• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GRAF NON-KOMUTING DARI SUATU GRUP

F. Sifat-sifat Graf Non-Komuting dari Suatu Grup

Graf non-komuting dari suatu grup memiliki beberapa sifat. Berikut adalah beberapa sifat-sifat dan teorema-teorema yang berkaitan dengan graf non komuting dari suatu grup.

Berdasarkan ilustrasi-ilustrasi graf non-komuting dari grup simetri, grup selang-seling dan grup dihedral di atas. Diperlihatkan bahwa

βˆ’π‘– βˆ’π‘˜

π‘˜

𝑗 βˆ’π‘—

βˆ’π‘–

π‘‘π‘–π‘Žπ‘š(𝛀𝐺) = 2 dan 𝑔(𝛀𝐺) = 3. Proposisi berikut menjamin bahwa untuk sebarang grup non-abelian juga berlaku demikian.

Proposisi 3.1 (Abdolahi, 2006)

Untuk sebarang grup non-abelian, π‘‘π‘–π‘Žπ‘š(𝛀𝐺) = 2. Secara khusus, 𝛀𝐺 terhubung dan 𝑔(𝛀𝐺) = 3.

Bukti :

Ambil sebarang π‘₯, 𝑦 ∈ 𝑉(𝛀𝐺) dengan π‘₯ β‰  𝑦. Jika π‘₯𝑦 β‰  𝑦π‘₯ maka (π‘₯, 𝑦) ∈ 𝐸(𝛀𝐺) sehingga 𝑑(π‘₯, 𝑦) = 1. Untuk π‘₯𝑦 = 𝑦π‘₯, karena π‘₯, 𝑦 ∈ 𝑉(𝛀𝐺) maka jelas bahwa π‘₯, 𝑦 βˆ‰ 𝑍(𝐺) sehingga terdapat π‘₯β€² dan 𝑦′ yang berturut-turut bertetangga dengan π‘₯ dan 𝑦. Jika π‘₯β€² bertetangga dengan 𝑦 atau 𝑦′ bertetangga dengan π‘₯ maka 𝑑(π‘₯, 𝑦) = 2. Jika tidak maka terdapat π‘₯′𝑦′ yang bertetangga dengan π‘₯ dan 𝑦 sehingga 𝑑(π‘₯, 𝑦) = 2. Diasumsikan π‘‘π‘–π‘Žπ‘š(𝛀𝐺) = 1 sehingga jika diambil sebarang π‘Ž ∈ 𝑉(𝛀𝐺) maka π‘Žβˆ’1 = π‘Ž karena {π‘Ž, π‘Žβˆ’1} βˆ‰ 𝐸(𝛀𝐺).

Jika 𝑏 ∈ 𝑍(𝐺) maka π‘Žπ‘ βˆ‰ 𝑍(𝐺) sehingga π‘Žπ‘ ∈ 𝑉(𝛀𝐺). Oleh karena itu, juga berlaku π‘Žπ‘ = (π‘Žπ‘)βˆ’1 sehingga (π‘Žπ‘)(π‘Žπ‘)βˆ’1= (π‘Žπ‘)(π‘Žπ‘) = 1 ↔ π‘Ž(π‘π‘Ž)𝑏 = 1 ↔ π‘Ž(π‘Žπ‘)𝑏 = 1 ↔ (π‘Žπ‘Ž)(𝑏𝑏) = 1 ↔ (π‘Žπ‘Žβˆ’1)𝑏2 = 1 ↔ 𝑏2 = 1 sehingga 𝑏 = π‘βˆ’1. Maka dari itu, untuk setiap π‘₯ ∈ 𝐺 maka π‘₯ = π‘₯βˆ’1 dengan kata lain π‘₯2 = 1 sehingga berdasarkan Teorema 2.6 maka 𝐺 merupakan grup abelian.

Terjadi kontadiksi maka π‘‘π‘–π‘Žπ‘š(𝛀𝐺) = 2.

Selanjutnya, untuk π‘₯, 𝑦 ∈ 𝐺 dengan π‘₯, 𝑦 βˆ‰ 𝑍(𝐺) jika π‘₯𝑦 β‰  𝑦π‘₯ maka terdapat π‘₯𝑦 ∈ 𝐺 dengan π‘₯𝑦 βˆ‰ 𝑍(𝐺) sedemikian sehingga π‘₯(π‘₯𝑦) β‰  (π‘₯𝑦)π‘₯ akibatnya 𝛀𝐺 merupakan graf terhubung dan {π‘₯, 𝑦, π‘₯𝑦} membentuk suatu segitiga sehingga

𝑔(𝛀𝐺) = 3. β–‘

Berdasarkan ilustrasi-ilustrasi graf non-komuting dari grup simetri, grup selang-seling dan grup dihedral yang ketiganya merupakan grup berhingga, diperlihatkan bahwa 𝛀𝐺 merupakan graf hamilton. Proposisi berikut menjamin bahwa untuk sebarang grup non-abelian berhingga juga berlaku demikian.

Proposisi 3.2 (Abdolahi, 2006)

Graf non-komuting dari grup non-abelian berhingga adalah sebuah graf Halminton. maka 𝐢(π‘₯) β‰  𝐺. 𝐢(π‘₯) merupakan subgrup dari G maka berdasarkan Teorema 2.10 |𝐢(π‘₯)| habis membagi |𝐺|. Karena 𝐢(π‘₯) β‰  𝐺 maka |𝐺|

Berdasarkan ilustrasi-ilustrasi graf non-komuting dari grup simetri, grup selang-seling dan grup dihedral, diperlihatkan bahwa 𝛀𝑆3, 𝛀𝐷6, 𝛀𝐷8 dan 𝛀𝑄8 adalah graf planar. Proposisi berikut menjamin bahwa 𝛀𝐺 merupakan graf planar jika dan hanya jika 𝐺 isomorfis dengan salah satu grup 𝑆3, 𝐷8 atau 𝑄8. Proposisi 3.3 (Abdolahi, 2006)

Diberikan suatu grup non-abelian 𝐺. 𝛀𝐺 merupakan graf planar jika dan hanya jika 𝐺 isomorfis dengan salah satu grup 𝑆3, 𝐷8 atau 𝑄8.

Bukti :

1) Diketahui : 𝐺 isomorfis dengan salah satu grup 𝑆3, 𝐷8 atau 𝑄8 Akan dibuktikan : 𝛀𝐺 merupakan graf planar

Bukti :

Telah ditunjukkan pada pembahasan diatas bahwa graf non-komuting dari grup 𝑆3, 𝐷8 dan 𝑄8 merupakan graf planar (Gambar 3.3 , Gambar 3.7, Gambar 3.9).

