• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sierra Leone

Dalam dokumen T2 322014005 BAB III (Halaman 48-54)

Konflik berdarah di Sierra Leone sepanjang awal tahun 1999 yang mengakibatkan hampir 50 ribu jiwa tewas dan

menimbulkan krisis berkepanjangan. Berbagai upaya

penyelesaian konflik berdarah dilakukan oleh masyarakat internasional. Lantas pada 16 Januari 2002 terbentuklah

Pengadilan khusus untuk Sierra Leone atau The Special Court

for Sierra Leone (SCSL) dari hasil kesepakatan antara Pemerintah Sierra Leone dan PBB. Dasar hukum pengadilan khusus untuk Sierra Leone adalah resolusi Dewan Keamanan 1315 (2000) tanggal 14 Agustus 2000. Salah satu tujuannya adalah dalam rangka mengadili orang-orang yang memikul tanggungjawab terbesar atas pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan hukum Sierra Leone yang dilakukan di wilayah Sierra Leone sejak tanggal 30 November

80

86

1996.81 Disamping itu Resolusi 1315 Dewan Keamanan PBB

memberidat kepada Sekjen PBB untuk memulai pembicaraan tentang pembentukan pengadilan khusus guna menangani

kejahatan internasional di Sierra Leone.82 Pengadilan hybrid di

Sierra Leone didirikan melalui negosiasi dengan pemerintah yang berdaulat, dengan ruang lingkup peran domestik yang lebih besar. Peran Sierra Leone dalam struktur Mahkamah Khusus dipengaruhi oleh keputusan pemerintah untuk menunjuk staf internasional untuk beberapa posisi kunci yang seharusnya diisi

oleh Sierra Leone83.

Menurut Herman S dan Ikaningtyas, bahwa

pembentukan lembaga peradilan internasional ad hoc SCSL dengan struktur kelembagaan SCSL yang terdiri dari beberapa elemen nasional Sierra Leone serta elemen internasional dari berbagai negara yang menempati struktur kelembagaan peradilan internasional Ad Hoc SCSL, seperti para hakim

(judges), penuntut umum (prosecutor) serta pengacara

(lawyer)84.

81

Shaw, Malcolm N, Hukum Internasional, (terj). Bandung 2013. Hal. 405. 82

Siswanto. Op.Cit. Hal.303. 83

Office of The United Nations High Commisioner for Human Rights. Rule Of Law Tools for Post Conflict States : Maximizing the legacy of hybrid courts. New York : United Nation. 2008. Hal. 10.

84

Janu, Aditya, Suryokumoro, Herman dan Ikaningtyas, Mekanisme The Special Court for Sierra Leone (SCSL) dalam Menyelesaiakan Kasus Pelanggaran Berat (Studi Kasus

87

Struktur Organ kelembagaan peradilan SCSL menurut

Shaw85, pengadilan khusus terdiri atas majelis (dua majelis

persidangan dan satu majelis banding), dan dibagi menjadi tiga tingkat peradilan, yaitu Trial Chamber I, Trial Chamber II dan Appeal Chambers serta Prosecutor. Ketiga hakim memiliki kedudukan yang berbeda-beda, yaitu : Trial Chamber I merupakan peradilan tahap pertama dalam SCSL yang memiliki

tugas melakukan proses pemeriksaan terhadap proses

penuntutan awal kepada tersangka kejahatan terhadap kemanusiaan. Terdiri dari satu hakim nasional Sierra Leone dan dua hakim internasional. Trial Chamber II, merupakan peradilan tahap pertama yang berperan untuk memutuskan seorang terdakwa bersalah atau tidak berdasarkan kesaksiann bukti serta

argumen yang dipaparkan para pihak dalam persidangan86.

Terdiri dari tiga hakim yaitu satu hakim nasional Sierra Leone dan dua hakim internasional. Adapun untuk Appeal Chambers bertugas memeriksa dan memutus banding atas perkara yang

sudah diputus Trial Chambers87. Terdiri dari dua hakim

Nasional Sierra Leone dan tiga Hakim Internasional.

Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Civil War 1991-2002 di Sierra Leone. Makalah. Hal. 7.

85

Shaw. Op.Cit. Hal. 405 86

Aditya, Suryokumoro, Herman dan Ikaningtyas. Ibid. Hal. 8. 87

88

Semua hakim internasional yang duduk di dalam SCSL merupakan hakim yang ditunjuk secara resmi oleh sekertaris jendral PBB. Trial Chamber II disini Terakhir Appeal chamberss mendengarkan permohonan yang menolak segala keputusan yang dikeluarkan oleh peradilan sebelumny atau Trial Chambers. Presecutor merupakan salah satu dari tiga organ dari Pengadilan Khusus SCSL yang bertugas sebagai penuntut. Berkenaan dengan Yuridiksi menurut Shaw, bahwa Yuridiksi Pengadilan Khusus mencerminkan sifat hibrida yang ada pada pembentukan dan pengisian stafnya. Pengadilan memiliki yuridiksi berkaitan dengan kejahatan terhadap kemanusiaan. 2) Cambodia

Pengadilan campuran (hibryd) juga dilakukan Kamboja, hal itu dilakukan karena secara faktual Kamboja tidak ada unwilling dan unable untuk memulai proses peradilan. Kondisi unwilling dan unable dikarena sistem hukum nasional tidak berfungsi dan sumberdaya manusia yang terbatas, sehingga pengadilan domistik tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kebuntuan itu pada tahun 2001, Majelis Nasional Kamboja mengesahkan sebuah undang-undang yang bertujuan membentuk pengadilan untuk mengadili kejahatan serius yang dilakukan rezim Khmer

89

Mereah dibawah Pol Pot tahun 1975-1979. Dasar hukum

peradilan yang kemudian dinamakan “Extraordinary Chambers

in the Courts of Cambodia berdasarkan pada perjanjian PBB

dan Pemerintah Kamboja. Yang dikenal dengan “March

Agreement”.

Menurut Shaw88, pada 13 Mei 2003, Majelis Umum

PBB menyetujui Rancangan Perjanjian antara PBB dan Kamboja yang mengatur tentang Majelis Luar Biasa dalam Pengadilan Kamboja, dengan tujuan mengadili para pemimpin

senior Demokratik Kampuchea dan mereka yang

bertanggungjawab atas kejahatan dan pelanggaran serius terhadap hukum pidana Kamboja.

Extraordinary Chambers in the Courts of Cambodia (ICCC), juga memiliki struktur pengadilan yang meliputi : Judicial Chambers (persidangan), Office of the Co-Prosecutor (Penuntut) dan Co-Investigating Judges (Hakim Penyelidik). Sedangkan Judicial Chambers, terdiri dari tiga bagian, yaitu : PreTrial Chamber, Trial Chamber, serta Supreme Court

Chamber89. Adapun proporsionalitas kedudukan Hakim pada

ketiga peradilan menunjukkan keberbedaan, yakni; Pre-Trial dan Trial Chamber terdiri dari dua hakim internasional dan tiga

88

Shaw, Op.Cit. Hal. 406-407. 89

90

hakim Nasional, sedangkan Supreme Court Chamber terdiri dari empat hakim Nasional dan tiga hakim internasional. Kewenangan hakim pada ketiga bagian Judicial Chamber, juga berbeda-beda, seperti : Pre-Trial Chamber memiliki wewenang memeriksa keberatan dan banding terhadap perintah yang dikeluarkan oleh Hakim Co-Investigasi. Trial Chamber disini berperan memutuskan apakah seorang terdakwa bersalah atau tidak bersalah berdasarkan saksi kesaksian, bukti dan argumen yang disampaikan oleh pihak selama persidangan Terakhir Supreme Court Chamber memiliki wewenang mendengar banding terhadap keputusan dan penilaian yang dikeluarkan oleh

Trial Chamber.90

Semua hakim internasional yang duduk dalam lembaga ECCC diangkat oleh Dewan Hakim Agung Kamboja (the Supreme Council of the Magistracy of Cambodia) atas usulan dari Dewan Keamanan PBB (DK PBB). Adapun Yurisdiksi Majelis Luar Biasa meliputi Kejahatan genosida sebagaimana didefinisikan dalam Konvensi Genosida 1948, kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana didefinisikan dalam Statuta Roma 1998 tentang Pengadilan Pidana Internasional dan

90

Extraordinary Chambers in the Courts of Cambodia. https://www.eccc.gov.kh/en/judicial-chamber. Diakses 15 Oktober 2015

91

pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 1949, serta

kejahatan lain UU Kamboja 200191.

Dalam dokumen T2 322014005 BAB III (Halaman 48-54)

Dokumen terkait