• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DESA PADANG DAN UNSUR BUDAYANYA

2.3 Sistem Religi

Kondisi sosial masyarakat Desa Padang adalah 99% mayoritas adalah muslim. 1% terdiri dari agama Khonghucu, Kristen. Untuk tempat ibadah di Desa Padang terdapat 2 buah Masjid, yang berada di Dusun Tanjung Ru dan di Dusun Pantai Lestari, Klentheng untuk agama Khonghucu berada di dusun Benteng Jaya. Di Karimata sendiri suku yang terbesar adalah suku Melayu, suku Bugis, dan sebagian kecil suku Jawa. Suku asli yang mendiami Pulau Karimata adalah suku Melayu.

Kultur islam yang berkembang di Karimata cenderung ke islam

ahlusunnah waljama’ah. Islam tradisi yang berkembang juga sesuai

dengan tradisi di Jawa (NU/Nahdhatul Ulama). Seperti yang dutarakan informan PF, 47 tahun mengatakan bahwa :

“…pernah dahulu ada seorang kyai/ulama H.Sugih Usman pernah menjadi imam besar di Masjidil Haram Mekah selama 7 atau 9 tahun, setelah itu datang ke Karimata untuk berdakwah, dan kuburnya masih ada di Karimata ini”

Dalam hal kegiatan keagamaan di Desa Padang ini tugas seorang imam masjid selain memimpin jama’ah sholat berjama’ah, tugas lainnya adalah memimpin acara “sedekah”/tahlilan, dan tidak jarang pula beliau bertindak sebagai modin yang menikahkan warga setempat.

Akar perkembangan islam di Desa Padang dari dulu dari

“ahlusunnah wal Jama’ah”, islam yang masih kental dengan nilai-nilai

budaya tradisi lokal. Budaya tradisi keislaman masih dilestarikan sampai sekarang ini.

Salah satunya yang masih dilakukan adalah tradisi “sedekah/tahlilan”. Tradisi sedekah tahun dilakukan setiap bulan Sya’ban. Ketika masuk bulan Sya’ban ini banyak rumah tangga akan mengadakan acara sedekah. Hampir setiap hari ada acara sedekah, terkadang undangan sedekah 2-3 kali dalam sehari. Di Padang ini untuk pelaksanaan acara sedekah waktunya jam 3 sore. Bagi rumah tangga yang mempunyai hajat sedekah maka akan mengundang tetangga sekitar untuk datang ke rumahnya.

Gambar 2.23

Tradisi Sedekah di bulan Sya’ban Sumber : Dokumentasi Peneliti

Proses acara akan dimulai ketika semua undangan telah berkumpul semua. Acara sedekah akan dipimpin seorang imam masjid atau salah satu pengurus masjid. Tradisi sebelum memulai acara pembacaan bacaan tahlil adalah pihak tuan rumah menyediakan wadah yang digunakan untuk menyalakan kayu gaharu. Kayu ini sejenis kayu wangi yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan parfum dan banyak terdapat di Pulau Karimata ini.

Maksud dan tujuan menyalakan kayu gaharu ini adalah supaya asap yang menyebar di seluruh ruangan ini mengeluarkan aroma wangi. Ini sudah dilakukan masyarakat Padang sejak dari dulu dan merupakan peninggalan para sesepuh/pemuka agama dahulu.

Setelah pembacaan tahlil dan do’a-do’a selamat selesai dibacakan oleh imam tahlil, acara selanjutnya adalah makan bersama. Sajian menu makan yang biasa tersedia di acara sedekah adalah sayur labu kuning/sayur nangka, ikan laut goreng, nasi, ayam berbumbu santan dan sambal budu (fermentasi ikan bilis/teri).

