• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPARANSI PENYALURAN RASKIN DI KELURAHAN PATTINGALLOANG BARU KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRANSPARANSI PENYALURAN RASKIN DI KELURAHAN PATTINGALLOANG BARU KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun dan diusulkan oleh HARTUTI

Nomor Stambuk : 10564 00814 10

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan diusulkan oleh HARTUTI

Nomor Stambuk : 10564 00814 10

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

v Nomor Stambuk : 10564 00814 10 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah di tulis / dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tdak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, November 2014 Yang Menyatakan,

(6)

vi dan Muhammad Idris).

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini bagaimana Transparansi Penyaluran Raaskin di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Transparansi Penyaluran Raskin di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Jenis yang digunakan dalam penelitiian ini adalah pendekatan deskripsi kualitatif dengan tipe penelitian ini adalah fenomologi dengan melakukan wawancara dengan informan sebanyak 10 orang dari pihak masyarakat Kelurahan Pattingalloang Baru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Transparansi Penyaluran Raskin dengan indikator (a) Pendataan, (b) Pendistribusian, (c) Penyaluran. Ketiga sistem tersebut masih kurang maksimal disebabkan karena dalam proses pendataan yang dilakukan masih ada sebagian masyarakat yang belum terdaftar dalam RTM, pendistribusian yang juga belum maksimal dan penyaluran yang belum merata dibagikan kepada masyarakat sehingga masih banyak masyarakat yang mengeluh karna tidak mendapatkan beras miskin tersebut.

(7)

vii

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Transparansi Penyaluran Raskin di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar” Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pula pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Hj. Djuliati Saleh, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. H. Muhammad Idris, M.Si, selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii

5. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak M. Idyar dan Ibu Hartati yang sangat berjasa dan senantiasa membesarkan, merawat memberikan pendidikan sampai pada jenjang saat ini, mendoakan, memberikan semangat dan motivasi serta bantuan baik moril maupun materil, dan tak lupa kasih sayang yang tak hentinya beliau berikan kepada saya tanpa mereka saya tidak akan bisa berjuang sampai sekarang ini dan dari mereka juga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Kakak tercinta yaitu Hardianto dan Harmila, paman yang selalu menyayangiku yaitu Om Latif dan Om Majid serta adik-adikku yang sangat aku sayangi dan seluruh keluarga besarku yang senantiasa mendukung dan mendoakan serta memberikan semangat dan motivasi yang tinggi untuk bisa meraih cita-cita.

7. Seluruh pegawai dan staff Kelurahan Pattingalloang baru yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi informann sewaktu proses penelitian.

8. Suluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

(9)

ix

Ip.C angkatan 2010 yang sama-sama berjuang dalam meraih cita-cita serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini. Sehingga dukungan dari mereka serta motivasi yang diberikan dalam meraih cita-cita penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Dan seluruh rekan serta pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan doanya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Dan oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 07 November 2014 Yang Menyatakan,

(10)

x

Halaman Persetujuan ... ii

Penerimaan Tim ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Abstrak... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar isi... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Good Governance ... 9

B. Prinsip Good Governance... 11

C. Konsep Transparansi... 14

D. Indikator Transparansi dan Alat Ukurnya ... 17

E. Kebijakan Penyaluran Raskin ... 20

F. Kerangka Pikir... 25

(11)

xi

C. Informan Penelitian... 29

D. Sumber Data ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

F. Teknik Analisis Data... 31

G. Keabsahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriktif Objek Penelitian ... 35

B. Sistem Penyaluran Raskin di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar... 51

C. Transparansi Penyaluran Raskin di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar... 64

BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan... 72

B. Saran... 74

(12)

1

Pemerintahan sebagai pilar utama penyelenggara Negara semakin dihadapkan pada kompleksitas global, sehingga perannya harus mampu dan cermat serta proaktif mengakomodasi segala bentuk perubahan.Kondisi tersebut sangat memungkinkan karena aparatur berada pada posisi sebagai perumus dan penentu daya kebijakan, serta sebagai pelaksana dari segala peraturan.Salah satu tugasnya yaitu dalam mengatasi kemiskinan.

Secaraumum, angka kemiskinan Indonesia sejak 1998–2011 terus menurun.Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya keras pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui berbagai program pro-rakyat.Kendati belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi tingkat penurunan menunjukan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan pemerintah telah memberikan efek positif bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan hak-hak dasar mereka. Penurunan AngkaKemiskinan berdasarkan Worldfactbook, BPS, dan World Bank, di tingkat dunia penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan negara lainnya. Tercatat pada rentang 2005–2009 Indonesia mampu menurunkan laju rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin per tahun sebesar 0,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian negara lain semisal Kamboja, Thailand, Cina, dan Brasil yang hanya berada di kisaran 0,1% per tahun. Jumlah

(13)

penduduk miskin pada September 2013 sebesar 28,55 juta orang atau 11,47 persen, dibandingkan Maret 2013 meningkat 480 ribu orang.

Beberapa sebab selama periode Maret ke September 2013 terjadi inflasi yang cukup tinggi disebabkan oleh kenaikan BBM hingga harga komoditas bahan makanan dan makanan naik. Secara nasional rata-rata harga beras mengalami peningkatan.Bahkan India mencatat hasil minus atau terjadi penambahan penduduk miskin. Kendati Indonesia adalah negara yang paling berhasil menurunkan angka kemiskinan, akan tetapi masih terdapat disparitas antar provinsi. Ada provinsi yang berhasil menurunkan prosentase penduduk miskinnya dengan cepat dan ada pula yang lambat.Selain itu, sebaran penduduk miskin juga tidak merata di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Penduduk miskin tersebut sebagian tinggal di wilayah perkotaan maupun perdesaan, dengan prosentase terbesar berada di wilayah perdesaan di Pulau Jawa, disusul Pulau Sumatera, baru kemudian pulau-pulau lain di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, bahwa harapan pemerintah untuk menekan inflasi sepanjang 2013 tidak berhasil, menyebabkan tingkat inflasi tahun kalender 2013 mencapai 8,38 persen dan mendorong angka kemiskinan. Menurut BPS, pada awalnya pemerintah menargetkan inflasi 2013 sebesar 5,8 persen, namun karena gejolak ekonomi global yang berpangaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia, angka tersebut direvisi menjadi 7,2 persen. Angka itu pun tidak dapat dicapai pemerintah. Kepala BPS, Suryamin mengatakan, sejak Maret 2013 inflasi terus terjadi karena harga berbagai komoditas naik menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Juni.Kenaikan harga

(14)

tidak terkendali terutama terjadi hingga September 2013.Kondisi tersebut,menyebabkan angka kemiskinan periode Maret hingga September meningkat.

