• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Keberadaan KPHP Model Kerinci berpotensi berperan dalam pengembangan wilayah Kabupaten Kerinci. Hal ini ditunjukkan dari Nilai Ekonomi Total Sumberdaya Hutan pada Wilayah KPHP Model Kerinci sebesar Rp. 337 milyar/tahun. Dari nilai tersebut, yang berpotensi menyumbang terhadap PDRB tercatat (PDRB Coklat) adalah dari nilai ekonomi kayu dan nilai ekonomi agroforestri sebesar Rp.303 milyar/tahun atau sekitar 7,51%.

2. Untuk dapat merealisasikan nilai sumberdaya hutan pada simpulan 1, maka dibutuhkan kelembagaan yang ideal yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Model Kelembagaan KPHP Model Kerinci perlu dikembangkan dengan pembentukan resort-resort pengelolaan pada beberapa kecamatan.

42

Ada enam resort pengelolaan yang dibentuk berdasarkan pertimbangan luasan kawasan, kedekatan lokasi dan potensi pemanfaatan lahan.

3. Kabupaten Kerinci sudah siap dalam pembangunan KPHP Model Kerinci. Hal ini terlihat dari tingkat capaian kesiapan daerah sebesar 55,6%. Namun ada beberapa indikator yang harus dibenahi terutama indikator pada kriteria dukungan regulasi dan perencanaan.

Saran

1. Dibutuhkan suatu perencanaan dengan pola partisipatif, dimana dalam proses pengambilan keputusan melibatkan berbagai stakeholder.

2. Pengelolaan KPHP Model Kerinci sebaiknya diselenggarakan dengan manajemen kolaboratif yaitu pengelolaan secara bersama dan sinergis oleh para pihak atas dasar kesepahaman dan kesepakatan bersama sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sehingga dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan KPHP Model Kerinci.

43

DAFTAR PUSTAKA

[Baplan] Badan Planologi Departemen Kehutanan. 2006. Penyusunan kriteria dan standar kelembagaan KPH. Jakarta (ID): Departemen Kehutanan.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Kerinci Dalam Angka Tahun 2013. Kerinci (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci.

Brown. 2001. Teaching by principles An active approach to language pedagogy. (2nd ed). San Francisco: Addison Wesley Longman, Inc.

Clarkson PM, Dan AS. 1994. The Association between Audit Quality, Retained Ownership, and Firm-Specific Risk in U.S. vs. Canadian IPO Markets. Journal of Accounting and Economics. Vol. 17: 207-228.

Darusman D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia: Dokumentasi Kronologis Tulisan 1986 - 2002. Bogor (ID): Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta (ID): Erlangga.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 2006. Rencana strategis Kementerian/Lembaga (Restra — KL) Departemen Kehutanan Tahun 2005-2009. Jakarta (ID): Departemen Kehutanan.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 2009. Siaran pers nomor: S.3991P1K-1/2009, Menteri Kehutanan tetapkan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi NTB dan Sultra. Jakarta (ID): Departemen Kehutanan http://www.dephut.go.id/ index.php. [12 Agustus 2009]

Djakapermana RD. 2010. Pengembangan Wilayah melelui Pendekatan Kesisteman. Bogor (ID): IPB Press

Djauhari F. 2010. Pembentukan Kelembagaan KPHP Model Gunung Sinopa Provinsi Maluku Utara. Kerta Kerja Perorangan Rencana Aksi. Diklat Calon Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KKPH). Bogor (ID): Pusdiklat Kehutanan Kementerian Kehutanan.

Djogo TS, Suharjito D, Sirait M. 2003. Kelembagaan dan Kebijakan dalam Pengembangan Agroforestri. Bogor (ID): World Agroforestry Centre (ICRAF).

Fauzi A. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Bogor (ID): IPB Press.

Firdaus M, Harmini, Farid MA. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

Harahap N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove & Aplikasinya dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu

Kartodihardjo H, Nugroho B, Putro HR. 2011. Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan: Konsep, Peraturan Perundangan dan Implementasi. Kerjasama Kementerian Kehutanan dengan GIZ FORCLIME. Jakarta (ID): Debut Wahana Sinergi.

