• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan (Pra Siklus)

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Pembuatan rencana pembelajaran (RPP) I dengan model PBL (Problem Based Learning)

2) Penentuan materi membaca dengan mampu membaca teks pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat , menjelaskan isi teks pengumuman serta mampu menyimpulkan teks pengumuman dengan baik.

b. Tahap Tindakan

1) Pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL 2) Pembelajaran siklus I terdiri dari dua kali pertemuan

3) Pada saat proses pembelajaran, menggunakan metode membaca dalam hati, membaca bersuara, tanya jawab, dan diskusi.

4) Pada setiap pertemuan observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

c. Tahap Analisis dan Evaluasi

1) Penilaian kemampuan membaca dengan siswa dilakukan setelah siklus I selesai dilaksanakan.

2) Tujuan dari penilaian keterampilan membaca adalah untuk mengetahui perubahan yang ada pada siswa dari segi keterampilan membaca siswa dalam belajar bahasa Indonesia.

35

d. Tahap Refleksi

1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.

2) Analisis didiskusikan dengan observer, kemudian dibuat perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada.

3) Hasil analis tersebut akan menjadi acuan baru dalam menyusun RPP baru pada siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Pembuatan RPP II dengan melihat hasil refleksi dari siklus I. 2) Peneliti berdiskusi dengan observer dalam pembuatan RPP.

3) Materi pada siklus II adalah membaca dengan mampu membaca teks pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat serta memilih kalimat utama pada teks pengumuman dengan baik.

b. Tahap Tindakan

1) Pelaksanaan pembelajaran melalui PBL (Problem Based Learning). 2) Dalam pelaksanaannya, tindakan kedua ini tidak jauh berbeda dengan

tindakan I

c. Tahap Analisis dan Evaluasi

1) Penilaian keterampilan membaca untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan membandingkan hasil penilaian keterampilan membaca pada siklus I.

2) Hasil penilaian keterampilan membaca dianalisis dengan menggunakan metode yang sama pada tahap analisis siklus I.

3) Menganalisis hasil lembar observasi dan membandingkan dengan siklus I. d. Tahap Refleksi

1) Mengevaluasi perkembangan setelah dilakukan tindakan kedua ini dengan melihat hasil dari lembar observasi, penilaian keterampilan membaca. Berdiskusi dengan observer terhadap hasil yang didapat dalam setiap instrumen penelitian.

2) Mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada siklus II. 3) Membandingkan hasil sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

36

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Menurut E. Mulyasa, seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.48 Untuk itu penelitian tindakan kelas ini dihentikan apabila hasil penilaian keterampilan membaca siswa 85% mencapai nilai KKM 75, dan aktivitas pembelajaran keterampilan membaca sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning mencapai kategori baik.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan membaca kelas IV dalam belajar Bahasa Indonesia dengan model PBL (Problem Based Learning).

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh berupa nilai keterampilan membaca siswa dan aktivitas siswa dan guru terhadap model Problem Based Learning.

Tabel 3.1 Jenis Data, Instrumen dan Sumber data

Jenis Data Sumber Data Instrumen

Wawancara (Pra Siklus) Guru kelas Pedoman wawancara

Aktivitas guru dan siswa Guru

& Siswa

Lembar observasi

Membaca pengumuman Penilaian keterampilan membaca

Kegiatan siswa Catatan lapangan peneliti

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen penelitian yang berbentuk studi lapangan akan dilaksanakan dengan:

48

E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi),

37

1. Wawancara (Pra Siklus)

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara komunikasi langsung verbal. Peneliti dalam melakukan wawancara dapat menggunakan panduan wawancara yang disebut pedoman wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu terhadap kegiatan tindakan pada pra siklus dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan masalah-masalah yang terdapat setiap siklus.

2. Penilaian keterampilan membaca

Penilaian keterampilan membaca diberikan pada setiap siklus I dan II kepada siswa kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor. Instrumen bertujuan untuk memperoleh skor keterampilan membaca dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk instrumen skala keterampilan membaca menggunakan skala yang dikembangkan oleh Likert yang digunakan bersifat langsung dan tertutup. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.49 Untuk keperluan penyekoran, guru harus menyiapkan rubrik. Aspek yang diskor haruslah terdiri dari ketepatan berbahasa yang dirinci menjadi beberapa subkomponen.50 Adapun penjabaran masing-masing aspek penilaian keterampilan membaca, indikator dan tiap skor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Keterampilan Membaca

No Aspek yang Dinilai Kategori Skor

1 Ketepatan dalam intonasi.

a. Terdapat variasi irama dan tekanan Sangat baik 5 b. Terdapat variasi tetapi masih terdapat

penggunaan tekanan kurang tepat.

Baik 4

49

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, cv, 2012), Cet. III, hlm. 136

50

Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE,2010), hlm. 391

38

c. Terdapat variasi tetapi penggunaan tekanan sering tidak tepat.

Cukup 3

d. Irama dan tekanan monoton. Kurang 2

e. Tidak menggunakan variasi irama dan tekanan.

Sangat kurang 1

2 Ketepatan dalam pelafalan

a. Tidak terdapat kesalahan dalam pelafalan. Sangat baik 5

b. Terdapat satu bagian kalimat yang salah dalam pelafalan.

Baik 4

c. Terdapat lebih dari dua bagian kalimat salah dalam pelafalan.

Cukup 3

d. Terdapat lebih dari tiga bagian kalimat yang salah dalam pelafalan.

Kurang 2

e. Tidak dapat melafalkan bacaan. Sangat kurang 1

3 Kelancaran dalam membaca

a. Lancar dalam membaca. Sangat baik 5

b. Lancar dalam membaca tetapi masih ada bagian yang diulang dalam membaca.

Baik 4

c. Ada pengulangan bacaan tetapi nafas teratur.

Cukup 3

d. Tersendat-sendat dalam membaca banyak pengulangan.

Kurang 2

e. Tidak lancar sama sekali dalam membaca. Sangat kurang 1

4 Kenyaringan suara

a. Dapat dijangkau oleh semua pendengar dari awal sampai akhir.

Sangat baik 5

b. Dapat dijangkau oleh sebagian pendengar namun masih kurang maksimal.

Baik 4

c. Dapat dijangkau oleh sebagian pendengar. Cukup 3

d. Hanya dapat dijangkau pada kata-kata tertentu saja oleh pendengar.

Kurang 2

e. Sangat lemah suaranya tidak dapat didengar.

Sangat kurang 1

JUMLAH 20

3. Lembar observasi

Observasi atau pengamatan digunakan sebagai alat penilaian untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa

39

pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, dan partisipasi siswa dalam simulasi.51

Observasi ini bertujuan untuk mengadakan pengamatan lapangan terhadap obyek penelitian. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar guru selama tindakan pada siklus I dan siklus II, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar dengan menggunakan model

Problem Based Learning. 4. Catatan Harian Peneliti

Catatan harian peneliti digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan harian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keterampilan membaca pada siswa kelas IV selama proses pembelajaran berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data

No Instrumen Teknik Pengumpulan Data

1 Pedoman Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV sebelum penelitian dimulai

2 Lembar Observasi Pengisian lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada tiap pertemuan

3 Penilaian Keterampilan Membaca

Penilaian keterampilan membaca kepada siswa kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor pada akhir siklus I dan II

4 Catatan Lapangan Peneliti Pencatatan kejadian-kejadian pada setiap pertemuan yang dilakukan oleh peneliti

51

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 84

40

J. Teknik Analisis Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas yang diperoleh dari instrumen penelitian, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif. Data yang telah diperoleh harus diolah dengan menggunakan statistik yang harus melewati beberapa tahap, meliputi:

1. Penilaian Keterampilan Membaca

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis secara deskriptif. Pada penilaian keterampilan membaca, pemberian makna atau responden dicapai melalui acuan tertentu. Salah satu cara untuk memberi interpretasi terhadap skor individual dalam skala ranting yang dijumlahkan dengan membandingkan skor responden dengan skor kelompoknya. Berikut metode analisis data hasil keterampilan membaca siswa:

a. Ketuntasan individu

Untuk mengetahui hasil akhir siklus penilaian keterampilan membaca siswa, dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan percentages correction. Rumus ketuntasan individu dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:52

R S =

N

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item/ soal yang dijawab benar N = skor maksimal dari tes tersebut

Indikator keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa memperoleh nilai sesuai atau lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu minimal 75.

52

M.Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2002), Cet. XII, hlm. 112

41

b. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan rumus:

Persentase = jumlah peserta didik tuntas belajar x 100% jumlah seluruh peserta didik

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas belajar atau nilai siswa lebih besar atau sama dengan 85% dari jumlah seluruh siswa di kelas.

2. Lembar Observasi

Pada instrumen lembar observasi, observasi yang digunakan adalah observasi tertutup. Observasi dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran. Lembar observasi terbagi menjadi dua macam, yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif. Pada setiap lembar observasi, tahapan analisis dilakukan dengan menjumlahkan nilai-nilai yang ada dan membandingkan dengan nilai yang ada pada observasi sebelumnya. Kemudian untuk pengelolaan lembar observasi dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang baik.

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan siklus I selesai dilaksanakan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan siklus II dengan perencanaan pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya, dan begitu seterusnya hingga hasilnya mencapai kriteria yang ditentukan dan sikluspun dapat dihentikan.

Penelitian ini akan berakhir, apabila penelitian ini telah menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dalam meningkatkan keterampilan membaca dalam belajar bahasa Indonesia.

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan (Pra Siklus)

Sebelum kegiatan penelitian dilakukan, peneliti berkonsultasi terlebih dahulu dengan kepala sekolah dan guru bahasa Indonesia di kelas IV tentang perkembangan siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada pelajaran membaca. Setelah peneliti mendapatkan gambaran tentang perkembangan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi membaca pengumuman, maka peneliti mulai mengadakan kegiatan penelitian, kegiatan ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 23 Mei 2016.

Peran peneliti pada sekolah tersebut sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV. Untuk menentukan kelas yang akan dijadikan objek peneliti, peneliti melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan kelas yang menjadi objek peneliti adalah kelas IV yang memiliki kemampuan cukup baik. Hal ini karena kelas IV merupakan kelas yang tepat untuk dijadikan objek penelitian. Kelas yang menjadi objek penelitian berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Sebagian besar siswa terlihat kurang antusias selama proses pembelajaran berlangsung, terutama jika pembelajaran sudah pada tahap membaca, mereka cenderung malas dan kurang memperhatikan guru atau teman yang sedang membaca, sehingga hasil keterampilan membaca mereka belum mencapai kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan pengamatan atau catatan lapangan guru pada kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati proses pembelajaran di kelas IV. Pada tanggal 19 Mei 2016 guru mulai mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran guru melihat bahwa pada kegiatan pembelajaran ini hanya menggunakan metode ceramah dan pengajaran hanya berpusat pada guru, siswa tidak diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri dan memecahkan masalah. Pada saat guru memberikan ceramah siswa tidak terfokus untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru, pada saat guru memberi kesempatan untuk membaca, beberapa siswa ada yang mengobrol dan malas untuk membaca. Melihat keadaan ini, guru

43

melihat bahwa model yang digunakan kurang tepat. Untuk mengetahui kondisi tersebut maka dilakukan suatu tindakan kelas dalam meningkatkan keterampilan membaca dengan model PBL (Problem Based Learning). Sesuai dengan kesepakatan kolaborator dan guru, penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Indonesia dengan materi membaca pengumuman. Adapun jadwal pelajaran bahasa Indonesia ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Jadwal Mata Pelajaran Kelas IV