Mengawali pelaksanaan program Raskin tahun 2014, Tim Koordinasi (Tikor) Raskin pusat telah mengirimkan paket data yang berisi data Nama dan Alamat rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin 2014. Pengiriman paket data Raskin tersebut dilakukan melalui PT. Pos Indonesia yang dikirimkan pada 21 Desember 2013 lalu. Selanjutnya Tikor Raskin Provinsi selanjutnya bertugas untuk menyampaikan data masing-masing kabupaten/ kota kepada Tikor Raskin Kab/Kota di wilayahnya. Hingga 19 Januari 2014, 28 provinsi telah menerima paket data tersebut dan mengembalikan berita acara serah terima.

Selain itu Tikor Raskin juga telah mengeluarkan pedoman umum Raskin 2014 yang untuk dijadikan panduan dalam implementasi program Raskin selama tahun 2014. Merujuk anggaran subsidi pangan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014, bersama ini kami sampaikan kembali, bahwa jumlah RTS-PM Program Raskin nasional 2014 adalah sebanyak 15.530.897 rumah tangga, yaitu sama dengan RTS-PM tahun 2013. Jumlah RTS-PM Program Raskin 2014 tersebut telah mencakup 25% penduduk dengan peringkat kesejahteraan terendah secara nasional yang telah mencakup rumah tangga miskin dan hampir miskin. Alokasi pagu atau jumlah RTS-PM Program Raskin 2014 untuk masing-masing provinsi dan kabupaten/kota adalah sama dengan alokasi jumlah RTS-PM tahun 2013, yang merupakan kelanjutan dari Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan

(15)

Sosial (P4S) sebanyak 15.530.897 RT dengan menggunakan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) sebagai penanda kepesertaannya. Pagu dan DPM Raskin 2014 ini juga didasarkan atas hasil Rapat TimKoordinasi Raskin Pusat yang diselenggarakan pada tanggal 4 dan 9 Desember 2013. Data nama dan alamat RTS-PM Program Raskin 2014 masih mengacu pada daftar wilayah administrasi provinsi/kabupaten-kota/kecamatan/desa-kelurahan hasil PPLS 2011.

Salah satu program pemerintahan dalam membantu menangani kasus kemiskinan adalah pemberian bantuan pangan berupa beras kepada setiap kepala keluarga miskin.Program tersebut biasa dikenal dengan pemberian beras miskin (raskin). Untuk mempermudah kerja pemerintah dalam menjalankan program ini, maka pemerintah pusat memberikan tugas disetiap daerah diantaranya Kelurahan. Kelurahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta urusan yang dilimpahkan oleh Walikota sesuai dengan kebutuhan kelurahan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas. Seperti permasalahan dalam pemerintahan tersebut, maka kelurahan ini memiliki program kerja yaitu pembagian beras miskin (raskin) kepada seluruh warga yang kurang mampu di daerah kekuasaannya. Untuk memahami lebih dalam mengenai program kerja pemerintahan dalam penyaluran beras miskin (raskin), maka penulis akan membahas mengenai kemiskinan di Propinsi Sulawesi Selatan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan pada bulan maret 2011 sebesar 832.900 (delapan ribu tiga ratus dua ribu Sembilan ratus) atau sekitar 10,29 (sepuluh koma dua Sembilan persen).

(16)

Dibandingkan pada bulan maret 2012 yang berjumlah 825.790 (delapan ratus dua puluh lima ribu tujuh ratus Sembilan puluh) atau sekitar 10,11 (sepuluh koma satu satu persen), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk miskin turun sekitar 7.100 (tujuh ribu seratus) orang. Dari semua penduduk miskin tersebut, terbagi dalam tiga kategori, yakni kategori sangat miskin, kategori miskin dan kategori hampir miskin. Sulawesi Selatan memiliki Ibukota Propinsi yang disebut dengan kota Makassar. Kota Makassar memiliki luas wilayah sebesar 176, 37 Km2 (seratus tujuh puluh enam koma tiga tujuh kilo meter bujur sangkar) dan memiliki 1.747.562 (satu juta tujuh ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus enam puluh dua) jiwa penduduk yang tersebar diempat belas kecamatan.Salahsatukecamatan yang penduduknya rata-rata berkelas perekonomian menengah ke bawah diantaranyaKecamatan Ujung Tanah.

Pada tingkatpropinsi Sul-Sel Penanggulangan kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha (sektor swata) dan masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab sama terhadap penanggulangan kemiskinan. Pemerintah telah melaksanakan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga negara secara layak, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin, penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat serta melaksanakan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Khususnya didaerah Pattingalloang

(17)

Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar ini yang masih belum maksimal dalam menanggulangi kemiskinan.

Menurut data Sanitasi Makassar (2014), Kecamatan Ujung Tanah memiliki 34.740 (tiga puluh empat ribu tujuh ratus empat puluh ribu) jumlah penduduk. Sekitar 5462 (lima ribu empat ratus enam puluh dua ribu) kepala keluarga yang masih tergolong ke dalam keluarga miskin. Kecamatan Ujung Tanah terdiri dari beberapa Kelurahan. Kelurahan Ujung Tanah yang akan menjadi fokus peneliti karena tempatnya yang begitu banyak penduduk miskin dan sistem transparansi yang tidak maksimal sering ditemui oleh peneliti. Khusus di kelurahan, penanggulangan kemiskinan adalah bagian dari pembangunan kelurahan yang merupakan bagian integral dari pembanguanan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang memberikan wewenang yang lebih luas kepada daerah, terutama daerah kabupataen/kota untuk melaksnakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat multi sektoral. Sebagai wujud kemampuan melaksanakan wewenang yang merupakan sebagaian dari esensi ekonomi daerah tersebut, daerah dituntut untuk merumuskan program pembagunan komprehensif mulai dari pembagunan tingkat kelurahan hingga tingkat kabupaten kota.

Penyebab terjadinya kemiskinan di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah diantaranya pendidikan yang masih begitu minim sehingga masih banyak warga sulit untuk mencari kerja yang lebih baik dan kebanyakan di antara mereka yang harus menjadi buruh bangunan, buruh kapal, nelayan dan ada yang menjadi pedagang kecil. Gaji yang mereka dapat tidak

(18)

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap harinya.Bahkan ada sebagian warga yang anaknya memilih menjadi tukang parkir atau ikut menjadi kuli kapal dikarenakan untuk menambah penghasilan orang tua. Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah kota Makassar ini terletak di jalan sabutung baru yang jauh dari pusat perkotaan kota Makassar, yang lebih dekat dengan pelabuhan paotere dan tempat pelelangan ikan (lelong). Daerah pattingalloang baru ini sebagian penduduknya mata pencaharian adalah Nelayan. Dalam hal sistem penyaluran raskin di daerah pattingalloang ini yaitu dengan menggunakan sistem pendataan, pendistribusian dan penyaluran. Pada saat proses penyaluran masyarakat sering mengeluhkan sikap pemerintah terhadap penyaluran beras miskin yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Seperti :

1. Salah sasaran

2. Kualitas berasnya yang tidak baik, seperti: hitam, bau dan 3. Biaya mahal.

Penelitian mengenai transparansipenyaluran raskin di kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota makssar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana transparansipenyaluran raskin di kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota Makassar terhadap prinsip keterbukaan pemerintah dalam penyaluran raskin.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis sebagai peneliti bermaksud untuk mengangkat judul tentang :

“TransparansiPenyaluran Raskin Di Kelurahan Pattingalloang Baru KecamatanUjung Tanah Kota Makassar“.

