada kenyataannya bisa sangat berbeda. Bahkan
tanpa disadari bisa terjadi perubahan peranan menjadi
sebaliknya. Tanpa diminta kita semua memainkan suatu
peranan. Apabila individu memainkan suatu peranan
dengan intensitas tertentu maka individu tersebut
berkomunikasi melalui peranan tersebut, dimana individu
tersebut memerankan peranan tertentu.
5. Pengertian Komunikasi Organisasi
Menurut Redding dan Sanbon (Abdullah Masmuh, 2008:5)
komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini
adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi donward atau komunikasi dari atasan kepada
bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan dan komunikasi
dari orang-orang yang sama level/ tingkatnya dalam organisasi.
Sedangkan menurut Zelko dan Dance (Arni Muhammad,
21
tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi
eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu
sendiri, seperti komunikasi atasan ke bawahan, bawahan keatasan dan
komunikasi antar karyawan. Sedangkan komuniaksi eksternal yaitu
komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya.
Selanjutnya komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito
(Abdullah Masmuh, 2008:6) merupakan pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan dalam organisasi formal maupun informal. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi pada organisasi yang berisi tentang cara-cara
kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi. Sedangkan komunikasi informal
adalah komunikasi yang disetujui secara sosial yang berorientasi pada
para anggotanya secara individual.
Katz dan Kahn (Arni Muhammad, 2005:65) mengatakan bahwa
komunikasi organisasi adalah arus informasi, pertukaran informasi,
dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.
Jadi komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
informasi dalam suatu organisasi yang kompleks yang terdiri dari
komunikasi internal yaitu komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu
sendiri dan di setujui oleh para anggota organisasi yang berisi tentang
22
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi dan komunikasi
eksternal komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya.
6. Elemen Organisasi
Menurut Arni (2005: 25) bahwa ada beberapa elemen dasar
dari organisasi yang saling keterkaitan satu dengan yang lain, yaitu
sebagai berikut:
a. Struktur Sosial
Struktru sosial adalah pola atau aspek aturan
hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu
organisasi. Menurut Davis (Arni, 2005: 26) bahwa struktur
sosial dapat dipisah menjadi dua komponen yaitu struktur
normatif dan struktur tingkah laku.
Struktur normatif mencakup nilai, norma dan
peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang
digunakan dalam memilih tujuan dari tingkah laku. Norma
adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan.
Sedangkan peranan digunakan sebagai standar penilaian
tingkah laku karyawan yang sesuai dengan posisinya.
Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku.
Komponen ini berfokus pada tingkah laku bukan pada
bagaimana melakukan tingkah laku itu sendiri. Tingkah
23
merupakan jaringan atau pola tingkah laku. Seperti siapa
orang yang mempengaruhi orang lain atau siapa orang yang
suka mengasingkan diri dari orang lain.
b. Partisipan
Partisipan organisasi adalah individu-individu yang
memberikan kontribusi kepada organisasi. Seperti seorang
karyawan dalam perusahaan merupakan anggota organisasi
dalam perusahaanya, anggota dari perkumpulan agamanya,
anggota dari perkumpulan masyarakat dan lainnya.
Tingkat keterampilan yang dibawa partisipan
kedalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Sehingga
susunan struktural dalam organisasi harusnya dirancang
untuk menyesuaikan dengan tingkat keterampilan
anggotanya.
c. Tujuan
Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat
diperlukan dalam memahami organisasi. Banyak orang
mempertanyakan apakah tujuan membentuk suatu fungsi
dari pada membenarkan tindakan yang lalu. Tetapi ahli
tingkah laku menjelaskan bahwa individulah yang
mempunyai tujuan bukan organisasi.
Tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk
24
suatu konsepsi akhir yang di ingini atau kondisi yang
partisipan usahakan mempengaruhinya melalui penampilan
aktivitas tugas-tugas mereka.
d. Teknologi
Penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin
dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan.
