C. Nasib Jugun Ianfu setelah berakhirnya Pendudukan Jepang
3. Sikap Keluarga dan Masyarakat terhadap Mantan Jugun Ianfu a. Sikap Keluarga
Semenjak kepergian anak perempuan mereka yang tak kunjung ada kabarnya, tak ayal keluarga menyatakan bahwa anaknya telah hilang atau mati.
Keadaan tersebut menjadi wajar karena pada saat itu suasana pendudukan Jepang masih terasa. Tidak ada yang bisa diperbuat oleh keluarganya menanggapi anaknya yang hilang tersebut. Mereka hanya bisa pasrah.
Setelah pendudukan Jepang berakhir, anak perempuannya telah kembali sehingga seluruh keluarga menyambutnya. Walaupun ada beberapa yang tidak mengenali dengan pasti karena penampilan yang sedikit berbeda ketika meninggalkan mereka sebelumnya. Ini membuktikan bahwa apa yang diperbuat oleh Jepang ternyata telah membuat anaknya cacat fisik. Belum lagi dengan kondisi mental yang terganggu selama menjadi jugun ianfu.
Kenyataan tersebut ternyata bisa berdampak bagi keluarga. Pertama, mereka merasa bahagia karena telah menemukan kembali anaknya yang telah hilang. Kedua, keluarga belum tentu bisa menerima kenyataan apa yang terjadi pada anak perempuannya. Apalagi setelah mengetahui bahwa anak mereka merupakan mantan jugun ianfu. Pada masa pendudukan Jepang, jugun ianfu masih dianggap sebagai ransum Jepang (makanan Jepang), sehingga dalam masyarakat di anggap tidak baik. Kejadian yang menimpa anak perempuannya ini bisa menjadi aib bagi keluarganya. Meski demikian ada beberapa yang menerima ada pula yang tidak, apakah itu keluarganya, suaminya atau anaknya.
a. Keluarga
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa terdapat sikap dari keluarga terhadap anggota keluarganya yang menjadi jugun ianfu. Juningsih (1999: 47) menjelaskan bahwa semua anggota keluarga tidak ada yang menolak kehadiran anggota keluarganya yang pernah menjadi jugun ianfu. Hal ini dikarenakan oleh mereka menyadari bahwa apa yang terjadi pada anak perempuannya ini merupakan bukan kehendak mereka. Sadar apa yang telah terjadi pada anaknya ini akibat ulah Jepang selama berada di Indonesia. Sehingga mereka menerima kenyataan tersebut. Selain itu rasa kasihan dan posisi keluarga yang harus melindungi dan merawat anaknya membuat mereka berlapang dada untuk menerima kembali anaknya. Selain itu, ada juga keluarga yang tidak mengetahui sama sekali tentang adanya mantan jugun ianfu. Hal inidisebabkan mantan jugun Ianfu tersebut tidak mau untuk berterus terang karena merasa malu dan berdosa dari apa yang telah ia perbuat, walaupun bukan keinginannya. Sehingga menutup diri pada apa yang telah terjadi padanya. Hal inilah menyebabkan keluarga tidak mengetahui bahwa anggota keluarganya telah menjadi jugun ianfu.
b. Anak
Pada saat menjadi jugun ianfu ada beberapa yang sudah berkeluarga atau memiliki anak. Ketika mengetahui ibunya pernah menjadi jugun ianfu, anaknya tidak menolak kehadiran kembali ibunya. Alasannya adalah pertama, menunjukan sikap berbakti kepada ibu. Terlepas apa yang telah terjadi pada orang tuanya.
Kedua, ibu sebagai orang tua yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Sehingga
apa pun yang terjadi sudah kewajiban anak untuk melindungi martabat ibunya.
Ketiga, karena keadaan fisik dan psikis ibunya yang menjadi tanggung jawab anaknya untuk merawatnya. Keempat, merasa kasihan terhadap apa yang telah menimpa kepada ibunya. Karena ini merupakan bukan kemauannya sendiri.
Sehingga hal tersebut dapat diterima oleh anaknya. Bagi mereka yang tidak mengetahui bahwa ibunya pernah menjadi jugun ianfu, beralasan bahwa ibunya ingin agar anaknya tidak tahu apa yang telah menimpa kepada ibunya sejak pergi dibawa oleh Jepang ke Ian-jo. Tidak ingin menyakiti anaknya dan menjadi beban bagi anaknya karena apa yang telah menimpanya.
c. Suami
Pada bagian ini, sikap suami dalam menanggapi keadaan istrinya pernah menjadi jugun ianfu. Ada beberapa yang menerima ada pula yang tidak.
Alasannya pertama, rasa menyesal dan tidak dapat melindungi pada apa yang telah terjadi pada istrinya. Kedua, menerima karena mereka tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa ini merupakan bukan keinginan dari mereka. Ketiga, serta posisi suami yang membutuhkan istri sebagai pendamping hidupnya.
