• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN REOG KRIDHA BEKSA LUMAKSANA

2.1.2 Reog Kridha Beksa Lumaksana

2.1.2.1 Sinopsis Hanoman Obong

Para penari memasuki panggung secara perlahan dengan membentuk dua

baris. Sesampainya di panggung para penari duduk sambil menunggu instruksi dari

tembangan Pentul dan Bejer, kemudian mereka pun menari bersama-sama sebagai

tari pembuka yang menjadi ciri khas reog. Setelah selesai semua penari ke belakang

membawa obor untuk menyalakan api di sekitar panggung yang menandakan cerita

akan dimulai. Selesai menyalakan Buto dan kera kembali ke belakang panggung

diikuti Lembatak.

Cerita diawali ketika Rama, Lesmana, dan Sinta sedang berada di hutan. Sinta

melihat kijang kencana yang sangat menarik. Berulang kali Sinta mencoba

menangkapnya, tetapi selalu gagal. Dia pun meminta bantuan Rama untuk

menangkapnya. Sebelum pergi mengejar kijang kencana, Rama memerintahkan

Lesmana untuk menjaga Sinta.

Kijang kencana begitu lincah, sehingga Rama kesulitan untuk menangkapnya.

Kelincahan kijang kencana, membuat Rama curiga, maka dia memanahnya. Seketika

kijang kencana berubah ke wujud aslinya yang ternyata adalah jelmaan Cakil atau

Kala Marica. Cakil menyamar diperintah oleh Rahwana untuk menjauhkan Rama dari

Sinta.

Sementara di sisi lain, Sinta mengkhawatirkan keadaan Rama. Lesmana

diperintahnya untuk melihat keadaan Rama. Dengan berat hati Lesmana pergi.

Sebelum pergi, Lesmana membuat lingkaran dengan krisnya, supaya Sinta aman dari

marabahaya. Rahwana yang sejak tadi melihat gerak-gerak Sinta dan Lesmana,

merubah wujudnya menjadi seorang kakek. Rahwana berpura-pura meminta

pertolongan Sinta. Ketika Sinta keluar dari lingkaran, Rahwana langsung

membawanya pergi.

Rama masih bertarung melawan Cakil. Beberapa kali serangan Cakil dapat

andalannya. Dia mampu menghindar serangan keris, lalu membalikan keris Cakil

hingga Cakil tertusuk kerisnya sendiri. Dengan sempoyangan Cakil pergi. Lesmana

datang menghampiri Rama, tetapi Rama langsung marah karena Sinta ditinggal

sendiri. Mereka pun langsung mencari pergi mencari Sinta

Jatayu yang sedang terbang mendengar teriakan minta tolong Sinta. Dia pun

mencoba menolong Sinta. Pertarungan sengit antara Rahwana dan Jatayu tidak

terelakan. Jatayu mampu mengalahkan Rahwana, tetapi berkat ajian Pancasona yaitu

ketika mati jika tubuhnya menyentuh tanah, maka akan hidup kembali. Pertarungan

tersebut menguras energi Jatayu. Akhirnya Jatayu dikalahkan oleh Rahwana.

Rama dan Lesmana masih mencari Sinta ke segala penjuru hutan. Di dalam

perjalanan mereka menemukan seekor burung garuda sedang terluka yaitu Jatayu.

Jatayu menceritakan kejadian tersebut kepada mereka, bahwa Rahwana menculik

Sinta. Belum selesai bercerita Jatayu keburu menemui ajalnya. Mereka menggelar

doa untuk Jatayu supaya diterima sang pencipta.

Sugriwa yang telah ditolong Rama mengalahkan kakaknya Subali bersedia

membantu menyerang Rahwana. Sebelum memulai peperangan Rama mencari

seorang duta. Hanoman dipilih menjadi duta ke kerajaan Alengka yang dipimpin

Rahwana. Rama memberikan cincin kepada Hanoman, supaya Sinta mengerti bahwa

Hanoman adalah utusan Rama.

Terpilihnya Hanoman sebagai duta ke Istana Alengka, membuat Anggada

atau kera merah iri kepada Hanoman. Anggada mengamuk, Hanoman yang kebetulan

pasukan kera datang. Rama memisahkan pertarungan mereka, kemudian mereka pun

berdamai.