2) Diketahui : 𝛀𝐺 merupakan graf planar

Akan dibuktikan : 𝐺 isomorfis dengan salah satu grup 𝑆3, 𝐷8 atau 𝑄8 Bukti :

Diketahui 𝛀𝐺 adalah graf planar. Berdasarkan Akibat 2.2, graf 𝐾5 adalah graf yang tidak planar. Dengan demikian, graf Γ𝐺 tidak memiliki subgraf 𝐾5. Ini berarti bahwa πœ”(𝛀𝐺) < 5. Menurut Pyber (1986), 𝐺/𝑍(𝐺) adalah grup berhingga.

Klaim: 𝐺 berhingga.

Untuk itu akan diperlihatkan bahwa |𝑍(𝐺)| ≀ 5.

Bukti klaim :

Andaikan |𝑍(𝐺)| > 5. Misalkan 𝑍 adalah subgrup berhingga dari 𝑍(𝐺) dengan |𝑍|> 5. Karena 𝐺 adalah grup tidak abelian, maka terdapat π‘₯, 𝑦 ∈ 𝐺 sehingga π‘₯𝑦 β‰  𝑦π‘₯. Misalkan 𝑇 = 𝑍π‘₯ βˆͺ 𝑍𝑦. Karena 𝛀𝐺 planar, maka

Karena 𝐺 merupakan grup berhingga maka 𝛀𝐺 merupakan graf berhingga.

Maka dari itu, terdapat π‘₯ ∈ 𝛀𝐺 sedemikian sehingga deg(π‘₯) = |𝐺 βˆ’ Pada Gambar 3.8 diperlihatkan bahwa 𝛀𝐷10 bukan graf planar. Selain itu, 𝑆3 dan 𝐷6 merupakan grup yang isomorfis. Oleh karena itu, jika |𝐺| ≀ 10 dan 𝛀𝐺 merupakan graf planar maka 𝐺 isomorfis dengan salah datu

dari 𝑆3, 𝐷8 atau 𝑄8. β–‘

Proposisi 3.4 (Abdolahi, 2006)

Diberikan grup non-abelian 𝐺 sedemikian sehingga 𝛀𝐺 β‰… 𝛀𝑠3 maka 𝐺 β‰… 𝑆3. Bukti :

𝛀𝐺 β‰… 𝛀𝑠3, 𝛀𝐺 merupakan graf planar dengan 5 simpul. Salah satu grup yang graf non-komutingnya planar dengan 5 simpul adalah 𝑆3. Berdasarkan

Proposisi 3.3 maka 𝐺 β‰… 𝑆3. β–‘

Proposisi berikut membahas mengenai graf non-komuting dari suatu subgrup.

Proposisi 3.5

Diberikan grup berhingga 𝐺. Jika 𝐻 merupakan subgrup non-center dari 𝐺 maka 𝛀𝐻 merupakan subgraf dari 𝛀𝐺.

Bukti :

Ambil sebarang π‘₯, 𝑦 ∈ 𝐻. Jika π‘₯𝑦 β‰  𝑦π‘₯ maka π‘₯𝑦 ∈ 𝐸(𝛀𝐻) dan π‘₯𝑦 ∈ 𝐸(𝛀𝐺).

Sebaliknya jika π‘₯𝑦 = 𝑦π‘₯ maka π‘₯𝑦 βˆ‰ 𝐸(𝛀𝐻) dan π‘₯𝑦 βˆ‰ 𝐸(𝛀𝐺) sehingga jelas bahwa 𝐸(𝛀𝐻) βŠ† 𝐸(𝛀𝐺) . Selanjutnya, 𝑉(𝛀𝐻) βŠ† 𝑉(𝛀𝐺) karena 𝐻 βˆ’ 𝑍(𝐻) βŠ† 𝐺 βˆ’ 𝑍(𝐺). Jadi 𝛀𝐻 merupakan subgraf dari 𝛀𝐺. β–‘

Proposisi 3.5 memberikan jaminan bahwa graf non-komuting dari suatu subgrup merupakan subgraf dari graf non-komuting dari grup nya. Maka dari itu, berikut adalah akibat-akibat dari Proposisi 3.5.

Akibat 1

Graf non-komuting dari grup selang-seling (𝐴𝑛) merupakan subgraf dari graf non-komuting dari grup simetri (𝑆𝑛).

Akibat 2

Pada grup simetri, 𝛀𝑆𝑛 merupakan subgraf dari 𝛀𝑆𝑛+1 Akibat 3

Pada grup selang-seling, 𝛀𝐴𝑛 merupakan subgraf dari 𝛀𝐴𝑛+1.

90 BAB IV

GRAF KEMBAR NON-KOMUTING DARI SUATU GRUP

A. Graf Kembar Non-Komuting

Graf kembar non-komuting adalah graf yang dibentuk dengan mempartisi simpul-simpul pada graf non-komuting berdasarkan himpunan-simpul-simpul kembar. Untuk itu, sebelum membahas graf kembar non-komuting dari suatu grup lebih lanjut, berikut adalah dua definisi penting yang berkaitan dengan simpul kembar dan graf kembar.

Definisi 4.1 Simpul kembar (Twin Vertices) (Hernando, 2007)

Misalkan 𝑒 adalah sebuah simpul pada graf 𝐺. Ketetanggaan terbuka dari 𝑒, dinotasikan dengan 𝑁(𝑒) adalah himpunan semua simpul yang bertetangga dengan 𝑒. Jika dituliskan dengan notasi 𝑁(𝑒) = {𝑣 ∈ 𝑉(𝐺)|𝑒𝑣 ∈ 𝐸(𝐺)}

Sedangkan ketetanggan tertutup dari 𝑒, dinotasikan dengan 𝑁[𝑒], adalah gabungan dari ketetanggaan terbuka dan {𝑒}. 𝑁[𝑒] = 𝑁(𝑒) βˆͺ {𝑒}.

β€’ Dua simpul berbeda 𝑒 dan 𝑣 disebut simpul kembar bertetangga (adjacent

twins) jika 𝑁[𝑒] = 𝑁[𝑣] dan disebut simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins) jika 𝑁(𝑒) = 𝑁(𝑣)

β€’ Jika 𝑒 dan 𝑣 kembar bertetangga maka 𝑒𝑣 ∈ 𝐸(𝐺) dan jika 𝑒 dan 𝑣 kembar tidak bertetangga maka 𝑒𝑣 βˆ‰ 𝐸(𝐺)

β€’ Jika 𝑒 dan 𝑣 kembar bertetangga atau kembar tidak bertetangga maka 𝑒 dan 𝑣 adalah simpul kembar.

