• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAUN KERITING KUNING ABSTRAK

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Simpulan

1. Berdasarkan pengukuran intensitas penyakit terhadap Begomovirus, respon ketahanan genotipe dapat dikelompokkan menjadi tahan untuk genotipe IPB C12, agak tahan untuk genotipe IPB C10 dan IPB C14, dan rentan untuk genotipe IPB

C15, IPB C26, dan 35C2.

2. Deteksi PYLCV dengan teknik PCR berhasil mengamplifikasi fragmen DNA spesifik Begomovirus berukuran 780bp. Hibridisasi Dot Blot mampu mendeteksi PYLCV pada genotipe tahan dan agak tahan hingga taraf pengenceran 1 : 10, sedangkan pada genotipe rentan dapat mencapai taraf pengenceran 1 : 100. 3. Genotipe rentan (35C2) memiliki kerapatan trikoma yang rendah, susunan dan

posisi sel palisade yang kurang rapi, tidak seragam, dan rongga antar sel cukup luas. Ketahanan genotipe cabai terhadap Begomovirus berhubungan dengan sifat struktural tanaman, yaitu kerapatan trikoma dan susunan sel palisade.

4. Peningkatan akumulasi asam salisilat dan aktivitas enzim peroksidase terjadi pada tanaman yang diinokulasi Begomovirus yaitu pada waktu 120 jam setelah inokulasi.

5. Berdasarkan korelasi antar karakter pada genotipe cabai, terdapat korelasi antara mekanisme ketahanan struktural dan biokimia tanaman cabai terhadap infeksi Begomovirus. Semakin panjang ukuran sel palisade, daun semakin tebal dan akumulasi asam salisilat semakin meningkat.

6. Kerapatan trikoma, susunan dan posisi sel palisade merupakan penghalang struktural pada mekanisme ketahanan cabai terhadap vektor B. tabaci. Ukuran luas sel palisade, peningkatan akumulasi asam salisilat dan aktivitas enzim peroksidase merupakan mekanisme ketahanan cabai terhadap Begomovirus. Saran

1. Perlu dilakukan pengujian asam salisilat pada jarak waktu yang lebih jauh dan pada beberapa genotipe cabai yang memiliki ketahanan yang berbeda sehingga diharapkan akan diperoleh waktu optimum terjadi peningkatan akumulasi asam salisilat.

2. Perlu dilakukan deteksi Begomovirus pada tanaman terinfeksi untuk mengetahui keberadaan Begomovirus di dalam jaringan tanaman.

Aidawati N, Hidayat SH, Suseno R, Sosromarsono S. 2002. Transmission of an Indonesian isolate of tobacco leaf curl virus (Begomovirus) by B. tabaci Genn (Hemiptera: Aleyrodidae). Plant Path: 231-236.

Akin HM. 2001. Penggunaan pelacak nonradioaktif (Digoxigenin-DNA Probe) untuk mendeteksi Peanut stripe virus. Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika 1 (2): 75-79.

Andreeva IV. 1989. Membran permeability and peroxidase activity in soy cultivars differing in resistance to mozaic virus. Soviet Plant Physiol 36(4): 667-674. Artlip TS, Funkhouser EA. 1995. Protein Syntetic Responses to Environmental

Stresses. Di dalam: Pessarakli M, editor. Handbook of Plant and Crop Physiology. New York: Marcel Dekker, Inc. Hlm: 627-644.

Chatterjee A, Ghosh SK. 1997. A new monopartite Begomovirus isolated from

Hibiscus cannabinus L. in India. Archives of Virology 152 (11): 2113-2118. De Barro PJ, Hidayat SH, Frohlich D, Subandiyah S, Ueda S. 2008. A virus and its

vector, pepper yellow leaf curl virus and Bemisia tabaci, two new invaders of Indonesia. Biological Invasions 10 (4): 411-433.

Delatte H, Martin DP, Naze F, Goldbach R, Reynaud B, Peterscmitt, Lett JM. 2005. South West Indian ocean islands tomato Begomovirus populations represent a new major monopartite Begomovirus group. General Virology 86: 1533-1542. Dietzgen RG, Xu Z, Teycheney P. 1994. Digoxigenin-labeled RNA probes for the

detection of two potyviruses infecting peanut (Arachis hypogaea). Plant Disease 78(7): 708-711.

Djatmiko HA, Kharisun, Prihatiningsih N. 2000. Proteksi Trichoderma harzianum, Pseudomonas fluorescens dan zeolit terhadap penekanan layu sklerotium, peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian Pert Agrin 4: 14- 24.

Doyle JJ, Doyle JL. 1990. Isolation of plant DNA from fresh tissue. Focus 12: 13-15. Ganefianti DW, Sujiprihati S, Hidayat SH, Syukur M. 2008. Metode penularan dan

uji ketahanan genotipe cabai terhadap Begomovirus. Akta Agrosia 11(2):162- 169.

Gupta SK, Gupta PP, Yadava TP, Kaushik CD. 1990. Metabolic changes in mustard due to alternaria leaf blight. IndianPhytophatol 4391): 64-69.

Hartono S. 2008. Identifikasi molekuler Begomovirus penyebab penyakit keriting kuning pada tanaman cabai di Jawa Tengah. Akta Agrosia 11: 69-74.

Haryadi D. 2006. Produksi antibodi poliklonal Geminivirus, penyebab penyakit daun keriting kuning cabai, dan kajian serologinya [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 45p.

