Bab 2 Minyak Bumi
E. Senyawa Hidrokarbon Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hampir menjadi penyusun seluruh benda yang ada di sekitar kita. Senyawa hidrokarbpn berperan dalam berbagai bidang, baik dalam bidang papan, sandang dan pangan. Senyawa hidrokarbon kelimpahannya sangat tinggi di alam karena senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang menjadi dasar penyusunan suatu benda atau produk.
Di bidang pangan, hidrokarbon dapat berupa glukosa, dan karbohidrat yang menjadi bahan pangan pokok manusia. Glukosa atau yang biasa disebut gula sederhana memiliki rumus molekul (C6H12O6), glukosa berperan sebagai sumber energi manusia yang merupakan hasil merupakan hasil pemecahan molekul dari karbohidrat dengan rumus molekul (CH2O)n, dengan kata lain karbohidrat merupakan senyawa kompleks yang merupakan gabungan dari banyak molekul glukosa. Berdasarkan jumlah gulanya, karbohidrat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas satu monomer (satu molekul gula). Monosakarida memiliki sifat mudah larut dalam air, memiliki rasa manis, dan merupakan gula yang umum ditemukan pada buah dan madu.
Sumber: http://search.google.com
140 Jenis-jenis monosakarida yang umum diantaranya adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis monosakarida tersebut memiliki tingkat kemanisan yang berbeda- beda, dimana fruktosa lebih manis dibandingkan glukosa, dan glukosa lebih manis dibandingkan galaktosa.
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.35 Molekul senyawa monosakarida
2. Disakarida
Disakarida merupakan bentuk karbohidrat yang terdiri dari 2 monomer (2 molekul gula yang berikatan). Disakarida bersifat mudah larut dalam air, berasa manis, dan merupakan gula yang paling banyak diproduksi dalam industri. Salah satu contoh disakarida paling umum kita jumpai yaitu sukrosa (gula meja) merupakan disakarida yang digunakan dalam minuman, dan hampir ada di setiap rumah di Indonesia.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.36 Gula disakarida (gula meja)
Sukrosa terdiri dari molekul fruktosa dan glukosa yang berikatan dengan ikatan glikosidik. Sedangkan maltosa merupakan disakarida yang umum terdapat pada jenis umbi-umbian, terdiri dari 2 molekul glukosa yang saling berikatan. Laktosa merupakan gula yang terdapat pada susu, terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Berdasarkan tingkat kemanisannya, sukrosa memiliki rasa yang lebih manis dari maltosa, dan maltosa memiliki rasa lebih manis dari laktosa.
141
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.37 Molekul senyawa disakarida
3. Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari sedikit molekul gula (umumnya 3 hingga 10 molekul). Gula penyusun oligosakarida dapat berupa glukosa, fruktosa, maupun galaktosa. Oligosakarida dapat ditemukan dalam umbi-umbian seperti ubi rambat. Contoh oligosakarida adalah rafinosa (3 molekul gula) yang terdiri dari molekul galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.38 Molekul senyawa oligisakarida
4. Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari banyak monomer gula, dan umumnya tidak berasa manis. Beberapa contoh senyawa polisakarida yang umum dalam kehidupan seharihari diantaranya yaitu: amilum, selulosa, dan glikogen.
Sumber: http://search.google.com
142 Amilum atau pati merupakan cadangan makanan tumbuhan yang dapat diperoleh dari batang, biji, maupun umbi. Amilum tersusun atas banyak molekul glukosa yang berikatan dengan ikatan alfa 1,4 glikosidik.
Selulosa merupakan komponen penyusun dinding sel tumbuhan dan bakteri. Selulosa dalam sayuran dikenal dengan istilah serat makanan. Selulosa tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan beta 1,4 glikosidik, selulosa juga banyak digunakan sebagai bahan serat alam.
Glikogen merupakan cadangan makanan pada hewan, yang disimpan dalam hati dan otot. Glikogen tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan alfa 1,4 glikosidik.