Hal di atas menunjukan bahwa suami menerima istrinya yang telah menjadi jugun ianfu, disebabkan pada rasa kasih sayang suami kepada istrinya.
Namun apabila yang menolak disebabkan oleh pertama, tidak bisa menerima kenyataan apa yang terjadi pada istrinya sendiri dan memilih untuk menceraikannya. Walaupun itu merupakan bukan kehendak sang istri untuk menjadi jugun ianfu. Kedua, karena tidak bisa memiliki keturunan. Ketika
menjadi jugun ianfu, istrinya dipaksa melayani laki-laki secara berulang-ulang sehingga rahimnya mengalami kerusakan. Dalam pernikahan apabila istrinya tidak mampu memberikan keturunan akan suatu hal yang sangat kompleks. Karena bisa menyebabkan perkawinan tersebut berakhir. Hampir sama dengan penjelasan sebelumnya bahwa ada beberapa suami yang tidak mengetahui bahwa istrinya pernah menjadi jugun ianfu. Perasaan malu dan berdosa terus menghinggapi sehingga enggan untuk berterus terang kepada suaminya sendiri. Rasa takut akan diceraikan apabila mengetahui bahwa telah menjadi jugun ianfu.
b. Sikap Masyarakat
Keadaan masyarakat pada masa pendudukan Jepang telah dijelaskan diatas, tetapi masyarakat yang dimaksud disini adalah pasca pendudukan Jepang berakhir. Masyarakat umumnya tidak menolak dengan keadaan dari jugun ianfu, hal ini dikarenakan untuk menghindari terjadinya konflik di dalam masyarakat yang biasanya hidup rukun dan bersahaja. Sehingga masyarakat tidak perlu untuk lagi untuk menyalahkan apa yang terjadi pada jugun ianfu. Masyarakat juga merasa simpati terhadap apa yang menimpa mantan jugun ianfu di masa lalu.
Perasaan kasihan tersebut membuat masyarakat dapat menerimanya dan berusaha untuk membantunya. Dilain pihak terdapat pula pengaruh dari adanya perkembangan dan kedewasaan masyarakat sekitarnya. Karena saat itu masyarakat pasca pendudukan Jepang masih dalam keadaan yang belum stabil.
Sehingga tidak terlalu peduli dengan jugun ianfu.
Itu merupakan suatu sikap yang positif bagaimana tanggapan masyarakat terhadap mantan jugun ianfu. Buku 5 Kelopak Mawar Berbisa karya Jumriati memiliki gambaran yang berbeda tentang tanggapan masyarakat terhadap mantan jugun ianfu yang ditulis dalam novelnya. Berikut kutipan ceritanya :
Suasana yang tadinya sepi perlahan ramai. Beberapa orang yang tadinya berada didalam rumah langsung keluar untuk melihat Marni ‘Si mantan Kembang Desa’, namun terlanjur dijuluki pelacur tentara Jepang. Hampir semua perempuan mencibirnya. Winarsih nekat dan tetap tidak peduli. Ia semakin jauh membawa ibunya menyelusuri jalan desa.
Dari penggalan cerita di atas terdapat gambaran bagaimana situasi kondisi mantan jugun ianfu di masyarakat pada saat itu. Banyak orang yang mencapnya sebagai perempuan nakal. Masyarakat belum mengerti keadaan sebenarnya tentang apa yang menimpa kepada Marni yang merupakan mantan jugun ianfu itu.
Keadaan ibunya ini berdampak kepada kehidupan Winarsih yang merupakan anak dari Marni. Beban psikologis pun harus diterima oleh anaknya tersebut. Tentu saja ini memberikan dampak yang tidak baik bagi Winarsih dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Sehingga banyak yang menutup diri atau pun pergi dan menetap di tempat yang baru dimana orang lain tidak ada yang tahu tentang keadaannya tersebut.
Dari pernyataan di atas, merupakan kondisi yang sulit dialami oleh Marni beserta anaknya dalam bersosialisasi di masyarakat. Masyarakat yang masih menganggap bahwa jugun ianfu sebagai pekerjaan kotor. Pada saat itu semua orang sedang mengalami masa sulit dan penuh teror oleh Jepang. Masyarakat kemudian beranggapan bahwa jugun ianfu yang dicap sebagai pelacur itu hanya mencari kesenangan semata dengan berlindung kepada Jepang.
Seperti penjelasan sebelumnya, keadaan masyarakat yang belum dewasa dalam menyikapi keberadaan jugun ianfu pada saat itu menjadi permasalahan tersendiri. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penjelasan dari pemerintah setempat terhadap mantan jugun ianfu ini dalam bermasyarakat. Agar kehidupan para mantan jugun ianfu ini tidak perlu lagi untuk terus menutup diri dan menghindar dari masyarakat. Masyarakat seharusnya bisa membantu dalam banyak hal bagi para mantan jugun ianfu ini. Diantaranya dengan memberikan pertolongan dan dukungan. Sehingga mantan jugun ianfu beserta keluarganya ini bisa kembali ke masyarakat.