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem penyaluran Raskin di kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota makassar?

2. Bagaimana transparansipenyaluran Raskin di kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota makassar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini ialah untuk memperoleh jawaban atas pokok permasalahan, yaitu:

1. Untuk mengetahui sistem penyaluran Raskin di kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota Makassar terhadap prinsip keterbukaan pemerintah dalam penyaluran raskin.

2. Untuk mengetahui transparansipenyaluran Raskin di kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Diharap agarpenyaluran Raskin di kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota Makassar, pemerintah bisa lebih transparan dalam menyalurkan beras miskin tersebut.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh peneliti berikutnya sebagai bahan referensi atau perbandingan pada penelitian berikutnya.

(20)

9 1. Good Governance

Istilah Governance menunjukkan suatu proses di mana rakyat bisa mengatur ekonominya, institusi dan sumber-sumber social dan politiknya tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan integrasi, kohesi dan untuk kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, bahwa kemampuan suatu Negara mencapai tujuan Negara sangat tergantung pada kualitas tata kepemerintahan di mana pemerintah melakukan interaksi dengan sektor swasta dan masyarakat (Thoha dalam Kurniawan, 2005).Secara konseptual pengertian kata baik (good) dalam istilah kepemerintahan yang baik (good governance) mengandung dua pemahaman, yakni :

a. Nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. b. Aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam Kamus bahasa Indonesia good governance diterjemahkan sebagai tata pemerintahan yang baik, namun ada yang menerjemahkan sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Di samping itu, arti yang lain good

governance sebagai pemerintahan yang amanah. Jika good governance

(21)

governance dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan pemerintahan secara

partisipatif, efektif, jujur, adil, transparan dan bertanggungjawab kepada semua level pemerintahan (Effendi dalam Azhari, dkk., 2002).

Lembaga Administrasi Negara (Kurniawan, 2005), mendefinisikan good

governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan Negara yang solid dan

bertanggung jawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang konstruktif di antara domain-domain Negara, sektor swasta dan masyarakat (society).

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000, merumuskan arti good

governance sebagai berikut : “Kepemerintahan yang mengembangkan dan

menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat”.

Good governance dilaksanakan agar kinerja pemerintahan daerah lebih

terarah sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang memadai guna mencapai hasil yang lebih baik dan terciptanya struktur pemerintahan yang ideal yang berorientasi pada tujuan pembangunan nasional. Berdasarkan pengertian dan definisi di atas, good governance berorientasi pada : Orientasi ideal, Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional. Orientasi ini bertitik tolak pada demokratisasidalamkehidupan bernegara dengan elemen konstituennya. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional.Orientasi kedua ini tergantung pada sejauhmana pemerintah mempunyai kompetensi, dan sejauhmana struktur serta

(22)

mekanisme politik serta administratif berfungsi secara efektif dan efisien.Sehingga unsur-unsur dalam kepemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu :

1. Pemerintahan (negara)

Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.Konsepsi pemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari melibatkan pula sektor swasta dan kelembagaan masyarakat madani. 2. Sektor Swasta

Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi dalam sistem pasar, seperti : industri pengolahan perdagangan, perbankan, dan koperasi termasuk kegiatan sektor informal.

3. Masyarakat Madani

Kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada diantara atau ditengah-tengah antara pemerintah, mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi.

2. Prinsip Good Governance

Prinsip dasar yang melandasi perbedaan antara konsepsi kepemerintahan

(governance) dengan pola pemerintahan yang tradisional, adalah terletak pada

adanya tuntutan yang demikian kuat agar peranan pemerintah dikurangi dan peranan masyarakat (termasuk dunia usaha dan LSM/organisasi non pemerintah) semakin ditingkatkan dan semakin terbuka aksesnya. Rencana Strategis Lembaga Administrasi Negara tahun 2000-2004, disebutkan perlunya pendekatan baru

(23)

dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan agar terarah pada terwujudnya kepemerintahan yang baikyakni “proses pengelolaan pemerintahan yang demokratis, profesional menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia, desentralistik, partisipatif, transparan, keadilan, bersih dan akuntabel, selain berdaya guna, berhasil guna dan berorientasi pada peningkatan daya saing bangsa”.

UNDP (Mardiasmo, 2002)mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip pada pelaksanaan good governancemeliputi :

Partisipasi (participation),keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.Aturan hukum (rule of law), kerangka aturan hukum dan perundang-undangan yang berkeadilan dan dilaksanakan secara utuh, terutama tentang hak asasi manusia.

Transparansi (transparency), transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.Daya tanggap

(responsivennes), setiap institusi/lembaga-lembaga publik dan prosesnya harus

diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholders).

Keadilan (equity), setiap masyarakat memiliki kesempatan sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.

(24)

Efektivitas dan Efisiensi (Efficiency and Effectivennes), setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai sumber-sumber yang tersedia serta pengelolaan sumber-sumber daya publik dilakukan secaraberdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).

Akuntabilitas (accountability), para pengambil keputusan dalam organisasi publik, swasta, dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas kegiatan yang dilakukan.

Robert Hass (dalam Sedarmayanti, 2000) juga memberi indikator tentang

“good governance”yang meliputi lima indikator, antara lain : Melaksanakan hak

asasi manusia, Masyarakat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik, Melaksanakan hukum untukmelindungi kepentinganmasyarakat, Mengembangkan ekonomi pasar atas dasar tanggung jawab kepada masyarakat, Orientasi politik pemerintah menuju pembangunan. Indikator good governance yang disampaikan oleh Robert Hass di atas sangatlah ringkas dan padat, namun berorientasi pada tiga elemen pemerintahan yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan good

governance,yakni pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Menurut pendapat

Ganie Rochman, good governance memiliki empat unsur utama, yang meliputi

accountability, rule of law, informasi dan transparansi (Sadjijono, 2005).

Nilai yang terkandung dari pengertian serta karakteristik good

governancetersebut di atas merupakan nilai-nilai yang universal sifatnya dan

sesuai amanat konstitusi, karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan

(25)

pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Kondisi semacam ini ini perlu adanya akuntabilitas dan tersedianya akses yang sama pada informasi bagi masyarakat luas. Hal ini merupakan fondasi legitimasi dalam sistem demokrasi, mengingat prosedur dan metode pembuatan keputusan harus transparan agar supaya memungkinkan terjadinya partisipasi efektif.Di samping itu, institusi governance harus efisien dan efektif dalam melaksanakan fungsi-fungsinya, responsif terhadap kebutuhan masyarakat (Kurniawan, 2005).

