• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Frekuensi Dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Frekuensi Dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang)"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Frekuensi Dan Intensitas Komunikasi

Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru

(Studi Pada Guru MAN 3 Malang) SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi ( S-1 )

Disusun Oleh: Dwi Kartika Sari

(06220256)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Dwi Kartika Sari NIM : 06220256 Konsentrasi : Publik Relations

Judul Skripsi : Pengaruh Frekuensi dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang) Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Sabtu

Tanggal : 22 Januari 2011

Tempat : Ruang Perpustakaan Kajur Mengesahkan,

Dekan FISIP UMM

DR.Wahyudi Winaryo, M.Si

Dewan Penguji :

(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dwi Kartika Sari Tempat, tanggal lahir : Malang, 18 Juni 1987 Nomor Induk Mahasiswa : 06220256

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Pengaruh Frekuensi dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 09 Februari 2011 Yang menyatakan

(4)

P ERSEMBAHAN

Skr i ps i y ang s eder hana i ni kuper s embahkan pada kedua or ang t uaku t er ci nt a (M. Rodl i & Kar t ami) y ang t el ah mencur a hkan kas i h s ay ang,

dukunga nny a bai k s ecar a mor i l maupun mat er i i l ber s er t a mengor banan bel i au dal am s egal a kes uks es an dan doa- doany a y ang

s el al u mengi r i ngi ananda, s ehi ngga ana nda bi s a meny el es ai kan s kr i ps i i ni .

Kakak & adi kku y ang s el al u member i s emangat ny a kepada ananda unt uk s el al u s uks es .

Sahabat dan t emen- t emen t er ci nt a y ang t el ah menemani da n s al i ng member i mot i v as i , s ehi ngga s kr i ps i y ang s eder hana i ni s el es ai . Semoga

Al l ah s enant i a s a member i kan r ahmat & hi day ahny a kepada kal i an s emua.

M O TTO

Hidup adalah soal keberanian menghadapi tanda Tanya. Tanpa bisa mengerti. Tanpa bisa menawar. Terimalah dan Hadapilah.

_Soe Ho e-Gie_

(5)

Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Frekuensi Dan Intensitas Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Guru (Studi Pada Guru MAN 3 Malang)” yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat terbatas dan amat jauh dari kesempurnaan. Sehingga tanpa bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan selesai. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam merampungkan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya, kepada :

1. Bapak dan Ibu yang telah dengan sabar memberikan kasih sayang, dukungan dan perhatian baik secara moril maupun materil serta untaian doa yang telah beliau panjatkan khusus untukku. Mbak roy dan Adikku yanti, yang telah memberikan semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(6)

3. Ibu Frida Kusumastuti, S.Sos, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Abdullah Masmuh, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan dengan sabar penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Bapak Zen Amirudin, S.Sos, Bapak Nurudin, S.Sos selaku dosen wali dan seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik penulis selama menempuh masa perkuliahan.

6. Bapak Drs. Imam Sujarwo, M.Pd. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang yang memberikan tempat untuk melakukan penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dewan guru dan karyawan MAN 3 Malang yang telah bersedia meluangkan waktu serta arahan yang bermanfaat bagi karya akhir ini. 8. Untuk M. Zainurdi Anwar terima kasih atas waktunya yang mau

menemani penulis saat mengerjakan skripsi dan atas pelajaran yang telah mendewasakan penulis dalam menjalani hidup.

(7)

10.Anak-anak kost Muslima terutama Dwi, Fatq, Mbak jo terima kasih atas canda, keceriaan, motivasi dan pelajaran hidup yang kalian berikan kepada penulis.

11.Semua penulis buku serta berbagai karya yang telah dijadikan referensi oleh peneliti dalam menyusun skripsi ini dan telah memberikan informasi serta pengetahuan yang luas.

Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis ucapkan. Semoga bantuan dan doa yang telah diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh Allah SWT.

Suatu karya sederhana ini masih jauh dari kata sempurna, penulis memohon maaf atas keterbatasan yang dimiliki untuk dapat tampil sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT tak pernah lelah untuk memberikan petujuk di setiap langkah kita dalam berbuat kebajikan dan selalu memberikan lindungan-Nya. Amin.. Amin Yarobbal Alamin.

Wassalamualaikum wr,wb.

Malang, 9 Februari 2011

(8)

DAFTAR ISI

4. Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial….………...……....15

5. Pengertian Komunikasi Organisasi……….…...…20

6. Elemen Organisasi……….…….22

7. Penggolongan Komunikasi Dalam Organisasi………...25

8. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi………..……..33

9. Pendekatan Komunikasi Organisasi……….………..34

10.Efek dan Efektifitas Komunikasi………...……….……...40

B. Semangat Kerja...45

1. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Semangat Kerja………...…46

2. Semangat Kerja Guru………...49

3. Faktor-faktor Pembentuk Semangat Kerja Guru….…………..….51

4. Komponen-komponen Iklim Organisasi………...…52

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….…..61

C. Populasi dan Sampel………....….61

(9)

E. Sumber Data………...….62

F. Teknik Pengumpulan Data………...………....63

a. Kuesioner……….………...…………....63

b. Dokumentasi………...64

G. Teknik Analisis Data ...64

i. Uji KOefisien Korelasi….……….……….….65

ii. Uji Hipotesa………..………..69

H. Uji Instrument Penelitian...69

a. Validitas Instrumen………...….69

b. Reliabilitas Instrumen………..…...…70

BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah MAN 3 Malang……….72

1. Sejarah Singkat MAN 3 Malang...72

2. Karakteristik Umum MAN 3 Malang……….………....…....74

3. Mandat, Nilai Keunggulan, Visi, Misi dan Tujuan………...75

4. Keadaan Siswa MAN 3 Malang………...78

5. Struktur Organisasi………...79

6. Sarana dan Prasarana MAN 3 Malang………..……..79

7. Unit Perpustakaan MAN 3 Malang……….……...81

B. Guru Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang...82

a. Keadaan Guru MAN 3 Malang……….…….82

b. Tugas Umum Guru MAN 3 Malang……….……..84

c. Bidang Kurikulum MAN 3 Malang……….…...90

d. Bidang Kesiswaan MAN 3 Malang……….…...92

e. Unit Bimbingan Konseling MAN 3 Malang……….…..93

f. Larangan dan Sanksi Guru……….94

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.... ...97

B. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………....99

C. Uji Validitas dan Reliabilitas………99

C.1. Deskripsi hasil uji Validitas………99

C.2. Deskripsi hasil uji Reliabilitas………..……103

D. Deskripsi Temuan Data...104

D.1 Variabel Komunikasi (X)………..…104

D.1.1 Frekwensi Komunikasi Dikalangan Guru………..104

D.1.2 Intensitas Komunikasi Dikalangan Guru...114

D.2 Variabel Semangat Kerja Guru (Y)………..123

D.2.1 Percaya Diri Dalam Menjalankan Suatu Pekerjaan…………...124

(10)

D.2.3 Senantiasa Teguh Dan Ulet Dalam Bekerja………...131

D.2.4 Selalu Melakukan Pekerjaan Dengan Perasaan Senang Dan Antuias………..135

E. Analisis Data………..138

E.1. Analisis Koefisien Korelasi………...138

E.2 Uji Hipotesis………...…143

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...144

B. Saran ...145

B.1 Saran Akademis ...146

B.2 Saran Praktis…….. ...146

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian Tugas Guru Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang….……...89 Tabel 2.2 Data Kualifikasi Bidang Kurikulum dan pendidikan guru Madrasah

