• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Penomoran

Dalam dokumen Oleh : RIZQI AMALIA NIM D (Halaman 58-78)

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

1. Sistem Penomoran

a. Kebijakan dan Prosedur Tetap (Protap)

Belum ada kebijakan dan protap secara tertulis di Puskesmas Gunungpati. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara sistem penomoran yang digunakan sesuai dengan urutan penggunaan nomor rekam medis dimulai dari 00 00 00 hingga sekarang.

Pelaksanaan Kegiatan

1) Puskesmas Gunungpati menggunakan sistem penomoran Unit Numbering System secara Family Folder artinya setiap satu KK memiliki satu nomor rekam medis.

2) Penomoran DRM terdiri dari 10 digit angka yang terdiri dari 2 angka pertama adalah kode wilayah 6 angka berikutnya adalah nomor registrasi dan 2 angka terahir adalah kode keluarga.

3) Penomoran DRM di Puskesmas Gunungpati Kota Semarang menambahkan kode keluarga di bagian belakang nomor rekam medis pada setiap formulir anggota keluarga yang berada di dalam family folder.

Keterangan : 00 : Kode Ayah

01 : Kode Ibu ,dan seterusnya.

4) Tidak ada Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP), yang digunakan untuk mencari nomor rekam medis pasien , jika pasien tidak membawa KIB maka petugas melacak lewat SIMPUS dengan menuliskan nama dan alamat pasien untuk menemukan nomor rekam medisnya jika tidak ditemukan maka diberi nomor rekam medis baru untuk mempercepat pelayanan. 2. Sistem Penjajaran

a. Kebijakan dan Protap

Di Puskesmas Gunungpati Kota Semarang belum ada kebijakan dan protap tentang sistem penjajaran secara tertulis. Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara dengan petugas filling yaitu dengan melanjutkan aturan yang sudah ada sejak dulu yaitu dengan menggunakan Straight Numerical Filling (SNF).

b. Pelaksanaan Kegiatan

1) Sistem penjajaran yang digunakan di Puskesmas Gunungpati adalah Straight Numerical Filling (SNF) yaitu sistem penjajaran secara langsung pada rak filling berdasarkan nomor registasi pasien yaitu 6 digit ditengah pada nomor rekam medis.

2) Puskesmas Gunungpati memiliki 6 rak dan 30 sub rak. 1 sub rak terdapat 9 bantex untuk setiap bantexnya terdapat 24 DRM.

3) Dalam pengambilan dan pengembalian dokumen tidak menggunakan tracer.

3. Sistem Penamaan

a. Kebijakan dan Protap

Belum ada kebijakan dan protap secara tertulis di Puskesmas Gunungpati Semarang. Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pendaftaran menggunakan aturan yang sudah ada yaitu menggunkan kartu identitas. Aturan tersebut merupakan kesepakatan antara petugas rekam medis dengan Kepala Tata Usaha.

b. Pelaksanaan Kegiatan

1) Untuk pasien baru petugas menanyakan identitas pasien kepada pasien atau keluarga pasien dan atau meminjam kartu identitas pasien untuk dicatat dalam SIMPUS dan dokumen rekam medis.

2) Untuk pemberian nama yang digunakan adalah nama lengkap kepala keluarga sesuai KK.

3) Tidak mencantumkan title / gelar, tidak menggunakan kata tuan,sdr,Ny.

4) Jika bayi belum memiliki nama maka penulisannya Bayi Ny xxx.

4. Sarana Pelayanan Rekam Medis

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan rekam medis di gunakan sarana prasarana sebagai berikut :

a. Buku register

Pada bagian pendaftaran Puskesmas Gunungpati terdapat buku register untuk mencatat pasien datang yang mendaftar poli tujuan pada hari tersebut dan sebagai control pengambilan dan pendistribusian dokumen ke poli. Namun dalam pelaksaanaanya, pengembalian DRM dari poli tidak dilakukan kroscek dengan buku register.

b. Meja dan Kursi

Pada bagian pendaftaran terdapat 1 meja dengan 3 kursi untuk input pendaftaran dan 1 meja untuk pengembalian dokumen rekam medis yang dikembalikan dari poli ke filling. c. Komputer

Terdapat 2 komputer untuk menginput pendaftaran pasien yang dilakukan oleh 2 petugas.