Semua organisasi mempunyai teknologi, tetapi bervariasi
dalam teknik untuk kemajuan dalam memproduksi hasil
yang diinginkan. Beberpa organisasi memproses materi
input atau masukan dan membangun perlengkapan
perangkat keras dan ada juga organisasi yang memproses
orang yang hasil produksinya adalah individu-individu
yang berpengetahuan dan terampil.
e. Lingkungan
Setiap organisasi harus bisa beradaptasi dengan
budaya dan lingkungan sosial yang ditempati. Tidak ada
organisasi yang sangkup mencukupi kepentingan dirinya
sendiri. Semua tergantung pada lingkungan untuk dapat
terus hidup. Sangat sedikit organisasi yang mengira bahwa
mereka bertanggung jawab penuh terhadap sosialisasi dan
latihan partisipan karyawan.
Karyawan merupakan individu yang datang ke
25
sosial yang mereka peroleh dari interaksi dalam lingkungan
sosial yang lain. Hambatan suatu organisasi bisa datang
dari minat yang berbeda setiap individu yang tidak dapat
dihindarkan dalam tingkah laku individu.
7. Penggolongan Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang
saling bergantung dari sistem. Tanpa komunikasi tidak akan ada
aktivitas yang terorganisir. Komunikasi memungkinkan struktur
organisasi berkembang dengan memberikan alat-alat kepada
individu-individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka sehingga
tercapai sasaran bersama.
Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul
dalam proses organisasi. Dengan komunikasi orang bisa
mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi
atau mentransfer makna saja tetapi komunikasi juga digunakan untuk
membentuk makna dan mengembangkan harapan mengenai sesuatu
yang terjadi disekitar mereka. Menurut Redi Panuju (Abdullah,
2008:7) bahwa connection komunikasi merupakan sistem aliran yang
menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar anggota dalam
26
Menurut Abdullah Masmuh (2008:8) terdapat lima bentuk dan
jenis komunikasi yang dapat digolongkan dan diklasifikasikan dalam
berbagai kategori, yaitu:
1. Komunikasi Lisan dan Tertulis
Komunikasi ini sering kali digunakan untuk komunikasi
antar pribadi. Hal ini dikarenakan sebagian besar interaksi manusia
terjadi secara bertatap muka. Komunikasi lisan banyak disukai oleh
banyak orang karena terjadi secara langsung sehingga umpan balik
yang diharapakan bisa segera diketahui oleh si komunikator. Selain
itu komunikasi lisan juga lebih mudah dan cepat dikirim sehingga
tidak membutuhkan biaya yang besar.
Sedangkan untuk komunikasi tulisan kebanyakan dilakukan
orang yang saling berjauhan sehingga tidak bisa berkomunikasi
secara langsung, sehingga membutuhkan waktu untuk
mendapatkan umpan balik yang diharapkan dan juga mengeluarkan
biaya yang besar.
2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Komunikasi bisa dilakukan dengan cara verbal (bahasa)
atau non verbal (simbol). Komunikasi non verbal digunakan untuk
menyatakan perasaan seseorang melalui berbagai isyarat-isyarat
atau signal-signal yaitu melalui ekspresi wajah, posisi dan gerakan
tubuh, kontak mata dan lain sebagainya. Komunikasi non verbal
27
untuk menjelaskan sesuatu hal. Sedangkan komunikasi verbal itu
sendiri bisa dilihat dari tinggi rendahnya suara, peruabahan nada
suara (keras atau tidak) dan lain-lain.
3. Komunikasi Kebawah, Keatas dan Kesamping
Penggolongan komuniaksi ini didasarkan pada aliran pesan
dan informasi dalan suatu organisasi.
Komunikasi kebawah
Berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih
rendah (Wayne Pace, 2001:184). Seorang manajer mempunyai
tugas yang sulit dalam menentukan informasi yang harus
disampaikan atau tidak kepada bawahannya. Komunikasi
kebawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika
manajemen hanya ingin menyampaikan informasi faktual dan
non-komersial dan juga tujuannya hanya semata-mata
memberikan informasi bukan membujuk.
