• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

5) Pancing Rawa

2.5. Sistem Informasi Manajemen

Sistem adalah kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Suatu sistem yang dibuat tentunya memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective). Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya dalam ruang lingkup yang lebih sempit (Amirin, 2003).

Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan menurut Davis (1991), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Data didefinisikan sebagai bahan mentah bagi informasi, yang berupa kelompok teratur dari simbol-simbol yang mewakili suatu kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya. Perlakuan yang dilakukan terhadap data agar dapat menghasilkan informasi yang berguna, terdiri dari lima tahap yang disebut siklus pengolahan data, yaitu pengumpulan, penghalusan, pengolahan, pemeliharaan dan pengeluaran output data (Cushing, 1992). Model Bentuk hubungan data dan informasi sebagai dasar sistem informasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Siklus pengolahan data (Sumber : Davis, 1991)

Manajemen adalah proses atau kegiatan yang menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh manager, yaitu berupa merencanakan, menorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan operasi. Manager merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan dan memilih arah tindakan yang terbaik untuk

Data  Pengolahan Informasi

mencapai sesuatu yang direncanakan. Manager juga mengorganisasikan tugas- tugas yang diperlukan untuk rencana operasional, pendelegasian wewenang dan menyusun tugas ini ke dalam kelompok yang homogen. Prestasi kerja (performance) dikendalikan dengan menentukan norma-norma prestasi kerja dan menghindari penyimpangan terhadap norma atau standar tersebut (Murdick dan Ross, 1990).

Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, yang akan mendukung pembuatan keputusan (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer terdiri dari software, hardware dan brainware yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Sutono, 2007).

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistemnya adalah masukan, pengolahan dan keluaran. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya. Karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data berkas (data berkas storage) ke dalam sistem informasi tersebut. Dengan ditambahkan penyimpanan data, fungsi pengolahan informasi bukan lagi mengubah data menjadi informasi tetapi juga menyimpan data untuk penggunaaan lanjutan. Model dasar pengolahan informasi berguna dalam memahami bukan saja keseluruhan sistem pengolahan informasi, tetapi juga untuk penerapan pengolahan informasi secara tersendiri. Setiap penerapan dapat dianalisis menjadi masukan, penyimpanan, pengolahan dan pengeluaran (Davis, 1991).

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), antara lain blok masukan (input block), blok model (model block), blok basis data (database block), blok teknologi (technology block), dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai sasaran dalam satu kesatuan (Jogiyanto, 2005). Secara umum terdapat dua metode penelitian dalam bidang sistem informasi, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kedua

metode ini dapat digunakan bersama-sama untuk saling menguatkan (Wahid, 2004). Komponen –komponen sistem informasi dalam bentuk blok bangunan (

building block) disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Blok sistem informasi yang berinteraksi (Jogiyanto, 2005)

Sistem informasi manajemen adalah sistem berbasis komputer yang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Dengan informasi tersebut, pengguna dapat mengetahui tentang apa yang telah terjadi di masa lalu, sekarang dan dugaan kebijakan dimasa yang akan datang. Informasi yang disajikan dapat berbentuk laporan periodik, laporan khusus atau hasil simulasi matematik.

Sistem informasi manajemen juga didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi. Sistem ini bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Sistem informasi sederhana dapat dilakukan secara manual. Apabila sistem informasi manajemen semakin kompleks, maka sistem tersebut akan sulit dilakukan tanpa bantuan komputer. Manajemen saat ini memerlukan informasi dan waktu yang cepat untuk pengambilan keputusan, akrena berkaitan dengan peluang dan kesempatan bisnisnya (Tugiman, 1995 diacu dalam Asiyah, 2002).

Davis (1991) menyatakan bahwa setidaknya terdapat lima aspek yang dapat dikategorikan sebagai ciri khusus bidang sistem informasi manajemen,

Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Input Teknologi Model Dasar data Output Kendali

yaitu: proses manajemen, seperti perencanaan strategis dan pengelolaan fungsi sistem informasi; proses pengembangan, seperti manajemen proyek pengembangan sistem; konsep pengembangan, seperti konsep sosioteknikal dan konsep kualitas; representasi, seperti sistem basis data dan pengkodean program; sistem aplikasi, seperti knoweledge management dan executive system.

