• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KONDISI UMUM

5.3. Sintesis

5.3.1. Functional Diagram

Hubungan antar ruang yang terbentuk berdasarkan konsep ruang yang telah dibuat tersaji pada Gambar 34. Secara garis besar ruang terbagi menjadi 3 yaitu ruang produksi, ruang wisata (edukatif dan rekreatif), dan ruang penyangga. Peruntukkan ruang produksi dan wisata memperhatikan fungsi-fungsi ekologis sehingga menunjang terhadap keberadaan ruang konservasi.

Gambar 34 Diagram hubungan keterkaitan antar ruang

Ruang Sifat Jenis Aktivitas Fasilitas

Produksi Ekonomis Budidaya anggrek dari pembibitan sampai pembungaan

Rumah kaca

Wisata Utama Edukatif Melihat dan

mempraktekkan langsung proses budidaya anggrek

Rumah kaca

Menelusuri dan mengobservasi koleksi anggrek di taman-taman tematik

Paranet, jalur interpretasi, papan interpretasi

Rekreatif Photo hunting, duduk- duduk, sightseeing

Bangku taman, dek kayu,

signage

Pendukung Wisata

Ticketing, belanja, makan, workshop, interpretasi anggrek melalui media/ fasilitas khusus

Loket tiket, pusat informasi, kios suvenir, kantin, multimedia room, program slide, video, film, rangkaian gambar

RUANG WISATA

RUANG PENYANGGA

sirkulasi produksi sirkulasi wisata sirkulasi antar ruang AKSES MASUK AKSES KELUAR RUANG PENERIMAAN RUANG

5.3.2. Blockplan

Tiga area yang telah dihasilkan pada tahap analisis spasial menjadi pedoman dalam membagi ruang pada blockplan (Gambar 35). Menurut Gunn (1994), dalam merencanakan kawasan wisata, hal pokok yang harus diperhatikan bahwa wisata yang dibuat dapat memberikan kepuasaan bagi pengunjung, aktivitas wisata di dalam kawasan tidak merusak sumber daya tapak, serta dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi tapak. Oleh karena itu, dalam membagi ruang dari ketiga area yang telah dihasilkan pada tahap analisis spasial, maka peruntukkan ruang dibagi lagi dengan memperhatikan hasil analisis deskriptif aspek biofisik dan wisata yang telah dianalisa berdasarkan 3 hal pokok yang dikemukakan Gunn tersebut. Rencana blok (blockplan) akan ditentukan sebagai dasar dalam perencanaan lanskap obyek wisata kebun anggrek. Berikut alokasi masing-masing peruntukkan ruang beserta deskripsinya:

1. Ruang produksi adalah ruang yang secara biofisik aman dan cukup sesuai sampai sesuai untuk aktivitas wisata dengan intensitas sedang sampai tinggi. Ruang utama ini berada pada kemiringan lereng 1-5%. Ruang yang sesuai untuk aktivitas wisata (1-5%) dan memiliki intensitas aktivitas yang tinggi diperuntukkan untuk kegiatan budidaya anggrek. Ruang tersebut sudah ada pada tapak yang akan tetap dipertahankan untuk aktivitas budidaya dan produksi anggrek. Pada ruang ini terdapat rumah kaca dengan anggrek di dalamnya sebagai obyek wisata dan aktivitas budidaya yang menjadi atraksi wisata.

2. Ruang wisata adalah ruang yang digunakan untuk melakukan aktivitas wisata tanpa ada kaitannya dengan produksi anggrek. Ruang ini berada pada kemiringan lereng 1-15% mencakup wisata edukatif dan rekreatif. Ruang wisata edukatif dan rekreatif sebenarnya saling berhubungan dan melengkapi. Obyek yang digunakan pada ruang tersebut adalah sama yakni anggrek tetapi tujuan kedua ruang tersebut berbeda. Anggrek pada ruang wisata edukatif digunakan sebagai obyek interpretasi, dimana untuk mengetahui morfologi dan fisiologis anggrek sebagai tujuan utamanya.