Hanoman berangkat ke Istana Alengka. Di dalam perjalanan Hanoman

bertemu Buto Milkataksini sang penguasa samudra. Milkataksini menghalangi

perjalanan Hanoman, maka terjadilah pertarungan antara Milkataksini dengan

Hanoman. Diawal pertarungan Hanoman kalah, tetapi Hanoman dapat membalikan

keadaan, sehingga Milkataksini dapat dikalahkannya. Kemudian Hanoman

melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di Alengka Hanoman mencari-cari Sinta. Setelah menemukan,

dia memberikan cincin Rama kepada Sinta. Cincin itu masih muat di jari Sinta yang

tandanya Sinta masih suci. Sebelum pulang Hanoman ingin memberikan pelajaran

kepada para raksasa, maka dia pun mulai merusak istana Alengka. Setelah puas

mengacaukan Alengka, Hanoman berpura-pura mengalah dari Indrajid, anak

Rahwana.

Dalam kondisi dirantai, Hanoman dibawa oleh Indrajit ke hadapan Rahwana.

Tiba-tiba Hanoman melepas rantai yang melilitnya, lalu menyerang Rahwana.

Rahwana dengan cepat membalas serangan hingga Hanoman terpental. Kumbakarna

langsung mencegah Rahwana yang ingin membunuh Hanoman. Sekalipun

Kumbakarna mencegah, Rahwana tetap ingin membunuh Hanoman, maka

Kumbakarana pun diusir oleh Rahwana dari istananya.

Selepas kepergian Kumbakarna, Rahwana memerintahkan Indrajit supaya

Api yang tadinya digunakan untuk membakarnya justru membakar sebagian Istana

Alengka.

Peperangan antara kerajaan Alengka dengan pasukan Rama telah dimulai.

Rahwana geram karena banyak pasukan yang mati serta sanak keluarganya. Dia

memerintahkan Indrajit untuk membangunkan Kumbakarna untuk berperang. Indrajit

berangkat menuju peristarahatan Kumbakarna. Sesampainya di sana, Indrajit

mencoba membangunkannya dengan susah payah. Setelah Kumbakarna bangun,

Indrajit mengajak Kumbakarna untuk menghadap Rahwana.

Rahwana menyuruh Kumbakarna bergabung dalam perang, Kumbakarna

menolak karena tindakan kakaknya, yaitu Rahwana telah salah dengan bertindak

menculik Sinta. Pada akhirnya, Kumbakarna terjun ke medan perang, tetapi bukan

karena membela Rahwana yang telah menculik Sinta. Dia berperang untuk membela

bangsa Buto atau raksasa yang dibantai di medan pertempuran.

Para kera termasuk Hanoman dan Sugriwa menyerang Kumbakarna secara

bersamaan, tetapi mereka bukan tandingannya. Kemudian Kumbakarna dikeroyok

para kera rucah, sedikitpun dia tidak terluka. Lesmana turun ke medan pertempuran

untuk melawan Kumbakarna. Panah Lesmana dilesatkan ke arah tangan kanan, lalu

tangan kiri Kumbukarna hingga, tetapi Kumbakarna masih melawan para kera. Panah

Lesmana dilesatkan lagi ke arah kaki kanan. Terakhir Rama dan Lesmana memanah

Kumbakarna bersamaan, sehingga Kumbakarna gugur di medan perang.

Melihat adiknya yang telah tewas, Rahwana pun mengirimkan Indrajit untuk

kepayahan karena tenaga mulai habis, Indrajit yang melihat Rama langsung

menyerang dengan panah Kalabardani, tetapi tidak mempan. Lesmana melepaskan

panahnya ke arah Indrajit, hingga tewas seketika.

Rahwana akhirnya turun ke medan pertempuran. Dia menghabisi banyak kera.

Para kera tidak sanggup melawanannya, termasuk Hanoman dan Sugriwa. Lesmana

pun ikut bertarung, tetapi tidak sanggup melawan Rahwana. Rama turun tangan

menghadapi Rahwana. Berkali-kali Rahwana mati, tetapi seketika itu juga dia bangkit

lagi karena ajian Pancasona dan Rawaranteknya. Rama pun sempat dikalahkan.

Akhirnya Rama mengeluarkan panah sakti yang bernama Kiyai Dangu. Panah itu

dilesatkan, tetapi tidak membunuh Rahwana, hanya melukai terus menerus, hingga

Rahwana mengalami kesakitan terus menerus.

Kekalahan Rahwana disambut gembira oleh para kera termasuk Sinta. Sinta

yang telah menderita berada di tangan Rahwana ingin segera kembali ke pelukan

Rama, tetapi Rama meragukan bahwa Sinta masih suci. Untuk membuktikan bahwa

Sinta masih suci dibuat upacara pembuktian kesucian, yaitu dengan Sinta terjun ke

dalam api yang membara. Apabila Sinta terbakar berarti sudah tidak suci. Sinta pun

menceburkan dirinya ke dalam api. Kobaran api tidak mampu membakar Sinta yang

menandakan bahwa masih Suci. Rama pun datang menjemput Sinta dari api

penyucian.

Dokumen terkait