• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. SIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh suatu simpulan sebagai berikut ini:

1. Pembelajaran CTL dan Pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan hasil nilai rata-rata 65,80 dan 60,34. Pelaksanaan kedua model pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk pola pikir sains siswa. Siswa akan mampu untuk menaganalisis gejala alam yang ada sebelum menarik suatu simpulan.

2. Kemampuan berpikir abstrak siswa memberikan pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan CTL. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi mampu memberikan sumbangsih yang besar terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi akan mudah menganalisis gejala-gejala alam yang ada untuk menarik suatu simpulan.

3. Motivasi berprestasi siswa mempengaruhi prestasi siswa dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi berprestasi siswa yang tinggi akan senatiasa melakukan percobaan ataupun eksperimen secara baik karena pada kedua model ini siswa akan cenderung melakukan percobaan atau eksperimen baik di laboratorium atau di lingkungan sekitar untuk membuktikan gejala alam yang ada sebagai suatu konsep dasar fisika.

commit to user

4. Dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dan CTL terjadi suatu interaksi dengan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi ketika mengikuti pembelajaran dengan model CTL mampu menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak yang rendah juga mampu menghasilkan prestasi belajar yang tinggi pula ketika mengikuti pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.

5. Dalam proses pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dan CTL tidak terjadi interaksi dengan motivasi berprestasi siswa. Hal yang demikian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi pula baik diajarkan dengan menggunakan model inkuiri terbimbing atau CTL.

6. Ketika pembelajaran berlangsung tidak terjadi interaksi antara kemampuan berpikir abstrak siswa dengan motivasi berprestasi siswa. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan kemampuan berpikir abstrak tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi pula sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan motivasi berprestasi berprestasi rendah akan memiliki prestasi belajar yang rendah pula.

7. Pelaksanaan pembelajaran CTL dan inkuri terbimbing tidak memberikan interaksi antara kemampuan berpikir abstrak siswa dan motivasi berprestasi siswa terhadap kemampuan prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan motivasi belajar tinggi akan mengahsilkan prestasi belajar yang tinggi apabila ikut dalam proses belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

CTL atau inkuiri terbimbing sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan kemampuan berpikir abstrak rendah akan cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah baik di kelas CTL atau inkuri terbimbing.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoritis

Prestasi belajar fisika dipengaruhi oleh model pembelajaran yang dibawakan oleh seorang guru. Model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran CTL memberikan hasil belajar yang sama. Karena tujuan dari model pembelajaran ini adalah sama yaitu membentuk perilaku sains terhadap siswa. Siswa dituntut untuk mengamati setiap gejala alam yang ada dengan memulai mengajukan hipotesis, merancang kegiatan, mengumpulkan data dan pada akhirnya menyimpulkan suatu gejala alam yang ada. Proses belajar ini tentunya tidak lepas dari motivasi berprestasi siswa baik internal atau ekternal, dengan adanya motivasi berprestasi yang dimiliki oleh siswa tentunya akan mempengaruhi hasil belajar yang ada. Siswa dengan motivasi berprestasi berpresatasi yang tinggi akan senantiasa mencapi tujuan dengan keberhasilan yang tinggi pula begitupun sebaliknya. Untuk memperoleh hasil akhir yang mampu diterima siswa maka fakta-fakta yang diperoleh oleh siswa perlu dihubung-hubungkan sehingga menjadi kesatuan yang kompleks. Hal yang demikian tidak lepas dari peranan kemampuan berpikir abstrak siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi akan lebih mudah untuk menarik suatu fakta mejadi simpulan dan siswa yang memiliki

commit to user

kemampuan berpikir abstrak rendah tentunya perlu bantuan dari seorang guru untuk mencapai suatu simpulan yang dapat diterima oleh siswa.

2. Implikasi Praktis

Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL ditinjau dari aspek kemampuan berpikir abtrak siswa dan motivasi berprestasi siswa pada materi dinamika partikel sangat perlu diterapkan dalam rangka membentuk pola pikir sains siswa. Karena dalam pembelajaran ini menuntut seorang siswa untuk selalu aktif dalam memperoleh informasi dari observasi, membuat pertanyaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan data dan membuat simpulan. Hendaknya guru benar-benar memperhatikan model yang akan digunakan sehingga dalam proses pembelajaran akan mendapatkan tujuan apa yang telah ditentukan terlebih dahulu. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah motivasi berprestasi siswa karena dalam proses pembelajaran CTL dan inkuiri terbimbing motivasi memegang peranan yang penting. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan melakukan kegiatan pembelajaran yang baik, siswa ini akan terus mencoba untuk membuktikan suatu fenomena alam. Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah kemampuan berpikir abstrak siswa. Kemampuan berpikir abstrak akan mengarahkan seorang anak untuk mengaitkan berbagai fakta di lingkungan menjadi suatu konsep dasar fisika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

C. SARAN

1. Saran untuk Guru

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang di atas maka dapat dikemukakan saran untuk guru adalah sebelum memulai pelajaran hendaknya seorang guru menentukan tujuan atau ketrampilan yang akan diberikan oleh siswa. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL sangat baik digunakan untuk membentuk pola pikir sains kepada siswa terutama pada materi dinamika partikel. Untuk menghasilkan prestasi belajar yang maksimal hendaknya guru memperhatikan kondisi internal siswa. Proses belajar yang mengarah pada kegiatan praktikum atau eksperimen mengutamakan kemampuan berpikir abstrak siswa. Kemampuan ini perlu dilakukan pengukuran oleh guru sebelum melakukan proses belajar mengajar. Selain itu motivasi berprestasi siswa juga perlu diketahui dulu oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran karena mengingat kegiatan belajar akan banyak terpusat pada siswa.

2. Saran untuk peneliti berikutnya

Rumpun kegiatan pembelajaran untuk melatih pola pikir sains siswa selain CTL dan Inkuiri terbimbing masih terdapat model pembelajaran lain. Tentunya model pembelajaran ini akan memberikan sumbangan penelitian yang lain pula. Dalam penelitian ini tentunya harus memperhatikan kondisi siswa. Pelatihan pola pikir sains akan lebih efektif diberikan kepada siswa dengan tingkat kecerdasan menegah ke atas. Hal yang demikian menjadi acuan karena dalam kegiatan

commit to user

pembelajaran ini menuntut siswa untuk mandiri dan aktif terhadap instruksi-instruksi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Kondisi internal siswa selain motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir abstrak sangat mutlak diperlukan juga, gaya belajar dan cara berpikir anak merupakan hal yang akan memberikan hasil lain dalam penelitian. Gaya belajar anak akan dibagi-bagi baik audio, visual atau audiovisual tentunya akan memberikan sumbangan yang lain guna melengkapi penelitian ini.

Dokumen terkait