• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinopsis dari “Silent Cries”

Dalam dokumen RENCANA PELAJARAN HAK ASASI MANUSIA (Halaman 99-103)

Abdul adalah seorang Asia Tenggara yang bekerja di sebuah bioskop di salah satu kota di Asia Tenggara. Ia tidak mendapatkan paspornya kembali setelah diserahkannya kepada majikannya dua tahun yang lalu. Majikannya bersikukuh mengatakan bahwa paspor itu masih berada di kantor imigrasi. Setiap hari Abdul menghadapi risiko ditangkap polisi karena ia tidak dapat menunjukkan surat-surat resminya seperti paspor atau surat izin tinggal.

Negara tempat Abdul bekerja merupakan tempat tinggal sementara bagi + 3 juta buruh migran. Mereka berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan dan bertujuan mencari nafkah yang lebih baik. Kehidupan sebagai yang memberikan jaminan kehidupan yang bermartabat baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya.

dapat dilihat pada video dokumenter.

2. Analisis

Guru bertanya kepada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Pelanggaran apa yang dilakukan majikan Abdul terhadapnya? • Bagaimana perasaanmu mengenai permasalahan buruh migran? • Masalah apa yang dihadapi buruh migran?

• Perlindungan apa yang harus diberikan kepada buruh migran dalam hal hak-haknya sebagai buruh migran?

Guru menulis jawaban siswa pada papan tulis.

3. Abstraksi

Guru merangkum jawaban siswa dengan menekankan kondisi kerja buruh migran yang berbeda-beda.

Guru menjelaskan bahwa dalam sistem hak-hak asasi manusia internasional, buruh migran adalah seorang yang “akan, sedang, atau sudah terlibat dalam suatu kegiatan yang ada upahnya yang dilakukannya dalam suatu negara yang bukan negara asalnya.” Jadi, kata migran mengacu kepada seorang yang bukan warga negara dari negara tempat ia bekerja. Guru juga menjelaskan bahwa ada ”buruh migran” yang bermigrasi dari negara bagian yang satu (biasanya daerah pedesaan) ke yang lain (biasanya daerah perkotaan) untuk bekerja. Mereka semestinya diperlakukan sama dengan warga negara yang lain.

Guru kemudian membahas syarat-syarat yang ada dalam Pasal 23 (3) Deklarasi Uni-versal tentang Hak Asasi Manusia. Guru menekankan bahwa buruh migran mempunyai hak yang sama seperti yang dimiliki pekerja yang lain, yakni hak atas “pengupahan yang adil dan menguntungkan yang memberikan jaminan kehidupan yang bermartabat baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya.”

Guru memberi tahu siswa bahwa masyarakat internasional (yang diwakili oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa) sudah menerima sebuah persetujuan internasional mengenai hak-hak buruh migran - Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-hak Buruh Migran dan Anggota Keluarga Mereka (International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of their Families). (Lihat catatan di bawah).

Guru kemudian menjelaskan bahwa dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu buruh migran memperoleh manfaat dari persetujuan internasional ini.

4. Penerapan

Guru meminta siswa mengarang slogan atau deklarasi yang lain untuk memperjuangkan perwujudan hak-hak buruh migran.

5. Penutup Pelajaran

Guru mengatakan kepada siswa bahwa buruh migran sama dengan semua tenaga kerja yang lain yang memiliki hak asasi manusia baik secara umum maupun secara khusus sebagai tenaga kerja. Saat ini terdapat cukup banyak standar hak-hak asasi manusia yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun untuk melindungi, mendukung dan merealisasi hak-hak asasi manusia buruh migran. Dengan membantu buruh migran mewujudkan hak-hak mereka bukan hanya buruh migran yang diuntungkan tetapi juga masyarakat tempat mereka bekerja.

IV. PENILAIAN

Guru meminta siswa membuat daftar sejumlah hak buruh migran yang utama dan bagaimana pemerintah semestinya melindungi hak-hak ini.

V. TUGAS

Guru menugaskan siswa berlatih menulis surat kepada kepala instansi pemerintah yang mengurus buruh migran, yang isinya mengingatkan badan ini agar mengambil langkah-langkah melindungi buruh migran.

Informasi tambahan

Pada bulan Desember tahun 1990, Majelis Umum menerima Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-hak Buruh Migran dan Anggota Keluarga Mereka. Sebagaimana setiap persetujuan internasional tentang Hak Asasi Manusia konvensi ini menetapkan standar-standar untuk menciptakan model undang-undang dan prosedur hukum dan administratif negara masing-masing. Pemerintah dari negara yang meratifikasi atau menyetujui Konvensi tersebut berupaya menerapkan syarat-syarat Konvensi dengan mengambil langkah-langkah yang perlu. Mereka berupaya memastikan bahwa buruh migran yang haknya dilanggar dapat mencari keadilan.

Hak-hak asasi manusia dan buruh migran

Buruh migran bukan produk abad ke-20. Sejak saat tenaga kerja mulai mendapat imbalan upah, banyak pria dan wanita meninggalkan negerinya untuk mencari nafkah di tempat lain. Bedanya ialah bahwa dewasa ini jumlah buruh migran jauh lebih besar daripada di masa lalu. Berjuta-juta manusia

yang sekarang mendapatkan nafkah – atau sedang mencari nafkah – datang ke negara tempat tinggal mereka saat ini sebagai orang asing.

Mengapa mereka beremigrasi?

Kemiskinan dan kegagalan dalam memperoleh uang atau menghasilkan sesuatu yang cukup untuk dapat menunjang kehidupan diri sendiri atau keluarganya merupakan alasan utama yang melatari kepergian para pencari pekerjaan dari satu negara ke negara yang lain. Alasan ini tidak hanya mendorong perpindahan dari negara miskin ke negara yang kaya; kemiskinan juga mendorong perpindahan dari negara berkembang yang satu ke yang lain yang prospek pekerjaannya sekilas tampak lebih baik.

Masih ada alasan lain mengapa orang pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. Perang, perjuangan perseorangan, keselamatan yang terancam atau pengejaran sebagai akibat diskriminasi rasial, etnis, warna kulit, agama, bahasa atau pandangan politik, semuanya memberi sumbangan kepada besarnya arus buruh migran.

Sumber: Fact Sheet No. 24, The Rights of Migrant Workers, UN Office of the High Commissioner for Human Rights, Geneva, Switzerland. website: www.unhchr.ch

Dalam dokumen RENCANA PELAJARAN HAK ASASI MANUSIA (Halaman 99-103)