d. Mesin antre nomor poli

Digunakan untuk mencetak antrean pasien saat di poli. e. Buku penggunaan nomor rekam medis

Terdapat buku penggunaan nomor rekam medis yang ditulis secara urut dari nomor rekam medis terkecil ke nomor rekam medis terbesar. Format pengisian dari buku tersebut meliputi nomor registrasi, nama KK, alamat, dan tanggal pendaftaran.

f. Alat tulis

Terdapat alat tulis seperti pulpen,pensil buku,steples,klip, penggaris dan lain-lain yang mendukung dalam proses pekerjaan.

g. Formulir

Pada bagian pendaftaran terdapat formulir rekam medis baru,meliputi kartu rawat jalan,kartu ibu,kartu anak dan laboratorium.

h. Family Folder

Terdapat map family folder baru untuk dokumen rekam medis. Fungsi dari family folder adalah sebagai dokumen identitas pasien saat melakukan pelayanan kesehatan. Di dalam family folder terdapat formulir formulir rekam medis yang berisi informasi medis pasien setiap anggota keluarga dan terdapat kode keluarga di dalam family folder tersebut. i. Rak DRM

Di bagian tempat pendaftaran terdapat rak untuk menyimpan formulir-formulir baru dokumen rekam medis.

5. Pengetahuan Petugas tentang Sistem Pengelolaan Rekam Medis Di Puskesmas Gunungpati Semarang terdapat 1 petugas bagian filling dan 2 petugas bagian pendaftaran. Petugas berlatar belakang pendidikan SMA dan SKM. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan petugas di Puskesmas Gunungpati Semarang :

a. Pedoman wawancara dengan K.a.Sub.Bag. TU Umur : 49 tahun

Lama Kerja : 29 tahun Pertanyaan

Penulis :

Apa sistem penyimpanan yang

digunakan di Puskesmas Gunungpati

?

K.a.TU :DRM rawat inap dan DRM rawat jalan berada dalam satu penyimpanan atau secara sentralisasi.

Penulis :Menurut Ibu mengapa menggunakan sistem tersebut ?

K.a.TU :Agar tidak terjadi dublikasi dokumen nomor rekam medis dan riwayat penyakit dan pelayanan berkesinambungan

Penulis :Apakah ada protap dalam menggunakan sistem penyimpanan tersebut ?

K.a.TU :Belum ada protap. Tapi sudah menjadi ketentuan penyimpanan rekam medis. Penulis :Apa sistem penomoran yang digunakan di

Puskesmas Gunungpati ?

K.a.TU :Penomoran yang digunakan yaitu Unit Numbering Sistem

Penulis :Apakah terdapat kendala dengan menggunakan sistem penomoran tersebut ?

K.a.TU :Terjadi dublikasi nomor rekam medis. Satu KK memiliki 2 Family folder. Satu nomor CM bisa dimiliki lebih dari satu KK

Penulis :bagaimana cara puskesmas untuk mengatasi kendala tersebut ?

K.a.TU :Jika ditemukan CM dengan KK sama tapi nomornya berbeda dijadikan satu .

b. Pedoman wawancara dengan Petugas Filling Umur : 40 tahun

Lama Kerja : 20 tahun Pertanyaan

Penulis :Apa sistem penjajaran yang digunakan di Puskesmas Gunungpati ?

P.Filling :Dengan cara mengurutkan CM dari nomor terkecil ke terbesar.

Penulis :Bagaimana menurut bapak dengan menggunakan sistem tersebut ?

P.Filling :Mudah dalam pengambilan dan penyimpanan CM

Penulis :Apakah bapak melakukan penyimpanan tersebut ada prosedur yang digunakan?

P.Filling :Tidak ada prosedur tertulis. Petugas hanya melakukannya dengan cara memisahkan nomor puluhan,ratusan,ribuan kemudian dimasukan ke dalam rak sesuai nomor urut tersebut.

Penulis :Apakah terdapat kendala dengan menggunakan sistem penjajaran tersebut ? P.Filling :Kesulitan saat mengembalikan nomor CM. Bingung dengan nomornya. Selain itu Rak CM yang sempit susah dalam memasukan CM. Sampul CM yang lama belum diganti sehingga rusak dan menumpuk.

Penulis :Sarana apa saja yang digunakan untuk menunjang pekerjaan bapak ?