Sedangkan anggrek pada ruang wisata rekreatif dijadikan sebagai obyek keindahan yang dinikmati.

Dalam ruang wisata termasuk pula ruang pendukung wisata yang terdiri dari ruang penerimaan dan pelayanan wisata. Ruang pendukung wisata ini memanfatkan tapak yang berkemiringan 1-5%. Ruang penerimaan merupakan ruang yang pertama kali didatangi oleh pengunjung. Sebagai welcome area, ruang ini berfungsi memberikan identitas atau ciri khusus tapak sehingga menarik minat pengunjung. Ruang pelayanan wisata merupakan ruang yang akan menyediakan berbagai fasilitas penunjang wisata seperti tempat informasi, tempat makan, tempat istirahat, musholla. Area pelayanan informasi mencakup ruang multimedia mengenai anggrek. 3. Ruang penyangga adalah ruang dengan intensitas penggunaan dan tingkat

kesesuaian wisata yang rendah. Aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini sangat terbatas. Area ini didominasi oleh kemiringan lereng >15% sehingga lebih diarahkan kepada fungsi menjaga sumber daya biofisik tapak. Tujuan pengembangan ruang ini adalah ke arah fungsi konservasi yaitu menjaga agar kondisi ekologis kawasan tetap terjaga keseimbangannya, tidak terjadi erosi tanah, dan menjaga kondisi air tanah tetap baik sehingga mencukupi kebutuhan air pada tapak.

5.4. Perencanaan 5.4.1. Rencana Ruang

Rencana ruang merupakan penjabaran lebih lanjut dari konsep ruang yang terbagi menjadi 5 ruang. 5 ruang tersebut meliputi 1) Ruang penerimaan, 2) Ruang pelayanan, 3) ruang wisata utama, 4) ruang produksi, 5) ruang penyangga. Persentase luasan pengembangan ruang dapat dilihat pada Tabel 7. Daya dukung

Tabel 7 Rencana luas pengembangan ruang

Ruang penerimaan memiliki luas 250 m² (2,9% dari luas total keseluruhan). Ruang penerimaan ini merupakan ruang yang pertama kali di datangi oleh pengunjung. Sebagai welcome area ruang ini berfungsi memberikan identitas Kebun Anggrek dan pintu utama bagi pengunjung sehingga pengunjung mengetahui bahwa terdapat Kebun Anggrek di dalamnya dan menarik minat pengunjung untuk memasukinya.

Ruang pelayanan memiliki luas 603 m² (7,2% dari luas total keseluruhan). Ruang pelayanan wisata ini merupakan ruang yang akan menyediakan berbagai fasilitas penunjang wisata anggrek seperti ruang informasi. Ruang informasi adalah ruang yang direncanakan bagi pengunjung yang datang untuk mendapatkan informasi awal mengenai Kebun Anggrek. Ruang informasi ini memanfaatkan rumah pengelola yang selama ini tidak difungsikan. Ruang informasi ini pula dilengkapi pula kios suvenir, perpustakaan, musholla, dan toilet. Di ruang pelayanan ini juga terdapat ruang multimedia. Ruang multimedia ini memanfaatkan rumah kaca berukuran 36,7 m x 9,85 m dengan menggunakan luasan sebesar 11 m x 9,85 m untuk ruang ini. Ruang ini direncanakan untuk kegiatan workshop di dalamnya yang dapat menampung peserta sebanyak 10

No. Ruang Luas yang Direncanakan (m²) Persentase (%)

1 Penerimaan 250 2,9

2 Pelayanan 603 7,2

3 Wisata utama 3.770 44,6

4 Produksi 585,5 6,9

orang. Ruang pelayanan ini juga terdapat kantin dengan luasan 9,85 m x 15 m dan dapat menampung 20 orang.

