• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Penyaluran Raskin Di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota MakassarKecamatan Ujung Tanah Kota Makassar

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Sistem Penyaluran Raskin Di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota MakassarKecamatan Ujung Tanah Kota Makassar

Transparansi Penyaluran Raskin yang ditengahkan dalam penelitian ini, pertama-tama melihat mendeskripsikan peyaluran raskin yang ada di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.

Raskin adalah satu program pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin dan rawan pangan, agar mereka mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah tangganya. Program Raskin tersebut merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan termasuk dalam Kluster I tentang bantuan dan perlindungan sosial. Instruksi presiden No 8 tahun 2008 tentang kebijakan perberasan menginstruksikan Menteri dan lembaga pemerintah Non Departemen tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh indonesia untuk melakukan

upaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan, pengembangan ekonomi pedesaan, serta stabilitas ekonomi nasional.

Transparansi penyaluran raskin yang lakukan dalam studi ini dilihat dari 3 (tiga) sub variabel atau indikator untuk dianalisis atau di kaji yaitu: 1) pendataan, (2) pendistribusian,(3) penyaluran. Berdasarkan pada ke-tiga sub variabel atau indikator penyaluran Raskin tersebut dapat di jelaskan bahwa, pendataan adalah proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peniliti secara menyeluruh kepada masyarakat untuk mendapatkan data yang sesuai dengan jumlah penduduk.

Sedangkan pendistribusian adalah merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha mempelancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan seperti jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan.

Penyaluran adalah proses pemberian raskin kepada masyarakat antara pihak yang satu dengan pihak yang bersangkutan. Dalam penyaluran beras miskin sering ditemui kendala-kendala, kendalanya bisa dari masyarakat bahkan dari aparaturnya. Dan kelancaran penyaluran sangat bergantung dari disiplin seluruh pelaku yang terlibat dalam pengelolaan Raskin. Salah satunya yang terpenting adalah transparan.

1. Pendataan

Salah satu aspekyang berhubungan dengan transparansi penyaluran Raskin dalam suatu organisasi adalah bagaimana proses pendataan yang dilakukan dalam

mengelolah data agar data lebih konkrit sehingga kita bisa mengetahui mana masyarakat yang pantas menerima raskin dan yang tidak pantas menerima raskin tersebut. Dalam proses pendataan seharusnya pemerintah kelurahan yang memiliki tugas untuk mendata masyarakatnya.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan pada informan Kelurahan Pattingalloang Baru:

“Proses pendataan Raskin kami disini menyesuaikan dengan kartu keluarga dan data dari pusat.”

Wawancara Ibu LI. 21 Okt 2014.

Adapun masyarakat yang mempunyai pendapat tentang pendataan adalah sebagai berikut.

“Sebaiknya pendataan Raskin dikelurahan ini lebih ditingkatkan agar pemerintah bisa melihat masyarakat yang tergolong miskin dan yang tidak miskin.”

Wawancara BA. 22 Okt 2014.

Peran pemerintah menunjukkan bahwa proses pendataan belum maksimal sedangkan dalamprogram bantuan pangan bersubsidi pada Juli 1998 dengan sebutan Operasi Pasar Khusus (OPK) Beras, sampai saat ini telah banyak pihak yang menyoroti, mengkritik maupun memuji pelaksanaannya. Perubahan nama program dari OPK menjadi Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN) pada tahun 2002 bertujuan untuk lebih mempertajam ketepatan sasaran penerima manfaat sehingga pendataan dilakukan Agar pengelolaan data bisa lebih maksimal. Berikut hasil wawancara dengan informan.

“Hampir setiap tahunnya pendataan di lakukan oleh pemerintah kelurahan untuk mencocokkan data yang tahun lalu dan sekarang.”

Wawancara AI. 23 Okt 2014.

Pada proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah sebagian masyarakat mempunyai tanggapan salah satunya informan dibawah ini.

“Seharusnya Nak pemerintah Kelurahan disini terjung langsung kerumah penduduk untuk mendata langsung warga setempat.” Wawancara TO. 24 Okt 2014.