Aliyah Negeri 3 Malang……….….…91 Tabel 2.3 Data Kualifikasi Bidang Kesiswaan dan pendidikan guru Madrasah

Aliyah Negeri 3 Malang……….……….………93 Tabel 2.4 Data Kualifikasi Unit Bimbingan Konseling dan pendidikan guru

Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang………..………..….…94 Table 3.1 Tingkat Pendidikan Guru……….……….98 Table 3.2 Data Jenis Kelamin………99 Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Frekuensi Komunikasi Organisasi (X )……...100 Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Intensitas Komunikasi Organisasi (X )...…....101 Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Semangat Kerja (Y)………...……102 Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Variabel Frekuensi Komunikasi Organisasi (X )…..103 Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Variabel Intensitas Komunikasi Organisasi (X )…..103 Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Variabel Semangat Kerja (Y)………...103 Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Seluruh Variabel………..104 Tabel 3.10 Pengalaman responden berkomunikasi mengenai pekerjaan dengan

sesama guru………105 Tabel 3.11 Pengalaman Responden Menerima Kritikan Dari Sesama Guru…..105 Table 3.12 Pengalaman responden meminta saran tentang pekerjaan dari sesama

guru………106 Tabel 3.13 Pengalaman responden yang membutuhkan petunjuk tentang

pekerjaan………106 Tabel 3.14 Klasifikasi frekwensi memberi petunjuk, kritik positif, saran dan

informasi kepada sesama guru...107 Tabel 3.15 Pengalaman responden memberi semangat kepada sesama guru dalam mengerjakan tugasnya………108 Tabel 3.16 Pengalaman responden menyampaikan pendapat pada saat rapat

dengan sesama guru………...…109 Table 3.17 Pengalaman responden bertanya pada sesama guru tentang informasi

pekerjaan………...….109 Tabel 3.18 Pengalaman responden melakukan pendekatan dengan sesama

guru…………..………..110 Tabel 3.19 Klasifikasi frekwensi kedekatan, memberi semangat, menyampaikan

(12)

Tabel 3.21 Pengalaman responden mengingatkan kesalahan yang dilakukan oleh sesama guru………..…….……….112 Tabel 3.22 Klasifikasi frekwensi memberi teguran atau peringatan kepada sesama guru...113 Tabel 3.23 Pengalaman responden mendengarkan keluhan yang dikatakan oleh

sesama guru………...……….114 Tabel 3.24 Pengalaman responden memberi bantuan kepada guru yang memiliki

masalah………..115 Tabel 3.25 Pengalaman responden mendengarkan pendapat walaupun berbeda

dari sesama guru………115 Table 3.26 Klasifikasi Intensitas mendengarkan dengan serius pendapat, keluhan, masalah yang dihadapi oleh sesama guru...116 Tabel 3.27 Pengalaman responden meminta bimbingan kepada sesama guru

tentang pekerjan yang tidak dimengerti...117 Tabel 3.28 Pengalaman responden memberi nasehat terhadap masalah yang

dihadapi oleh sesama guru……….117 Tabel 3.29 Klasifikasi Intensitas memberi bimbingan atau nasehat dengan penuh

perhatian...118 Tabel 3.30 Pengalaman responden memberi saran kepada sesama guru tentang

pekerjaan………...119 Tabel 3.31 Pengalaman responden memberi kritikan pada guru yang kurang

bersemangat………119 Tabel 3.32 Klasifikasi Intensitas memberi saran dan kritikan yang positif dengan

sungguh-sungguh...120 Tabel 3.33 Pengalaman responden menghargai hasil kerja yang dilakukan oleh

guru……….………..121 Tabel 3.34 Pengalaman responden memberi dukungan kepada sesama guru dalam

melaksanakan tugas………...121 Tabel 3.35 Pengalaman responden yang menghormati masukan tentang diri dan

pekerjaannya dari sesama guru………..…….…...122 Tabel 3.36 Klasifikasi Intensitas memberi dukungan dan menghargai pekerjaan

sesama guru………122 Tabel 3.37 Pengakuan responden yang percaya diri dalam menjalankan

pekerjaan………124 Tabel 3.38 Pengakuan responden yang percaya diri dalam menjalankan

pekerjaan………124 Tabel 3.39 Pengakuan responden sebagai orang yang ragu dalam mengerjakan

pekerjaan………....125 Tabel 3.40 Pengakuan responden yang pernah merasa ragu dalam

mengajar………126 Tabel 3.41 Pengakuan responden yang merasa bahwa hasil pekerjaan

(13)

Tabel 3.43 Pengakuan responden sebagai tipe orang yang tidak suka membuang

waktu dalam bekerja...128

Tabel 3.44 Pengakuan responden yang mengerjakan pekerjaan tepat waktu...128

Tabel 3.45 Pengakuan responden yang tidak suka menunda waktu dalam mengerjakan pekerjaan...129

Tabel 3.46 Pengakuan responden yang suka menunda dalam menyelesaikan tugas...129

Tabel 3.47 Pengakuan responden yang pernah terlambat dalam mengajar...130

Tabel 3.48 Klasifikasi Tidak suka membuang waktu………130

Tabel 3.49 Pengakuan responden yang berusaha mencapai target yang diinginkan sekolah...131

Tabel 3.50 Pengakuan responden yang bersungguh-sungguh dalam mengajar...132

Tabel 3.51 Pengakuan responden yang tidak mempunyai target dalam bekerja...132

Tabel 3.52 Pengakuan responden yang menyelesaikan pekerjaan walaupun berat...133

Tabel 3.53 Pengakuan responden sebagai orang yang teguh pada kewajiban...133

Tabel 3.54 Klasifikasi Senantiasa teguh dan ulet dalam bekerja………...134

Tabel 3.55 Pengakuan responden yang senang menjalankan pekerjaan guru...135

Tabel 3.56 Pengakuan responden yang merasa senang setiap berangkat kerja...135

Tabel 3.57 Pengakuan responden yang merasa terpaksa dalam menjalankan tugasnya...136

Tabel 3.58 Pengakuan responden yang selalu antusias dalam bekerja...136

Tabel 3.59 Pengakuan responden yang senang saat mengajar...137

Tabel 3.60 Klasifikasi senantiasa teguh dan ulet dalam bekerja……….137

Tabel: 3.61 Koefisien Korelasi………140

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Masmuh. 2008. Komunikasi Organisasi: Teori dan Praktek. Malang:UMM Press

Ahmad Sonhadji. 2009. Membangun Semangat Kerja Guru. Yogyakarta: LaksBang Pressindo

Alfred R. Lateiner. Terjemahan ImamSoedjono. 1985. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Aksara Baru

Arni Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. Jakarta: Rineke Cipta

A. W. Widjaja. 1988. Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi. Jakarta: Bina aksara Dedi Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia: Kuliah Dasar. Edisi ke lima. Penerjemah. Agus Maulana. Jakarta: Professional Book

Hafied Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Onong Efendi. 2000. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS

Riyono Pratikto. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Karya

R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Masri Singarimbun. 1986. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES Moekijat. 1989. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

(16)

. 2005. Human Communication Konteks-Konteks Komuniksi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Tri Dayakisni dan Hudaniah. 2001. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press

Non Buku

www.man3malang.ac.id (diakses 22 Mei 2010,10.00)

http://www.antaranews.com/berita/1273837392/kalla-kerusuhan-mbah-priok-karena-kesalahan-komunikasi (diakses 23 Agustus 2010, 06.00)

http://bandung.detik.com › News Bandung (diakses 24 Agustus 2010, 13.31) http://pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=43156

(diakses 10 Desember 2010)

http://www.pdf-finder.com/PENGARUH-PROFESIONALISME-DAN-GAJI-TERHADAP-SEMANGAT-KERJA-GURU.html. (diakses 10 Desember 2010)

Skripsi:

Runie Handarini. 2005. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Di Pamekasan Madura. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammdiyah Malang

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan dasar dari interaksi sesama manusia.

