• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. SIMPULAN

1. Sjafruddin Prawiranegara lahir di Banten 28 Februari 1911. Ayahnya, seorang birokrat dan agamis, sementara ibunya berdarah Minang. Sjafruddin dididik dalam lingkungan sekolah Belanda dan hanya mendapatkan pendidikan agama secara informal dari lingkungan keluarga dan kampungnya. Sjafruddin menempuh pendidkan di ELS, MULO, dan AMS di Bandung. Sjafruddin kemudian masuk ke RHS dan terlibat dalam organisasi Mahasiswa yang bernama USI (Unitas Studiosorum Indoneesiensis). Kehidupan Ayahnya sebagai priyayi yang taat pada ajaran agama Islam, dekat dengan dan memperjuangkan nasib rakyat, namun cara berpakaian secara Barat, menjadi pedoman yang membuat Sjafruddin bisa bergaul dengan kalangan santri modernis dan kaum sosialis sekuler, selalu berlandaskan pada ajaran agama Islam saat mengambil keputusan, dan berani melawan arus dalam memutuskan kebijakan. Dikeluarkannya maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan partai politik, maka setiap anggota KNIP harus memilih dan masuk kedalam salah satu partai. Rasa cinta kepada orang tuanya terutama kepada ayahnya sebagai muslim yang saleh, maka Sjafruddin memilih menjadi anggota Masyumi. Peran Sjafruddin dalam partai Masyumi sangat besar, pemikiran Sjafruddin banyak memberikan gambaran ideologi dan kebijakan Masyumi.

2. Peran Politik Sjafruddin bagi Indonesia tahun 1945-1961 yaitu diawali dengan dipilihnya Sjafruddin menjadi salah satu anggota Badan Pekerja KNIP pada tanggal 16 dan 17 Oktober 1945. Peran penting Sjafruddin selanjutnya yaitu menjadi Menteri Keuangan Kabinet Sjahrir III dengan kebijakan mengeluarkan Oeang Republik Indonesia (ORI). Peristiwa dikeluarkannya ORI merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan ekonomi Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan dan sedang membebaskan diri dari kolonialisme ekonomi, sebagai alat perjuangan kemerdekaan dalam membiayai berbagai macam keperluan negara.

commit to user

Sjafruddin Prawiranegara sebagai Menteri Kemakmuran memperbaiki ekonomi Indonesia. Sjafruddin ditunjuk untuk membentuk PDRI pada tahun 1948 guna menyelamatkan Republik dengan menjamin kelangsungan hidup negara Republik Indonesia, memenuhi tuntutan hukum internasional, dan untuk melanjutkan Perjuangan. Sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Hatta tahun 1949, Sjafruddin mengeluarkan kebijakan penting yaitu “Operasi Gunting Sjafruddin” yang berhasil menembak beberapa sasaran yaitu pengganti uang yang bermacam-macam itu dengan mata uang baru, mengurangi jumlah uang yang beredar untuk menekan inflasi dengan demikian menurunkan harga barang, mengisi kas pemerintah dengan pinjaman wajib. Pada tahun 1951 Sjafruddin Prawiranegara terpilih menjadi Gubernur De Javasche Bank, dan pada 1953 Sjafruddin menjadi Gubernur Pertama Bank Indonesia. Ketika menjadi Gubernur Bank Indonesia, Sjafruddin berhasil mengelola manajemen keuangan yang bagus dan juga meletakkan dasar-dasar kebijakan moneter Bank Indonesia yang masih menjadi pedoman sampai sekarang. Pada tanggal 15 Februari 1958, Dewan Perjuangan memutuskan Sjafruddin menjadi Perdana Menteri. Sjafruddin memimpin PRRI sebagai bentuk koreksi atas pemerintahan Republik pusat, dan untuk membela kebenaran dan keadilan.

