• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

2.2.4 Sifat-Sifat

Resin akrilik polimerisasi panas memiliki beberapa sifat yaitu sifat mekanis, kemis, biologis dan fisis.

2.2.4.1 Sifat Mekanis

Sifat mekanis resin akrilik polimerisasi panas yaitu: 1. Modulus elastisitas

Nilai modulus elastisitas untuk gigitiruan penuh dan sebagian adalah 2200- 2500Mpa. Modulus elastisitas yang tinggi sangat menguntungkan. Nilai yang tinggi dari batas elastisitas diperlukan untuk memastikan bahwa tekanan yang dihasilkan selama menggigit dan mengunyah tidak menyebabkan perubahan bentuk yang permanen.25,29,32

2. Kekuatan transversal

Gigitiruan harus memiliki kekuatan transversal yang cukup untuk menahan fraktur. Kekuatan transversal resin akrilik adalah berkisar dari 78 sampai 92 Mpa.25,31

3. Kekuatan impak

Kemampuan basis gigitiruan untuk bertahan dari fraktur karena terjatuh adalah fungsi dari kekuatan impak. Besar kekuatan impak RAPP yang dilakukan oleh Charpy adalah 0,98-1,27 joules dan Hounsfield adalah 455 Nm x 10-4.25,31

4. Crazing

Crazing umumnya berawal pada permukaan resin dan mengarah pada sudut yang tepat dari gaya tarik. Retakan mikro yang terbentuk ini kemudian berlanjut secara internal. Crazing juga mungkin terbentuk sebagai hasil aksi pelarut. Crazing akibat pelarut umumnya berasal dari kontak dengan cairan seperti etil alkohol yang terlalu lama.19

2.2.4.2 Sifat Kemis

Bahan basis gigitiruan harus tahan secara kimia. Bahan tidak boleh larut dalam cairan di dalam rongga mulut dan tidak tidak boleh menyerap air atau saliva yang dapat mengubah sifat mekanis bahan tersebut dan menyebabkan gigitiruan tidak higienis.24,25 Spesifikasi ADA No.12 memberikan petunjuk tentang pengujian dan syarat resin akrilik yang dapat diterima. Untuk menguji penyerapan air, lempeng direndam dalam air murni selama 7 hari. Kemudian lempeng ditimbang kembali, dan nilai ini dibandingkan dengan nilai awal. Menurut persyaratan, berat yang bertambah setelah perendaman tidak boleh melebihi 0,8 mg/cm2.19

2.2.4.3 Sifat Biologis

Resin harus tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik, tidak mengiritasi dan tidak berbahaya bagi jaringan mulut. Basis gigitiruan sebaiknya tidak menyebabkan pertumbuhan jamur atau bakteri.24,25

2.2.4.4 Sifat Fisis

Sifat fisis resin akrilik yaitu: 1. Penghantar termis

Penghantar termis resin akrilik sekitar 6x10-4 cal.g-1.cm-2. Hal ini termasuk yang sangat rendah, dan dapat mengakibatkan masalah selama proses pembuatan gigitiruan karena panas yang dihasilkan tidak dapat dikurangi atau dialirkan pada saat suhu meningkat. Dari sisi pasien, masalah mengenai penghantar termis yang rendah adalah gigitiruan menutupi jaringan lunak rongga mulut dari sensasi temperatur apapun. Pasien akan mengkonsumsi minuman yang terlalu panas tanpa menyadarinya, yang dapat membahayakan tenggorokan dan esofagus. 24,25

2. Stabilitas dimensi

Stabilitas dimensi dari resin selama proses pembuatan dan pada pemakaian sangat penting pada ketepatan dari gigitiruan dan kepuasan pasien. Tetapi panas yang berlebihan pada proses penyelesaian dapat menyebabkan terjadinya distorsi dengan

melepaskan tegangan sisa (residual stress), penyerapan air juga dapat mempengaruhi stabilitas dimensi.25,31

