KOMITMEN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN
34. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
Komitmen belanja modal (lanjutan) Capital expenditures commitments (continued)
Pembelian Mesin Pabrik (lanjutan) Purchases of Factory Machineries (continued)
Pada tahun 2008, LPI mengadakan perjanjian pemasokan (“Supply Agreement”) dengan China CAMC Engineering Co. Ltd., yang akan menyediakan mesin dan peralatan pabrik penyulingan gula dengan kapasitas olah sebesar 8.000 metrik ton tebu per hari di propinsi Sumatera Selatan, dengan nilai kontrak sebesar US$84.328.040. Di samping itu, LPI juga mengadakan perjanjian konstruksi dengan CAMCE-MPS JO (“CAMCE”) untuk membangun pabrik penyulingan gula tersebut dengan nilai kontrak sebesar US$33.741.960.
In 2008, LPI entered into a Supply Agreement with China CAMC Engineering Co. Ltd., whereby the latter is to supply machinery and equipment for a sugar refinery plant with daily processing capacity of 8,000 metric tonnes of sugar cane located at the province of South Sumatera for a contract value of
US$84,328,040. LPI also entered into a
Construction Agreement with CAMCE-MPS JO (“CAMCE”) whereby the latter is committed to construct and erect the aforesaid sugar refinery plant with a contract value of US$33,741,960.
CAMCE tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai kontrak di atas, sehingga LPI harus melakukan pekerjaan perbaikan sampai akhirnya pabrik tersebut siap digunakan pada bulan September 2012. Sehubungan dengan hal tersebut, LPI mencatat piutang lain-lain atas klaim kepada CAMCE sebesar Rp118.076 yang merupakan jumlah biaya yang timbul dari pekerjaan perbaikan tersebut. Di lain pihak, LPI juga mencatat utang lain-lain atas pembayaran terakhir (utang retensi) proyek di atas sebesar Rp222.568. Sampai dengan tanggal 28 April 2016, LPI masih dalam proses negosiasi dengan CAMCE untuk menyelesaikan piutang dan utang di atas.
CAMCE failed to meet its obligations under the said contract, forcing LPI to perform remedial works until the plant is ready to be used in September 2012. Consequently, LPI recognized other receivables for its claim to CAMCE amounting to Rp118,076 which represent the costs of the remedial works. On the other hand, LPI also recorded other payables for the final payments (retention payable) for the above-mentioned projects amounting to Rp222,568. Up to April 28, 2016 LPI was still in negotiation process with CAMCE to settle the above receivables and payables.
Komitmen penjualan Sales commitment
Pada tanggal 31 Maret 2016, SIMP memiliki komitmen penjualan untuk menyerahkan karet, MKS dan produk turunannya, kakao, dan teh sebanyak 31.523 ton (31 Desember 2015: 47.500 ton) dan sebanyak 674.506 bibit kelapa sawit (31 Desember 2015: 1.075.153 bibit) kepada pelanggan pihak ketiga lokal dan luar negeri.
As of March 31, 2016, SIMP has sales commitments to deliver rubber, CPO and its
derivatives products, cocoa, and tea of
approximately 31,523tonnes (December 31, 2015:
47,500 tonnes) and 674,506 oil palm seeds
(December 31, 2015: 1,075,153 seeds) to third party local and overseas customers.
Seluruh komitmen penjualan di atas akan terealisasi dalam satu bulan setelah tiap-tiap tanggal pelaporan.
All of the above sales commitments will be realized in one months after each reporting date.
Uang Muka Pembelian Tanah Advances for Land Acquisitions Uang muka pembelian tanah merupakan biaya-
biaya sehubungan dengan akuisisi lahan perkebunan sebagai bagian dari rencana LSIP, entitas anak untuk mengamankan pasokan tandan buah segar. LSIP telah menunjuk PT Dwi Reksa Usaha Perkasa (“DRUP”), dahulu entitas anak yang telah dijual pada bulan Oktober 2006, untuk membantu dan mengelola proses akuisisi lahan serta serah terima lahan tersebut kepada LSIP. Uang muka tersebut akan diselesaikan pada saat serah terima lahan atau dengan cara lainnya.
Advances for land acquisitions represent costs related to the acquisitions of plantation areas as part of LSIP plan to secure supplies of fresh fruit bunches. LSIP appointed PT Dwi Reksa Usaha Perkasa (“DRUP”), a former subsidiary disposed in October 2006, to facilitate and manage the land acquisition process and the handover of the land to LSIP. The advances will be settled when the area is handed over or by other process.