2.6 Basis Data

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk penyimpanan data dalam sistem yang berdasarkan komputer. Pendekatan pertama adalah menyimpan data dalam file individual yang digunakan khusus untuk aplikasi tertentu, sedangkan pendekatan kedua adalah penyimpanan data dalam sistem berdasarkan komputer meliputi bangunan sebuah basis data (Asmuni & Firdaus, 2005).

Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih diartikan sebagai tempat berkumpul, sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek (Fathansyah, 1999).

Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang:

1) Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah

2) Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3) Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.

Keterkaitan antara sistem basis data dengan sistem informasi dapat dilihat pada Gambar 6 (Sutanta, 1996 diacu dalam Surya, 2006)

Gambar 6 Keterkaitan antara sistem basis data dengan sistem informasi manajemen (Sutanta, 1996)

Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data dapat meliputi pembuatan basis data baru (create database), Penghapusan basis data (drop database), Pembuatan file/tabel baru ke suatu basis data (create table), Penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table), Penambahan/pengisisan data baru kedalam sebuah file/tabel di sebuah basis data (insert), Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search), Pengubahan data dari sebuah file/tabel (update), dan penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete).

Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel) merupakan operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedang operasi-operasi yang berkaitan dengan isi tabel (data) merupakan operasi rutin yang akan berlangsung berulang-ulang dan karena itu operasi-operasi inilah yang lebih tepat mewakili aktivitas pengelolaan (management) dan pengolahan (processing) data dalam basis data (Fathansyah, 1999).

Penyusunan basis data diatur dengan menggunakan perangkat Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System DBMS). Manpulasi basis data meliputi pembuatan pernyataan (query) untuk mendapatkan informasi tertentu, melakukan pembaharuan atau penggantian (update) data, serta pembuatan report data. Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan

Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

Sistem Basis Data Sistem Penunjang Keputusan (DSS)

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

abstrak dari data bagi user. Jadi sistem menyembunyikan informasi mengenai bagaimana data disimpan dan dirawat, tetapi data tetap dapat diambil dengan efisien. Pertimbangan efisien yang digunakan adalah bagaimana merancang struktur data yang kompleks, tetapi tetap dapat digunakan oleh pengguna yang masih awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur data (Abdillah, 2010).

Metode penyimpaan data secara sekunder merupakan salah satu bagian penting dari DBMS. Metode utama dalam penyimpanan sekunder adalah metode penyimpanan berurutan (sequential storage) dan metode penyimpanan akses langsung (direct access storage). Metode sequential adalah metode penyimpanan dimana data disimpan dan dibaca dengan suatu urutan tertentu, sedangkan dengan metode penyimpanan akses langsung memungkinkan suatu data tidak ditulis dan dibaca secara berurutan (Davis, 1991).

2.7 Model Entity Relationship

Pada model ini, data sebenarnya diterjemahkan dengan memanfaatkan perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umumnya disebut dengan diagram entity relationship atau diagram E-R. Sesuai dengan namanya, ada dua komponen utama pembentuk E-R ini, yaitu entitas dan relasi. Kedua komponen ini dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah atribut atau property

(Haryanto, 2008).

Obyektif atau tujuan utama dari pembuatan diagram E-R adalah untuk menunjukkan obyek-obyek (himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi diantaraobyek- obyek tersebut. Penggambaran atribut-atribut dalam sebuah diagram E-R seringkali malah menggangu tujuan yang ingin dicapai. Solusinya adalah dengan penggambaran diagram E-R dengan menggunakan kamus data. Kamus data berisi daftar atribut yang diapit dengan kurung kurawal {}. Atribut yang berfungsi sebagai key juga dibedakan dengan bukan key dengan menggarisbawahi atribut tersebut (Haryanto, 2008).