Tanpa komunikasi baik interaksi antar individu, kelompok, maupun

organisasi tidak akan terjadi. Pada dasarnya komunikasi ini betujuan untuk

menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak

sosial dengan orang sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk

merasa berpikir atau berperilaku seperti yang kita lakukan (Mulyana,

2005:4). Disadari atau tidak komunikasi telah menjadi bagian dalam

kehidupan sehari-hari. Dimulai dari komunikasi yang ditanamkan pada

lingkungan keluarga, sekolah, kerja ataupun lingkungan yang lain.

Sebagai mahluk sosial manusia selalu membutuhkan dan

senantiasa berusaha membuka serta menjalin hubungan (pergaulan)

dengan sesamanya. Hal ini bisa dilihat dari hubungan dengan keluarga,

lingkungan tetangga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial dan lain-lain.

Interaksi yang baik antar individu dalam suatu organisasi atau perusahaan

merupakan suatu dasar tercipatanya hubungan dan kerja sama yang baik.

Untuk menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik maka dibutuhkan

(18)

2

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang

komunikator kepada komunikan. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap

individu untuk berinteraksi dengan individu lain. Dalam sebuah

perusahaan atau organisasi peranan manusia sangat penting. Dengan

adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka tujuan dari

perusahaan atau organisasi tersebut akan tercapai.

Namun untuk meningkatkan sumber daya manusia dibutuhkan

sebuah motivasi (dorongan) dari setiap individu untuk bekerja secara lebih

bersemangat. Untuk menggerakkan semangat individu dalam bekerja

maka dibutuhkan sebuah interaksi yang baik antar individu untuk

menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik pula. Untuk menciptakan

hubungan yang baik maka dibutuhkan komunikasi yang baik antar semua

unsur yang ada dalam organisasi atau perusahaan.

Komunikasi yang baik akan menimbulkan kenyamanan dan saling

pengertian dalam segala hal. Namun komunikasi sering kali dilupakan dan

dianggap mudah dilakukan oleh beberapa individu. Pada kenyataannya

bahwa komunikasi sangat susah dilakukan dan tidak mudah seperti

membalikkan telapak tangan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya konflik

yang terjadi karena tidak adanya komunikasi yang baik. Contohnya seperti

peristiwa penggusuran makam mbah priok oleh gubernur DKI Jakarta.

Peristiwa ini terjadi karena adanya kesalahan komunikasi dan sosialisasi

antara pemerintah DKI Jakarta dan warga sekitar makam. Sebenarnya

(19)

3

supaya tetap terpelihara. Tetapi karena tidak adanya komunikasi dalam

memberian informasi dan sosialisasi yang baik antara pemerintah, aparat

kepolisian, satpol pp dan masyarakat maka terjadilah bentrokan yang

mengakibatkan kerugian materiil, puluhan orang luka-luka dan meninggal

dunia. Menurut Jusuf Kalla Dalam kasus ini seharusnya pihak pemerintah

melakukan komunikasi dan sosialisasi dengan warga sekitar supaya tidak

ada kesalah pahaman. Peran komunikasi dalam kasus ini sangat penting

yaitu sebagai informasi tentang suatu kebijakan yang berhubungan

dengan masyarakat agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas

terhadap kondisi lingkungan dan individu lain, sehingga dapat mengambil

keputusan yang tepat.

(

http://www.antaranews.com/berita/1273837392/kalla-kerusuhan-mbah-priok-karena-kesalahan-komunikasi)

Contoh yang lainnya yaitu demo yang dilakukan oleh 5 ribu buruh

PT. Metro Garmin dijalan Mochamad Toha. Para buruh melakukan demo

karena mereka diliburkan oleh pabrik secara sepihak tanpa adanya

pemberitahuan terlebih dahulu oleh pimpinan. Hal ini terjadi pada saat

adanya seseorang yang mengaku sebagai pimpinan baru dan meliburkan

para buruh tanpa ada kordinasi dan komunikasi terlebih dahulu. Para

buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya apakah mereka di PHK atau

hanya diliburkan sementara. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya

(20)

4

Aksi demo yang dilakukan oleh buruh PT. Metro Garmin ini

dilakukan sejak jam 6.00 dan berakhir jam 10.00. Walaupun sempat

terhalang oleh aparat polisi yang menjaga pintu pabrik akhinya para buruh

berhasil menghancurkan pabrik dan alat perkantoran. permasalahan ini

terjadi karena adanya perselisihan yang terjadi antar para pemegang saham

yang membuat nasib para karyawannya tidak jelas

(http://bandung.detik.com › News Bandung).

Jadi dalam hal ini komunikasi sangat penting sekali. Apalagi dalam

lingkungan kerja. Komunikasi digunakan untuk berinteraksi dengan

sesama individu yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.

Dimana interaksi ini dilakukan untuk menciptakan hubungan kerja yang

nyaman. Sehingga dapat menimbulkan semangat dalam bekerja untuk

meningkatkan kualitas dan prestasi kerja.

Semangat kerja sering kali diartikan sebagai sikap individu atau

sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk bekerja sama agar

dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. Semangat kerja

mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan

organisasi, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian semangat kerja

merupakan suatu keadaan yang harus selalu diperhatikan dalam

(21)

5

Banyak sekali akibat yang merugikan organisasi karena disebabkan

karyawannya tidak memiliki sernangat kerja yang tinggi. Akibat ini dapat

terjadi dalam berbagai bentuk tindakan atau perbuatan yang merugikan

perusahaan, sebagai contoh adalah pemogokan kerja, kecelakaan kerja,

kelalaian kerja dan tidak disiplin kerja. Semangat kerja yang dimiliki oleh

individu dalam bekerja bisa terjadi karena adanya komunikasi yang baik

diantar para individu. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa setiap individu

membutuhkan interaksi dan berhubungan dengan orang lain.

Dengan banyaknya komunikasi yang dilakukan maka dapat

menciptakan semangat individu dalam bekerja. Menurut Yullidya (2001)

dalam Runie (2005) bahwa dalam perusahaan atau organisasi komunikasi

yang efektif mempengaruhi adanya produktivitas kerja karyawan. Dengan

komunikasi yang efektif maka karyawan dengan cepat dan tepat

mengartikan maksud tentang apa yang diinginkan oleh individu lain.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak di jumpai individu yang

kurang semangat dalam berkerja. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

hal diantaranya yaitu kurangnya perhatian antar individu untuk saling

berbagi informasi mengenai lingkungan kerjanya. Semangat kerja dapat

terjadi apabila kebutuhan yang diinginkan oleh individu tercapai salah

satunya yaitu kebutuhan akan informasi mengenai lingkungan kerja.

Individu dapat lebih respon dan bekerjasama dengan informasi yang

dimilikinya. Individu dapat lebih tanggap ketika lingkungannya

(22)

6

informasi untuk mencapai tujuan yang diingkannya. Informasi selalu di

ikuti oleh proses komunikasi yaitu berbagi informasi antara dua orang atau

lebih dan adanya proses pemahaman serta berbagi makna.