Ruang wisata utama memiliki luas 3.770 m² (44,6% dari luas total keseluruhan). Di dalamnya terdapat rumah kaca berukuran 36,7 m x 9,85 m dimana kegiatan budidaya di dalamnya terbuka untuk pengunjung. Di dalam ruang wisata anggrek ini pula menampilkan wisata anggrek dalam bentuk taman anggrek dan hutan anggrek.

Ruang produksi memiliki luas 585 m² (6,9% dari luas total keseluruhan). Ruang ini berfungsi sebagai tempat budidaya anggrek dari proses pembibitan sampai pembungaan. Pada ruang ini terdapat dua buah rumah kaca. Rumah kaca berukuran 24,2 m x 9,85 m tetap dipertahankan untuk kegiatan produksi dimana aktivitas di dalamnya tertutup untuk pengunjung sedangkan rumah kaca yang berukuran 36,7 m x 9,85 m terbuka bagi pengunjung untuk wisata budidaya anggrek.

Ruang penyangga memiliki luas 3.251 m² (38,4% dari luas total keseluruhan). Ruang penyangga ini berfungsi melindungi Kebun Anggrek dari gangguan yang datangnya dari luar Kebun Anggrek sekaligus menjaga sumberdaya lahan dari erosi tanah.

Daya dukung untuk masing-masing ruang yang dikunjungi oleh pengunjung tersaji pada Tabel 8. Perhitungan daya dukung ini menggunakan jam operasi Kebun Anggrek yakni dari pukul 09.00-16.00 WIB.

Tabel 8 Daya Dukung Wisata

No. Lokasi Kapasitas /

Satuan Waktu Banyaknya Rotasi Kapasitas/ Hari (orang) 1 R. Informasi 11/1 jam 7 77 2 R. Multimedia 10/1 jam 7 70 3 Kantin 20/1 jam 7 140

4 Rumah Kaca 20/1 jam 7 140

5 Jalur Hutan Anggrek 12/30 menit 14 168 6 Jalur Taman Anggrek Gantung 11/30 menit 14 154 7 Jalur Taman Anggrek Paranet 11/30 menit 14 154 8 Jalur Taman Gaya Eropa 8/30 menit 14 112 9 Jalur Taman Gaya Jepang 8/30 menit 14 112

5.4.2. Rencana Sirkulasi

Sirkulasi yang direncanakan bertujuan untuk menghubungkan antar ruang yang terbentuk. Sehingga sirkulasi yang dikembangkan terbagi atas sirkulasi produksi dan sirkulasi wisata.

Sirkulasi produksi merupakan jalur pengelolaan dan produksi anggrek baik berupa lintasan alat-alat pertanian maupun untuk pengangkutan hasil. Sirkulasi untuk alat-alat pertanian direncanakan menyatu dengan jalur pejalan kaki di Kebun Anggrek. Hal ini untuk efisiensi luasan Kebun Anggrek. Lebar jalan yang direncanakan untuk sirkulasi produksi sebesar 4 m. Jalan ini dapat dilalui oleh mobil pengelola untuk mengangkut hasil anggrek yang akan didistribusikan ke pasar. Sedangkan lebar jalan untuk sirkulasi produksi di sekitar rumah kaca direncanakan sebesar 1,7 m. Jalur sirkulasi produksi ini akan ditutupi oleh material perkerasan dari semen dengan motif anggrek sebagai unsur dekoratifnya.

Sirkulasi wisata merupakan sirkulasi yang menghubungkan pengunjung dengan ruang-ruang wisata yang terbentuk. Sikulasi ini mencakup sirkulasi di dalam rumah kaca untuk wisata budidaya, sirkulasi di dalam paranet untuk interpretasi, serta sikulasi di luar bangunan yang digunakan untuk mengakses atraksi-atraksi wisata dalam Kebun Anggrek. Sirkulasi wisata direncanakan memiliki lebar 1-2 m. Material penutupnya berupa perkerasan berupa semen dan batu-batuan kecil.

