MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN
(Mastacembelus erythrotaenia Bleeker 1850)
DI SUNGAI MUSI
SYARIFAH NURDAWATI
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU PERAIRAN
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul :
“MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN (Mastacembelus
erythrotaenia Bleeker 1850) DI SUNGAI MUSI” adalah benar merupakan hasil
karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir dari tesis ini.
Bogor, 31 Agustus 2009
ABSTRACT
SYARIFAH NURDAWATI. Food and reproduction of fire spiny eel, Mastacembelus erythrotaenia (bleeker 1850) in Musi River. Under supervision of M.F. Rahardjo, Djadja Subardja Sjafei and Mas Tri Djoko Sunarno.
Fire spiny eel, Mastacembelus erythrotaenia is one of an economic fish that has been degradated. The research aimed to observe food and reproduction of the fish in Musi River. Sampling was conducted each month from December 2007 to Juli 2008. Samples were collected by hook and line, electro fishing, trammel net, long line and seine net. A total of 1001 fish varied from 100 to 730 mm in total length (2-1676 g in body weight). Stomach content was analyzed based on index of preponderance method. Based on the analysis, main food of the fish was Sesarma eydouxi. According to this research, the fish was classified to a selective crustacivorous predator. Main food of the fish was similar in each month sampling and station. The species was relatively low fecundity ranged from 995 to 9057 with larger diameter was around 0.10 to 2.40 mm. Large egg diameter distributed in the posterior of ovaries had 2-3 modes, and presenced atretic egg indicating a multiple spawner. This information can be used for management of the Mastacembelus erythrotaenia, aquaculture and conservation.
RINGKASAN
SYARIFAH NURDAWATI. Makanan dan reproduksi ikan tilan (Mastacembelus
erythrotaenia Bleeker 1850) di Sungai Musi. Dibawah bimbingan M.F Rahardjo, Djadja Subardja Sjafei dan Mas Tri Djoko Sunarno
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebiasaan makanan dan reproduksi ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) dalam satu rangkaian sungai dan waktu. Sampling dan observasi lapangan dilakukan sebanyak tujuh kali yaitu tiga kali yang mewakili musim penghujan, tiga kali pada musim peralihan dan satu kali yang mewakili musim kemarau yang dimulai pada bulan Desember (2007), Januari, Februari, Maret, April, Mei dan bulan Juli (2008). Stasiun penelitian ditetapkan sebanyak lima stasiun yaitu Pulau Banjar, Sungai Borang, Pulau Burung, Pulau Gundul dan Sungai Upang.
Metoda penelitian meliputi analisis makanan dan analisis reproduksi ikan contoh yang dilakukan di laboratorium Bio Makro I. Analisis makanan meliputi pengelompokan jenis makanan dan analisis reproduksi meliputi tingkat kematangan gonad (TKG) dan indeks kematangan gonad (IKG). Analisis data dilakukan terhadap hasil dari analisis laboratorium yaitu untuk mengetahui jenis-jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh ikan dilakukan dengan indeks bagian terbesar (IP) yang merupakan gabungan antara metoda frekuensi kejadian dengan metoda volumetrik. Nisbah kelamin ditentukan dengan membandingkan antara jumlah ikan jantan dengan jumlah ikan betina kemudian untuk mengetahui keseragaman nisbah kelamin dilakukan dengan uji Khi-Kuadrat.
©Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN
(Mastacembelus erythrotaenia Bleeker 1850)
DI SUNGAI MUSI
SYARIFAH NURDAWATI
TESIS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perairan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN
(Mastacembelus erythrotaenia Bleeker 1850) DI SUNGAI MUSI
Nama Lengkap : SYARIFAH NURDAWATI
Nomor Pokok : C151060181
Program Studi : ILMU PERAIRAN
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. M.F. Rahardjo, DEA Ketua
Dr. Ir. Djadja Subardja Sjafei Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, MS Anggota Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Ilmu Perairan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. Enang Harris, MS Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi atas segala karunia-Nya sehingga tesis
yang berjudul “Makanan dan reproduksi ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia
Bleeker 1850) di Sungai Musi” dapat penulis selesaikan. Tesis yang menjadi
syarat bagi penulis untuk memperoleh magister sains, ditulis dalam lima bagian
(bab). Bab pertama berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
perumusan masaalah dan tujuan penelitian; bab ke dua berisi tinjauan pustaka
yang merupakan kerangka teoritis; bab ke tiga menguraikan waktu, lokasi,
deskripsi stasiun penelitian dan cara pengambilan sampel serta analisis data; bab
ke empat berisikan hasil dan pembahasan serta bab ke lima menguraikan
kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr Ir. M.F. Rahardjo, DEA, Bapak Dr. Ir. Djadja Subardja Sjafei dan
Bapak Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, MS selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan sumbangan pemikiran, arahan dan bimbingan
selama penyusunan tesis.
2. Bapak Dr. Ir. Sulistiono MSc selaku dosen penguji dan Bapak Prof. Dr. Ir.
Enang Harris, MS selaku ketua Program Studi Ilmu Perairan atas bimbingan
selama penulis menjadi mahasiswa SPs IPB.
3. Bapak Dr. Ir. Ali Suman selaku Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum
yang telah memfasilitasi penelitian ini dan memberikan dukungan moril
dalam rangka penyelesaian tesis ini.
4. Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan dan doa
5. Rekan-rekan Pascasarjana AIR khususnya minat MSP : Lisa Sopia Siby,
Ahmad Zahid, pak Mustakim, Naning, mba Nuning dan Yuyun atas
kebersamaan selama ini.
6. Wahyu Yuliani, Mulyoko, Pak Ruslan, Charles, Tina, Dewi, Prawira, Shelly
Tutupoho dan rekan-rekan di Laboratorium Bio Makro I.
7. Rekan-rekan dari BRPPU : Muhammad Ali, Sigit, Dwi, Darman (Alm),
Alam, Bu Etty Nurhayati, Pak Misbah dan Pak Sipon yang telah membantu
8. Bapak-bapak dan ibu-ibu dari Pusat Riset Perikanan Tangkap yang telah
banyak memberikan dukungan moril bagi penulis dalam rangka penyelesaian
karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangannya. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang memerlukannnya.
Bogor, 5 Agustus 2009
MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN
(Mastacembelus erythrotaenia Bleeker 1850)
DI SUNGAI MUSI
SYARIFAH NURDAWATI
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU PERAIRAN
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul :
“MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN (Mastacembelus
erythrotaenia Bleeker 1850) DI SUNGAI MUSI” adalah benar merupakan hasil
karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir dari tesis ini.
Bogor, 31 Agustus 2009
ABSTRACT
SYARIFAH NURDAWATI. Food and reproduction of fire spiny eel, Mastacembelus erythrotaenia (bleeker 1850) in Musi River. Under supervision of M.F. Rahardjo, Djadja Subardja Sjafei and Mas Tri Djoko Sunarno.
Fire spiny eel, Mastacembelus erythrotaenia is one of an economic fish that has been degradated. The research aimed to observe food and reproduction of the fish in Musi River. Sampling was conducted each month from December 2007 to Juli 2008. Samples were collected by hook and line, electro fishing, trammel net, long line and seine net. A total of 1001 fish varied from 100 to 730 mm in total length (2-1676 g in body weight). Stomach content was analyzed based on index of preponderance method. Based on the analysis, main food of the fish was Sesarma eydouxi. According to this research, the fish was classified to a selective crustacivorous predator. Main food of the fish was similar in each month sampling and station. The species was relatively low fecundity ranged from 995 to 9057 with larger diameter was around 0.10 to 2.40 mm. Large egg diameter distributed in the posterior of ovaries had 2-3 modes, and presenced atretic egg indicating a multiple spawner. This information can be used for management of the Mastacembelus erythrotaenia, aquaculture and conservation.
RINGKASAN
SYARIFAH NURDAWATI. Makanan dan reproduksi ikan tilan (Mastacembelus
erythrotaenia Bleeker 1850) di Sungai Musi. Dibawah bimbingan M.F Rahardjo, Djadja Subardja Sjafei dan Mas Tri Djoko Sunarno
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebiasaan makanan dan reproduksi ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) dalam satu rangkaian sungai dan waktu. Sampling dan observasi lapangan dilakukan sebanyak tujuh kali yaitu tiga kali yang mewakili musim penghujan, tiga kali pada musim peralihan dan satu kali yang mewakili musim kemarau yang dimulai pada bulan Desember (2007), Januari, Februari, Maret, April, Mei dan bulan Juli (2008). Stasiun penelitian ditetapkan sebanyak lima stasiun yaitu Pulau Banjar, Sungai Borang, Pulau Burung, Pulau Gundul dan Sungai Upang.
