• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Display Pameran

BAB II. KAJIAN TEORI

C. Tinjauan Khusus Museum (Lobby dan Ruang Pamer)

7. Sistem Display Pameran

Display pameran menyangkut beberapa hal, diantaranya: a) Benda koleksi

commit to user

Sistem display pada museum menyangkut beberapa hal, yaitu mudah tidaknya barang pajang dapat dinikmati pada suatu pameran dapat ditinjau dari berbagai faktor (Ahmad Natahamijaya, 1987:24), yaitu :

1) Ukuran barang detail kritisnya.

Kontras benda-benda dengan latar belakangnya dan kontras sekitarnya.

2) Penerangan dan kecerahan benda tersebut. 3) Warna cahaya yang menerangi benda itu. 4) Waktu saat melihat.

b) Faktor Penglihatan

Yaitu mudah tidaknya barang pajang dapat dinikmati pada suatu pameran, dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu:

1) Ukuran barang detail kritisnya

2) Kontras benda – benda dengan latar belakangnya dan kontras sekitarnya

3) Penerangan dan kecerahan benda tersebut 4) Warna cerah yang menerangi benda itu 5) Waktu saat melihat

Gambar 2.12

Jarak dan Sudut Pandang yang Baik

commit to user

Gambar 2.13

Daerah Visual Manusia dalam Bidang Horizontal dan Vertical Sumber : (Julius Panero, Human Dimension and Interior Space, 2003 : 290)

Gambar 2.14

Gerakan Kepala Manusia Horizontal dan Vertical dalam Mengamati Materi Koleksi

Sumber : (Julius Panero Human Dimension and Interior Space, 2003 : 290)

Garis pandang baku berada pada garis horizontal 0 derajat, tapi pada kenyataanya garis pandang alami berada di bawah garis horizontal dan sedikit beragam dan tergantung pada masing-masing orang. Saat berdiri garis pandang normal berada pada 10o, saat duduk 15o, saat rileks 30odan 38o di bawah garis horizontal.

Keterbatasan jarak pandang mata manusia berupa batas pandangan mata manusia tanpa menggerakkan bola matanya

(Polychromatic). Batas pandangan itu dalam bidang vertikal dan horisontal.

Batas pandangan mata manusia normal yaitu:

Vertikal : - max.50, min 27 di atas sumbu mata - max 40, min 10 di bawah sumbu mata Horizontal : - max 79 di bawah sumbu mata

Gerakan kepala pada garis horizontal, tersusun berdasar rotasi leher dan gerak sekitar 45o kekiri dan kanan, dapat dicapai tanpa kesulitan oleh semua orang.

commit to user

c) Sistem Penyajian Materi Koleksi

Pengelompokan benda – benda menurut jenis dan bentuknya dapat mempermudah pemilihan sistem penyimpanan yang paling sesuai untuknya. Kelompok yang ada misalnya: benda – benda keramik / batuan, lukisan / foto, senjata / peralatan, pakaian, buku – buku dan barang cetak, film / video cassette dan lain – lain.

Bentuk penyajian berbeda – beda pula, ada yang berupa lemari berpintu, rak terbuka, laci – laci atau gantungan yang dapat digeser – geser. Berapa banyak yang diperlukan untuk setiap kelompok tergantung dari jumlah benda yang ada atau yang akan ada.

Cara penyajian materi koleksi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yakni :

1) Berdasarkan Bentuk Penyajian ( wadah materi koleksi yang ditampilkan ).

(a) Bentuk sistem panel ( Panel System )

Gambar 2.15

Penyajian untuk Benda 2D :

commit to user

(b) Bentuk sistem boks khusus

Gambar 2.16

Penyajian untuk Benda 2D dan 3D : gambar, foto, benda – benda kecil yang berharga, benda – benda dari kulit dan tekstil, palaentologi dan

geologi, dan lain - lain.

(c) (Ahmad Natahamijaya, 1987:24).Bentuk sistem boks standar (stand box)

Gambar 2.17

Penyajian untuk Benda 3D : batuan, peralatan, miniatur, replika, patung, dan sebagainya

(d) Bentuk vitrin

Gambar 2.18

Penyajian Benda 3D : Benda – benda kecil yang berharga, benda – benda dari kulit, paleontologi dan geologi, dan lain - lain

MATERI 2D

BOX KHUSUS STANDART

MATERI 3D TEKS DATA KOLEKSI KACA

commit to user

(e) Bentuk sistem diorama

Gambar 2.19

Penyajian untuk Benda 3D : Diorama suatu peristiwa / kisah, diorama, suatu tema pameran, dll

2) Berdasarkan Aspek Aksentualisasi yang ditampilkan.

Aksentualisasi dari materi yang ditampilkan dapat dilakukan dengan beberapa cara, hal ini dimaksudkan agar :

(a) Benda / materi koleksi dapat sebagai point of interest

(b) Aspek estetika lebih ditonjolkan pada materi koleksi sehingga akan menambah daya tarik pengamat.

(c) Persepsi dan penghayatan komunikasi dapat lebih detail dan telliti.

Adapun cara yang dilakukan adalah dengan : (a) Perbedaan tinggi lantai (split level)

Penyajian untuk benda 3D: peralatan, miniatur, replika patung, dll. Aksentualisasi yang ditampilkan : materi koleksi sebagai point of interest dan kecenderungan komunikasi visual lebih detail.

