• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.4 Sifat fisika kimia perairan

Nilai kualitas air pada bulan Desember dan Februari relatif hampir sama pada semua stasiun, kecuali pada bulan April yang merupakan musim peralihan antara musim penghujan dengan musim kemarau kualitas air mengalami penurunan (Lampiran 3). Ikan tilan tidak ditemukan pada bulan Desember dan

Maret di Pulau Gundul dan pada bulan April di Pulau Burung akibat terjadinya perubahan kondisi perairan. Terjadinya perubahan sifat fisika kimia di suatu perairan dapat memengaruhi struktur komunitas ikan (Petry et al. 2003; Soares et al. 2006; Rondonet al, 2008).

Suhu perairan di ke lima stasiun tidak menunjukkan perbedaan yang berarti dimana suhu bervariasi antara 27,9 – 31,3 oC. Hanya di Sungai Borang suhu meningkat pada bulan April yang merupakan musim peralihan antara musim penghujan dengan musim kemarau (Lampiran 7). Suhu berpengaruh terhadap sintasan, reproduksi, pertumbuhan organisme muda dan kompetisi (Krebs 1985). Selanjutnya Paragamian dan Wakkinen (2002) mengemukakan bahwa keberadaan ikan white sturgeon (Acipenser transmontanus) di daerah pemijahan dipengaruhi oleh temperatur. Rodryguest et al. (2004) mengemukakan bahwa larva ikan Dormittator latiform tertangkap dalam jumlah yang besar dipengaruhi oleh naiknya temperatur di perairan tersebut.

Pada saat dilakukan penelitian tidak ditemukan stasiun yang memiliki salinitas di atas satu. Hanya pada bulan Juli ditemukan salinitas yang berkisar antara 0,01-0,07 ppt (Lampiran 3). Ini sesuai dengan penelitian Adjie dan Samuel (2008) yang mengemukakan bahwa salinitas nol mulai dari Sungai Kundur (Pulau Banjar) sampai di Selat Ajaran dan Upang.

Gerakan massa air pada saat terjadi pasang dapat memengaruhi sebaran ikan baik secara longitudinal maupun secara lateral. Pada saat air pasang, ikan tilan tertangkap di pingir-pinggir sungai yang bervegetasi untuk mencari makan. Berdasarkan Setijanto et al. (2003), distribusi larva ikan di estuaria Segara Anakan di Cilacap sangat dipengaruhi oleh gerakan massa air terutama arus pasang surut Samudera Hindia dan masukan air tawar yang berasal dari sungai. 4.2.5 Upaya pengelolaan ikan tilan

Dari analisis selang panjang ikan tilan, didapatkan bahwa 1-13 kelompok ukuran ikan tilan terdapat di sepanjang stasiun, hanya di stasiun Sungai Upang sebelas kelompok ukuran panjang. Ini menunjukkan bahwa stasiun pengamatan sepanjang 100 km merupakan habitat ikan dewasa dengan TKG dominan I-II. Ukuran ikan tilan paling kecil ditemukan di dalam penelitian ini adalah ikan tilan dengan ukuran panjang 100 mm yang jumlahnya hanya ± 2% dari ikan contoh . Di

Sungai Lagan Jambi (Dharyati dan Nurdawati, 2006) ditemukan juvenil ikan tilan dengan ukuran panjang 40-50 mm dan diperdagangkan sebagai ikan hias.

Ikan-ikan dewasa yang berada di sepanjang stasiun penelitian sebagian merupakan calon-calon induk yang akan meneruskan keturunannya, untuk itu sebaiknya ada stasiun yang dijadikan tempat perlindungan ikan tilan pada musim kemarau, mengingat penangkapan ikan tilan pada musim kemarau sangat intensif untuk diperdagangkan sebagai ikan hias. Dari segi stasiun, Pulau Burung sangat baik sebagai tempat hidup ikan tilan baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan. Hal ini disebabkan vegetasi yang masih cukup baik dan masih terendam air pada musim kemarau dan di stasiun ini tidak ditemukan pemukiman penduduk.

Berdasarkan stasiun, makanan utama ikan tilan adalah ketam yang dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan makanan utama ini tidak berubah selama tujuh bulan penelitian. Pentingnya ketam (Sesarma eydouxi) sebagai makanan utama ikan tilan, menyebabkan keberadaan organisme tersebut di alam harus dilestarikan. Sebagai caranya adalah menjaga habitat hidup ketam (Sesarma eydouxi) agar tidak rusak yaitu dengan memelihara vegetasi pinggiran sungai. Terpeliharanya vegetasi pinggiran sungai menyebabkan populasi ketam- ketam ini terjaga dengan baik karena ketam memanfaatkan daun-daun vegetasi sebagai makanannya. Pemeliharaan vegetasi pinggiran atau vegetasi riparian sungai merupakan hal yang penting karena vegetasi pinggiran sungai merupakan habitat berbagai jenis makanan ikan dan tempat menempelnya perifiton yang merupakan makanan larva dan juvenil ikan. Bagi ikan tilan habitat yang bervegetasi merupakan tempat untuk mencari makan berupa ketam, krustasea, serangga air dan moluska. Habitat yang vegetasinya masih banyak terendam air pada saat musim kemarau adalah stasiun Pulau Burung.

Strategi ikan tilan dalam mempertahankan populasinya agar tetap eksis adalah sifat ikan tilan yang memijah sepanjang musim penghujan (waktu pemijahan yang panjang) dan mengeluarkan telur secara bertahap. Didukung oleh faktor lingkungan seperti pengaruh arus pasang surut pada musim penghujan menyebabkan kegiatan penangkapan sangat berkurang. Ini memberikan kesempatan bagi ikan tilan yang matang gonad untuk melakukan pemijahan dan

pembesaran larva. Pada saat dilakukan penelitian, ditemukan 2 ekor ikan tilan yang siap pijah (TKG V) yang tertangkap di Sungai Borang pada saat terjadi penurunan permukaan perairan dan tertangkap di anak-anak sungai yang bermuara ke Sungai Borang. Walaupun tidak banyak ditemukan ikan tilan betina yang berada pada TKG IV dan V namun didapat petunjuk bahwa ikan tilan yang siap mijah (TKG V) ditemukan di Sungai Borang, diduga daerah pemijahan ikan tilan di anak-anak sungai yang bermuara ke Sungai Borang. Untuk menghindari agar ikan tilan matang gonad tidak tertangkap, sebaiknya tidak dilakukan pemasangan alat tangkap belat di anak-anak sungai yang bermuara ke Sungai Borang.

5 KESIMPULAN

Makanan ikan tilan terdiri dari atas tujuh kelompok yaitu crustacea, gastropoda, pelecypoda, pisces, insekta, serasah dan material yang tidak teridentifikasi. Makanan utama ikan tilan di perairan Sungai Musi bagian hilir adalah ketam (Sesarma eydouxy) dan makanan sekunder berupa udang yang terdiri dari lima spesies. Tidak ada perbedaan makanan utama ikan antar bulan maupun antar tempat, yang selalu didominasi oleh ketam.

Ikan tilan memijah sepanjang musim penghujan yaitu dari bulan Desember sampai bulan Mei. Ikan matang gonad (TKG IV-V) ditemukan pada bulan Februari sampai bulan Mei di stasiun Sungai Borang. Dilihat dari sebaran diameter telur, diduga ikan tilan merupakan ikan yang memijah secara bertahap.

Dokumen terkait