Begitupun juga dengan seorang guru. Guru merupakan ujung

tombak yang melakukan proses pembelajaran disekolah. Sehingga kualitas

pendidikan dan lulusan sekolah sering kali tergantung pada peran seorang

guru dalam pengelolaan komponen-komponen pengajaran yang digunakan

dalam proses belajar mengajar, yang menjadi tanggung jawab sekolah.

Apabila seorang guru yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan

prestasi siswa tidak mempunyai semangat dalam proses belajar mengajar

maka banyak prestasi siswa yang turun dan kualitas pendidikan akan

menurun. Semangat guru dalam proses belajar mengajar bisa timbul

apabila ada perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang

diberikan kepala sekolah, serta komunikasi yang lancar antara guru dan

kepala sekolah dan guru dengan guru.

Dengan adanya komunikasi yang lancar antar semua unsur yang

terlibat maka dengan begitu individu tersebut merasa diperhatikan dan

dihargai keberadaannya. Sehingga hal ini akan membuat individu

melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang

professional. Seperti yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang

tenaga kependidikan disebutkan dalam pasal 39(2) bahwa pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

(23)

7

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada perguruan

tinggi

Menurut Uzer Usman guru professional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga dia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal. Seorang guru yang profesional sangat berperan

dalam mencetak generasi bangga yang baik dan juga kualitas pendidikan

yang unggul. Perwujudan tersebut tercermin dalam keunggulannya dalam

mengajar, hubungan dengan siswa, hubungan dengan sesama guru dan

hubungan dengan pihak lain. (

http://www.pdf-finder.com/PENGARUH-

PROFESIONALISME-DAN-GAJI-TERHADAP-SEMANGAT-KERJA-GURU.html).

Pada saat ini banyak sekali sekolah-sekolah, baik negeri maupun

swasta yang menawarkan kualitas dan pelayanan terbaik untuk para siswa.

Hal ini dilakukan supaya banyak anak-anak yang berminat masuk

kesekolah tersebut. Tidak hanya sekolah swasta yang menawarkan

pendidikan yang berlandaskan agama islam, tetapi sekolah negeripun ada

yang menawarkan pendidikan yang berlandaskan agama islam. Salah

satunya yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Malang yang merupakan

sekolah negeri tetapi berlandaskan agama islam.

MAN 3 Malang merupakan sekolah menengah setara SMU yang

(24)

8

Malang ini telah ditetapkan sebagai salah satu dari beberapa MAN

unggulan di Indonesia. Madrasah unggulan ini secara berkesinambungan

terus berpacu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan

pendidikan. Sehingga saat ini telah menjadi salah satu sekolah yang favorit

di kota Malang.

Hal ini tampak melalui berbagai prestasi yang telah dicapai oleh

MAN 3 Malang baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, grafik prestasi MAN 3 Malang

baik akademik maupun non akademik terus meningkat. Dalam bidang

akademik, tahun 2004/2005 lalu sekitar 75 persen alumninya berhasil

diterima dibeberapa Perguruan Tinggi Negeri Favorit di Indonesia. Selain

itu, dalam bidang non akademik pun selama ini MAN 3 Malang telah

menunjukkan prestasi yang luar biasa. Sukses MAN 3 Malang ini bukan

saja di tentukan kualitas siswanya, tetapi keberhasilan MAN 3 Malang

diperoleh melalui proses pembelajaran yang tidak lepas dari peran

pendidik yang giat mengadakan work shop, seminar dan

pelatihan-pelatihan. Sekolah dengan penataan lingkungan penuh warna islami dan

asri ini telah pula berhasil mengembangkan PSBB (Pusat Sumber Belajar

Bersama) yang merupakan tempat yang multifungsi yaitu untuk seminar

atau pelatihan, penginapan dan kegiatan belajar mengajar. Selain itu

terdapat beberapa fasilitas penunjang yang lengkap seperti laboratorium,

perpus, internet center, kebun tanaman obat dan lain sebagainya

(25)

9

Untuk menjadikan sekolah favorit pastilah ada sebuah komitmen

dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat sehingga

sekolahnya tetap dikenal dan diterima oleh masyarakat dan untuk

menjalankan aktivitas tersebut pasti dibutuhkan komunikasi agar tercipta

hubungan dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat dalam

organisasi tersebut. Kondisi inilah yang menjadi alasan penulis untuk

melakukan penelitian di MAN 3 Malang khususnya dalam hal komunikasi

yang berlangsung dan kaitannya dengan semangat kerja yang dimiliki oleh

para guru. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa semangat kerja yang tinggi

dapat mempengaruhi proses berlangsungnya komunikasi dikalangan guru.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3 Malang?

2. Adakah pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3 Malang?

3. Adakah pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi

terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi

(26)

10

2. Untuk mengetahui pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi

terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi

organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis:

a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi

penelitian lebih lanjut, khususnya, yang berhubungan dengan

pengaruh frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru.

b) Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan sumbangan pada

kajian ilmu komunikasi, terutama kajian yang berkaitan dengan

komunikasi organisasi dan semangat kerja.

2. Manfaat Praktis:

Hasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

atau masukan kepala sekolah untuk lebih memperhatikan bagaimana

meningkatkan semangat kerja guru supaya merasa nyaman dan lebih

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang

pengajar. Selain itu bisa juga digunakan sebagai bahan evaluasi

terhadap interaksi yang berkaitan dengan frekwensi dan intensitas

komunikasi dikalangan guru dalam organisasi (sekolah). Apakah

komunikasi tersebut sudah berjalan dengan baik sehingga dapat

(27)

11

TINJAUAN PUSTAKA

A. KOMUNIKASI

1. Pengertian Komunikasi

Menurut Efendi (2000:28) komunikasi merupakan proses

pernyataan pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Sedangkan menurut Arni (2005:4) komunikasi adalah

pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan

si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.

Selanjutnya Schramm mengartikan komunikasi sebagai

pertukaran informasi yang bertujuan mencari kesamaan makna

diantara para peserta komunikasi (Praktikto, 1987:17).

Komunikasi menurut Harold Lasswell adalah dengan cara

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut who says what (siapa

mengatakan apa) in which channel (dengan saluran apa) to whom

(kepada siapa) with what effect (dengan pengaruh bagaimana)

(Mulyana, 2005:62).