Sampai dengan tanggal 31 Maret 2016, telah terjadi penyelesaian atas sebagian uang muka melalui penyerahan aset senilai Rp25.057 (31 Desember 2015: Rp25.057) dan penyelesaian secara tunai sebesar Rp51.481 (31 Desember 2015: Rp51.481). Saldo uang muka pada tanggal 31 Maret 2016, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar - Aset Tidak Lancar Lainnya”, adalah sebesar Rp14.713 (31 Desember 2015: Rp14.713) Manajemen berkeyakinan bahwa nilai tercatat uang muka tersebut dapat dipulihkan sepenuhnya.
Up to March 31, 2016, a portion of the said advances were settled through the transfer of asset valued at Rp25,057 (December 31, 2015:
Rp25,057) and cash payment settlement
amounting to Rp51,481 (December 31, 2015: Rp51,481). As of March 31, 2016, the outstanding advances, which was presented as part of “Non- current Assets - Other Non-current Assets”, amounted to Rp14,713 (December 31, 2015: Rp14,713). The management believes that the carrying amount of the advance is fully recoverable.
Perjanjian pemasokan Supply Agreement
IDLK memiliki perjanjian pemasokan dengan Amberston dimana Amberston menyediakan bahan baku antara lain berupa skimmed milk powder dan
butter milk powder kepada IDLK dengan harga
yang disepakati oleh kedua belah pihak. Perjanjian tersebut pada awalnya berlaku tanggal 31 Desember 2015, telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
IDLK has a supply agreement with Amberston whereby Amberston agreed to provide raw materials to IDLK such as, among others, skimmed milk powder and butter milk powder, at the prices agreed by both parties. The said agreement which was initially valid until December 31, 2015, has been extended until December 31, 2016.
34. PERJANJIAN-PERJANJIAN, KOMITMEN- KOMITMEN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
34. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
Perjanjian Konsultasi Manajemen Kelompok Usaha ICBP
Management Consultant Agreement of ICBP Group
IDLK memiliki perjanjian manajemen dengan PT Marison Nauli Ventura (MNV), dimana MNV memberikan kepada IDLK nasehat, pendapat, petunjuk, konsultasi dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan usaha, khususnya yang berhubungan dengan sumber daya manusia dan manajemen. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu satu tahun dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu yang sama, kecuali apabila salah satu pihak menyatakan secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian tersebut. Kompensasi yang dibayarkan kepada MNV disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
IDLK has a management agreement with PT Marison Nauli Ventura (MNV), whereby MNV provides to IDLK business advice, suggestion, guidance, consultation and information relevant to operational activities, especially those related with
human resources and management. This
agreement is valid for a one-year period and shall be automatically renewed for the same period, unless terminated by either party in writing. Compensation paid to MNV is presented as part of “General and Administrative Expenses” in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income.
Pengembangan Perkebunan Plasma Development of Plasma Plantations
Entitas Anak tertentu memiliki perjanjian pengembangan perkebunan plasma dengan beberapa KUD yang mewadahi petani plasma. Lihat Catatan 37 untuk rincian perjanjian tersebut.
Certain Subsidiaries have plasma plantations
development agreement with several KUD
representing the plasma farmers. See Note 37 for the details of the said agreement.
Sengketa Tanah Milik LPI Dispute of LPI’s HGU certificate
Pada tanggal 5 Mei 2011, Tn. Ketut Suwece, penduduk desa Harapan Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (“OKUT”), mendaftarkan gugatan terhadap LPI ke Pengadilan Negeri Baturaja, propinsi Sumatera Selatan, untuk menuntut ganti rugi sebesar Rp17.414 atas dua bidang tanah seluas sekitar 143 hektar beserta tanaman yang berdiri di atasnya yang terletak di desa Campang Tiga Ulu, OKUT, dan permohonan sita jaminan. Pada tanggal 3 November 2011, Pengadilan Negeri Baturaja, Sumatera Selatan telah mengeluarkan putusan yang menolak seluruh gugatan yang diajukan oleh Tn. Ketut Suwece kepada LPI.