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.40 Molekul Senyawa Amilum
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.41 Molekul senyawa selulosa
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.42 Molekul Senyawa Glikogen
Glikogen dan amilum tersusun atas glukosa dengan jenis ikatan yang sama, perbedaan antara kedua karbohidrat ini adalah pada bentuk polimernya. Dimana polimer
143 glikogen memiliki banyak sekali percabangan sedangkan amilum memiliki lebih sedikit percabangan.
Amilum dan selulosa sama-sama tersusun atas molekul glukosa dengan perbedaan pada jenis ikatan yang terbentuk. Ikatan alfa 1,4 glikosidik pada amilum dapat dicerna oleh enzim amilase dalam sistem pencernaan manusia, sedangkan ikatan beta 1,4 glikosidik pada selulosa tidak dapat dicerna. Oleh sebab itu selulosa pada makanan akan menumpuk di usus besar dan sangat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.
Pemanfaatan senyawa hidrokarbon pada bidang energi sudah tidak perlu ditanyakan lagi peran senyawa hidrokarbon, mulai dari rantai pendek C1-C4 hingga rantai menengah C15 hasil olahan minyak bumi semua dapat diolah menjadi bahan bakar langsung pakai. Namun selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar senyawa-senyawa hidrokarbon hasil olahan minyak bumi ini juga dapat diolah menjadi senyawa turunan yang lain diantaranya yaitu
Pada bidang sandang, adalah senyawa hidrokarbon PTA (purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dengan bahan dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi senyawa aromatik, yaitu para-xylene. Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA. Dari PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol sehingga menjadi serat poliester. Serat poliester inilah yang menjadi benang sintetis sebagai bahan dasar kain saat ini. Hampir semua pakaian seragam yang kita kenakan mungkin terbuat dari poliester. Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya. Tingkat kehalusan bahan yang terbuat dari serat polyester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol). Sebetulnya ada polimer lain yang juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis yang lebih halus atau lembut lagi yaitu, serat polimer tersebut terbuat dari polietilen.
Sumber: http://wikipedia.org
144 Serat poliester juga digunakan sebagai bahan pembuatan dakron, dakron merupakan kapas sintetis yang penggunaannya telah menggantikan sebagai bahan isian bantal atau kasur saat ini. Dakron memiliki berbagai keunggulan disbanding dengan kapas alam diantaranya yaitu, karena dakron terbuat dari serat sintetis sehingga dakron memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap degradasi struktur akibat faktor alami, dakron juga bersifat kedap terhadap air, serta dakron mampu mempertahankan bentuknya setelah mengalami penekanan pada waktu yang relatif lama, hal ini penting ketika dakron digunakan sebagai bahan pengisi bantal atau kasur.
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.44 Serat kain poliester
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.45 Dakron dan kain poliester
Polimer atau yang lebih sering kita sebut sebagai plastic juga merupakan senyawa turunan hidrokarbon yang merupakan hasil dari pengolahan dari senyawa etena (C2H4). Polimer disintesis atau dibuat dengan cara merangkai danmenggabungkan molekul sejenis hingga panjang rantai tertentu, proses ini sering disebut dengan proses reaksi polimerisasi.
145 Ada dua jenis polietilen yang umum digunakan yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). Seperti dilihat dari penamaannya kedua jenis tersebut dibedakan oleh density atau masa jenis yang dimiliki.
Low density polyethylene (LDPE) merupakan jenis polimer dari polietilen yang memiliki densitas atau masa jenis yang relatif rendah, sehingga plastik yang dihasilkan menggunakan bahan ini akan memiliki sifat ringan, lentur, bening, ringan dan mudah di daur ulang. Penggunaan dari plastic jenis ini adalah sebagai kantong plastik, pembungkus makanan, botol minuman
Sumber: http:// alibaba.com
Gambar 2.46 Contoh produk hasil olahan LDPE
Sedangkan high density polyethylene (HDPE) merupakan jenis polietien yang memiliki densitas tinggi, produk plastik yang dihasilkan akan memiliki sifat ketahanan fisik yang kuat, kaku serta tidak mudah rusak. Plastik jenis ini banyak digunakan sebagai bahan perabotan rumah tangga, isolatoralat olahraga dan lain sebagainya.