Jadi yang dimaksud komunikasi adalah proses penyampaian

pesan atau informasi oleh seorang komunikator kepada komunikan

baik secara verbal maupun non verbal melalui media dengan maksud

untuk mengubah perilaku dan mencari kesamaan makna diantara

(28)

12

2. Komponen Komunikasi

Menurut Pratikto (1987:22) ada beberapa komponen

komunikasi yang paling pokok adalah:

a. Komunikator, adalah individu atau orang yang mengirim

pesan-pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si

pengirim pesan (Arni, 2005:17).

b. Komunikan, yaitu orang yang menerima, menganalisis,

menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya (Arni, 2005:18).

c. Pesan, berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang sudah

dituangkan dalam bentuk dan melalui lambang komunikasi

kemudian diteruskan kepada individu lain atau komunikan. Pesan

bisa disampaikan dalam bentuk verbal maupun non verbal.

d. Media, merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang

dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan

dikomunikasikan. Pada saat berkomunikasi setiap individu

membutuhkan sebuah media sebagai penyalur pesan. Dalam

berkomunikasi jarang sekali individu hanya menggunakan satu

media atau saluran. Mereka biasanya menggunakan lebih dari satu

saluran yang berbeda secara simultan.

e. Umpan balik, adalah informasi yang dikirim balik ke sumbernya

(Devito, 1997:28). Umpan balik dapat berasal dari diri individu

sendiri atau dari individu lain. Umpan balik yang berasal dari diri

(29)

13

individu lain pada saat bersamaan si komunikator mendengar apa

yang dikatakan kepada komunikan. Sedangkan umpan balik dari

individu lain saat si komunikan memberikan respon terhadap pesan

yang ada.

f. Gangguan, gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan.

gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan

sumber dalam penyampaikan pesan (Devito, 1997:28). Ada

beberapa macam ganguan dalam komunikasi yaitu gangguan fisik

(adanya orang yang berbicara pada saat penyampaian pesan),

gangguan psikologi (individu yang tidak bisa menerima pesan yang

disampaikan karena berbeda dengan pemahaman komunikan),

gangguan semantik (kesalah pahaman komunikan dalam penafsiran

makna dari pesan yang disampaikan)

g. Efek, komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu

atau lebih individu yang terlibat dalam tindakan komunikasi

(Devito, 1997:29). Pada setiap tindak komunikasi selalu ada

konsekuensi.

3. Fungsi Komunikasi

Menurut Widjaja (1988:60) dalam arti yang lebih luas

komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai pertukaran pesan dan berita

tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar

menukar data, fakta dan ide. Maka fungsi komunikasi dalam sistem

(30)

14 a. Informasi

Komunikasi berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan,

pemproses dan penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini

dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi

secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan individu lain,

sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Komunikasi sebagai sumber penyedia ilmu pengetahuan

yang memungkinkan individu bersikap dan bertindak sebagai

anggota masyarakat yang efektif, sehingga individu sadar akan

fungsi sosialnya dan bisa aktif dalam lingkungan masyarakat.

c. Motivasi

Menjelaskan tujuan jangka pendek maupun panjang setiap

masyrakat yang bisa mendorong individu untuk menentukan

pilihan dan keinginannya berdasarkan keinginan bersama yang

akan di capai.

d. Perdebatan dan Diskusi

Yaitu untuk saling tukar menukar fakta yang diperlukan

untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan

pendapat mengenai masalah publik dengan menyediakan

bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum

supaya masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang

(31)

15 e. Pendidikan

Untuk menggali ilmu pengetahuan sehingga mendorong

perkembangan intelektual yang diperlukan pada semua bidang

kehidupan.

f. Memajukan Kehidupan

Yaitu dengan penyebaran hasil kebudayaan dan seni untuk

melestarikan warisan masa lalu dengan memperluas wawasan

individu, membangun imajinasi, mendorong kreativitas dan

kebutuhan estetikanya.

g. Hiburan

Penyebaran sinyal, symbol, suara dan image dari drama,

tari kesenian, kesusastraan, musik, olah raga merupakan

kesenangan individu dan kelompok.

h. Integrasi

Adalah menyediakan bagi kelompok setiap bangsa dan

individu untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan

agar mereka dapat saling kenal, mengerti dan menghargai kondisi,

pandangan dan keinginan individu lain.

4. Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial

a. Komunikasi sebagai interaksi

Komunikasi sebagai interaksi disetarakan dengan

komunikasi sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya

(32)

16

menyampaikan pesan baik berupa verbal maupun non verbal

kemudian direspon oleh komunikan baik berupa lisan atau

isyarat tubuh, kemudian di komunikator merespon lemabali

dan hal ini berlangsung selama komunikasi berlangsung.

Dalam komunikasi ini antara komunikator dan komunikan

mempunyai fungsi dan peran yang berbeda.

Dalam komunikasi ini komponen atau unsur yang

penting adalah umpan balik (feed back) yakni apa yang

disampaikan oleh komunikan kepada komunikator, dimana

pesan tersebut digunakan sebagai petunjuk mengenai

efektivitas terhadap pesan yang disampaikan sebelunmya.

Suatu pesan dapat dikatakan sebagai umpan balik apabila yang

disampaikan merupakan respon terhadap pesan pengirim dan

dapat mempengaruhi perilaku komunikator (pengirim). Umpan

balik dapat berasal dari saluran komunikasi atau dari

lingkungan yang digunakan oleh komunikator.

b. Komunikasi sosial

Komunikasi sosial ini mengisyarakat bahwa komunikasi

itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri,

untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagian dan

untuk terhindar dari tekanan dan ketegangan. (Mulyana,

2005:5). Melalui komunikasi individu bisa berhubungan dan

(33)

17

individu dapat membangun kerangka rujukan dan

mengunakannya sebagai panduan untuk menafsirka situasi

yang dihadapi.

Komunikasi juga berguna untuk menerapkan

strategi-strategi adaptasi untuk mengatasi problematik yang dimasuki

oleh individu. Seseorang yang tidak memasuki komunikasi

untuk berinteraksi dengan individu lain maka individu tersebut

tidaka akan bisa beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini

terbukti dengan ditemukannya Victor, manusia liar asal

Aveyron yang dibesarkan oleh seekor serigala yang hidup

akhir abad ke-18. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari

seperti makan, minum, berperilaku dan berkomunikasi Victor

meniru gaya hidup serigala. Tapi sayang Victor akhirnya

meninggal muda setelah ditemunakan oleh manusia yang

beradab dan dicoba untuk menjadi manusia normal seperti

kebanyakan individu lain.

c. Komunikasi sebagai interaksi sosial

Komunikasi merupakan dasar dari interaksi antar

individu, dimana komunikasi itu digunakan sebagai alat untuk

membangun suatu hubungan sosial yang baik diantara ke

duanya. Tidak ada individu yang tidak membutuhkan

komunikasi. Apalagi sebagai mahkluk sosial, mereka

(34)

18

lingkuangan sosial karena setiap individu pasti membutuhkan

individu lain dalam memenuhi kebutuhannya.

Selain itu komunikasi juga diguanakan oleh individu

untuk beradaptasi dalam interaksi dilingkuan sosialnya supaya

tidak ada salah paham diantara mereka. Dalam menjalin

hubungan dengan lingkuannya setiap individu harus

memperhatikan aturan dan batasan yang ada dimasyarakat.

Menurut Stewart dan Sylvia (2005:3) ada beberapa atuaran

yang berlaku dalam masyarakat yang harus diperhatikan dalam

menjalin hubungan sosial, diantaranya yaitu:

1. Norma

Adalah aturan, implisit maupun eksplisit mengenai

perilaku. Dari aturan-aturan ini diharapkan supaya tahu

bagaimana individu akan bersikap. Seperti halnya pada

saat individu bertemu pertama kali dengan individu lain

maka harus mengikuti norma-norma yang berlaku dalam

berkomunikasi dengan lain yaitu bagaiman memulai dan

mengakhiri pembicaraan, bagaiman cara memandang

seseorang pada saat berkomunikasi dan bagaimana

mengawali dan mengakhiri suatu pertemuan.

Norma-norma muncul dalam beberapa tingkat sosial

dan sering kali dialihkan dari satu hubungan ke hubungan

(35)

19

selalu sama. Penting untuk disadari bahwa persetujuan

normatif harus dan diubah mengikuti perubahan

orang-orang yang membuatnya. Beberapa perjanjian sebenarnya

menetapkan kondisi untuk merundingkan istialah baru

atau memperbaruhi istilah yang lama.