Komunikasi kebawah mempunyai fungsi pengarahan,
perintah, indoktrinasi, inspirasi dan evaluasi. Selain itu
komunikasi kebawah juga berisi informasi mengenai tujuan
organisasi, kebijaksanaan perusahaan, peraturan, pembatasan,
28 Komunikasi keatas
Komunikasi keatas adalah informasi yang ada mengalir
dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih
tinggi (atasan). Dalam organisasi setiap bawahan dapat
meminta informasi atau memberi informasi kepada atasan
(Wayne Pace, 2001:184).
Komunikasi keatas berfungsi untuk memperoleh
informasi mengenai kegiatan, keputusan dan pelaksanaan
pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
Komunikasi ini dapat berupa laporan prestasi kerja,
saran-saran, rekomendasi, usulan anggaran dan lain-lain.
Komunikasi kesamping
Komunikasi kesamping terjadi antara dua orang yang
berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama atau
seseorang yang pada tingkatan yang berbeda yang tidak
mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain.
Komunikasi ini terjadi secara teratur diantara karyawan yang
bekerjasama dalam suatu team diantara para anggota kelompok
karyawan yang berbeda secara fungsional. Jadi komunikasi
kesamping sangat berkaitan erat dengan aliran kerja dalam
organisasi.
Pertukaran informasi antar karyawan didalam
29
suatu organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh dan juga
sebagai alat utama untuk mengkoordinasikan dan
mempersatukan semua bagian yang ada dalam struktur
organisasi perusahaan. Dalam hal ini fungsi utama komunikasi
kesamping adalah pengordinasian dan pemecahan masalah.
4. Komunikasi Formal dan Informal
Dasar penggolongan ini adalah terletak pada gaya, tata
karma dan pola aliran informasi didalam perusahaan.
Komunikasi Formal
Menurut Miftah Thoha (Abdullah, 2008:14) komunikasi
organisasi merupakan proses komunikasi yang mengikuti jalur
hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur
organisasi. Komunikasi ini terjadi diantara karyawan melalui
garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Saluran yang digunakan dalam komunikasi formal yaitu
melalui komunikasi keatas dan komunikasi kesamping. Dalam
menggunakan komunikasi ini manajemen harus bisa
menciptakan kondisi yang menyenangkan. Menurut Abdullah
Masmuh (2008:15) bahwa proses komunikasi formal pada
30 a. Dimensi Vertikal
Adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas
kebawah dan sebaliknya dari bawah keatas, seperti
hubungan kerja antara atasan dan bawahan.
b. Dimensi Horizontal
Yakni pengiriman dan penerimaan berita atau informasi
yang dilakukan antar berbagai karyawan yang
mempunyai kedudukan yang sama. Tujuan dari
komunikasi ini adalah untuk melakukan koordinasi.
c. Dimensi Luar Organisasi
Dimensi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa
suatu organisasi tidak bisa hidup sendirian, karena itu
organisasi membutuhkan komunikasi dengan pihak luar
yang berada dalam lingkungannya tersebut. Dalam
dimensi ini informasi masuk ke dalam suatu organisasi
yang berasal dari luar, demikian pula sebaliknya suatu
informasi dikirim dari organisasi kepihak luar.
Komunikasi Informal
Menurut Abdullah Masmuh (2008:14) komunikasi
informal adalah proses komunikasi dimana arus informasinya
sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing
pribadi yang ada dalam organisasi tersebut. Komunikasi ini
31
desas-desus). Hal ini dikarekan pertumbuhan dan
penyebarannya yang nampak serampangan dan tanpa
direncanakan terlebih dahulu.
Komunikasi informal terjadi diantara karyawan dalam
suatu oraganisasi yang dapat berinteraksi secara bebas terlepas
dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka. Selain itu
komunikasi ini terjadi sebagai perwujudan dari keinginan
manusia untuk bergaul dan keinginan untuk menyampaikan
informasi yang dipunyainya dan dianggap tidak dipunyai oleh
rekan sekerjanya.
5. Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah
Setiap komunikasi bisa digolongkan menjadi komunikasi
satu arah dan dua arah dalam proses komunikasi lisan-tertulis,
nerbal-non verbal, formal-informal dan komunikasi
keatas-kebawah-kesamping.