Gambar 2.24

Menu makanan acara sedekahan Sumber : Dokumentasi Peneliti

Semua sajian makanan tersebut diletakkan di nampan bundar. Cara makan bersama pada setiap acara sedekah adalah dengan cara membentuk kelompok-kelompok. Dalam 1 kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok akan menerima 1 nampan bundar yang sudah tersedia sajian menu makanan ditambah air minum yang diletakkan di dalam gelas dan berjumlah 4 gelas juga. Setelah semua kelompok menyelesaikan dalam menikmati sajian makanan utama, masih ada lagi sajian berikutnya.

Sajian yang kedua ini biasanya terdiri dari minuman kopi dan kue-kue manis. Tata cara menyajikannya juga sama seperti yang pertama dengan membentuk kelompok-kelompok. Rangkaian acara selanjutnya adalah mengakhiri acara dengan membaca sholawat yang dipimpin oleh imam tahlil, lalu berdiri dan bersalaman dengan tuan rumah untuk pamit pulang.

Acara tahlil juga dilakukan bila ada dari salah satu warga ada yang meninggal. Untuk mendoakan arwah yang meninggal dilakukan acara tahlil 3 hari, 7 hari, 15 hari dan 40 hari. Tahlilan dilakukan dirumah keluarga yang meninggal tersebut

Kegiatan keagamaan lainnya yang masih rutin dikerjakan adalah acara mengaji bersama untuk ibu-ibu setiap hari jum’at. Acara ini dimulai setelah sholat jum’at dan dilakukan di rumah salah satu warga, dan pelaksanannya bergiliran untuk setiap jum’atnya. Awal mula mengaji ini dimulai dengan bacaan yasin dan selanjutnya membaca alqur’an sekitar 1 juz dan itu sistemnya bergiliran membacanya.

Bentuk kesenian islam yang masih ada sekarang ini adalah kesenian hadrah dan serakal Hadrah. Kalau serakal hadarah bacaan yang digunakan adalah bacaan berjanji.Di Desa Padang ini untuk memperingati acara Isra’ Mi’raj yang akan datang pada tanggal 16 mei, akan dilaksanakan acara pembacaan sirah/sejarah nabi Muhammad saw di Masjid desun Pantai Lestari. Dalam rangka Peringatan Isra’ Mi’raj ini ada beberapa rangkaian acara, diantaranya

adalah lomba adzan untuk anak kecil yang menjadi pesertanya adalah perwakilan dari masing-masing dusun.

Gambar 2.25 Kesenian serakal hadrah Sumber : Dokumentasi Peneliti

Pelaksanaan lomba ini diadakan 2 hari sebelum peringatan Isra’ Mi’raj, dan hadiah pemenang akan diserahkan pada saat acara Isra’ Mi’raj. Puncak peringatan Isra’ Mi’raj adalah pada malam sabtu/jum’at malam. Sebelum acara dimulai diawali dengan sholat isya’ berjamaah, dan dilanjutkan dengan acara Isra’ Mi’raj. Setelah semua warga berkumpul di dalam masjid, acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an beserta terjemahannya, kemudian setelah selesai dilanjutkan acara utama yang dipimpin oleh Pak Imam Bosri.

Dalam pembacaan sirah/perjalanan Nabi Muhammd Isra’ Mi’raj yang digunakan adalah sebuah kitab karangan ulama Melayu terdahulu dan huruf yang digunakan adalah huruf Arab gundul dan pengartian dari sirah tersebut menggunakan bahasa Melayu. Tentunya yang bisa membaca kitab tersebut hanya orang-orang yang mengerti bahasa Arab gundul dan diartikan secara langsung dengan bahasa Melayu.

Gambar 2.26

Peringatan Isra’ Mi’raj dengan pembacaan Kitab sirah Nabi Muhammad SAW

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Lama waktu yang dibutuhkan untuk membaca sirah Nabi tersebut kurang lebih sekitar 3 jam, dari mulai awal kitab sampai akhir. Setelah pembacaan sirah Nabi tersebut selesai delanjutkan dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh salah seorang pengurus masjid.