Metoda penelitian meliputi analisis makanan dan analisis reproduksi ikan contoh yang dilakukan di laboratorium Bio Makro I. Analisis makanan meliputi pengelompokan jenis makanan dan analisis reproduksi meliputi tingkat kematangan gonad (TKG) dan indeks kematangan gonad (IKG). Analisis data dilakukan terhadap hasil dari analisis laboratorium yaitu untuk mengetahui jenis-jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh ikan dilakukan dengan indeks bagian terbesar (IP) yang merupakan gabungan antara metoda frekuensi kejadian dengan metoda volumetrik. Nisbah kelamin ditentukan dengan membandingkan antara jumlah ikan jantan dengan jumlah ikan betina kemudian untuk mengetahui keseragaman nisbah kelamin dilakukan dengan uji Khi-Kuadrat.
©Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN
(Mastacembelus erythrotaenia Bleeker 1850)
DI SUNGAI MUSI
SYARIFAH NURDAWATI
TESIS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perairan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN TILAN
(Mastacembelus erythrotaenia Bleeker 1850) DI SUNGAI MUSI
Nama Lengkap : SYARIFAH NURDAWATI
Nomor Pokok : C151060181
Program Studi : ILMU PERAIRAN
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. M.F. Rahardjo, DEA Ketua
Dr. Ir. Djadja Subardja Sjafei Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, MS Anggota Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Ilmu Perairan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. Enang Harris, MS Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi atas segala karunia-Nya sehingga tesis
yang berjudul “Makanan dan reproduksi ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia
Bleeker 1850) di Sungai Musi” dapat penulis selesaikan. Tesis yang menjadi
syarat bagi penulis untuk memperoleh magister sains, ditulis dalam lima bagian
(bab). Bab pertama berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
perumusan masaalah dan tujuan penelitian; bab ke dua berisi tinjauan pustaka
yang merupakan kerangka teoritis; bab ke tiga menguraikan waktu, lokasi,
deskripsi stasiun penelitian dan cara pengambilan sampel serta analisis data; bab
ke empat berisikan hasil dan pembahasan serta bab ke lima menguraikan
kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr Ir. M.F. Rahardjo, DEA, Bapak Dr. Ir. Djadja Subardja Sjafei dan
Bapak Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, MS selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan sumbangan pemikiran, arahan dan bimbingan
selama penyusunan tesis.
2. Bapak Dr. Ir. Sulistiono MSc selaku dosen penguji dan Bapak Prof. Dr. Ir.
Enang Harris, MS selaku ketua Program Studi Ilmu Perairan atas bimbingan
selama penulis menjadi mahasiswa SPs IPB.
3. Bapak Dr. Ir. Ali Suman selaku Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum
yang telah memfasilitasi penelitian ini dan memberikan dukungan moril
dalam rangka penyelesaian tesis ini.
4. Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan dan doa
5. Rekan-rekan Pascasarjana AIR khususnya minat MSP : Lisa Sopia Siby,
Ahmad Zahid, pak Mustakim, Naning, mba Nuning dan Yuyun atas
kebersamaan selama ini.
6. Wahyu Yuliani, Mulyoko, Pak Ruslan, Charles, Tina, Dewi, Prawira, Shelly
Tutupoho dan rekan-rekan di Laboratorium Bio Makro I.
7. Rekan-rekan dari BRPPU : Muhammad Ali, Sigit, Dwi, Darman (Alm),
Alam, Bu Etty Nurhayati, Pak Misbah dan Pak Sipon yang telah membantu
8. Bapak-bapak dan ibu-ibu dari Pusat Riset Perikanan Tangkap yang telah
banyak memberikan dukungan moril bagi penulis dalam rangka penyelesaian
karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangannya. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang memerlukannnya.
Bogor, 5 Agustus 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 26 Desember 1960. Pendidikan
formal SD diselesaikan di Pekanbaru serta SMP dan SMA di Medan. Pendidikan
sarjana (S1) diselesaikan di Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru pada
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dan sekarang penulis bekerja
pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, BRKP, Departemen Kelautan dan
Perikanan di Palembang.
Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan Pascasarjana (S2) di
Program Studi Ilmu Perairan (AIR), dengan minat Manajemen Sumberdaya
Perairan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Dalam usaha
menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana, penulis melakukan penelitian
dengan judul “Makanan dan Reproduksi ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia
Bleeker 1850) di Sungai Musi”. Sebagian hasil penelitian untuk tesis ini sudah
disampaikan pada Seminar Nasional Tahunan VI Hasil Penelitian Perikanan dan
Kelautan pada tanggal 25 Juli 2009 dengan judul Kebiasaan makanan ikan tilan
(Mastacembelus erythrotaeniaBleeker 1850) di Sungai Musi dan akan dimuat di
Jurnal Iktiologi Indonesia (JII).
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang... 1 1.2 Perumusan masalah... 1 1.3 Tujuan penelitian... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA... 3
2.1 Klasifikasi ... 3 2.2 Habitat ... 4 2.3 Makanan... 5 2.4 Reproduksi ... 6
3. METODE PENELITIAN... 8
3.1 Waktu dan lokasi... 8 3.2 Deskripsi stasiun ... 8 3.3 Alat dan bahan... 10 3.4 Pengambilan sampel... 11 3.5 Analisis laboratorium ... 12 3.6 Analisis data ... 14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 15
4.1 Hasil ... 15 4.2 Pembahasan... 30
KESIMPULAN... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 40
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data ... 10
2. Parameter dan metoda analisis sifat fisik-kimia perairan dan
biologi... 11
3. Tingkat kematangan gonad ikan menurut Nikolsky (1963)... 13
4. Jumlah, kisaran panjang dan berat ikan dari bulan Desember
2007 – Bulan Juli 2008... 16
5. Jumlah, kisaran dan rata-rata panjang dan berat ikan tilan jantan (Mastacembelus erythrotaenia) yang tertangkap dari
bulan Desember 2007 – Juli 2008... 17
6. Jumlah, kisaran dan rata-rata panjang dan berat ikan tilan betina (Mastacembelus erythrotaenia) yang tertangkap dari
bulan Desember 2007 – Juli 2008... 17
7. Indeks bagian terbesar (%) jenis makanan ikan tilan
(Mastacembelus erythrotaenia) secara umum... 20
8. Indeks bagian terbesar (%) jenis makanan ikan tilan
(Mastacembelus erythrotaenia) berdasarkan waktu pengambilan
contoh ... 22
9. Indeks bagian terbesar (%) jenis makanan ikan tilan
(Mastacembelus erythrotaenia) berdasarkan stasiun... 23
10. Tingkat kematangan gonad ikan tilan berdasarkan Nikolsky
(1963)... 24
11. Berat gonad, IKG dan fekunditas ikan tilan TKG IV, V dan VI
Berdasarkan stasiun dan waktu pengambilan contoh... 27
12. Selang ukuran diameter telur (mm) dan persentase jumlah
telur ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) TKG IV dan V... 27
13. IKG rata-rata ikan tilan jantan dan betina dari bulan Februari
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) ... 3
2. Peta lokasi penelitian di Sungai Musi... 9
3. Sebaran frekuensi panjang ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) di Sungai Musi berdasarkan stasiun (dalam
ekor)... 18
4. Sebaran frekuensi panjang ikan tilan (Mastacembelus
erythrotaenia) di Sungai Musi berdasarkan bulan... 19
5. Makanan ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) secara
umum... 21
6. Persentase tingkat kematangan gonad ikan tilan jantan dan
betina berdasarkan stasiun... 25
7. Persentase tingkat kematangan gonad ikan tilan jantan (TKG I –IV) dan betina (TKG I- VI) Dari bulan Desember
2007-Juli 2008... 26
8. Grafik sebaran diameter telur ikan tilan (Mastacembelus
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Foto stasiun penelitian ... 48
2. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tilan di
lima stasiun pengamatan... 49
3. Makanan ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia)... 54
4. Uji Khi Kuadratterhadap rasio kelamin ikan tilan
(Mastacembelus erythrotaenia) secara keseluruhan... 55
5. Uji Khi Kuadratterhadap rasio kelamin ikan tilan
(Mastacembelus erythrotaenia) berdasarkan stasiun... 56
6. Uji Khi Kuadratterhadap rasio kelamin ikan tilan
(Mastacembelus erythrotaenia) berdasarkan bulan ... 58
7. Foto gonad ikan tilan TKG III, IV dan V... 60
8. Jumlah ikan jantan dan betina yang tertangkap berdasarkan
TKG di setiap stasiun dan waktu... 61
9. Nilai pengamatan sifat fisika-kimia perairan di lima stasiun penelitian selama musim penghujan, peralihan dan musim
kemarau... 62
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sungai Musi merupakan sungai terpanjang di Sumatera dan memiliki
keanekaragaman jenis ikan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 121 jenis ikan, salah
satu jenis ikan tersebut adalah ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) yang
berdistribusi di Sungai Musi bagian tengah dan bagian hilir (Utomo et al.2007).
Di Sungai Musi penyebaran ikan tilan di sungai utama, anak sungai dan
rawa lebak (Utomo et al. 1992; Samuel et al. 2003; Nurdawati et al.2005; Utomo
et al. 2005; 2007) dan di bagian hilir sungai (Aida et al. 2007). Ikan tilan banyak
diperdagangkan sebagai ikan hias di Jambi yang dipasarkan antar pulau dan ke
luar negeri seperti ke Singapura dan Malaysia (Dinas Perikanan Jambi 1993).
