• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Terdapat dua kelompok utama sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu

sistem akuntansi pengeluaran kas dengan Cek dan sistem dana kas Kecil.

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari

pengendalian intern. Pertama, dengan digunakannya cek atas nama,

pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan

yang ditulis pada formulir cek. Kedua, dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini

bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. Ketiga, jika

sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer,

pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi organisasi

yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakan cancelled check sebagai

tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran (Mulyadi, 2008).

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek memiliki beberapa fungsi

yang terkait diantaranya fungsi yang memerlukan pengeluaran kas, fungsi kas,

fungsi akuntansi dan fungsi pemeriksa intern (Mulyadi, 2008). Fungsi yang

memerlukan pengeluaran kas digunakan jika suatu fungsi memerlukan

pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian atau untuk biaya jasa), maka

fungsi yang bersangkutan mengajukan kepada fungsi akuntansi. Fungsi kas,

bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan

mengirimkannya kepada pihak yang meminta tagihan hutang. Fungsi

akuntansi, bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang

dalam jurnal pengeluaran kas, dan pembuatan bukti kas keluar yang

memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam pengeluaran cek sebesar cek

yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi pemeriksa intern, fungsi ini

bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan

mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan

akuntansi.

Menurut Mulyadi, (2008), sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek

memiliki dua jaringan prosedur yang membentuk sistem yaitu sistem

akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek

dan sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan cek. Sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan cek terdiri dari jaringan prosedur pembuatan bukti

kas keluar, prosedur pembayaran kas, prosedur pencatatan pengeluaran kas.

Sedangkan sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan cek, terdiri

dari jaringan prosedur permintaan cek, prosedur pembuatan bukti kas keluar,

prosedur pembayaran kas, prosedur pencatatan pengeluaran kas.

Menurut Mulyadi, (2008), sistem dana kas kecil memiliki

penyelenggaraan yang memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai

dapat diselenggarakan dengan dua cara: (1) sistem saldo berfluktuasi

(fluctuating-fund-balance system) dan (2) imspres system. Fungsi yang terkait

dalam sistem dana kas kecil adalah fungsi kas, fungsi akuntansi, fungsi

pemegang dana kas kecil, fungsi yang memerlukan pembayaran tunai dan

memintakan otorisasi cek dan menyerahkan cek ke pemegang dana kas kecil

pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana

kas kecil. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran

kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan, pencatatan transaksi

pembentukan dana kas kecil, pencatatan pengisian kembali dana kas kecil

dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek, pencatatan pengeluaran dana

kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil, pembuatan bukti kas keluar

yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek

sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Fungsi pemegang dana kas kecil, bertanggung jawab atas penyimpanan

dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi pejabat

tertentu yang di tunjuk dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

Fungsi pemeriksa intern, fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan

dana kas kecil (cash count) secara periodik dan pencocokan hasil

penghitungannya dengan catatan kas. Selain itu fungsi ini juga bertanggung

jawab atas pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo

dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil. Menurut Petunjuk

Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun

2008, terdapat dua prosedur sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu prosedur

pencatatan pengeluaran biaya tim kerja dan prosedur pencatatan pengeluaran

1. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja

Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja menurut Petunjuk

Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang

tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa hal yaitu :

a. Tim Kerja wajib membuat proposal kegiatan sebelum meminta uang

dari Bendahara Dewan Paroki.

b. Proposal kegiatan minimal mencakup tujuan kegiatan, target atau

sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta yang dituju dan

jumlah peserta yang diharapkan, penanggung jawab, pelaksana

kegiatan, waktu atau lama penyelenggaraan, tempat kegiatan, teknis

pelaksanaan, rancangan anggaran penerimaan dan biaya kegiatan,

ditandatangani oleh koordinator tim kerja dan ketua bidang.

c. Proposal dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada Bendahara

Dewan Paroki paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum kegiatan

dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip.

d. Proposal kegiatan harus mendapat persetujuan tertulis dari Ketua dan

Bendahara Dewan Paroki.

e. Bendahara Dewan Paroki memeriksa apakah kegiatan yang akan

dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah disahkan

dalam rapat Bendahara Dewan Paroki Pleno.

f. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat langsung memberikan

tercantum dalam program kerja yang telah disahkan dan anggaran

biaya dalam proposal kegiatan sama atau lebih kecil daripada RAPB

Paroki.

g. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat memberikan persetujuan

proposal kegiatan setelah melalui rapat Dewan Paroki Harian, apabila

proposal kegiatan tersebut tidak tercantum dalam program kerja yang

telah disahkan atau anggaran biaya dalam proposal kegiatan lebih

besar daripada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya (RAPB)

Paroki.

h. Setelah proposal kegiatan disetujui, pelaksana kegiatan dapat

menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan

kebutuhan.

i. Untuk menerima uang, pelaksana kegiatan mengajukan permintaan

dengan mengisi bon sementara rangkap 2 (dua).

j. Bendahara Dewan Paroki menyerahkan uang dan tindasan bon

sementara ke kepada pelaksana kegiatan.

k. Berdasarkan bon sementara asli, Bendahara Dewan Paroki mencatat

pada catatan bon sementara.

l. Bon sementara harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana kegiatan

paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan.

m. Setelah selesai dilakukan, pelaksana kegiatan wajib membuat laporan

dan laporan anggaran penerimaan dan biaya kegiatan yang disertai

dengan bukti-bukti.

n. Bardasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Dewan

Paroki membuat dan menandatangani Bukti Kas Keluar (BKK) untuk

semua kegiatan yang dikeluarkan, membuat dan menandatangani

Bukti Kas Masuk (BKM) untuk semua penerimaan yang diperoleh

dari kegiatan tersebut, membukukan atau mencatat transaksi tersebut

dalam Buku Kas Dewan Paroki (BKDP), mengembalikan bon

sementara asli kepada pelaksana kegiatan dan mencatat realiasasi pada

cartatan bon sementara asli.

o. Berdasarkan BKK dab Bukti Kas Masuk (BKM) yang telah

ditandatangani oleh Pastor paroki dan bukti-bukti pendukungnya,

Operator Akuntansi Paroki memasukkan atau entry data ke dalam

komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah

disediakan

p. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKK dan BKM beserta

Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja

Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008 TIM KERJA Mulai Proposal 1 Proposal 2 Menyerahkan proposal ke bendahara dewan paroki 1 2 4

Proposal 2 Bon sementara 2

Mengisi bon sementara Menerima uang dari bendahara Melaksanakan kegiatan dan kemudian membuat LPJ Bon sementa 2 Bon sementara 1 3 LPJ Bon sementara 2 Bukti-Bukti Menyerahkan LPJ dilampiri bukti pendukung kepada bendahara 5 Proposal 1 Proposal 2 LPJ Bon sementara 2 Bukti-Bukti Keterangan : 1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja

Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008 BENDAHARA DEWAN PAROKI

1 Memeriksa proposal Memberikan persetujuan tertulis 2 3 Mencatat dalam CBTS CBTS Diserahkan kembali untuk direvisi Diserahkan tim kerja untuk dilaksanakanan Bersama uang diserahkan ke panitia N 4 Proposal 1 Proposal 2 Proposal 1 Proposal 2 tidak disetujui disetuji Bon sementa 2 Bon sementara 1 Keterangan: 1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja

Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI OPERATOR AKUNTANSI PAROKI

5 6 Memutuskan untuk menerima atau menolak Membuat dan menandatangani BKK & BKM LPJ Bon Sementara 2 Bukti-Bukti BKK BKM Mencatat dalam BKDP BKDP 6 BKK dan BKM di tandatangai Pastor paroki Operator memasukkan data BKK dan BBM ke Komputer Diserahkan kembali untuk direvisi LPJ Bon sementara 2 Bukti-Bukti LPJ ditolak LPJ diterima Keterangan : 1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

LPJ Bon Sementara 2 Bukti-Bukti BKK BKM LPJ Bon Sementara 2 Bukti-Bukti BKK BKM Selesai N

2. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan

Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan menurut Petunjuk

Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang

tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa hal yaitu :

a. Panitia, yang dibentuk oleh Bendahara Dewan Paroki wajib membuat

proposal kegiatan kepanitiaan sebelum meminta uang dari Bendahara

Dewan Paroki.

b. Proposal kegiatan kepanitian minimal mencakup, tujuan kegiatan,

target atau sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta yang

dituju dan jumlah peserta yang di harapkan, susunan panitia, waktu

atau lama penyelenggaraan, tempat kegiatan, teknis pelaksanaan

(misalnya dengan mengundang pembicara dari luar paroki), rancangan

anggaran penerimaan dan biaya kegiatan, ditandatangani oleh ketua

dan bendahara panitia.

c. Proposal kegiatan kepanitiaan dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan

kepada Bendahara Dewan Paroki paling lambat 14 (empat belas) hari

sebelum kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip.

d. Proposal kegiatan kepanitiaan harus mendapat persetujuan tertulis

e. Bendahara Dewan Paroki memeriksa apakah kegiatan kepaniatian

yang akan dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah

disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno.

f. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat langsung memberikan

persetujuan proposal kegiatan kepanitiaan, apabila proposal kegiatan

kepanitiaan tersebut tercantum dalam program kerja yang telah

disahkan dan anggaran biaya dalam proposal kegiatan kepanitiaan

sama atau lebih kecil daripada Rincian Anggaran Penerimaan dan

Biaya (RAPB) Paroki.

g. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat memberikan persetujuan

proposal kegiatan kepanitiaan setelah melalui rapat Dewan Paroki

Harian, apabila proposal kegiatan kepanitiaan tersebut tidak tercantum

dalam program kerja yang telah disahkan atau anggaran biaya dalam

proposal kegiatan kepanitiaan lebih besar daripada RAPB Paroki.

h. Setelah proposal kegiatan kepanitiaan disetujui, pelaksana kegiatan

dapat menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan

kebutuhan.

i. Untuk menerima uang, Bendahara Panitia mengajukan permintaan

dengan mengisi bon sementara rangkap 2 (dua).

j. Bendahara Dewan Paroki menyerahkan uang dan tindasan bon

k. Berdasarkan bon sementara asli, Bendahara Dewan Paroki mencatat

pada catatan bon sementara.

l. Bon sementara harus dipertanggungjawabkan oleh panitia kegiatan

paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan.

m. Setelah selesai dilakukan, Ketua Panitia wajib membuat laporan

pertanggungjawaban kegiatan yang mencakup laporan pelaksanaan

kegiatan dan laporan realisasi anggaran dan biaya kegiatan yang

disertai dengan bukti-bukti pendukung dengan batas waktu sesuai

yang ditetapkan dan diserahkan kepada Dewan Paroki

n. Laporan Pertanggungjawaban panitia dibahas secara khusus dalam

rapat yang dihadiri Dewan Paroki Harian dan Panitia untuk

memutuskan penerimaan atau penolakan atas laporan

pertanggungjawanban panitia.

o. Kepanitiaan dibubarkan setelah laporan pertanggungjawaban kegiatan

diterima oleh Dewan Paroki.

p. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Dewan

Paroki membuat dan menandatangani Bukti Kas Keluar (BKK) untuk

semua kegiatan yang dikeluarkan, membuat dan menandatangani

Bukti Kas Masuk (BKM) untuk semua penerimaan yang diperoleh

dari kegiatan tersebut, membukukan atau mencatat transaksi tersebut

sementara asli kepada bendahara panitia dan mencatat realiasasi pada

catatan bon sementara .

q. Berdasarkan BKK dab BKM yang telah ditandatangani oleh Pastor

paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Operator Akuntansi Paroki

memasukkan atau entry data ke dalam komputer dengan menggunakan

program akuntansi yang telah disediakan.

r. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKK dan BKM beserta

Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan

Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008 KEPANITIAAN Mulai Proposal 1 Proposal 2 Menyerahkan proposal ke bendahara dewan paroki 1 2 4

Proposal 2 Bon sementara 2

Mengisi bon sementara Menerima uang dari bendahara Melaksanakan kegiatan dan kemudian membuat LPJ Bon sementa 2 Bon sementara 1 3 LPJ Bon sementara 2 Bukti-Bukti Menyerahkan LPJ dilampiri bukti pendukung kepada bendahara 5 Proposal 1 Proposal 2 LPJ Bon sementara 2 Bukti-Bukti Keterangan : 1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan

Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008 BENDAHARA DEWAN PAROKI

1 Memeriksa proposal Memberikan persetujuan tertulis 2 3 Mencatat dalam CBTS CBTS Diserahkan kembali untuk direvisi Diserahkan panitia untuk dilaksanakanan Bersama uang diserahkan ke panitia N 4 Proposal 1 Proposal 2 Proposal 1 Proposal 2 tidak disetujui disetuji Bon sementa 2 Bon sementara 1 Keterangan: 1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan

Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI OPERATOR AKUNTANSI PAROKI

5 6 Memutuskan untuk menerima atau menolak Membuat dan menandatangani BKK & BKM LPJ Bon Sementara 2 Bukti-Bukti BKK BKM Mencatat dalam BKDP BKDP 6 BKK dan BKM di tandatangai Pastor paroki Operator memasukkan data BKK dan BBM ke Komputer Diserahkan kembali untuk direvisi LPJ Bon sementara 2 Bukti-Bukti LPJ ditolak LPJ diterima Keterangan : 1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

LPJ Bon Sementara 2 Bukti-Bukti BKK BKM LPJ Bon Sementara 2 Bukti-Bukti BKK BKM Selesai N

Dokumen terkait