Gambar 2.20

commit to user MATERI KOLEKSI

(b) Sistem mezanin

Dipakai pada ruang pamer yang multi level sehingga memungkinkan terjadinya interaksi pengamat dari ruang atas dengan materi koleksi di ruang bawah. Penyajian untuk benda 3D : peralatan, miniatur, replika patung,dll. Aksentualisasi yang ditampilkan adalah mengurangi penggunaan sekat dinding sehingga kebebasan ruang terbentuk.

Gambar 2.21

Penyajian untuk Benda 3D dengan Sistem Mezanin (c) Memasukkan dalam dinding dengan dekorasi mural.

Penyajian untuk benda 2D dan 3D yang berkaitan dengan dekoratif mural. Aksentualisasi yang ditampilkan adalah materi koleksi diperagakan pada lubang dinding dengan penerangan diatasnya yang terfokus dan aksentualisasi menunjukkan materi koleksi lebih menonjol.

Gambar 2.22

commit to user R. PROYEKTOR

SCREEN

(d) Split level plafon/langit – langit

Penyajian untuk benda 2D dan 3D. Aksentualisasi yang ditampilkan adalah penurunan ceiling pada materi koleksi dengan fokus penerangan dapat meningkatkan daya tarik obyek pamer dan materi koleksi sebagai pusat utama.

Gambar 2.23

Penyajian untuk Benda 3D dengan Penurunan Ceiling pada Materi Koleksi

3) Berdasarkan Faktor Teknologi

Penggunaan teknologi modern sangat mendukung fungsi dan suasana yang ingin ditampilkan, yaitu bersifat informatif, edukatif, dan rekreatif. Hal ini akan menimbulkan persepsi pengamatan yang lebih detail dan teliti.

(a) Sistem display film/sinematografi

Gambar 2.24

Penyajian berupa Teater Film/Multimedia yang Menggambarkan Suatu Peristiwa/Kisah yang sesuai dengan Tema Museumnya

commit to user CONTROL PROGRAMING TV LAYAR LEBAR REMOTE CONTROL PETA TEKTONIK LAMPU

(b) Sistem display komputer / monitor tv

Gambar 2.25

Penyajian Menggunakan Program Komputer, baik dengan Sistem Layar Lebar atau Tidak

(c) Sistem display remote kontrol dan tata lampu

Gambar 2.26

Penyajian Materi dapat berupa Materi Koleksi 2D (grafik, bagan interktif) dengan dilengkapi tombol pengatur. Atau materi 3D (miniatur suatu proses

produksi, maket) yang dilengkapi display tata lampu yang menarik (d) Sistem materi koleksi berputar

Gambar 2.27

Penyajian berupa Materi 3D dengan Ukuran Kecil dan Sedang (0,5 m² - 3,0m²) serta persyaratan berat maksimum 150 kg

4) Berdasarkan Kronologis

commit to user

d) Persyaratan Media Display Koleksi

Kerangka ( penutup ) rak, tembaga atau aluminium ditutup satin atau dicat ( mesti jarang ). Kerangka harus kuat, tahan debu dan kutu, tahan lembab, aman terhadap pencuri namun mudah dibuka dan baik kelihatannya. Penutupnya harus terkunci atau didukung dengan sekrup supaya tidak banyak kunci. ( Vail, Coleman Laurence,1950:235)

Pencahayaan dengan membuat isi rak lebih bercahaya dari pada sekelilingnya, yaitu cara penggunaan lampu dalam frame atau kerangka tetapi model ini akan memancarkan udara dan merusak obyek, usaha lain adalah dengan lampu TL dan juga lampu yang diberi filter.

Rak kelompok, rak untuk diorama atau kelompok lingkungan tertentu. Rak ini dipasang tertanam di dinding. Dapat pula digunakan rak – rak diorama kecil. Lampu rak ini mempunyai peran penting sebagai kesan dramatis.

Lampu pameran, perlu untuk memberi tambahan permukaan pameran dan juga untuk membagi panjang dinding dan membagi lantai ruangan. Besar ukuran layar harus selaras dengan skala sekelilingnya. Sekat penunjang, bangku duduk sering dipakai di galeri lukisan. Juga dapat disediakan kursi – kursi kecil yang dapat diputar untuk orang – orang yang duduk dekat obyek di display vertikal. Kursi kecil dari meja untuk kelompok umur yang berukuran sesuai, diperlukan di museum umum.

Persyaratan – persyaratan dalam perencanaan pembuatan vitrin sebagai berikut :

1) Keamanan benda koleksi harus terjamin.

2) Memberi kesempatan kepada pengunjung agar lebih leluasa dan mudah serta enak melihat koleksi yang ditata di dalamnya.

3) Pengaturan cahaya dalam vitrin tidak boleh menggangu koleksi maupun menyilaukan pengunjung.

4) Bentuk vitrin harus disesuaikan dengan dinding. Menurut jenisnya, vitrin terbagi atas :

commit to user 1) Vitrin dinding 2) Vitrin tengah 3) Vitrin sudut 4) vitrin lantai 5) Vitrin tiang

Menurut bentuknya vitrin terbagi atas dua macam, yaitu: 1) Vitrin tunggal

2) Vitrin ganda

Dokumen terkait