Kartodiharjo H. 2008. Kerangka Hubungan Kerja antar Lembaga Sebelum dan Setelah Adanya KPH: Upaya Peningkatan Investasi dan Efektivitas Pengelolaan Hutan. Laporan Project: Strengthening the Management Capacities in The Ministry of Forestry.

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2010. RKTN (Rencana Kehutanan Tingkat Nasional) Draft 20 Agustus 2010. Jakarta.

44

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2013. Laporan Inventarisasi Biogeofisik KPHP Model Kerinci. Pangkal Pinang 9ID); BPKH Wilayah XIII Pangkal Pinang, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Kementerian Kehutanan. [Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2014. Rencana Pengelolaan Hutan: KPHP

Model Kerinci. Pangkal Pinang (ID): BPKH wilayah XIII Pangkal Pinang, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Kementerian Kehutanan.

Khan A, Kartodihardjo H, Darusman D, Hasibuan I, Beni FS. 2004. Menyimak Perjalanan Otonomi Daerah: Sektor Kehutanan. Workshop Penguatan Desentralisasi Sektor Kehutanan di Indonesia. Badan Planologi Departemen Kehutanan Tahun 2004. Hlm 85-100.

Koentjaraningrat. 1997. Indonesian Anthropology. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia.

Makkasau K. 2012. Penggunaan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam Penentuan Prioritas Program Kesehatan (Studi Kasus Program Promosi Kesehatan). Jurnal Jati Undip. 7(2):105-112.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi: Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. . Jakarta (ID): PT Gramedia Widya Sarana Indonesia (Grasindo)

Ngakan PO, Komaruddin H, Moeliono M. 2008. Menerawang Kesatuan Pengelolaan Hutan di Era Otonomi Daerah. Governance Brief, Nomor 38. Januari 2008. Forest Governance Programme. Bogor (ID): Cifor. North, D.C. 1990. Institutions, institutional change and economic performance.

Cambridge (UK): Cambridge University Press.

Ostrom, E. 2008. How Type of Goods and Property Rights Jointly Affect Collective action. Journal of Theoritical Politics Vol. 15 (3).

Pakpahan A. 1989. Perspektif Ekonomi Institusi dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta (ID)

Pejovich S. 1999. The Transition Process in an Arbitrary State: The Case for the Mafia. Italy (IT): International Centre for Economic Research.

Puspitojati T. 2008. Preferensi Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Hutan Produksi (Studi Kasus Pengelolaan Hutan Produksi di KPH Bogor) [Desertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2011. Perencanaan Pengembangan Wilayah.

Jakarta (ID): Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesia.

Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin. Terjemahan. Jakarta (ID): PT. Pustaka Binaman Presindo.

Saaty TL. 1980. How to Make Decision : The Analytical Hierarchy Process. Eropean Journal of Operational Research. 48:9-26.

Saaty TL. 2008. Decision Making with the Analytic Hierarchy Process. International Journal Services Sciences I (l) :83-98.

Sahyuti. 2006. 30 Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. Jakarta (ID): PT. Bina Rena Pariwara.

Schotter A. 1981. The Economic Theory of Social Institutions. Cambridge (UK): Cambridge University Pres.

Tadjudin, D. 2000. Manajemen kolaboratif. Bogor (ID): Pustaka Latin.

Thoha, A S. 2013. Peluang Hutan Komunitas dalam Perdagangan Karbon (www.latin.or.id/index.php/berita-redd/44-peluang-hutan-komunitas-dan-perdagangan-karbon.html) diakses tanggal 24 Oktober 2013.

Triantaphyllou E, Mann SH. 1995. Using The Analytical Hierarchy Process for Decision Making In Engineering Applications: Some Challenges. International Journal of Industrial Engineering. 2(l):35-44.

45 Lampiran 1 Kuisioner Analisis Willingness to Pay (WTP)

KUISIONER ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DALAM PENILAIAN MANFAAT JASA LINGKUNGAN PADA

WILAYAH KPHP MODEL KERINCI

Nomor Responden :...

Tanggal Wawancara :...

