• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen pada Perusahaan Ikan Layur Untuk Ekspor : Studi Kasus PT AGB Palabuhanratu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen pada Perusahaan Ikan Layur Untuk Ekspor : Studi Kasus PT AGB Palabuhanratu"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

GILANG PUTRA RENGGANA, C44070045. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen pada Perusahaan Ikan Layur Untuk Ekspor : Studi Kasus PT AGB Palabuhanratu. Dibimbing oleh JOHN HALUAN dan MUSTARUDDIN.

Palabuhanratu dikenal sebagai penghasil ikan layur yang menjadi komoditas unggulan baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Namun dalam perkembangannya, perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam industri ikan layur tersebut belum didukung oleh teknologi informasi yang sesuai sehingga seringkali ditemui kendala dalam merencanakan, mengelola, dan mengendalikan perusahaan tersebut. Hal ini akibat kurangnya informasi yang teratur, lebih akurat, cepat, efektif dan efisien yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Maka dari itu, pada kegiatan operasionalnya perusahaan tersebut masih mengalami kendala dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien. Sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, maka penerapan sistem komputerisasi sangat membantu kelancaran perusahaan, baik dari sisi operasional seperti otomatisasi kegiatan produksi atau bagi manajemen dalam upaya memperoleh informasi yang akurat, cepat, tepat waktu, dan relevan. Adanya sistem informasi yang dapat menunjang fungsi bagian manajemen dapat memudahkan dalam pengelolaan bidang produksi produk, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja. Penelitian ini telah menghasilkan sistem informasi terkomputerisasi dengan nama SIM AGB. Program SIM AGB ini mampu mencatat, menganalisa dan menampilkan data-data perusahaan khususnya yang berkaitan dengan manajemen persediaan produk pada perusahaan. Kemampuannya dalam menampilkan laporan stok barang dan laporan rugi/laba merupakan fasilitas dalam program yang dituntut keberadaannya oleh sistem informasi perusahaan. Hal ini penting sekali untuk membantu pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan finansial perusahaannya, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien..

(2)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi termaju di bidang pertanian dalam

arti luas (termasuk perikanan). Bahkan muatan visi pembangunan daerah provinsi ini

memberikan porsi utama terhadap terwujudnya sektor pertanian termaju di Indonesia.

Selain itu, Jawa Barat juga menempatkan sektor perikanan dan kelautan sebagai salah

satu inti bisnis (business core) utama di wilayahnya (Dinas Perikanan Jawa Barat,

2007 diacu dalam Pradipta, 2010). Di wilayah provinsi ini, terdapat banyak kabupaten/kota yang menjadi sentra-sentra produksi dan potensi pengembangan

bisnis kelautan dan perikanan, seperti Kabupaten Subang, Indramayu dan Cirebon

yang berada di wilayah pantai bagian utara Jawa Barat, serta Kabupaten Sukabumi

dan Garut yang berada di wilayah pantai bagian selatan Jawa Barat.

Palabuhanratu merupakan salah satu sentra perikanan tangkap di Kabupaten

Sukabumi yang merupakan pusat pengembangan perikanan yang sangat baik dan

menjanjikan. Letaknya berhubungan langsung dengan ZEE Indonesia yang masih

under exploited sehingga usaha perikanan tangkap terbuka untuk dikembangkan.

Beberapa kecamatan juga berbatasan langsung dengan perairan teluk yang ditinjau

dari aspek ekologis memiliki nilai lebih untuk usaha perikanan.

Palabuhanratu dikenal sebagai penghasil ikan layur yang menjadi komoditas

unggulan baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Namun dalam perkembangannya,

perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam industri ikan layur tersebut belum

didukung oleh teknologi informasi yang sesuai sehingga seringkali ditemui kendala

dalam merencanakan, mengelola, dan mengendalikan perusahaan tersebut. Hal ini

akibat kurangnya informasi yang teratur, lebih akurat, cepat, efektif dan efisien yang

berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Sehingga dalam kegiatan operasionalnya,

perusahaan tersebut masih mengalami kendala dalam pengambilan keputusan yang

efektif dan efisien.

Sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, maka penerapan

(3)

operasional seperti otomatisasi kegiatan produksi atau bagi manajemen dalam upaya

memperoleh informasi yang akurat, cepat, tepat waktu, dan relevan. Adanya sistem

informasi yang dapat menunjang fungsi bagian manajemen dapat memudahkan dalam

pengelolaan bidang produksi produk, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian sebagai studi

kasus di PT AGB yang merupakan perusahaan perikanan layur di wilayah Kabupaten

Sukabumi.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1) Merancang sistem informasi manajemen perusahaan dengan membuat

software aplikasi yang dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan,

dan

2) Merekomendasikan pengaturan arsip-arsip perusahaan dengan manajemen

data yang lebih baik.

1.3 Manfaat Penelitian

1) Penghematan ruang, waktu, tenaga, serta biaya dalam proses pengumpulan,

pemrosesan data dan pengaksesan informasi perusahaan.

2) Dengan informasi yang telah terorganisir dengan baik, diharapkan pengelola

perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan mudah.

(4)

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Ikan Layur

2.1.1 Aspek biologi ikan layur

Ikan layur (Trichiurus sp) menurut taksonominya diklasifikasikan sebagai berikut (Saanin, 1984)

Phyllum: Chordata

Sub Phylum: Vertebrata Class: Pisces

Sub Class: Teleostei Ordo: Percomorphi

Sub Ordo: Scrombroidea Famili: Trichiuridae

Genus: Trichiurus

Spesies: Trichiurus sp

Nama Indonesia: layur

Ikan layur (Trichiurus sp) mempunyai ciri-ciri morfologis sebagai berikut: Badan sangat panjang, pipih seperti pita terutama bagian ujung belakang ekor, dalam bahasa inggris disebut hairtail. Mulut lebar dilengkapi dengan gigi tangkap yang kuat dan tajam. Rahang bawah lebih besar dari rahang atasnya. Sirip punggung panjang sekali mulai dari atas kepala sampai akhir badan dan berjari-jari lemah 105-134. Sirip dubur tumbuh kurang sempurna dan berberjari-jari-berjari-jari lemah 72-80. Berupa deretan-deretan duri kecil, tidak terdapat sirip perut dan garis rusuk terlihat jauh dibagian bawah badan.

(5)

2.1.2 Penyebaran dan musim ikan layur

Menurut Nontji (2005), ikan layur tersebar luas pada semua perairan tropis dan subtropis di dunia. Di Indonesia, ikan layur menyebar dan dijumpai pada semua perairan pantai Indonesia. Terdapat enam jenis layur di Perairan Indonesia. Jenis layur yang banyak terdapat di perairan pantai Pulau Jawa adalah dari jenis

Trichiurus haumela. Selain itu, di beberapa muara sungai di Sumatera dijumpai jenis layur yang berukuran lebih kecil, yaitu Trichiurus savala dan Trichiurus glossodon. Secara umum, bentuk ikan layur dari spesies Trichiurus haumela,

Trichiurus savala dan Trichiurus glossodon dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3.

Gambar 1 Ikan layur (spesies Trichiurus haumela) Sumber : Nakamura & Parin, 1993

Gambar 2 Ikan layur (spesies Trichiurus savala) Sumber : Nakamura & Parin, 1993

(6)

Daerah penyebaran ikan layur meliputi hampir seluruh perairan pantai Indonesia, sperti Tuban, Lawang, Jampang, Palabuhanratu, Cibanteng, Ujung Genteng dan Sukawayana. Selain itu ikan layur juga terdapat di Perairan Jepang, Filipina, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan hingga pantai utara Australia, juga tersebar luas di perairan dangkal di Afrika Selatan (Direktorat Jendral Perikanan, 1998).

Musim penangkapan ikan layur di Palabuhanratu terjadi satu kali setahun, yaitu antara Bulan Oktober-Januari. Musim puncak terjadi pada Bulan November dan musim terendah pada bulan Mei. Kelimpahan tertinggi terjadi pada Bulan Oktober-Januari bertepatan dengan awal musim barat. Pada saat musim barat kelimpahan ikan layur mengalami peningkatan, hal ini terkait dengan habitatnya yang cenderung hidup di dasar perairan (Astuti, 2008).