5.4.3. Rencana Vegetasi

Di dalam rencana vegetasi ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang contoh vegetasi yang akan digunakan di tapak sesuai dengan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya yakni vegetasi utama dan pendukung. Vegetasi utama yang direncanakan di tapak adalah anggrek. Peletakkan anggrek ini mempertimbangkan habitasi anggrek yakni dari anggrek yang ditanam di atas tanah sampai yang menempel di pohon (Gambar 36).

Anggrek yang dikembangkan terbagi menjadi tiga tujuan. Pertama, anggrek untuk tujuan budidaya dan ekonomi. Anggrek dengan tujuan ini dimaksudkan untuk dibudidayakan sampai tahap pembungaan sehingga hasil dari penjualan

bunga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi Kebun Anggrek. Anggrek yang dikembangkan adalah Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) yang ditanam pada pot. Adapun alasan pemilihan Anggrek Bulan sebagai komoditas budidaya dikarena saat ini spesies tersebut sedang dikembangkan di tapak dan berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola, Anggrek Bulan merupakan icon Kota Magelang sehingga diharapkan dengan pembudidayaan Anggrek Bulan ini, Kebun Anggrek ini dapat menjadi salah satu icon wisata Kota Magelang.

Gambar 36 Beberapa habitasi anggrek (Sumber: Dokumentasi Vera DD.)

Anggrek dengan tujuan kedua yang dikembangkan di tapak adalah anggrek yang dimaksudkan sebagai obyek interpretasi. Anggrek dengan tujuan ini direncanakan ditempatkan pada ruang wisata yaitu untuk obyek interpretasi di taman anggrek (paranet) dan hutan anggrek. Anggrek sebagai obyek interpretasi dipilih anggrek hybrid dan anggrek spesies. Alasan pemilihan anggrek hybrid ini dikarenakan mudah berbunga dibanding anggrek spesies. Dengan keberadaan anggrek hybrid ini, di tapak akan menampilkan anggrek berbunga setiap waktu. Display bunga di taman anggrek dapat diganti-ganti bunganya secara periodik misal 2-4 kali dalam setahun. Pergantian bunga anggrek secara periodik ini membuat suasana kebun menjadi dinamis dan tidak monoton sehingga pengunjung dapat datang lebih dari 1 kali setahun dengan sajian display anggrek yang berbeda setiap berkunjung. Sedangkan anggrek yang ditampilkan pada hutan

anggrek adalah anggrek epifit yang menempel di batang pohon. Adapun anggrek epifit yang digunakan adalah Dendrobium biggibum yang rajin berbunga.

Anggrek dengan tujuan ketiga yang dikembangkan yaitu untuk pendukung keindahan tapak. Anggrek dengan tujuan ini hanya sebagai elemen estetis kebun dan bukan sebagai obyek interpretasi. Anggrek yang dipilih adalah anggrek spesies dan hybrid yang rajin berbunga. Beberapa dipilih anggrek yang tahan panas karena akan ditempatkan pada area-area yang minim naungan seperti sekitar area pelayanan. Rencana vegetasi dapat dilihat pada Tabel 9.

Vegetasi pendukung merupakan vegetasi yang keberadaannya dimaksudkan untuk mendukung kehidupan anggrek, penambah keindahan, dan penyangga Kebun Anggrek. Vegetasi yang dimaksud dapat bermanfaat dalam kehidupan anggrek seperti sebagai tempat menempel anggrek epifit. Vegetasi sebagai habitat anggrek epifit menggunakan Pohon Jati yang dipertahankan di tapak. Untuk menempelkan anggrek pada batang Pohon Jati yang licin maka sebelumnya batang pohon ditempeli media yang bisa menahan air sehingga anggrek epifit dapat melekat dengan baik. Adapun media tanam yang digunakan dapat berupa pakis maupun sabut kelapa (Gambar 37).

Gambar 37 Media tanam pada batang pohon yang licin (Sumber: Iswanto, 2002)

Vegetasi pendukung sebagai penambah nilai estetik dipilih semak dan perdu yang dipadu dengan anggrek secara harmonis. Rencana vegetasi pendukung tersaji pada Tabel 10. Beberapa image groundcover, semak dan perdu yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 38.