P.Filling :Rak file roll a pack, meja untuk pengembalian CM dari ruang pemeriksaan agar mudah dalam memilah CM, Bantex yang ada di rak file agar mudah mencari nomor CM karena ada batasan nomornya. Penulis :Apa yang akan bapak lakukan jika

menemukan dua dokumen rekam medis dengan nomor yang sama ?

P.Filling :Jika melihat nomor yang sama dengan nama KK yang sama maka dijadikan satu ke CM yang lama,

c. Pedoman wawancara dengan Petugas Pendaftaran

Umur : 43 tahun

Lama Kerja : 20 tahun Pertanyaan

Penulis :Apa sistem penamaan yang digunakan di Puskesmas Gunungpati dalam pendaftaran pasien?

P.Pendaftaran :Berdasarkan kartu identitas pasien. Nama lengkap KK pasien.

Penulis :Apakah terdapat kendala dengan menggunakan sistem penamaan tersebut ? jika ada, apa kendala yang di alami ? P.Pendaftaran :Ada, jika pada saat melakukan

pendaftaran ada petugas yang menulis nama pasien tidak sesuai kartu identitas sehingga akan mengakibatkan kesulitan pada saat membuka simpus data pasien dan membutuhkan waktu yang lama. Penulis :Sarana apa saja yang digunakan dalam

melakukan pendaftaran di Puskesmas Gunungpati ?

P.Pendaftaran :Buku penggunaan nomor registrasi, Buku pendaftaran secara manual,Komputer,Alat

tulis,Mesin cetak nomor antren ruang pemeriksaan.

Penulis :Apa fungsi dari buku registrasi manual sementara pendaftaran juga dilakukan dalam sistem komputerisai ?

P.Pendaftaran :Sebagai bukti pasien mendaftar dan sudah memberikan nomor CM dan juga sebagai kroscek kalau CM nya sudah ditemukan dan dikirim ke poli.

Penulis :Apa yang bapak lakukan jika pasien lama tidak membawa KIB ?

P.Pendaftaran :Melacak kembali di SIMPUS berdasarkan nama pasien. Jika tidak ditemukan diberi nomor registrasi baru.

49 BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Penomoran

Dari hasil wawancara kepada petugas yang terkait dengan pelayanan rekam medis terutama kepada petugas pendaftaran bahwa sistem penomoran yang digunakan di Puskesmas Gunungpati adalah Unit Numbering System secara family folder. Kelebihan dengan menggunakan sistem ini adalah terciptanya kesinambungan informasi medis pasien dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien dicatat dalam satu folder map rekam medis.(11)

Penomoran dengan family folder atau nomor keluarga adalah setiap kepala keluarga mendapatkan satu nomor rekam medis yang digunakan untuk selamanya saat berkunjung di Puskesmas. Nomor rekam medis ini berlaku untuk semua anggota keluarga dan dokumen rekam medis dari semua anggota keluarga disimpan dalam satu folder yang dikenal dengan family folder.(11)

Penomoran di Puskesmas Gunungpati terdiri dari 10 digit yaitu 2 digit pertama adalah kode wilayah, 6 digit berikutnya adalah nomor registrasi, dan 2 digit terakhir adalah kode keluarga. 2 nomor digit di depan berfungsi untuk melacak pasien di dalam SIMPUS untuk menunjukan wilayah pasien agar mudah dalam melacak identitas pasien jika pasien tidak membawa KTPK. 6 digit ditengah berfungsi untuk penjajaran penyimpanan family folder ke dalam rak filling sedangkan 2 digit terakhir adalah kode keluarga untuk membedakan setiap anggota keluarga dalam family folder pasien tersebut.

Dari observasi ditemukan nomor rekam medis yang sama yang digunakan oleh kepala keluarga yang berbeda artinya satu nomor rekam medis bisa dimiliki lebih dari satu kepala keluarga dan satu kepala keluarga bisa memiliki lebih dari satu family folder. Hal ini terjadi dimulai saat petugas pendaftaran melakukan pendaftaran pasien dengan memberikan nomor registrasi atau nomor rekam medis yang sudah digunakan sebelumnya. Pada saat menulis registrasi pasien di dalam buku registrasi manual terdapat petugas yang tidak mengisi buku tersebut dengan lengkap hanya menuliskan nomor registrasi saja tanpa menulis nama ,alamat maupun identitas lainnya sehingga jika ada petugas pendaftaran lain yang akan melakukan registrasi petugas menggunakan nomor tersebut kembali untuk diberikan kepada pasien lain karena petugas mengira nomor tersebut belum digunakan oleh pasien lain sebelumnya. Karena selain dari petugas pendaftaran ada petugas lain yang ikut merangkap bekerja dalam pendaftaran tersebut dan tidak melakukan pendaftaran sesuai prosedur.

Akibat dari nomor rekam medis yang sama adalah salah ambil family folder karena nomor rekam medis yang sama dengan kepala keluarga yang berbeda sehingga saat di antar ke poli tidak sesuai dengan atas nama pasien yang periksa. Selain itu juga terjadi salah masuk formulir anggota keluarga ke family folder yang lain dengan nomor yang sama. Hal ini dapat menimbulkan hilangya formulir rekam medis pasien yang berisi riwayat kesehatan serta pemeriksaan pasien dan menyebabkan ketidaksinambungan informasi medis pasien.

Menurut Huffman,1994 kelebihan menggunakan sistem ini adalah informasi klinis yang dihasilkan berkesinambungan karena semua informasi

mengenai riwayat kesehatan pasien dan pelayanan yang diberikan kepada pasien tercatat dalam satu folder dokumen rekam medis. Kartu Identitas berobat pada setiap kepala keluarga hanya ada satu untuk satu kepala keluarga sehingga tidak kesulitan dalam menemukan kembali dokumen rekam medis pasien yang datang kembali di puskesmas tersebut. Kekuranganya adalah apabila ditemukan dokumen rekam medis lebih dari satu dengan nomor rekam medis yang sama memungkinkan terjadinya misfile saat pengambilan dokumen rekam medis.

Sebaiknya jika ditemukan hal tersebut dilakukan kembali pelacakan nomor `rekam medis agar tidak terjadi dublikasi nomor rekam medis sehingga dapat mengurangi dampak kejadian misfile.

B. Sistem Penjajaran

Menurut hasil observasi dan wawancara dengan petugas filling sistem penjajaran yang digunakan yaitu dengan sistem penjajaran Straight Numerical Filling (SNF). Penjajaran dengan sistem SNF dengan cara mengurutkan dari nomor rekam medis terkecil hingga terbesar. Penyimpanan penjajaran family folder berdasarkan 6 digit nomor di tengah yaitu nomor registrasi dan tidak berdasarkan kode wilayah.

Penyimpanan dimulai dari petugas poli membawa dokumen yang sudah selesai digunakan untuk dikumpulkan ke rak meja filling yang telah disediakan sesuai poli pengembalian family folder yaitu satu jam sebelum jam kerja selesai.. Kemudian petugas filing memisahkan antara DRM nomor puluhan,ratusan,ribuan. Setelah itu DRM dimasukan ke dalam rak filling oleh petugas sesuai nomor registrasi atau nomor rekam medis. Di Puskesmas

Gunungpati dalam pengambilan dan pengembalian dokumen rekam medis tidak menggunakan tracer, Saat pengembalian dokumen dari poli ke filling tidak ada control ulang pengembalian dokumen.

Hal ini mengakibatkan terjadinya misfile,hilangnya dokumen rekam medis serta membutuhkan waktu yang lama saat mencari dokumen. Hilangnya dokumen rekam medis akan mengakibatkan hilangnya informasi medis pasien. Selain itu tempat penyimpanan yang kurang ergonomis juga menimbulkan petugas kesulitan saat mengambil dan mengembalikan dokumen. Penulisan nomor rekam medis yang tidak sesuai atau kurang lengkap juga menimbulkan terjadinya misfile karena petugas salah dalam mengembalikan dokumen rekam medis atau salah letak.

Menurut buku Shofari,1998 kekurangan SNF adalah sebagai berikut :

1. Petugas harus memperhatikan seluruh angka nomor rekam medis sehingga mudah terjadi kekeliruan menyimpan. Makin besar angka yang diperhatikan, makin besarpula kemungkinan membuat kesalahan. Hal yang menyebabkan kesalahan tersebut adalah tertukarnya urutan nomor, misalnya rekam medis nomor 46-54-24 tersimpan pada tempat penyimpanan nomor 46-55-24. Keadaan tersebut sering kali tidak dapat dihindarkan pada saat menyimpan rekam medis karena sibuknya petugas menyimpan dan menyediakan DRM.