Selain entitas dan atribut yang telah dijelaskan diatas, ada istilah-istilah dalam model E-R ini yaitu relasi dan kardinalitas. Relasi menunjukkan adanya hubungan antara sejumlah entitas. Sedangkan kardinalitas relasi menunjukkan

jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas lain (Haryanto, 2008).

Menurut Haryanto (2008) kardinalitas relasi diantara dua entitas dapat berupa:

a. Satu ke Satu (One to One)

Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B. Begitu pula sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.

b. Satu ke banyak (One to Many)

Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknyam dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.

c. Banyak ke Satu (Many to One)

Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

d. Banyak ke Banyak (Many to Many)

Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

3 METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan pengekspor layur PT AGB di Palabuhanratu mulai bulan Juli-Agustus 2011. Alasan penulis memilih PT AGB sebagai studi kasus, dikarenakan perusahaan pengekspor layur ini cukup besar dan lokasinya mudah dijangkau untuk penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan adalah data sekunder. Jenis data sekunder tersebut adalah data produksi, data pelanggan, data penjualan, data pemasok, data pembelian, data inventaris fasilitas penunjang produksi, data kepegawaian, dan data biaya. Sumber data diperoleh dari masing-masing kepala bagian di PT AGB.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi kasus dan wawancara langsung terhadap pimpinan perusahaan, staff dan karyawan di PT AGB yang berada di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Perancangan sistem informasi manajemen

Pembuatan sistem informasi dilakukan dengan tahapan-tahapan kerja yaitu: perancangan sistem, desain basis data, pembuatan tampilan antar muka, pemrograman, dan uji coba program. Tiap tahapan kerja memerlukan ketelitian yang tinggi agar kesalahan yang terjadi seminimal mungkin sehingga menghasilkan sistem informasi yang baik. Tahap kerja pengembangan sistem informasi manajemen di PT AGB dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Tahap Kerja Pengembangan Sistem Informasi Manajemen di PT AGB (Manetsch dan Park, 1997 dalam Supriyadi, 2002)

Mulai

Tinjauan Lapang dan Identifikasi Sistem

Analisis Sistem

Desain Sistem

Pengkodean Program Komputer

Implementasi

Memuaskan?

Ya Tidak

Software Sistem Informasi Manajemen Perusahaan

di PT AGB

3.4.2 Penyusunan

Proses pengembangan sistem informasi berbasis komputer yang akan dikembangkan ini mengikuti metode siklus hidup sistem. Menurut McLeod (1993) tahapan siklus hidup sistem dalam pengembangan sistem informasi berbasis komputer tediri dari tahap perencanaan, analisis sistem, rancang bangun, penerapan dan penggunaan. Setiap tahapan dapat dibagi-bagi lagi menjadi tahapan-tahapan yang lenbih rinci sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih sistematis dan terencana. Tahapan-tahapan kerja yang dilakukan untuk komputerisasi sistem informasi produksi di PT AGB adalah sebagai berikut:

1) Tinjauan lapang dan identifikasi sistem dimaksudkan untuk melihat kondisi dan masalah yang terjadi di lapangan. Teknik yang digunakan pada tahapan ini yaitu dengan menggunakan teknik wawancara langsung terhadap pimpinan perusahaan, staff dan karyawan perusahaan. Pada wawancara tersebut ditanyakan mengenai masalah-masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan serta harapan-harapan yang diinginkan dalam penyajian informasi. Dengan pendekatan ini, diharapkan sistem informasi yang dibangun dapat lebih memuaskan pengguna.

2) Tahapan analisis sistem dimaksudkan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan secara lebih detail, yaitu meliputi sumber data, pengguna informasi, input dan output pengguna informasi serta mekanisme aliran informasi. Hal serupa juga dilakukan terhadap sistem yang akan dibangun, yaitu dengan menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai, menetapkan mekanisme serta kebutuhan-kebutuhan sistem untuk mencapai tujuan tersebut. Alat bantu yang digunakan pada tahapan ini adalah diagam arus data (DAD) dan algoritma sistem.