Contoh 4.1

Diberikan graf 𝐺 seperti pada gambar berikut

Gambar 4.1 Graf 𝐺 Dari gambar di atas diperoleh :

a. 𝑁(𝑒) = {𝑀, π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑}

m. 𝑁(𝑐) = {𝑒, 𝑣, 𝑀, π‘₯}

n. 𝑁[𝑐] = {𝑒, 𝑣, 𝑀, π‘₯, 𝑐}

o. 𝑁(𝑑) = {𝑒, 𝑣, 𝑀, π‘₯}

p. 𝑁[𝑑] = {𝑒, 𝑣, 𝑀, π‘₯, 𝑑}

Berdasarkan informasi-informasi diatas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. 𝑁[𝑒] = 𝑁[𝑀] maka 𝑒 dan 𝑀 adalah simpul kembar bertetangga (adjacent twins)

b. 𝑁(𝑣) = 𝑁(π‘₯) maka 𝑣 dan π‘₯ adalah simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins)

c. 𝑁(π‘Ž) = 𝑁(𝑏) = 𝑁(𝑐) = 𝑁(𝑑) maka π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑 adalah simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins)

Definisi 4.2 Graf kembar (Twin Graph) (Hernando, 2007)

Diberikan suatu graf 𝐺. Didefinisikan relasi ekuivalen ≑ pada 𝐺 dengan 𝑒 ≑ 𝑣 jika dan hanya jika 𝑉(𝐺) atau u dan v merupakan simpul kembar. Untuk setiap 𝑣 ∈ 𝑉(𝐺), π‘‰βˆ— adalah himpunan semua simpul pada 𝐺 yang ekuivalen dengan 𝑣 sehingga {𝑉1βˆ—, 𝑉2βˆ—, 𝑉3βˆ—, … , π‘‰π‘˜βˆ—} adalah partisi-partisi dari 𝑉(𝐺) dimana π‘£π‘–βˆ— adalah representasi dari himpunan π‘‰π‘–βˆ—. Graf kembar dari 𝐺 (the twin graph of G), dinotasikan dengan πΊβˆ—adalah graf dengan himpunan simpul 𝑉(πΊβˆ—) = {𝑣1βˆ—, 𝑣2βˆ—, 𝑣3βˆ—, … , π‘£π‘˜βˆ—} dimana (π‘£π‘–βˆ—π‘£π‘—βˆ—) ∈ 𝐸(πΊβˆ—) jika dan hanya jika (𝑣𝑖𝑣𝑗) ∈ 𝐸(𝐺). Dua simpul π‘£βˆ—dan π‘€βˆ—dari πΊβˆ— bertetangga jika dan hanya jika setiap anggota di π‘‰βˆ— bertetangga dengan setiap anggota di π‘Šβˆ— di 𝐺.

Untuk lebih memahami graf kembar, perhatikan Gambar 4.1. Pada graf 𝐺, pasangan simpul simpul kembar adalah 𝑒 dan 𝑀, 𝑣 dan π‘₯, serta π‘Ž, 𝑏, 𝑐, dan 𝑑 maka ada tiga partisi dari himpunan simpul pada 𝐺. Misalkan π‘ˆβˆ—, π‘‰βˆ—, dan π΄βˆ— adalah himpunan semua simpul yang berturut-turut ekuivalen dengan 𝑒, 𝑣, dan π‘Ž sehingga π‘ˆβˆ— = {𝑀}, π‘‰βˆ— = {π‘₯}, dan π΄βˆ— = {𝑏, 𝑐, 𝑑}. Maka, simpul dari graf πΊβˆ—, 𝑉(πΊβˆ—) = {π‘’βˆ—, π‘£βˆ—, π‘Žβˆ—}. Pada graf 𝐺, (𝑒, 𝑣) βˆ‰ 𝐸(𝐺) maka (π‘’βˆ—, π‘£βˆ—) βˆ‰ 𝐸(πΊβˆ—), π‘’π‘Ž ∈ 𝐸(𝐺) maka (π‘’βˆ—, π‘Žβˆ—) ∈ 𝐸(πΊβˆ—), (π‘Ž, 𝑣) ∈ 𝐸(𝐺) maka (π‘Žβˆ—, π‘£βˆ—) ∈ 𝐸(πΊβˆ—).

Jika digambarkan, graf πΊβˆ—adalah sebagai berikut

Gambar 4.2 Graf πΊβˆ—(graf kembar dari 𝐺)

Graf kembar non-komuting disefinisikan sebagai graf kembar dari graf non-komuting. Berikut adalah definisi graf kembar non-komuting dari suatu grup.

Definisi 4.3 Graf kembar komuting dari suatu grup (Twin non-commuting graph of a group)

Misalkan Γ𝐺 adalah graf komuting dari suati grup. Graf kembar non-komuting dari suatu grup (twin non-commuting graph of a group), dinotasikan dengan Ξ“πΊβˆ—adalah graf kembar dari graf Γ𝐺.

π‘’βˆ— π‘£βˆ—

π‘Žβˆ—

Dibawah ini adalah bentuk-bentuk graf kembar non-komuting dari grup simetri (𝑆𝑛), grup selang-seling (𝐴𝑛), dan grup dihedral (𝐷2𝑛).

B. Bentuk-bentuk Graf Kembar Non-Komuting dari Grup Simetri (𝑺𝒏) 1. Grup π‘ΊπŸ

Grup 𝑆1 tidak dapat direpresentasikan dengan graf non-komuting. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa graf kembar non-komuting dari grup 𝑆1 tidak ada.

2. Grup π‘ΊπŸ

Pada Gambar 3.1 diperlihatkan bahwa simpul dari 𝛀𝑆2 hanya satu. Oleh karena itu, graf 𝛀𝑆2 tidak memiliki pasangan simpul kembar sehingga (1 2)βˆ—= {} akibatnya graf kembar tidak komuting dari 𝛀𝑆2 hanya memiliki satu simpul pula yaitu (1 2)βˆ— dengan kata lain 𝑉(𝛀𝑆2βˆ—) = {(1 2)βˆ—} dan tidak punya sisi.

3. Grup π‘ΊπŸ‘

Dari Gambar 3.2, informasi terkait ketetanggan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

a. 𝑁((1 2)) = {(1 3), (2 3), (1 2 3), (1 3 2)}

b. 𝑁[(1 2)] = {(1 2), (1 3), (2 3), (1 2 3), (1 3 2)}

c. 𝑁((1 3)) = {(1 2), (2 3), (1 2 3), (1 3 2)}

d. 𝑁[(1 3)] = {(1 2), (1 3), (2 3), (1 2 3), (1 3 2)}

e. 𝑁((2 3)) = {(1 2), (1 3), (1 2 3), (1 3 2)}

f. 𝑁[(2 3)] = {(1 2), (1 3), (2 3), (1 2 3), (1 3 2)}

g. 𝑁((1 2 3)) = {(1 2), (1 3), (2 3)}

h. 𝑁[(1 2 3)] = {(1 2), (1 3), (2 3), (1 2 3)}

i. 𝑁((1 3 2)) = {(1 2), (1 3), (2 3)}

j. 𝑁[(1 3 2)] = {(1 2), (1 3), (2 3), (1 3 2)}

Karena 𝑁[(1 2)] = 𝑁[(1 3)] = 𝑁[(2 3)] dan 𝑁((1 2 3)) = 𝑁((1 3 2)) maka berdasarkan definisi 4.2, (1 2), (1 3), (2 3) merupakan simpul-simpul yang kembar bertetangga (adjacent twins) dan (1 2 3), (1 3 2) merupakan simpul-simpul yang kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins) sehingga pada graf 𝛀𝑆3 terdapat dua partisi yaitu (1 2)βˆ— dan (1 2 3)βˆ—. Berdasarkan definisi 4.3, simpul-simpul dari graf kembar non-komuting dari 𝑆3 (𝛀𝑆3βˆ—) adalah (1 2)βˆ— dan (1 2 3)βˆ—. Karena (1 2)(1 2 3) ∈ 𝐸(𝛀𝑆3), maka berdasarkan definisi 3.3, (1 2)βˆ—(1 2 3)βˆ— ∈ 𝐸(𝛀𝑆3βˆ—) dengan kata lain simpul (1 2)βˆ— dan (1 2 3)βˆ— bertetangga pada 𝛀𝑆3βˆ—. Gambar graf kembar non-komuting dari 𝑆3 adalah sebagai berikut