2. Terjadinya konsentrasi dokumen rekam medis pada rak penyimpanan untuk nomor besar, yaitu rekam medis dengan nomor terbaru, sehingga beberapa petugas yang bekerja bersamaan akan berdesakdesakan disatu tempat.

3. Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sukar dilakukan, karena tidak mungkin memberikan tugas bagi seseorang staf untuk bertanggungjawab pada rak- rak penyimpanan tertentu

Menurut buku Shofari,1998 sistem penjajaran yang disarankan adalah Terminal Digit Filling (TDF) atau sistem penjajaran berdasarkan dua nomor akhir. Kelebihan TDF adalah :

1. Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok (section) didalam rak penyimpanan. Petugas-petugas penyimpanan tidak akan terpaksa berdesak-desakan disatu tempat dimana rekam medis harus disimpan dirak.

2. Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu misalnya ada 4 petugas yang masing-masing petugas diserahi section 0024, section 25-49, section 50-74, section 75-99 atau 25 persen untuk tiap-tiap petugas dari total section.

3. Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan jumlah rekam medis yang hampir sama setiap harinya untuk tiap section.

4. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari setiap section, pada saat ditambahkan rekam medis baru dissection tersebut.

5. Jumlah rekam medis untuk tiap-tiap section terkontrol dan bias dihindarkan tibulnya rak-rak kosong. Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis membantu memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak)

6. Kekeliruan penyimpanan (misfile) dapat dicegah, karena petugas penyimpanan hanya memperhatikan dua angka saja dalam memasukkan rekam medis kedalam rak, sehingga jarang terjadi kekeliruan membaca angka.(5)

Untuk penggunaan sistem penjajaran TDF yaitu dengan cara 2 digit kode wilayah sebagai petunjuk sub rak, 2 digit nomor rekam medis tengah sebagai urutan DRM salam sub rak, 2 digit terakhir sebagai petunjuk keberadaan dokumen dalam kelompok DRM.

Misalnya : 020203 02 : Petunjuk sub rak 02 Urutan DRM 03 : Kelompok DRM

Artinya nomor rekam medis 020203 berada pada sub rak ke 02 kelompok dokumen ke 03 dan urutan DRM ke 02.Untuk mengurangi dampak kejadian misfile juga bisa diupayakan menggunakan kode warna untuk setiap sub rak. Kode warna adalah untuk memberikan warna tertentu pada sampul,untuk mencegah kekeliruan menyimpam dan memudahkan mencari map yang salah simpan. Garis-garis warna dengan posisi yang berbeda pada pinggiran folder,menciptakan bermacam-macam warna dengan posisi yang berbeda – beda untuk setiap section penyimpanan rekam medis. Terputusnya kode warna dalam satu seksi penyimpanan menunjukan adanya salah letak dokumen.

Belum dilakukan retensi sejak dulu hingga sekarang sehingga rak penuh dengan posisi map DRM yang berdesakan rusak dan sulit saat mengambil DRM. Seiring dilakukannya pembaharuan map DRM penyimpanan DRM

tidak rapi banyak DRM yang menumpuk tidak diletakan dalam rak filling. Dengan dilakukannya retensi akan mengurangi beban penyimpanan DRM dan menyiapkan kegiatan penilaian nilai guna rekam medis untuk kemudian di abadikan atau dimusnahkan.Retensi bisa dimulai dari data pasien yang sudah meninggal sejak 5 tahun. Untuk jangka waktu kedepan bisa dilakukan dengan membuat KIUP manual dimulai dari pasien datang berobat sehingga dapat melihat kapan terakhir pasien berobat.

C. Sistem Penamaan

Dari hasil observasi dan wawancara kepada petugas pendaftaran sistem penamaan yang ada di Puskesmas Gunungpati adalah berdasarkan yang tertulis pada kartu identitas ,tetapi kenyataanya petugas menanyakan langsung dengan pasien dan menulis sesuai apa yang diucapkan pasien atau keluarga pasien. Pasien atau keluarga pasien hanya menyebutkan nama panggilan saja. Selain itu penulisan huruf yang salah saat melakukan pendaftaran juga menimbulkan petugas kesulitan saat kembali melacak nama pasien. Misalnya huruf Ch ditulis Kh, Y ditulis Z dan lainnya yang bunyi suku kata nya mirip.