3) Tahapan desain sistem dimaksudkan untuk membuat dokumentasi sistem yang lebih rinci lagi sehingga akan mempermudah proses pengkodean program komputer. Alat bantu yang digunakan pada tahap ini adalah diagram arus data (data flow diagram), pseudocode (structured english) serta algoritma program.

4) Tahapan pengkodean program merupakan tahapan utama dari proses pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Pada tahapan ini

dilakukan pengkodean program komputer sehingga diperoleh suatu sistem aplikasi dari sistem informasi yang dibangun. Pada penelitian ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 Enterprise for Windows

3.4.3 Validasi

Tahapan pengujian dilakukan untuk melihat kevalidan (kesesuaian dengan keinginan pengguna) dari sistem aplikasi yang dibangun. Pengujian dilakukan dengan menggunakan data historis perusahaan. Bila pada sistem aplikasi yang dibangun masih belum valid, maka dilakukan perbaikan-perbaikan, sedangkan bila sudah valid maka sistem aplikasi siap untuk diterapkan pada sistem.

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Produk perikanan indonesia merupakan aset yang potensial, namun kurang tergarap dengan baik. Penerapan sistem manajeman yang kurang tertata merupakan salah satu hambatan dalam pengembangan industri perikanan ekspor di Indonesia. Untuk mendukung produksi perikanan yang berkualitas baik dan berkelanjutan, diperlukan manajemen perusahaan yang baik.

Melihat pentingnya kebutuhan tersebut, maka PT AGB mengembangkan usaha di Bidang ekspor ikan layur berkualitas. Perusahaan tersebut berdiri pada 5 Januari 2005 dengan mendapatkan izin usaha No. 503.22/998.-DPTPM/2007 pada tanggal 23 Juli 2007.

Lokasi PT AGB terletak di Jalan Siliwangi, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lahan yang dimiliki oleh perusahaan sekitar 0,5 ha, digunakan untuk aktivitas seluruh kegiatan perusahaan.

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi PT AGB adalah meningkatkan nilai jual produk perikanan Indonesia dengan dikelola oleh sumber daya manusia yang baik. Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah menumbuhkan ekonomi daerah dengan mengembangkan produksi perikanan layur di Palabuhanratu.

4.3 Bidang Usaha dan Wilayah Kerja

Tujuan dan kegiatan utama dari perusahaan adalah menyalurkan dan mengekspor produk perikanan layur yang unggul. Perusahaan memiliki berbagai jenis produk layur yang dibagi berdasarkan kualitasnya. Selain itu, perusahaan juga membantu sejumlah nelayan di Palabuhanratu dalam hal penyediaan sarana operasinya berupa kapal beserta alat penangkap ikan. Sebagai timbal baliknya, hasil tangkapan yang diperoleh dari nelayan tersebut disalurkan ke perusahaan. Dalam hal pemasaran, produk disalurkan ke PT AGB pusat untuk kemudian langsung diekspor ke Korea.

4.4 Fasilitas Perusahaan

Perusahaan memiliki fasilitas yang memadai dalam rangka melakukan aktivitasnya. Hal tersebut terdiri dari fasilitas produksi, fasilitas penunjang dan fasilitas umum. Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari ruang penyortiran, ruang penampungan, drum-drum penampung ikan, jet pump. Blower, timbangan, bak penampungan. Fasilitas penunjang yang merupakan sarana bangunan fungsional terdiri dari kantor pengelola, ruang administrasi, dapur umum, gudang, ruang mesin dan garasi. Sedangkan gasilitas umum meliputi instalasi listrik, air, telekomunikasi, dan mushola.

Fasilitas kegiatan operasional perusahaan dilengkapi dengan 1 unit kendaraan pick up, 1 unit kendaraan roda dua Honda. Terdapat juga 1 unit cold

storage yang berfungsi untuk melengkapi ruang penampungan produk

perusahaan.