Dalam pengelolaan data, pemerintah tidak melakukan kunjungan langsung kepada masyarakat sehingga data tidak konkrit. Apresiasi bagi Pemerintah Kelurahan ini tidak patut diberikan karena kurangnya perhatian terhadap penyediaan dan pengalokasian APBD serta pengawalan terhadap pelaksanaan Raskin.Kurangnya kepedulian terhadap program Raskin berarti kurang kepedualian terhadap RTS yang muncul dari hati nurani untuk mengentaskankemiskinan. Kesadaran bahwa Raskin merupakan tugas bersama Pemerintah Pusat dan Daerah untuk membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat. Berikut hasil wawancara dengan informan.

“Data penerima Raskin di kelurahan ini sebanyak 110 kepala keluarga dan sesuai data dari pusat ”

Wawancara LE. 25 Okt 2014.

Sistem pendataan yang dilakukan oleh pemerintah kelurahan masih belum maksimal seperti yang di kemukakan oleh informan dibawah ini.

“Pendataan Raskin sebaiknya dilakukan dengan sistem pendataan langsung sehingga data lebih valid.”

Untuk memperlancar proses kegiatan penyaluran beras miskin, maka yang pertama dilakukan pemerintah adalah pendataan bagi seluruh masyarakat yang menjadi target awal. Pendataan merupakan kegiatan awal yang dilakukan guna mendapatkan data yang valid mengenai keberadaan penduduk miskin yang tepat sasaran.Sehingga masyarakat tersebut betul-betul layak untuk mendapatkan beras miskin. Setelah data terkumpul, maka dilakukanlah proses penyaluran kepada seluruh objek kegiatan tersebut.

Pendataan langsung kepada masyarakat bisa mempermudah proses penyaluran karna pemerintah bisa mengkoordinir data RTS yang dinamis menjadi suatu kendala tersendiri di lapangan. Masih ada RTM di luar RTS yang belum dapat menerima RASKIN karena tidak tercatat sebagai RTS di BPS. Kebijakan lokal dan “keikhlasan” sesama RTM dalam berbagi, tidak jarang dipersalahkan sebagai ketidaktepatan sasaran.

2. Pendistribusian

Pada tahap kedua sistem pendistribusian dilakukan agar data yang sudah dikumpulkan dapat terstruktur dengan baik. Untuk mencapai tepat sasaran, tepat harga dan tepat waktu, beberapa penyempurnaan terus dilakukan.Salah satunya adalah dengan pola distribusi yang berkembang tidak hanya melalui titik distribusi yang langsung disalurkan kepada RTS namun juga melalui pemerintah setempat.

Peningkatan ketepatan sasaran juga terus ditingkatkan melalui pendampingan pola distribusi melalui kelompok masyarakat pada tahun 2009.Distribusi Raskin

dilakukan oleh kelompok masyarakat yang umumnya berbasis keagamaan maupun oleh kelompok masyarakat miskin penerima manfaat Raskin. Berikut hasil wawancara dengan informan.

“Proses distribusi Raskin dikelurahan ini tergantung pada hasil pendataan warga, disusun berdasarkan nama-nama penerima raskin”

Wawancara HA. 27 Okt 2014.

Pada wawancara dengan informan tentang pendistribusian masyarakat mempunyai persepsi yang beda-beda salah satunya dengan informan BA yang menyatakan di bawah ini.

“Dalam distribusi Raskin sebaiknya pemerintah kelurahan bisa lebih teliti dalam penyusunan pendistribusian raskin sehingga nama-nama penerima raskin bisa di tahu mana yang pantas menerima dan yang tidak”

Wawancara BA. 28 Okt 2014.

