C. Nasib Jugun Ianfu setelah berakhirnya Pendudukan Jepang
4. Sikap Pemerintah terhadap Mantan Jugun Ianfu
Ketika pendudukan Jepang berakhir, jugun ianfu seolah hilang dari ingatan masyarakat. Keadaan mantan jugun ianfu yang selalu untuk menutup diri dari masyarakat ini, membuat semakin sulit untuk diketahui keberadaannya oleh siapapun. Penderitaan yang di alami pada masa pendudukan Jepang oleh para mantan jugun ianfu ini hanya mereka rasakan sendiri. Oleh karena itu, ketika mantan jugun ianfu ini mempersoalkan perlakuan yang mereka terima pada masa pendudukan Jepang. Permasalahan mengenai jugun ianfu ini menjadi masalah yang krusial dan mendasar, seperti pernyataan Hartono dan Budiantoro (1997: 3) menjelaskan :
1. Karena masalah ini menyangkut suatu tindakan kekerasan yang membawa sebagian rakyat Indonesia menerima penderitaan paksa: kesakitan,luka dan kehinaan sebagai manusia.
2. Masalah ini menyangkut suatu moralitas dan kemanusiaan, di mana kaum perempuan telah direndahkan martabatnya sebagai manusia dengan dijadikan sebagai perempuan penghibur balatentara Jepang dan juga perangkat sipil yang memegang kendali ketika itu.
Dengan membuka kembali permasalah mengenai jugun ianfu ini bukan hanya membuka luka lama, tetapi sebagai suatu proses untuk memperoleh keadilan dimata hukum. Ada beberapa alasan dengan mengangkat masalah jugun ianfu ini kembali mengemuka. Pertama, permasalah jugun ianfu bukan hanya masalah mengenai kejahatan seksual yang dilakukan Jepang kepada perempuan-perempuan Indonesia. Lebih dari itu, perempuan-perempuan Indonesia direndahkan karena dijadikan sebagai perempuan penghibur oleh Jepang. Anggapan sebagai ras unggul menganggap bangsa Indonesia tidak lebih dari binatang. Kedua, permasalahan jugun ianfu ini tidak begitu mudah untuk dilupakan. Karena ini menjadi beban moral kita untuk meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah Jepang atas apa yang mereka lakukan kepada mantan jugun ianfu.
Perlunya suatu sikap bertanggungjawab dari Jepang atas apa yang telah lakukan kepada mereka yang telah menjadi jugun ianfu. Bukan hanya sekedar ucapan, tetapi suatu tindakan yang nyata harus dilakukan.
1. Permintaan maaf secara terbuka, baik kepada bangsa Indonesia, maupun secara khusus kepada korban kekerasan tersebut.
2. Memberikan ganti rugi material kepada korban, terutama untuk mengobati penyakit atau luka fisik yang dialami oleh mantan jugun ianfu.
Dimulai pada tahun 1992, pemerintah mulai menyuarakan untuk memanggil korban-korban pendudukan Jepang seperti Romusha dan jugun ianfu.
Satu persatu dari mereka akhirnya keluar dan berbicara. LBH Yogyakarta yang pada saat itu menjadi tempat pengaduan bagi para korban pendudukan Jepang, ramai dikunjungi oleh mantan Romusha dan jugun ianfu. Kemudian datanglah seorang perempuan yang bernama Tuminah asal Solo, Jawa Tengah yang mengaku sebagai korban perbudakan seksual, di ikuti oleh Mardiyem dari Yogyakarta yang ikut untuk menyuarakan haknya yang dirampas sejak pendudukan Jepang. pada saat itu bapak Budi Hartono beserta staff LBH Yogyakarta bertindak sebagai penanggung jawabnya dan yang memberikan pelayanan bagi para mantan jugun ianfu tersebut.
Sejak saat itu dimulailah perjuangan dari Mardiyem dan rekan-rekannya untuk menuntut keadilan kepada pihak Jepang. Walaupun ada kompensasi berbentuk uang yang diberikan oleh pemerintah Jepang, tetapi para mantan jugun ianfu ini memerlukan lebih dari sekedar materi. Mantan jugun ianfu hanya ingin Jepang mengakui apa yang telah mereka perbuat kepada dunia selama perang dunia II berlangsung. Serta meminta maaf kepada seluruh korban akibat perbuatan mereka dimasa lalu. Selama masa perjuangan meminta pertanggungjawaban kepada pihak Jepang. Sikap pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang mengalami suatu masa naik turun. Sehingga perjuangannya menjadi tidak begitu kentara dan bergema. Sikap pemerintah yang terus-menerus seperti itu dikhawatirkan permasalahan jugun ianfu ini tidak akan selesai. Maka jalan keluarnya adalah dengan memberikan ketegasan dari pemerintah untuk
mendukung sepenuhnya kepada mantan jugun ianfu ini dalam tuntutannya kepada pemerintah Jepang.
a. Sikap Pemerintah Indonesia terhadap Mantan Jugun Ianfu
Ketika permasalahan jugun ianfu ini kembali terkuak, masyarakat merasa perlu untuk melakukan tuntuntan bagi mantan jugun ianfu kepada pemerintah Jepang. Pemerintah Indonesia seharusnya bisa memberikan dukungan penuh terhadap para mantan jugun ianfu. Tetapi yang terjadi pemerintah memberikan tanggapan yang datar dan tidak jelas. Hal ini disebabkan tidak adanya bentuk dukungan yang jelas dari pemerintah, sehingga perjuangan mantan jugun ianfu dalam melakukan tuntutan kepada pemerintah Jepang seolah-olah menjadi sia-sia.
Berbeda dengan perwakilan mantan jugun ianfu dari negara lain seperti Korea, Cina, Taiwan dan Filipina yang secara terang-terangan dan gencar menyerukan tuntutan kepada pemerintah Jepang. Dukungan yang begitu besar membuat mantan jugun ianfu ini semakin lantang dan bersemangat dalam usahanya menuntut keadilan.
Sebenarnya pemerintah Indonesia juga sudah mengusahakannya kepada pemerintah Jepang, yaitu dengan meminta pertanggungjawaban. Tetapi pemerintah tidak begitu serius dalam melakukan tuntutannya, sehingga nasib para mantan jugun ianfu dari Indonesia hanya diwakili oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Pada saat itu hanya LBH Yogyakarta yang berjuang sendirian dalam meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah Jepang atas nama jugun ianfu dari Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan jugun ianfu di Indonesia tidak
begitu masyarakat luas, lebih dari itu mantan jugun ianfu ini lebih sering dianggap sebagai bekas pelacur pada masa pendudukan Jepang.
Pemerintah seharusnya memberikan dukungan bagi mantan-mantan jugun ianfu ini. Bukan hanya dukungan berbentuk moral, tetapi pemerintah memberikan bantuan secara nyata, memberikan tempat khusus agar diberi perawatan yang lebih baik serta memasukannya jugun ianfu sebagai peristiwa sejarah yang telah menghina dan melecehkan bangsa Indonesia. Masyarakat luas, anak sekolah harus tahu tentang jugun ianfu di Indonesia. Sehingga merasakan bagaimana perempuan Indonesia dijadikan budak seks oleh Jepang selama pendudukannya di Indonesia berlangsung.
Sikap dari pemerintah yang seolah-olah diam dan tidak melakukan tindakan yang nyata bagi mantan jugun ianfu. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Estu yang pernah bersama-sama dengan mantan jugun ianfu untuk meminta pertanggungjawaban kepada Jepang (wawancara Ibu Estu/9/2/2010) : bahwa sikap pemerintah terhadap mantan jugun ianfu ini tidak serius. Hal ini disebabkan oleh hubungan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang dalam berbagai hal.
kedekatan Salah satunya dalam bidang ekonomi. Karena hampir semua produk yang digunakan oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari Jepang.
Kedekatan ini mulai dirintis kembali pasca perang dunia berakhir. Kekhawatiran pemerintah Indonesia apabila melakukan tuntutan dan pertanggungjawaban kepada pemerintah Jepang, akan merusak hubungan ekonomi tersebut. Sehingga pemerintah Indonesia lebih mementingkan kerjasama ekonomi daripada harga diri bangsa yang sudah dianiaya semasa pendudukan Jepang di Indonesia. Hal inilah
yang menjadi alasan kenapa pemerintah tidak serius dalam membantu mantan jugun ianfu.
Pemerintah seharusnya memberikan perlindungan bagi warga negaranya.
