• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGNIFICANT AGREEMENTS a. Pada tanggal 17 Juli 2019, Perusahaan

menandatangani suatu Perjanjian Fasilitas (“Perjanjian Fasilitas”) senilai US$ 150.000.000, bersama dengan (i) para entitas anak dari Perusahaan, yaitu IIC, TPEC, TPE, dan TRIS, sebagai para penanggung awal, (ii) Standard Chartered Bank (Singapore) Limited, ("SCB"), Citibank, N.A., Cabang Jakarta ("Citibank") dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ("Mandiri") bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, sebagai pengatur, (iii) SCB, Citibank, dan Mandiri, sebagai para pemberi pinjaman, dan (iv) Mandiri sebagai agen, bank rekening, dan agen jaminan.

a. On July 17, 2019, the Company signed a US$ 150,000,000 Facility Agreement (“Facility Agreement”), together with (i) subsidiaries of the Company, namely IIC, TPEC, TPE, TRIS, as original guarantors, (ii) Standard Chartered Bank (Singapore) Limited, ("SCB"), Citibank, N.A., Jakarta Branch ("Citibank") and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ("Mandiri") as the arranger (whether acting individually or collectively, (iii) SCB, Citibank, and Mandiri as original lenders, and (iv) Mandiri as agent, account bank, and security agent.

Setelah penandatanganan Perjanjian Fasilitas, Perusahaan dan TIME menandatangani accession form tertanggal 21 Oktober 2020 dan memberitahu Mandiri sebagai agen fasilitas bahwa TIME akan bertindak sebagai penanggung fasilitas.

Subsequently after signing of the Facility Agreement, the Company and TIME signed accession form dated October 21, 2020 and informed Mandiri as agent to the facility that TIME will act as the guarantor to the facility.

Berdasarkan Perjanjian Fasilitas, Mandiri, SCB dan Citibank berkomitmen untuk menyediakan pinjaman sebesar US$ 150.000.000 ("Total Komitmen") kepada Perusahaan, dengan alokasi pinjaman masing-masing sebesar US$ 95.000.000, US$ 25.000.000 dan US$ 30.000.000. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk (1) melunasi sebagian pokok utang obligasi, premi, dan/ atau bunga terutang terkait dengan kegiatan manajemen liabilitas yang dilakukan dan (2) membayar biaya terkait dan pengeluaran yang timbul dengan Perjanjian Fasilitas ini.

Under the Facility Agreement, Mandiri, SCB and Citibank committed to provide US$ 150,000,000 loans (“Total Commitment”) to the Company, with allocation of US$ 95,000,000, US$ 25,000,000 and US$ 30,000,000, respectively. The loans shall be used to (1) pay part of the outstanding principal, premium, and/

or accrued interest outstanding under the existing bonds payable, pursuant to the liability management exercise and (2) pay fees, expenses and costs incurred in connection with this Facility Agreement.

Perusahaan harus membayar kembali pinjaman melalui angsuran triwulanan yang dimulai sejak tanggal 31 Desember 2019, dengan jumlah tiap angsuran sebesar 2,5% sampai dengan tanggal 31 Desember 2021, sebesar 3,75% sampai dengan tanggal 30 Juni 2022 dan sebesar 6,25%

sampai dengan tanggal 31 Maret 2024, dan sisanya pada tanggal pembayaran akhir, yang mana lebih dulu antara ulang tahun kelima sejak tanggal penandatanganan perjanjian atau 30 Juni 2024. Perjanjian Fasilitas juga mengatur ketentuan mengenai Mandatory Prepayment jika pada tanggal 31 Desember 2022, Peristiwa Perpanjangan PKB2B belum terjadi, dalam bentuk dan substansi yang memuaskan Agen.

The Company shall repay the aggregate loans in quarterly installments starting from December 31, 2019, based on the installment payment each of 2.5% up to December 31, 2021, each of 3.75% up to June 30, 2022 and each of 6.25% up to March 31, 2024, and remaining amount on final repayment date, which is the earlier between 5th anniversary from the signing date or June 30, 2024. The Facility Agreement also governs provision on the mandatory prepayment if by December 31, 2022, the CCOW Extension Event has not occurred, in form and substance satisfactory to the Agent.

Pinjaman tersebut dikenakan bunga LIBOR ditambah 1,85% per tahun untuk Pemberi Pinjaman Indonesia dan ditambah 1,67% per tahun untuk Pemberi Pinjaman yang berada di luar otoritas pajak Indonesia. Bunga dibayarkan setiap triwulan.