Dari hasil wawancara diatas bahwa pendistribusian Raskin masih menunjukkan hasil yang belum maksimal kepada masyarakat, dan masih berpatokan kepada hasil dari pusat untuk proses distribusi. Padahal tugas pemerintah kelurahan yang seharusnya bisa menghendel data kemudian didistribusikan. Untuk mencapai tepat sasaran, tepat harga dan tepat waktu, beberapa penyempurnaan terus dilakukan.Salah satunya adalah dengan pola distribusi yang berkembang tidak hanya melalui titik distribusi yang langsung disalurkan kepada RTS namun juga melalui Kelurahan.Melalui kelurahan, penyaluran Raskin menjadi lebih dekat kepada RTS dan RTS membeli beras secara bertahap sesuai daya belinya selama 1 bulan dengan harga sesuai dengan

ketetapan.Penyaluran melalui kelurahan berawal dari pemerintah pada ada akhir tahun 2008 dan mulai diimplementasikan sejak tahun 2009.

Melalui kelurahan, sistem administrasi distribusi Raskin juga yang dituangkan dalam Daftar Penerima Manfaat 1 (DPM 1), pembagian kartu Raskin, dan realisasi penerimaan beras oleh RTS dapat diperbaiki mulai dari awal juga dimungkinkan dapat diterapkan sistem pembayaran melalui kerjasama dengan jaringan unit-unit perbankan di Desa/Kelurahan secara langsung. Berikut hasil wawancara dengan informan:

“Didalam proses pendistribusian sampai proeses penyaluran di kelurahan ini sudah merealisasikan nama-nama penerima raskin” Wawancara LI. 29 Okt 2014.

Proses pendistribusia memang sebagian sudah dilakukan oleh pemerintah kelurahan salah satunya menyusun nama-nama penerima Raskin tetapi tidak survei langsung. Berikut wawancara dengan informan.

“Pemerintah Kelurahan sebaiknya bisa melakukan Survei langsung kepada masyarakat untuk menentukan target distribusi yang akan menjadi penerima Raskin”

Wawancara WA. 30 Okt 2014.

Dari hasil wawancara dengan informan diatas menunjukan pemerintah kelurahan belum maksimal dalam melakukan Survei langsung kepada masyarakat dalam proses pendistribusian Raskin sehingga target yang ingin dicapai pada masyarakat tidak sesuai. Data RTS yang dinamis menjadi suatu kendala tersendiri di lapangan. Masih ada RTM di luar RTS yang belum dapat menerima

Raskinkarena tidak tercatat sebagai RTS di BPS. Kebijakan lokal dan “keikhlasan” sesama RTM dalam berbagi, tidak jarang dipersalahkan sebagai ketidaktepatan sasaran. Berikut hasil wawancara dengan informan:

“Kelurahan sudah melakukan pendistribusian raskin untuk rumah tangga miskin tinggal proses penyaluran”

WawancaraTO. 01 Nov 2014.

Pendistribusian Raskin sudah dilakukan oleh pemerintah kelurahan tetapi yang selalu jadi kendala masyarakat yaitu harga yang tidak sesuai, berikut tanggapan informan.

“Memang pemerintah sudah melakukan pendistribusian raskin tetapi yang menjadi kendala harga raskin yang cukup tinggi sehingga masyarakat banyak yang mengeluh”

Wawancara AI. 02 Nov 2014.

Pada hasil wawancara diatas menunjukan bahwa peran pemerintah dalam pendistribusian beras miskin masih kurang maksimal dan terkendala dalam harga beras yang tinggi padahal seharusnya Raskin tersebut diberikan pemerintah secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.Dampak RASKIN terhadap stabilisasi harga terlihat pada saat RASKIN hanya diberikan kurang dari 12 bulan (seperti pada tahun 2006 = 11 bulan dan tahun 2007 = 10 bulan). Harga beras akhir tahun 2006 dan awal 2007 serta akhir tahun 2007 dan awal 2008 meningkat tajam. Pemerintah

jugamelakukan Operasi Pasar Murni (OPM) untukmenurunkan hargaberas.