Pemanfaatan ikan tilan sebagai ikan hias dan ikan konsumsi mengakibatkan
penurunan hasil tangkapan baik di sungai Batanghari maupun di Sungai Musi
(Wardoyo et al. 2002; Utomo et al. 2007).
Penurunan hasil tangkap menunjukkan turunnya jumlah ikan ini di alam.
Pada gilirannya hal ini akan memberikan efek terganggunya kontinuitas produksi
ikan tilan pada masa yang akan datang. Salah satu upaya menjaga kontinuitas
produksi dilakukan melalui upaya budidaya, yang didahului dengan upaya
domestikasi. Upaya ini memerlukan informasi biologi ikan tilan, antara lain
reproduksi dan makanan; yang sifatnya masih terbatas. Informasi tentang
kebiasaan makanan dan reproduksi ikan tilan di Sungai Musi belum ada.
Berdasarkan hal tersebut di atas dilakukan penelitian makanan dan reproduksi
ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) di berbagai tempat yang berkaitan
dengan waktu.
1.2 Perumusan masalah
Ikan tilan merupakan salah satu ikan ekonomis penting yang belum
banyak diketahui aspek biologinya terutama aspek kebiasaan makanan dan
reproduksi. Belum diketahui apakah kebiasaan makanan dan reproduksi ikan tilan
apakah musim juga dapat merubah kebiasaan makanan ikan tilan dan kapan dan
dimana ikan tilan melakukan aktifitas pemijahan.
Ikan tilan hidup di berbagai tipe habitat antara lain anak sungai dan sungai
utama. Beragamnya tipe habitat menyebabkan organisme makanan ikan tilan akan
beragam pula. Jenis organisme apa saja yang menjadi makanan ikan tilan dan
apakah ada perubahan jenis makanan bertalian dengan perubahan waktu dan
tempat. Apakah ikan tilan memijah dipengaruhi oleh musim atau ikan tilan dapat
memijah sepanjang tahun. Bagaimana tipe pemijahan ikan tilan dan dapatkah ikan
tilan memijah diperairan yang dipilih sebagai stasiun. Hal yang belum diketahui
apakah aktifitas reproduksi ikan tilan terkait dengan waktu. Aktifitas biologi ikan
tilan pada musim penghujan dan musim kemarau berhubungan erat dengan tempat
dan kualitas lingkungan perairan. Penelitian kebiasaan makanan dan reproduksi
yang berhubungan dengan tempat dan musim akan dapat menjawab pertanyaan
ini.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kebiasaan makanan dan reproduksi
ikan tilan di berbagai tempat di Sungai Musi pada musim penghujan dan pada
2.1 Klasifikasi
Berdasarkan Fis
(Gambar 1) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Filum : Subfilum : Superkelas : Kelas : Subkelas : Infrakelas : Ordo : Subordo : Famili : Genus : Species :
Sinonim :
:
Nama daerah :
Nama umum :
Gambar 1. Ikan tilan (
Famili Mastacembelidae
genera yaitu Genus
spesies), (Berra 2001).
memiliki tubuh yang
Mastacembelidae dengan
2 TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan Fishbase (2007); Kottelat et al.(1993), klasifikasi ikan t adalah sebagai berikut :
Animalia Chordata Vertebrata Osteichthyes Actinopterygii Neopterygii Teleostei Perciformes Mastacembeloidei Mastacembelidae Mastacembelus
Mastacembelus erythrotaeniaBleeker, 1850 Mastacembelus argus Günther, 1861 Macrognathus erythrotaeniaBleeker, 1850 Iwak tilan (Palembang)
Ikan tilan (Indonesia), Fire spiny eel (Inggeris)
Gambar 1. Ikan tilan (Mastacembelus erythrotaeniaBleeker 1850
Mastacembelidae yang tersebar di Asia Tenggara terdiri
Genus Macrognathus (12 spesies) dan Genus Mastacembelus
2001). Mastacembelus erythrotaenia merupakan jenis
tubuh yang paling panjang dari semua jenis ikan
Mastacembelidae dengan panjang maksimum 90 cm (Rainboth 1996
(1993), klasifikasi ikan tilan
Bleeker, 1850 Günther, 1861
Bleeker, 1850
Ikan tilan (Indonesia), Fire spiny eel (Inggeris)
Bleeker 1850)
Tenggara terdiri atas dua
Mastacembelus (13
merupakan jenis ikan yang
jenis ikan dari famili
2001). Di Indonesia terdapat tujuh jenis ikan tilan-tilanan yang berasal dari genus
Mastacembelus dan Genus Macrognathus (Kottelat et al. 1993). Jenis-jenis
tersebut yaitu Mastacembelus unicolor, Mastacembelus erythrotaenia,
Mastacembelus armatus, Mastacembelus notopthalmus. Macrognathus aculeatus,
Macrognathus keithi dan Macrognathus maculatus.
2.2 Habitat
Ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) merupakan jenis ikan air tawar
yang hidup di sepanjang sungai mulai dari bagian hilir sampai ke bagian hulu
sungai. Ikan tilan ditemui di sungai-sungai besar, danau dan waduk di
Semenanjung Malaysia (Ng dan Tan 1999; Fishbase 2007), Thailand
(Vidthayanon dan Premcharoen 2002; Saowakoon et al. 2005; Tannil 2006),
Vietnam (Hoa et al. 2006) dan Kamboja (Lim et al. 1999).
Di Indonesia ikan tilan menghuni sungai sungai besar di Sumatera dan
Kalimantan antara lain Sungai Batanghari, Sungai Barito dan Sungai Kapuas
(Robert 1989; Nurdawati dan Said 1995; Dudley 1996; Utomo dan Asyari 1999;
Rupawan et al. 2005;), anak sungai (Hadiaty 2001; Yustina 2001), sungai-sungai
kecil yang berada pada ketinggian 150-300 m di atas permukaan laut (Haryono
2006).
Beberapa tipe habitat yang dihuni oleh ikan tilan adalah tipe sungai
(Samuel et al. 2003), anak sungai (Yustina 2001; Gaffar dan Fatah 2006), danau
banjiran dan hutan rawa air tawar (Dudley 1996); waduk (Nastiti et al. 2006) .
Selanjutnya Rachmatika (2001) mengemukakan bahwa habitat ikan tilan di DAS
Mendalam di Kalimantan Barat terdapat di sekitar Desa Nanga Hovat yang airnya
lebih dalam dan arusnya tidak begitu deras.
Di Sungai Musi ikan tilan merupakan jenis ikan yang hidup di perairan
sungai (Samuel et al. 2003), di Sungai Lempuing yang merupakan anak sungai
Komering yang terdapat rawa banjiran (Utomo et al. 2001) dan hutan rawa air
tawar (Sunarno et al. 2003) namun populasinya lebih banyak tertangkap di
2.3 Makanan
Kebiasaan makanan ikan mencakup kualitas dan kuantitas makanan yang
dimakan oleh ikan sedangkan kebiasaan makan adalah cara ikan mendapatkan
makanannya. Dengan mengetahui kebiasaan makanan ikan dapat dilihat hubungan
ekologi diantara organisme di perairan misalnya bentuk-bentuk pemangsaan,
saingan dan rantai makanan. Jadi makanan dapat merupakan faktor yang
menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan sedangkan macam
makanan satu spesies ikan biasanya bergantung kepada umur, tempat dan waktu
(Effendie 1979).
Keberadaan ikan tilan di Sungai Tonle Sap di Kamboja sampai ke Danau
Besar (Great Lake) yang merupakan rawa banjiran dan tidak dipengaruhi oleh
pasang surut, makanannya adalah serangga, cacing dan tanaman air (Lim et al.
1999). Menurut Tannil (2006) komposisi makanan ikan tilan di hilir sungai
Tapee Thailand adalah 56,9% ketam, 32% udang, 6% detritus, 4,8% larva
serangga dan 0,3% moluska. Makanan ikan tilan berbeda dengan ikan lainnya
meski dari genus yang sama yaitu Mastacembelus armatus yang memiliki
makanan utama berupa udang dan ikan (Serajuddin dan Mustafa 1994).
Selanjutnya jenis ikan yang masih satu famili dengan ikan tilan, Macrognathus
pancalus, memakan larva serangga air yang didominasi oleh diptera sebagai
makanan utamanya (Suresh et al. 2006). Oleh sebab itu berdasarkan makanannya
ikan-ikan dari famili Mastacembelidae tergolong jenis ikan karnivora.