The Loans bear interest at LIBOR plus 1.85% per annum for Indonesian Lenders and plus 1.67%

per annum for Lenders with tax residence outside Indonesia. Interest is payable on a quarterly basis.

Pinjaman tersebut dijamin dengan saham Perusahaan di IIC, KJA, TPEC dan TPE; Saham TPEC di TRIS; Saham IIC di KJA; dan Gadai Rekening milik Perusahaan. Perusahaan juga akan dibatasi untuk menjual, mengalihkan, atau melepaskan saham langsung atau tidak langsung di KJA yang akan menyebabkan kepemilikannya kurang dari 65% dari total saham KJA.

The Loans are secured by pledge of the Company’s shares in IIC, KJA, TPEC and TPE;

TPEC’s shares in TRIS; IIC’s shares in KJA; and an Account Pledge by the Company. The Company shall also be restricted to sell, transfer, or dispose its direct or indirect shares in KJA which shall cause its ownership to be less than 65% of the total shares in KJA.

Perjanjian Fasilitas memuat syarat dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain, sebagai berikut:

The Facility Agreement contains certain terms and conditions that require the Company to fulfill, among others, as follows:

Menjaga Fixed Charge Coverage Ratio

minimal 2,50 : 1,00; • Maintain Fixed Charge Coverage Ratio at the minimum of 2.50 : 1.00;

Menjaga Consolidated Debt dibagi EBITDA

tidak lebih dari 3,75 : 1,00; dan • Maintain Consolidated Debt to EBITDA not more than 3.75 : 1.00; and

Menjaga Priority Indebtedness tidak melebihi

15% dari Total Assets; • Maintain Priority Indebtedness not more than 15% of the Total Assets;

Persyaratan keuangan pada tiga poin di atas akan diuji pada tanggal terakhir bulan Juni dan Desember setiap tahunnya (“Tanggal Uji”) dan perhitungan berdasarkan periode dua belas bulan yang berakhir pada Tanggal Uji yang bersangkutan.

The financial covenant on the above three bullet points will be tested on the last day of June and December each year (“Testing Date”) and calculation is based on the period of twelve months ending on the relevant Testing Date.

Untuk fasilitas yang diberikan, Perusahaan dikenai biaya dimuka sebesar US$ 1.125.000 dan biaya koordinasi sebesar US$ 500.000 oleh Pemberi Pinjaman; biaya agen sebesar US$ 25.000 per tahun oleh Mandiri; biaya agen dan bank rekening sebesar US$ 20.000 per tahun oleh Mandiri.

For the facility provided, the Company was charged an upfront fee of US$ 1,125,000 and coordinating fee of US$ 500,000 by Lenders; an agent fee of US$ 25,000 per annum by Mandiri;

an account bank and agency fee of US$ 20,000 per annum by Mandiri.

Pada bulan Agustus 2019, Perusahaan telah melakukan penarikan sebesar US$ 150.000.000 dari fasilitas yang diberikan.

In August 2019, the Company has fully drawndown US$ 150,000,000 from the provided facility.

Pada tanggal 29 Juni 2020, Perusahaan dan Mandiri sebagai agen dan agen jaminan menandatangani surat pengesampingan dan perubahan terhadap Perjanjian Fasilitas (“Surat”), dimana persyaratan dalam Perjanjian Fasilitas untuk menjaga rasio Consolidated Debt to EBITDA tidak melebihi 3,75 : 1,00 tidak akan berlaku dengan syarat bahwa Perusahaan harus memastikan bahwa pada setiap Tanggal Pengujian yang berakhir pada (i) hari terakhir bulan Juni 2020 dan (ii) hari terakhir bulan Desember 2020, juga sehubungan dengan penerbitan Sertifikat Kepatuhan untuk Tanggal Kuartal yang berakhir pada (i) 31 Maret 2020;

(ii) 30 Juni 2020, (iii) 30 September 2020, (iv) 31 Desember 2020 and (v) 31 Maret 2021, rasio Consolidated Net Debt to EBITDA (menurut definisi spesifik dalam Surat) untuk periode dua belas bulan yang berakhir pada Tanggal Pengujian dan Tanggal Kuartal tidak boleh melebihi 3,75 : 1,00.