4.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang dimiliki perusahaan dipimpin oleh seorang Presiden Direktur sebagai pemilik perusahaan, yang membawahi General Manager dan Bagian HRD & Marketing (Manajer Operasional). Akan tetapi, proses pengambilan keputusan perusahaan PT AGB Palabuhanratu dilakukan oleh Manajer Operasional sebagai orang yang dipercaya melakukan hal tersebut yang juga bertindak sebagai kepala yang mengatur garis besar jalannya teknis operasi perusahaan tersebut. Dibawah ketiga bagian tersebut terdapat berbagai divisi yang telah terspesialisasi sesuai dengan bidang-bidang yang diperlukan oleh perusahaan. Masing-masing divisi tersebut bertanggung jawab secara langsung melalui manajer operasional kepada perusahaan. Struktur organisasi PT AGB Palabuhanratu disajikan dalam Gambar 8.

Presiden Direktur

HRD dan Marketing (operasional)

Processing and cold Storage

Quality control Hygene  Sanitasi

Processing Cold Storage

Mekanik Security Bagian Keuangan

logistik Staff Keuangan

Dapur General Manager

Gambar 8 Struktur Organisasi PT AGB Palabuhanratu

Berdasarkan data tahun 2011, perusahaan mempekerjakan 12 orang, yang ditempatkan sesuai dengan keahliannya. Pada struktur organisasi tersebut terdapat Kepala Bagian Processing & Cold Storage, Kepala Bagian Mekanik, Kepala Bagian security, Kepala Bagian Keuangan yang membawahi Bagian Logistik, Staff Keuangan dan Dapur. Kepala Processing & Cold Storage bertanggung jawab kepada President director dan HRD & Marketing, dan memiliki tugas pokok menetapkan standar dan kualitas ikan yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan mengoordinir, mengawasi serta bertanggung jawab atas semua kegiatan dan kualitas ikan yang dihasilkan. Kepala bagian keuangan membawahi bagian logistik, staff keuangan, dan dapur. Kepala bagian keuangan tersebut disini hanya bertugas untuk melakukan manajemen keuangan dan mengelola semua informasi keuangan. Pengambilan keputusan untuk hal-hal operasional dan hal-hal strategis, dilakukan melalui manajer operasional.

Kepala Bagian mekanik bertanggung jawab atas semua kontrol mesin yang digunakan di perusahaan tersebut. Tugas dari bagian mekanik adalah : mengontrol dan mengawasi alat-alat vital yang ada hubungannya dengan produksi, dan mengontrol kualitas ikan yang ada di gudang cold storage dan pada waktu pembekuan ikan didalam freezer yang berkoordinasi dengan bagian processing dan gudang.

Kepala bagian security membawahi para petugas keamanan yang ada di perusahaan tersebut dan bertanggung jawab terhadap keamanan perusahaan. Bagian security memiliki yang memiliki tugas : mengawasi dan mengontrol serta bertanggung jawab terhadap keamanan di dalam dan di luar area pabrik sesuai dengan prosedur, mengetahiu dan mengontrol setiap tamu dan supplier yang masuk ke perusahaan, dan mengecek tenaga kerja harian lepas.

4.6 Produksi

Proses produksi perusahaan di PT AGB sedikit berbeda dengan di perusahaan lainnya. Proses produksi dipimpin oleh Manajer Operasional yang dibantu oleh bagian Processing dan Cold Storage. Bagian tersebut secara struktural menjaga agar kualitas produk yang diterima dapat terjaga dengan kualitas yang maksimal dan dikemas dengan baik sampai proses ekspor.