Komunikasi satu arah
Jenis komunikasi satu arah ini menghilangkan seorang
komunikan untuk menyampaikan umpan balik dari pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Seperti halnya perintah atau
instruksi dari atasan kepada bawahan dalam organisasi militer.
Komunikasi satu arah ini hanya menekankan pada pesan.
Komunikasi ini memiliki keuntungan dan kelebihan.
32
dan menghemat biaya dan waktu. Komunikator merasa puas
karena tidak ada kesempatan untuk komunikan untuk bertanya
tentang informasi yang telah disampaikan. Kemudian kerugian
dari komunikasi ini adalah penerima pesan merasa tidak diberi
kesempatan untuk menanggapi tentang pesan yang
diterimanya. Sehingga komunikan dibiarkan dalam keadaan
tidak jelas.
Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah menekankan adanya komunikasi
timbal balik diantara keduanya. Unsur yang utama dalam
komunikasi dua arah adalah adanya umpan balik yang diterima
oleh keduanya. Contoh komunikasi ini adalah seminar, kuliah
dalam kelas dan lain sebagainya.
Komunikasi ini juga mempunyai keuntungan dan
kerugian. Keuntungan dalam komunikasi ini adalah
komunikator dapat memperolah umpan balik mengenai pesan
yang telah disampaikan. Selain itu komunikator juga dapat
mengevaluasi pesan yang disampaikan, apakah komunikan bisa
menerimanya atau tidak. Kemudian untuk kerugiannya yaitu
komunikasinya lambat, memakan banyak waktu sehingga tidak
33
8. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi
Katz dan Khan (Wayne Pace, 2001:174) menunjukkan bahwa
pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa
komunikasi diantara para anggota organisasi tersebut dibatasi. Dalam
hal ini pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu
mengenai “siapa berbicara kepada siapa” yang mempunyai kosekuensi
besar dalam berfungsinya organisasi. Ada dua pola komunikasi dalam
organisasi yaitu pola roda dan lingkaran yang menggambarkan aliran
pengaruh dalam organisasi yang dibatasi.
Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi
kepada individu yang menduduki posisi sentral. Dalam pola ini orang
yang menduduki posisi sentral adalah orang yang menerima kontak
dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan
juga memecahkan masalah dengan persetujuan anggota lainnya.
Sedangkan pola lingkaran adalah pola yang memungkinkan semua
anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui
sejenis sistem pengulangan pesan. Dalam pola ini semua anggota tidak
bisa berhubungan secara langsung dan juga tidak memiliki akses
langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk
memecahkan persoalan.
Pola lingkaran meliputi kombinasi orang-orang penyampaian
pesan cenderung lebih baik. Dalam pola ini komunikasi dapat diakses
34
dengan yang lainnya, kepuasan terhadap proses komunikasi dan
kemampuan beradaptasi dalam perubahan-perubahan tugas. Kemudian
untuk pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas
aliran pesan. Kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat, lebih
stabil cermat dalam meyelesaikan masalah, tetapi cenderung
mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan.
9. Pendekatan Komunikasi Organisasi
Menurut Arni (2005:74) untuk melihat komunikasi yang terjadi
dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu
pendekatan makro, mikro dan individual sebagai berikut:
1. Pendekatan Makro
Dalam pendekatan ini organisasi dipandang sebagai suatu
struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Aktivitas
organisasi dalam hal ini yaitu:
Memproses Informasi Dari Lingkungan
Setiap oragnisasi membutuhkan informasi dari
lingkuang luar untuk mempertahankan hidup dan sebagai cara
untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri. Hal ini dilakukan
dengan mentrasfer informasi yang relevan dengan keadaan
organisasi, kemudian merumuskan suatu respon yang tepat
terhadap input informasi tersebut. Informasi ini digunakan
35 Mengadakan Identifikasi
Identifikasi adalah proses penyesuaian diri. Informasi
yang telah diproses oleh organisasi digunakan untuk negosiasi
dan persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari
pelanggan. Berdasarkan informasi ini organisasi berusaha
untuk mengkoordinasi segala kegiatan supaya dapat memenuhi
keinginan dari para pelanggan. Dalam hal ini komunikasi
mempunyai peran penting yaitu untuk mengkomunikasikan
suatu kebijakan baru yang dibuat oleh organisasi supaya para
pelanggan mengetahuinya
Melakukan Integrasi Dengan Organisasi Lain
Setiap organisasi dipengaruhi oleh aktivitas organisasi
lain dalam lingkungannya. Dalam hal ini organisasi bergerak
sebagai monitor untuk mengawasi pengaruh organisasi lain
kepadanya. Seperti halnya ada organisasi lain yang
memproduksi sama tetapi kualitasnya lebih baik dan harganya
lebih murah maka ini bisa membahayakan organisasi kita.