B. IMPLIKASI

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan muncul implikasi yang dapat dipandang dari berbagai segi sebagai berikut :

1. Teori

Sjafruddin Prawiranegara memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Peran yang dilakukan Sjafruddin adalah upaya untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses politik yang berlangsung di Indonesia. Partisipasi tidak dilakukan karena keinginan Sjafruddin, namun atas desakan dari berbagai pihak serta kondisi dan kemampuan yang dimiliki Sjafruddin. Kemampuan dan kompetensi yang dimiliki Sjafruddin membuatnya menjadi elite politik yang berperan penting dalam perkembangan politik Indonesia. Sebagai contoh Sjafruddin bergabung

commit to user

dengan Masyumi. Dalam percaturan politik Indonesia, sistem koalisi dan oposisi yang terjadi pada masa demokrasi liberal yang menempatkan Sjafruddin sewaktu-waktu sebagai koalisi dan oposisi, telah mengakar pada sistem politik Indonesia saat ini, terlihat dalam pola oposisi terselubung.

Partai politik dihuni oleh para elite politik yang berperan penting dalam kebudayaan politik. Elite politik melakukan suatu aktivitas politik yang

menyebabkan terjadinya pergeseran dalam sistem politik. Sjafruddin

Prawiranegara merupakan salah satu elite politik yang berperan aktif dalam kebudayaan politik Indonesia. Sebagai seorang elite Sjafruddin Prawiranegara merealisasikan pemikirannya menjadi kebijakan yang bersifat umum. Seperti kebijakan mengeluarkan ORI, kebijakan “Operasi Gunting Sjafruddin”, dan meletakkan dasar-dasar kebijakan moneter Bank Indonesia yang masih menjadi pedoman sampai sekarang. Perannya berfungsi sebagai pemeliharaan atas stabilitas politik di Indonesia pada tahun 1945-1961.

2. Praktis

Implikasi praktis dari penelitian ini terhadap pendidikan adalah sebagai wacana baru tentang peran seorang tokoh besar dengan kepribadian yang patut dicontoh generasi muda. Prinsip hidup Sjafruddin yakni seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah dan bagian dari agama, membuat setiap keputusan dan kebijakan yang diambil selalu berlandaskan ajaran agama Islam. Sikap Sjafruddin yang jujur, berpikir kritis, berpedoman dan taat pada ajaran agama dapat diterapkan pada pelajar dan mahasiswa.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat penulis ungkapkan ialah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti yang tertarik untuk memperdalam kajian tentang Sjafruddin Prawiranegara, diharapkan dapat meneliti lebih mendalam dari

commit to user

kebijakan Sjafruddin agar dapat mengangkat peran Sjafruddin di Indonesia. Seperti kebijakan ekonomi yang berdasarkan pada ekonomi Islam. Mengingat kajian yang membahas ekonomi Islam yang di kembangkan Sjafruddin masih sangat sedikit, dan juga pandangan monetaris Sjafruddin merupakan salah satu kebijakan pembangunan yang digunakan pemerintah Orde Baru. Selain itu, diharapkan muncul penelitian yang mengkaji mengenai tokoh-tokoh lain yang berperan penting dalam sejarah Indonesia.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Keteladanan Sjafruddin Prawiranegara sebagai pemimpin dan memiliki kepribadian dengan sifat jujur, integritas dan intelektual yang tinggi, berhati-hati dalam mengambil keputusan, keyakinan yang tinggi dan berani memutuskan kebijakan yang terkadang melawan arus, sikap realistis, selalu mendasarkan kebijakan dan pemikirannya pada ajaran Islam, sikap kritis, berpedoman dan taat pada agama, merupakan panutan yang harus dicontoh institusi pendidikan untuk mengambil kebijakan dan keputusan. Untuk meningkatkan jiwa nasionalisme para pelajar, maka kajian mengenai tokoh-tokoh yang berperan penting bagi Indonesia perlu diangkat sebagai sumber pembelajaran, terutama generasi penerus bangsa.