Ikan yang bentuknya sama dengan ikan tilan yaitu ikan sidat (Anguilla
marmorata), makanannya terdiri dari ikan, udang, hewan moluska, serangga dan
hancuran tumbuhan (debris tumbuhan). Dari nilai indeks bagian terbesar (IP),
terlihat bahwa kelompok makanan yang berasal dari ikan merupakan makanan
utama ikan sidat dengan IP berkisar antara 88,58-97,30% (Juli) dan antara
86,21-94,81% (Oktober) (Samuel 2007). Makanan ikan sidat (Anguilla anguilla) di
Danau Dutch di Netherland adalah invertebrata dan ikan (Lammens and Visser
1989).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ikan karnivora yang hidup di
perairan tawar pada umumnya memangsa oganisme yang hidup di perairan
(Oxyeleotris marmorata) di rawa Jombor Klaten memanfaatkan udang sebagai
makanan utamanya (Aida 2008; Gufriani et al. 2008). Ikan Catfish Schilbe mystus
yang hidup di danau dan Mystus gulio yang hidup di perairan estuaria memakan
insekta sebagai makanan utamanya (Ayoade et al. 2008; Begum et al. 2008).
Ikan-ikan karnivora yang hidup di rawa banjiran Danau Arang-Arang
memanfaatkan makanan yang tersedia di perairan antara lain ikan toman (Channa
micropeltes), ikan gabus (Channa striata) dan ikan baung (Mystus nemurus) yang
hidup di Sungai Batanghari, memangsa ikan sebagai makanan utamanya dan
makanan tambahan berupa insekta (Samuel et al. 1995; 2002; Makmur dan
Prasetyo 2006).
2.4 Reproduksi
Reproduksi merupakan mata rantai dalam siklus yang berhubungan
dengan mata rantai yang lain untuk menjamin kelangsungan hidup suatu spesies
(Nikolsky, 1963). Reproduksi merupakan aspek yang penting dalam pengelolaan
sumberdaya perikanan. Keberhasilan suatu spesies ikan dalam daur hidupnya
ditentukan dari kemampuan anggotanya untuk bereproduksi di lingkungan yang
berfluktuasi dan menjaga keberadaan populasinya (Moyle dan Cech, 2004).
Beberapa aspek biologi reproduksi antara lain rasio kelamin, tingkat
kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas dan
musim pemijahan. Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi,
merupakan mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies
(Effendie 2002). Tingkat kematangan gonad dapat dipergunakan sebagai penduga
status reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pertama kali matang gonad,
proporsi jumlah stok yang secara produktif matang dengan pemahaman tentang
siklus reproduksi bagi suatu populasi atau spesies (Nielson, 1983 in Sulistiono et
al. 2001).
Nisbah kelamin adalah perbandingan antara ikan jantan dan ikan betina
dan berpengaruh terhadap kestabilan suatu populasi di alam dimana rasio 1: 1
merupakan kondisi yang ideal. Berdasarkan Nikolsky (1969) Dari segi tingkah
laku pemijahan, perbandingan rasio kelamin dapat berubah menjelang dan selama
nisbah kelamin secara teratur. Pada awalnya ikan jantan dominan dari pada ikan
betina, kemudian nisbah kelamin berubah menjadi 1:1 diakhiri dengan dominasi
ikan betina.
Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting
untuk kesinambungan suatu populasi ikan dengan dinamikanya (Effendie, 1979).
Ikan-ikan dari famili Mastacembelidae pada umumnya memilki fekunditas yang
kecil yaitu berkisar antara 227-8310 butir untuk jenis Macrognathus pancalus
(Suresh et al. 2006); 1517-27944 butir untuk jenis Mastacembelus simack
(Eroglu dan Sen 2007); 1125 – 5150 butir untuk jenis ikan Mastacembelus
erythrotaenia (Tannil 2006).
Indeks kematangan gonad merupakan perbandingan antara berat gonad
dengan berat tubuh yang nilainya dinyatakan dalam persen. Pertambahan berat
gonad akan semakin bertambah dengan bertambahnya ukuran gonad dan diameter
telur. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah,
kemudian menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung hingga selesai
(Effendie, 1979). Pada ikan belanak, IKG ikan betina berkisar antara
0,81-12,79%, sedangkan pada ikan jantan IKG berkisar antara 0,21-1,31% (Sulistiono
et al. 2001). Selanjutnya, dijelaskan bahwa nilai IKG ikan tersebut tergantung dari
nilai kematangan gonadnya. Dewantoro dan Rachmatika (2004) dari
penelitiannya terhadap ikan paray (Rasbora aprotaenia) di beberapa sungai
kawasan Taman Nasional Gunung Halimun mengungkapkan bahwa secara
keseluruhan dilihat dari IKG, ikan paray yang ada di setiap sungai memiliki IKG
yang relatif tinggi, jantan (12,2-22,46%) dan betina (10,47-13,48%), demikian
pula persentase ikan yang dalam keadaan matang gonad relatif tinggi, untuk
jantan (0-28,57%) dan betina (0-33,33%). Untuk ikan Macrognathus pancalus
yang masih satu famili dengan ikan tilan, nilai IKG berkisar antara 0,33-7,31
untuk ikan betina dan 0-1,89 untuk ikan jantan (Suresh et al. 2006). Demikian
juga dengan ikan Mastacembelus simack yang masih satu genus dengan ikan tilan
memiliki IKG berkisar antara 0,012 -21,48% untuk ikan betina dan 0,06 – 3,65%
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan lokasi
Penelitian makanan dan reproduksi ikan tilan dilakukan selama tujuh
bulan yang dimulai dari bulan Desember 2007- Juli 2008. Sampling dan observasi
lapangan dilakukan sebanyak tujuh kali yaitu tiga kali yang mewakili musim
penghujan (Desember 2007-Februari 2008), tiga kali pada musim peralihan
(Maret 2008-Mei 2008) dan satu kali yang mewakili musim kemarau (Juli 2008).
Penelitian dilakukan di Sungai Musi bagian hilir mulai dari Pulau Banjar
(Mariana) sampai ke Pulau Gundul (Selat Cemara) (Gambar 3).
3.2 Deskripsi stasiun
Pulau Banjar terletak di tengah Sungai Musi yang tutupan lahannya
sebagian kecil berupa hutan pedado (Sonneratia acida) dan di bagian yang tidak
dimasuki air pasang berupa sawah penduduk. Pada bagian kiri Pulau Banjar
merupakan areal perlintasan kapal dan sebelah kanan pulau merupakan areal
penangkapan ikan dan sebagian kecil terdapat perkampungan penduduk. Pada
bagian pinggir Sungai Musi yang berseberangan dengan Pulau Banjar banyak
terdapat permukiman penduduk dan beberapa industri antara lain industri minyak
goreng dan industri pembuatan kapal. Stasiun Pulau Banjar dimulai dari Sungai
Kundur sampai ke Pulau Burung (Gambar 2, Lampiran 1).
Sungai Borang merupakan bagian dari Sungai Musi yang terpisahkan oleh
sebuah pulau yaitu Pulau Borang sehingga membentuk anak sungai (Gambar 2,
Lampiran 1). Tata guna lahan di sepanjang Sungai Borang berupa perkampungan
penduduk. Sungai Borang dihubungkan oleh sebuah kanal dengan Sungai Kenten
yang bermuara ke Selat Bangka. Terdapat beberapa anak sungai yang bermuara ke
Sungai Borang antara lain Sungai Kedukan, Sungai Simpang Nyiur dan Sungai
Gede yang berhubungan dengan Sungai Sebalik dan Sungai Kenten.
Stasiun Pulau Burung dimulai dari Pulau Burung sampai ke muara
Sungai Upang. Pulau Burung merupakan muara sungai Borang dan Sungai
Sebalik. Di kiri kanan Pulau Burung berupa hutan semak belukar dan sebagian
kecil kayu pedado (Sonneratia acida). Tata guna lahan di sepanjang stasiun Pulau
Sumber : Bakosurtanal
Gambar 2. Peta Lokasi penelitian di Sungai Musi
Pulau Gundul merupakan stasiun yang sudah mendekati muara Sungai
Musi dan dimasuki beberapa anak sungai antara lain sungai yang terbesar adalah
Sungai Selat Cemara. Stasiun penelitian ini mulai dari muara Sungai Upang
sampai ke Sungai Selat Cemara di Parit 5. Tata guna lahan di Selat Cemara
sebagian besar berupa sawah pasang surut dan vegetasi di pulau Gundul hampir
seluruhnya berupa kayu pedado (Sonneratia acida), di sepanjang Pulau Gundul
hampir tidak ditemukan permukiman penduduk (Lampiran 1).
Di Desa Upang, Sungai Musi terpecah dua dimana di bagian kiri ke arah
Pulau Gundul disebut dengan Sungai Musi dan di bagian kanan disebut Sungai
Upang. Hampir seluruh vegetasi yang terdapat di sepanjang stasiun Sungai Upang
berupa kayu pedado (Sonneratia acida) (Lampiran 1). Stasiun Sungai Upang
dimulai dari pertemuan antara Sungai Upang dengan Sungai Musi sampai ke
muara Sungai Saleh. Tata guna lahan di sepanjang Sungai Upang merupakan
lahan pertanian sawah pasang surut sampai ke Sungai Saleh. Sungai Upang
merupakan jalur transportasi perahu motor nelayan yang menangkap ikan di laut.