2.1.3 Fishing ground ikan layur

Ikan layur tergolong ikan demersal yaitu ikan yang hidup di dasar atau dekat dengan dasar perairan. Kelompok ikan ini pada umumnya memiliki aktivitas relatif rendah, gerak ruaya tidak terlalu jauh dan membentuk gerombolan yang tidak terlalu besar sehingga sebarannya relatif lebih merata jika dibandingkan dengan ikan-ikan pelagis. Kondisi ini mengakibatkan daya tahan ikan demersal terhadap tekanan penangkapan relatif rendah dan tingkat mortalitasnya cenderung sejalan dengan upaya penangkapannya (Aoyama, 1972 diacu dalam Widiyanto, 2008).

Ikan layur umumnya hidup pada perairan yang dalam dengan dasar berlumpur. Meskipun demikian, ikan layur biasanya akan muncul kepermukaan menjelang senja untuk mencari makan. Ikan layur dari famili Gempylidae juga biasanya ditemukan pada kedalaman lebih dari 150 m dan ikan layur dari famili Trichiuridae dapat ditemukan sampai kedalaman 2000 m (Nakamura dan Parin, 1993).

(7)

Jepang, Philipina, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan hingga pantai utara Australia, dan tersebar luas di perairan dangkal di Afrika Selatan (Widiyanto, 2008)

2.2. Usaha Perikanan

2.2.1 Penangkapan ikan layur

Menurut Direktorat Jendral Perikanan (1979), ikan layur tertangkap dengan trawl, cantrang dan sejenisnya, pancing, jaring insang, macam-macam perangkap seperti bubu, sero, jermal, ambai dll.

Di antara alat-alat yang disebutkan di atas, ikan layur banyak tertangkap sebagai bycatch atau tangkapan sampingan. Alat tersebut antara lain trawl, cantrang, gillnet, purse seine, lampara dasar, sero, jermal dan ambai. Empat jenis alat tangkap utama ikan layur yaitu payang, gillnet, bagan, pancing (pancing ulur dan rawai layur).

1) Gillnet

Gillnet, bila diartikan secara harfiah berart Jaring Insang. Disebut jaring insang karena ikan-ikan yang tertangkap oleh gillnet umumnya tersangkut pada tutup insangnya. Jaring ini terdiri dari satuan-satuan jaring yang biasa disebut piece. Dalam operasi penangkapannya biasanya terdiri dari beberapa piece yang digabung menjadi satu sehingga merupakan satu perangkat (unit) yang panjang (300-500 m), tergantung dari banyaknya piece. Gillnet termasuk alat tangkap selektif, besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ikan yang akan ditangkap (Subani dan Barus, 1988).

2) Bagan

(8)

menggolongkan bagan menjadi tiga macam yaitu bagan tancap, bagan rakit dan perahu.

Komponen bagan terdiri dari jaring bagan, rumah bagan, sero dan lampu. Pada pelatarn bagan terdapat alat penggulung (roller) yang berfungsi untuk menurunkan atau mengangkat jaring bagan pada saat dioperasikan. Penangkapan bagan hanya dilakukan pada malam hari, terutama pada saat gelap bulan dengan menggunakan lampu sebagai alat bantu penangkapan (Subani dan Barus, 1988). Hasil tangkapan bagan adalah jeis ikan pelagis kecil seperti teri, tembang, pepetek, kembang, layur, selar, dll.

3) Payang

Payang adalah “pukat kantong lingkar” yang secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag), badan/perut (body or belly) dan kaki/sayap (leg/wing). Payang memiliki bagian atas mulut jaring yang menonjol ke belakang, dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang hidup di bagian lapisan atas air dan mempunyai sifat cenderung lari ke bawah bila telah terkurung jaring. Pada bagian bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat, sedangkan bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung (Subani dan Barus, 1988).

4) Pancing Ulur (Handline)

Handline adalah salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat luas terutama nelayan. Alat tangkap tersebut merupakan alat yang sederhana yang bisa dioperasikan oleh nelayan kecil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena hanya membutuhkan modal yang kecil dan tidak selalu memerlukan kapal yang khusus dan digolongkan dalam fishing with line yang deilengkapi dengan mata pancing (Von Brant, 1984).

5) Pancing Rawai

(9)

mata (hook). Tergantung dari banyaknya satuan yang dipergunakan, panjang tali tersebut bila direntangkan secara lurus dapat mencapai panjang ratusan meter, bahkan puluhan kilometer. (Subani dan Barus, 1988)

Rawai dikelompokkan sebagai berikut:

1) Berdasarkan letak pemasangan di perairan, dibagi menjadi rawai perairan (surface longline), rawai pertengahan (midwater longline), dan rawai dasar (bottom longline).

2) Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama, dibagi menjadi rawai tegak (vertical longline) dan rawai datar (horizontal longline).

3) Berdasarkan ikan yang tertangkap pada setiap operasi, dibagi menjadi rawai tuna, rawai albacore, rawai cucut dan sebagainya.

2.2.2 Nelayan

Selain alat tangkap rawai dan kapal, komponen penting lainnya yang melengkapi kegiatan penangkapan ikan layur di Palabuhanratu adalah seseorang yang mengopreasikan kegiatan penangkapan yaitu nelayan (Surya, 2006). Secara umum nelayan di Palabuhanratu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Nelayan penuh : nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan

2. Nelayan sambilan utama: nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan. Disamping penengkapan ikan sebagai pekerjaan utamanya, nelayan ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain. 3. Nelayan sambilan tambahan : nelayan yang hanya sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.

2.2.3 Perusahaan perikanan sebagai perusahaan agribisnis

(10)

Menurut Kristianto (1997) diacu dalam Supriyadi (2002), perusahaan agribisnis (perikanan) memiliki karakteristik umum sebagai berikut:

1) Mencari keuntungan dengan memanfaatkan proses produksi biologis, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang direkayasa secara optimal; 2) Memanfaatkan kemajuan teknologi biologi dan informasi;

3) Makin kurang peka terhadap perubahan situasi dan kondisi alam; 4) Tetap peka terhadap situasi dan kondisi politik;

5) Makin peka terhadap isu lingkungan; 6) Makin peka terhadap kebijakan ekonomi;

7) Makin peka terhadap perubahan sikap sosial dan budaya konsumen; 8) Makin efisien.

2.3 Konsep Dasar Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) yang artinya suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika serignkali bisa dibuat (Amirin, 2003).

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya negara. Negara merupakan suatu kumpulan dai beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada di negara tersebut (Amirin, 2003).

(11)

Suatu sistem yang dibuat umumnya memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective). Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya dalam ruang lingkup yang lebih sempit (Amirin, 2003).

Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (sub system). Misalnya, sistem komputer terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat keras (hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (Integrated) (Amirin, 2003)

2.3.1 Karakteristik sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik terntentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environtment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objective) atau tujuan (goal) (Jogiyanto, 2005).

Di bawah ini merupakan penjelasan dari karakteristik sistem menurut Jogiyanto (2005);

1) Komponen Sistem (components)

(12)

2) Batas Sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3) Lingkungan Luar Sistem (environtment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan. Lingkungan yang menguntungkan harus tetap dijaga dasn dipelihara karena merupakan energi dari sistem. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika tidak akan mengganggu kelangsungan sistem.

4) Penghubung (interface)

Interface merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Interface ini memungkinkan satu subsistem untuk mengalirkan sumberdaya ke subsistem lainnya. Keluaran dari suatu subsistem akan menjadi masukan bagi subsistem lain melalui suatu penghubung. Penghubung subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem lain dan membentuk suatu kesatuan.

5) Masukan (Input)

Input merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Input dapat berupa

maintenance input dan signal input. Maintenance Input adalah energi yang dimaksukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan output.

6) Keluaran (Output)

Output merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

output yang berguna dan sisa pembuangan. Output dapat menjadi input untuk subsistem yang lain.

7) Pengolah Sistem (Process)

Sustu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

(13)

Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan dan output yang akan dihasilkan sistem. Sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran dasn tujuannya.

