• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem perpipaan

Dalam dokumen KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PERMUKIMAN (Halaman 34-40)

PERPIPAAN NON PERPIPAAN 2014 (%) 2014

A. Sistem perpipaan

Aspek Teknis Pengolahan Air (IPA)

Permasalahan teknis yang dihadapi saat ini bila dilihat dari produksi yang dihasilkan terutama untuk Kecamatan Siau Timur cukup baik, kecuali untuk kecamatan yang tiga lainya, permasalahannya harus ada penambahan lagi baik instalasinya maupun kapasitas yang diperlukan. Hal ini disebabkan kare na IPA dengan kapasitas 20 l/det yang ada dalam kondisi yang rusak berat sehingga tidak dapat difungsikan dengan baik, untuk itu perlu dilakukan pencarian sumber air baku baru yang lain.

Air Baku dari sumber air yang dialirkan secara gravitasi, kemudian didistribusikan langsung ke wilayah pelayanan, system pendistribusian air yang ada saat ini perlu disempurnakan kembali dengan menambahkan bangunan reservoir distribusi, hal ini bertujuan untuk membantu agar proses kerja IPA tidak terlalu berat.

Jaringan pipa distribusi utama untuk pelayanan pelanggan diperlukan inventarisasi lagi untuk mengetahui penyebab banyaknya masyarakat yang menyambung tanpa menggunakan meteran. Permasalahan utama yang diperlukan untuk menggerakan pompa adalah sumber daya baik yang berasal dari PLN maupun dari Genset. Saat ini menggunakan sumber energy dari masing -masing Kecamatan adalah :

- Sumber Energi

Permasalahan utama yang diperlukan untuk menggerakan pompa adalah sumber daya baik yang berasal dari PLN maupun dari Genset. Saat ini menggunakan sumber energy dari masing -masing Kecamatan adalah :

a. Kecamatan Siau Timur, 3 genset dengan kondisi rusak semua, 5 pompa sentrifugal dengan kondisi baik, dari 5 mobil tangki, 2 buah dengan kondisi rusak, dan memiliki sebuah mobil dinas Suzuki 110 cc

147

c. Kecamatan Tagulandang beroperasi dengan memiliki sebuah mobil tangki dengan kap asitas 4.000 lt

Saat ini telah dibangun IPA paket baja kapasitas 20 l/det yang dibangun dalam Tahun anggaran 2007 / 2008 yang berlokasi di Desa Kapeta tetapi IPA ini belum bisa berfungsi dengan baik kare na ko nd isi IPA sudah rusak berat. Di pulau Siau juga memanfaatkan beb erapa mata air yang ada dan sebagain telah dimanfaatkan oleh PDAM maupun oleh masyarakat.

IPA paket yang terbuat dari fiber glass, kondisi rusak dan telah beberapa kali diperbaiki, namun kondisi tidak membaik dan semakin buruk, untuk itu PDAM memutuskan tidak menggunakan IPA ini. Kinerja bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) saat ini hanya melayani daerah Siau, belum bisa memperluas jangkauan pelayanan ke daerah lain, sehingga memerlukan perluasan jangkauan pelayanan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Kinerja instalasi ini dapat dikatakan tidak beroperasi, karena kondisi yang rusak berat, sulit untuk digunakan, sehingga perlu dibuat yang b aru, dengan sumber air baku dari danau Kapeta.

Kecamatan Tagulandang dan Biaro telah ada sistem penyediaan air minum yang dikelola oleh masyarakat sendiri, tidak termasuk dalam asset yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Sitaro, sumber air yang digunakan adalah dari mata air Kuta dan Kali pupu. Kecamatan Biaro pemeliharaan dan pembangunan oleh program pedesaan tidak te rmasuk dalam asset PDAM karena Sistem yang ada dikelola oleh masyarakat sendiri.

Berdasarkan data yang ada dari PDAM, menyebutkan bahwa jumlah air baku yang diolah di Siau Barat dan Siau Timur adalah sebesar 26.505 m3 per bulan, dan yang diproduksi 18.120m 3, jumlah air yang didistribusikan sebesar 17.787 m3 atau 98,16% dari air yang diproduksi. Artinya air baku yang diolah jauh lebih besar yaitu berjumlah 26.5050 m3 dari pada yang diproduksi sebesar 18.120m3 sehingga efisiensi pengolahan ini hanya 68,36% dari air baku yang diolah.

1) Air Baku

Sumber air baku yang potensial akan mampu menyediakan air baku sesuai dengan kebutuhan. Pengambilan air baku dari Sungai harus sudah mempertimbangkan dan mengkaji berbagai hal diantaranya Debit andalan Sungai, Neraca Air, Alih-fungsi Lahan Pertanian dan kelestarian lingkungan Catchment Area dan DAS. Hal yang sama dipertimbangkan juga untuk pengambilan air dari mata air ataupun Air permukaan.

Bangunan Intake merupakan komponen sistem yang berfungsi untuk mengambil air baku dari sumber air baku yang potensial.