Nama :...

Alamat :... Data dalam kuisioner ini akan digunakan dalam penyusunan tesis: Nama : Mika Lestaria

NRP : A156130254

Program Studi : Ilmu Perencanaan Wilayah (PWL)

Judul Tesis : Analisis Kelembagaan dan Peranan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Kerinci

Besar harapan saya, Bapak/Ibu dapat berpartisipasi dalam penelitian tesis saya ini. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu dalam menjawab kuisioner ini, saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda [x] pada jawaban yang telah tersedia

DAFTAR PERTANYAAN A. Karakteristik Responden

1. Jenis kelamin : [a] Laki-laki [b] Perempuan 2. Usia : ... Tahun

3. Status : [a] Menikah [b] Belum Menikah 4. Pendidikan Formal Terakhir :

[a] Tidak Sekolah [b] SD

[c] SMP/Sederajat [d] SMA/Sederajat

46

5. Pekerjaan :

[a] Petani (Pemilik/Penggarap) [b] PNS [c] Pegawai Swasta [d] Wiraswasta [e] Pensiunan PNS [f] Lainnya,... 6. Pendapatan :

[a] < 500 ribu [b] 500 ribu – 1 juta [c] > 1 juta

[d] Tepatnya...

7. Status Kependudukan : [a] Penduduk Asli [b] Pendatang

B. Kondisi Tempat Tinggal

1. Kira-kira berapa jarak (dalam meter) antara rumah Saudara/Saudari dengan Kawasan Hutan KPHP Model Kerinci?

[a] < 100 [b] 101 - 500 [c] 501 – 1.000 [d] > 1.000

2. Apakah anda menyukai tempat tinggal anda sekarang? [a] Ya

[b] Tidak Alasan :

[a] Faktor lingkungan

[b] Faktor kedekatan dengan tempat kerja [c] Faktor harga tanah

[d] Faktor keturunan/tanah warisan

[e] Lainnya, sebutkan ...

3. Bagaimana kondisi jasa lingkungan (air, kesejukan udara) dari kawasan hutan pada KPHP Model Kerinci yang Saudara/Saudari rasakan sekarang? [a] Jelek

[b] Biasa [c] Baik

4. Harapan anda sebagai penduduk yang tinggal berdekatan dengan kasan hutan KPHP Model Kerinci?

... ... ...

47 C. Kesediaan Membayar atas Manfaat Jasa Lingkungan dari Sumberdaya

Hutan pada KPHP Model Kerinci

SKENARIO

“Jika manfaat jasa lingkungan dari kawasan hutan KPHP Model Kerinci ini ingin tetap lestari dan dapat dirasakan selama mungkin, maka perlu adanya upaya pelestarian dari masyarakat sekitar. Suatu saat nanti kualitas lingkungan akan menurun yang dikarenakan berbagai penyebab antara lain, pemanfaatan lingkungan yang tidak ramah lingkungan dan keterbatasan dana untuk tetap menjaga kualitas lingkungan tetap baik. Apa Saudara/Saudari bersedia membayar sejumlah uang untuk menjaga kualitas hutan agar tetap baik sehingga manfaat jasa lingkungannya dapat dirasakan terus menerus?”

1. Apakah Saudara/Saudari setuju jika dilakukan suatu upaya perbaikan kualitas lingkungan agar jasa lingkungan dapat terjaga?

[a] Setuju [b] Tidak Setuju

Alasan :...

2. Apakah Saudara/Saudari bersedia untuk membayar untuk perbaikan kualitas lingkungan agar manfaatnya dapat dirasakan terus menerus?

[a] Bersedia [b] Tidak Bersedia

Alasan :...

3. Berapa besar uang (dalam rupiah/bulan) yang bersedia anda bayar agar manfaat jasa lingkungan dapat dirasakan terus menerus?

[a] 5.000 [b] 10.000 [c] 15.000 [d] 20.000 [e] 25.000 [f] 30.000

48

Lampiran 2 Kuisioner Analisis Kesiapan Daerah dalam Pembangunan KPHP Model Kerinci

LEMBAR KUISIONER ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP)

Dokumen terkait