2.3.2 Ciri pokok sistem

Menurut Amirin (2003) ada sembilan ciri pokok sistem, yaitu:

1) Setiap sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku atau kegiatannya mengarah pada tujuan tersebut.

2) Setiap sistem mempunyai batas (boundaries) yang memisahkannya dari lingkungan.

3) Sistem bersifat terbuka atau pada umumnya bersifat terbuka. Boleh dikatakan dalam kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Suatu sistem dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya dan sebaliknya, dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh apapun

4) Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem. Setiap sistem terdiri dari subsistem yang terbagi lagi ke dalam subsistem yang lebih kecil, begitu seterusnya.

5) Walau sistem itu terdiri dari berbagai bagian, unsur-unsur atau komponen, tidak berarti bahwa sistem itu merupakan sekedar kumpulan dari bagian, unsur atau komponen tersebut, melainkan merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu.

6) Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan baik di dalam

(intern) sistem, maupun antara sistem dengan lingkungannya.

7) Setiap sistem melakukan kegiatan ataupun proses mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Karena itu maka sistem sering disebut sebagai “processor” atau “transformator”.

(14)

9) Karena adanya mekanisme kontrol itu maka sistem mempunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan secara otomatis (dengan sendirinya).

2.3.3 Klasifikasi sistem

Menurut Jogiyanto (2005) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:

1) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikirn atau ide-ide yang tidak tampak secara disik misalnya sistem teologim yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.

2) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (Natural Sistem) dan sistem buatan manusia, misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system, atau ada yang menyebutnya man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh dari man-machine system, karena menyangkut komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena menganfung unsur probabilitas.

(15)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya camppur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka merupakan sistem yang terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem sifatya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.

2.3.4. Kriteria Sistem

Menurut Amirin, (2003), suatu sistem yang baik harus mempunyai kriteria-kriteria sebagai berikut:

1) Kegunaan

Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat dan waktunya yang relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personel operasi dalam organisasi.

2) Ekonomis

Semua bagian dari sistem termasuk laporan, pengawasan-pengawasan dan lain-lain harus menyumbangkan nilai tambah sekurang-kurangnya sebesar biaya.

3) Keandalan

Keluaran sistem harus mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif dan efisien.

4) Kapasitas

Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti operasi normal.

5) Kesederhanaan

(16)

6) Fleksibel

Sistem harus cukup fleksibel untuk menerima perubahan-perubahan.

2.4 Konsep dasar informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehinggan informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh. Keadaan dari sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya disebut dengan istilah entropy. Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entropy tersebut yang disebut dengan negative entropy atau negentropy (Pangestu, 2007).

Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk tunggal atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu (Pangestu, 2007).

2.4.1 Siklus informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut menjadi suatu model untuk dihasilkan informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses tertentu (McLeod, 2007). Proses pengolahan data menjadi informasi hingga informasi tersebut menjadi data kembali disebut dengan siklus informasi.

Data yang diolah menjadi suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, melakukan keputusan berdasarkan informasi tersebut dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap kembali sebagai input, diproses kembali melalui suatu model dan sterusnya yang merupakan suatu siklus. (Pangestu, 2007).

2.4.2 Nilai informasi

(17)

untuk mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak saja. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai dari efektifitas dari informasi tersebut. (Jogiyanto, 2005).

2.4.3 Karakteristik dari informasi yang baik

Menurut Kroenke (1992), informasi dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria dan karakteristik sebagai berikut:

1) Information must be patient

Informasi harus berhubungan. Pernyataan informasi harus berhubungan dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima informasi (orang yang membutuhkan informasi tersebut).

2) Information must be accurate

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak memiliki bias atau menyesatkan. Informasi yang dihasilkan harus mencerminkan maksudnya. Keakuratan informasi harus bergantung pada keadaan.

3) Information must be timely

Informasi harus ada ketika dibutuhkan. Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usanh tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

4) Relevan

(18)

2.5. Sistem Informasi Manajemen

Sistem adalah kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Suatu sistem yang dibuat tentunya memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective). Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya dalam ruang lingkup yang lebih sempit (Amirin, 2003).

Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan menurut Davis (1991), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Data didefinisikan sebagai bahan mentah bagi informasi, yang berupa kelompok teratur dari simbol-simbol yang mewakili suatu kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya. Perlakuan yang dilakukan terhadap data agar dapat menghasilkan informasi yang berguna, terdiri dari lima tahap yang disebut siklus pengolahan data, yaitu pengumpulan, penghalusan, pengolahan, pemeliharaan dan pengeluaran output data (Cushing, 1992). Model Bentuk hubungan data dan informasi sebagai dasar sistem informasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Siklus pengolahan data (Sumber : Davis, 1991)

Manajemen adalah proses atau kegiatan yang menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh manager, yaitu berupa merencanakan, menorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan operasi. Manager merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan dan memilih arah tindakan yang terbaik untuk

Data  Pengolahan Informasi

(19)

mencapai sesuatu yang direncanakan. Manager juga mengorganisasikan tugas-tugas yang diperlukan untuk rencana operasional, pendelegasian wewenang dan menyusun tugas ini ke dalam kelompok yang homogen. Prestasi kerja (performance) dikendalikan dengan menentukan norma-norma prestasi kerja dan menghindari penyimpangan terhadap norma atau standar tersebut (Murdick dan Ross, 1990).

Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, yang akan mendukung pembuatan keputusan (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer terdiri dari software, hardware dan brainware yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Sutono, 2007).

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistemnya adalah masukan, pengolahan dan keluaran. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya. Karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data berkas (data berkas storage) ke dalam sistem informasi tersebut. Dengan ditambahkan penyimpanan data, fungsi pengolahan informasi bukan lagi mengubah data menjadi informasi tetapi juga menyimpan data untuk penggunaaan lanjutan. Model dasar pengolahan informasi berguna dalam memahami bukan saja keseluruhan sistem pengolahan informasi, tetapi juga untuk penerapan pengolahan informasi secara tersendiri. Setiap penerapan dapat dianalisis menjadi masukan, penyimpanan, pengolahan dan pengeluaran (Davis, 1991).

(20)

metode ini dapat digunakan bersama-sama untuk saling menguatkan (Wahid, 2004). Komponen –komponen sistem informasi dalam bentuk blok bangunan (

building block) disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Blok sistem informasi yang berinteraksi (Jogiyanto, 2005)

Sistem informasi manajemen adalah sistem berbasis komputer yang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Dengan informasi tersebut, pengguna dapat mengetahui tentang apa yang telah terjadi di masa lalu, sekarang dan dugaan kebijakan dimasa yang akan datang. Informasi yang disajikan dapat berbentuk laporan periodik, laporan khusus atau hasil simulasi matematik.

Sistem informasi manajemen juga didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi. Sistem ini bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Sistem informasi sederhana dapat dilakukan secara manual. Apabila sistem informasi manajemen semakin kompleks, maka sistem tersebut akan sulit dilakukan tanpa bantuan komputer. Manajemen saat ini memerlukan informasi dan waktu yang cepat untuk pengambilan keputusan, akrena berkaitan dengan peluang dan kesempatan bisnisnya (Tugiman, 1995 diacu dalam Asiyah, 2002).

Davis (1991) menyatakan bahwa setidaknya terdapat lima aspek yang dapat dikategorikan sebagai ciri khusus bidang sistem informasi manajemen,

Pemakai Pemakai

Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai

Input

Teknologi

Model

Dasar data

Output

(21)

yaitu: proses manajemen, seperti perencanaan strategis dan pengelolaan fungsi sistem informasi; proses pengembangan, seperti manajemen proyek pengembangan sistem; konsep pengembangan, seperti konsep sosioteknikal dan konsep kualitas; representasi, seperti sistem basis data dan pengkodean program; sistem aplikasi, seperti knoweledge management dan executive system.

2.6 Basis Data

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk penyimpanan data dalam sistem yang berdasarkan komputer. Pendekatan pertama adalah menyimpan data dalam file individual yang digunakan khusus untuk aplikasi tertentu, sedangkan pendekatan kedua adalah penyimpanan data dalam sistem berdasarkan komputer meliputi bangunan sebuah basis data (Asmuni & Firdaus, 2005).

Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih diartikan sebagai tempat berkumpul, sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek (Fathansyah, 1999).

Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang:

1) Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah

2) Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3) Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.

(22)

Gambar 6 Keterkaitan antara sistem basis data dengan sistem informasi manajemen (Sutanta, 1996)

Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data dapat meliputi pembuatan basis data baru (create database), Penghapusan basis data (drop database), Pembuatan file/tabel baru ke suatu basis data (create table), Penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table), Penambahan/pengisisan data baru kedalam sebuah file/tabel di sebuah basis data (insert), Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search), Pengubahan data dari sebuah file/tabel (update), dan penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete).

Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel) merupakan operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedang operasi-operasi yang berkaitan dengan isi tabel (data) merupakan operasi rutin yang akan berlangsung berulang-ulang dan karena itu operasi-operasi inilah yang lebih tepat mewakili aktivitas pengelolaan (management) dan pengolahan (processing) data dalam basis data (Fathansyah, 1999).

Penyusunan basis data diatur dengan menggunakan perangkat Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System DBMS). Manpulasi basis data meliputi pembuatan pernyataan (query) untuk mendapatkan informasi tertentu, melakukan pembaharuan atau penggantian (update) data, serta pembuatan report data. Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan

Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

Sistem Basis Data Sistem Penunjang Keputusan (DSS)

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

(23)

abstrak dari data bagi user. Jadi sistem menyembunyikan informasi mengenai bagaimana data disimpan dan dirawat, tetapi data tetap dapat diambil dengan efisien. Pertimbangan efisien yang digunakan adalah bagaimana merancang struktur data yang kompleks, tetapi tetap dapat digunakan oleh pengguna yang masih awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur data (Abdillah, 2010).

Metode penyimpaan data secara sekunder merupakan salah satu bagian penting dari DBMS. Metode utama dalam penyimpanan sekunder adalah metode penyimpanan berurutan (sequential storage) dan metode penyimpanan akses langsung (direct access storage). Metode sequential adalah metode penyimpanan dimana data disimpan dan dibaca dengan suatu urutan tertentu, sedangkan dengan metode penyimpanan akses langsung memungkinkan suatu data tidak ditulis dan dibaca secara berurutan (Davis, 1991).

2.7 Model Entity Relationship

Pada model ini, data sebenarnya diterjemahkan dengan memanfaatkan perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umumnya disebut dengan diagram entity relationship atau diagram E-R. Sesuai dengan namanya, ada dua komponen utama pembentuk E-R ini, yaitu entitas dan relasi. Kedua komponen ini dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah atribut atau property

(Haryanto, 2008).

Obyektif atau tujuan utama dari pembuatan diagram E-R adalah untuk menunjukkan obyek-obyek (himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi diantaraobyek-obyek tersebut. Penggambaran atribut-atribut dalam sebuah diagram E-R seringkali malah menggangu tujuan yang ingin dicapai. Solusinya adalah dengan penggambaran diagram E-R dengan menggunakan kamus data. Kamus data berisi daftar atribut yang diapit dengan kurung kurawal {}. Atribut yang berfungsi sebagai key juga dibedakan dengan bukan key dengan menggarisbawahi atribut tersebut (Haryanto, 2008).

(24)

jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas lain (Haryanto, 2008).

Menurut Haryanto (2008) kardinalitas relasi diantara dua entitas dapat berupa:

a. Satu ke Satu (One to One)

Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B. Begitu pula sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.

b. Satu ke banyak (One to Many)

Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknyam dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.

c. Banyak ke Satu (Many to One)

Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

d. Banyak ke Banyak (Many to Many)

(25)

3 METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan pengekspor layur PT AGB di Palabuhanratu mulai bulan Juli-Agustus 2011. Alasan penulis memilih PT AGB sebagai studi kasus, dikarenakan perusahaan pengekspor layur ini cukup besar dan lokasinya mudah dijangkau untuk penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan adalah data sekunder. Jenis data sekunder tersebut adalah data produksi, data pelanggan, data penjualan, data pemasok, data pembelian, data inventaris fasilitas penunjang produksi, data kepegawaian, dan data biaya. Sumber data diperoleh dari masing-masing kepala bagian di PT AGB.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi kasus dan wawancara langsung terhadap pimpinan perusahaan, staff dan karyawan di PT AGB yang berada di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Perancangan sistem informasi manajemen

(26)

Gambar 7 Tahap Kerja Pengembangan Sistem Informasi Manajemen di PT AGB (Manetsch dan Park, 1997 dalam Supriyadi, 2002)

Mulai

Tinjauan Lapang dan Identifikasi Sistem

Analisis Sistem

Desain Sistem

Pengkodean Program Komputer

Implementasi

Memuaskan?

Ya Tidak

Software Sistem Informasi Manajemen Perusahaan

di PT AGB

(27)

3.4.2 Penyusunan

Proses pengembangan sistem informasi berbasis komputer yang akan dikembangkan ini mengikuti metode siklus hidup sistem. Menurut McLeod (1993) tahapan siklus hidup sistem dalam pengembangan sistem informasi berbasis komputer tediri dari tahap perencanaan, analisis sistem, rancang bangun, penerapan dan penggunaan. Setiap tahapan dapat dibagi-bagi lagi menjadi tahapan-tahapan yang lenbih rinci sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih sistematis dan terencana. Tahapan-tahapan kerja yang dilakukan untuk komputerisasi sistem informasi produksi di PT AGB adalah sebagai berikut:

1) Tinjauan lapang dan identifikasi sistem dimaksudkan untuk melihat kondisi dan masalah yang terjadi di lapangan. Teknik yang digunakan pada tahapan ini yaitu dengan menggunakan teknik wawancara langsung terhadap pimpinan perusahaan, staff dan karyawan perusahaan. Pada wawancara tersebut ditanyakan mengenai masalah-masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan serta harapan-harapan yang diinginkan dalam penyajian informasi. Dengan pendekatan ini, diharapkan sistem informasi yang dibangun dapat lebih memuaskan pengguna.

2) Tahapan analisis sistem dimaksudkan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan secara lebih detail, yaitu meliputi sumber data, pengguna informasi, input dan output pengguna informasi serta mekanisme aliran informasi. Hal serupa juga dilakukan terhadap sistem yang akan dibangun, yaitu dengan menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai, menetapkan mekanisme serta kebutuhan-kebutuhan sistem untuk mencapai tujuan tersebut. Alat bantu yang digunakan pada tahapan ini adalah diagam arus data (DAD) dan algoritma sistem.

3) Tahapan desain sistem dimaksudkan untuk membuat dokumentasi sistem yang lebih rinci lagi sehingga akan mempermudah proses pengkodean program komputer. Alat bantu yang digunakan pada tahap ini adalah diagram arus data (data flow diagram), pseudocode (structured english) serta algoritma program.

(28)

dilakukan pengkodean program komputer sehingga diperoleh suatu sistem aplikasi dari sistem informasi yang dibangun. Pada penelitian ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 Enterprise for Windows

3.4.3 Validasi

Tahapan pengujian dilakukan untuk melihat kevalidan (kesesuaian dengan keinginan pengguna) dari sistem aplikasi yang dibangun. Pengujian dilakukan dengan menggunakan data historis perusahaan. Bila pada sistem aplikasi yang dibangun masih belum valid, maka dilakukan perbaikan-perbaikan, sedangkan bila sudah valid maka sistem aplikasi siap untuk diterapkan pada sistem.

(29)

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Produk perikanan indonesia merupakan aset yang potensial, namun kurang tergarap dengan baik. Penerapan sistem manajeman yang kurang tertata merupakan salah satu hambatan dalam pengembangan industri perikanan ekspor di Indonesia. Untuk mendukung produksi perikanan yang berkualitas baik dan berkelanjutan, diperlukan manajemen perusahaan yang baik.

Melihat pentingnya kebutuhan tersebut, maka PT AGB mengembangkan usaha di Bidang ekspor ikan layur berkualitas. Perusahaan tersebut berdiri pada 5 Januari 2005 dengan mendapatkan izin usaha No. 503.22/998.-DPTPM/2007 pada tanggal 23 Juli 2007.

Lokasi PT AGB terletak di Jalan Siliwangi, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lahan yang dimiliki oleh perusahaan sekitar 0,5 ha, digunakan untuk aktivitas seluruh kegiatan perusahaan.

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi PT AGB adalah meningkatkan nilai jual produk perikanan Indonesia dengan dikelola oleh sumber daya manusia yang baik. Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah menumbuhkan ekonomi daerah dengan mengembangkan produksi perikanan layur di Palabuhanratu.

4.3 Bidang Usaha dan Wilayah Kerja

(30)

4.4 Fasilitas Perusahaan

Perusahaan memiliki fasilitas yang memadai dalam rangka melakukan aktivitasnya. Hal tersebut terdiri dari fasilitas produksi, fasilitas penunjang dan fasilitas umum. Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari ruang penyortiran, ruang penampungan, drum-drum penampung ikan, jet pump. Blower, timbangan, bak penampungan. Fasilitas penunjang yang merupakan sarana bangunan fungsional terdiri dari kantor pengelola, ruang administrasi, dapur umum, gudang, ruang mesin dan garasi. Sedangkan gasilitas umum meliputi instalasi listrik, air, telekomunikasi, dan mushola.

Fasilitas kegiatan operasional perusahaan dilengkapi dengan 1 unit kendaraan pick up, 1 unit kendaraan roda dua Honda. Terdapat juga 1 unit cold

storage yang berfungsi untuk melengkapi ruang penampungan produk

perusahaan.

4.5 Struktur Organisasi

(31)

Presiden Direktur

HRD dan Marketing (operasional)

Processing and cold Storage

Quality control Hygene  Sanitasi

Processing Cold Storage

Mekanik Security Bagian Keuangan

logistik Staff Keuangan

[image:31.595.59.546.74.811.2]

Dapur General Manager

Gambar 8 Struktur Organisasi PT AGB Palabuhanratu

(32)

Kepala Bagian mekanik bertanggung jawab atas semua kontrol mesin yang digunakan di perusahaan tersebut. Tugas dari bagian mekanik adalah : mengontrol dan mengawasi alat-alat vital yang ada hubungannya dengan produksi, dan mengontrol kualitas ikan yang ada di gudang cold storage dan pada waktu pembekuan ikan didalam freezer yang berkoordinasi dengan bagian processing dan gudang.

Kepala bagian security membawahi para petugas keamanan yang ada di perusahaan tersebut dan bertanggung jawab terhadap keamanan perusahaan. Bagian security memiliki yang memiliki tugas : mengawasi dan mengontrol serta bertanggung jawab terhadap keamanan di dalam dan di luar area pabrik sesuai dengan prosedur, mengetahiu dan mengontrol setiap tamu dan supplier yang masuk ke perusahaan, dan mengecek tenaga kerja harian lepas.

4.6 Produksi

Proses produksi perusahaan di PT AGB sedikit berbeda dengan di perusahaan lainnya. Proses produksi dipimpin oleh Manajer Operasional yang dibantu oleh bagian Processing dan Cold Storage. Bagian tersebut secara struktural menjaga agar kualitas produk yang diterima dapat terjaga dengan kualitas yang maksimal dan dikemas dengan baik sampai proses ekspor.

Produk layur yang menjadi unggulan di Perusahaan ini dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu White China, White Korea, Perut Pecah, Yellow Korea, dan Yellow China. Adapun penetapan kategori harga per 1 kg untuk setiap jenis layur berdasarkan ukurannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Harga per Jenis Layur berdasarkan ukuran WC (White China), PP (Perut Pecah)

dan YC (Yellow China) Korea (WK)

Size Ekor

WC WPP YC

Pancing

YC

Jaring Size Ekor WK

Rp Rp Rp Rp Rp

100-200 49-55 12.000 10.000

12.000 12.000 200-300 34-35 19.000 200-300 k 40-46 15.000 10.500 300-500 24-26 24.000 200-300 b 31-37 19.000 11.000 13.000 13.000 400-700 21-23 24.000 300-500 21-27 24.000 11.000 16.000 16.000 500-700 16-18 24.000 500-700 16-18 24.000 11.000 16.000 16.000 700-1000 12-14 24.000 700-1000 12-14 24.000 11.000 16.000 16.000

(33)

Data produksi Ikan Periode tahun 2005 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Data Produksi Ikan Periode tahun 2005 -2011

Bulan Tahun Total (kg)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Januari 95.516,50 12.566,50 86.715,50 117.349,00 121.104,00 5.187,10 244,9 438.683,50 Februari 26.708,80 37.568,00 78.126,50 4.037,00 68.852,00 4.999,30 4.339,40 224.631,00 Maret 32.676,40 11.480,00 63.506,50 155.973,00 170.257,00 83.955,80 1.007,60 518.856,30 April 17.128,80 39.643,00 127.192,30 148.552,00 98.041,00 44.924,10 2.273,10 477.754,30 Mei 34.660,00 874 66.992,80 50.633,00 12.951,00 9.067,90 916,2 176.094,90 Juni 8.044,50 612,5 28.174,00 79.887,00 24.947,00 77,6 141.742,60 Juli 13.609,50 3.327,50 8.127,00 154.801,00 17.102,00 186,3 197.153,30 Agustus 16.832,50 84.289,10 16.026,00 155.611,00 143.688,00 2.910,20 419.356,80 September 47.049,50 95.924,80 132.193,00 123.864,00 94.516,00 465,3 494.012,60 Oktober 55.206,50 28.952,00 135.593,00 126.693,00 182.098,00 528.542,50 November 3.294,50 71.449,50 173.683,50 131.671,00 120.995,80 1.510,80 502.605,10 Desember 10.645,00 133.230,50 96.294,50 105.898,00 23.317,30 369.385,30 Total 361.372,50 519.917,40 1.012.624,60 1.354.969,00 1.077.869,10 153.206,80 8.858,80 4.488.818,20

4.7 Pelanggan

Segmen pasar perusahaan hanya terdiri dari pasar ekspor. Perusahaan ini melakukan kegiatan ekspor ke Korea ataupun China melalui PT AGB Pusat di Jakarta.

4.8 Pemasok

Perusahaan memilki jaringan pemasok produk perikanan yang cukup luas di Jawa meliputi daerah Cimaja, Jampang, Binunangeun, Ciwaru, Pameungpeuk dan Ujung Genteng. Berkat relasi yang dimiliki oleh perusahaan, pemasok dapat menyediakan produk dengan baik dan berkelanjutan, sehingga kelangsungan operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok, perusahaan menganut teori “win-win solution”. Di satu pihak, perusahaan diuntungkan dengan kontinuitas ketersediaan produk dan efisiensi perantara, di pihak laik, pemasok diuntungkan dengan tingkat pembelian yang relatif menguntungkan.

(34)

4.9 Pemasaran

(35)

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Proses Produksi di PT AGB Palabuharatu

Proses produksi di PT AGB dilakukan melalui beberapa tahapan proses sedehana sebagai berikut:

1) Penerimaan Bahan Baku; 2) Penyortasian;

3) Penimbangan; 4) Pencucian;

5) Penyusunan dalam pan pembekuan; 6) Pembekuan;

7) Glazing;

8) Pengepakan; 9) Penyimpanan; dan 10)Pendistrbusian

Kegiatan produksi tersebut dilakukan dalam satu gedung (bangunan).

Masing-masing ruang proses dalam gedung tersebut saling berdekatan. Proses

produksi tersebut melibatkan pegawai bagian processing & cold storage, serta

diawasi oleh manager operasional. Pada proses penerimaan produk, bahan baku

berupa ikan layur segar diterima dalam box atau styrofoam. Ikan layur yang

berada dalam box diangkut menggunakan tenaga manusia ke dalam ruang sortasi

(ruang produksi) secara cepat dan hati-hati, sedangkan yang berada dalam

styrofoam langsung diangkut bersama styrofoam ke dalam ruang proses.

Pada bagian sortasi, dilakukan pengelompokan atau pembagian bahan baku

ikan berupa ikan layur segar berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, seperti

berdasarkan mutu dan size ikan layur yang digunakan sebagai bahan baku. Proses

sortasi bahan baku yang dilakukan di PT AGB Palabuhanratu dilakukan setelah

proses penerimaan bahan baku. Ikan layur yang diterima dari supplier dimasukkan

ke dalam ruang produksi dan dilakukan sortasi terhadap mutu dan size ikan layur

di meja sortasi. Ikan layur yang sesuai dengan standar, kemudian dibagi menjadi

tiga kategori mutu berdasarkan tujuan ekspornya, yaitu ikan layur untuk standar

(36)

(WC). Ikan layur untuk ekspor ke Korea merupakan ikan layur dengan kualitas

nomor satu (1) dengan kriteria putih mengkilat, tidak terdapat goresan pada kulit,

insang utuh, tekstur kompak, ekor dan perut utuh, sedangkan untuk ekspor ke

Cina merupakan ikan layur dengan kualitas nomor tiga (3) dengan kriteria warna

kurang menarik (tidak mengkilap), tekstur kompak, ekor terpotong atau tidak dan

perut utuh. Ikan dengan kriteria nomor dua (2) sering disebut sebagai ikan layur

setengah Korea (WK/A). Ikan dengan kualitas ini lebih banyak diekspor ke Cina,

namun dapat pula dilakukan ekspor ke Korea. Ikan ini memiliki kualitas antara

standar mutu Korea dan Cina. Ikan yang diekspor ke Korea memiliki kualitas

yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang diekspor ke Cina. Kelompok

ikan yang kedua yaitu kelompok ikan yang memiliki mutu di bawah standar

organoleptik yang telah ditentukan. Ikan tersebut tidak digunakan sebagai bahan

baku untuk produksi ikan layur beku, tetapi dikembalikan langsung kepada

supplier.

Proses penimbangan dilakukan setelah bahan baku berupa ikan layur segar

dikelompokkan berdasarkan mutu dan ukurannya. Penimbangan ikan layur segar

yang akan dibekukan dilakukan menggunakan timbangan digital. Timbangan

digital dipakai sebanyak dua buah timbangan untuk mempercepat jalannya proses

penimbangan. Kedua timbangan tersebut memiliki ukuran dan kapasitas yang

sama, yaitu 100 kg. Ikan yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam wadah

(keranjang). Beberapa wadah tersebut kemudian digunakan untuk mengatur

timbangan agar di layar muncul angka nol (tare) dengan asumsi semua wadah

yang digunakan memiliki berat yang sama. Ikan yang berukuran besar ditimbang

satu per satu, sedangkan ikan ukuran kecil ditimbangan sesuai dengan berat yang

ditentukan.

Proses pencucian pada proses produksi ikan layur beku dilakukan setelah

penimbangan bahan baku. Pencucian dilakukan menggunakan air yang berasal

dari perusahaan air minum (PAM). Air yang digunakan tidak berbau dan memiliki

rasa yang normal. Seteleh itu, dilakukan proses penyusunan yang dilakukan di

atas meja penyusunan stainless, sedangkan pan pembekuan yang digunakan

terbuat dari bahan aluminium. Pan pembekuan yang digunakan berukuran

(37)

dengan air bersih. Hal ini tidak dilakukan pada semua pan yang akan digunakan

karena pan tersebut telah dicuci dengan air yang bersih setelah digunakan pada

proses sebelumnya. Pan tersebut disusun dengan rapi dalam ruang produksi

setelah digunakan dan dicuci dengan air bersih. Pan kembali dibersihkan sebelum

digunakan kembali dan diberikan lapisan plastik transparan yang ukurannya telah

disesuaikan dengan ukuran pan pembekuan. Hal ini dilakukan untuk menghindari

kontak langsung antara ikan dengan pan pembekuan yang kemungkinan dapat

menyebabkan goresan atau cacat fisik lainnya pada ikan. Ikan dalam pan

pembekuan disusun berdasarkan mutu dan size ikan.

Ikan layur kemudian disusun ke dalam pan pembekuan yang telah diberi

plastik sesuai dengan size ikan yang akan disusun. Setelah penyusunan satu lapis

ikan, di atas ikan tersebut kemudian diberi plastik sebagai sekat antara ikan bagian

bawah dengan ikan di atasnya. Penyusunan dan pemberian plastik dilakukan

untuk setiap lapis ikan. Ikan disusun hingga jumlah yang sesuai size ikan tersebut.

Pada proses pembekuan, digunakan Freezer yang berjumlah dua buah

dengan kapasitas yang sama. Freezer digunakan secara berganti pada saat jumlah

bahan baku ada dalam keadaan normal. Akan tetapi, ketika kondisi ikan

melimpah, kedua freezer dioperasikan secara bersamaan. Hal ini dilakukan agar

ikan yang telah disusun di dalam pan pembekuan dapat segera dibekukan,

sehingga suhu ikan tidak meningkat. Proses pembekuan ikan layur di PT AGB

Palabuhanratu menggunakan metode pembekuan air blast freezing (ABF).

Metode pembekuan ini menggunakan energi dan ruangan yang cukup besar.

Perusahaan memilih cara ini karena lebih efektif dan dapat membekukan bahan

baku dalam jumlah yang besar. Ikan-ikan yang telah disusun dalam pan

pembekuan dimasukkan ke rak-rak pembekuan yang terdapat dalam freezer.

Setelah itu, dilakukan proses glazing yang merupakan tahapan proses yang

dilakukan setelah ikan dibekukan dan sebelum dilakukan proses pengepakan.

Glazing merupakan proses pemberian air yang memiliki suhu dingin sekitar -1 oC

sampai 2oC di permukaan bahan setelah proses pembekuan. Glazing dalam

pembekuan dilakukan untuk mengurangi penguapan air dari bahan sehingga

pengeringan dapat dicegah dan juga berguna dalam memperbaiki tekstur bahan

(38)

Pada proses pengepakan, bahan baku ikan layur yang telah dibekukan

dimasukkan ke dalam kemasan. Pengepakan dilakukan setelah proses glazing dan

ikan telah berada di atas meja pengepakan yang diberi kasa. Setelah proses

pengepakan, ikan disimpan di dalam cold storage. Setelah itu dilanjutkan dengan

proses pendistribusian ikan layur beku dari Pelabuhan Ratu ke Jakarta yang

menggunakan jalur darat. Pengangkutan dilakukan dengan mobil “Termo King”.

Mobil tersebut merupakan mobil yang telah dilengkapi dengan fasilitas

pembekuan. Mobil yang akan digunakan dalam proses pengangkutan terlebih

dahulu dilakukan pengaturan suhu, agar suhunya mencapai -25 oC sebelum ikan

dimasukkan ke dalam mobil.

5.2 Identifikasi Sistem

5.2.1 Sistem informasi perusahaan yang sedang berjalan

Sistem informasi yang ada di PT AGB Palabuhanratu masih kurang bekerja secara cepat, tepat dan akurat. Meskipun telah terkomputerisasi, namun didalamnya terdapat banyak kekurangan-kekurangan seperti pengolahan dan penyimpanan data yang kurang efisien, sering terjadinya kesalahan-kesalahan pada pembuatan laporan yang menyebabkan kurang terjaminnya keaslian data, serta pencarian data-data yang cukup memakan waktu yang lama meskipun sudah disimpan dan diarsipkan. Hal ini dikarenakan sistem komputerisasi belum berbentuk program database yang terpadu. Jadi pendataan perusahaan dilakukan secara terpisah, belum terintegrasi, dan belum mempunyai sistem informasi operasional secara khusus.

Manajemen perusahaan menganggap bahwa prosedur operasi yang dilaksanakan saat ini cukup memadai, tetapi untuk tahun-tahun mendatang perlu diadakan peningkatan dengan menggunakan sistem informasi yang berbasis komputer yang cukup baik dan terintegrasi sehingga dapat mempersingkat proses administrasi dan memudahkan monitoring.

(39)

secara terpusat dikelola manajer operasional dengan spesifikasi data sebagai berikut:

1) Data Produksi berupa kualitas, kuantitas dan jenis produk yang tersedia yang menjadi input untuk melakukan kegiatan pemasaran berikutnya. Data Produksi ini telah diwujudkan dalam bentuk tabel yang dibuat secara manual.

2) Data pelanggan yang diperoleh dari pelanggan utama (perusahaan induk PT AGB) melalui pencatatan yang dilakukan oleh bagian pemasaran. Data pelanggan tersebut merupakan rantai penghubung antara perusahaan dengan pelanggan utama. Data pelanggan tersebut berisi data kualitas, kuantitas dan jenis produk yang diinginkan, frekuensi dan lain-lain.

3) Data Penjualan berupa kualitas, kuantitas, jenis produk, waktu pemasaran, pelanggan, biaya pengiriman dan lain-lain yang didapatkan setelah transaksi dilakukan. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan kemudian diwujudkan berupa laporan penjualan.

4) Data pemasok yang merupakan jembatan antara perusahaan dengan para pemasok. Data pemasok tersebut berisi data nama pemasok, alamat, telepon, dan jenis pasokan.

5) Data pembelian yang berupa kualitas, kuantitas, jenis produk, waktu pembelian, pemasok, biaya pengiriman dan lain-lain yang dikumpulkan kemudian diwujudkan berupa laporan pembelian.

6) Data kepegawaian berupa jumlah, identitas dan keterangan-keterangan lainnya mengenai pegawai yang bekerja di suatu perusahaan.

5.2.2 Sistematika arus data dan informasi

Berdasarkan identifikasi sistem yang ada, seluruh kegiatan perusahaan PT AGB dapat dikelompokkan secara umum ke dalam 5 subsistem utama, yaitu:

(40)

Pihak-pihak yang terlibat dalam kelima subsistem tersebut adalah: 1) HRD & Marketing (Manajer Operasional);

2) Bagian Processing & Cold Storage;

3) Bagian Keuangan; 4) Pemasok; dan 5) Pelanggan

Kelima subsistem utama tersebut memiliki batasan kerja yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Untuk memudahkan, maka aliran informasi ditelaah secara ringkas pada masing-masing subsistem.

1) Subsistem Produksi. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada pembelian produk oleh HRD & marketing (Manajer Operasional), kemudian produk disortir, ditimbang dan ditempatkan pada pan pembekuan berdasarkan jenis, ukuran dan keadaan produk. Kemudian produk dimasukkan kedalam cold storage. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah manajer operasional, bagian processing & cold storage, dan bagian keuangan. Sedangkan file yang terlibat adalah laporan penerimaan barang, laporan pembelian dan data pemasok.

2) Subsistem penjualan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada penjualan produk oleh bagian HRD & marketing (Manager Operasional). Pihak yang terlibat pada subsistem ini adalah bagian HRD & marketing

(Manager Operasional), bagian keuangan, dan koordinator processing dan

cold storage.

3) Subsistem persediaan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada pemantauan dan pemeliharaan persediaan produk oleh koordinator

processing & cold storage. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah bagian processing & cold storage, dan HRD & marketing (manajer operasional). Sedangkan file yang terlibat adalah laporan stok dan kerusakan/susut barang, laporan penjualan dan laporan pembelian.

(41)

Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah bagian keuangan dan HRD

& marketing (manajer operasional)

5) Subsistem pengeluaran. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada pemantauan dan pengaturan pengeluaran biaya perusahaan untuk keperluan produksi, penggajian, pembayaran pajak dan pembayaran dana pinjaman modal perusahaan. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah general manager, HRD & marketing (manajer operasional), dan bagian keuangan. Sedangkan file yang terlibat adalah data pegawai, laporan pembukuan dan data pinjaman modal perusahaan.

Berdasarkan uraian sistem informasi yang ada saat ini di perusahaan PT AGB (Existing Information System) didapatkan beberapa kekurangan, yaitu:

1) Sistem informasi manajemen masih berbentuk single file yang terpisah satu sama lain (tidak terpadu).

2) Manajemen data yang kurang tertata rapi

3) Tidak adanya informasi tentang informasi produk kadaluarsa secara keseluruhan

4) Data pengeluaran untuk biaya penggajian

Sistem yang ada pada saat ini belum memberikan informasi yang akurat mengenai kelima subsistem di atas disebabkan oleh beberapa hal teknis seperti verifikasi dokumen yang tidak tepat, dokumen yang tidak tersusun dengan sistematis, dan data timbangan yang tidak cocok antara PT AGB dan pemasok.

5.3. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Analisis dari kebutuhan perangkat lunak yang diperlukan adalah informasi yang dapat membantu proses pada pengolahan data dari hasil pengembangan sistem yang ada dengan perangkat lunak. Adapun hasil analisa kebutuhan perangkat lunak meliputi: Kebutuhan Masukan Data, Kebutuhan Keluaran Data serta Konfigurasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak.

A. Kebutuhan Masukan Data a. Data Supplier

(42)

d. Data Barang e. Data Pembelian f. Data Penjualan g. Data Penggajian h. Data Info Perusahaan

B. Kebutuhan Keluaran Data a. Laporan Pembelian b. Laporan Penjualan c. Laporan Penggajian d. Laporan Retur Beli e. Laporan Retur Jual f. Laporan Laba Rugi

C. Konfigurasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 1) Spesifikasi perangkat keras

Perangkat keras yang digunakan untuk operasional sistem yang diusulkan, dijelaskan pada Tabel 3 :

Tabel 3. Konfigurasi Perangkat Keras

No Nama Komponen Spesifikasi

1 Processor Intel Core i3 2.13 GHz

2 Memory 2.0 GB

3 VGA Card On-Board

4 Hardisk 320 GB

5 Keyboard Standard

6 Mouse Standard

8 Printer Standard

1) Konfigurasi Software

(43)

(1) Sistem Operasi

Windows XP Professional

(2) Bahasa Pemograman

Microsoft Visual Basic 6.0 untuk pemograman, Microsoft Access 2007

untuk pembuatan basis data, dan Crystal Report 8.5 untuk pembuatan laporan.

(3) Program Aplikasi

Microsoft Office 2007, Microsoft Visio 2003

5.4 Desain Sistem

(44)
[image:44.595.59.535.78.732.2]

Gambar 9 Rancangan sistem informasi manajemen PT AGB Palabuhanratu Proses Pengolahan Data:

VB. 6.0 Enterprise Edition DBMS Data Perusahaan:

 Sejarah Singkat

 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

 Bidang Usaha dan Wilayah Kerja

 Fasilitas Perusahaan

 Struktur Organisasi

Input Data Informasi Menu Info Perusahaan Menu Laporan Menu Transaksi Menu Data

HRD & Marketing (manajer operasional)

Basis Data

 Data Barang

 Data Pelanggan

 Data Penjualan

 Data Pemasok

 Data Pembelian

 Data Kepegawaian

Kegiatan operasional dan Finansial dalam periode tertentu yang terdiri:

 Pembelian

 Penanganan Pesanan Pelanggan

 Penjualan

 Penanganan Persediaan

(45)

5.5 Rancangan Data Flow Diagram

5.5.1 Diagram konteks

Diagram konteks disebut juga dengan model sistem fundamental. Diagram kontek data dibuat pertama kali pada saat melengkapi model proses untuk sebuah sistem. Diagram konteks data menggambarkan sistem dengan satu proses dan beberapa entitas eksternal yang akan berinteraksi dengan sistem. Diagram konteks untuk proses pengolahan data di PT AGB Palabuhanratu dijelaskan di Gambar 10.

Gambar 10 Diagram konteks pengolahan data

5.5.2 Data flow diagram

(46)
[image:46.595.110.507.105.660.2]

A. DFD Level 1

Gambar 11 DFD level 1 sistem pengolahan data

B. DFD Level 2 - Proses 1 Login

(47)
[image:47.595.107.504.136.754.2]

- Proses 2 Pengolahan Data

Gambar 13 DFD level 2 proses 2 pengolahan data

- Proses 3 Transaksi

(48)
[image:48.595.105.500.100.759.2]

- Proses 4 Laporan

(49)

C. DFD Level 3

[image:49.595.114.505.163.388.2]

- Proses 2.1 Pengolahan Data Produk Layur

Gambar 16 DFD level 3 proses 2.1 pengolahan data produk layur

[image:49.595.107.508.490.720.2]

- Proses 2.2 Pengolahan Data Supplier

(50)
[image:50.595.111.511.142.366.2]

- Proses 2.3 Pengolahan Data Pegawai

Gambar 18 DFD level 3 proses 2.3 pengolahan data pegawai

- Proses 3.1 Transaksi Penjualan

(51)
[image:51.595.112.511.114.329.2]

- Proses 3.2 Transaksi Pembelian

Gambar 20 DFD level 3 proses 3.2 pengolahan data pembelian

D. DFD Level 4

- Proses 2.1.2 Ubah Data Produk Layur

(52)

- Proses 2.1.3 Hapus Data Produk Layur

Gambar 22 DFD level 4 proses 2.1.3 hapus data produk layur

- Proses 2.2.2 Ubah Data Supplier

(53)

- Proses 2.2.3 Hapus Data Supplier

Gambar 24 DFD level 4 proses 2.2.3 hapus data supplier

- Proses 2.3.2 Ubah Data Pegawai

(54)

- Proses 2.3.3 Hapus Data Pegawai

Gambar 26 DFD level 4 proses 2.3.3 hapus data pegawai

5.6 Perancangan Basis Data

Database adalah sekumpulan data yang terdiri atas tabel yang saling berhubungan. Anda atau user mempunyai wewenang untuk mengakses data tersebut baik menambah, menghapus, dan mengedit data dalam tabel-tabel tersebut. Database dapat menjadi sumber data bersama bagi banyak pemakai komputer sesui dengan kebutuhannya pada saat yang bersamaan, artinya untuk saat yang bersamaan, setiap user dapat menambah, mengedit, menghapus data dari dalam database.

5.6.1 Entity relationship diagram

(55)
[image:55.595.113.505.126.413.2]

gambar berlian dengan label relasinya. Proses ERD untuk pengolahan data perusahaan di PT AGB, sebagai berikut:

Gambar 27 ERD Pengolahan Data di PT AGB

5.6.2 Kamus data

Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan

informasi dari suatu sistem informasi yang digunakan untuk merancang input, laporan-laporan, dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang terdapat pada data flow diagram. (Jogiyanto, 1990). Berikut kamus data yang terdapat pada sistem informasi manajemen PT AGB.

Adjustment : *no_adjust, tgl, kode_brg, nama_brg, satuan, kemasan, stok riil, adj_stok, keterangan

Barang : *kode_barang, nama_barang, kategori, tgl_expired, harga_beli, harga_jual, jumlah1, satuan1, minstok, stok, keterangan, kemasan

Pegawai : *no_pegawai, nama, alamat, bagian, telp, mulai_bekerja

(56)

Satuan, Subtotal, disc1, disc2, disc_akhir1, disc_akhir2, pajak, nilai_pajak, grandtotal, jatuh_tempo, bayar, status, invoice, keterangan, ppn, tgl_input

Penggajian : *no_dokumen, no_penggajian, nama_pegawai, bagian, mulai bekerja, tanggal gajian, gaji_pokok, bonus, tunjangan, potongan_1, potongan_2, gaji netto

Penjualan : *no_faktur, nama, kategori, kode_barang, nama_barang, hrg_satjual, jml_jual, satuan, subtotal, no_jual, disc1, disc2

Retur Beli : *kode_retur, tgl_retur, tgl_beli, supplier, invoice, no_urut, kode_barang, nama_barang, harga_beli, jumlah, satuan, subtotal, jumlah_retur, nominal_retur, keterangan.

Retur Jual : *kode_retur, tgl_retur, tgl_penjualan, no_faktur, no_jual, kode_barang, nama_barang, brg_satjual, jml_jual, satuan, subtotal, jml_retur, nominal_retur, keterangan

Supplier : *no_supplier, nama, alamat, kota, telp, keterangan Utang : *invoice, tgl_lunas, supplier, jumlah utang, ppn

Keterangan : * = Primary Key ** = Foreign Key

5.6.3 Struktur tabel SIM AGB

Rancangan tabel dalam sistem informasi diperlukan untuk tempat menampung data atau informasi. Tabel fungsinya menyimpan data yang telah diolah dan mempunyai suatu tema tertentu, misalnya tabel yang terkait dengan data pegawai berisi field-field daftar pegawai beserta informasi yang berhubungan seperti biodata nelayan serta divisi yang ditempatkannya serta mulai kapan pegawai tersebut itu bekerja. Struktur Tabel SIM AGB dapat dilihat pada Lampiran 1.

(57)

input data. Kegunaan dari primary key salah satunya untuk menghubungkan tabel yang satu dengan tabel yang lain.

Tipe-tipe data yang berlaku dalam sebuah program Microsoft Access yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu tabel terdiri dari :

1) Number merupakan jenis data pada field untuk data berjenis angka 2) All object adalah jenis data mengenai gambar atau objek

3) Date/time jenis data yang mengkhususkan pada tanggal atau waktu

4) Text merupakan jenis data untuk data huruf, angka, spasi, tanda baca, dan menampung kurang lebih 225 karakter; dan

5) Currency adalah jenis data field untuk data jenis angka dengan format mata uang

5.7 Koneksi database ke dalam form aplikasi

Koneksi database ke dalam form visual basic 6.0 terdiri dari bermacam-macam cara. Dengan demikian kita dapat memilih akan menggunakan koneksi yang mana. Setelah rancangan database dibuat, langkah selanjutnya adalah menghubungkan database ke masing-masing form input seseuai dengan input data.

Jenis Koneksi yang dipilih adalah ODBC Driver. Adapun langkah-langkah membuat koneksi dengan ODBC Driver adalah sebagai berikut:

1) Pada control panel, kilik menu Administrative Tools

2) Kemudian pada kotak dialog Administrative Tools, klik menu Data Source (ODBC)

3) Pada kotak dialog ODBC Data Source Administrator tab System DSN, klik tombol add.

4) Pada ktak dialog Create New Data Source, pilih microsoft Acess Driver kemudian klik Finish.

5) Pada kotak dialog ODBC Microsoft Acces Setup, isi nama Data Souce Name ata

Gambar

Gambar 8  Struktur Organisasi PT AGB Palabuhanratu
Gambar 9  Rancangan sistem informasi manajemen PT AGB Palabuhanratu
Gambar 11  DFD level 1 sistem pengolahan data
Gambar 13  DFD level 2 proses 2 pengolahan data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengakses informasi mesin milik pelanggan, seorang pelanggan akan diberikan kode khusus pada nota barangnya berupa Nomor transaksi yang nantinya akan

setiap karyawan sales. 3) Laporan Persediaan barang yang telah mencapai batas minimum. 4) Laporan Pendapatan penjualan dari setiap tipe dan jenis barang. Form Master Pelanggan. Form

Database Pelanggan Database Produk Proses Penyimpanan Data Transaksi Faktur Penjualan, Kwitansi, Surat Jalan, Faktur Pajak, Laporan Penjualan Bulanan Input Data Penawaran

Context Diagram Sisfo Keuangan Berbasis Area 2.0 Pencatatan Transaksi 3.0 Setting Rekening Transaksi 4.0 Pembuatan Laporan Keuangan Cabang 1.0 Proses Login Pusat Login Login

Tambah data Penjualan Muncul form pengisian data penjualan Muncul form pengisian data penjualan  Diterima Mengisi semua field untuk menambah data Service Muncul pesan data

HOME USER CURAH PACK MARKETING PELANGGAN TRANSAKSI LAPORAN LOGOUT DATA USER DATA CURAH DATA PACK DATA MARKETING DATA PELANGGAN PENJUALAN LAPORAN PENJUALAN TAMBAH USER TAMBAH

Hasil yang diharapkan dari laporan tugas akhir ini, membantu admin keuangan dalam pengajuan kas untuk pajak penjualan properti dan admin validasi pajak dalam pembayaran

Aplikasi ini berisi berbagai berita tentang pelabuhan, transaksi ekspor dan transaksi impor yang pada akhirnya akan menampilkan laporan dari transaksi yang dilakukan oleh customer