Gambar 4.3 Graf kembar non-komuting dari grup 𝑆3 (Ξ“π‘†βˆ—3)

4. Grup π‘ΊπŸ’

Berdasarkan Gambar 3.3, diperoleh informasi sebagai berikut. 𝑁((1 2)) = 𝑁((3 4)), 𝑁((1 3)) = 𝑁((2 4)), 𝑁((1 4)) = 𝑁((2 3)), 𝑁((1 2 3)) = 𝑁((1 3 2)), 𝑁((1 2 4)) = 𝑁((1 4 2)), 𝑁((1 3 4)) = 𝑁((1 4 3)),

(1 2)βˆ— (1 2 3)βˆ—

𝑁((2 3 4)) = 𝑁((2 4 3)), 𝑁((1 2 3 4)) = 𝑁((1 4 3 2)), 𝑁((1 2 4 3)) = 𝑁((1 3 4 2)), dan 𝑁((1 3 2 4)) = 𝑁((1 4 2 3)). Selain itu, ketetanggan dari anggota 𝑆4 yang terdiri dari 2 sikel saling berbeda. Maka dari itu, terdapat 13 kelas ekivalensi pada 𝛀𝑆4 yang akan menjadi simpul-simpul pada 𝛀𝑆4βˆ— yaitu (1 2)βˆ—, (1 3)βˆ—, (1 4)βˆ—, (1 2 3)βˆ—, (1 2 4)βˆ—, (1 3 4)βˆ—, (2 3 4)βˆ—, (1 2 3 4)βˆ—, (1 2 4 3)βˆ—, dan (1 3 2 4)βˆ— yang saling bertetangga membentuk 𝐾10 dan (1 2)(3 4)βˆ—, (1 3)(2 4)βˆ—, dan (1 4)(2 3)βˆ— yang tidak saling bertetangga namun masing-masing bertetangga dengan simpil-simpul lainnya. Gambar graf kembar non-komuting dari 𝑆4 adalah sebagai berikut

Gambar 4.4 Graf kembar non-komuting dari grup 𝑆4 (Ξ“π‘†βˆ—4)

(1 2)βˆ—

(1 3)βˆ—

(1 4)βˆ—

(1 2 3)βˆ— (1 2 4)βˆ—

(2 3 4)βˆ— (1 2)(3 4)βˆ—

(1 3)(2 4)βˆ— (1 4)(2 3)βˆ—

(1 3 4)βˆ— (1 2 3 4)βˆ—

(1 3 2 4)βˆ—

(1 2 4 3)βˆ—

C. Bentuk-bentuk Graf Kembar Non-Komuting dari Grup Selang-seling (𝑨𝒏)

1. Grup π‘¨πŸ

𝐴1 β‰… 𝑆1 maka 𝐴1 juga tidak dapat direpresentasikan dengan graf komuting. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa graf kembar non-komuting dari grup 𝐴1 tidak ada.

2. Grup π‘¨πŸ

𝐴2 = 𝑆2 dan Γ𝐴2 = Γ𝑆2 maka π›€π΄βˆ—2 = π›€π‘†βˆ—2 3. Grup π‘¨πŸ‘

Pada Gambar 3.4 diperlihatkan bahwa graf non-komuting dari grup 𝐴3 memiliki dua simpul yang tidak bertetangga yaitu (1 2 3) dan (1 3 2). Oleh karena itu, (1 2 3) dan (1 3 2) merupakan simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins) dan (1 2 3)βˆ— = {(1 3 2)} akibatnya graf kembar tidak komuting dari 𝛀𝐴3 hanya memiliki satu simpul pula yaitu (1 2 3)βˆ— dan tidak punya sisi.

4. Grup π‘¨πŸ’

Berdasarkan Gambar 3.5 diperoleh bahwa 𝑁[(1 2)(3 4)] = 𝑁[(1 3)(2 4)] = 𝑁[(1 3)(2 3)], 𝑁((1 2 3)) = 𝑁((1 3 2)), 𝑁((1 2 4)) = 𝑁((1 4 2)), 𝑁((1 3 4)) = 𝑁((1 4 3)), 𝑁((2 3 4)) = 𝑁((2 4 3)) maka berdasarkan definisi 3.2, (1 2)(3 4), (1 3)(2 4), (1 4)(2 3) merupakan simpul-simpul yang kembar bertetangga (adjacent twins) dan simpul-simpul yang kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins) adalah (1 2 3), (1 3 2) , (1 2 4), (1 4 2) , (1 3 4), (1 4 3) , (2 3 4), (2 4 3) sehingga pada graf 𝛀𝐴4

terdapat lima partisi yaitu (1 2)(3 4)βˆ—, (1 2 3)βˆ—, (1 2 4)βˆ—, (1 3 4)βˆ—,dan (2 4 3)βˆ—. Berdasarkan Definisi 4.2, simpul-simpul dari graf kembar non-komuting dari 𝐴4 (𝛀𝐴4βˆ—) adalah (1 2)(3 4)βˆ—, (1 2 3)βˆ—, (1 2 4)βˆ—, (1 3 4)βˆ—,dan (2 4 3)βˆ—. Karena pada 𝛀𝐴4 (1 2)(3 4), (1 2 3), (1 2 4), (1 3 4), (2 4 3) merupakan simpul-simpul yang saling bertetangga maka simpul-simpul 𝛀𝐴4βˆ— juga saling bertetangga. Berikut adalah graf kembar non-komuting dari graf 𝐴4.