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.46 Contoh produk hasil olahan HDPE
Penggolongan jenis polimer atau plastik juga dapat berdasarkan ketahanan terhadap panasnya, yaitu plastik jenis thermoplastic dan plastik jenis thermosetting. Thermoplastic merupakan polimer yang mencair melalui proses pemanasan dan mengeras ketika didinginkan pada suhu ruang (30oC) sehingga jenis polimer ini dapat dibentuk berulang kali. Thermoplastic pada umumnya bersifat ringan, mudah direnggangkan, fleksibel, titik leleh rendah, dapat larut pada pelarut yang sesuai, dan memiliki rantai
146 molekul linear ataupun bercabang. Jenis polimer yang termasuk dalam thermoplastic diantaranya yaitu: polyethylene, polystyrene, poly vinyl cloride (PVC), nylon, perspex, propylene dan lain-lain. Penggunaan polimer ini dapat dijumpai pada pipa air (PVC), peralatan rumah tangga (PS dan PE), bahan pakaian (PE).
Sumber:http://euroaquappr.com
Gambar 2.47 Pipa PVC
Sedangkan Thermosetting merupakan polimer yang hanya sekali dibentuk dengan pemanasan kemudian dicetak, polimer jenis ini akan semakin mengeras ketika mengalami pemanasan karena proses pemanasan akan menimbulkan reaksi kimia, reaksi ini akan mengeraskan material menjadi solid kaku. Jika dilakukan pemanasan lebih lanjut polimer ini kan mengalami degradasi dan rusak (pecah) dan kemudian terbakar tanpa dapat dilelehkan untuk dicetak kembali. Thermosetting memiliki sifat diantaranya: keras dan kaku, tidak fleksibel, tidak dapat dibentuk ulang, tahan terhadap asam atau basa, tidak larut pada pelarut apapun, memiliki ikatan silang antar rantai molekul penyusunnya. Jenis polimer yang termasuk dalam thermosetting yaitu: resin epoxy, resin melamin, bakelit, urea-formaldehide, fiber-glass. Penggunaan polimer ini dapat dijumpai pada alat makan (melamin), penyusun papan selancar dan perahu (fiber-glass).
Sumber:http://anneahira.com
Gambar 2.49 Papan selancar
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.50 Perkakas melamin
Pada bidang pertanian, peran senyawa hidrokarbon sebagai bahan baku pembuatan pupuk sintetis. Pupuk merupakan senyawa kimia tambahan yang digunakan untuk
147 menyuburkan tanah, guna meningkatkan hasil pertanian. Pupuk merupakan senyawa turunan minyak bumi yaitu olefin. Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Diantara olefin yang terpenting (paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena (butena), dan butadiene. Olefin pada umumnya dibuat dari etana, propane, nafta, atau minyak gas (gas-oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propane dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10, sedangkan gas-oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul dari C-10 hingga C-30 atau C-30. Senyawa olefin tersebut kemudian diproses dengan metode reaksi tertentu pada industry petrokimia sehingga dihasilkan produk olahan yang berupa pupuk sintetis. Kelebihan penggunaan pupuk sintetis yaitu pupuk memiliki kegunaan yang spesifik terhadap tanaman dengan menentukan formula unsur hara yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh terdapat jenis pupuk yang berfungsi sebagai penyubur daun dan mempercepat pertumbuhan ada pula pupuk yang berfungsi khusus untuk memasakkan buah dari tanaman.