Dengan demikian norma merupakan suatu petunjuk

yang membatasi dan mengarahkan perilaku. Individu

menerima norma-norma itu karena norma-norma tersebut

memberi kesempatan kepada individu untuk menetapkan

prosedur operasi yang baku dan aturan yang dasar yang

membuat perilaku orang lain lebih mudah di perkirakan

dan mengurangi kebutuhan untuk mengkomunikasikan

perilaku tersebut. Menurut Tribaut dan Kelley (Stewart

dan Sylvia, 2005:3) bahwa norma-norma efektif dapat

mengurangi risiko interaksi dan menghilangkan kegiatan

yang kurang menyenangkan dalam suatu hubungan.

2. Peranan

Peranan merupakan seperangkat norma yang

berlaku bagi subkelas tertentu dalam masyarakat.

Contohnnya seperti Nancy dia dilukiskan sebagai gadis

muda, seorang teman, seorang mitra, seorang pembeli dan

seorang istri. Dalam mengangsumsikan perana-peranan itu

(36)

20

otomatis juga individu tidak perlu mengorbankan

individualismenya.

Dalam banyak situasi peranan yang diharapkan dan

yang dimainkan seseorang bisa sangat berbeda. Seperti

halny orang tua yang diharapkan dapat menenuhi

kebutuhan anaknya. Akan tetapi peranan yang dimainkan

orang tua pada kenyataannya bisa sangat berbeda. Bahkan

tanpa disadari bisa terjadi perubahan peranan menjadi

sebaliknya. Tanpa diminta kita semua memainkan suatu

peranan. Apabila individu memainkan suatu peranan

dengan intensitas tertentu maka individu tersebut

berkomunikasi melalui peranan tersebut, dimana individu

tersebut memerankan peranan tertentu.

5. Pengertian Komunikasi Organisasi

Menurut Redding dan Sanbon (Abdullah Masmuh, 2008:5)

komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi

dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini

adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan

pengelola, komunikasi donward atau komunikasi dari atasan kepada

bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan dan komunikasi

dari orang-orang yang sama level/ tingkatnya dalam organisasi.

Sedangkan menurut Zelko dan Dance (Arni Muhammad,

(37)

21

tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi

eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu

sendiri, seperti komunikasi atasan ke bawahan, bawahan keatasan dan

komunikasi antar karyawan. Sedangkan komuniaksi eksternal yaitu

komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya.

Selanjutnya komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito

(Abdullah Masmuh, 2008:6) merupakan pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan dalam organisasi formal maupun informal. Komunikasi

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri

dan sifatnya berorientasi pada organisasi yang berisi tentang cara-cara

kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagai pekerjaan yang

harus dilakukan dalam organisasi. Sedangkan komunikasi informal

adalah komunikasi yang disetujui secara sosial yang berorientasi pada

para anggotanya secara individual.

Katz dan Kahn (Arni Muhammad, 2005:65) mengatakan bahwa

komunikasi organisasi adalah arus informasi, pertukaran informasi,

dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.

Jadi komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

informasi dalam suatu organisasi yang kompleks yang terdiri dari

komunikasi internal yaitu komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu

sendiri dan di setujui oleh para anggota organisasi yang berisi tentang

(38)

22

pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi dan komunikasi

eksternal komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya.

6. Elemen Organisasi

Menurut Arni (2005: 25) bahwa ada beberapa elemen dasar

dari organisasi yang saling keterkaitan satu dengan yang lain, yaitu

sebagai berikut:

a. Struktur Sosial

Struktru sosial adalah pola atau aspek aturan

hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu

organisasi. Menurut Davis (Arni, 2005: 26) bahwa struktur

sosial dapat dipisah menjadi dua komponen yaitu struktur

normatif dan struktur tingkah laku.

Struktur normatif mencakup nilai, norma dan

peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang

digunakan dalam memilih tujuan dari tingkah laku. Norma

adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat

digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan.

Sedangkan peranan digunakan sebagai standar penilaian

tingkah laku karyawan yang sesuai dengan posisinya.

Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku.

Komponen ini berfokus pada tingkah laku bukan pada

bagaimana melakukan tingkah laku itu sendiri. Tingkah

(39)

23

merupakan jaringan atau pola tingkah laku. Seperti siapa

orang yang mempengaruhi orang lain atau siapa orang yang

suka mengasingkan diri dari orang lain.

b. Partisipan

Partisipan organisasi adalah individu-individu yang

memberikan kontribusi kepada organisasi. Seperti seorang

karyawan dalam perusahaan merupakan anggota organisasi

dalam perusahaanya, anggota dari perkumpulan agamanya,

anggota dari perkumpulan masyarakat dan lainnya.

Tingkat keterampilan yang dibawa partisipan

kedalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Sehingga

susunan struktural dalam organisasi harusnya dirancang

untuk menyesuaikan dengan tingkat keterampilan

anggotanya.

c. Tujuan

Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat

diperlukan dalam memahami organisasi. Banyak orang

mempertanyakan apakah tujuan membentuk suatu fungsi

dari pada membenarkan tindakan yang lalu. Tetapi ahli

tingkah laku menjelaskan bahwa individulah yang

mempunyai tujuan bukan organisasi.

Tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk

(40)

24

suatu konsepsi akhir yang di ingini atau kondisi yang

partisipan usahakan mempengaruhinya melalui penampilan

aktivitas tugas-tugas mereka.

d. Teknologi

Penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin

dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan.

Semua organisasi mempunyai teknologi, tetapi bervariasi

dalam teknik untuk kemajuan dalam memproduksi hasil

yang diinginkan. Beberpa organisasi memproses materi

input atau masukan dan membangun perlengkapan

perangkat keras dan ada juga organisasi yang memproses

orang yang hasil produksinya adalah individu-individu

yang berpengetahuan dan terampil.

e. Lingkungan

Setiap organisasi harus bisa beradaptasi dengan

budaya dan lingkungan sosial yang ditempati. Tidak ada

organisasi yang sangkup mencukupi kepentingan dirinya

sendiri. Semua tergantung pada lingkungan untuk dapat

terus hidup. Sangat sedikit organisasi yang mengira bahwa

mereka bertanggung jawab penuh terhadap sosialisasi dan

latihan partisipan karyawan.

Karyawan merupakan individu yang datang ke

(41)

25

sosial yang mereka peroleh dari interaksi dalam lingkungan

sosial yang lain. Hambatan suatu organisasi bisa datang

dari minat yang berbeda setiap individu yang tidak dapat

dihindarkan dalam tingkah laku individu.

7. Penggolongan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang

saling bergantung dari sistem. Tanpa komunikasi tidak akan ada

aktivitas yang terorganisir. Komunikasi memungkinkan struktur

organisasi berkembang dengan memberikan alat-alat kepada

individu-individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka sehingga

tercapai sasaran bersama.

Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul

dalam proses organisasi. Dengan komunikasi orang bisa

mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Komunikasi tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi

atau mentransfer makna saja tetapi komunikasi juga digunakan untuk

membentuk makna dan mengembangkan harapan mengenai sesuatu

yang terjadi disekitar mereka. Menurut Redi Panuju (Abdullah,

2008:7) bahwa connection komunikasi merupakan sistem aliran yang

menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar anggota dalam

(42)

26

Menurut Abdullah Masmuh (2008:8) terdapat lima bentuk dan

jenis komunikasi yang dapat digolongkan dan diklasifikasikan dalam

berbagai kategori, yaitu:

1. Komunikasi Lisan dan Tertulis

Komunikasi ini sering kali digunakan untuk komunikasi

antar pribadi. Hal ini dikarenakan sebagian besar interaksi manusia

terjadi secara bertatap muka. Komunikasi lisan banyak disukai oleh

banyak orang karena terjadi secara langsung sehingga umpan balik

yang diharapakan bisa segera diketahui oleh si komunikator. Selain

itu komunikasi lisan juga lebih mudah dan cepat dikirim sehingga

tidak membutuhkan biaya yang besar.

Sedangkan untuk komunikasi tulisan kebanyakan dilakukan

orang yang saling berjauhan sehingga tidak bisa berkomunikasi

secara langsung, sehingga membutuhkan waktu untuk

mendapatkan umpan balik yang diharapkan dan juga mengeluarkan

biaya yang besar.

2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Komunikasi bisa dilakukan dengan cara verbal (bahasa)

atau non verbal (simbol). Komunikasi non verbal digunakan untuk

menyatakan perasaan seseorang melalui berbagai isyarat-isyarat

atau signal-signal yaitu melalui ekspresi wajah, posisi dan gerakan

tubuh, kontak mata dan lain sebagainya. Komunikasi non verbal

(43)

27

untuk menjelaskan sesuatu hal. Sedangkan komunikasi verbal itu

sendiri bisa dilihat dari tinggi rendahnya suara, peruabahan nada

suara (keras atau tidak) dan lain-lain.

3. Komunikasi Kebawah, Keatas dan Kesamping

Penggolongan komuniaksi ini didasarkan pada aliran pesan

dan informasi dalan suatu organisasi.

Komunikasi kebawah

Berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan

berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih

rendah (Wayne Pace, 2001:184). Seorang manajer mempunyai

tugas yang sulit dalam menentukan informasi yang harus

disampaikan atau tidak kepada bawahannya. Komunikasi

kebawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika

manajemen hanya ingin menyampaikan informasi faktual dan

non-komersial dan juga tujuannya hanya semata-mata

memberikan informasi bukan membujuk.

Komunikasi kebawah mempunyai fungsi pengarahan,

perintah, indoktrinasi, inspirasi dan evaluasi. Selain itu

komunikasi kebawah juga berisi informasi mengenai tujuan

organisasi, kebijaksanaan perusahaan, peraturan, pembatasan,

(44)

28 Komunikasi keatas

Komunikasi keatas adalah informasi yang ada mengalir

dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih

tinggi (atasan). Dalam organisasi setiap bawahan dapat

meminta informasi atau memberi informasi kepada atasan

(Wayne Pace, 2001:184).

Komunikasi keatas berfungsi untuk memperoleh

informasi mengenai kegiatan, keputusan dan pelaksanaan

pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.

Komunikasi ini dapat berupa laporan prestasi kerja,

saran-saran, rekomendasi, usulan anggaran dan lain-lain.

Komunikasi kesamping

Komunikasi kesamping terjadi antara dua orang yang

berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama atau

seseorang yang pada tingkatan yang berbeda yang tidak

mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain.

Komunikasi ini terjadi secara teratur diantara karyawan yang

bekerjasama dalam suatu team diantara para anggota kelompok

karyawan yang berbeda secara fungsional. Jadi komunikasi

kesamping sangat berkaitan erat dengan aliran kerja dalam

organisasi.

Pertukaran informasi antar karyawan didalam

(45)

29

suatu organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh dan juga

sebagai alat utama untuk mengkoordinasikan dan

mempersatukan semua bagian yang ada dalam struktur

organisasi perusahaan. Dalam hal ini fungsi utama komunikasi

kesamping adalah pengordinasian dan pemecahan masalah.

4. Komunikasi Formal dan Informal

Dasar penggolongan ini adalah terletak pada gaya, tata

karma dan pola aliran informasi didalam perusahaan.

Komunikasi Formal

Menurut Miftah Thoha (Abdullah, 2008:14) komunikasi

organisasi merupakan proses komunikasi yang mengikuti jalur

hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur

organisasi. Komunikasi ini terjadi diantara karyawan melalui

garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Saluran yang digunakan dalam komunikasi formal yaitu

melalui komunikasi keatas dan komunikasi kesamping. Dalam

menggunakan komunikasi ini manajemen harus bisa

menciptakan kondisi yang menyenangkan. Menurut Abdullah

Masmuh (2008:15) bahwa proses komunikasi formal pada

(46)

30 a. Dimensi Vertikal

Adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas

kebawah dan sebaliknya dari bawah keatas, seperti

hubungan kerja antara atasan dan bawahan.

b. Dimensi Horizontal

Yakni pengiriman dan penerimaan berita atau informasi

yang dilakukan antar berbagai karyawan yang

mempunyai kedudukan yang sama. Tujuan dari

komunikasi ini adalah untuk melakukan koordinasi.

c. Dimensi Luar Organisasi

Dimensi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa

suatu organisasi tidak bisa hidup sendirian, karena itu

organisasi membutuhkan komunikasi dengan pihak luar

yang berada dalam lingkungannya tersebut. Dalam

dimensi ini informasi masuk ke dalam suatu organisasi

yang berasal dari luar, demikian pula sebaliknya suatu

informasi dikirim dari organisasi kepihak luar.

Komunikasi Informal

Menurut Abdullah Masmuh (2008:14) komunikasi

informal adalah proses komunikasi dimana arus informasinya

sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing

pribadi yang ada dalam organisasi tersebut. Komunikasi ini

(47)

31

desas-desus). Hal ini dikarekan pertumbuhan dan

penyebarannya yang nampak serampangan dan tanpa

direncanakan terlebih dahulu.

Komunikasi informal terjadi diantara karyawan dalam

suatu oraganisasi yang dapat berinteraksi secara bebas terlepas

dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka. Selain itu

komunikasi ini terjadi sebagai perwujudan dari keinginan

manusia untuk bergaul dan keinginan untuk menyampaikan

informasi yang dipunyainya dan dianggap tidak dipunyai oleh

rekan sekerjanya.

5. Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah

Setiap komunikasi bisa digolongkan menjadi komunikasi

satu arah dan dua arah dalam proses komunikasi lisan-tertulis,

nerbal-non verbal, formal-informal dan komunikasi

keatas-kebawah-kesamping.

Komunikasi satu arah

Jenis komunikasi satu arah ini menghilangkan seorang

komunikan untuk menyampaikan umpan balik dari pesan yang

disampaikan oleh komunikator. Seperti halnya perintah atau

instruksi dari atasan kepada bawahan dalam organisasi militer.

Komunikasi satu arah ini hanya menekankan pada pesan.

Komunikasi ini memiliki keuntungan dan kelebihan.

(48)

32

dan menghemat biaya dan waktu. Komunikator merasa puas

karena tidak ada kesempatan untuk komunikan untuk bertanya

tentang informasi yang telah disampaikan. Kemudian kerugian

dari komunikasi ini adalah penerima pesan merasa tidak diberi

kesempatan untuk menanggapi tentang pesan yang

diterimanya. Sehingga komunikan dibiarkan dalam keadaan

tidak jelas.