Akibatnya jika dikemudian hari pasien tersebut saat datang kembali lupa tidak membawa KTPK, petugas akan kesulitan pada saat membuka simpus data pasien dan membutuhkan waktu yang lama dan jika pada ahirnya tidak ditemukan maka petugas akan memberikan nomor rekam medis yang baru. Hal ini juga mengakibatkan duplikasi nomor rekam medis.Selain itu petugas juga menuliskan nama di formulir rekam medis dengan nama yang tidak sesuai dalam kartu identitas dan tidak lengkap.Hal ini dapat menyebabkan

kesalahan dalam pelayanan karena dokumen rekam medis yang terisi data rekam medis pasien yang bersangkutan keliru dengan dokumen rekam medis yang lain.

Menurut prosedur penyelenggaraan rekam medis DEPKES RI 2006 prinsip utama yang harus ditaati petugas pencatat yaitu penamaan harus mengisi nama dengan lengkap,minimal terdiri satu suku kata atau lebih. Menulis nama berdasarkan kartu identitas pasien yang masih berlaku dan sebagai pelengkap dengan ditambahkanya Ny,Nn,Sdr dan lain-lain sesuai dengan statusnya.

D. Sarana dan Prasarana di tempat Filling

Berdasarkan hasil pengamatan sarana yang ada di tempat penyimpanan di Puskesmas Gunungpati adalah terdapat, satu meja untuk menerima DRM dari poli setelah selesai pelayanan , 2 kursi, 6 rak file penyimpanan dengan roll’a pack setiap 1 rak terdiri dari 5 sub rak ,alat tulis,steples, formulir rekam medis,family folder. Sarana tersebut cukup memadahi hanya saja belum ada tracer, dan buku ekspedisi dari poli ke filling untuk meminimalisasi terjadinya hilangnya dokumen rekam medis.

Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 adalah Pemimpin sarana pelayanan kesehatan bertanggungjawab atas hilang,rusak,pemalsuan,dan atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis. Sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pengelolaan dokumen rekam medis di antaranya adalah :

1. Tracer berfungsi sebagai tanda keluar masuknya dokumen rekam medis dari rak filling .

2. Buku ekspedisi berfungsi sebagai alat bukti serah terima dokumen rekam medis saat peminjaman atau pun pengembalian dokumen rekam medis. 3. Buku bon pinjam berfungsi sebagai bukti jika dokumen rekam medis

dipinjam dan keluar dari rak filling yang didalam buku tersebut tertulis tanggal peminjaman tempat peminjaman dan tanda tangan oleh yang meminjam.

Belum adanya tracer,buku ekspedisi dari poli ke filling serta buku bon pinjam sehingga peluang misfile semakin besar bahkan dokumen rekam medis ada yang hilang. Untuk mengurangi tingkat kejadian misfile dan dublikasi nomor rekam medis perlu diadakan penggunaan KIUP,buku ekspedisi,tracer dan buku bon pinjam.

E. Pengetahuan Petugas tentang Sistem Pengelolaan DRM

Menurut hasil wawancara dengan 1 petugas filling ,petugas tersebut tidak mengetahui apa yang dinamakan penjajaran dokumen rekam medis karena petugas hanya berlatar belakang SMA. Hanya mengetahui jika penyimpanan dokumen rekam medis yang dilakukan dengan cara mengurutkan nomor rekam medis saja. Tidak ada SOP dalam penyimpanan dokumen rekam medis.

F. Penerapan dan Prosedur Pengelolaan DRM

Menurut hasil wawancara belum ada aturan dan prosedur dalam sistem pengelolaan dokumen rekam medis. Namun dalam kebijakan sudah ada. Puskesmas Gunungpati tidak memiliki Protap tentang sistem penyimpanan.

Hal ini dapat menimbulkan ketidaksesuaian saat penyimpanan dokumen rekam medis dan menimbulkan misfile karena tidak memiliki prosedur saat melakukan penyimpanan dokumen rekam medis.

Oleh karena itu perlu dibuatkan protap tentang sistem pengelolaan dokumen rekam medis sebagai prosedur dalam menyimpan. Selain itu perlu diadakannya sosialisasi tentang sistem pengelolaan agar petugas mengerti tentang prosedur pengelolaan dokumen rekam medis.

59 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

1. Pelayanan rekam medis di Puskesmas Gunungpati Semarang

Dalam dokumen Oleh : RIZQI AMALIA NIM D (Halaman 58-78)

Dokumen terkait