• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.6 Pendekatan Sistem

2.6.2 Sistem Dinamik

Studi pengembangan sistem dinamik bertujuan untuk mendapatkan model keterkaitan secara dinamis antar variabel yang berpengaruh. Model adalah abstraksi atau penyederhanaan dari sistem yang sebenarnya (Hall dan

Day, 1977). Menurut bentuknya, model dapat dibedakan antara lain (Hardjomidjojo, 2006) :

1. Model fisik dan mental. Model fisik menggambarkan sistem secara nyata (fisik), sedangkan model mental menggambarkan sistem melalui penjelasan secara deskriptif atau persamaan matematis.

2. Model deskriptif dan numerik. Model deskriptif menjelaskan sistem tanpa menggunakan hubungan kuantitatif, umumnya menggunakan diagram atau berupa konsep. Sedangkan model numerik menggunakan persamaan matematis sehingga mempunyai kemampuan prediksi.

3. Model empirik dan model mekanistik. Model empirik juga disebut model statistik, yang mengandalkan hubungan kausal berdasarkan pengamatan empirik (hubungan input-output). Model ini kadang disebut „black box’ karena

tidak menjelaskan mekanisme proses yang terjadi. Sedangkan model mekanistik menjelaskan mekanisme proses yang terjadi, namun tergantung pada level model tersebut.

4. Model statis dan model dinamik. Model statis tidak memperhitungkan waktu yang selalu berubah (tidak ada fungsi waktu). Sedangkan model dinamik memperhitungkan waktu sebagai variabel. Dalam model dinamis, variabel

yang tidak berubah dengan waktu disebut „parameter’ atau „konstanta’.

5. Model deterministik dan model stokastik. Model deterministik menghasilkan keluaran (output) yang pasti (determined) atau tunggal dan tidak memperhitungkan berbagai kemungkinan lain akibat ketidak-pastian berbagai faktor eksternal. Sedangkan model stokastik dengan masukan (input) yang sama dapat memiliki berbagai kemungkinan. Pada model semacam ini, biasanya digunakan perhitungan peluang (probability) dari keluaran (output) model.

Model-model tersebut digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan lintas disiplin, sehingga permasalahan yang kompleks dapat diselesaikan secara komprehensif. Dalam melakukan suatu pemodelan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan struktur model yang akan memberikan gambaran bentuk dan perilaku sistem dimana perilaku tersebut dibentuk oleh kombinasi perilaku simpul umpan balik (causal loop) yang menyusun struktur model. Struktur model suatu sistem dapat dijelaskan dengan jalan menentukan pengaruh yang akan memberikan hubungan sebab-akibat antara faktor-faktor yang ada.

Hubungan sebab akibat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu hubungan positif dan hubungan negatif. Hubungan positif adalah hubungan sebab akibat dimana makin besar nilai faktor penyebab akan makin besar pula nilai faktor akibatnya, sedangkan hubungan negatif adalah hubungan sebab akibat dimana makin besar nilai faktor penyebab akan makin kecil nilai faktor akibat. Akibat yang ada dapat juga mempengaruhi balik penyebab sehingga terdapat hubungan sebab akibat yang memiliki arah yang berlawanan dengan hubungan sebab akibat yang lain atau dikenal dengan feedback. Pemodelan dengan sistem dinamik dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak powersim construtor 2.5d. Kelebihannya adalah mudah menghubungkan suatu sistem yang lain sepanjang ada hubungan matematis atau asumsi-asumsi yang dapat menghubungkan berbagai sistem tersebut, sedangkan kelemahan pemodelan dengan sistem dinamik terletak pada pendefinisian dan penggunaan asumsi-asumsi, penentuan hubungan variabel dengan variabel yang lain (Eriyatno dan Sofyar, 2007). Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan sistem dinamik meliputi :

1. Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian suatu sistem. Pada tahap ini dicari kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing aktor dalam kaitannya dengan tujuan sistem. Tujuan analisis kebutuhan ini adalah untuk mendefinisikan kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam suatu kegiatan. 2. Formulasi masalah merupakan rincian dari kebutuhan aktor yang saling

bertentangan yang memerlukan solusi pemecahan. Munculnya pertentangan dapat disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dari para stakeholder dan keterbatasan sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan yang menimbulkan masalah dalam sistem.

3. Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Identifikasi sistem ini bertujuan untuk mencari pemecahan terbaik dari permasalahan yang dihadapi. Identifikasi sistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram input-output (black box) dan diagram lingkar sebab akibat (causal loop).

4. Pemodelan sistem merupakan simplifikasi dari sistem yang dihadapi. Model juga didefinisikan sebagai suatu penggambaran abstrak dari sistem dunia nyata (real) yang akan bertindak seperti dunia nyata terhadap aspek-aspek tertentu.

5. Simulasi model adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses tersebut. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses di masa depan. Untuk membuat simulasi diperlukan tahapan berikut : (a) penyusunan konsep, (b) pembuatan model, (c) simulasi, dan (d) validasi hasil simulasi.

6. Validasi model merupakan salah satu kriteria penilaian keobjektifan dari suatu pekerjaan ilmiah. Validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Dalam validasi model dapat dilakukan dua pengujian yaitu uji validasi struktur dan uji validasi kinerja. Uji validasi struktur lebih menekankan pada keyakinan pemeriksaan kebenaran logika pemikiran, sedangkan uji validasi kinerja lebih menekankan pemeriksaan kebenaran yang taat data empiris. Model yang baik adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut yaitu logis-empiris (logico-empirical).

1998) yang diterapkan untuk penentuan titik pengamatan di lapangan dan penentuan posisi dengan menggunakan alat GPS (global positioning system). Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran berbagai pustaka yang ada di berbagai instansi yang terkait sesuai atribut yang dikaji, baik dalam bentuk laporan (data tabular) maupun spasial (dalam bentuk peta dan data digital).

Tabel 2 Jenis dan metode pengumpulan data

No Jenis Data Metode Keterangan

A Data Primer

1 Komponen Biogeofisik (untuk usaha budidaya laut) a. Fisik – Kimia Posisi Arus (cm/dtk) Kecerahan (m) Suhu (0C) Kedalaman (m) Salinitas (gr/kg) pH Oksigen terlarut (mg/l) Jenis dasar perairan b. Ekosistem perairan c. Peruntukan lahan d. Profil pantai dan perairan

GPS Current meter Secchi disk Termometer Tali berskala Hand refractometer pH meter DO meter Sendiment grab Interpretasi citra/transek Survei lapangan

Analisis citra & SIG

In situ In situ In situ In situ In situ In situ In situ In situ In situ

Lab. SIG/In situ In situ

Lab. SIG/In situ 2 Komponen Sosekbud, Hukum &

Kelembagaan Wawancara, PCRA (FGD), indepth Interview, dan quitioner. Kabupaten Kupang B Data Sekunder 1 Komponen Biogeofisik a. Fisik-kimia oseanografi

(kondisi angin, gelombang, arah & kecepatan arus, pasang-surut, salinitas & kedalaman)

b. Fisiografi (data bentang alam, geologi, hidrologi atau potensi air tawar, topografi, jenis tanah, tekstur tanah)

c. Data iklim (curah hujan, hari hujan)

d. Data citra satelit Kabupaten Kupang

Penelusuran dokumen hasil penelitian & dokumentasi pada perpustakaan, kantor daerah & instansi terkait lainnya. BPS, Bappeda, Bappelda, kantor bupati, kecamatan & kelurahan serta dinas perikanan & dinas terkait lainnya di Kabupaten Kupang, Dishidros, Bakosurtanal, Lapan – Jakarta. 2 Komponen Sosekbud, Hukum & Kelembagaan

a. Kependudukan (jumlah & pertumbuhan penduduk, rasio jenis kelamin, tingkat

ketergantungan, tingkat pendidikan & mata pencaharian)

Penelusuran dokumen hasil penelitian & dokumentasi pada perpustakaan, kantor daerah & instansi terkait lainnya. BPS, Bappeda, Bappelda, kantor bupati, kecamatan & kelurahan

b. Sarana & prasarana (sarana perekonomian, transportasi, pendidikan, kesehatan, peribadatan & sosial) c. Perekonomian (tingkat

pendapatan, pola konsumsi, struktur mata pencaharian, kesempatan kerja)

d. Kelembagaan (struktur pemerintah mulai tingkat Kabupaten sampai dusun, lembaga masyarakat, koperasi, dll) serta dinas perikanan & dinas terkait lainnya di Kabupaten Kupang.