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.51 Pupuk hasil industri petrokimia
Karet sintetis juga merupakan senyawa turunan hasil pengolahan hidrokarbon, produk turunan ini dikenal sebagai Styrene Butadiene Rubber atau biasa disingkat (SBR), SBR sebagai salah satu jenis polimer yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. SBR yang dibuat dari campuran 1,3 butadiene dan styrene banyak digunakan untuk pembuatan ban kenderaan, tetapi penggunaan yang intensif dari produk ini terjadi di dalam pabrikasi berbagai macam produk. Hampir 60% SBR yang dihasilkan di USA digunakan dalam industri ban mobil dan bahan perekat, disamping itu juga banyak digunakan sebagai bahan pelapis, pembungkus makanan, mainan anakanak, perpipaan, sabuk (belt), sepatu, dan lain-lain. Karena membedakan karet sintetis dengan karet alam adalah tingkat keelastisannya, dimana karet alam memiliki tingkat keelastisan lebih baik. Namun jika dilihat dari segi ketersediaan dan biaya produksi, pengolahan produk
148 berbahan karet sintetis lebih menguntungkan sehingga banyak industri yang cenderung memilih menggunakan karet sintetis, adapun kekurangan sifat yang dimiliki oleh karet sintetis dapat diperbaiki dengan penambahan zat aditif pada proses produksinya.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.52 Selang karet sintetis
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.53 Isolator kabel berbahan karet sintetis
Latihan Soal Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah slah satu jawaban yang paling tepat!
1. Senyawa hidrokarbon yang merupakan molekul tunggal gula adalah . . .
a. amilum d. maltosa
b. laktosa e. sukrosa
c. glukosa
2. Disakarida termasuk ke dalam senyawa hidrokarbon yang merupakan hasil dari penggabungan dua molekul gula sederhana. Berikut yang termasuk dalam gula disakarida adalah . . .
a. amilum d. maltosa
b. galaktosa e. fruktosa
c. glukosa
3. Amilum termasuk meruapakan senyawa hidrokarbon rantai panjang yang termasuk dalam jenis gula . . .
a. monosakarida d. oligosakarida
b. polisakarida e. heterosakarida
c. disakarida
4. Jenis gula yang mudah untuk dicerna dan diserap oleh tubuh adalah . . .
a. monosakarida d. oligosakarida
b. polisakarida e. heterosakarida
149 5. Jenis gula yang terdapat dalam susu adalah . . .
a. fruktosa d. sukrosa
b. glukosa e. laktosa
c. maltosa
6. Senyawa polisakarida yang tersusun dari molekul yang sama namun memiliki struktur bentuk polimer yang berbeda adalah . . .
a. selulosa dan maltosa b. selulosa dan amilum c. selulosa dan glikogen d. amilum dan glikogen e. glikogen dan gliserol.
7. Senyawa turunan minyak bumi yang menjadi bahan baku pembuatan serat poliester adalah . . .
a. kerosin d. terpentin
b. bensin e. stiren
c. vaselin
8. Kegunaan serat poliester digunakan untuk . . . a. sebagai serat sintetis kain
b. sebagai serat pengisi
c. bahan campuran pembuatan ban d. sebagai pembuatan perekat e. sebagai lapisan anti air
9. Perbedaan antara karet alam dan karet sintetis adalah . . .
a. mudah terdegradasi d. daya tahan terhadap air b. ketahanan terhadap tekanan e. keelastisan bahan c. kekuatan struktur
10. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat dari karet sintetis adalah . . . a. menambahkan senyawa pelarut pada karet sintetis
b. menambahkan senyawa karbon c. mencampur karet alam dan sintetis d. penambahan zat aditif
150 11. Jenis polimer atau plastik yang memiliki ketahanan terhadap panas paling baik tanpa
mengalami kerusakan fisik adalah . . .
a. thermoplastic d. pseudoplastic
b. thermosetting e.poly vinyl cloride
c. thermometric
12. Yang termasuk ke dalam jenis thermosetting adalah . . .
a. nylon d. polyethylene
b. polystyrene e.poly vinyl chloride
c. fiber-glass
13.Yang termasuk ke dalam jenis thermoplastic adalah . . .
a. fiber-glass d. polyethylene
b. melamin e. bakelit
c. epoxy
14. Sifat yang dimiliki oleh polimer jenis thermoplastic adalah . . . a. bersifat keras, kaku
b. dapat larut pada perlarut tertentu c. tidak mudah terlelehkan oleh panas
d. mengalami kerusakan fisik permanen ketika dipanaskan e. molekulnya tersusun dari rantai ikatan saling silang.
15. Proses pengerasan pada jenis polimer thermosetting dilakukan dengan cara . . . a. mendinginkan hingga suhu ruang
b. mendinginkan hingga suhu dibawah 0oC c. melakukan penambahan zat pengeras d. mendiamkan lama pada waktu tertentu e. melakukan pemanasan lebih lanjut.
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Sebutkan jenis-jenis gula yang ada beserta contohnya! 2. Jelaskan mekanisme pembentukan karet sintetis!
3. Jelaskan alasan pemilihan serat sintetis dibanding serat alam dalam industri! 4. Jelaskan kelebihan penggunaan pupuk sintesis dibanding pupuk organik! 5. Sebut dan jelaskan jenis plastik dan kegunaannya!
151
DAFTAR PUSTAKA
Atkins. 1990. Physical Chemistry. Edisi ke-4. Oxford : Oxford University Press. Atkinson, John dan Carol Hibbert. 2000. Advanced Level Chemistry. Oxford :
Heinemann.
Ebbing, Darrel D. 1984. General Chemistry. Wilmington : Houghton Miffling Comp. Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Hill, Graham C., et. al. 1995. Chemistry in Context. Ontario : Nelson.
Keenan, C. W., et. al. 1980. General College Chemistry. New Jersey : Harper & Row Publisher.
Petrucci, Ralph H. 1995. General Chemistry, Principles and Modern Application. New Jersey : Collier-McMillan.
152
GLOSARIUM
A
Aditif: Zat yang dicampur dengan zat yang lain untuk memberikan sifat, warna, rasa dan sebagainya tanpa membawa pengaruh terhadap susunan fisik dan kimiawinya yang pokok.
Aldehida: Senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen.
Amonia(k): Gas tak berwarna, baunya menusuk, terdiri atas unsur nitrogen dan hidrogen (NH3), mudah sekali larut dalam air; senyawaannya banyak dipakai dalam pupuk, obat- obatan dan sebagainya.
Asam Asetat: Asam berupa zat cair yang jernih berbau sengit (sangat penting dalam teknik industri, antara lain sebagai bahan untuk pembuatan aseton dan selulosa asetat); H3COOH.
Atom: Unsur kimia yang terkecil yang dapat berdiri sendiri dan dapat bersenyawa dengan yang lain.
Atom C: Unsur kimia yang terkecil dari karbon.
B
Basa: Senyawa yang menghasilkan ion OH- jika dilarutkan dalam air.
Berat molekul: Jumlah bobot dari atom-atom yang ditunjukkan dalam rumusnya.
D
Degradasi: Penguraian atau perubahan menjadi senyawa yang lebih sederhana secara bertahap.
Dehidrasi: Membuang kandungan air dalam campuran etanol.
Disakarida: Gula yg diturunkan dari monosakarida, dengan penyingkiran satu molekul air dari dua monosakarida.
Distilasi: Metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan menguap (volatilitas) bahan.
E
153 Enzim: Protein yang kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan dapat menimbulkan biokimia dalam suhu badan.
Etanol: Senyawa organik golongan alkohol primer yang berwujud cair dalam suhu kamar, tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus cahaya.
F
Fenol: Senyawa hidroksil aromatik. G
Gaya Van Der Waals: Keseluruhan gaya tarik menarik antar molekul, meliputi gaya dipol-dipol dan gaya dispersi.
Gula: Bahan makanan yang manis rasanya yang dibuat dari air beberapa tumbuhan atau buah (seperti tebu, aren, nyiur).
H
Hibridisasi: Pembastaran orbital-orbital atom dari tingkat energi berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat .
Hidrokarbon: Senyawa yang terbentuk dari karbon dan hidrogen saja.
Hidrolisis: Penguraian senyawa kimia yang disebabkan oleh reaksi dengan ai.r
I
Ikatan kimia: Gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil. Ikatan kovalen: Ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
K
Kadar: Ukuran isi suatu zat .