 Lokasi intake dengan mempertimbangkan fluktuasi muka air, arus sungai yang lurus dan stabil, kondisi tanah konstruktif dan tersedianya akses transportasi ke lokasi.

148

 Kapasitas intake ditentukan sebesar kebutuhan hari maksimum (max day demand) sebagai kapasitas desain IPAM ditambah dengan 25 persen, untuk alokasi kehilangan air dalam proses pengolahan.

 Struktur bangunan intake dibangun dengan konstruksi beton dan dilengkapi dengan bang unan pengaman intake dari kemungkinan banjir serta Screen Manual/Matic untuk mengantisipasi gangguan aliran air baku ke intake yang diakibatkan sampah.

 Pompa dan instalasi perpipaan intake dilengkapi dengan unit pompa cadangan, minimal 1 (satu) unit sehingga kontinuitas pengaliran air baku ke IPAM tidak terganggu.

 Daya listrik yang digunakan adalah listrik PLN lengkap dengan panel operasinya. Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pelayanan listrik PLN, maka dicadangkan genset yang digunakan sewaktu-waktu ketika terputusnya aliran listrik PLN.

 Bangunan intake dilengkapi dengan maintenance and repair equipment untuk memudahkan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

2) Transmisi

Transmisi air baku sebagai komponen Sistem Penyediaan Air Minum, berfungsi untuk mengalirkan air baku dari sumber air baku ke unit pengolahan air minum. Mengingat air baku dari sungai mengandung sedimen atau kekeruhan yang cukup tinggi, maka penggunaan peralatan yang sensitif terhadap kekeruhan perlu dipertimbangkan lebih lagi.

 Jalur pipa diusahakan selurus dan sependek mung kin sampai ke unit IPAM, guna me ng he mat energi.

 Diameter pipa transmisi dipilih dengan memperhitungan kecepatan aliran rendah tapi tidak kurang dari 0,60 m/det untuk menghindari terbentuknya deposit sedimen di sepanjang jalur pipa transmisi.

 Pipa transmisi air baku dilengkapi dengan alar ukur debit magnetik akurasi tinggi yang memadai dan cocok untuk aliran air baku sungai atau air air permukaan lain sebagai sumbernya.

 Pada lokasi instalasi alat ukur tersebut pipa transmisi dilengkapi dengan jalur by -pass se b agai antisipasi pemutusan aliran melalui jalur normal (misal: perbaikan alat ukur debit, dll)

 Pipa transmisi air baku dilengkapi dengan alat control aliran untuk mengatur bersar kecilnya aliran secara halus atau lembut dan dapat dikunci agar aliran relatif konstan.

 Bilamana diperlukan, jalur pipa transmisi dilengkapi dengan wash out dan air release valve pada lokasi-lokasi yang tepat.

 Pemasangan unit static flash mixer pada jalur pipa transmisi air baku dapat dilakukan sepanjang mengikuti perhitungan desain, terkait dengan head pompa dan injection sistem bahan kimia yang korosif terhadap pipa.

 Untuk keperluan on-line lab. test kualitas air baku, dapat dilakukan pada jalur pipa transmisi dengan sistem tapping yang memadai dan mempertimabangkan residual head yang tersedia.

149

3) Produksi

Sebagai jantung dari Sistem Penyediaan Air Minum, IPAM mengolah air berkualitas air baku menjadi air berkualitas air minum dengan kapasitas yang ditentukan. Perlu dipertimbangkan bahwa kualitas air minum yang diproduksi IPAM jauh lebih baik dari standar kualitas air minum yang dikeluarkan oleh instansi berwenang, guna mengantisipasi terjadinya penurunan kualitas air minum sepanjang pipa distribusi hingga konsumen/Sambungan Rumah.

 Unit IPAM direncanakan pada lokasi yang relatif dekat dengan bangunan intake dan zona pengembangan daerah pelayanan.

 Lokasi IPAM dipilih dengan mempertimbangkan banyak hal diantaranya:

o Jarak yang relatif dekat dengan bangunan intake dan memiliki elevasi diatas level muka air banjir

o Jarak yang relatif dekat dengan rencana pengembangan daerah pelayanan yang ditentukan.

o Tersedia lahan yang dapat digunakan untuk membangun IPAM dengan kapasitas yang diperlukan dan memungkinkan untuk keperluan pengembangan.

o Tersedia akses transportasi dan sumber daya listrik PLN sesuai dengan yang dibutuhkan. o Kondisi tanah yang konstruktif, sehingga biaya lower stucture tidak mahal.

 Kapasitas desain IPAM didasarkan pada kebutuhan hari maksimum sesuai dengan jalur perencanaan yang ditentukan.

 Kehilangan air yang terjadi selama proses pengolahan tidak lebih dari 5 persen.  Komponen IPAM terdiri atas:

o Prasedimentasi

o Flas mix/koagulasi

o Flokulasi

o Sedimentasi

o Filtrasi

o Sistem pembubuhan kimia

o Kontrol kualitasdan kuantitas air produksi

 Lumpur buangan sebagai hasil samping proses pengolahan dikelola dengan baik agar tidak mengotori lingkungan, sedangkan air limbahnya diupayakan untuk diproses kembali se hing ga meningkatkan efisiensi IPAM.

