• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Bahaya Kebakaran Lingkup Pekerjaan

Dalam dokumen Ustek Ded Pasar (Halaman 64-70)

KONSEP DAN PEMECAHAN MASALAH STRUKTURAL

B.8.6 Sistem Bahaya Kebakaran Lingkup Pekerjaan

Jenis fire alarm yang digunakan adalah presignal sehingga alarm yang diberikan hanya pada lantai tersebut.

Kemampuan dari fire detector mempunyai daerah deteksi kurang lebih 70 m² sehingga untuk bagian - bagian ruangan yang luas hanya dibutuhkan beberapa fire detector.

Untuk wiring digunakan kabel STP tiap lantai dipasangkan sebuah terminal box yang diletakkan di dekat shaft.

Ruangan menggunakan fire photoelectric smoke detector dan rate of rise heat detector.

Master control adalah dari tipe addressable yang dilengkapi dengan changer dan stand-by battery yang mampu digunakan minimal 1 jam pada keadaan listrik PLN terputus.

Manual station dipasang pada setiap hidran box yang dilengkapi dengan sebuah lampu yang menyala terus.

Semua sistem instalasi, detector, annunciator, master control, dan lain - lain pada pekerjaan Fire Alarm ini, harus tersupervisi dengan sistim instalasi Class A. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Fire Alarm

Syarat - syarat Teknis Pekerjaan Fire Alarm yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat - syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat - syarat Teknis ini yang antara lain : a. Pengadaan serta pemasangan unit pengontrol (master control) dilengkapi dengan sistem telepon darurat (fire fighting telephone) gambar kelengkapan di berita acara.

b. Pengadaan serta pemasangan unit pemberitahu (annunciator unit).

c. Pengadaan serta pemasangan unit deteksi (detection unit), termasuk manual station yang dipasang di hidrant box di tiap lantai dan dekat pintu darurat. d. Pengadaan serta pemasangan kabel terminal box.

e. Pengabelan sistem fire alarm dari sentral fire alarm sampai unit deteksi. f. Mengadakan pengujian menyeluruh sehingga sistem tersebut dapat berfungsi

dengan baik dan benar. Komponen komponen

Komponen - komponen yang termasuk dalam deteksi unit adalah manual station serta fire deteksi.

Jenis fire deteksinya adalah : - Heat Detector.

- Smoke Detector.

Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan. Dipilih detector yang sesuai untuk masing - masing ruangan.

Heat Detector

Combination rate of rise dan fixed temperature atau fixed temperatur saja atau rate of rise temperature saja. Dimana untuk fixed temperatur akan memberikan

sinyal-sinyal apabila temperatur disekitarnya mencapai 136F. Rate of rise detector akan bekerja apabila temperatur disekitarnya naik dengan kecepatan 5F per 20 detik. Combination rate of rise dan fixed temperature yaitu dengan sifat-sifat yang merupakan kombinasi dari keduanya. Yang digunakan dalam bangunan ini adalah combination type untuk heat detection.

Smoke Detector

Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun gas di ruangan yang dideteksi.

Duct Smoke Detection

Detektor ini ditempatkan pada return air duct, arus tegangan rendah, dual chamber, jenis optik dipasang dengan menggunakan sampling tubes secara menyilang dengan aliran udara di dalam duct. Duct detector ini harus self contained, termasuk power supply, alarm dan trouble contact output, power dan alarm indicator lamp, key operated reset switch.

Heat dan Smoke Detector

Harus dapat bekerja apabila ada temperatur ruangan naik sampai 135F atau apabila timbul asap sebanyak 1-2% per feet.

Manual Station

Manual station dari tipe break glass dengan semi flush mounting, sistem kerja pull down dan tetap berada dalam posisi on sebelum di reset kembali. General alarm switch hanya dapat dioperasikan oleh orang yang berhak dengan menggunakan kunci khusus.

Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan glass. Semua panel station harus dilengkapi dengan glass rod cadangan. Untuk menjamin operasi yang lama, alarm contact harus terbuat dari "gold plated".

Alarm Bell

Alarm bell harus tipe vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 Vdc polarized dengan 6 gong, kecuali disebut lain dalam gambar. Pemasangan pada ketinggian 75 cm di bawah langit-langit dengan cara "semi flush", minimum output suara adalah 90 dB atau lebih besar pada jarak 10 ft.

Alarm Horn

Alarm horn harus cocok untuk dipakai di dalam gedung maupun diluar gedung. Semua alarm horn bekerja pada 24 Vdc polarized, level suara minimum adalah 95 dB pada jarak 10 ft. Type pemasangan adalah semi flush mounted.

Unit Control

Unit ini terdiri dari panel kontrol serta power supply dimana pada panel kontrol dapat terlihat masing-masing daerah proteksi bagian mana yang mengalami gangguan, atau yang mendeteksi adanya kebakaran. Juga pada unit kontrol dilengkapi dengan fasilitas telepon darurat yang dapat dihubungkan dengan outlet telepon pada box hidrant. Sistem ini hanya digunakan untuk hubungan intern dalam gedung pada saat terjadi kebakaran, dan sistem ini terlepas dari sistem telepon normal (PABX).