Penerapan prinsip-prinsip good governance tidak terlepas dari peran masyarakat, dan stakeholder yang berkepentingan (sektor swasta, LSM dan elit politik) demi memajukan pembangunan serta pemerintahan daerah yang berguna bagi masyarakat.

2. Konsep Transparansi

Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. Ada beberapa pengertian tentang transparansi publik yaitu:

Menurut Mardiasmo (2002) transparansi berarti keterbukaan (opennsess) pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan semberdaya publik kepada pihak–pihak yang membutuhkan informasi.

(26)

Menurut Adrianto (2007) menyatakan bahwa transparansi adalah keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi masyarakat dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.

Sedangkan menurut hafis (2000) menyatakan bahwa transparansi adalah keterbukaan dan kejujuran serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan meyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah dalam sumber daya yang dipercayakan kepadanya dalam ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Dari defenisi diatas dikatakan bahwa transparansi merupakan keterbukaan pemerintah kepada masyarakat untuk mengakses informasi berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawabanpemerintah tersebut.

Menurut Krina (2003) prinsip ini menekankan kepada 2 aspek yaitu: a. Komunikasi publik oleh pemerintah

b. Hak masyarakat terhadap akses informasi

Transparansi adalahprinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalaui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaandaerah.Berkaitan dengan hal tersebut pemerintahdaerahperluproaktif memeberikaninformasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.Transparansi pada akhirnya

(27)

akan menciptakan horizontal accountability antara pemerintah daerah dengan masyarakat sehingga tercipta pemerintahan daerah yang bersih, efektif, efisien,akuntabel dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat. Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasanbagisetiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan , yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaanya serta hasil – hasil yang dicapai.Transparansi adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik.Keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan dibuat berdasarkan preferensi publik. Makna dari transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dilihat dalam dua hal yaitu ; (1) salah satu wujud pertanggung jawaban pemerintah kepada rakyat, dan (2) upaya peningkatan manajemen pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan mengurangi kesempatan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

Penerapan azas transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah secara benar, jujur dan tidak diskriminatif.Transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah jaminan kesempatan bagi masyarakat untuk mengetahui “siapa mengambil keputusan apa beserta alasannya”.Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik tuntutan adanya transparansi tidak hanya kepada pemerintah daerah (eksekutif)

(28)

tetapi juga kepada DPRD (legislatif).Mengingat posisi DPRD yang cukup kuat dalam mengawasi penyelenggaraan pemerintahan daerah maka dalam setiap kegiatannya DPRD harus lebih transparan (terbuka) kepada masyarakat. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pada transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah dari sudut DPRD adalah ; (1) rapat-rapat DPRD yang terbuka untuk umum agar dapat diinformasikan kepada masyarakat agenda dan jadwalnya, (2) penyediaan risalah rapat-rapat terbuka bagi umum ditempat yang mudah diakses masyarakat, dan (3) keputusan yang dihasilkan DPRD hendaknya dapat dipublikasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Sedangkan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam hubungannya dengan pemerintah daerah perlu kiranya perhatian terhadap beberapa hal berikut ;

1. Publikasi dan sosialisasi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Publikasi dan sosialisasi regulasi yang dikeluarkan pemerintah daerah tentang berbagai perizinan dan prosedurnya.

3. Publikasi dan sosialisasi tentang prosedur dan tata kerja dari pemerintah daerah.

4. Transparansi dalam penawaran dan penetapan tender atau kontrak proyek-proyek pemerintah daerah kepada pihak ketiga, dan

5. Kesempatan masyarakat untuk mengakses informasi yang jujur, benar dan tidak diskriminatif dari pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(29)

Selanjutnya dalam penyusunan peraturan daerah yang menyangkut hajat hidup orang banyak hendaknya masyarakat sebagai stakeholders dilibatkan secara proporsional. Hal ini disamping untuk mewujudkan transparansi juga akan sangat membantu pemerintah daerah dan DPRD dalam melahirkan Peraturan Daerah yang accountable dan dapat menampung aspirasi masyarakat.

Indikator Transparansi dan alat ukurnya

Menurut Krina (2003) indikator-indikator dari transparansi adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan informasi yang jelas tentang tanggungjawab.

2. Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan umtuk uang suap.

3. Kemudahan akses informasi.

4. Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga Non pemerintah.

Martin Minogue, artikel “The management of public change: from ‘old public

administration’ to ‘new public management’ dalam “Law & Governance” Issue I, British Council Briefing. Informasi dan keterbukaan ini mencakup :

a. memberikan fakta dan analisis tentang keputusan-keputusan kebijakan b. menjelaskan alasan-alasan dari keputusan-keputusan administrative

c. membuka informasi “guidelines internal” tentang cara-cara bagian tersebut berhubungan dengan publik

d.menyediakan informasi tentang biaya, target dan performansi dari pelayanan publik, dan prosedur-prosedur untuk mengeluh dan mengadu

(30)

e.memenuhi permintaan informasi khusus alat ukurnya Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur-prosedur,biaya-biaya dan tanggung jawab,kemudahan akses informasi, menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan untuk membayar uang suap,meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga non pemerintahan.

Prinsip ini memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh pemerintah, dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi.Komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari pemerintah untukmembuka dan mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan. Transparansi harus seimbang, juga dengan kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu. Karena pemerintahan menghasilkan data dalam jumlah besar, maka dibutuhkan petugas informasi professional, bukan untuk membuat dalih atas keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebar luaskan keputusan-keputusan yang penting kepada masyarakat serta menjelaskan alasan dari setiap kebijakan tersebut. Peran media juga sangat penting bagi transparansi pemerintah, baik sebagai sebuah kesempatan untuk berkomunikasi pada publik maupun menjelaskan berbagai informasi yang relevan, juga sebagai “watchdog” atas berbagai aksi pemerintah dan perilaku menyimpang dari para aparat birokrasi. Jelas, media tidak akan dapat melakukan tugas ini tanpa adanya kebebasan pers, bebas dari intervensi pemerintah maupun pengaruh kepentingan bisnis.

(31)

Keterbukaan membawa konsekuensi adanya kontrol yang berlebih-lebihan dari masyarakat dan bahkan oleh media massa. Karena itu, kewajiban akan keterbukaan harus diimbangi dengan nilai pembatasan, yang mencakup kriteria yang jelas dari para aparat publik tentang jenis informasi apa saja yang mereka berikan dan pada siapa informasi tersebut diberikan. Tetapi secara ringkas dapat disebutkan bahwa, prinsip transparasi paling tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti :

a. mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua proses-proses pelayanan publik.

b. mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam sektor publik.

c. mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani Keterbukaan pemerintah atas berbagai aspek pelayanan publik, pada akhirnya akan membuat pemerintah menjadi bertanggung gugat kepada semua stakeholders yang berkepentingan dengan proses maupun kegiatan dalam sektor publik.