Herison C, Rustikawati, Sudarsono. 2007. Aktivitas peroksidase, skor ELISA dan respon ketahanan 29 genotipe cabai merah terhadap infeksi Cucumber mozaic virus (CMV). Akta Agrosia 10 (1). Pp: 1-13.

Hidayat SH, Rusli ES, Aidawati N. 1999. Penggunaan primer universal dalam

Polymerase chain reaction untuk mendeteksi virus gemini pada cabe. Di dalam: Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Purwokerto, 16-18 September 1999. Hlm: 355-359. Hoddle, MS. 1999. The Biology and Management of Silverleaf Whitefly,Bemisia

argentifolii Bellows and Perring (Homoptera: Aleyrodidae) on Greenhouse Grown Ornamentals. Department of Entomology, University of California. http://www.biocontrol.ucr.edu/bemisia.html [8 April 2008].

Indiati SW. 2004. Penyaringan dan mekanisme ketahanan kacang hijau MLG-716 terhadap hama trips. Jurnal Pertanian 23 (3) 100-106.

[IPGRI] International Plant Genetic Resources Institute. 1995. Descriptors for Capsicum (Capsicum spp.). Rome, Italy: 110p.

Pico B, Diez MJ, Nuez F. 1996. Viral diseases causing the greatest economic losses to the tomato crop. II. The tomato yellow leaf curl virus. A review. Hort Sci

67: 151-196.

Roche. 2004. DIG High Prime DNA Labelling and Detection Starter Kit I for color detection with NBT/BCIP, random primed DNA labeling with digoxigenin- dUTP, alkali-labele and detection of hybrids by enzyme immunoassay. Roche Applied Science Instruction Manual, Cat No. 11745832910. Germany: 26p. Rojas MR, Gilbertson RL, Russel DR, Maxwell DP. 1993. Use of degenerate primers

in the polymerase chain reaction to detect whitefly-transmitted Geminiviruses.

Plant Dis 77:340-347.

Rusli ES, Hidayat SH, Suseno S, Tjahjono B. 1999. Virus Gemini pada cabai: variasi gejala dan studi cara penularan. Bul Hama dan Penyakit Tumbuhan

11(1): 26-31.

Ryals JA, Neuenschwander UH, Willits MG, Molina A, Steiner HY, Hunt MD. 1996. Systemic acquired resistance?. Plant Cell 8:1809-1819.

Saleh N, Baliadi Y, Munif A, Karsono S, Riwanodja, Suwono. 1991. Pengendalian

Peanut stripe virus pada kacang tanah dengan cara kultur teknis dan insektisida. Di dalam: Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Malang: Balittan. Hlm 193-198.

Santoso TJ, Hidayat SH, Herman M, Aswidinnoor H, dan Sudarsono. 2008. Identitas dan keragaman genetik Begomovirus yang berasosiasi dengan penyakit keriting pada cabai berdasarkan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR)-

Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP). Agrobiogen 4(1):9-17. Sastry KSM, Singh SJ. 1979. Control of spread tomato leaf curl virus by controlling

the whitefly population. Indian Hort 31:178-182.

Souza IRPD, Oliveira ED, Peres MA, Oliveria ACD, Purcino AÁC. 2003. Peroxidase activity in maize inbred lines resistant or susceptible to maize dwarf mosaic virus. Revista Brasileira de Milho e Sorgo 2(1):1-8.

Sudiono, Yasin N, Hidayat SH, Hidayat H. 2005. Penyebaran dan deteksi molekuler virus Gemini penyebab penyakit kuning pada tanaman cabai di Sumatera.

Tropika 5(2): 113-121.

Sukamto, Kon T, Hidayat SH, Ito K, Hase S, Takahashi, Ikegame. 2005. Begomoviruses associated with leaf curl disease of tomato in Java, Indonesia.

Phytopathol 153:562-566.

Sulandari S, Suseno R, Hidayat SH, Harjosudarmo J, Sosromarsono S. 2006. Deteksi dan kajian kisaran inang virus penyebab penyakit daun keriting kuning cabai. Hayati 13(1): 1-6.

Sulandari S. 2004. Karakterisasi biologi, serologi dan analisis sidik jari DNA virus penyebab penyakit daun keriting kuning cabai [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wobbe KK, Klessig D. 1996. Salicylic Acid - An Important Signal in Plants. Di dalam: DPS Verma, editor. Plant Gene Reseach Series, Signal transduction in Plant Growth and Development. Vienna: Springer-Verlag. Hlm: 167-196. Yurina OV, Yurina TP, Anikina II. 1993. Peroxidase activity of leaves in cucumber

as a test for resistance to mildew. Sel’skokhozyaistvennaya Biol 1: 113-117. (Abstract).

Yusnita, Sudarsono. 2004. Metode inokulasi dan reaksi ketahanan 30 genotipe kacang tanah terhadap penyakit busuk batang Sclerotium. Hayati 11(2):53-58. Zen K, Setiamiharja R, Murdaningsih, Suganda, T. 2002. Aktivitas enzim

peroksidase pada lima genotip cabai yang mempunyai ketahanan berbeda terhadap penyakit antraknosa. Zuriat 13 (2): 97-105.

Zhou BW, Liu SY, Chen DY, Yu Q, Yang J, Wang C. 1992. Peroxidase in Relation to Varietal Resistance to Virus Diseases in Rapeseed (Brassica napus). Oil Crops of China 2: 52-54. (Abstract).

PEMBAHASAN UMUM

Dokumen terkait