Dalam kegiatan peringatan Isra’ Mi’raj ini kontribusi warga sekitar yang hadir di masjid adalah membawa kue-kue untuk dimakan bersama di masjid. Bentuk hidangan yang nantinya dimakan secara bersama-sama di masjid adalah kue-kue yang beraneka macam, dan minuman yang bermacam-macam pula dan semua itu adalah sumbangan dari warga sekitar di Padang ini.

Di pantai Lestari ini belum ada kegiatan TPA (Taman Pendidikan Al Qu’an) untuk anak-anak, menurut pak Bosri hal ini disebabkan untuk yang sanggup mengajar secara rutin belum ada.

Selama ini untuk anak-anak DesaPadang ini dalam belajar mengaji ke rumah-rumah orang yang bisa mengajari membaca Al Qur’an. Seperti yang terlihat ketika peneliti berada di rumah pak Bosri, terdapat anak-anak yang sedang belajar membaca Al Qur’an, dan jumlah mereka sekitar 22 anak baik laki-laki maupun perempuan.

Tradisi di DesaPadang ini untuk seorang anak yang mau khatam Qur’an dirayakan dengan mengundang tetangga sekitar untuk selamatan/sedekah. Dalam acara khatam Qur’an ini biasanya dibarengi dengan acara gunting rambut untuk anak kecil. Setelah acara khatam Qur’an selesai dilanjutkan dengan membaca kitab barjanji/kitab yang berisi pujian-pujian untuk Nabi Muhammad, baru setelah itu acara gunting rambut.

Gambar 2.27

Tradisi Khatam Qur’an di Desa Padang Sumber : Dokumentasi Peneliti

Adat gunting rambut ini berbeda dengan acara Aqiqoh, kalau gunting rambut ini diperuntukkan untuk anak kecil/balita yeng sebelum menginjak tanah/sebelum bisa berjalan. Menurut adat kepercayaan disini sebelum seorang anak bisa mencukur rambut secara bebas, untuk awalnya harus melalui adat gunting rambut untuk pertama kali, setelah melalui ritual adat ini untuk selanjutnya rambut si anak boleh dipotong/dicukur secara bebas.

Dalam pemahaman masyarakat Desa Padang masih mempercayai pengobatan secara dukun. Di Pulau Karimata ini masih sangat kuat hal-hal yang berbau mistis, bentuk perdukukan masih kuat sampai saat ini. Situs-situs peninggalan Kerajaan dari jaman dahulu masih ada sampai sekarang ini. Pendiri Desa Padang sendiri makam nya masih ada dan baru tahun lalu di renovasi tempat makam Tengku Abdul Jalil. Peninggalan yang masih tersisa dan bisa dilihat adalah rumah tua yang letaknya di Dusun Pantai Lestari bersebelahan dengan Pustu (Puskesmas Pembantu), bahwa dulu disitulah letak Kerajaan di Karimata ini.

Gambar 2.28

Ritual pengobatan oleh dukun Sumber : Dokumentasi Peneliti

Bentuk rumahnya adalah rumah panggung, yang hampir 90% terbuat dari kayu, mulai dari dinding dan lantai. Untuk atap dulunya juga berbahan dari kayu juga, akan tetapi sekarang ini sudah dilapisi dengan seng. Di depan rumah terdapat meriam kuno peninggalan Belanda. Jumlah meriam ada 4 buah, yang ukuran besar ada 2 dan yang ukuran kecil ada 2 buah. Posisi meriam berjejer rapi ber empat tergeletak begitu saja di atas tanah. Menurut cerita orang-orang dahulu, bahwa pernah dulu itu posisi meriam dipindahkan ke tempat lain, akan tetapi keesok harinya meriam-meriam tersebut kembali ke tempat semula di depan bekas Kerajaan Karimata.Berdasar penuturan PS, 67 tahun bahwa:

“ di Karimata ini alamnya memang masih angker/masih banyak tempat-tempat yang mistis.”…dulu Karimata ini masih sulit untuk dibuka/dibangun dimajukan desanya. memang penguasa Karimata ini dipegang oleh dukun untuk sekarang ini sudah terbuka dan tidak seperti jaman dulu”

Dokumen terkait