Tabel 9 Rencana vegetasi utama

Tujuan Letak Golongan Genus Image Reference Spesies

Budidaya dan ekonomi Ruang produksi (rumah kaca) Anggrek spesies Anggrek bulan Phalaenopsis amabilis Obyek interpretasi Ruang wisata utama (hutan) Anggrek spesies Dendrobium Dendrobium bigibbum Ruang wisata utama (paranet) Anggrek spesies Phalaenopsis Oncidium lanceanum Oncidium Dendrobium Cattleya Anggrek hybrid Doritaenopsis Brassolaeliocattleya Aranda Brassolaeliocattleya Estetis Ruang pendukung wisata dan ruang produksi (sekitar rumah kaca) Anggrek spesies Vanda Renanthera storiei Renanthera Anggrek hybrid Mokara Mokara red Ascocenda

Tabel 10 Rencana vegetasi pendukung Sumber Gambar: www.tohgarden.com, flickr.com

Golongan Nama Spesies

Latin Lokal

Groundcover Aglaonema sp. Sri rezeki

Asparagus sp. Ekor tupai

Asplenium nidus Paku sarang burung

Bromelia sp. Bromelia

Caladium sp. Keladi hias

Calathea sp. Maranta

Carex morrowoii Kucai

Chlorophytum sp. Lili paris

Nephrolepis sp. Paku jejer

Palisota barteri Palisota

Phylodendron sp. Daun pilo

Zephyranthes sp. Bawang brojol

Semak Anthurium crystallinum Kuping gajah

Canna sp. Bunga tasbih

Costus sp. Pacing

Dieffenbachia sp. Daun bahagia

Cycas revoluta Sikas

Nicolaia sp. Honje

Perdu Heliconia sp. Pisang hias

Pandanus amaryllifolia Pandan wangi

Dracaena sp. Drasena

Pachystachys lutea Lolipop

Gambar 38 Beberapa tanaman groudcover, semak, dan perdu yang direncanakan (Sumber: Lestari dan Kencana, 2008)

Aglaonema sp. Bromelia sp. Pachystachys lutea

Vegetasi penyangga merupakan vegetasi yang membatasi sekaligus mengamankan tapak dari gangguan alam maupun manusia dari luar tapak. Vegetasi penyangga berfungsi untuk mencegah erosi khususnya pada lahan yang curam dan rawan terhadap erosi, selain itu juga dapat menjaga ketersediaan air tanah sekaligus mempertahankan kondisi ekologis lingkungan. Vegetasi penyangga yang digunakan adalah pohon jati dan bambu yang merupakan vegetasi eksisting yang dipertahankan keberadaannya.

5.4.4. Rencana Aktivitas Wisata

Rencana aktivitas wisata merupakan aktivitas-aktivitas yang direncanakan untuk mengisi kegiatan di dalam ruang yang telah terbentuk. Di dalam ruang wisata dikembangkan aktivitas wisata yang bersifat edukasi dan rekreatif. Aktivitas wisata edukatif dimaksudkan bagi pengunjung untuk mempelajari proses budidaya yang saat ini berlangsung di tapak dari pembibitan sampai pembungaan secara langsung serta mengenalkan pengunjung terhadap berbagai jenis anggrek sesuai dengan habitatnya. Aktivitas wisata rekreatif dimaksudkan untuk pengunjung agar mendapat penyegaran tubuh dan pikiran melalui keindahan koleksi anggrek yang tersaji serta dapat menjadi terapi melalui praktek langsung budidaya (terapi hortikultura). Aktivitas tersebut agar dapat terlaksana dengan baik perlu didukung dengan fasilitas. Rencana fasilitas merupakan rencana pengadaan fasilitas-fasilitas untuk memfasilitasi aktivitas yang telah direncanakan. Untuk lebih jelasnya, rencana aktivitas dan alokasi fasilitas dapat dilihat pada Tabel 11.