1) Unit Kontrol ini Terdapat 3 Macam Warna Lampu Dengan Kode

a) Hijau adalah AC pilot lamp (lampu power supply) yang menandakan power supply ada, baik itu dari battery atau generator.

b) Kuning adalah lampu gangguan, misalnya ada bagian dari sistem fire alarm ini yang mengalami gangguan kabel putus dan sebagainya.

c) Merah adalah lampu alarm (lampu kebakaran) yang menandakan terjadinya kebakaran disuatu daerah perlindungannya (zone protection).

2) Panel Kontrol Terdapat 3 Buah Tombol yang Masing masing adalah a) Tombol reset.

b) Switch normal trouble/silence. c) Tombol Test.

3) Pada Panel Kontrol ini Harus Terdapat Fasilitas

a) Penyambungan ke Dinas Pemadam Kebakaran setempat.

b) Kontak untuk stater pompa kebakaran, smoke fan pressurized fan, dll. c) Terminal untuk pengambilan data status setiap zone untuk remote monitor

Unit Annuanciator

Annunciation Panel, Lampu indikator harus dapat bekerja agar petugas dapat mengetahui dari mana dan dimana ada alarm atau adanya gangguan pada fire alarm. Jadi disini ada pasangan-pasangan lampu merah dan lampu kuning. Sesuai dengan keterangan diatas maka sistem annunciator juga mengikuti sistem instalasi Class A. Power Supply

Sistem fire alarm menggunakan 24 volt DC dan dapat dikombinasikan dengan alat-alat dengan arus AC misalnya AC bell, dan harus mempunyai double power supply. - Primer supply 200 Volt AC.

- Sekunder supply 24 Volt DC.

Untuk stand by dalam keadaan darurat harus minimum 20 jam dan terletak di suatu tempat dengan kontrol panel dan rechargeable.

Alat pengisi battery terletak pada panel kontrol, terdapat booster power supply untuk memperbesar kapasitas keperluan atau bell serta lain-lainnya.

Kerja Sistem Keadaan Normal

Kalau tidak terjadi gangguan atau trouble atau alarm, maka sistem dalam keadaan normal dan ditandai dengan lampu hijau (AC pilot lamp) yang hidup.

Sistem mendapat supply dari PLN, Diesel serta batterey. Keadaan Darurat

Apabila PLN mati maka digunakan generator, dan seandainya generator juga mati maka dipergunakan battery, keadaan ini akan disuply oleh batterey minimal 20 jam kemampuannya.

Hal-hal yang terjadi pada kontrol panel : Lampu kuning akan menyala (trouble lamp) disertai tanda - tanda yang dapat didengar.

Keadaan Alarm

Keadaan alarm akan terjadi apabila detektor mendeteksi asap/ panas/ api atau manual station diaktifkan. Dalam keadaan tersebut alarm bell harus dapat bekerja otomatis. Pada kontrol panel lampu merah (lampu alarm) dan lampu kuning akan

menyala menunjukkan zone mana yang ada alarm, dengan demikian daerah / ruangan yang dalam keadaan bahaya akan segera dapat diketahui.

Keadaan Gangguan (Trouble)

Bila terjadi gangguan pada sistem (pada detector Circuit atau pada panel kontrol dan annunciator) maka :

1) Lampu kuning yang terdapat pada control panel harus dapat menyala dengan diiringi suara yang terdengar dengan jelas.

2) Lampu kuning yang terdapat pada annunciator harus dapat menyala yang berarti zone mana yang ada gangguan.

Teknis Pelaksanaan

a. Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dibidang pekerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.

b. Tidak diperkenankan adanya sambungan - sambungan pada penghantar, sambungan hanya terdapat pada box terminalnya. Pengawasan harus menggunakan konduit PVC high impact heavy gauge, ukuran disesuaikan dengan jumlah kawatnya dari produksi Clipsal, EGA, atau Giflex.

c. Untuk masing-masing wiring diberi tanda untuk daerah mana kawat tersebut, supaya memudahkan dalam perbaikannya apabila ada kerusakan.

Kabel dari Master cintrol ke CTB setiap zone masing-masing 4 pairs. Kabel yang digunakan :

- Kabel detektor menggunakan STP. - Kabel Bell NYA 2,5 mm².

d. Dari hasil pengerjaan tersebut harus diserahkan diagram pengawatan lengkap dengan petunjuk-petunjuk lainnya.

e. Setiap selesai satu tahapan pekerjaan dilakukan pengecekan sebelum dilakukan pengetesan secara keseluruhan.

f. Di dalam pengerjaan, Pemborong juga harus memperhatikan kemungkinan pemasangan fire alarm dibagian lain.

g. Pemborong harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan bagian pekerjaan lain sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang koordinasi maka menjadi tanggung jawab Pemborong.

Trainning

Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan memberikan minimum 7 hari training di lapangan kepada operator dari pihak pemilik sehingga dapat diterima kecakapannya.

Ketentuan Lain yang Harus Dipenuhi

Kontraktor harus memasukkan submittal drawing kepada konsultan / pemilik untuk memperoleh approval dari :

- Riser dan connection diagram.

- Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan. - Data-data spesifikasi.

- Konfigurasi control console, sub panel dan main panel.

Pengetesan terakhir sesudah final inspection, kalibrasi dan lain-lain harus dilakukan pihak Pemborong dengan dihadiri oleh pihak pemilik maupun konsultan.

B.8.7 Sistem Tata Udara

Dalam dokumen Ustek Ded Pasar (Halaman 64-70)