Namunsejakkrisis ekonomi bulan Juli 1998,kebijakan subsidiberas diberikan khusus kepada kelompok masyarakat tertentu (targetedsubsidy) melalui Operasai

Pasar Khusus (OPK) yang merupakan cikalbakal kebijakan Raskin (beras untuk keluarga miskin).Dengan perubahankebijakan tersebut maka sudsidi hanya diberikan kepada masyarakatmiskin.Kondisi ini dianggap sebagai indikasi bahwa pemerintah inginmeninggalkan kebijakan subsidi harga beras kepada konsumen umum,karena dengan kebijakan tersebut, konsumen menengah ke atas justrulebih banyak menikmati subsidi dibandingkan kelompokmenengah kebawah.Dan melalui kebijakantersebut pemerintahbermaksud untuk mentransfer pendapatan kepada kelompok pendudukmiskin atau berpenghasilan rendah hasilnya kebijakan pemerintahtersebut berhasil menahan laju penurunan konsumsienergi dan protein.Pada saat itulah, pemerintah melakukan Operasi Pasar Murni (OPM) dan Operasi Pasar Khusus dari Cadangan Beras Pemerintah.

3. Penyaluran

Penyaluran merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dimana pihak pertama memberikan langsung barang kepada pihak kedua sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.Tetapi berbeda yang terjadi di kelurahan Pattingalloang Baru dalam hal pendataan dan sikap terbuka pemerintah bahwa beras miskin sebenarnya pemberian yang secara cuma-Cuma tanpa dipungut biaya apapun.kelurahan memang memberikan langsung kepada masyarakat miskin tapi tidak semuanya tergolong miskin (betul-betul miskin), namun sebagian masih tergolong mampu. Selanjutnuya, selama proses pendataan ataupun proses

penyaluran perlu juga ada yang mengawasi proses kerja tersebut guna menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diharapkan. Berikut hasil wawancara dengan informan :

“Proses penyaluran Raskin didrof langsung dikantor kelurahan dan warga langsung mengambil dikantor kelurahan dengan membawa kartu Raskin yang telah dibagikan”

Wawancara LI. 03 Nov 2014.

Pada proses sistem penyaluran yang diselenggaarakan oleh pemerintah kelurahan sudah secara transparan karena diambil langsung dikelurahan tetapi yang jadi keluhan masyarakat untuk saat ini adalah penyaluran dilakukan hanya 2 kali. Berikut tanggapan informan yang lain.

“Dalam 1 tahun ini penyaluran dilakukan cuman 2 kali penyaluran sehingga masyarakat harus menghemat beras” Wawancara BA. 04 Nov 2014.

Pada hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan bahwa penyaluran Raskin terlambat dikeluarkan oleh pemerintah sehingga menghambat konsumsi masyarakat. Padahal pemerintah seharusnya memperlancar penyaluran raskin agar masyarakat bisa merasakan kebijakan pemerintah kalau bisa penyaluran dilakukan 1 bulan satu kali penyaluran itu lebih baik. Dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, pemerintah mengalami dukungan karena masyarakat dengan semangat menerima program beras miskin dan mampu memberikan kelengkapan berkas sebagai syarat administrasi sehingga pemerintah tidak repot lagi untuk meyakinkan masyarakat dan lokasi kantor lurah berada di

antara pemukiman warga miskin sehingga mempermudah dalam proses pelaksanaan kegiatan baik itu proses pendataan maupun proses penyaluran. Berikut hasil wawancara dengan informan :

“Pendataan sampai penyaluran pemerintah kelurahan sudah menentukan penerima raskin layak tidaknya penerima tersebut dalam 1 tahun ini”

Wawancara HA. 05 Nov 2014.

Transparansi dalam penyaluran Raskin khususnya di kelurahan ini sudah transparan dalam hal penyaluran tetapi tidak semua secara transparan karena harga dan jumlah Raskin masih jadi kendala masyarakat. Di bawah ini komentar informan yang lain.

“Penyaluran memang sudah terbuka tetapi harga raskin yang ditetapkan oleh pemerintah sangat mahal kami mengira beras miskin tidak pungut biaya artinya gratis”

Wawancara WA. 06 Nov 2014.

Dari wawancara dengan informan diatas menunjukan bahwa proses penyaluran sudah langsung kepada masyarakat yang bersangkutan tapi harga raskin yang menjadi kendala pada masyarakat yang melambung tinggi bagi masyarakat miskin. Penyaluran Raskin (Beras untuk Rumah Tangga Miskin) sudah dimulai sejak 1998.Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan Raskin yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi Raskin mulai tahun 2002, Raskin diperluas fungsinya tidak lagi menjadi program darurat (social safety net)

melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, penamaan Raskin menjadi nama program diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan Raskin. Berikut hasil wawancara dengan informan.

“Satu kali penyaluran masyarakat mendapatkan beras 15 kg per kepala keluarga dengan harga 24.000 Rp”

Wawancara LI. 07 Nov 2014.

Jumlah Raskin yang disalurkan pemerintah sudah cukup target karena total beras yang ada 220 karung untuk penerima raskin, tetapi yang menjadi pertayaan sisa raskin kemana. Pendapat informan yang lain menyatakan seperti dibawah ini.

“Dalam satu kali datang beras miskin yang ditampung Kelurahan sebanyak 220 karung beras sedangkan dalam satu kali penyaluran 110 per kepala keluarga sesuai dengan daftar KK sedangkan sisanya kami juga tidak tau kemana”

Wawancara LE. 08 Nov 2014.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Tranparansi penyaluran Raskin diKelurahan Pattingallloang Baru ini kurang maksimal dan jauh dari target untuk penerima tepat sasaran dan yang paling penting pemerintah seharusnya membagikan Raskin dengan gratis tanpa dipungut biaya apapun. Pada hasil wawancara juga menunjukkan bahwa dikelurahan ini beras yang di tampung kelurahan sebanyak 220 karung sedangkan jumlah kepala keluarga yang terdaftar dalam KK 110 orang, ini berarti masih banyak jumlah beras yang tidak tersalurkan. Oleh karna

itu pemerintah harus mengambil tindakan agar beras miskin bisa semuanya tersalurkan.

Ketahanan pangan dipandang sebagai hal yang sangat pentingdalam rangka pembangunan nasional untuk membentuk manusiaIndonesia berkualitas, mandiri, dan sejahtera.Untuk mencapai tujuantersebut perlu diwujudkan ketersediaan pangan cukup, aman, bermutu,bergizi, dan beragam serta tersebar merata di seluruh wilayah Indonesiadan terjangkau oleh daya beli masyarakat.Beras hingga kini masih merupakan salah komoditi pangan pokokbagi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditi strategis bagipembangunan nasional.Ketergantungan masyarakat terhadap konsumsiberas sangat besar. Indonesia memiliki tingkat konsumsi jau lebih besar sibandingkan dengan negara lain yaitu mencapai 139/kapita/tahun bahkan beras sangat berperan dalam mempengaruhi kemiskinanIndonesia, yaitu sebesar 64%. Dampak yang ditimbulkan akibatkekurangan persediaan beras sangat besar.Pengalaman menunjukanbahwa kekurangan beras sangat mempengaruhi kestabilan pembangunannasional. Bahkan bukan saja pada tingkat nasional, daerah, dan rumahtangga, akan tetapi juga tingkat Internasional.Peranan beras dapat dilihat dari aspek sosial dan politik.Kerawanan pangan biasanya akan lebih mudah menyulut keresahanmasyarakat.

Tugas publik Perum BULOG merupakan amanat dari Inpres No. 3 tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Berita dan Penyaluran Beras oleh

Pemerintah, yang merupakan pengejawantahan intervensi pemerintah dalam perberasan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan. Ketiga tugas publik BULOG tersebut saling terkait dan memperkuat satu sama lain sehingga dapat mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga maupun nasional yang lebih kokoh. Ketiga tugas publik tersebut adalah pertama, melaksanakan kebijakan pembelian gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk pengadaan gabah dan beras dalam negeri oleh Perum BULOG. Tugas kedua, menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah yang diwujudkan dalam pelaksanaan program Raskin. Sedangkan tugas ketiga, menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana, dan rawan pangan.Kegiatan ketiga dilaksanakan Perum BULOG dalam bentuk pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah.

C. Transparansi Penyaluran Raskin Di Kelurahan Pattingalloang Baru