Untuk dapat menikmati aktivitas wisata di dalam Kebun Anggrek, pengunjung dikenakan terlebih dahulu tiket masuk. Bagi pengunjung yang mengikuti paket wisata dikenai biaya tambahan untuk workhsop, interpreter, dan snack peserta. Interpreter ini akan membawa pengunjung berkeliling Kebun Anggrek, mengarahkan dan menjelaskan pengunjung pada setiap obyek di dalam ruang wisata dan sub ruangnya yang terbentuk.

Tabel 11 Rencana aktivitas wisata

Ruang Sub Ruang Aktivitas Fasilitas

Pendukung wisata

Penerimaan Ticketing Loket tiket, papan nama Kebun Anggrek Memperoleh informasi letak obyek

dan fasilitas Kebun Anggrek

Peta wisata Pelayanan Memperoleh informasi awal

mengenai obyek-obyek dalam Kebun Anggrek

Visitor Information Center (didalamnya dilengkapi dengan musholla dan toilet) Memperoleh informasi seputar

anggrekmelalui media khusus,

Workshop

Ruang multimedia

Makan dan duduk-duduk Kantin, tempat sampah Wisata

utama

Wisata Budidaya

Mempelajari dan mempraktikkan langsung pembibitan-pembungaan

Rumah kaca Wisata Taman

Anggrek

Menelusuri dan mengobservasi anggrek di taman-taman tematik (taman gantung, paranet, taman eropa, dan taman jepang)

Paranet , Papan interpretasi, signage paranet, signage anggrek, tempat sampah Wisata Hutan Anggrek

Menelusuri dan mengobservasi anggrek di hutan anggrek

Papan interpretasi,

signage orchid forest,

signage anggrek, tempat sampah Wisata taman anggrek dan hutan anggrek Duduk-duduk Sightseeing Bangku taman Dek kayu Produksi Produksi Pembibitan-pembungaan Rumah kaca

Aktivitas wisata yang direncanakan sepenuhnya akan dikelola oleh Dinas Pertanian Kota Magelang. Pengelolaan berupa pemasukan tiket masuk, interpreter, pemeliharaan fisik ditangani langsung oleh Dinas Pertanian. Dinas Pertanian dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam menunjang keberlangsungan aktivitas wisata di dalam Kebun Anggrek. Untuk aktivitas budidaya, pengelola dapat melanjutkan kerjasamanya dengan Asosiasi Tanaman Hias Kota Magelang sebagai penyedia bibit anggrek dan pendistribusian anggrek berbunga di luar kawasan TKL. Melalui Asosiasi Tanaman Hias ini juga dapat melakukan kerjasama dalam hal penyediaan tenaga pelatih dalam workshop anggrek. Untuk kegiatan workshop ini diperlukan kerjasama pula dengan pihak penyedia jasa katering untuk penyediaan konsumsi selama pelatihan berlangsung. Untuk pengelolaan kantin di dalam Kebun Anggrek, pengelola dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat sekitar TKL untuk mengisi makanan di dalam kantin.

5.4.5. Rencana Fasilitas Wisata

Fasilitas yang direncanakan disesuaikan dengan kebutuhan tiap ruang berdasarkan aktivitas di dalamnya yang secara garis besar terbagi menjadi aktivitas produksi dan wisata. Sehingga fasilitas yang direncanakan adalah fasilitas-fasilitas untuk menunjang aktivitas produksi seperti rumah kaca dan aktivitas penunjang wisata seperti ruang informasi, rumah anggrek, papan interpretasi, bangku taman, dan lain-lain. Fasilitas yang direncanakan pada tapak dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Rencana fasilitas wisata

Ruang Fasilitas Ukuran Satuan Jumlah

Penerimaan Papan nama Kebun Anggrek 2 x 1 m 1

Loket tiket 3 x 2 m 1

Peta wisata Kebun Anggrek 1 x 0,5 m 4 Pelayanan Papan nama Ruang informasi 1 x 0,5 m 1 Ruang informasi (VIP) dan suvenir 15 x 9 m 1