3.3 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data
Jenis alat dan bahan Keterangan
Alat
1. Alat Tangkap Pancing, sondong, jaring, belat, strum
2. Blanko Untuk mencatat hasil tangkapan, Kualitas air
3. Timbangan
Tingkat ketelitian 1 g (ikan besar) dan 0,001 g (gonad)
4. Ember plastik besar Wadah untuk mengawetkan ikan
5. Papan ukur Mengukur panjang ikan
Bahan 1. Ikan Tilan
2. Formalin 40% Mengawetkan ikan
3. Paraform komersial Pengawet telur
Alat yang digunakan di laboratorium antara lain timbangan digital dengan
okuler, gelas objek, pipet tetes, gelas ukur, cawan petri, alat tulis, kantong plastik
dan wadah ikan contoh.
3.4 Pengambilan sampel
Pengambilan contoh ikan dilakukan selama lima hari penangkapan untuk
setiap bulannya. Sampling dilakukan dengan menggunakan alat tangkap nelayan
yang tidak selektip seperti alat tangkap belat (Seine net), strum (elektrofishing)
serta alat tangkap lainnya seperti jaring kantong (trammel net), rawai (long lines)
dan pancing (hook and line) (Lampiran 2). Alat tangkap tidak selektif digunakan
agar semua ukuran ikan dapat tertangkap di setiap lokasi. Alat tangkap pancing
dan elektrofishing digunakan untuk menangkap ikan tilan pada musim penghujan
dan alat tangkap belat, jaring dan rawai digunakan untuk menangkap ikan pada
musim kemarau.
Tabel 2. Parameter dan metode analisis sifat fisik - kimiawi perairan dan biologi
Parameter Satuan Keterangan
Fisika
1. Suhu 0C Termometer Hg
2. Kecerahan cm Piring sechi
3. DHL µS/ cm SCT meter
4. Kedalaman m Tali bersekala
5. Arus permukaan m/detik Current meter
6. Kekeruhan NTU Turbidity scale model DR El/l
Kimia
1. pH pH unit pH indikator
2. Karbondioksida mg/l Metode titrasi
3. Oksigen terlarut mg/l Metde winkler
4. Alkalinitas mg/l Menggunakan H2SO4sebagai
titrant
5. N-NH3 mg/l Spectrophoto metric.
6. TSS mg/l Filter/penimbangan
7. Salinitas ‰ Metoda titrasi
Biologi
Panjang ikan tilan mm skala
berat ikan tilan g Timbangan berketelitian 1 g
Kelimpahan makanan ikan ekor Transek/alat tangkap
Untuk mengetahui tipe ekosistem dan habitat perairan dilakukan penelitian
pendahuluan untuk menetapkan stasiun pengamatan di setiap tipe ekosistem.
[image:36.595.119.466.400.670.2]sampel diawetkan dengan formalin 10% kemudian dibawa ke Bogor untuk
dianalisis di Laboratorium Bio Makro I.
3.5 Analisis laboratorium
Analisis makanan dan analisis reproduksi ikan contoh dilakukan di
laboratorium Bio Makro I. Analisis makanan meliputi pengelompokan jenis
makanan dan analisis reproduksi meliputi tingkat kematangan gonad (TKG) dan
IKG.
Makanan
Pada tahap pertama dilakukan pengukuran panjang berat ikan yang sudah
diawetkan dengan menggunakan mistar dan timbangan digital. Panjang total ikan
diukur mulai dari ujung kepala terdepan yaitu mulut sampai ke bagian ujung sirip
ekor. Ikan tilan dibedah dengan menggunakan gunting bedah mulai dari anus
sampai ke bagian dorsal di bawah linealateralis, diteruskan sampai ke bagian
belakang operculum menuju ke arah ventral hingga ke bagian dasar perut. Otot
dibuka dan bagian dalam dikeluarkan dan usus dipisahkan dengan gonad. Panjang
usus diukur dan isi lambung dikeluarkan dimasukkan kedalam cawan petri
kemudian dikelompok-kelompokkan berdasarkan jenis makanan dan diukur
volume makanan dengan memasukkan ke dalam gelas ukur. Jenis makanan dalam
usus ikan diidentifikasi berdasarkan Lovett (1981), buku Identifikasi Ikan
(Kottelat et al. 1993), identifikasi crustasea (Chace dan Bruce, 1993), dan
Freshwater Invertebrates (Pennak, 1953). Untuk memperjelas organisme tersebut
dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Indeks Kematangan Gonad
Indeks kematangan gonad diukur dengan membandingkan berat gonad
dengan berat tubuh ikan (Effendie 1979) :
IKG % =BGBT x
Keterangan :
BG : Berat gonad (gram)
Tingkat kematangan gonad
Tingkat kematangan gonad ditentukan dengan mengamati ciri-ciri
morfologis (Nikolsky 1963) (Tabel 3). Pengamatan secara morfologis dilakukan
dengan menggunakan mikroskop, terutama untuk ikan yang berada pada TKG I
dan II. Ikan yang diamati fekunditasnya hanya ikan yang berada pada TKG IV
dan V dan fekunditas total telur dihitung dengan menggunakan metode
gravimetrik sebagai berikut :
F =W x FW
Keterangan :
F : Fekunditas total (butir)
Fso : Fekunditas sub ovarium (butir)
Wso : Berat sub ovarium (gram)
Wo : Berat ovarium (gram)
Pada tahap selanjutnya diameter telur diukur dengan mengambil contoh
dari tiga bagian telur yaitu bagian anterior, median, dan posterior yang
masing-masingnya sebanyak 100 butir, lalu dengan menggunakan mikrometer okuler dan
objektif diukur diameter telurnya. Ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran
diameter telur, apakah ikan tilan merupakan ikan yang bersifat memijah secara
[image:38.595.113.530.506.713.2]serentak (telur dikeluarkan seluruhnya) atau secara bertahap.
Tabel 3. Tingkat kematangan gonad ikan menurut Nikolsky (1963)
TKG Keterangan Ciri-ciri
I Tidak masak
Individu masih belum berhasrat untuk melakukan reproduksi, ukuran gonad kecil.
II Masa istirahat
Produk seksual belum berkembang, gonad berukuran kecil dan telur tidak dapat dibedakan oleh mata.
III Hampir masak
Telur dapat dibedakan oleh mata, testes berubah dari transparan menjadi warna merah jambu.
IV Masak Produk seksual masak dan mencapai berat maksimum, tetapi produk tidak akan keluar jika diberi sedikit tekanan.
V Reproduksi Bila perut diberi sedikit tekanan maka produk seksual akan keluar dari lubang pelepasan, berat gonad cepat menurun sejak pemijahan mulai hingga berakhir.
VI Keadaan salin
Produk seksual telah dikeluarkan, lubang genital berwarna kemerahan, gonad mengempis, ovarium dan testes berisi gonad sisa.
VII Masa istirahat
3.6 Analisis data
Analisis makanan dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis makanan yang
dimakan oleh ikan tilan di setiap stasiun dan waktu dengan menggunakan Indeks
Bagian Terbesar (IP) yang merupakan gabungan metoda frekuensi kejadian
dengan metoda volumetrik.
Indeks bagian terbesar dihitung dengan menggunakan rumus yang
dikembangkan oleh Natarajan dan Jhingran (1961) dalamEffendie (1979) yaitu:
IP =∑ V xO xV xO
Keterangan: IPi= indeks bagian terbesar
Vi= persentase volume makanan jenis ke-i
Oi= persentase frekuensi kejadian makanan jenis ke-i
n = jumlah jenis organisme makanan
Urutan makanan ikan dibedakan dalam tiga kelompok yaitu kelompok
makanan utama (IP>40%), makanan pelengkap (IP = 4 - 40%) dan makanan
tambahan (IP<4%)
Nisbah kelamin
Nisbah kelamin ditentukan dengan membandingkan antara jumlah ikan
jantan dengan jumlah ikan betina yang dihitung dengan menggunakan rumus :
x =BJ
Keterangan :
x= nisbah kelamin
j = jumlah ikan jantan (ekor) B = Jumlah ikan betina (ekor)
Keseragaman sebaran nisbah kelamin dilakukan dengan uji Khi-Kuadrat (Steel and Torrie 1989) :
X =∑ O − ee
Keterangan :
X2: nilai bagi peubah acak yang sebaran penarikan contohnya mendekati sebaran Khi-Kuadrat
oi : frekuensi ikan jantan dan betina yang diamati ke-i
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sungai Musi merupakan sungai terbesar di Sumatera Selatan, panjang
sungai yang dapat dilayari kurang lebih mencapai 700 km dan bermuara ke Selat
Bangka (Utomo et al. 2007). Sungai Musi memiliki sembilan buah anak sungai
yang dikenal sebagai Batanghari Sembilan yaitu Sungai Komering, Sungai Ogan,
Sungai Penukal, Sungai Batanghari Leko, Sungai Lematang, Sungai Rawas,
Sungai Lakitan, Sungai Kelingi dan Sungai Musi. Aliran airnya melalui beberapa
tata guna lahan yang beragam dimulai dari kawasan hutan lindung di bagian hulu,
kebun campuran, lahan pertanian, areal pemukiman, kawasan industri dan areal
hutan mangrove di bagian hilir (Samuel et al. 2003). Di sepanjang Sungai Musi
bagian hilir terutama lokasi yang dijadikan stasiun penelitian mulai dari Pulau
Banjar sampai ke Sungai Upang ditumbuhi vegetasi hutan semak belukar dan
vegetasi yang dominan adalah kayu pedado (Sonneratia acida).