On May 5, 2011, Mr. Ketut Suwece, a resident of Harapan Jaya village, Ogan Komering Ulu Timur District (“OKUT”), filed a lawsuit against LPI to the
District Court of Baturaja (Pengadilan Negeri
Baturaja), province of South Sumatera, to claim for the indemnity of Rp17,414 for two parcels of land with a total area of approximately 143 hectares located at Campang Tiga Ulu village, OKUT, including trees planted thereon, as well as request for a sequestration. On November 3, 2011, the District Court of Baturaja, South Sumatera has issued a verdict to reject all of the lawsuit filed by Mr. Ketut Suwece against LPI.
Kemudian pada tanggal 4 November 2011, Tn. Ketut Suwece mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri Baturaja, Sumatera Selatan kepada Pengadilan Tinggi Palembang. Pada tanggal 5 Juli 2012, Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Palembang menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Baturaja. Pada tanggal 30 Juli 2012, LPI telah menerima salinan resmi atas putusan Pengadilan Tinggi Palembang.
Subsequently, on November 4, 2011, Mr. Ketut Suwece filed an appeal to the High Court of Palembang against the decision from the District Court of Baturaja, South Sumatera. On July 5, 2012, the Panel of Judges of the High Court of Palembang upheld the District Court of Baturaja’s decision. On July 30, 2012, LPI received the official copy of the decision from the High Court of Palembang.
Sengketa Tanah Milik LPI (lanjutan) Dispute of LPI’s HGU certificate (continued) Pada tanggal 9 Januari 2013, LPI menerima
pemberitahuan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bahwa Tn. Ketut Suwece telah mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung terhadap putusan Pengadilan Tinggi Palembang tersebut. Pada tanggal 22 Januari 2013, LPI mengajukan kontra memori kasasi terhadap memori kasasi Tn. Ketut Suwece tersebut. Pada tanggal 27 Agustus 2015, LPI telah menerima salinan resmi atas putusan Mahkamah Agung tertanggal 11 Desember 2013, yang menyatakan menolak permohonan kasasi Tn. Ketut Suwece.
On January 9, 2013, LPI received official notification from South Jakarta District Court that Mr. Ketut Suwece had filed an application for cassation to the Supreme Court against the decision of the High Court of Palembang. On
January 22, 2013, LPI filed a counter
memorandum of cassation against such Mr. Ketut Suwece memorandum of cassation. On August 27, 2015, LPI received the official copy of the Supreme Court decision dated December 11, 2013, which stated dissmisal of Mr. Ketut Suwece cassation application.
Program Euro Medium Term Note Euro Medium Term Note Programme
Pada tanggal 30 September 2013, IFAR telah membuat program Euro Medium Term Note
sebesar SGD500.000.000 (“Program”). Melalui Program tersebut, IFAR dari waktu ke waktu dapat menerbitkan notes (“Notes”) secara berseri atau
tranches. Masing-masing seri atau tranche dari
Notes dapat diterbitkan dalam berbagai mata uang,
dalam berbagai jumlah dan tenor, dan dapat dikenakan bunga tetap, floating, variabel atau
hybrid rates yang nantinya akan disepakati antara
IFAR dengan dealer yang bersangkutan.
On September 30, 2013, IFAR has established a SGD500,000,000 Euro Medium Term Note programme (“Programme”). Under the Programme, IFAR may from time to time issue notes (“Notes”) in series or tranches. Each series or tranche of Notes may be issued in any currency, in various amounts and tenors, and may bear interest at a fixed, floating, variable or hybrid rates, as agreed between IFAR and the relevant dealer.
Dana yang diperoleh dari penerbitan Notes akan dipergunakan oleh IFAR sebagai modal kerja atau keperluan perusahaan lainnya dari IFAR dan Entitas Anak.
The net proceeds from the issue of the Notes under the Programme will be applied by IFAR for working capital or generate corporate purposes of IFAR and its Subsidiaries.
Persetujuan prinsip atas Program tersebut telah diperoleh dari Singapore Exchange Securities
Trading Limited (“SGX-ST”) dan permohonan
pencatatan Notes di SGX-ST akan dilakukan pada saat penerbitan setiap Notes. Pencatatan Notes baru berlaku apabila Notes yang bersangkutan telah masuk ke dalam Official List SGX-ST.
Approval in principle has been received from the Singapore Exchange Securities Trading Limited
(“SGX-ST”) for the establishment of the
Programme and application will be made for the listing and quotation of Notes which are agreed at the time of issue thereof to be so listed on the SGX-ST.
Exclusive Bottling Agreement Exclusive Bottling Agreement
Pada saat penyelesaian transaksi akuisisi PCIB oleh AIBM dan IASB tanggal 12 September 2013, melalui Exclusive Bottling Agreement, IASB diberikan hak oleh PepsiCo, Inc (PepsiCo) dan perusahaan afiliasinya, untuk memproduksi, menjual dan mendistribusikan secara ekslusif
produk minuman non-alkohol dengan
menggunakan merek-merek milik PI di wilayah Indonesia.
At the closing of acquisition transaction of PCIB by AIBM and IASB dated September 12, 2013, under Exclusive Bottling Agreement, IASB is granted by PepsiCo, Inc (PepsiCo) and its affiliated company, an exclusive rights to produce, selling and distribute non-alcohol beverages products under PI’s brands in Indonesia.
34. PERJANJIAN-PERJANJIAN, KOMITMEN- KOMITMEN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
34. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
Exclusive Bottling Agreement (lanjutan) Exclusive Bottling Agreement (continued)
Perjanjian tersebut akan berakhir dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal efektif. This agreement shall expire 5 (five) years from the effective date.
Pada tanggal 1 Oktober 2013, IASB
menandatangani perjanjian produksi dengan PCIB, dimana PCIB akan memproduksi dan mengemas produk minuman dalam botol sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam kontrak dan IASB akan membeli produk-produk minuman dari waktu ke waktu dari PCIB dan dengan harga sebagaimana dijelaskan dalam kontrak tersebut.
On October 1, 2013, IASB signed a manufacturing agreement with PCIB, whereby PCIB will produce and bottle the beverage products under the condition stipulated in the agreement and IASB will purchase the beverage products from time to time from PCIB with price as mentioned in the said contract.
IASB IASB
IASB memiliki perjanjian supply dengan PT Calpis Indonesia (CI) untuk memasok dan mendistribusikan secara ekslusif produk minuman “Calpico” kepada CI. CI setuju bahwa IASB akan menunjuk sub-kontraktor lain untuk menjalankan kewajiban yang sama dengan IASB sebagaimana diatur dalam perjanjian tersebut, dalam hal ini, IASB telah menunjuk PCIB sebagai sub-kontraktor. Sebagai kompensasi, CI akan dikenakan beban
tooling oleh IASB dengan persentase tertentu dan
dicatat sebagai bagian dari “Penghasilan Operasi Lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan kedua belah pihak yang terlibat.
IASB has a supply agreement with PT Calpis Indonesia (CI) to supply and distribute beverage product “Calpico”, exclusively to CI. CI agreed that IASB may appoint any other sub-contractor to undertake same obligation as IASB as stipulated in the said agreement, IASB appointed PCIB as its sub-contractor. As a compensation, CI was charged with a tooling fee at a certain percentage by IASB. The said tooling fee is presented as part of “Other Operating Income” in the consolidated
statement of profit or loss and other
comprehensive income. The said agreement will expire on June 30, 2017 and can be extended, subject to the agreement of both parties involved.
ICBP ICBP
Pada tanggal 2 Maret 2015, Direksi ICBP telah menyetujui rencana untuk melakukan transaksi dengan JC Comsa Corporation (“JC Comsa”), sebuah perusahaan yang berkedudukan di Jepang yang sahamnya telah terdaftar pada NASDAQ Standard dengan kegiatan usaha utama memproduksi dan mengolah berbagai jenis produk makanan, food service dan pengelolaan restaurant
chain, sehubungan dengan penerbitan saham baru
JC Comsa sebanyak 627.400 saham dan penjualan kembali saham treasuri JC Comsa sebanyak 272.600 saham kepada ICBP (“Rencana Penyertaan”), sehingga seluruhnya berjumlah 900.000 saham dengan harga JPY316 per saham. Rencana Penyertaan ini telah didaftarkan oleh JC Comsa pada otoritas berwenang di Jepang (“Pernyataan Pendaftaran”) pada tanggal 2 Maret 2015 (“Tanggal Pernyataan Pendaftaran”). Harga penyertaan adalah harga rata-rata penutupan saham JC Comsa di Tokyo Stock Exchange JASDAQ Standard selama satu bulan terakhir sampai dengan 1 hari kerja sebelum Tanggal Pernyataan Pendaftaran. Nilai keseluruhan yang dibayarkan oleh ICBP untuk pernyertaan saham tersebut adalah sebesar JPY284.400.000.
On March 2, 2015, the ICBP’s Directors approved the plan to transact with JC Comsa Corporation (“JC Comsa”), a company domiciled in Japan which its stocks are listed in NASDAQ Standard and engaged to produce and process several food products, food services and restaurant chain management, in connection with the issuance of 627,400 new shares of JC Comsa and sell of its 272,600 shares of treasury stock to ICBP (“Investment Plan”), or total shares 900,000 shares at a price of JPY316 each share. This Investment Plan was registered to the relevant authority in Japan by JC Comsa (“Registration Statement”) on March 2, 2015 (‘the Date of Registration Statement”). The investment cost paid for the shares was equivalent to the average closing price of JC Comsa in Tokyo Stock Exchange JASDAQ Standard during the last one month up to 1 working day prior to the Date of Registration Statement. The total value to be paid by ICBP for such investment amounting to JPY284,400,000.
ICBP (lanjutan) ICBP (continued) Rencana Penyertaan ini telah diselesaikan pada
tanggal berlaku 18 Maret 2015, sehingga sejak saat itu ICBP memiliki penyertaan saham pada JC Comsa sebesar 9,88% dari seluruh saham yang diterbitkan oleh JC Comsa.
This Investment Plan was completed on March 18, 2015, thus, ICBP holds 9.88% share ownership of the total shares issued by JC Comsa.
35. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN 35. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS
Nilai tercatat aset keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian kurang lebih sebesar nilai wajarnya, atau disajikan pada biaya perolehan karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.
The carrying amounts of financial instruments presented in the consolidated statement of financial position approximate their fair values, otherwise, they are presented at cost as their fair values cannot be reliably measured.
Sebagaimana disyaratkan oleh PSAK No. 55, piutang dan utang yang timbul dari transaksi kontrak komoditas berjangka dinyatakan pada nilai wajar berdasarkan harga kuotasi pasar dari komoditas terkait (hirarki nilai wajar Tingkat 1).
As required by PSAK No. 55, the receivables and payables arising from future commodity contracts transactions are stated at fair value based on quoted market prices of the related commodities (fair value hierarchy Level 1).
Nilai wajar dari perjanjian pertukaran mata uang dan suku bunga berdasarkan nilai pasar yang disediakan oleh bank-bank counterpart (nilai wajar hirarki Tingkat 2).
The fair value of the cross currency interest rate swaps is based on market values provided by counterparty banks (fair value hierarchy Level 2).
Setelah pengakuan awal, piutang plasma dan pinjaman jangka panjang kepada karyawan disajikan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE, dan tingkat diskonto yang digunakan mengacu kepada suku bunga pinjaman pasar saat ini bagi pinjaman yang serupa. Tingkat suku bunga efektif berkisar antara 7,68% sampai 12,00% per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 (31 Desember 2015: antara 8,74% sampai 12,00% per tahun)
Subsequent to initial recognition, plasma
receivables and long-term loans to employees are carried at amortized cost using EIR, and the discount rates used are the current market lending rates for similar types of lending. The effective interest rates are ranging from 7.68% to 12.00% per annum for the year ended March 31, 2016 (December 31, 2015: from 8.74% to 12.00% per annum).
Utang Obligasi dan Sukuk Ijarah disajikan dalam
biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode SBE. Biaya perolehan diamortisasi ditentukan dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE.
The Bonds and Sukuk Ijarah payables are carried
at amortized costs using the EIR method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fees or costs that are integral part of the EIR.
Manajemen menetapkan bahwa nilai tercatat (berdasarkan jumlah nosional) kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha dan lain-lain, utang usaha dan lain-lain, beban akrual, utang bank jangka pendek dan trust receipts kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek.
Management has determined that the carrying amounts (based on notional amounts) of cash and cash equivalents, time deposits, trade and non- trade receivables, trade and other payable, accrued expenses, short-term bank loans and trust receipts reasonably approximate their fair values because they are short-term in nature.
Nilai tercatat dari utang jangka panjang dan utang kepada pihak-pihak berelasi dengan suku bunga mengambang kurang lebih sebesar nilai wajarnya
The carrying amounts of long-term loans and due to related parties with floating interest rates approximate their fair values as they are re-priced
35. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN