• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

4.4. Analisis Kesesuaian Kriteria dalam Greenship di Gedung BPA USU

4.4.4. Siklus dan Sumber Daya Material

Menunjukkan bukti laboratorium 6 bulan terakhir dari air

sumber primer yang sesuai dengan kriteria air bersih. - 0 WAC

5

Menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan make up water cooling tower. Tolok Ukur ini hanya berlaku bagi gedung yang menggunakan cooling tower pada sistem pendinginnya.

- 0

100% kebutuhan irigasi tidak bersumber dari sumber air

primer gedung (PDAM dan air tanah). - 0

Menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan flushing WC, sesuai dengan standar WHO

untuk medium contact (< 100 Fecal Coliform /100 ml). - 0 Mempunyai sistem air daur ulang yang keluarannya setara

dengan standar air bersih sesuai Permenkes No.416 tahun 1990 tentang Syarat‐syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

- 0

WAC 6

Menggunakan sistem filtrasi yang menghasilkan air minum yang sesuai dengan Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum minimal di setiap dapur atau pantry.

- 0

WAC 7

Konsumsi air yang menggunakan deep well maksimum

≤20% dari konsumsi air secara keseluruhan. - 2 WAC

8

≥50% dari total unit keran air pada area publik

menggunakan fitur auto stop. - 0

4.4.4. Siklus dan Sumber Daya Material

Dalam kategori siklus dan sumber daya material, terdapat 5 (lima) kriteria yang memiliki total nilai maksimum sebesar 12 poin.

4.4.4.1. Penggunaan Non ODS

Tolok ukur dalam kriteria ini menginstruksikan untuk tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem pendingin gedung. Sementara kondisi di dalam Gedung BPA USU, digunakan pendingin ruangan yaitu jenis AC split dengan berbagai merk diantaranya LG, Panasonic, Daikin, Samsung dan Midea dimana refrigerannya rata-rata menggunakan jenis R-22.

Gambar 4.6. Spesifikasi AC yang Digunakan di Gedung BPA USU

Sementara itu, jenis R-22 masuk ke dalam kriteria HCFC-22 yang peredarannya sudah tidak diizinkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Nilai ODP (Ozone Depleting Potential) dari R-22 ini sebesar 0,05, sedangkan yang dipersyaratkan, nilai ODP harus nol (tidak mengandung bahan perusak ozon). Oleh karena itu, untuk kriteria ini, gedung tidak memperoleh poin.

4.4.4.2. Pembelanjaan Material

Dalam kriteria ini terdapat 1 (satu) tolok ukur dengan berbagai alternatif penilaian, diantaranya: adanya dokumen-dokumen yang menjelaskan pembelanjaan material sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Greenship.

Berdasarkan wawancara dengan pihak bagian peralatan gedung BPA USU, material yang digunakan adalah material lokal dengan beberapa yang bersertifikat SNI. Akan tetapi presentasenya terhadap keseluruhan material bangunan tidak dapat diketahui dan sumber mendapatkan material tidak disebutkan. Gedung ini tidak menggunakan material-material daur ulang maupun material bekas. Namun upaya yang baik ditunjukkan dengan penggunaan lampu yang didominasi tidak mengandung merkuri dan plafond berupa gypsum. Dikarenakan dokumen-dokumen yang dimaksud tidak lengkap tersedia, maka untuk kriteria ini gedung tidak dapat dikaji.

4.4.4.3. Manajemen Limbah

Dalam kriteria ini, terdapat 4 (empat) tolok ukur, yang masing-masing bernilai 1 (satu) poin. Tolok ukur pertama yaitu adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan dan Laporan untuk mengumpulkan dan memilah sampah berdasarkan jenis organik dan anorganik dalam 6 bulan terakhir. Berdasarkan wawancara dengan pihak bagian peralatan Gedung BPA USU, pengumpulan dan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya belum diterapkan sehingga laporan yang dimaksud tidak tersedia. Untuk tempat pembuangan sampah di sekitar gedung juga tidak dibedakan antara sampah organik dan sampah anorganik.