4.1.1 Sebaran frekuensi panjang
Hasil tangkapan
Hasil tangkapan ikan tilan bervariasi berdasarkan bulan dan tempat, hasil
tangkapan terendah ditemukan pada bulan Desember (musim penghujan) yaitu
sebanyak 54 ekor dan tertinggi ditemukan pada bulan Juli (312 ekor) yang
merupakan musim kemarau. Berdasarkan stasiun, hasil tangkapan terendah
ditemukan di stasiun di Pulau Gundul (79 ekor) dan hasil tangkapan tertinggi
ditemukan di stasiun Pulau Burung (306 ekor). Ikan tilan tidak tertangkap di
Pulau Gundul pada bulan Desember dan bulan Maret di Pulau Gundul serta pada
Tabel 4. Jumlah, kisaran panjang dan berat ikan dari bulan Desember 2007- bulan Juli 2008
Bulan Stasiun n Panjang Berat
L (mm) Rata-rata + SD W (g) Rata-rata + SD
Des-07 P.Banjar 33 284 - 608 394,45 ± 74,49 110 - 630 254,79 ± 136,02
S.Borang 9 195 - 490 312 ± 88,04 20 -290 115,55 ± 85,46
P.Burung 3 212 - 425 323,67 ± 106,87 20 - 225 125 ± 102,59
P.Gundul 0 0 0 0 0
S.Upang 9 315 - 460 378,89 ± 50,48 100 - 340 199,44 - 84,57
Jumlah 54 195 - 608 374,18 ±79,98 20 - 630 215,15 ± 130,06
Jan-08 P.Banjar 62 260 - 635 349,35 ± 67,45 60 - 590 156,93 ± 94,34
S.Borang 2 365 - 370 367,5 ± 3,54 170 -180 175 ± 7,07
P.Burung 17 297 - 486 364,82 ± 53,31 90 - 360 166,76 ± 80,48 P.Gundul 5 520 - 685 566 ± 67,58 500 - 1010 523,33 ± 214,64 S.Upang 11 299 - 640 417,64 ± 103,90 60 - 950 280,90 - 265,50
Jumlah 97 260 - 685 371,35 ± 84,96 60 - 1010 197,37 ± 166,40
Feb-08 P.Banjar 64 252 - 423 334,72 ± 32,47 78 - 235 135,14 ± 37,85
S.Borang 39 231 - 661 375,46 ± 87,92 40 -940 236,15 ± 170,87 P.Burung 22 100 - 487 313,19 ± 81,06 4 - 420 119,23 ± 81,32 P.Gundul 11 100 - 500 357,54 ± 113,37 20 - 420 223,64 ± 149,55 S.Upang 27 320 - 690 468,89 ± 103,25 113 - 984 393,48 - 248,85
JUmlah 163 100 - 690 365,32 ± 90,19 4 - 984 205,93 ± 169,37
Mar-08 P.Banjar 19 195 - 450 340,53 ± 79,28 20 - 387 168,11 ± 105
S.Borang 29 293 - 640 402,90 ± 86,32 80 -999 256,17 ± 199,59 P.Burung 70 264 - 665 358,49 ± 78,42 40 - 1400 194,80 ± 196,02
P.Gundul 0 0 0 0 0
S.Upang 18 180 - 540 384,44 ± 96,97 15 - 449 196,33 - 123,68
Jumlah 136 180 - 665 384,44 ± 96,97 15 - 1400 205,80 ± 179,20
Apr-08 P.Banjar 7 450 - 650 466,25 ± 75,43 300 -870 542,85 ± 227,94
S.Borang 30 274 - 582 433,43 ± 85,59 75 - 510 256,83 ± 138,74
P.Burung 0 0 0 0 0
P.Gundul 9 410 - 690 576,67 ± 86,45 242 - 1035 696,67 ± 241,26 S.Upang 27 170 - 670 401,70 ± 106,68 10 - 650 244,07 - 168,09
Jumlah 73 274 - 690 448,90 ± 109,66 10 - 1035 333,77 ± 234,41
Mei-08 P.Banjar 13 190 - 652 388,76 ± 73,18 16 - 237 145,15 ± 64,31
S.Borang 68 282 - 730 414,97 ± 103,87 64 - 1675 312,04 ± 305,37 P.Burung 35 290 - 513 379,03 ± 55,76 80 - 590 206,71 ± 113,93 P.Gundul 23 300 - 710 419,75 ± 113,87 62 -1137 292,56 ± 276,51 S.Upang 27 202 - 490 358,59 ± 76,29 18 - 399 149,44 - 99,70
Jumlah 166 190 - 730 399,36 ± 93,91 16 - 1675 251,35 ± 238,95
Jul-08 P.Banjar 49 120 - 510 337,59 ± 121,3 6 - 346 157,61 ± 103,28
S.Borang 50 300 - 640 443,86 ± 71,47 83 -724 296,26 ± 132,06 P.Burung 159 110 - 460 263,92 ± 83,71 3 - 314 64,60 ± 57,41 P.Gundul 31 130 - 650 425,75 ± 120,92 6 - 798 326,74 ± 234,07 S.Upang 23 335 - 650 457,74 ±78,15 122 - 924 334,48 - 199,38
Jumlah 312 120 - 650 334,69 ± 122,03 3 -924 162,27 ±163,77
Jumlah seluruh 1001 100-730 369,06 ± 106,11 3 - 1675 208,83 ± 190,76
Secara keseluruhan (Tabel 4) berdasarkan bulan dan stasiun, hasil
dan hasil tangkapan tertinggi ditemukan di Pulau Burung (159 ekor) pada bulan
Juli. Kisaran ukuran panjang yang ditemukan berkisar antara 100-730 mm
dengan panjang rata-rata 369,06 ± 106,11 mm dan kisaran berat 3 – 1675 g
dengan berat rata-rata 208,83 ± 190,76 g. Ukuran terpanjang (730 mm) dengan
berat 1675 g ditemukan pada bulan Mei di stasiun Sungai Borang. Ukuran
panjang terendah yaitu panjang 100 mm dengan berat 2 g ditemukan di stasiun
Pulau Burung.
Tabel 5. Jumlah, kisaran dan rata-rata panjang dan berat ikan tilan jantan (Mastacembelus erythrotaenia) yang tertangkap dari bulan Desember 2007- Juli 2008
Bulan n L (mm) W (g)
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata
Des-07 29 195 - 530 367,83 ± 64,54 20 -570 204,93 ± 108,47
Jan-08 57 260 -640 357,26 ± 66,80 60 - 950 169,09 ± 129,01
Feb-08 88 100 - 583 356,37 ± 80,22 4 - 695 186,35 ± 133,19
Mar-08 79 280 - 640 357,56 ± 81,95 15 -999 186,01 ± 150,44
Apr-08 40 170- 670 429,57 ± 116,25 10 - 970 298,12 ± 238,56
Mei-08 68 190 -730 401,28 ±109,79 16 - 1675 268,98 ± 301,67
Jul-08 150 110 - 650 326,09 ± 120,49 2 -783 150,20 ± 157,54
Jumlah 511 110 - 730 360,12 ± 103,22 2 - 1675 194,56 ± 186,94
Selama penelitian ikan tilan yang diamati berjumlah 1001 ekor yang
terdiri atas ikan jantan 511 ekor dan ikan betina 490 ekor. Ukuran panjang ikan
jantan terkecil ditemukan pada bulan Juli (110 mm) dan ukuran panjang terbesar
ditemukan pada bulan Mei (730 mm) dengan panjang rata-rata 360,12 ± 103,22
mm dengan berat terendah 2 g dan tertinggi 1675 g dengan berat rata-rata 194,56
± 186,94 g (Tabel 5)
Tabel 6. Jumlah, kisaran dan rata-rata panjang dan berat ikan tilan betina (Mastacembelus erythrotaenia) yang tertangkap dari bulan Desember 2007- Juli 200
Bulan n L (mm) W (g)
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata
Des-07 25 212 - 608 366,88 ± 95,71 20 -630 227,00 ±152,82
Jan-08 40 275 -685 391,42 ± 103,24 90 -1010 237,67 ± 203,53 Feb-08 75 100 - 690 375,83 ± 100,18 20 - 984 228.89 ± 202,38 Mar-08 57 200 -665 384,58 ± 86,47 28 - 1400 233,24 ± 211,12 Apr-08 33 285 - 690 472,30 ± 97,76 75 - 1035 376,97 ± 225,30
Mei-08 98 235 -710 398,03 ± 81,68 38 -1137 239,12 ± 184,11
Jul-08 162 115 -650 342,65 ± 123,28 4 -924 173,32 ± 169,19
Ukuran panjang
dengan ukuran panjang
terpanjang 710 mm dengan
terendah 4g dan tertinggi
6).