Untuk mengatasi saingan dari organisasi lain ada
beberapa cara yang dilakukan oleh organisasi seperti membaca
brosur, pamflet mengenai organisasi lain dan berkonsultasi
36 Penentuan Tujuan
Tujuan organisasi merupakan komponen utama yang
sangat penting. Setiap organisasi menentukan tujuannya setelah
mendapatkan informasi mengenai lingkungannya,
mengidentifikasi dengan pelanggan dan melakukan integrasi
yang cukup dengan organisasi lain untuk memperjelas
tujuannya.
Menurut Arni (2005:76) tujuan adalah tempat yang
diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu.
Untuk menentukan tujuan, organisasi harus bisa
mengembangkan informasi dari internal dan eksternal
organisasi. Kekuatan eksternal ini bisa berasal dari sikap
pelanggan, tersedianya bahan mentah dan tingkah laku dari
saingan.
2. Pendekatan Mikro
Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit
dan sub unit pada organisasi. Komunikasi ini terjadi antar anggota
kelompok. Terdapat beberapa kelompok sosial didalam organisasi
dan masing-masing kelompok ini mempunyai tujuan yang berbeda.
Ada beberapa unsur yang berkaitan dengan pendekatan mikro
37 Orientasi dan Latihan
Terkadang suatu organisasi perlu memberikan orientasi
dan latihan untuk orang-orang dalam suatu organisasi agar
dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu dan untuk melakukan
semua itu maka dibutuhkan komunikasi. Seperti untuk
menjelaskan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh
anggota organisasi maka diperlukan komunikasi.
Orientasi adalah proses yang terus menerus
menghendaki komunikasi untuk membawa orang lain melihat
apa yang sedang berlangsung dalam suatu organisasi. Tugas
memberi orientasi ini bisa dilakukan oleh pimpinan maupun
oleh anggota organisasi yang lain.
Keterlibatan anggota
Dalam organisasi keterlibatan anggota sangat penting
yaitu untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Sebab apabila
suatu bagian kerja organisasi macet maka akan mempengaruhi
seluruh tugas organisasi yang lain. Untuk mengajak anggota
supaya bisa melakasankan tugasnya maka dibutuhkan
komunikasi. Setiap pimpinan mempunyai cara untuk membuat
anggotanya supaya terlibat dalam organisasi secara baik dan
38 Penentuan Iklim Organisasi
Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam
faktor diantaranya yaitu tingkah laku pimpinan, tingkah laku
teman sekerja dan tingkah laku dari organisasi sendiri. Tetapi
yang paling utama iklim organisasi ditentukan oleh komunikasi
pimpinan kepada kelompoknya.
Supervisi dan Pengarahan
Setiap anggota organisasi membutuhkan pengarahan
dari atasan atau anggota lain untuk menunjukkan tentang suatu
pekerjaan dalam organisasi, karena apabila tidak ada arahan
maka pekerjaan tersebut bisa tidak terkontrol. Supervisor
bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dibawahnya dan
membantu orang-orang tersebut supaya melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Kepuasan Kerja
Menurut Arni (2005:78) ada dua hal yang membuat
orang tidak puas dengan pekerjaannya, yaitu tidak mendapat
informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dan
hubungan dengan teman kerja kurang baik. Dengan kata lain
bahwa ketidak puasan kerja ini karena adanya masalah
komunikasi.
Untuk mengatasi masalah kuranganya informasi maka