3. Porositas

Porositas dapat terjadi selama manipulasi resin akrilik. Porositas yang terdapat pada bagian dalam resin akrilik terjadi karena penguapan monomer atau berat molekul polimer yang rendah ketika suhu resin meningkat di atas 100,8oC. Sedangkan porositas yang terdapat pada permukaan resin akrilik terjadi karena kurangnya homogenitas adonan pada saat polimerisasi. Jika porositas terdapat pada permukaan resin akrilik, maka pembersihan akan sulit dilakukan. Jika porositas terdapat pada bagian dalam resin akrilik, maka resin akan menjadi lemah.31 Porositas juga dapat mempengaruhi stabilitas warna akrilik karena menyebabkan penyerapan air dan pewarna makanan yang lebih banyak.16

4. Ringan

Resin akrilik harus memiliki berat jenis yang rendah yaitu kira-kira 1,2 g cm-3 agar gigitiruan menjadi ringan. Hal ini diperlukan untuk mengurangi gravitasi pada gigitiruan rahang atas.24,25

5. Radiopak

Karena resin akrilik bersifat radiopak, pasien yang menelan atau menghirup fragmen dari gigitiruan yang patah pada saat kecelakaan dapat dideteksi menggunakan radiografi.25

6. Stabilitas warna

Resin akrilik harus cukup translusen atau transparan sehingga dapat dibuat menyerupai jaringan lunak yang digantikan. Tidak terjadi perubahan warna setelah pembuatan dan pemakaiannya. Stabilitas warna biasanya diukur dengan menggunakan sinar UV. 7,24,31

2.3 Stabilitas Warna

Stabilitas warna adalah karakteristik wajib dari resin untuk basis gigitiruan yang ditentukan oleh berbagai standar nasional dan internasional. Perubahan warna dari resin akrilik akan menimbulkan masalah estetis dan basis gigitiruan harus

memiliki estetis yang bagus dengan permukaan halus, mengkilap, dan sesuai dengan jaringan lunak rongga mulut. Buyukyilmaz cit Khazil (2008) menyatakan bahwa basis gigitiruan warnanya stabil di dalam air tetapi dapat berubah warna akibat larutan kopi dan teh. Nur Hersek cit Khazil (2008) menyatakan bahwa basis gigitiruan resin akrilik bersifat hidrofilik yaitu dapat menyerap air dan bernoda pada permukaan karena teh. Perubahan warna pada resin akrilik dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan perubahan kimia dari bahan. Misalnya pada basis gigitiruan resin, perubahan warna kimia dikaitkan dengan oksidasi aselerator amino. Amino tersier ini menyebabkan perubahan warna dari keputihan menjadi terlihat kuning. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah adanya penetrasi dari bahan berwarna seperti kopi, teh, dan nikotin. 5,37

Faktor lain yang mempengaruhi stabilitas warna adalah: 1. Penyerapan Air

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bahan hidrofilik memiliki tingkat penyerapan air yang lebih tinggi dan diskolorasi yang lebih tinggi daripada bahan hidrofobik. Resin akrilik yang digunakan di kedokteran gigi adalah campuran dari asam akrilik dan asam metakrilat. Golongan karboksil dalam asam akrilik menyebabkan penyerapan air.5,23

2. Kekasaran Permukaan

Kekasaran permukaan dari bahan restorasi cenderung menyebabkan penumpukan plak, menyerap air dan pewarna makanan. Permukaan akhir restorasi yang halus menunjukkan stabilitas warna yang lebih baik. Resin akrilik polimerisasi panas memiliki tingkat polimerisasi yang lebih tinggi sehingga warnanya lebih stabil.5

3. Jenis Pewarna Makanan

Berbagai jenis pewarna (makanan dan bahan pewarna lainnya) yang mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan warna pada bahan kedokteran gigi seperti teh, kopi (dengan atau tanpa gula), jus anggur, jus cheri, kecap, nikotin, bahan desinfeksi yang digunakan dalam obat kumur telah dipelajari selama bertahun- tahun.5

4. Waktu Perendaman

Waktu perendaman mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik karena resin akrilik akan menyerap larutan tersebut dengan lambat dalam suatu waktu.

Dokumen terkait