Sebaran frekuensi panjang ikan tilan
Berdasarkan stasiun,
tertinggi di stasiun Pulau
Sungai Borang (51 ekor)
oleh kelompok ukuran
[image:43.595.147.500.345.729.2]kelompok ukuran lainnya
Gambar 3. Sebaran
erythrotaenia 0 20 40 60 80 100 n =247 0 20 40 60 80 100
n = 306
0 100 200 300 400 500 1 0 0 -1 4 9 1 5 0 -1 9 9 n= 1001
panjang ikan tilan betina terendah ditemukan pada
panjang 100 mm dan tertinggi pada bulan Mei dengan
mm dengan panjang rata-rata 378,38 ± 108,36 mm
tertinggi 1400 g dengan berat rata-rata 223,66 ± 186,98
Sebaran frekuensi panjang ikan tilan
Berdasarkan stasiun, kelompok ukuran 300-349 mm penyebarannya
stasiun Pulau Banjar (89 ekor), stasiun Pulau Burung
(51 ekor) sedangkan Pulau Gundul dan Pulau Burung
ukuran 350-399 mm walaupun tidak terlalu jauh berbeda
kelompok ukuran lainnya.
Sebaran frekuensi panjang ikan tilan (
erythrotaenia) di Sungai Musi berdasarkan stasiun
n =247 Pulau Banjar 0 20 40 60 80 100 n= 227 Sungai
n = 306 P.Burung
0 20 40 60 80 100
n = 76
1 5 0 -1 9 9 2 0 0 -2 4 9 2 5 0 -2 9 9 3 0 0 -3 4 9 3 5 0 -3 9 9 4 0 0 -4 4 9 4 5 0 -4 9 9 5 0 0 -5 4 9 5 5 0 -5 9 9 6 0 0 -6 4 9 6 5 0 -6 9 9 7 0 0 -7 4 9 n= 1001
Selang panjang (mm) Seluruh 0 20 40 60 80 100 1 0 0 -1 4 9 1 5 0 -1 9 9 2 0 0 -2 4 9 2 5 0 -2 9 9 3 0 0 -3 4 9 3 5 0 -3 9 9 4 0 0 -4 4 9
n = 142
Selang panjang (mm)
ditemukan pada bulan Februari
Mei dengan ukuran
mm. Ukuran berat
223,66 ± 186,98 g (Tabel
mm penyebarannya
Burung (91 ekor) dan
Pulau Burung didominasi
jauh berbeda dengan
Secara keseluruhan
selang kelas 300-349
sebanyak 190 ekor kemudian
sebanyak 160 ekor. Ukuran
ditemukan sebanyak 19
700-749 mm ditemukan han
yang terdapat di ke lima
[image:44.595.152.454.253.684.2]749 mm (Gambar 3).
Gambar 4. Sebaran
erythrotaenia 0 20 40 60 80 100 n=54 0 20 40 60 80 100 n =163 0 20 40 60 80 100 n =73 0 20 40 60 80 100 1 0 0 -1 4 9 1 5 0 -1 9 9 2 0 0 -2 4 9 2 5 0 -2 9 9
n = 312
Selang panjang (mm)
keseluruhan kelompok ukuran yang mendominasi
349 mm sebanyak 254 ekor, kelas panjang
ekor kemudian diikuti oleh ukuran kelas panjang
ekor. Ukuran kelas terendah yaitu kelas panjang
sebanyak 19 ekor sedangkan kelas ukuran tertinggi yaitu
temukan hanya empat ekor. Selang kelas ukuran panjang
ke lima stasiun selama tujuh bulan penelitian berkisar antara 100
Sebaran frekuensi panjang ikan tilan (
ythrotaenia) di Sungai Musi berdasarkan bulan
n=54 Desember 0 20 40 60 80 100 n =97 Januari 163 Februari 0 20 40 60 80 100
n = 136
Maret April 0 20 40 60 80 100 Mei 2 5 0 -2 9 9 3 0 0 -3 4 9 3 5 0 -3 9 9 4 0 0 -4 4 9 4 5 0 -4 9 9 5 0 0 -5 4 9 5 5 0 -5 9 9 6 0 0 -6 4 9 6 5 0 -6 9 9 7 0 0 -7 4 9
Selang panjang (mm) Juli 0 50 100 150 200 250 1 0 0 -1 4 9 1 5 0 -1 9 9 2 0 0 -2 4 9 2 5 0 -2 9 9 3 0 0 -3 4 9 3 5 0 -3 9 9 4 0 0 -4 4 9 4 5 0 -4 9 9 5 0 0 -5 4 9 5 5 0 -5 9 9 6 0 0 -6 4 9
n = 1001
Selang panjang (mm) Seluruh n = 166
mendominasi yaitu pada
panjang 350-399 mm
panjang 400-449 mm
panjang 100-149 mm
tertinggi yaitu selang kelas
kuran panjang ikan tilan
bulan penelitian berkisar antara
100-tilan (Mastacembelus
Berdasarkan waktu penangkapan, selang kelas ukuran panjang 300-349
mm mendominasi pada bulan Januari (40 ekor), bulan Maret (46 ekor) dan bulan
Mei (43 ekor) sedangkan selang kelas ukuran panjang 350-399 mm (59 ekor)
mendominasi pada bulan Februari. Pada bulan April selang ukuran 450-499 mm
lebih banyak tertangkap (14 ekor). Pada bulan Desember dan bulan Juli, kelas
ukuran panjang 350-399 mm lebih banyak tertangkap walaupun tidak begitu
menonjol. Secara keseluruhan hasil tangkapan didominasi selang ukuran 300-349
mm sebanyak 254 ekor diikuti oleh selang ukuran 350 – 399 mm (190 ekor),
selang ukuran 400 – 449 mm sebanyak 147 ekor dan ukuran 450 – 499 mm
sebanyak 106 ekor (Gambar 4).
4.1.2 Makanan
Ikan tilan yang lambungnya berisi berjumlah 831 ekor, 393 ekor ikan
betina dan 438 ekor ikan jantan. Secara umum baik di stasiun satu sampai stasiun
Tabel 7. Indeks bagian terbesar (%) jenis makanan ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) secara umum
Kelompok
makanan Komposisi makanan IP St 1 St 2 St 3 St 4 St 5
A. Crustacea
1. Ketam : - Sesarma eydouxi 92,29 v v v v v
- Potongan ketam 0,14 v v - v v
2. Udang :
- Macrobrachium
rosenbergii 1 v v v v v
- Metapenaeus lysianassa 0,03 v v - - v - Macrobrachium mirabile 0,00* - v v - v - Macrobrachiumsp. 3,39 v v v - v - Macrobrachium equidens 0,5 v v v v v
- Potongan udang 1,1 v v v v v
B. Gastropoda :
- Bithinia sp. 0,04 v v v - v
-Gyrotoma sp. 0,00* v - - -
--Lambar (Meghimatium sp.) 0,91 v v v v v
C. Pelecypoda :
- Ferrisiasp. 0,01 v v - -
-D. Pisces :
- Rasborasp. 0,00* - v - -
-E. Insekta :
1. Larva capung - Nasiaeschna pentachanta 0,18 v v v -
-F. Serasah 0,34 v v v v v
G. Tidak teridentifikasi 0,07 v v v v v
100
Keterangan : St (stasiun) 1= P.Banjar, St 2 = S. Borang, St 3 = Pulau Burung, St 4 = Pulau Gundul, St 5 = Sungai Upang * = terdapat nilai dalam jumlah yang sangat kecil
v = ada - = tidak ada
[image:45.595.115.512.423.705.2]lima makanan ikan tilan terdiri atas tujuh kelompok yaitu crustacea, gastropoda,
pelecypoda, pisces, insekta, serasah dan material yang tidak teridentifikasi
(Lampiran 3). Ketujuh kelompok tersebut terdiri atas Sesarma eydouxi,
Macrobrachium rossenbergii, Metapenaeus lysianassa, Macrobrachium mirabile,
Macrobrachium sp., Macrobrachium equidens, Bithinia sp., Gyrotoma sp.,
Pleurocera sp. Meghimatium sp., Ferrisia sp., Rasbora sp., Nasiaeschna
pentachanta, serasah, dan material tidak teridentifikasi (Tabel 7).
Secara umum, nilai IP tertinggi terdapat pada kepiting (Sesarma eydouxi)
dengan nilai IP sebesar 91,93 (Gambar 5). Sesarma eydouximerupakan makanan
utama karena dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Di samping ketam,
makanan sekunder ikan tilan adalah udang yang terdiri atas lima jenis yaitu udang
sampah (Macrobrachium equidens), udang mahkota (Macrobrachium mirabile),
udang pepe (Metapenaeus lysianassa), udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
[image:46.595.129.494.404.607.2]dan jenis udang lainnya (Macrobrachiumsp.).