On June 29, 2020, the Company and Mandiri as agent and security agent signed a letter which includes waiver and amendment to the Facility Agreement (“Letter”), wherein the requirement in the Facility Agreement to maintain Consolidated Debt to EBITDA ratio of not more than 3.75 : 1.00 shall not apply on the condition that the Company shall ensure that, on Testing Date falling on (i) the last day of June 2020 and (ii) the last day of December 2020, as well as in respect of the issuance of the Compliance Certificate for the Financial Quarters ending on (i) March 31, 2020; (ii) June 30, 2020, (iii) September 30, 2020, (iv) December 31, 2020 and (v) March 31, 2021, the Consolidated Net Debt to EBITDA ratio (as specifically defined in the Letter) for the twelve months period ending on the above Testing Dates and Financial Quarters shall not exceed 3.75 : 1.00.

YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) THEN ENDED (Continued) Pada bulan Februari 2021, Perusahaan menerima

surat dari Mandiri memberitahukan bahwa pemberi pinjaman mayoritas telah memberikan persetujuan atas (1) pengesampingan klausa Kondisi Keuangan dalam Perjanjian Fasilitas sehingga Kondisi Keuangan tidak berlaku untuk periode pengujian yang jatuh pada tanggal 31 Desember 2020 dan (2) persetujuan mencakup pengubahan Persyaratan Keuangan selama tahun 2021, dimana Perusahaan harus memastikan bahwa pada setiap tanggal pengujian selama tahun 2021, rasio utang bersih terhadap EBITDA konsolidasian tidak lebih dari 4,75:1 dan Fixed Charge Coverage Ratio (FCCR) tidak kurang dari 1,50:1. Pada tanggal 22 Maret 2021, Perusahaan menandatangani surat pengesampingan dan perubahan dengan Mandiri yang menyetujui bahwa pada setiap tanggal pengujian atau tanggal kuartal pada tahun 2021, rasio utang bersih terhadap EBITDA konsolidasian, tidak melebihi 4,75:1 dan FCCR tidak kurang dari 1,5:1.

In February 2021, the Company obtained letter from Mandiri informing that majority lenders of this Facility Agreement have given consent for (1) waiver of Financial Condition clause in the Facility Agreement and accordingly the Financial Condition should not apply for testing date falling on December 31, 2020 and (2) consent covering the amendment of Financial Covenant during year 2021, wherein the Company shall ensure that on each testing dates in 2021, consolidated net debt to EBITDA ratio shall not exceed 4.75:1 and Fixed Charge Coverage Ratio (FCCR) shall not be less than 1.50 :1. On March 22, 2021, the Company signed a waiver and amendment letter with Mandiri, agreeing that on each testing date or quarter date in 2021, the consolidated net debt to EBITDA ratio shall not exceed 4.75:1 and FCCR shall not be less than 1.5:1.

b. Pada tanggal 6 Desember 2017, Perusahaan menandatangani Akta Pemindahan Saham dengan ST International Co. Ltd. ("Samtan"), sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 16 dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., LLM., Notaris di Jakarta ("AJB Samtan"), untuk membeli 40%

dari jumlah 49% kepemilikan saham Samtan atas KJA. Di tanggal yang sama, IIC menandatangani Akta Pengambilalihan (Akuisisi Saham) dengan PT Muji Inti Utama ("MIU"), sebagaimana dinyatakan dalam Akta No. 17 dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., LLM., Notaris di Jakarta ("AJB MIU"), untuk membeli keseluruhan 5% saham yang dimiliki MIU ("AJB MIU, dan bersama dengan AJB Samtan selanjutnya disebut sebagai

"Akta Jual Beli"). Dengan penandatanganan Akta Jual Beli, Perusahaan secara langsung dan tidak langsung memiliki 91% kepemilikan saham dalam KJA.

b. On December 6, 2017, the Company entered into a Share Transfer Deed with ST International Co.

Ltd. ("Samtan"), as stated in Deed No. 16 drawn up before Mala Mukti, S.H., LLM., Notary in Jakarta ("Samtan SPA”), to purchase 40% from the total 49% ownership interest of Samtan in KJA. On the same day, IIC entered into an Acquisition Deed with PT Muji Inti Utama ("MIU"), as stated in Deed No. 17, drawn up before Mala Mukti, S.H., LLM., Notary in Jakarta ("MIU SPA"), to purchase the whole 5% ownership interest of MIU in KJA ("MIU SPA", and together with Samtan SPA hereinafter referred to as "Sale and Purchase Deed"). With the execution of the Sale and Purchase Deed, the Company directly and indirectly owns 91% shares in KJA.

Dalam AJB Samtan, harga pembelian adalah berjumlah keseluruhan lebih kurang sebesar US$ 450.000.000 dibayarkan pada penandatanganan AJB Samtan, dan tambahan pembayaran US$ 160.000.000, dengan dikenakan bunga sebesar 7% flat per tahun merupakan pembayaran kontijen yang harus dibayarkan oleh Perusahaan kepada Samtan apabila KJA telah memperoleh perpanjangan/

pembaruan atau konversi PKP2B, yang terutang dalam bentuk tunai (Cash Election) atau melalui pengalihan modal saham disetor KJA sebesar 25% dari modal ditempatkan dan disetor KJA didasarkan kepada fully diluted basis pada saat pengalihan saham dilakukan (Share Election).

As stipulated in Samtan SPA, the total share price is approximately US$ 450,000,000 paid on the execution of this Samtan SPA, and additional US$ 160,000,000, plus 7% interest flat per annum as contingent payment to be paid by the Company to Samtan if KJA has obtained extension/renewal or conversion of CCOW, to be paid either in cash (Cash Election) or through transfer of share equal to 25% of the fully paid up and issued share capital of KJA on a fully diluted basis at the time of such share transfer (Share Election).

Nilai wajar utang kontinjensi ditentukan berdasarkan pada kondisi-kondisi yang ada pada Perjanjian Jual Beli Saham (“Opsi”) antara Perusahaan dan Samtan di atas. Setelah nilai wajar masing-masing kondisi ditentukan, diterapkan probabilitas terjadinya masing-masing kondisi untuk menentukan nilai opsi secara keseluruhan.

The fair value of the contingent consideration obligation was computed based on the conditions of the terms (“Options”) in the Share Purchase Agreement between the Company and Samtan as mentioned above. After the fair value of each Option has been obtained, the probability of occurrence of each Option is applied in order to determine the value of the contingent consideration obligation in its entirety.

Nilai wajar setiap opsi diestimasi dengan menggunakan model arus kas diskonto, yang diasumsikan menggunakan tingkat bunga pasar.

The fair value of each option is estimated mainly by using a discounted cash flow model, which assumed a market interest rate.

Utang kontijensi tersebut dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan nilai wajar atas liabilitas tersebut dinilai pada setiap akhir periode pelaporan. Nilai wajar utang kontijensi pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar US$ 206.269.350 (2020 : US$ 164.476.468).

Perusahaan menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik Stefanus Tonny Hardi & Rekan (KJPP STH) untuk membantu manajemen menentukan nilai wajar utang kontijensi.

Contingent consideration obligation recognized as financial liabilities at FVTPL and measured at the end of each reporting period. Fair value of contingent consideration obligation as at December 31, 2021 is US$ 206,269,350 (2020 : US$ 164,476,468). The Company appointed Public Appraiser Office Stefanus Tonny Hardi & Rekan (KJPP STH) to assist management in the valuation of the contingent consideration obligation.

Dalam AJB MIU, harga pembelian 5%

kepemilikan saham KJA adalah US$ 67.500.000. Under the MIU SPA, the purchase price for the shares sale of 5% ownership interest in KJA is US$ 67,500,000.

c. Sehubungan dengan Proyek CEPR (“Power II”), PT Cirebon Energi Prasarana (CEPR) telah menandatangani Common Agreement tertanggal 18 April 2017 (Common Agreement Awal) yang ditandatangani antara lain oleh (i) CEPR, (ii) Japan Bank for International Cooperation, (iii) The Export- Import Bank of Korea; (iv) bank-bank dan institusi-institusi keuangan sebagaimana tercantum di dalam lampiran 1 (Para Pemberi Pinjaman) dari Common Agreement Awal, (v) Mizuho Bank, Ltd., dan (vi) PT Bank Mizuho Indonesia. Common Agreement Awal telah diamandemen dan dinyatakan kembali pada tanggal 3 Nopember 2017 berdasarkan perjanjian amandemen dan pernyataan kembali terhadap Common Agreement (A&R Agreement) (Common Agreement Awal sebagaimana diamandemen dan dinyatakan kembali dengan A&R Agreement disebut sebagai, Common Agreement).

c. In relation to the CEPR Project (“Power II”), PT Cirebon Energi Prasarana (CEPR) has signed a Common Agreement dated April 18, 2017 (the Original Common Agreement), made among others, by (i) CEPR, (ii) Japan Bank for International Cooperation, (iii) The Export-Import Bank of Korea; (iv) banks and financial institutions named under schedule 1 (the Lenders) of the Original Common Agreement, (v) Mizuho Bank, Ltd., and (vi) PT Bank Mizuho Indonesia. The Original Common Agreement has been amended and restated on November 3, 2017 under an amendment and restatement agreement (A&R Agreement) (the Original Common Agreement as amended and restated by the A&R Agreement shall be referred to as, the Common Agreement).