Dikarenakan tolok ukur yang pertama tidak dapat dipenuhi, maka untuk tolok ukur kedua dan ketiga yang berkaitan dengan tolok ukur pertama dalam kriteria ini tidak bisa diukur/ dinilai. Sedangkan tolok ukur keempat yaitu adanya upaya pengurangan sampah kemasan yang terbuat dari Styrofoam dan non-food grade plastic juga tidak dapat dipenuhi karena berdasarkan wawancara, upaya tersebut belum diterapkan pada gedung. Oleh karena itu, untuk kriteria ini, gedung tidak memperoleh poin.

4.4.4.4. Manajemen Limbah Beresiko

Dalam kriteria ini terdapat satu tolok ukur yang bernilai 2 (dua) poin, yaitu adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan dan Laporan Manajemen Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Berdasarkan wawancara dengan pihak bagian peralatan gedung, baik standar maupun laporan yang dikehendaki Greenship tidak ada sehingga untuk kriteria ini, Gedung BPA USU tidak memperoleh poin.

4.4.4.5. Manajemen Barang Bekas

Dalam kriteria ini terdapat 1 (satu) tolok ukur yang bernilai 1 (satu) poin, yaitu adanya Standar Prosedur Operasi, dan laporan penyaluran barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan kembali. Berdasarkan wawancara dengan pihak bagian peralatan Gedung BPA USU, standar dan laporan yang dikehendaki Greenship tidak ada sehingga untuk kriteria ini gedung tidak memperoleh poin.

Setelah dianalisis dari hasil perhitungan dalam kategori Siklus dan Sumber Material (MRC), seluruh kriteria tidak memenuhi tolok ukur yang telah ditetapkan, sehingga Gedung BPA USU tidak memperoleh poin, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.15. Ringkasan Siklus dan Sumber Material (MRC)

No. Kriteria Memenuhi Poin

Ya Tidak MRC

1

Menggunakan seluruh sistem pendingin ruangan dengan bahan refrigerant yang memiliki ODP = 0 (non CFC dan

non HCFC). - 0

MRC 2

Daftar Material yang Ramah Lingkungan

a. 80% Produksi regional berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan

b. 30% Bersertifikat SNI / ISO / ecolabel berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan

c. 5% Material yang dapat didaur ulang (recycle) berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan d. 10% Material Bekas (reuse) berdasarkan total

pembelanjaan material keseluruhan

e. 2% Material Terbarukan (renewable) berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan

f. 30% Material modular atau Pre fabrikasi berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan

- 0

Adanya dokumen yang menjelaskan pembelanjaan material sesuai dengan kebijakan di atas (minimal 3)

MRC 3

Adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan dan Laporan untuk mengumpulkan dan memilah sampah berdasarkan jenis organik dan anorganik dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana.

- 0

Jika telah melakukan pemilahan organik dan anorganik, melakukan pengolahan sampah organik secara mandiri atau bekerja sama dengan badan resmi pengolahan limbah organik.

- 0

Jika telah melakukan pemilahan organik dan anorganik, melakukan pengolahan sampah anorganik secara mandiri atau bekerja sama dengan badan resmi pengolahan limbah anorganik yang memiliki prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

- 0

Adanya upaya pengurangan sampah kemasan yang terbuat

dari styrofoam dan nonfood grade plastic. - 0 Adanya upaya penanganan sampah dari kegiatan renovasi ke

pihak ketiga minimal 10% dari total anggaran renovasi

dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana*. - 0 MRC Adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan dan Laporan

No. Kriteria Memenuhi Poin 4 batere, tinta printer dan kemasan bekas bahan pembersih

dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana. MRC

5

Adanya Standar Prosedur Operasi dan laporan penyaluran barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan kembali berupa furniture, elektronik, dan suku cadang melalui donasi atau pasar barang bekas dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana*.

- 0

Dokumen terkait