3.Kebijakan Penyaluran Raskin

Program Kebijakan Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (RASKIN) adalah bagian dari upaya Pemerintah Indonesia untuk memberdayakan masyarakat dengan menanggulangi masalah kemiskinan secara terpadu. RASKIN merupakan metamorfosis dari Kebijakan Operasi Pasar Khusus / OPK yang bertujuan untuk

(32)

lebih menjelaskan arti Program sehingga diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan di lapangan.Menurut Busyro, sesuai peraturan RTS-PM menerima sebanyak 15 kg per bulan.Pada kenyataannya di lapangan, penyaluran kerap tidak tepat jumlah.“Ada sejumlah daerah yang mendistribusikan kepada RTS-PM di bawah 15 kg dengan berbagai alasan. Ada kalanya jumlah penerima melebihi dari daftar yang seharusnya,”.Persoalan lainnya, lemahnya sistem pengawasan dan pengendalian dalam program ini.Mulai dari terlalu banyaknya pihak yang terlibat yang tergabung dalam Tim Koordinasi Raskin daerah sampai pusat dengan ketidakjelasan peran dan tanggung jawab masing-masing.Lanjut Busyro, jika memang program ini akan diteruskan, maka KPK mengusulkan agar program ini didesain ulang dalam rangka efektivitas program.

Menurut Suharto (2006) mengatakan ada 3 indikator kemiskinan yang menjadi pusat perhatian pemerintah yaitu :

1. Kelompok paling miskin (destitute) atau yang sering dideenisikan sebagai fakir miskin kelompok ini secara absolut memiiki pendapatan di bawah garis kemiskinan umumnya tidak memiliki sumber sumber pendapatan sama sekali serta tidak memiliki akses teradap berbagai pelayanan sosial.

2. Kelompok miskin (poor) kelompok ini memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan namun secara relatif memiliki akses teradap pelayanan sosial.

3. Kelompok rentan ( venerable group) kelompok ini dapat dikategorikan bebas dari kemiskinan karena memiliki kehidupan yang relatif lebih baik ketimbang kelompok destitute maupun miskin Namun sebenarnya kelompok yang

(33)

sering disebut “Neer Poor” agak miskin) ini masih rentan teradap berbagai perubaan sosial disekitarnya

Faktor pertama, penataan ulang kelembagaan program Raskin, penajaman metode penetapan target sasaran, penajaman target area, perbaikan tata laksana, perbaikan kualitas beras, harmonisasi Kebijakan subsidi Raskin dengan program diversifikasi pangan dan kebijakan perberasan nasional, dan peningkatan pemahaman seluruh pihak yang terlibat. Faktor kedua, pemerintah diminta memperbaiki kebijakan dan mekanisme perhitungansubsidi agar lebih transparan dan akuntabel. Perbaikan tersebut setidaknya perlu memperhatikan dengan melibatkan unsur pengawas untuk mengurangi risiko pembebanan biaya di luar biaya penugasan penyaluran raskin. Faktor ketiga, pemerintah diminta memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Program Subsidi Raskin.

Pembuatan kebijakan publik adalah sebuah proses politik yang melibatklan berbagai kepentingan dan sumber daya sehingga akhir dari proses politik tersebut adalah produk subyektif yang diciptakan oleh pilihan-pilihan sadar dari pelaku kebijakan. Untuk itu pemahaman tentang makna kebijakan publik menyangkut ruang lingkup, tahapan dan model-modelnya menjadi penting dilakukan dalam rangka membangun mewujudkan masyarakat dan pemerintah berdemokrasi. Pemerintah berupaya mengedepankan peran partisipasi masyarakat dengan mengacu pada teori Bottom-Up.Dalam hal ini pemerintah berharap masyarakat dapat terpacu untuk bisa menembus perangkap kemiskinan yang melekat pada dirinya sehingga dapat mengurangi jumlah masyarakat miskin.Salah satunya

(34)

adalah dengan dicanangkannya Program Raskin.Program Raskin pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Program Operasi Pasar Khusus (OPK) yang diluncurkan pada Juli 1998 di bawah Program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Beberapa penyesuaian yang telah dilakukan antara lain meliputi perubahan nama, jumlah beras per rumah tangga, frekuensi distribusi, sumber dan jenis data sasaran penerima manfaat, dan penyediaan lembaga pendamping.Program ini dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang subsidinya ditarik oleh pemerintah pusat.Kenaikan harga BBM tersebut jelas berdampak pada naiknya harga bahan pangan (sembilan bahan pokok), salah satunya beras.Kebijakan yang seharusnya bersubtansi pada peningkatan kemampuan masyarakat dalam pemenuhan pangan khususnya masalah beras, dalam hal ini pemerintah semakin memberi peluang kepada sabagian oknum yang tidak memiliki hak untuk mendapatkan santunan tersebut.

Disatu sisi kebijakan beras raskin merupakan kebijakan yang bertumpu pada kebutuhan masyarakat, dalam hal ini masyarakat diberi kemudahan untuk mengakses pasar beras yang begitu mahal.Kebijakan ini juga dapat mengatur harga pasar yang terus meningkat yang diakibatkan oleh kebutuhan masyarakat semakin banyak, dengan adanya pogram raskin ini tentu masyarakat yang kurang mampu tidak perlu lagi mangakses pasar yang bagitu mahal, sehingga pasar tidak mampu menginflasikan harga beras.Harapan pemerintah kebijakan tersebut agar dapat meningkatkan akses pangan kepada keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam rangka menguatkan ketahanan pangan rumah tangga dan mencegah penurunan konsumsi energi dan proteinNamun disisi lain akibat

(35)

kelemahan control pemerintah beras raskin yang serharusnya diberikan atau dijual kepada masyarakat yang kurang mampu tetapi justru sasaran tersebut jatuh kepada masyarakat yang sejahtera.berhubungan dengan masalah sebelumnya, yakni disebabkan kesalahan data jumlah keluarga miskin. Hal ini terjadi akibat masih buruknya koordinasi antara birokrasi baik dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga desa, atau kelurahan. Akibatnya, kuantitas (jumlah) keluarga miskin yang didata bisa lebih besar atau lebih sedikit dari yang sebenarnya, sehingga Raskin yang dibagikan akan berdampak pada kekurangan atau (bahkan) kelebihan jatah.Terakhir adalah harga yang tidak sesuai dengan perencanaan awal. Naiknya hargaraskin yang harus ditebus warga disebabkan oleh alasan yang seringkali dimunculkan para petugas untuk menjawab ketidaktersediaan dana untuk pengangkutan (distribusi beras atau biaya transportasi), pengadaan kantong plastik, dan lain-lain. Akibatnya, biaya ini dibebankan kepada warga, sehingga tidakheran kalau harga awal berbeda dengan harga di lapangan.

