• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi

Dalam dokumen PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk (Halaman 54-60)

47 c. Deposito berjangka terdiri atas:

27. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi

Sifat Pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah karyawan kunci, individu (perorangan) dan perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung

53

dengan Perusahaan. Adapun pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Hubungan pemegang saham

Johnny Wiraatmadja, PT Blue Cross Indonesia, Sjerra Salim, Syamsuar Halim, dan PT Mitra Wadah Kencana.

b. Hubungan kepemilikan/pemegang saham yang sama

Standard Commerce Serv., PT Danpac Resource, PT Pilarmas Investindo, PT Millenium Pharmacon InternationalTbk, PT Blue Cross Indonesia, PT Danpac Pharma, PT Panwin Bullion, PT Duta Indah Propertindo, PT Gerbangraya Alam Permai dan PT Bumipurati Alam Lestari, PT. Central Omega Resources Tbk, PT. Jinsheng Mining, PT. Mulia Pacific Resources, PT. Mega Buana Resources, PT. Bumi Konawe Resources, PT. Victory Light, PT. Anugerah Utama Multifinance, PT. Straits Bullion.

c. Hubungan kepengurusan

Dana Pensiun Bank Windu (dahulu Dana Pensiun Multicor), PT Bank Panin Tbk. d. Hubungan keluarga dengan pemegang saham dan pengurus

PT Anugrah Prima Perdana, PT Pancar Pelangi Sakti, PT OTP (Sawmill), PT Hutan Bersama, PT Nusa Kencana Abadi, PT Bina Plaspac Indonesia, PT Putera Kusuma Perkasa, PT Jabalu Media Internusa, dan PT Asuransi Purwanjasa, PT Danpac Resource Kalbar, PT Steril Medical Indonesia dan PT Asuransi Central Asia, PT. Evergreen Capital, PT Galic Bina Mada, PT Multikimia Intipelangi, PT Tansri Gani, PT Galic Artabahari, PT Gani Investa, PT Steril Medical Indonesia, PT Anamakmur Perdana.

e. Hubungan manajemen dan karyawan kunci Perusahaan. Transaksi-transaksi Pihak – pihak Berelasi

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan.

Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM- LK No. IX.E.1 “Benturan Kepentingan“.

54

a. Transaksi aset dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase Persentase

Jumlah Terhadap Jumlah Jumlah Terhadap Jumlah

Aset Aset

Rp '000.000 % Rp '000.000 %

Aset

Kredit

PT Anugrah Prima Perdana 7,878 0.12 14,345 0.22

PT Jabalu Media Internusa 3,581 0.05 4,804 0.07

PT Verena Multifinance - 0.00 - 0.00

PT Pancar Pelangi Sakti 1,583 0.02 1,660 0.03

Lain-lain (dibawah Rp 1.000 juta) 17,322 0.26 14,194 0.22

30,365

0.46 35,003 0.54

Jun-12 Dec-11

b. Transaksi liabilitas dengan pihak – pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase Persentase

Jumlah Terhadap Jumlah Jumlah Terhadap Jumlah

Kewajiban Kewajiban Rp '000.000 % Rp '000.000 % Kewajiban Simpanan 271,451 0.05 698,748 0.12 Kewajiban lain-lain Jumlah 271,451 0.05 698,748 0.12 Jun-12 Dec-11

55

28. Komitmen dan Kontinjensi

Perusahaan memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut:

Jun-12 Dec-11

Rp '000.000 Rp '000.000

KOMITMEN Tagihan Komitmen

Tagihan Spot dan Derivatif 28,443 0

Lainya 81,232 81,135

Liabilitas Komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah

yang belum digunakan 910,483 1,025,577

Irrevocable L/C 81,232 81,135

Posisi penjualan Spot dan Derivatif 28,178

-Akseptasi Wesel Impor atas dasar L/C berjangka -

-Jumlah Kewajiban Komitmen - Bersih 1,019,893 1,106,712 KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian 10,472 8,314 Liabilitas Kontinjensi Bank garansi yang diberikan 48,901 66,311 Kewajiban Kontinjensi - Bersih 38,429 57,997 29. Aset dan Kewajiban dalam Mata Uang Asing a. Posisi Devisa Neto (PDN) Berikut adalah posisi devisa neto perusahaan : Mata Uang Aktiva Liabilitas Nilai Bers ih Dolar Am erika Serikat 344,321 315,676 28,645 Dolar Singapura 32,913 32,348 565

Dolar Hongkong 519 - 519

Dolar Aus tralia 464 - 464

Euro 6,923 7,818 895

Yen Jepang 109 118 9 385,249

355,960 31,097

Jun-12

56

Mata Uang Aktiva Liabilitas Nilai Bersih

Dolar Amerika Serikat 388,557 392,577 4,020

Dolar Singapura 18,056 18,176 120 Dolar Hongkong 1 - 1 Dolar Australia 92 - 92 Euro 7,691 8,057 366 Yen Jepang 103 105 2 414,500 418,915 4,601 Jun-11