Karbon Dioksida: Unsur gas rumah kaca utama yang merupakan salah satu komposisi alami dalam atmosfer; CO2.
Kalor: energi yang berpindah dari satu sistem ke sistem yang lainnya karena perbedaan suhu.
Katalis: Suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
154 Keasaman: Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air.
Kelarutan: Jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut. Konsentrasi: Persentase kandungan bahan di dalam suatu larutan.
M
Metana: Gas yang terbentuk pada pelapukan zat organik dalam rawa dan paya yang merupakan komponen utama gas alam dan gas tambang.
Metanol: Zat cair yang tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah terbakar dan bersifat racun; alkohol CH3OH.
Molekul: Bagian terkecil suatu senyawa yang terbentuk dari kumpulan atom yang terikat secara kimia.
Monomer: Senyawa kimia yang molekulnya dapat digabungkan untuk membentuk molekul lebih besar yang dinamakan polimer.
Monosakarida: Gula yang paling sederhana yang apabila mengalami perubahan akan kehilangan sifatnya sebagai gula.
N
Nitrogen: Gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak beracun, bebas di udara (dilambangkan dengan N).
O
Oksida: Bijih logam yang mengandung oksigen.
Oksidasi: Reaksi penambahan/penaikan bilangan oksidasi. Oktana: Senyawa hidrokarbon jenis alkana dengan rumus C8H18. Orbital: Daerah sekitar inti yang terdapat elektron.
P
Polimer: Makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuansatuan kimia sederhana yang disebut monomer.
Polimerisasi: Proses bereaksi molekul monomer bersama dalam reaksi kimia untuk membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai polimer.
Polisakarida: Karbohidrat di mana molekulnya apabila dihidrolisis meng hasilkan banyak sekali monosakarida.
155 R
Reaksi: Perubahan dan sebagainya yang terjadi karena bekerjanya suatu unsur. Reaksi kimia: Perubahan materi yang menyangkut struktur dalam molekul suatu zat. Reaktor: Alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung.
Rumus molekul : Rumus senyawa kimia yang mengandung lambang atom-atom atau radikal yang ada, yang diikuti dengan angka bawah yang menyatakan jumlah setiap jenis atom atau radikal dalam molekul.
S
156
BIODATA PENULIS
Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T.adalah staf pengajar di Universitas Negeri Semarang (UNNES), pada Jurusan Kimia FMIPA (2001-2007) dan pada Program Studi Teknik Kimia
– Fakultas Teknik(2007-sekarang). Dilahirkan di Sleman pada tanggal 11 Maret 1976, menyelesaikan pendidikan di SD Muhammadiyah Ambarketawang I, SMP 5, dan SMA 1 di Yogyakarta. Menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2000 dan S2 pada tahun 2004. Selanjutnya pada tahun 2014 meraih gelar Doktor dalam bidang teknik kimia pada
universitas yang sama dengan disertasi yang berjudul “Studi Produksi Biodiesel Secara
Kontinyu dengan Reactive Distillation dan Analisis Termodinamikanya”. Penulis telah banyak melaksanakan penelitian dengan pendanaan dari Kemenristekdikti, Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Tengah, Toray Science Foundation Jepang, dan TWAS Research Grant Italy. Hasil penelitian telah dipublikasikan, baik sebagai penulis utama maupun pendamping, pada berbagai jurnal internasional terindeks Scopus dan Thomson Reuter serta buku referensi “Biodiesel: Bahan Baku, Proses, danTeknologi”.
Publikasi ilmiah juga dilaksanakan melalui seminar internasional di Australia, Malaysia, Filipina, Jerman, Kroasia, Jepang, dan Inggris. Banyak beasiswa telah diraih oleh penulis, di antaranya adalah Beasiswa Erasmus Mundus Euro-Asia untuk program Student Exchange di Politecnico di Torino, Italy (2010-2012) dan student travel grants dari ASEAN SEAMEO-SEARCA Filipina, Abiosuse.V. Jerman, maupun BLSN Dikti untuk