Ketegasan dalam bersikap akan menentukan bagaimana Jepang memberikan tindakan selanjutnya. Kejahatan terhadap jugun ianfu adalah kejahatan kemanusiaan (Kacasungkana, 2000: 11). Lebih lanjut ini menyangkut harga diri bangsa, jugun ianfu dianggap sebagai suatu penghinaan terhadap perempuan Indonesia yang dilakukan oleh Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia.
Sehingga pemerintah dinilai kurang bisa menghargai apa yang telah terjadi kepada warganya terutama kepada mereka yang telah menjadi jugun ianfu. Pemerintah seharusnya memberikan dukungan sepenuhnya bukan hanya sekedar mengumbar janji semata, agar para mantan jugun ianfu ini bisa tenang dalam menjalani kehidupannya. Dukungan dari seluruh masyarakat seluruh dirasa menjadi salah satu alternatif agar perjuangan para mantan jugun ianfu tetap diperjuangkan.
Sehingga perjuangan para mantan jugun ianfu ini tidak pudar dimakan usia, serta dapat dilanjutkan oleh generasi muda dengan semangat nasionalisme yang tinggi agar terciptanya keadilan dimasa yang akan datang.
b. Sikap Pemerintah Jepang terhadap Mantan Jugun Ianfu di Indonesia Setelah berakhirnya pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah Jepang seakan-akan sengaja untuk melupakan apa yang telah mereka perbuat kepada masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ketika semakin gencarnya dukungan terhadap para korban pampasan perang Jepang pada masa perang Dunia ke-II.
Membuat Jepang angkat bicara, mereka enggan untuk mengakui apa yang telah mereka lakukan kepada para korban. Terutama kepada jugun ianfu, mereka beranggapan bahwa itu merupakan keinginan mereka sendiri. Hal inilah yang membuat negara-negara bekas pendudukan Jepang merasa marah dan semakin gencar melakukan tuntutan. Tuntutan para mantan jugun ianfu ini tidak hanya datang dari Indonesia, tetapi dari bekas pendudukan Jepang lainnya juga turut hadir seperti Korea, Cina dan Filipina. Semuanya melakukan tuntutan yang sama kepada pemerintah Jepang yaitu meminta pertanggungjawaban.
Sikap pemerintah Jepang dinilai sangat merugikan bagi mantan jugun ianfu asal Indonesia. Pertama, adanya sikap diskriminatif dalam pengakuan mereka yang dinyatakan sebagai jugun ianfu. Kedua, digunakannya lembaga non-pemerintah, yakni AWF untuk mengurus kompensasi para mantan jugun ianfu.
Ketiga, hanya memberikan pengakuan kepada 300 mantan jugun ianfu dan mengabaikan yang lainnya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas badan yang bernama AWF (Asian Women Fund) ini secara tidak langsung berfungsi sebagai pengalihan tanggung jawab dari kesalahan Jepang selama Perang Dunia ke-II. Pemerintah Jepang mulai memberikan beberapa kompensasi terhadap para mantan jugun ianfu dan Heiho.
Setiap mantan jugun ianfu mendapat uang tebusan sekitar 2 juta Yen. Tetapi walaupun ganti rugi sudah diberikan serta pelayanan kesehatan baik itu menyangkut fisik dan psikologis berupa bimbingan konseling. Tetap saja para mantan jugun ianfu ingin menuntut lebih. Karena, yang diinginkan oleh mantan jugun ianfu ini adalah pengakuan dan permintaan maaf dari pemerintah Jepang
terhadap apa yang sudah mereka perbuat serta memasukannya ke dalam buku sejarah di sekolahnya.
Namun dari apa yang sudah dijelaskan di atas bahwa pemerintah Jepang enggan untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi di masa lalu. Dalam pemerintahan Jepang sendiri sebenarnya sudah ada yang berusaha untuk membantu para mantan jugun ianfu dalam memperoleh apa yang menjadi hak mereka. Tetapi disisi lain pemerintah enggan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang mereka perbuat dimasa lalu. Sehingga sikap pemerintah Jepang mengalami pasang surut. Maka yang perlu dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah ketegasan dalam menyelesaikan permasalahan jugun ianfu ini. Agar tidak berlarut-larut karena mantan jugun ianfu sendiri sudah semakin berkurang akibat usia yang semakin lanjut. Karena akan mempengaruhi kekuatan fisik para mantan jugun ianfu dalam melakukan tuntutan kepada pemerintah Jepang.