Kelas Hari Jam ke Waktu

IV Selasa 1,2 07.40-08.50

Rabu 3,4 08.50-09.25/ 09.55-10.30

Kamis 5,6 10.30-11.40

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan yang berdurasikan 2 x 35 menit, materi yang di ajarkan pada siklus I ini adalah membaca pengumuman. Kegiatan yang dilakukan pada tahap siklus ini adalah peneliti membuat RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Dengan pokok bahasan membaca isi teks pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Untuk menunjang proses pembelajaran peneliti menyiapkan alat media pembelajaran berupa teks pengumuman. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi untuk setiap pertemuan dan penilaian keterampilan membaca yang akan diberikan kepada siswa pada akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, tahap pendahulan, tahap kegiatan inti, dan tahap penutup. Tahap ini merupakan pelaksanaan model PBL (Problem Based Learning).

Pada tahap pendahuluan, guru menyampaikan salam pembuka, berdo‟a, melakukan tanya jawab yang mengarah pada materi membaca

44

pengumuman, pengaturan kelas dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, selain itu guru juga memberikan motivasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Sedangkan, pada tahap kegiatan inti ini, meliputi:

1) Guru menyampaikan materi pembelajaran dan meminta siswa untuk membaca teks pengumuman yang diberikan.

2) Guru memancing siswa untuk mencoba berpendapat tentang teks yang diberikan.

3) Guru memberikan penjelasan kepada siswa dan mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan.

4) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya mengenai teks pengumuman yang diberikan.

5) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa di dalam kelompok untuk membaca teks pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dihadapan teman-temannya.

6) Guru menilai siswa dari aspek intonasi, pelafalan, kelancaran, dan kenyaringan siswa dalam membaca teks pengumuman.

Tahap penutup dalam pembelajaran membaca pengumuman adalah guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran, guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, guru memberikan teks pengumuman untuk pertemuan selanjutnya kepada siswa agar siswa membacanya.

c. Observasi

1) Obesrvasi Guru

Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer, tujuannya untuk mengetahui aktivitas guru selama proses kegiatan pembelajaran melalui model

Problem Based Learning. Berdasarkan data yang dihasilkan terkait kegiatan guru, guru melakukan setiap langkah dalam RPP. Sesuai dengan data yang di peroleh pada pertemuan pertama dan kedua, guru kurang memberi motivasi kepada siswa, kurang memberi kesempatan siswa untuk bertanya, kurangnya

45

interaksi antara siswa dengan guru, dan guru masih kurang baik dalam membimbing siswa berdiskusi. Selain itu, dimana guru sebagai fasilitator sudah cukup menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya, mengajak siswa membaca serta menyimpulkan materi dengan cukup baik, guru juga sudah baik dalam menjelaskan dan menguasai materi pembelajaran. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pada setiap pertemuannya. Sehingga pada siklus I guru mencapai kategori baik.

2) Observasi Siswa

Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer, tujuannya untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran melalui model Problem Based Learning. Untuk hasil observasi terhadap siswa pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dapat dideskripsikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dapat dideskripsikan bahwa siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning, terlihat dari beberapa siswa yang belum terbiasa dalam belajar berkelompok dan memecahkan masalah bersama kelompoknya. Sesuai dengan data yang di peroleh pada pertemuan pertama dan kedua, siswa masih kurang dalam menghargai pendapat orang lain dan juga interaksi antara guru dengan siswa terlihat kurang, sehingga setiap kelompok juga belum terlihat kompak dalam berdiskusi memecahkan masalah. Selain itu, siswa cukup antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, menemukan masalah dengan cukup baik, berpendapat dan menjawab pertanyaan dengan baik.

Hal ini tampak ketika guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Semua siswa mulai mengikuti pembelajaran dengan serius, ketika guru memberi kesempatan untuk membaca di depan kelas, sebagian siswa cukup antusias dan berlomba-lomba untuk dapat membaca di depan kelas. Namun, ada beberapa siswa yang menolak untuk membaca di hadapan teman-temannya. Hal ini dikarenakan setiap kelompok tidak terlihat kompak dalam berdiskusi, ada beberapa siswa juga yang tidak menghargai pendapat teman kelompoknya dan malu untuk mengungkapan pertanyaan atau menanyakan

46

materi pelajaran yang belum jelas. Terdapat sedikit peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa belum sempurna, sehingga aktivitas pembelajaran pada siklus I sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning dan mencapai kategori cukup baik.

3) Penilaian Keterampilan Membaca

Melengkapi data pada tahap observasi ini, peneliti juga melakukan peniliaian keterampilan membaca yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan membaca siswa setelah diberikan tindakan melalui Problem Based Learning pada siklus I. Data hasil penilaian ini merupakan data penentu keterampilan membaca siswa. Hasil penilaian keterampilan membaca siswa pada siklus I sebagai berikut.

Hasil keterampilan membaca siswa dapat dijelaskan bahwa dari 20 siswa terdapat 14 siswa yang termasuk tuntas yaitu mereka yang mencapai nilai minimal 75. Sementara ada 6 siswa yang termasuk dalam kategori belum tuntas yaitu mereka yang mencapai nilai kurang dari standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75.

Hasil penilaian keterampilan membaca pada siklus I memperlihatkan adanya beberapa siswa yang masih kurang dalam membaca. Kekurangan ini dapat diamati pada tabel diatas, dimana siswa yang tuntas ada 14 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 70%. Hasil penilaian siklus I menunjukkan adanya hasil yang cukup baik dengan rata-rata kelas 72,50 dan ketercapaian ketuntasan 70% siswa mencapai KKM 75.

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pada siklus I tergolong kategori baik. Namun hasil tersebut belum memenuhi target penelitian yang diharapkan dan masih harus ditingkatkan sehingga perlu diadakan suatu tindakan pembelajaran pada siklus II.

47

d. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan observer setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada observasi dan penilaian keterampilan membaca ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. hasil refleksi tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I

No Kekurangan/ Kendala Perencanaan Perbaikan Siklus II

1 Guru kurang memotivasi siswa untuk berpendapat.

Guru harus memotivasi siswa untuk berpendapat sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

2 Saat guru menerangkan pelajaran, guru kurang jelas menyampaikan pembelajaran PBL.

Guru harus lebih mengarahkan siswa untuk serius saat sedang memberi penjelasan pembelajaran keterampilan membaca.

3 Masih banyak siswa yang bermalas-malasan dan malu untuk membaca.

Guru harus tegas dalam mengarahkan siswa untuk tidak bermalas-malasan dan malu dalam membaca.

4 Masih banyak siswa yang kurang menghargai pendapat temannya.

Guru harus memberi ketegasan dan mengarahkan siswa untuk menghargai pendapat temannya sangat sedang membaca.

5 Kurangnya kerja sama siswa dalam kelompok membuat guru kesulitan untuk menertibkan siswa.

Guru harus membantu dan

mengarahkan siswa untuk dapat berdiskusi serta bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran keterampilan membaca.

Dengan banyaknya kekurangan yang ada pada siklus I, maka pada perencanaan siklus II diperlukan perbaikan-perbaikan yang disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

48

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajara), lembar observasi, dan penilaian keterampilan membaca. Pada RPP materi yang dibahas pada siklus II ini adalah membaca pengumuman. Pada siklus II RPP dibuat dalam 2 pertemuan untuk menjelaskan materi dengan menggunakan model PBL.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka proses pembelajaran harus lebih diarahkan. Perbaikan-perbaikan yang ada pada siklus I diterapkan pada siklus II dengan mengubah beberapa peraturan yang terdapat pada siklus I, yaitu:

1) Guru harus memotivasi siswa terutama pada siswa yang kurang aktif untuk berpendapat.

2) Guru harus lebih mengarahkan siswa untuk serius saat sedang memberi penjelasan pembelajaran.

3) Guru harus tegas dalam mengarahkan siswa untuk tidak bermalas-malasan dan malu dalam membaca.

4) Guru harus memberi ketegasan dan mengarahkan siswa untuk menghargai pendapat temannya.

5) Guru harus membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat berdiskusi serta bekerja sama dalam kelompoknya.

Dokumen terkait