(36)

B. Kerangka Pikir

Sistem kerja pemerintahan bukanlah suatu hal yang patut untuk dianggap remeh. Dalam sebuah tatanan pemerintahan perlu ada yang namanya sebuah strategi pemerintah yang efesien dan efektif salah satunya transparansi untuk mempermudah cara kerja sistem pemerintahan. Salah satu kegiatan yang dilakukan agar roda pemerintahan berjalan dengan baik dan tercipta sistem pemerintahan “Good governance” dalam menangani kasus kemiskinan yang berada dalam suatu daerah tertentu.Dalam penyelenggaraan kegiatan penyaluran beras miskin tentu perlu ada yang namanya kerjasama antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya.

Untuk memperlancar proses kegiatan penyaluran beras miskin, maka yang pertama dilakukan pemerintah adalah pendataan bagi seluruh masyarakat yang menjadi target awal. Pendataan merupakan kegiatan awal yang dilakukan guna mendapatkan data yang valid mengenai keberadaan penduduk miskin yang tepat sasaran.Sehingga masyarakat tersebut betul-betul layak untuk mendapatkan beras miskin. Setelah data terkumpul, maka dilakukanlah proses penyaluran kepada seluruh objek kegiatan tersebut.

Penyaluran merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dimana pihak pertama memberikan langsung barang kepada pihak kedua sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.Tetapi berbeda yang terjadi di kelurahan Pattingalloang Baru dalam hal pendataan dan sikap terbuka pemerintah bahwa beras miskin sebenarnya pemberian yang secara cuma-Cuma tanpa dipungut biaya apapun.kelurahan memang memberikan langsung kepada masyarakat miskin tapi

(37)

Penyaluran Raskin

Prosedur Penyaluran Raskin - Pendataan - Pendistribusian - Penyaluran Transparansi - Keterbukaan - Kejujuran - Tanggung Jawab Efektifitas Penyaluran Raskin

tidak semuanya tergolong miskin (betul-betul miskin), namun sebagian masih tergolong mampu. Selanjutnuya, selama proses pendataan ataupun proses penyaluran perlu juga ada yang mengawasi proses kerja tersebut guna menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diharapkan.

Prosedur Penyaluran Raskin - Pendataan

- Pendistribusian - Penyaluran

Dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, pemerintah mengalami dukungan karena masyarakat dengan semangat menerima program beras miskin dan mampu memberikan kelengkapan berkas sebagai syarat administrasi sehingga pemerintah tidak repot lagi untuk meyakinkan masyarakat dan lokasi kantor lurah berada di antara pemukiman warga miskin sehingga mempermudah dalam proses pelaksanaan kegiatan baik itu proses pendataan maupun proses penyaluran.

Bagan I. Kerangka Pikir

(38)

C. Deskripsi Fokus Penelitian

Agar pembaca lebih mudah memahami maksud yang terkandung dalam judul “Transparansi Dalam Penyaluran Raskin”. Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah. Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencarian data, maka lebih dahulu ditetapkan fokus penelitiannya. yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Keterbukaan pemerintah dalam proses penyaluran beras miskin lebih transparan lagi.

2. Sistem penyaluran sebaiknya dilakukan dengan cara jujur dan terbuka. 3. Di dalam proses pendataan, pendistribusian sampai proses penyaluran pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk membagikan raskin secara merata.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan sesudah seminar proposal yang berlangsung di kantor Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar dengan pertimbangan bahwa lingkungan Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah dipilih sebagai tempat penelitian karena Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar telah melakukan program penyaluran beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang harus sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah di tetapkan oleh pemerintah, salah satunya adalah sikap transparan yang harus dimiliki didalam mewujudkan sistem pemerintahan yang baik.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Tipe penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan mengenai

(40)

situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari peran pemerintah dalam penyaluran raskin di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.

Dasar penelitian ini untuk mendapatkan data-data atau informasi faktual dan yang mendetail dilapangan terhadap objek penelitian yang ada hubungannya dengan permasalahan.

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah orang yang betul-betul dianggap layak dan mengetahui tentang Penyaluran Beras Miskin di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Adapun informan yang terdiri dari Sekertaris Lurah di Kelurahan Pattingalloang Baru, Angggota Staf, Tokoh Masyarakat ketua RT dan RW, Tokoh Agama, dan Tokoh Pemuda Kelurahan Pattingalloang Baru. Adapun rincian informan penelitian sebagai berikut :

No Informan Jumlah

1. Kepala Kecamatan 1 Orang

2. Kepala Kelurahan 1 Orang

3. Tokoh Masyarakat 6 Orang

4. Tokoh Agama 1 Orang

5. Tokoh Pemuda 1 Orang

(41)

D. Sumber Data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti. Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah masyarakat dan staf pegawai kelurahan di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti bersumber dari bahan bacaan atau dokumentasi yang berhubungan dengan objek penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan suatu penelitian. Teknik yang digunakan dalam menghimpun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin, artinya peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan petugas pemerintah, dan wawancara bebas artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan kepada responden sesuai dengan jenis pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

2. Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan TransparansiPenyaluran Beras miskin (Raskin) di Kelurahan Pattingalloang Baru Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.

(42)

3.Dokumentasi, yaitu pemanfaatan informasi melalui dokumen-dokumen tertentu yang dianggap mendukung.Adapun manfaat penggunaan dokumen dalam hal ini adalah :

a) Dokumen membantu pemverifikasian ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi yang telah disinggung dalam wawancara

b) Dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber lain; jika bukti dokumenter bertentangan dan bukannya mendukung, peneliti mempunyai alasan untuk meneliti lebih jauh topik yang bersangkutan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisa interakif.Dalam model ini terdapat 4 (empat) komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiono ; 2012) keempat komponen tersebut yaitu :

5. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

(43)

6. Reduksi data

Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan. 7. Sajian data

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis agar makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

8. Penarikan simpulan

Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab-akibat dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar. 2 Model Analisis Interaktif (Sugiyono: 2012) Pengumpulan data

Sajian data Reduksidata

(44)

G. Keabsahan Data

Validitas data sangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data.Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang berbeda.

Menurut Wiliam dalam sugiyono (2011) triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini, untuk menguji kredibilas data tentang proses penyaluran beras, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke Bapak lurah yang menugasi, ke staf kelurahan yang dipimpin, dan masyarakat yang menjadi objek.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda

(45)

3. Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Profil Pemerintah Kelurahan

Kelurahan pattingalloang baru kecamatan ujung tanah kota makassar ini terdapat di jalan sabutung timur No 200 yang bersebelahan dengan kantor kecamatannya. Secara geografis kelurahan pattingalloang baru ini terletak pada posisi yang strategis dekat dari jalan raya disebelah utara bersebelahan dengan pelabuhan paotere yang dulu tempat pelabuhan pertama dimakassar. Luas wilayah kelurahan pattingalloang baru ini 56 ha termasuk kantor kecamatannya.

Kelurahan Pattingalloang Baru mempunyai batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Cambaya

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pannampu c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pannampu d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pattingalloang

Dalam rangka membantu dan mensukseskan tugas-tugas kepala kelurahan, dimana kepala kelurahan dan perangkatnya adalah penanggung jawab dan penyelenggara dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban, maka Kelurahan Pattingalloang Baru membagi tugas kepada 3 RW dan 13 RT dengan dasar hukum pembentukan SK lurah. Jumlah data penduduk kelurahan pattingalloang baru berdasarkan pada

(47)

format laporan profil desa dan kelurahan pada tahun 2013 sebanyak 3011 jiwa terdiri dari 1504 jiwa laki-laki dan 1507 jiwa perempuan.

Kelurahan Patingalloang Baru memiliki wilayah yang cukup luas dengan penduduk yang heterogen dan beranekaragam dengan tingkat sensitivitas yang tinggi bila dibandingkan dengan kelurahan lain yang di lingkungan kecamatan ujung tanah. Wilayah kelurahan pattingalloang baru tidak termasuk ke dalam wilayah perkotaan karna cukup jauh dari pusat pemerintahan kota makassar dengan akses jalan yang kurang strategis. Selain itu wilayah kelurahan pattingalloang baru diimbangi dengan potensi lahan antara pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan dan industri kecil menengah.

Selain faktor eksternal yang berpengaruk diatas, kelurahan pattingalloang baru juga ditunjang dengan faktor internal yang mendukung pelaksanaan program-program kelurahan pattingalloang baru. Hal ini dilihat dari kondisi pegawai yang berjumlah 20 orang, dengan latar belakang pendidikan yang beragam yaitu SMP, SMA, S1, S2. Berdasarkan kondisi pegawai tersebut maka kelurahan pattingalloang baru memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang memadai dalam melaksanakan program-program yang telah ditetapkan oleh pemerintah secara efektif dan efesien.

2. Visi Dan Misi

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan kemana masyarakat beserta pemerintahan membawa dan menempatkan diri pada suatu tatanan berbangsa dan

(48)

bernegara yang madani. Secara kondusif visi kelurahan pattingalloang baru adalah sebuah tatanan masyarakat yang terus melakukan pembangunan berkelanjutan, berguna dan berhasil guna, tanggungjawab, efektif dan efesien.

Visi Kelurahan Pattingalloang Baru adalah “Melalui pelayanan prima mewujudkan Kelurahan Pattingallaong Baru sebagai daerah yang kondusif menuju masyarakat yang berkualitas”

Penjelasan Visi :

Kelurahan Pattingalloang Baru dalam mewujudkan daerah yang kondusif dan pemerataan pembangunan, pelayanan administrasi, serta pemberdayaan masyarakat dilakukan secara optimal. Masyarakat yang berkualitas yaitu : masyarakat/keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, berwawasan dan bertanggungjawab.

Misi Kelurahan Pattingalloang Baru adalah :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang produktif dan memiliki semangat kerja dalam rangka memberikan pelayanan secara optimal. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan

lembaga/organisasi/kemasyarakatan.

c. Meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.

d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

(49)

3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Pattingalloang Baru tahun 2012 yaitu 3011 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 810 kepala keluarga. Penduduk kelurahan pattingalloang baru mempunyai komposisi penduduk sebagai berikut :

a. Penduduk berdasarkan jenis kelamin b. Penduduk berdasarkan usia

c. Penduduk berdasarkan pendidikan

d. Penduduk berdasarkan kepala keluarga (KK) a. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Pattingalloang Baru sebagai berikut :

Tabel 4.1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 2 Laki – laki Perempuan 1504 1507 10, 11% 10, 12% Total 3011 35

Olahan Data Sekunder, 2014.

Dilihat dari jumlah penduduk secara keseluruhan kelurahan Pattingalloang Baru, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

(50)

laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1504 orang (10,11%) dan perempuan sebanyak 1507 orang (10,12%). Meskipun keberadaan perempuan lebih banyak secara jumlah dibandingkan laki-laki, namun perbedaan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh yaitu sebanyak 3 orang saja.

b. Penduduk Berdasarkan Usia

Adapun komposisi penduduk kelurahan pattingalloang baru berdasarkan usia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 0-12 bulan 60 0, 57% 2 1-3 tahun 260 2, 53% 3 4-9 tahun 193 1, 80% 4 10-14 tahun 285 2, 72% 5 15-19 tahun 289 2,76% 6 20-24 tahun 497 4, 84% 7 25-29 tahun 360 3, 47% 8 30-33 tahun 240 2, 27% 9 34-38 tahun 288 2, 75% 10 39-42 tahun 155 1, 42% 11 43-44 tahun 170 1, 53%

(51)

12 45-49 tahun 114 1, 95% 13 50-54 tahun 25 0, 10% 14 55-59 tahun 25 0, 10% 15 60-64 tahun 30 0, 13% 16 Lebih dari 65 tahun 20 0, 5% Total 3011 50

Olahan Data Sekunder, 2014.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk kelurahan pattingalloang baru adalah 3011 jiwa dan jumlah penduduk terbesar adalah berusia 20-24 tahun sebanyak 497 jiwa atau 4, 93%, sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu manula atau lanjut usia yang berusia 65 keatas sebanyak 20 jiwa atau 0, 10%.

c. Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Masyarakat di Kelurahan Pattingalloang Baru memiliki pendidikan yang berbeda-beda mulai dari tidak tamat SD, sampai tingkat S3, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan frekuensi Persentase

(52)

2 Tamat SD 314 3, 10% 3 Tamat SMP 100 2, 10% 4 Tamat SMA 683 7, 83% 5 Tamat D1 18 0, 18% 6 Tamat D2 57 1, 45% 7 Tamat D3 32 1, 32% 8 Tamat S1 168 2, 68% 9 Tamat S2 2 0, 2% 10 Tamat S3 1 0, 1% Total 1457 23, 60%

Olahan Data Sekunder, 2014.

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa penduduk kelurahan Pattingalloang Baru mulai dari tingkat TK sampai tingkat S3. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat kelurahan Pattingalloang Baru ini sangat memperhatikan pentingnya pendidikan bagi kelangsungan hidupnya yang akan datang. Tingkat kesadaran penduduk terhadap pendidikan sangat tinggi, dimana hampir sebagian besar masyarakat kelurahan Pattingalloang Baru memiliki latar belakang pendidikan yang baik terbukti dengan tingginya angka dari pada penduduk yang telah meyelesaikan pendidikan pada tingkat SMA sampai S3.

(53)

d. Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga (KK)

Komposisi penduduk berdasarkan kepala keluarga (KK) di kelurahan Pattingalloang Baru sebagai berikut :

Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga (KK)

No Kepala Keluarga (KK) Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 700 60, 65%

2 Perempuan 110 10, 20%

Total 810 72, 20%

Olahan Data Sekunder, 2014.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah kepala keluarga kelurahan Pattingalloang Baru sebanyak 810 orang atau 72, 20% orang termasuk kepala keluarga perempuan, hal ini menunjukan bahwa tingkat kepala keluarga perempuan telah meningkat sehingga tingkat kemiskinan bertambah.

4. Keadaan Pegawai Kelurahan

Sesuai data yang ada pada profil kelurahan Pattingalloang Baru keadaan pegawai kelurahan ditinjau dari jumlah pegawai dan pendidikan pegawai kelurahan yaitu :

a. Jumlah Pegawai

Jumlah pegawai kelurahan pattingalloang baru terdiri dari 6 orang yang mempunyai tugas dan tanggungjawab masing-masing.

(54)

b. Pendidikan Pegawai Kelurahan

Pada tingkat pendidikan pegawai kelurahan masing-masing memiliki pendidikan yang berbeda-beda sesuai tabel dibawah ini :

Tabel 4.5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Pegawai Kelurahan

No Jabatan Pegawai Pendidikan Pegawai

1 Lurah S1

2 Sekertaris kelurahan SMA

3 Kepala Urusan Pemerintahan SMA

4 Kepala Urusan Pembangunan SMA

5 Kepala Urusan Pemberdayaan Masyarakat

S2

6 Kepala Urusan Kesra SMA

Olahan Data Sekunder, 2014.

Berdasarkan tabel diatas penulis menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan pegawai kelurahan memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Ini menunjukkan bahwa pegawai kelurahan sangat mementingkan pendidikan.

(55)

5. Struktur Organisasi, Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Kelurahan Pattingalloang Baru

a. Struktur Organisasi

Kelurahan pattingalloang baru dipimpin oleh seorang lurah yang bertanggungjawab kepada Walikota melalui Camat. Struktur organisasi pattingalloang baru terdiri dari :

1. Lurah

2. Sekertaris Kelurahan

3. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesra 4. Seksi Perekonomian dan Pembangunan

5. Seksi Pemerintahan, Ketertiban dan Ketentraman Umum 6. Seksi Pengelolaan Kebersihan

7. Jabatan Fungsional

b. Kedudukan Kelurahan Pattingalloang Baru

Kedudukan kelurahan pattingalloang baru adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kota makassar diwilayah kerja kecamatan ujung tanah, kelurahan pattingalloang baru yang bertanggungjawab kepada Walikota Makasssar melalui Camat Ujung Tanah.

c. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Lurah

Lurah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh Walikota dibidangpemerintahan, pembangunan,

(56)

perekonomian,ketentraman dan ketertiban serta koordinasi denganinstansi otonom di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas pokok lurah menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan/penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, perekonomian serta ketentraman dan ketertiban yang menjadi tanggungjawabnya.

b. Pelaksanaan pelayanan administrasi publik yang menjadi tanggungjawab kelurahan.

c. Pembinaan lembaga kemasyarakatan di tingkat kelurahan. 2. Sekertaris Kelurahan

Sekertaris kelurahan mempunyai tugas melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan organisasi kelurahan. Fungsi sekeretaris kelurahan adalah :

a. Penyusunan rencana pengendalian, dan evaluasi pelaksanaanserta penyusunan laporan.

b. Pelaksanaan tata usaha umum kepegawaian dan perlengkapan rumah tangga.

c. Pengelolaan urusan keuangan dan administrasi kelurahan. 3. KASI Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesra

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam bidang pemberdayaan masyarakat.Untuk

(57)

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas,Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. Perencanaan penyusunan program dan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat.

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pemberdayaan Masyarakat.

c.Pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemberdayaan masyarakat.

d.Pelaksanaan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat. Tugas Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Pasal 14)

Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah provinsi.

Fungsi Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Pasal 15)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan Fungsi :

a. Melaksanakan peran serta masyarakat P4GN dibidang Pemberdayaan Masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Provinsi.

b. Melaksanakan Pemberdayaan alternatif P4GN dibidang Pemberdayaan Masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Provinsi.

(58)

c. Melaksanakan bimbingan teknis P4GN dibidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

(Pasal 16) Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri atas : a. Seksi Peran Serta Masyarakat; dan

b. Seksi Pemberdayaan Alternatif

Tugas Seksi Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat. (Pasal 17 ayat 1) Seksi Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan peran serta masyarakat P4GN dibidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Provinsi dan penyiapan bimbingan teknis peran serta masyarakat kepada Badan Narkotika Nasional kabupaten/kota.

Tugas Seksi Pemberdayaan Alternatif (Pasal 17 ayat 2)

Seksi Pemberdayaan Alternatif mempunyai tugas melakukan penyiapan pemberdayaan alternatif P4GN dibidang pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Provinsi, dan penyiapan bimbingan teknis advokasi kepada Badan Narkotika Nasional.

Tugas dan fungsi Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat adalah :

Tugas Pokok Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas menyiapkan bahan dan materi penyusunan, perumusan, kebijaksanaan, pembinaan, koordinasi, penyelenggaraan pemerintahan umum di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana,

(59)

agam, kesatuan bangsa dan politik, pemuda dan olahraga serta pemberdayaan masyarakat.

Bagian Kesra dan Kemasyarakatan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan dan materi, penyusunan dan perumusan kebijaksanaan, koordinasi, pembinaan dan monitoring di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan agama.

b. Penyiapan bahan dan materi, penyusunan dan perumusan kebijaksanaan, koordinasi, pembinaan dan monitoring di bidang tenaga kerja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana.

c. Penyiapan bahan dan materi, penyusunan dan perumusan kebijaksanaan, koordinasi, pembinaan dan monitoring evaluasi di bidang kesatuan bangsa, politik, pemuda dan olahraga serta pemberdayaan masyarakat.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. KASI Pemerintahan, Ketertiban dan Ketentraman Umum

Seksi pemerintahan dipimpin oleh kepala seksi pemerintahan dan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan dan umum. Fungsi seksi pemerintahan yaitu:

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang berbeda dengan monyet yang mendapat Perlakuan III, pola tingkah laku dan alokasi waktu makan selama intervensi nikotin lebih tinggi bila dibandingkan sebelum

Penggunaan Benzil Amino Purine pada Pertumbuhan Kalus Kapas secara In Vitro.. Embriogenesis Somatik Langsung Pada

Sejak adanya penghapusan monopoli minyak pelumas oleh pemerintah lewat Keppres No.21 Tahun 2001, iklim persaingan pasar bisnis pelumas kian sengit.Para produsen minyak

Penulisan ini menjelaskan jenis dan penggunaan fisikal model beserta dengan karakteristiknya, melihat informasi apa saja yang bisa didapatkan dari fisikal model yang dapat memberikan

[r]

Gelombang laut yang besar pelan-pelan akan mengikis kitong pu pantai sedikit-sedikit sampai kitong pu kampung kecil dan habis,” jelas saya.... “Wah, saya tara mau

Apakah ekstrak etanol umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai aktivitas antibakteri serta berapakah konsentrasi terkecil yang dibutuhkan untuk membunuh Propionibacterium acnes