Gambar 5. Makanan ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) secara umum
Makanan sekunder ikan tilan pada bulan Desember berupa
Macrobrachium rosenbergii dengan IP sebesar 12,79, sedangkan bulan Februari
dan Maret berupa Macrobrachium sp. dengan nilai IP masing-masing sebesar
14,71 dan 27,95. Pada bulan Maret proporsi nilai IP makanan sekunder terhadap
makanan utama cukup besar dibandingkan dengan bulan lainnya. Nilai IP
92,29
0,14 1,00 0,89 1,10 0,91 0,01 0,18 0,34 0,07 0
20 40 60 80 100
I
n
d
e
k
s
b
a
g
ia
n
te
r
b
e
sa
r
kepiting (Sesarma eydouxi) sebesar 70,20, sedangkan nilai IP makanan
sekundernya (Macrobrachium sp.) sebesar 27,95. Pada bulan Januari, April, Mei,
dan Juli tidak terdapat makanan sekunder karena jenis makanan lainnya
dikonsumsi dalam jumlah yang sangat sedikit (Tabel 8).
Tabel 8. Indeks bagian terbesar (%) jenis makanan ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) berdasarkan waktu pengambilan contoh
Jenis makanan Desember Januari Februari Maret April Mei Juli Sesarma eydouxi 78,09 90,41 80,20 70,20 98,02 92,12 87,31
Potongan kepiting 0 0 0 0,02 0,01 0,08 2,59
Macrobracium rosenbergii 12,79 0,21 0 0 0 0 0,01 Macrobrachium mirabile 0 0 0 0 0 0,00 0,03 Metapenaeus lysianassa 0 0,17 0 0 0 0,00 0,27 Macrobracium sp. 0 0 14,71 27,95 0,31 3,44 0,46
Potongan udang 0 0 4,82 0,37 0,05 1,54 0,26
Macrobrachium equidens 8,85 9,14 0 0 0 0,00 0,16
Pleurocera 0 0 0,00 0,00 0 0 0
Gyrotoma 0 0 0,00 0,00 0 0 0
Bithinia 0 0,05 0,01 0,01 0,02 0,00 0,00
Meghimatium 0 0 0,03 0,96 0,37 0,98 7,20
Ferrisia 0,28 0 0 0 0 0 0
Rasborasp. 0 0 0,00 0 0 0 0
Nasiaeschna pentachanta 0 0 0,00 0,48 0,51 0,93 0,04
Serasah 0 0,03 0,22 0,36 0,73 0,85 0,52
Tidak teridentifikasi 0 0 0,00 0,00 0,00 0,06 1,16
Jumlah jenis makanan 4 6 11 11 9 12 13
Secara umum jenis makanan ikan tilan di setiap stasiun penelitian cukup
bervariasi (Tabel 9). Di stasiun Pulau Banjar terdapat 14 jenis makanan, di
Sungai Borang terdapat 15 jenis, di Stasiun Pulau Burung terdapat 14 jenis, di
Stasiun Pulau Gundul terdapat 8 jenis dan di Sungai Upang terdapat 12 jenis.
Jenis makanan yang mendominasi (makanan utama) di setiap stasiun
penelitian adalah kepiting (Sesarma eydouxi). Perbedaan nilai IP antara kepiting
dengan organisme makanan yang lainnya sangat besar. Nilai IP kepiting (Sesarma
eydouxi) tersebut berkisar pada 83,16 - 98,77.
Makanan sekunder ikan tilan di stasiun Sungai Borang dan Pulau Burung
berupaMacrobrachium sp. dengan nilai IP masing-masing sebesar 9,62 dan 7,58,
sedangkan di stasiun Pulau Banjar berupa Macrobrachium equidens dengan nilai
IP 7,50. Di stasiun Pulau Gundul dan Sungai Upang ikan tilan tidak mempunyai
makanan sekunder, dengan jenis makanan yang lain dikonsumsi dalam proporsi
Tabel 9. Indeks bagian terbesar jenis makanan ikan tilan (Mastacembelus erythrotaenia) berdasarkan stasiun
Jenis makanan
Pulau Banjar
Sungai Borang
Pulau Burung
Pulau Gundul
Sungai Upang
Sesarma eydouxi 87,93 83,16 88,52 92,6 98,77
Potongan kepiting 0,06 0,03 0,23 1 0,12
Macrobracium rosenbergii 0,78 0,81 0,02 0,09 0
Macrobrachium mirabile 0 0 0 0 0
Metapenaeus lysianassa 0,01 0,11 0,03 0 0
Macrobraciumsp. 2,23 9,62 7,58 0 0,75
Macrobrachium equidens 7,5 0,2 0,5 0 0
Potongan udang 0,63 0,11 1,56 0,04 0,15
Gyrotoma 0 0 0 0 0
Bithinia 0,06 0,3 0 0 0
Meghimatium 0,27 3,56 1,06 1,13 0,12
Ferrisia sp. 0,04 0,01 0 0 0
Rasbora sp. 0 0 0 0 0
Nasiaeschna pentachanta 0,48 1,14 0,02 0 0
Serasah 0 0,88 0,43 2,81 0,08
Tidak teridentifikasi 0 0,05 0,03 2,34 0
Jumlah jenis makanan 14 15 13 8 12
4.1.3 Reproduksi
Dari penelitian selama tujuh bulan terlihat bahwa ikan tilan berdasarkan
jenis kelaminnya ada dua macam yaitu jantan dan betina, sehingga dari sini dapat
disimpulkan bahwa ikan tilan termasuk jenis ikan gonokhoris yang
berdiferensiasi, yaitu ikan yang sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang
sama.
Nisbah kelamin
Nisbah kelamin antara ikan jantan dan ikan betina berbanding 1,04:1 (ikan
jantan 51,05% dan ikan betina 48,95%), Secara statistik dengan uji X2, tidak ada
perbedaan (P<0,05) rasio jenis kelamin. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran
antara ikan tilan jantan dengan ikan betina di perairan selama penelitian
seimbang (Lampiran 4).
Berdasarkan stasiun, perbandingan ikan jantan dengan ikan betina
seimbang di stasiun Pulau Banjar, Sungai Borang dan Pulau Burung (P<0,05) dan
perbandingan ini tidak seimbang di Pulau Gundul dan di Sungai Upang (P>0,05)
[image:48.595.115.552.125.338.2]seimbang pada bulan Desember, Februari, Maret, April, Juli (P<0,05) dan tidak
seimbang pada bulan Januari dan Mei (P>0,05) (Lampiran 6).
Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa gonad dan testis berbentuk pipa
memanjang mulai dari anus yang panjangnya hampir mendekati panjang usus.
Gonad ikan betina TKG III-V membesar dengan diameter 5 mm (TKG III) sampai
10 mm (TKG IV) (Lampiran 7), testis memanjang dan mengisi penuh rongga
testis pada TKG IV.
Tabel 10 menunjukkan bahwa ikan tilan betina dalam perkembangan
gonadnya terdiri dari 6 tingkatan yaitu tingkat I, gonad dalam keadaan belum
berkembang dan belum dapat dibedakan antara gonad dengan testis. Pada tahap ke
II, gonad sudah dapat dibedakan antara ikan jantan dan ikan betina yaitu gonad
berwarna merah jambu muda dan testis berwarna putih kekuningan. Pada TKG
III, gonad berwarna merah jambu tua dan telah terlihat butir-butir halus dengan
ukuran yang tidak sama, TKG IV, gonad sudah terlihat jelas dan TKG V ikan tilan
[image:49.595.151.496.477.717.2]berada pada kondisi siap mijah (Tabel 10, Lampiran 7).
Tabel 10. Tingkat kematangan gonad ikan tilan berdasarkan Nikolsky (1963)
TKG Jantan Betina
I
Testis berbentuk seperti benang Gonad berbentuk seperti benang berwarna putih trasparan dan berwarna putih trasparan dan tertutup oleh banyak lemak tertutup oleh banyak lemak II
testis lebih besar berwarna putih Gonad lebih membesar dengan susu dan tertutup oleh lapisan warna berubah menjadi merah lemak tubuh. jambu muda dan masih tertutup lemak
III
Testis membesar pada bagian Gonad berwarna merah jambu tua dekat dubur, dan mengisi dengan bentuk transparan dan terlihat sperempat bagian testis jelas butir-butiran telur dengan ukuran
tidak seragam, jaringan lemak sudah mulai berkurang
IV
Testis lebih besar dari TKG III dan Gonad mulai berubah warna putih terisi penuh dengan sperma hampir transparan dengan telur berwarna seluruh dari bagian testis. kuning muda dan terlihat jelas
butir-butiran telur dengan ukuran mulai seragam
V
Gonad berwarna transparan dan Tidak dit