 Fasilitas produksi terdiri atas:

o Unit IPAM

o Reservoir

o Rumah pompa

150

o Gudang kimia

o Power house dan genset room

o Workshop

o Control room

o Laboraorium

o Open storage

4) Reservoir

Reservoir air hasil produksi merupakan bagian dari fasilitas produksi yang berfungsi me namp ung air minum produksi IPAM setelah melalui proses netralisasi untuk kemudian air minum dialirkan ke jaringan distribusi yang sebelumnya didisinfeksi terlebih dahulu dengan krlorin.

Reservoir air minum merupakan bangunan konstruksi beton yang ditempatkan tidak jauh dari unit IPAM, berdekatan dengan unit filtrasi dan air mengalir dari unit filtrasi ke reservoir secara gravitasi.  Kapasitas reservoir air minum sesuai dengan 15% - 25% diperhitungkan terhadap kapasitas

desain sistem per hari.

 Reservoir air minum yang berfungsi sebagai tempat penampungan berada di lokasi IPAM d an reservoir yang berfungsi sebagai distribusi berada di dekat daerah distribusi.

 Reservoir dilengkapi dengan ventilasi yang cukup guna mengembalikan tekanan ud ara d alam reservoir kepada tekanan udara luar.

 Reservoir dilengkapi dengan ruang lumpur untuk menampung akumulasi sedimen sebelum dipompakan ke jaringan drainase.

 Reservoir dilengkapi dengan pipa overflow dan pipa drainase dan sebaiknya dibuat dalam 2 (dua) kompartemen.

 Reservoir ini digunakan pula contact chamber proses disinfeksi, sehingga perlu contact time sekitar 2 jam.

 Perlengkapan lain dari reservoir air minum ini adalah lever indicator yang dapat dihubungkan dengan sistem terkait seperti sistem operasi pompa, sistem alarm dan sistem otomasi yang lainnya.

5) Distribusi

Jaringan distribusi adalah jaringan pipa yang membagikan atau mendistribusikan air dari pipa Transmisi atau dari IPAM hingga ke sambungan rumah – rumah. Jaringan pipa distribusi dikelompokan menjadi:

 Jaringan pipa distribusi utama dengan diameter diantara 150mm - 250 mm.  Jaringan pipa distribusi sekunder dengan diameter diantara 75mm - 100 mm.  Jaringan pipa distribusi tersier/retikulasi digunakan dengan pipa 50mm

 Jaringan pipa distribusi utama dan pipa distribusi sekunder tidak diperkenankan untuk ditapping langsung dengan sambungan rumah.

151

 Jaringan pipa distribusi hanya menghubungkan stasiun pompa distribusi ke jaringan pipa sekunder dan ke reservoir.

 Dimensionering/penentuan dimensi pipa jaringan distribusi utama dan sekunder dihitung dengan menggunakan perangkat lunak EPANET.

 Perlengkapan jaringan distribusi adalah:

o Alat kontrol aliran atau gate valve yang dipasang pada setiap titi percabangan

o Wash out dan air release valve yang dipasang pada tempat yang sesuai, serta menggunakan diameter yang memadai, baik untuk pipa jaringan distribusi utama, sekunder maupun retikulasi.

o Fire hydrant dipasang pada jaringan pipa distribusi sekunder atau pada retikulasi diameter 75 mm.

Setiap pipa inlet reservoir dilengkapi dengan alat ukur debit dan tekanan yang permanen, demikian pula pada pipa discharge (effluent) reservoir.

Tabel 7.11 Peralatan yang dimiliki oleh PDAM Kabupaten Siau Tagulandang Biaro

No Jenis Peralatan Buatan/Merek Kapasitas Ket.

1 Genset Perkins 18 PK/15 KVA Rusak

2 Genset Perkins 18 PK/15 KVA Rusak

3 Genset Ratna 24 PK/30 KVA Rusak

4 Pompa Sentrifugal Ebara 7.5L/D,H 20 m Baik

5 Pompa Sentrifugal Ebara 7.5L/D,H 20 m Baik

6 Pompa Sentrifugal Ebara 2 L/D,H 60 m Baik

7 Pompa Sentrifugal Siemen 1.5 L/D,H 210 m Baik

8 Pompa Sentrifugal Sutrencros 10 L/D,H 60 m Baik

9 Mobil Tangki Isuzu 4.000 liter Baik

10 Mobil Tangki Toyota Rino 3.000 liter Baik

11 Mobil Tangki Toyota Rino 3.000 liter Baik

12 Mobil Tangki Toyota Rino 4.000 liter Rusak

13 Mobil Tangki Isuzu 3.000 liter Rusak

14 Motor Dinas Suzuki 110 cc Baik

Makalehi

1 Genset Ratna 24 PK/15 KVA Baik

2 Pompa Ajax 3 L/D,H 60 m Baik

Tagulandang

152

Dalam dokumen KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PERMUKIMAN (Halaman 34-40)

Dokumen terkait