Komunikasi dua arah

Komunikasi dua arah menekankan adanya komunikasi

timbal balik diantara keduanya. Unsur yang utama dalam

komunikasi dua arah adalah adanya umpan balik yang diterima

oleh keduanya. Contoh komunikasi ini adalah seminar, kuliah

dalam kelas dan lain sebagainya.

Komunikasi ini juga mempunyai keuntungan dan

kerugian. Keuntungan dalam komunikasi ini adalah

komunikator dapat memperolah umpan balik mengenai pesan

yang telah disampaikan. Selain itu komunikator juga dapat

mengevaluasi pesan yang disampaikan, apakah komunikan bisa

menerimanya atau tidak. Kemudian untuk kerugiannya yaitu

komunikasinya lambat, memakan banyak waktu sehingga tidak

(49)

33

8. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi

Katz dan Khan (Wayne Pace, 2001:174) menunjukkan bahwa

pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa

komunikasi diantara para anggota organisasi tersebut dibatasi. Dalam

hal ini pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu

mengenai “siapa berbicara kepada siapa” yang mempunyai kosekuensi

besar dalam berfungsinya organisasi. Ada dua pola komunikasi dalam

organisasi yaitu pola roda dan lingkaran yang menggambarkan aliran

pengaruh dalam organisasi yang dibatasi.

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi

kepada individu yang menduduki posisi sentral. Dalam pola ini orang

yang menduduki posisi sentral adalah orang yang menerima kontak

dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan

juga memecahkan masalah dengan persetujuan anggota lainnya.

Sedangkan pola lingkaran adalah pola yang memungkinkan semua

anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui

sejenis sistem pengulangan pesan. Dalam pola ini semua anggota tidak

bisa berhubungan secara langsung dan juga tidak memiliki akses

langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk

memecahkan persoalan.

Pola lingkaran meliputi kombinasi orang-orang penyampaian

pesan cenderung lebih baik. Dalam pola ini komunikasi dapat diakses

(50)

34

dengan yang lainnya, kepuasan terhadap proses komunikasi dan

kemampuan beradaptasi dalam perubahan-perubahan tugas. Kemudian

untuk pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas

aliran pesan. Kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat, lebih

stabil cermat dalam meyelesaikan masalah, tetapi cenderung

mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan.

9. Pendekatan Komunikasi Organisasi

Menurut Arni (2005:74) untuk melihat komunikasi yang terjadi

dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu

pendekatan makro, mikro dan individual sebagai berikut:

1. Pendekatan Makro

Dalam pendekatan ini organisasi dipandang sebagai suatu

struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Aktivitas

organisasi dalam hal ini yaitu:

Memproses Informasi Dari Lingkungan

Setiap oragnisasi membutuhkan informasi dari

lingkuang luar untuk mempertahankan hidup dan sebagai cara

untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri. Hal ini dilakukan

dengan mentrasfer informasi yang relevan dengan keadaan

organisasi, kemudian merumuskan suatu respon yang tepat

terhadap input informasi tersebut. Informasi ini digunakan

(51)

35 Mengadakan Identifikasi

Identifikasi adalah proses penyesuaian diri. Informasi

yang telah diproses oleh organisasi digunakan untuk negosiasi

dan persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari

pelanggan. Berdasarkan informasi ini organisasi berusaha

untuk mengkoordinasi segala kegiatan supaya dapat memenuhi

keinginan dari para pelanggan. Dalam hal ini komunikasi

mempunyai peran penting yaitu untuk mengkomunikasikan

suatu kebijakan baru yang dibuat oleh organisasi supaya para

pelanggan mengetahuinya

Melakukan Integrasi Dengan Organisasi Lain

Setiap organisasi dipengaruhi oleh aktivitas organisasi

lain dalam lingkungannya. Dalam hal ini organisasi bergerak

sebagai monitor untuk mengawasi pengaruh organisasi lain

kepadanya. Seperti halnya ada organisasi lain yang

memproduksi sama tetapi kualitasnya lebih baik dan harganya

lebih murah maka ini bisa membahayakan organisasi kita.

Untuk mengatasi saingan dari organisasi lain ada

beberapa cara yang dilakukan oleh organisasi seperti membaca

brosur, pamflet mengenai organisasi lain dan berkonsultasi

(52)

36 Penentuan Tujuan

Tujuan organisasi merupakan komponen utama yang

sangat penting. Setiap organisasi menentukan tujuannya setelah

mendapatkan informasi mengenai lingkungannya,

mengidentifikasi dengan pelanggan dan melakukan integrasi

yang cukup dengan organisasi lain untuk memperjelas

tujuannya.

Menurut Arni (2005:76) tujuan adalah tempat yang

diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu.

Untuk menentukan tujuan, organisasi harus bisa

mengembangkan informasi dari internal dan eksternal

organisasi. Kekuatan eksternal ini bisa berasal dari sikap

pelanggan, tersedianya bahan mentah dan tingkah laku dari

saingan.

2. Pendekatan Mikro

Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit

dan sub unit pada organisasi. Komunikasi ini terjadi antar anggota

kelompok. Terdapat beberapa kelompok sosial didalam organisasi

dan masing-masing kelompok ini mempunyai tujuan yang berbeda.

Ada beberapa unsur yang berkaitan dengan pendekatan mikro

(53)

37 Orientasi dan Latihan

Terkadang suatu organisasi perlu memberikan orientasi

dan latihan untuk orang-orang dalam suatu organisasi agar

dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu dan untuk melakukan

semua itu maka dibutuhkan komunikasi. Seperti untuk

menjelaskan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh

anggota organisasi maka diperlukan komunikasi.

Orientasi adalah proses yang terus menerus

menghendaki komunikasi untuk membawa orang lain melihat

apa yang sedang berlangsung dalam suatu organisasi. Tugas

memberi orientasi ini bisa dilakukan oleh pimpinan maupun

oleh anggota organisasi yang lain.

Keterlibatan anggota

Dalam organisasi keterlibatan anggota sangat penting

yaitu untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Sebab apabila

suatu bagian kerja organisasi macet maka akan mempengaruhi

seluruh tugas organisasi yang lain. Untuk mengajak anggota

supaya bisa melakasankan tugasnya maka dibutuhkan

komunikasi. Setiap pimpinan mempunyai cara untuk membuat

anggotanya supaya terlibat dalam organisasi secara baik dan

(54)

38 Penentuan Iklim Organisasi

Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam

faktor diantaranya yaitu tingkah laku pimpinan, tingkah laku

teman sekerja dan tingkah laku dari organisasi sendiri. Tetapi

yang paling utama iklim organisasi ditentukan oleh komunikasi

pimpinan kepada kelompoknya.

Supervisi dan Pengarahan

Setiap anggota organisasi membutuhkan pengarahan

dari atasan atau anggota lain untuk menunjukkan tentang suatu

pekerjaan dalam organisasi, karena apabila tidak ada arahan

maka pekerjaan tersebut bisa tidak terkontrol. Supervisor

bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dibawahnya dan

membantu orang-orang tersebut supaya melakukan

pekerjaannya dengan baik.

Kepuasan Kerja

Menurut Arni (2005:78) ada dua hal yang membuat

orang tidak puas dengan pekerjaannya, yaitu tidak mendapat

informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dan

hubungan dengan teman kerja kurang baik. Dengan kata lain

bahwa ketidak puasan kerja ini karena adanya masalah

komunikasi.

Untuk mengatasi masalah kuranganya informasi maka

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Alhamdulilah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan ridhonya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya dan rahmat hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Faktor

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga mampu

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis