• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Tabel Tunggal

4.2.3 Sikap Anak

Tabel 17

Pelajaran Matematika apakah menambah pengetahuan

No Keterangan F %

1 Sangat Menambah 21 30,00

2 Menambah 49 70,00

3 Tidak Menambah 0 0

4 Sangat Tidak Menambah 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.18/FC.19

Tabel di atas menunjukkan mengenai pelajaran matematika yang diajarkan oleh Fasilitator apakah pelajaran tersebut menambah pengetahuan atau tidak. Sebanyak 49 orang (70%) mengatakan bahwa pelajaran matematika menambah pengetahuan mereka dan 21 orang (30%) mengatakan sangat menambah. Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran matematika menambah pengetahuan mereka.

Berdasarkan wawancara peneliti, beberapa responden mengatakan bahwa pelajaran matematika menambah pengetahuan mereka karena Fasilitator mengajarkan dengan baik dan jelas sehingga dapat dimengerti. Ketika mereka sudah mengerti maka ketika menjawab

pertanyaan akan dengan mudah mengerjakannya sehingga hal ini membuat mereka mengatakan bahwa pelajaran matematika menambah pengetahuan mereka.

Tabel 18

Materi pelajaran Matematika merupakan pengetahuan baru

No Keterangan F %

1 Sangat Baru 17 24,29

2 Baru 46 65,71

3 Tidak Baru 6 8,57

4 Sangat Tidak Baru 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.19/FC 20

Dari hasil tabel di atas yang menunjukkan bahwa pelajaran matematika merupakan pengetahuan baru mereka. Ada 46 orang (65,71%) mengatakan bahwa pelajaran matematika yang diajarkan oleh Fasilitator merupakan pengetahuan baru bagi mereka, sebanyak 17 orang (24,29%) mengatakan hal itu merupakan pengetahuan yang sangat baru, sebanyak 6 orang (8,57%) mengatakan tidak baru dan 1 orang (1,43%) mengatakan sangat tidak baru.

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pelajaran matematika yang diajarkan oleh Fasilitator merupakan pengetahuan baru bagi mereka. Beberapa responden mengatakan bahwa materi yang diajarkan dalam pelajaran matematika merupakan pengetahuan baru bagi mereka karena ada beberapa materi pelajaran yang diajarkan oleh Fasilitator belum mereka dapatkan dari sekolah dan Fasilitator menerangkan dengan jelas sehingga materi yang diajarkan dimengerti. Ketika mereka mengerti dan bisa menjawab soal- soal matematika mereka merasa mendapatkan pengetahuan baru tentang matematika. Ada perasaan puas dalam diri anak ketika mampu menjawab soal-soal matematika dengan benar.

Tabel 19

Materi pelajaran Matematika dapat dipahami

No Keterangan F %

1 Sangat Paham 11 15,71

2 Paham 51 72,86

3 Tidak Paham 8 11,43

4 Sangat tidak Paham 0 0

Tabel diatas menunjukkan 51 orang (72,86%) mengatakan bahwa materi pelajaran matematika yang disampaikan oleh Fasilitator dapat dipahami, sebanyak 11 orang (15,71%) mengatakan sangat paham, sebanyak 8 orang (11,43%) mengatakan tidak paham, selanjutnya tidak ada anak yang mengatakan sangat tidak paham. Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak paham terhadap materi pelajaran metematika yang diajarkan oleh Fasilitator. Anak yang mengatakan bahwa mereka tidak paham terhadap pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan mereka mengatakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami.

Tabel 20

Perasaan setelah selesai belajar Matematika

No Keterangan F %

1 Sangat Puas 17 24,29

2 Puas 50 71,43

3 Tidak Puas 3 4,29

4 Sangat Tidak Puas 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.22/FC.23

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 50 orang (71,43%) mengatakan bahwa mereka puas setelah selesai belajar matematika, sebanyak 17 orang (24,29%) mengatakan sangat puas, ada 3 anak (4,29%) mengatakan tidak puas dan tidak ada anak yang mengatakan sangat tidak puas. Berdasarkan wawancara peneliti dengan responden yang ditemui, mereka merasa puas setelah mendapatkan pelajaran matematika karena Fasilitator mengajar dengan jelas, dengan waktu pengajaran juga tidak terlalu lama serta ada tanya jawab ketika tidak mengerti dengan pelajaran yang disampaikan dan juga ada diskusi untuk setiap pekerjaan rumah (PR) yang ada di sekolah

Tabel 21

Apakah senang terhadap materi pelajaran Matematika yang diajarkan

No Keterangan F %

1 Sangat Senang 15 21,43

2 Senang 53 75,71

3 Tidak Senang 2 2,86

4 Sangat Tidak Senang 0 0

Total 70 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa 53 orang (75,71%) senang dengan pelajaran matematika yang diajarkan Fasilitator, sebanyak 15 orang (21,43%) mengatakan sangat senang, ada 2 orang (2,86%) mengatakan tidak senang selanjutnya tidak ada yang mengatakan sangat tidak senang terhadap pelajaran matematika yang diajarkan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak merasa senang dengan pelajaran matematika yang diajarkan oleh Fasilitator. Wawancara dengan anak yang tidak senang dengan pelajaran matematika mengatakan bahwa pelajaran matematika sulit dan susah untuk dipahami sehingga mereka tidak senang dengan pelajaran tersebut.

Tabel 22

Saya semakin rajin mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) Matematika dari sekolah

No Keterangan F %

1 Sangat Rajin 9 12,86

2 Rajin 51 72,86

3 Tidak Rajin 10 14,29

4 Sangat Tidak Rajin 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.24/FC.25

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 51 orang (72,86%) semakin rajin mengerjakan pekerjaan rumah (PR) matematika dari sekolah, sebanayak 10 orang (14,29%) tidak rajin, ada 9 orang (12,86%) sangat rajin dan selanjutnya tidak ada yang sangat tidak rajin mengerjakan PR matematika dari sekolah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak rajin mengerjakan PR matematika dari sekolah.

Beberapa wawancara yang dilakukan dengan responden bahwa mereka rajin mengerjakan PR matematika dikarenakan Fasilitator mengajarkan mereka setiap PR yang diberikan dari sekolah sehingga mereka mengerti untuk mengerjakannya. Sebanyak 10 anak mengatakan tidak rajin mengerjakan PR matematika, hal ini disebabkan oleh soalnya yang sulit, tidak paham, sibuk dan kurang mengerti pelajarannya.

Tabel 23

Nilai pelajaran Matematika di sekolah

No Keterangan F %

1 Sangat Meningkat 7 10,00

2 Meningkat 52 74,29

3 Tidak Meningkat 10 14,29

4 Sangat Tidak Meningkat 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.26/FC.27

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 52 orang (74,29%) nilai pelajaran matematika mereka meningkat di sekolah, sebanayak 10 orang (14,29%) tidak meningkat, ada 7 orang (10,00%) tidak meningkat dan 1 orang (1,43%) sangat tidak meningkat. Disimpulkan bahwa hampir semua anak, nilai pelajaran matematika disekolah meningkat.

Anak yang nilai matematikanya meningkat disebabkan kaena mereka rajin belajar di rumah, pelajaran disekolah diajarkan juga di PKM anak. Beberapa anak yang diwawancarai mengatakan bahwa nilai matematika mereka tidak meningkat karena pelajaran matematika sulit untuk dipelajari dan dipahami, soalnya terlalu sulit, dan tidak belajar di rumah.

Tabel 24

Pelajaran Kesehatan Fisik dan Moral menambah pengetahuan

No Keterangan F %

1 Sangat Menambah 17 24,29

2 Menambah 50 71,43

3 Tidak Menambah 2 2,86

4 Sangat Tidak Menambah 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.28/FC.29

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada 50 orang (71,43%) yang mengatakan pelajaran kesehatan fisik dan moral menambah pengetahuan, sebanyak 17 (24,29%) sangat menambah, ada 2 orang (2,86%) mengatakan tidak menambah, dan 1 orang (1,43%) mengatakan sangat tidak menambah pengetahuan mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral menambah pengetahuan mereka.

Wawancara dengan beberapa anak yang mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral menambah pengetahuan mereka dikarenakan bahwa pelajaran tersebut membuat mereka mengerti pentingnya menjaga kesehatan. Selain itu pelajaran kesehatan fisik dan

moral mengajarkan mereka lebih kepada kesehatan untuk diri sendiri dan bagaimana berperilaku yang baik terhadap orang lain. Misalnya mereka diajarkan bagaimana mencuci tangan yang baik dan belajar tentang pentingnya menggosok gigi serta mengajarkan tentang bagaimana menajadi anak yang bertanggung jawab untuk menjaga adik. Sementara bagi anak yang mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral tidak menambah pengetahuan mereka karena mereka malas mencuci tangan dan menggosok gigi.

Tabel 25

Pelajaran Kesehatan Fisik Dan Moral merupakan pengetahuan baru

No Keterangan F %

1 Sangat Baru 13 18,57

2 Baru 53 75,71

3 Tidak Baru 3 4,29

4 Sangat Tidak Baru 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.29/FC.30

Tabel diatas menunjukkan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral merupakan pengetahuan baru bagi mereka. Ada 53 orang (75,71%) mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral merupakan pengetahuan baru bagi mereka, sebanyak 13 orang (18,57%) mengatakan sangat baru, ada 3 orang (4,29%) mengatakan tidak baru dan 1 orang (1,43%) mengatakan pelajaran tersebut merupakan pengetahuan yang sangat tidak baru bagi mereka.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa anak, bahwa mereka baru pertama sekali belajar tentang kesehatan fisik dan moral terutama mengenai kebersihan diri dan lingkungan di PKM anak. Mereka belum pernah mendapatkan pelajaran ini sebelumnya di sekolah. Selain itu, fasilitator juga secara langsung mempraktekkan bagaimana menggosok gigi yang benar kepada masing-masing anak. Hal ini yang membuat mereka mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral merupakan pengetahuan baru bagi mereka. Sementara bagi anak yang mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral tidak merupakan pengetahuan baru, berdasarkan wawancara dengan mereka hal ini dikarenakan mereka pernah melihatnya di buku dan televisi.

Tabel 26

Pelajaran Kesehatan Fisik Dan Moral sesuai dengan kebutuhan

No Keterangan F %

1 Sangat Sesuai 15 21,43

2 Sesuai 51 72,86

3 Tidak Sesuai 3 4,29

4 Sangat Tidak Sesuai 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.30/FC.31

Tabel diatas menunjukkan ada 51 orang (72,86%) mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral sesuai dengan kebutuhan mereka, sebanyak 15 orang (21,43%) mengatakan sangat sesuai, sebanyak 3 orang (4,29%) mengatakan tidak sesuai, sebanyak1 orang (1,43%) mengatakan sangat tidak sesuai. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mengatakan pelajaran kesehatan fisik dan moral sesuai dengan kebutuhan mereka.

Wawancara dengan beberapa anak mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral sangat sesuai dengan kebutuhan mereka, karena pelajaran ini mengajarkan tentang bagaimana menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan terutama di tengah-tengah lingkungan yang penuh dengan sampah. Ada beberapa anak yang mengatakan bahwa pelajaran ini tidak sesuai dengan kebutuhan mereka karena mereka tidak menganggap pelajaran ini penting bagi kesehatan pribadi dan lingkungan.

Tabel 27

Pemahaman terhadap pelajaran Kesehatan Fisik dan Moral

No Keterangan F %

1 Sangat Paham 8 11,43

2 Paham 61 87,14

3 Tidak Paham 1 1,43

4 Sangat Tidak Paham 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.32/FC.33

Tabel diatas menunjukkan pemahaman terhadap pelajaran kesehatan fisik dan moral. Ada 61 orang (87,14%) mengatakan bahwa mereka paham terhadap pelajaran tersebut, 8 orang (11,43%) mengatakan sangat paham dan 1 orang (1,43%) mengatakan tidak paham selanjutnya tidak ada anak yang mengatakan sangat tidak paham terhadap pelajaran tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak paham terhadap materi pelajaran kesehatan fisik dan moral yang diajarkan oleh fasilitator.

Tabel 28

Perasaan setelah mendapatkan pelajaran Kesehatan Fisik Dan Moral

No Keterangan F %

1 Sangat Puas 22 31,43

2 Puas 46 65,71

3 Tidak Puas 1 1,43

4 Sangat Tidak Puas 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.33/FC.34

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebanyak 46 orang (65,71%) merasa puas setelah mendapatkan pelajaran kesehatan fisik dan moral, sebanyak 22 orang (31,43%) merasa sangat puas, ada 1 orang (1,43%) merasa tidak puas dan 1 orang (1,43%) merasa sangat tidak puas. Berdasarkan data diatas dapat dipastikan bahwa hampir semua anak merasa puas dengan pelajaran kesehatan fisik dan moral yang sudah diajarkan oleh Fasiliator.

Anak yang mengatakan bahwa mereka merasa puas dengan pelajaran kesehatan fisik dan moral disebabkan karena fasilitator mengajar dengan jelas dan memakai alat peraga, menambah ilmu dan dapat pelajaran baru tentang menjaga kesehatan supaya kita hidup sehat. Sementara anak yang mengatakan bahwa mereka tidak puas disebabkan karena tidak suka dan sulit dengan pelajaran kesehatan fisik dan moral.

Tabel 29

Senang dengan Pelajaran Kesehatan Fisik dan Moral yang diajarkan

No Keterangan F %

1 Sangat Senang 20 28,57

2 Senang 49 70,00

3 Tidak Senang 1 1,43

4 Sangat Tidak Senang 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.34/FC.35

Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 49 orang (70,00%) merasa senang dengan pelajaran kesehatan fisik dan moral, sebanyak 20 orang (28,57%) merasa sangat senang, ada 1 orang (1,43%) merasa tidak senang selanjutnya tidak ada anak yang merasa sangat tidak

senang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak senang dengan pelajaran kesehatan fisik dan moral yang diajarkan oleh Fasilitator. Alasan anak merasa senang dengan pelajaran kesehatan fisik dan moral karena fasilitator mengajar dengan jelas, mengajarkan tentang kebersihan dan kesehatan, karena fasilitator mengajarkan dengan menggunakan gambar, karena kesehatan itu sangat perlu, senang dengan pelajarannya. Sementara anak yang merasa tidak senang dengan pelajaran ini karena mereka tidak suka.

Tabel 30

Pelajaran Kesehatan Fisik dan Moral perlu dibagikan kepada orang lain

No Keterangan F %

1 Sangat perlu 20 28,57

2 Perlu 50 71,43

3 Tidak Perlu 0 0

4 Sangat Tidak Perlu 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.36/FC.37

Berdasarkan tabel diatas sebanyak 50 orang (71,43%) mengatakan perlu membagikan pelajaran kesehatan fisik dan moral kepada orang lain, sebanyak 20 orang (28,57%) mengatakan sangat perlu, tidak ada anak yang mengatakan tidak perlu dan tidak ada anak yang mengatakan sangat tidak perlu. Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa pelajaran kesehatan fisik dan moral perlu dibagikan kepada orang lain. Wawancara dengan beberapa anak mengatakan bahwa sangat penting membagikan pelajaran kesehatan fisik dan moral kepada orang lain supaya mereka tahu tentang pentingnya kesehatan fisik dan moral bagi mereka.

Tabel 31

Mau mengajarkan pelajaran Kesehatan Fisik Dan Moral kepada orang lain

No Keterangan F %

1 Sangat Mau 20 28,57

2 Mau 48 68,57

3 Tidak Mau 2 2,86

4 Sangat Tidak Mau 0 0

Total 70 100,0

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa 48 orang (68,57%) mau untuk mengajarkan pelajaran kesehatan fisik dan moral kepada orang lain, sebanyak 20 orang (28,57%) mengatakan sangat mau, ada 2 orang (2,86%) mengatakan tidak mau selanjutnya tidak ada anak yang mengatakan sangat tidak mau. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mau mengajarkan pelajaran kesehatan fisik dan moral kepada orang lain.

Beberapa alasan anak mau mengajarkan pelajaran kesehatan fisik dan moral kepada orang lain karena akan menambah ilmu bagi teman, supaya mereka tahu dan mengerti pentingnya kebersihan dan kesehatan serta moral, supaya orang lain hidup sehat. Sementara bagi anak yang mengatakan tidak mau membagikan pelajaran kesehatan fisik dan moral kepada orang lain karena mereka malas untuk melakukannya.

Tabel 32

Pelajaran Kesehatan Fisik membuat perubahan dalam diri

No Keterangan F %

1 Sangat berubah 19 27,14

2 Berubah 49 70,00

3 Tidak berubah 1 1,43

4 Sangat tidak berubah 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.39/FC.40

Tabel diatas menunjukkan ada 49 orang (70,00%) mengatakan bahwa pelajaran kesehatan fisik memberikan perubahan dalam diri mereka, 19 orang (27,14%) mengatakan sangat berubah, ada 1 orang (1,43%) mengatakan tidak berubah, ada 1 orang (1,43%) mengatakan sangat tidak berubah. Jadi, dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mengalami perubahan dalam diri mereka setelah mendapatkan pelajaran kesehatan fisik. Wawancara dengan beberapa anak bahwa perubahan yang terjadi dalam diri mereka adalah mereka semakin rajin menggosok gigi dan rajin mandi. Sementara bagi anak yang mengatakan tidak berubah dan sangat tidak berubah mengatakan bahwa mereka malas untuk melakukannnya.

Tabel 33

Pelajaran Moral membuat perubahan dalam merawat adik

No Keterangan F %

1 Sangat berubah 15 21,43

2 Berubah 52 74,29

3 Tidak berubah 2 2,86

4 Sangat tidak berubah 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.40/FC.41

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada 52 orang (74,29%) mengatakan bahwa pelajaran moral memberikan perubahan dalam diri mereka, sebanyak 15 orang (21,43%) mengatakan sangat berubah, ada 2 orang (2,86%) mengatakan tidak berubah, dan 1 orang (1,43%) mengatakan sangat tidak berubah. Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mengalami perubahan dalam diri mereka setelah mendapatkan pelajaran moral. Dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa responden, bahwa perubahan yang terjadi adalah mereka semakin rajin menjaga adik ketika orang tua mereka bekerja. Tetapi bagi anak yang mengatakan tidak berubah dan sangat tidak berubah alasannya karena mereka tidak punya waktu untuk menjaga adik karena harus bekerja di sampah.

Tabel 34

Pelajaran Angklung menambah pengetahuan

No Keterangan F %

1 Sangat Menambah 26 37,14

2 Menambah 44 62,86

3 Tidak Menambah 0 0

4 Sangat Tidak Menambah 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.41/FC.42

Tabel di atas menjelaskan apakah pelajaran angklung menambah pengetahuan mereka. Ada 44 orang (62,86%) mengatakan bahwa pelajaran angklung menambah pengetahuan mereka, sebanyak 26 orang (37,14%) mengatakan sangat menambah, selanjutnya tidak ada anak yang mengatakan tidak menambah dan sangat tidak menambah pengetahuan mereka. Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa semua anak mengatakan bahwa pelajaran angklung menambah pengetahuan mereka. Hal ini dikarenakan mereka belum pernah mendapatkan pelajaran angklung di sekolah.

Tabel 35

Pelajaran Angklung merupakan pengetahuan baru

No Keterangan F %

1 Sangat Baru 23 32,86

2 Baru 46 65,71

3 Tidak Baru 1 1,43

4 Sangat Tidak Baru 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.42/FC.43

Tabel diatas menjelaskan apakah pelajaran angklung merupakan pengetahuan baru bagi mereka. Ada 46 orang (65,71%) mengatakan pelajaran angklung merupakan pengetahuan baru, sebanyak 23 orang (32,86%) mengatakan sangat baru, dan 1 orang (1,43%) mengatakan sangat tidak baru selanjutnya tidak ada anak yang mengatakan tidak baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mengatakan bahwa angklung merupakan pengetahuan baru bagi mereka.

Ada beberapa alasan bahwa angklung merupakan pengetahuan baru bagi anak karena baru pertama sekali di PKM Anak mereka belajar angklung dan tidak mereka dapatkan dari sekolah, baru pertama kali melihat dan memegang angklung. Sementara anak yang mengatakan bahwa pelajaran angklung tidak merupakan pengetahuan baru karena pelajaran angklung sudah dikenal dari dahulu sampai sekarang.

Tabel 36

Pelajaran Angklung dapat dipahami

No Keterangan F %

1 Sangat Paham 20 28,57

2 Paham 48 68,57

3 Tidak Paham 2 2,86

4 Sangat Tidak Paham 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.44/FC.45

Tabel diatas menunjukkan bahwa ada 48 orang (68,57%) paham terhadap pelajaran angklung, sebanyak 20 orang (28,57%) sangat paham, ada 2 orang (2,86%) mengatakan tidak paham, selanjutnya tidak ada anak yang sangat tidak mengerti terhadap pelajaran angklung. Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak paham terhadap pelajaran angklung.

Wawancara dengan beberapa anak yang mengatakan bahwa mereka paham terhadap pelajaran angklung karena angklung mudah untuk dimainkan dan suaranya sangat bagus untuk dimainkan secara tim/kelompok. Sementara bagi anak yang mengatakan bahwa mereka tidak paham terhadap pelajaran angklung karena alat musik tersebut sulit untuk dimainkannya

Tabel 37

Perasaan setelah mendapatkan pelajaran Angklung

No Keterangan F %

1 Sangat Puas 30 42,86

2 Puas 40 57,14

3 Tidak Puas 0 0

4 Sangat Tidak Puas 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.45/FC.46

Tabel di atas menunjukkan perasaan setelah mendapatkan pelajaran angklung. bermain angklung. Sebanyak 40 orang (57,14%) mengatakan puas, ada 30 orang (42,86%) mengatakan sangat puas dan 1 orang (1,43%) tidak ada yang mengatakan tidak puas dan tidak ada yang mengatakan sangat tidak puas. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua anak merasa puas setelah mendapatkan pelajaran angklung. Wawancara dengan beberapa anak mengatakan bahwa Fasilitator mengajarkan bagaimana cara menggunakan alat musik angklung dengan baik dan langsung dipraktekkan sehingga mereka merasa puas.

Tabel 38

Saya senang bermain Angklung

No Keterangan F %

1 Sangat Senang 25 35,71

2 Senang 44 62,86

3 Tidak Senang 1 1,43

4 Sangat Tidak Senang 0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.46/FC.47

Tabel di atas menunjukkan apakah anak senang dengan bermain angklung. Sebanyak 44 orang (62,86%) mengatakan senang bermain angklung, sebanyak 25 orang (35,71%) mengatakan sangat senang dan 1 orang (1,43%) mengatakan tidak senang selanjutnya tidak

ada yang mengatakan sangat tidak senang. Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak merasa senang dengan bermain angklung.

Wawancara terhadap anak yang mengatakan bahwa sangat senang bermain angklung dikarenakan alat musik angklung sangat enak didengar dan bermain angklung itu harus secara tim/kelompok tidak boleh sendiri-sendiri sehingga ketika bermain angklung mereka belajar tentang bagaimana menjadi tim yang bagus dalam mengeluarkan suara yang enak didengar. Anak yang tidak senang angklung disebabkan karena dia tidak suka dengan alat musik angklung.

Tabel 39

Saya bisa bermain Angklung

No Keterangan F %

1 Sangat Bisa 16 22,86

2 Bisa 50 71,43

3 Tidak Bisa 3 4,29

4 Sangat Tidak Bisa 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.47/FC.48

Tabel di atas menunjukkan apakah anak bisa bermain angklung. Ada 50 orang (71,43%) mengatakan bisa, sebanyak 16 orang (22,86%) mengatakan sangat bisa, ada 3 orang (4,29%) mengatakan tidak bisa dan 1 orang (1,43%) mengatakan sangat tidak bisa, selanjutnya tidak ada yang mengatakan sangat tidak bisa.

Wawancara dengan anak yang bisa bermain angklung dikarenakan mereka sangat menyukai alat musik angklung sehingga mereka sering berlatih sebelum dan sesudah pelajaran angklung selesai. Sementara bagi anak yang tidak bisa bermain angklung dikarenakan mereka mengatakan bahwa alat musik angklung sulit untuk dipelajari dan mereka malas untuk latihan.

Tabel 40

Saya jadi menyukai alat musik Angklung

No Keterangan F %

1 Sangat Suka 27 38,57

2 Suka 41 58,57

3 Tidak Suka 2 2,86

4 Sangat Tidak Suka 0 0

Tabel diatas menunjukkan ada 41 orang (58,57%) mengatakan bahwa mereka jadi suka dengan alat musik angklung, sebanyak 27 orang (38,57%) mengatakan sangat suka, sebanyak 2 orang (2,86%) mengatakan tidak suka dan tidak ada yang mengatakan sangat tidak suka. Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak jadi suka dengan alat musik angklung.

Anak yang jadi suka alat musik angklung mengatakan bahwa alasan mereka jadi suka angklung karena suara dan nadanya enak didengar, mudah dimainkan, memainkan angklung mengajarkan kami kerjasama, angklung itu bunyinya riang. Sementara anak yang mengatakan tidak suka dengan alat musik angklug karena kurang bisa memainkannya dan tidak suka dengan aalt musik angklung.

Tabel 41

Bisa bermain Angklung di depan umum

No Keterangan F %

1 Sangat Bisa 11 15,71

2 Bisa 47 67,14

3 Tidak Bisa 10 14,29

4 Sangat Tidak Bisa 2 2,86

Total 70 100,0

Sumber: P.50/FC.51

Tabel diatas menunjukkan bahwa ada 47 orang (67,14%) mengatakan bisa bermain angklung di depan umum, sebanyak 11 orang (15,71%) mengatakan sangat bisa, sebanyak10 orang (14,29%) mengatakan tidak bisa, dan 2 orang (2,86%) mengatakan sangat tidak bisa. Dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak bisa bermain angklung di depan umum. Dari hasil wawancara dengan beberapa anak yang mengatakan bisa memainkan angklung di depan umum karena sudah bisa memainkannya, sudah percaya diri, karena mudah memainkannya, karena sudah dipelajari dan saya mengerti, saya berlatih dengan giat sehingga bisa memainkannya.

Anak yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa memainkan angklung di depan umum disebabkan karena mereka malu dilihat orang, karena tidak bisa memainkannya, tidak cepat mengerti jadi tidak bisa memainkannya, karena sulit, tidak dan belum percaya diri.

Tabel 42

Bahasa Inggris menambah pengetahuan

No Keterangan F %

1 Sangat Menambah 25 35,71

2 Menambah 43 61,43

3 Tidak Menambah 1 1,43

4 Sangat Tidak Menambah 1 1,43

Total 70 100,0

Sumber: P.52/FC.53

Tabel diatas menunjukkan 43 orang (61,43%) mengatakan bahwa pelajaran Bahasa Inggris menambah pengetahuan, sebanyak 25 orang (35,71%) mengatakan sangat menambah, dan 1 orang (1,43%) mengatakan tidak menambah selanjutnya tidak ada yang mengatakan sangat tidak menambah. Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mengatakan bahwa pelajaran Bahasa Inggris menambah pengetahuan mereka.

Tabel 43

Bahasa Inggris merupakan pengetahuan baru

No Keterangan F %

1 Sangat Baru 14 20,00

2 Baru 52 74,29

3 Tidak Baru 2 2,86

4 Sangat tidak Baru 2 2,86

Total 70 100,0

Sumber: P.53/FC.54

Tabel diatas menunjukkan apakah pelajaran Bahasa Inggris merupakan pengetahuan baru. Ada 52 orang (74,29%) mengatakan bahwa pelajaran Bahasa Inggris merupakan pengetahuan baru, sebanyak 14 orang (20,00%) mengatakan sangat baru, sebanyak 2 orang (2,86%) mengatakan tidak baru, selanjutnya 2 orang (2,86%) mengatakan sangat tidak baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir semua anak mengatakan bahwa pelajaran Bahasa Inggris merupakan pengetahuan baru bagi mereka.

Anak yang mengatakan bahwa Bahasa Inggris merupakan pengetahuan baru karena

Dokumen terkait