Gambar 4.5 Graf kembar non-komuting dari grup 𝐴4 (π›€π΄βˆ—4)

D. Bentuk-bentuk Graf Kembar Non-Komuting dari Grup Dihedral (π‘«πŸπ’) 1. Grup π‘«πŸ”

Berdasarkan Gambar 3.6 diperlihatkan bahwa 𝑁(π‘Ÿ) = 𝑁(π‘Ÿ2) dan 𝑁[𝑠] = 𝑁[π‘ π‘Ÿ] = 𝑁[π‘ π‘Ÿ2] sehingga π‘Ÿ dan π‘Ÿ2 merupakan simpul yang kermbar tidak bertetangga (non-adjacent twins) dan 𝑠, π‘ π‘Ÿ, dan π‘ π‘Ÿ2 merupakan simpul-simpul yang kembar bertetangga (adjacent twins). Maka dari itu berdasarkan definisi 4.2, simpul-simpul pada graf kembar non-komuting

(1 2)(3 4)βˆ—

(2 4 3)βˆ— (1 3 4)βˆ—

(1 2 3)βˆ— (1 2 4)βˆ—

dari 𝐷6 (π›€π·βˆ—6) adalah π‘Ÿβˆ— dan π‘ βˆ— selanjutnya π‘Ÿβˆ— dan π‘ βˆ— terhubung pada π›€π·βˆ—6. Berikut adalah bentuk graf kembar non-komuting dari 𝐷6.

Gambar 4.6 Graf kembar non-komuting dari grup 𝐷6 (π›€π·βˆ—6)

2. Grup π‘«πŸ–

Berdasarkan Gambar 3.7 diperlihatkan bahwa 𝑁(π‘Ÿ) = 𝑁(π‘Ÿ3), 𝑁(𝑠) = 𝑁(π‘ π‘Ÿ2), dan 𝑁(π‘ π‘Ÿ) = 𝑁(π‘ π‘Ÿ3) sehingga diperoleh tiga pasang simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins) yaitu π‘Ÿ dan π‘Ÿ3, 𝑠 dan π‘ π‘Ÿ2, serta π‘ π‘Ÿ dan π‘ π‘Ÿ3. Oleh karena itu maka ada tiga partisi yaitu π‘Ÿβˆ—, π‘ βˆ—, dan (π‘ π‘Ÿ)βˆ—. Berdasarkan definisi 4.2, simpul-simpul dari π›€π·βˆ—8 adalah π‘Ÿβˆ—, π‘ βˆ—, dan (π‘ π‘Ÿ)βˆ—. Selanjutnya karena π‘Ÿ, 𝑠, dan π‘ π‘Ÿ saling terhubung pada 𝛀𝐷8 maka π‘Ÿβˆ—, π‘ βˆ—, dan (π‘ π‘Ÿ)βˆ— juga terhubung pada π›€π·βˆ—8. Berikut adalah bentuk graf kembar non-komuting dari 𝐷8 (π›€π·βˆ—8).

Gambar 4.7 Graf kembar non-komuting dari 𝐷8 (π›€π·βˆ—8).

π‘Ÿβˆ— π‘ βˆ—

π‘Ÿβˆ— π‘ βˆ—

(π‘ π‘Ÿ)βˆ—

3. Grup π‘«πŸπŸŽ

Berdasarkan Gambar 3.8 diperlihatkan bahwa 𝑁(π‘Ÿ) = 𝑁(π‘Ÿ2) = 𝑁(π‘Ÿ3) = 𝑁(π‘Ÿ4) dan 𝑁[𝑠] = 𝑁[π‘ π‘Ÿ] = 𝑁[π‘ π‘Ÿ2] = 𝑁[π‘ π‘Ÿ3] = 𝑁[π‘ π‘Ÿ4] sehingga π‘Ÿ dan π‘Ÿ4 merupakan simpul yang kermbar tidak bertetangga (non-adjacent twins) dan 𝑠, π‘ π‘Ÿ, π‘ π‘Ÿ2, π‘ π‘Ÿ3dan π‘ π‘Ÿ4 merupakan simpul-simpul yang kembar bertetangga (adjacent twins). Maka dari itu berdasarkan definisi 4.2, simpul-simpul pada graf kembar non-komuting dari 𝐷10 (π›€π·βˆ—10) adalah π‘Ÿβˆ— dan π‘ βˆ— selanjutnya π‘Ÿβˆ— dan π‘ βˆ— terhubung pada π›€π·βˆ—10. Berikut adalah bentuk graf kembar non-komuting dari 𝐷10.

Gambar 4.8 Graf kembar non-komuting dari grup 𝐷10 (π›€π·βˆ—10)

E. Bentuk Graf Kembar Non-Komuting dari Grup Quaternion (π‘ΈπŸ–)

Pada Gambar 3,9, diperlihatkan bahwa 𝑁(𝑖) = 𝑁(βˆ’π‘–), 𝑁(𝑗) = 𝑁(βˆ’π‘—), dan 𝑁(π‘˜) = 𝑁(βˆ’π‘˜) sehingga diperoleh tiga pasang simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins) yaitu 𝑖 dan βˆ’π‘–, 𝑗 dan βˆ’π‘—, serta π‘˜ dan βˆ’π‘˜.

Oleh karena itu maka ada tiga partisi yaitu π‘–βˆ—, π‘—βˆ—, dan π‘˜βˆ—. Berdasarkan definisi 4.2, simpul-simpul dari π›€π·βˆ—8 adalah π‘–βˆ—, π‘—βˆ—, dan π‘˜βˆ—. Selanjutnya karena 𝑖, 𝑗, dan π‘˜ saling terhubung pada 𝛀𝐷8 maka π‘–βˆ—, π‘—βˆ—, dan π‘˜βˆ— juga terhubung pada π›€π·βˆ—8. Berikut adalah bentuk graf kembar non-komuting dari 𝑄8 (π›€π‘„βˆ—8).

π‘Ÿβˆ— π‘ βˆ—

Gambar 4.9 Graf kembar non-komuting dari 𝑄8 (π›€π‘„βˆ—8).

Gambar 4.7 dan 4.9 memperlihatkan bahwa, π›€π‘„βˆ—8 β‰… π›€π·βˆ—8 karena terdapat fungsi πœ™ sedemikian sehingga πœ™(π‘Ÿβˆ—) = π‘–βˆ—, πœ™(π‘ βˆ—) = π‘—βˆ—, dan πœ™((π‘ π‘Ÿ)βˆ—) = π‘˜βˆ—.

F. Sifat-sifat Graf Kembar Non-Komuting dari Suatu Grup

Berikut adalah beberapa sifat-sifat dari graf kembar non-komuting dari suatu grup. Gambar 3.3 memperlihatkan bahwa 𝑁((1 2)(3 4)) β‰  𝑁((1 3)(2 4)) β‰  𝑁((1 4)(2 3)). Berdasarkan definisi simpul kembar, elemen-elemen tersebut bukan merupakan simpul kembar pada 𝛀𝑆4. Menarik untuk didiskusikan, manakah elemen 𝑆𝑛 yang merupakan simpul kembar dan mana yang tidak.

Proposisi 4.1 (Tolue, 2019)

Jika 𝑆𝑛 adalah grup simetri dengan 𝑛 objek, maka :

1. Γ𝑆3βˆ—β‰… 𝐾2 dan memiliki dua simpul yang bertetangga yaitu (1 2)βˆ— dan (1 2 3)βˆ—

2. Elemen-elemen grup 𝑆𝑛 yang merupakan hasil operasi 2-sikel terpisah (disjoint 2-cycles) bukan merupakan simpul kembar pada Γ𝑆𝑛 dengan 𝑛 β‰₯ 4

π‘–βˆ— π‘—βˆ—

π‘˜βˆ—

Bukti :

1. Jelas terbukti berdasarkan definisi graf non-komuting dan graf kembar non-komuting (telah ditunjukkan pada Gambar 4.3)

2. Menurut Teorema 2.12, setiap elemen pada 𝑆𝑛 dapat dinyatakan sebagai komposisi 2-sikal. Misalkan π‘₯ dan 𝑦 adalah elemen 𝑆𝑛 dengan

π‘₯ = (π‘Ž1π‘Ž2)(π‘Ž3π‘Ž4)(π‘Ž5π‘Ž6) … (π‘Žπ‘˜βˆ’1π‘Žπ‘˜)

𝑦 = (𝑏1𝑏2)(𝑏3𝑏4)(𝑏5𝑏6) … (π‘π‘šβˆ’1π‘π‘š), π‘˜ ≀ π‘š ≀ 𝑛,

Tanpa mengurangi keumuman, untuk setiap (π‘Žπ‘–π‘Žπ‘—), π‘Žπ‘– < π‘Žπ‘—, π‘Ž1 < π‘Ž3… <

π‘Žπ‘˜βˆ’1 dan untuk setiap (𝑏𝑖𝑏𝑗), 𝑏𝑖 < 𝑏𝑗, 𝑏1 < 𝑏3… < π‘π‘šβˆ’1.

Perlu dicatat bahwa jika βˆ€π‘– ≀ π‘˜, π‘Žπ‘– = 𝑏𝑖, dan π‘˜ = π‘š maka π‘₯ dan 𝑦 adalah simpul yang sama.

Dengan demikian, hanya ada dua kemungkinan:

i. Jika βˆ€π‘– ≀ π‘˜, π‘Žπ‘– = 𝑏𝑖, dan π‘˜ < π‘š maka (𝑏𝑖𝑏𝑗) dengan 𝑖, 𝑗 > π‘˜ akan bertetangga dengan π‘₯ tetapi tidak dengan 𝑦.

ii. Jika terdapat 𝑖 ≀ π‘˜ sedemikian sehingga π‘Žπ‘– β‰  𝑏𝑖 maka (π‘Žπ‘–π‘Žπ‘–+1) atau (π‘Žπ‘–βˆ’1π‘Žπ‘–) akan bertetangga dengan 𝑦 tetapi tidak dengan π‘₯.

Dengan demikian 𝑁(π‘₯) β‰  𝑁(𝑦), jadi menurut definisi simpul kembar, simpul π‘₯ dan 𝑦 bukan merupakan simpul kembar.

Catatan:

Berdasarkan Proposisi 4.1 bagian 2, maka elemen 𝑆𝑛 yang merupakan simpul kembar adalah elemen yang merupakan 2-sikal atau hasil operasi 2-sikal tidak terpisah.

Proposisi 4.2

Diberikan grup dihedral 𝐷2𝑛, maka : 1. Ξ“π·βˆ—2𝑛≅ 𝐾2 untuk 𝑛 bilangan ganjil 2. Ξ“π·βˆ—2𝑛≅ 𝐾𝑛

2+1 untuk 𝑛 bilangan genap Bukti :

Misalkan grup 𝐷2𝑛= βŒ©π‘Ÿ, 𝑠|π‘Ÿπ‘› = 𝑠2 = 1, π‘ π‘Ÿ = π‘Ÿβˆ’1𝑠βŒͺ. Berdasarkan Teorema 2.13, 𝑍(𝐷2𝑛) = {1} untuk 𝑛 bilangan ganjil dan 𝑍(𝐷2𝑛) = {1, π‘Ÿπ‘›2} untuk 𝑛 bilangan genap. Karena center nya berbeda maka untuk pembuktian teorema ini dibagi menjadi dua kasus.

Kasus 1 (𝒏 bilangan ganjil)

Karena 𝑍(𝐷2𝑛) = {1}, maka |𝑉(Γ𝐷2𝑛)| = 2𝑛 βˆ’ 1. Pada grup dihedral π‘Ÿπ‘–π‘Ÿπ‘— = π‘Ÿπ‘–+𝑗 = π‘Ÿπ‘—+𝑖 = π‘Ÿπ‘—π‘Ÿπ‘– sehingga (1) hasil operasi antar rotasi saling komutatif akibatnya, pada Γ𝐷2𝑛, π‘Ÿπ‘– dan π‘Ÿπ‘— tidak saling bertetangga untuk 1 ≀ 𝑖, 𝑗 ≀ 𝑛.

Selain itu π‘Ÿπ‘–(π‘ π‘Ÿπ‘—) = π‘Ÿπ‘–(π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘—π‘ ) = (π‘Ÿπ‘–π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘—)𝑠 = π‘Ÿπ‘–+π‘›βˆ’π‘—π‘  = π‘Ÿπ‘›βˆ’(π‘—βˆ’π‘–)𝑠 = π‘ π‘Ÿπ‘—βˆ’π‘– = (π‘ π‘Ÿπ‘—)π‘Ÿβˆ’π‘– sehingga (2) π‘Ÿπ‘– tidak komutatif dengan π‘ π‘Ÿπ‘— akibatnya π‘Ÿπ‘– bertetangga dengan π‘ π‘Ÿπ‘—. Berdasarkan (1) dan (2) maka π‘Ÿπ‘– dengan 1 ≀ 𝑛 + 1 merupakan simpul-simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins)

dan membentuk satu kelas ekivalensi yaitu π‘Ÿβˆ—. Selanjutnya untuk (π‘ π‘Ÿπ‘–)(π‘ π‘Ÿπ‘—) = 𝑠(π‘Ÿπ‘–π‘ )π‘Ÿπ‘— = 𝑠(π‘ π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘–)π‘Ÿπ‘— = 𝑠2(π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘–π‘Ÿπ‘—) = π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘–+𝑗. Sementara itu, (π‘ π‘Ÿπ‘—)(π‘ π‘Ÿπ‘–) = 𝑠(π‘Ÿπ‘—π‘ )π‘Ÿπ‘– = 𝑠(π‘ π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘—)π‘Ÿπ‘– = 𝑠2(π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘—π‘Ÿπ‘—) = π‘Ÿπ‘›βˆ’π‘—+𝑖 sehingga untuk 𝑖 β‰  𝑗, (π‘ π‘Ÿπ‘–)(π‘ π‘Ÿπ‘—) β‰  (π‘ π‘Ÿπ‘—)(π‘ π‘Ÿπ‘–) sehingga (3) π‘ π‘Ÿπ‘– bertetangga dengan π‘ π‘Ÿπ‘— . Berdasarkan (2) dan (3) maka π‘ π‘Ÿπ‘– dengan 1 ≀ 𝑛 + 1 merupakan simpul-simpul kembar bertetangga (adjacent twins) dan membentuk satu kelas ekivalensi yaitu π‘ βˆ—. Dengan demikian pada Ξ“π·βˆ—2𝑛, terdapat dua simpul yang bertetangga 1 merupakan simpul-simpul kembar tidak bertetangga (non-adjacent twins) dan membentuk satu kelas ekivalensi yaitu π‘Ÿβˆ—. Telah dibuktikan pada Kasus 1 bahwa secara umum, (π‘ π‘Ÿπ‘–)(π‘ π‘Ÿπ‘—) β‰  (π‘ π‘Ÿπ‘—)(π‘ π‘Ÿπ‘–) sehingga π‘ π‘Ÿπ‘– bertetangga

dengan 1 ≀ π‘˜ ≀𝑛 sebaliknya. Maka dari itu terdapat sebanyak 𝑛

2 kelas ekivalensi (π‘ π‘Ÿπ‘˜)βˆ— dengan

Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan pada Gambar 4.6, 4.7, dan 4.8.

Gambar 4.6 dan 4.8 memperlihatkan graf kembar non-komuting untuk 𝐷6 (𝑛 = 3) dan 𝐷10 (𝑛 = 5) isomorfis dengan 𝐾2 dan Gambar 4.7 memperlihatkan graf kembar non-komuting dari 𝐷8 (𝑛 = 4) isomorfis dengan 𝐾4

2+1= 𝐾3.

Proposisi 4.3 dibawah ini membahas graf kembar non-komuting dari suatu subgrup.

𝐸(π›€πΊβˆ—) artinya 𝑒𝑣 = 𝑣𝑒 pada 𝐺. Terjadi kontradiksi karena 𝐻 merupakan subgrup dari 𝐺 sehingga jika 𝑒𝑣 β‰  𝑣𝑒 pada 𝐻 maka 𝑒𝑣 β‰  𝑣𝑒 pada 𝐺.

Misalkan terdapat π‘’βˆ— ∈ 𝑉(π›€π»βˆ—) dan π‘’βˆ— ∈ 𝑉(π›€πΊβˆ—). Jika 𝑉(π›€π»βˆ—) βŠ‹ 𝑉(π›€πΊβˆ—) maka terdapat π‘€βˆ— ∈ 𝑉(π›€π»βˆ—) tetapi π‘€βˆ—βˆ‰ 𝑉(π›€πΊβˆ—) sehingga 𝑁(𝑒) β‰  𝑁(𝑀) pada 𝛀𝐻. Maka, terdapat 𝑣 ∈ 𝑁(𝑒) dan 𝑣 βˆ‰ 𝑁(𝑀) sehingga (𝑣, 𝑀) βˆ‰ 𝐸(𝛀𝐻) artinya 𝑣𝑀 = 𝑀𝑣 pada 𝐻. Di sisi lain π‘€βˆ— βˆ‰ 𝑉(π›€πΊβˆ—). Misalkan 𝑀 ∈ π‘’βˆ— maka 𝑁(𝑒) = 𝑁(𝑀) sehingga jika terdapat 𝑣 ∈ 𝑁(𝑒) maka 𝑣 ∈ 𝑁(𝑀) sehingga (𝑣, 𝑀) ∈ 𝐸(𝛀𝐺) artinya 𝑣𝑀 β‰  𝑀𝑣 pada 𝐺. Terjadi kontadiksi karena 𝐻 merupakan subgrup dari 𝐺 sehingga jika 𝑣𝑀 = 𝑀𝑣 pada 𝐻 maka 𝑣𝑀 = 𝑀𝑣 pada 𝐺.

Proposisi 4.3 memberikan jaminan bahwa graf kembar non-komuting dari suatu subgrup merupakan subgraf dari graf kembar non-komuting dari grup nya. Maka dari itu, berikut adalah akibat-akibat dari Proposisi 4.3.

Akibat 1

Graf kembar non-komuting dari grup selang-seling (𝐴𝑛) merupakan subgraf dari graf kembar non-komuting dari grup simetri (𝑆𝑛).

Akibat 2

Pada grup simetri, π›€π‘†βˆ—π‘› merupakan subgraf dari π›€π‘†βˆ—π‘›+1 Akibat 3

Pada grup selang-seling, π›€π΄βˆ—π‘› merupakan subgraf dari π›€π΄βˆ—π‘›+1.

107 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarrkan kajian pada Bab III dan Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Graf non-komuting dari suatu grup adalah graf sederhana yang himpunan simpul adalah simpul-simpulnnya adalah elemen-elemen non-central dari grup tersebut 𝑉(Γ𝐺) = 𝐺 βˆ’ 𝑍(𝐺) dan kedua simpul pada graf tersebut bertetangga jika dan hanya jika elemen-elemen tersebut tidak komutatif (untuk setiap π‘₯, 𝑦 ∈ 𝑉(Γ𝐺), (π‘₯, 𝑦) ∈ 𝐸(Γ𝐺) jika dan hanya jika π‘₯𝑦 β‰  𝑦π‘₯).

2. Graf kembar non-komuting dari suatu grup 𝐺 (Ξ“πΊβˆ—) adalah graf yang dibentuk dengan mempartisi simpul-simpul dari dari graf non-komuting Ξ“(𝐺) berdasarkan sifat simpul kembar sehingga himpunan simpul dari graf kembar non-komuting adalah 𝑉(π›€πΊβˆ—) = {𝑣1βˆ—, 𝑣2βˆ—, 𝑣3βˆ—, … , π‘£π‘˜βˆ—} dengan π‘£π‘–βˆ— adalah anggota himpunan semua simpul yang kembar dengan 𝑣𝑖 pada Γ𝐺. Selanjutnya, π‘£π‘–βˆ—π‘£π‘—βˆ— ∈ 𝐸 (π›€πΊβˆ—) jika dan hanya jika 𝑣𝑖𝑣𝑗 ∈ 𝐸(𝛀𝐺).

3. Beberapa sifat graf non-komuting telah dibuktikan oleh Abdollahi (2006).

Abdollahi (2006) telah menunjukkan bahwa (1) Untuk sebarang grup non-abelian, π‘‘π‘–π‘Žπ‘š(𝛀𝐺) = 2. Secara khusus, 𝛀𝐺 terhubung dan 𝑔(𝛀𝐺) = 3.

(2) Graf non-komuting dari grup non-abelian berhingga adalah sebuah

graf Halminton. (3) 𝛀𝐺 merupakan graf planar jika dan hanya jika 𝐺 isomorfis dengan salah satu grup 𝑆3, 𝐷8 atau 𝑄8 sehingga jika diberikan grup non-abelian 𝐺 sedemikian sehingga 𝛀𝐺 β‰… 𝛀𝑠3 maka 𝐺 β‰… 𝑆3.

4. Beberapa sifat graf kembar non-komuting telah dibuktikan Tolue (2019).

Tolue (2019) telah menunjukkan bahwa jika 𝑆𝑛 adalah grup simetri dengan n objek, maka (1) Γ𝑆3βˆ—β‰… 𝐾2 dan memiliki dua simpul yang bertetangga yaitu (1 2)βˆ— dan (1 2 3)βˆ—, (2) Elemen-elemen grup 𝑆𝑛 yang merupakan hasil operasi 2-sikel terpisah (disjoint 2-cycles) bukan merupakan simpul kembar pada Γ𝑆𝑛 dengan 𝑛 β‰₯ 4. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa elemen 𝑆𝑛 yang merupakan simpul kembar adalah elemen yang merupakan 2-sikal atau hasil operasi 2-sikal tidak terpisah.

5. Berkaitan dengan sifat-sifat graf komuting dan graf kembar non-komuting, dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa :

a. Jika 𝐻 merupakan subgrup non-center dari 𝐺 maka 𝛀𝐻 merupakan subgraf dari 𝛀𝐺 dan π›€π»βˆ— merupakan subgraf dari π›€πΊβˆ— sehingga

1) 𝛀𝐴𝑛 merupakan subgraf dari 𝛀𝑆𝑛 dan π›€π΄βˆ—π‘› merupakan subgraf dari π›€π‘†βˆ—π‘›.

2) Pada grup simetri, 𝛀𝑆𝑛 merupakan subgraf dari 𝛀𝑆𝑛+1 dan π›€π‘†βˆ—π‘› merupakan subgraf dari π›€π‘†βˆ—π‘›+1.

3) Pada grup selang-seling, 𝛀𝐴𝑛 merupakan subgraf dari 𝛀𝐴𝑛+1 dan π›€π΄βˆ—π‘› merupakan subgraf dari π›€π΄βˆ—π‘›+1.

b. Pada grup dihedral (𝐷2𝑛), Ξ“π·βˆ—2𝑛≅ 𝐾2 untuk 𝑛 bilangan ganjil dan Ξ“π·βˆ—2𝑛 β‰… 𝐾𝑛

2+1 untuk 𝑛 bilangan genap.

c. Pada grup quaternion (𝑄8), Γ𝑄8 β‰… Γ𝐷8 dan Ξ“π‘„βˆ—8 β‰… Ξ“π·βˆ—8 meskipun 𝑄8 dan 𝐷8 tidak saling isomorfis.

B. Saran

Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti memiliki saran sebagai berikut :

1. Penelitian mengenai graf kembar non-komuting merupakan penelitian baru sehingga kajiannya juga masih terbatas. Dalam penelitian ini, hanya dibahas beberapa sifat terkait ketetanggaan (neighborhood) dan graf kembar non-komuting dari suatu subgrup. Masih banyak kajian lain yang sangat terbuka dan menarik untuk dibahas misalnya terkait himpunan bebas (independent set), pewarnaan graf dan bilangan kromatik, dll.

2. Dalam penelitian ini, hanya ditunjukkan ilustrasi baik graf non-komuting maupun graf kembar non-komuting dari grup berhingga dengan order kurang dari 25. Peneliti juga belum menemukan keterkaitas antara ukuran (size) graf dengan order grup sehingga sangat menungkinkan untuk diteliti lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi, A., Akbari, S., & Maimani, H. R. (2006). Non-commuting Graph of a

Group. Journal of Algebra, 298(2), 468-492.

www.elsevier.com/locate/jalgebra diakses tanggal 2 September 2020 Bondy, J.A., Murty, U.S.R. (1976). Graph Theory with Application. USA :

Elsevier Science Publishing Co., Inc.

Chartrand, G., Lesinak, L., & Zhang, P. (2011). Graph & Digraphs fifth edition.

USA : CRC Press.

Dummit, D.S, Foote, Richard, M. (2004). Abstract Algebra third edition. USA : John Wiley & Sons, inc.

Gallian, Joseph (2010). Contemporary Abstract Algebra Seventh Edition. USA : Brooks/Cole, Cengage Learning.

Hernando, C ,dkk. (2007). Extremal Graph Theory for Metric Dimension and Diameter. Electronic Notes in Discrete Mathematics 29 (2007) 339–343 1571-0653/$ – see front matter Β© 2007 Elsevier B.V. All rights reserved.

https://doi.org/10.1016/j.endm.2007.07.058 diakses tanggal 2 September 2020

Kandasamy, W.B.V, S, Florentine. (2009). Group as Graphs.

L. Pyber. (1987). The number of pairwise noncommuting elements and the index of the centre in a finite group. J. London Math. Soc. (2) 35 (2) (1987) 287–

295

Ma, X , Yang, L. (2014). The Coprime Graph of A Group. International Journal of Group Theory Vol. 3 No. 3 (2014), pp. 13-23. Diperoleh 24 Februari 2021 pada

https://www.researchgate.net/publication/287379538_The_Coprime_graph

_of_a_group/fulltext/57a9a1a708ae659d18236fa4/The-Coprime-graph-of-a group.pdf?origin=public_of_a_group/fulltext/57a9a1a708ae659d18236fa4/The-Coprime-graph-of-ation_det_of_a_group/fulltext/57a9a1a708ae659d18236fa4/The-Coprime-graph-of-ail

Marsudi. (2016). Teori Graf. Jakarta: UB Press.

Newmann, B.H. (1975). A Problem of Paul Erdos on Groups. J. Austral. Math.

Soc. 21 (Series A) (1976), 467-472.

https://doi.org/10.1017/S1446788700019303 diakses tanggal 10 September 2020.

Parberry, Ian. (1997). An efficient algorithm for the Knight’s tour problem.

Discrete Applied Mathematics, 73(3), 251–260. https://doi.org/10.1016/

S0166-218X(96)00010-8 diakses tanggal 30 Agustus 2020.

Scott, W.R. (1987). Group Theory. New York : Dover Publications, Inc.

Susilo, Frans. (2012). Landasan Matematika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

The GAP Group. (2020). GAP - Groups, Algorithms, Programming - a System for Computational Discrete Algebra.version 4.11.0. https://www.gap-system.org.

Tolue, Benhaz. (2019). Twin Non-commuting Graph of A Group. Rendiconti del Circolo Matematico di Palermo Series 2 https://doi.org/10.1007/s12215-019-00421-4. Diakses tanggal 28 Agustus 2020.

Weisstein, E. W. (2010). Clique. https://mathworld. wolfram. com/.

Wilson, Robin. J. (2009). Pengantar Teori Graf. (Edisi Kelima). Diterjemahkan oleh: Dwinanto Purwadi dan Irzam Hardiansyah. Jakarta: Erlangga.

Vahidi,J., Rostami (2010). The commuting graphs on groups 𝐷2𝑛 and 𝑄𝑛. Journal of Mathematics and Computer Science Vol .1 No.2 (2010) 123-127.

Diperoleh 21 Februari 2021 pada http://www.TJMCS.com.

LAMPIRAN : Publikasi

LAMPIRAN : Bukti Penerimaan Abstrak

LAMPIRAN : Sertifikat Peserta Seminar

Dokumen terkait