Payung Tenda d = 2 m 5

Ruang multimedia 11 x 9,85 m 1

Wisata anggrek

Rumah Anggrek (paranet) 205,64 m² 2 Papan interpretasi anggrek 1 x 0,5 m 42

Bangku taman 1,5 x 0,5 m 7

Dek kayu 7,5 x 3 m 1

Rumah kaca berfungsi untuk tempat budidaya anggrek. Rumah kaca yang direncanakan merupakan rumah kaca yang sudah ada sebelumnya. Di dalamnya direncanakan aktivitas untuk budidaya anggrek dari pembibitan sampai pembungaan sehingga akan disekat untuk memisahkan dua kegiatan tersebut. Sepertiga bagian dari rumah kaca akan digunakan untuk pembungaan dimana suhu di dalamnya diatur sesuai dengan suhu yang dibutuhkan untuk pembungan anggrek. Untuk mengatur suhu ruang pembungan ini, ruangan dibuat tertutup tanpa ventilasi dan ditambahkan AC (air conditioner) di dalamnya.

Ruang multimedia berfungsi sebagai ruang untuk menayangkan informasi segala hal mengenai anggrek dengan menggunakan media khusus dilengkapi oleh wide screen, infocus, dan audio/sound system. Ruang multimedia ini memanfaatkan 30% luasan rumah kaca yang berukuran 36,7 m x 9,85 m. Ruang

ini juga difungsikan untuk kegiatan workshop dan display anggrek. Anggrek yang didisplay di ruang ini dapat dibeli oleh pengunjung. Gambar referensi display anggrek dalam ruang yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 39.

Visitor Information Centre (VIP) berfungsi sebagai tempat untuk memperoleh informasi umum seputar anggrek. VIP ini juga difungsikan sebagai kantor pengelola atau administrasi. Ruang ini menggunakan rumah pengelola yang selama ini tidak digunakan. Di dalamnya akan dilengkapi fasilitas seperti display suvenir, perpustakaan, musholla, dan toilet.

Papan interpretasi berfungsi untuk media interpretasi pengunjung untuk mengenal anggrek yang tersebar di tapak. Papan interpretasi ini akan diletakkan di setiap terdapat anggrek kecuali anggrek dalam rumah kaca. Di dalam papan interpretasi memuat informasi mengenai nama botani dan lokal spesies serta keterangan tambahan lainnya dari anggrek terkait. Gambar 39 menunjukkan image reference papan interpretasi.

Gambar 39 Beberapa contoh papan interpretasi

5.4.6. Siteplan

Siteplan merupakan produk akhir dari studi perencanaan ini. Siteplan ini merupakan penggabungan dari rencana ruang, sirkulasi, vegetasi, aktivitas, dan

fasilitas yang telah dibuat sebelumnya. Hasil dari siteplan ini berupa gambar grafis (Gambar 40) dilengkapi gambar detail plan (Gambar 41), gambar potongan (42) serta ilustrasi arahan desain (Gambar 43).

5.4.7. Arahan Desain

Arahan desain bertujuan untuk memperkuat karakter tapak sebagai kebun anggrek, oleh karena itu arahan desain yang dianjurkan adalah mengikuti karakter fisik bunga anggrek dari bentuk bunga dan warna bunga. Aplikasi desain ini digunakan untuk pola sirkulasi di ruang wisata yang mengadopsi bentuk bunga anggrek serta untuk elemen keras (hardscape) di tapak. Arahan desain untuk elemen keras ditunjukkan untuk pola perkerasan, relief dinding, signage, dan papan interpretasi. Pola perkerasan mengadopsi bentukan bunga anggrek. Warna ungu pada bunga anggrek yang sering dijumpai, diaplikasikan pada warna signage, dinding bangunan, dan bangku taman.

Dokumen terkait