Produk layur yang menjadi unggulan di Perusahaan ini dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu White China, White Korea, Perut Pecah, Yellow Korea, dan Yellow China. Adapun penetapan kategori harga per 1 kg untuk setiap jenis layur berdasarkan ukurannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Harga per Jenis Layur berdasarkan ukuran WC (White China), PP (Perut Pecah)

dan YC (Yellow China) Korea (WK)

Size Ekor

WC WPP YC

Pancing

YC

Jaring Size Ekor WK

Rp Rp Rp Rp Rp 100-200 49-55 12.000 10.000 12.000 12.000 200-300 34-35 19.000 200-300 k 40-46 15.000 10.500 300-500 24-26 24.000 200-300 b 31-37 19.000 11.000 13.000 13.000 400-700 21-23 24.000 300-500 21-27 24.000 11.000 16.000 16.000 500-700 16-18 24.000 500-700 16-18 24.000 11.000 16.000 16.000 700-1000 12-14 24.000 700-1000 12-14 24.000 11.000 16.000 16.000 1 up 1-10 24.000 11.000 16.000 16.000

Data produksi Ikan Periode tahun 2005 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Data Produksi Ikan Periode tahun 2005 -2011

Bulan Tahun Total (kg)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Januari 95.516,50 12.566,50 86.715,50 117.349,00 121.104,00 5.187,10 244,9 438.683,50 Februari 26.708,80 37.568,00 78.126,50 4.037,00 68.852,00 4.999,30 4.339,40 224.631,00 Maret 32.676,40 11.480,00 63.506,50 155.973,00 170.257,00 83.955,80 1.007,60 518.856,30 April 17.128,80 39.643,00 127.192,30 148.552,00 98.041,00 44.924,10 2.273,10 477.754,30 Mei 34.660,00 874 66.992,80 50.633,00 12.951,00 9.067,90 916,2 176.094,90 Juni 8.044,50 612,5 28.174,00 79.887,00 24.947,00 77,6 141.742,60 Juli 13.609,50 3.327,50 8.127,00 154.801,00 17.102,00 186,3 197.153,30 Agustus 16.832,50 84.289,10 16.026,00 155.611,00 143.688,00 2.910,20 419.356,80 September 47.049,50 95.924,80 132.193,00 123.864,00 94.516,00 465,3 494.012,60 Oktober 55.206,50 28.952,00 135.593,00 126.693,00 182.098,00 528.542,50 November 3.294,50 71.449,50 173.683,50 131.671,00 120.995,80 1.510,80 502.605,10 Desember 10.645,00 133.230,50 96.294,50 105.898,00 23.317,30 369.385,30 Total 361.372,50 519.917,40 1.012.624,60 1.354.969,00 1.077.869,10 153.206,80 8.858,80 4.488.818,20 4.7 Pelanggan

Segmen pasar perusahaan hanya terdiri dari pasar ekspor. Perusahaan ini melakukan kegiatan ekspor ke Korea ataupun China melalui PT AGB Pusat di Jakarta.

4.8 Pemasok

Perusahaan memilki jaringan pemasok produk perikanan yang cukup luas di Jawa meliputi daerah Cimaja, Jampang, Binunangeun, Ciwaru, Pameungpeuk dan Ujung Genteng. Berkat relasi yang dimiliki oleh perusahaan, pemasok dapat menyediakan produk dengan baik dan berkelanjutan, sehingga kelangsungan operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok, perusahaan menganut teori “win-win solution”. Di satu pihak, perusahaan diuntungkan dengan kontinuitas ketersediaan produk dan efisiensi perantara, di pihak laik, pemasok diuntungkan dengan tingkat pembelian yang relatif menguntungkan.

Sistem pembayaran yang diterapkan oleh perusahaan adalah sistem keredit putus (perusahaan membeli semua produk dari pemasoknya dan akan menanggung keseluruhan produk tersebut) bukan dengan sistem konsinyasi, yaitu sistem penitipan barang yang dibayarkan sejumlah terjual, yang umumnya merugikan pihak pemasok.

4.9 Pemasaran

Pemasaran di PT AGB ini dilakukan dengan cara distribusi produk yang telah dikemas yang dikirimkan langsung ke PT AGB Jakarta sebagai pengekspor produk ke China dan Korea. Penerapan teknologi produk yang efisien dan efektif telah dilakukan oleh produk ini, seperti proses penempatan produk di dalam blong berisi air dengan suhu yang relatif dingin (20-23o C) yang dapat menjaga agar

Dokumen terkait