Neraca dan Rekening Administratif

30. Manajemen Risiko

Kegiatan usaha Perusahaan sebagai bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Oleh karena itu, kegiatan operasional Perusahaan dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Perusahaan tidak memiliki kompleksitas yang tinggi atas penerapan manajemen risiko.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003, bank umum konvensional diwajibkan untuk menerapkan delapan (8) jenis resiko dan lima (5) peringkat penetapan penilaian peringkat risiko yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2010.

a. Pengelolaan Risiko Kredit

Penyaluran kredit oleh Perusahaan berlandaskan pada prinsip kehati-hatian, peraturan Bank Indonesia, dan kebijakan perkreditan yang disusun oleh manajemen. Komite Kredit merupakan komite tertinggi yang membantu Direksi dalam pengawasan pengelolaan risiko melalui keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkannya. Secara periodik, Komite Kredit melakukan rapat antara lain untuk memantau BMPK dan kualitas kredit, serta kecukupan penyisihan penghapusan aset. Perusahaan selalu memonitor penyebaran risiko yang timbul sejalan dengan pertumbuhan sektor ekonomi dimana Perusahaan melakukan kegiatan

bisnisnya. Batasan ditetapkan secara spesifik berdasarkan nasabah

dan sektor industri untuk menghindari konsentrasi risiko kredit yang berlebihan. Batasan tersebut juga diterapkan bagi nasabah individu atau korporasi

b. Pengelolaan Risiko Pasar

Risiko ini disebabkan oleh pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio yang dimiliki Perusahaan yaitu suku bunga dan nilai tukar. Ruang lingkup manajemen risiko pasar antara lain meliputi aktivitas fungsional kegiatan treasuri, dan investasi dalam bentuk surat berharga, penyediaan dana dan kegiatan pendanaan. Asset and Liability Committee (ALCO) merupakan komite yang membantu Direksi dalam mengawasi dan mengelola risiko pasar. Perusahaan juga menetapkan kebijakan limit terhadap aktivitas treasuri untuk menghindari

57

terjadinya konsentrasi portofolio pada suatu instrumen ataupun counterparty tertentu, sehingga terjadi diversifikasi pengelolaan aset dan liabilitas.

c. Pengelolaan Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul dari kemungkinan kerugian yang disebabkan ketidakmampuan Perusahan memenuhi liabilitas yang telah jatuh waktu. Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan melalui suatu strategi likuiditas antara lain mencakup penetapan pricing dan gapping terhadap sumber dana dan kredit, analisis kecukupan modal serta investasi Perusahaan dalam portofolio dan surat berharga. Perusahaan senantiasa memelihara kemampuannya untuk melakukan akses pasar uang dengan memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden.

d. Pengelolaan Risiko Operasional

Perusahaan berupaya mengantisipasi serta mengendalikan seluruh faktor yang berpotensi menimbulkan risiko operasional, antara lain dengan memastikan bahwa setiap personil memiliki kualifikasi dan terlatih untuk fungsi yang dilakukan dan memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional dilakukan berdasarkan hukum dan prosedur yang telah ditentukan. e. Pengelolaan Risiko Hukum

Perusahaan selalu memastikan bahwa seluruh kegiatan dan hubungan kerja dengan pihak ketiga telah didasarkan pada aturan maupun prasyarat yang dapat melindungi kepentingan Perusahaan dari segi hukum termasuk tuntutan dari pihak eksternal.

f. Pengelolaan Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan dapat berdampak pada pengenaan denda dan sanksi ataupun kehilangan reputasi Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan melakukan pemantauan terhadap keselarasan atas seluruh aktivitas di lingkungan Perusahaan terhadap peraturan dan ketentuan eksternal maupun kebijakan dan prosedur internal.

Peran Satuan Kerja Kepatuhan dan Good Corporate Governance merupakan hal penting, khususnya dalam memastikan dipatuhinya ketentuan-ketentuan eksternal dan internal terhadap keputusan-keputusan bisnis yang diambil.

g. Pengelolaan Risiko Reputasi

Risiko reputasi dapat berdampak langsung pada berkurangnya kepercayaan nasabah sehingga jumlah nasabah ataupun pendapatan Perusahaan menurun. Dalam mengelola risiko reputasi, Perusahaan berupaya untuk menjaga reputasi dengan memberikan pelayanan terbaik dengan menangani keluhan dan memberikan kepuasan kepada nasabah untuk menghindari munculnya keluhan tersebut di media massa.

58

Dalam dokumen PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk (Halaman 54-60)

Dokumen terkait