• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Metode Penelitian

2. Sistematika Penulisan Kitab Mau’idhah al -Muk minīn

Kitab Mau’idhah al-Mukminīn terdiri dari dua jilid yang terdiri dari 34 bab pembahasan dan pada setiap babnya terdiri dari beberapa fasal, yang dimulai dengan:

a. Khutbah kitab jilid pertama

b. Bab pertama. Pada bab ini membahas tentang ilmu pengetahuan yang terdiri dari: keutamaan ilmu pengetahuan, keutamaan belajar, keutamaan mengajar dan ilmu yang fardhu ‘ain.

c. Bab kedua. Pada bab ini membahas tentang akidah ahli sunnah wal

jama’ah tentang dua kalimah syahadat.

d. Bab ketiga. Pada bab ini menjelaskan tentang rahasia-rahasia thaharah (bersuci) yang terdiri dari:

1) Menyucikan kotoran atau najis, alat penyucian dan cara menyucikan.

2) Menyucikan hadats, adab kesopanan membuang hajat, cara beristinjak, cara berwudhu, yang makruh dalam berwudhu, anggapan terhadap thaharah, cara mandi dan cara tayamum. 3) Kebersihan, membersihkan kotoran yang tidak najis, kotoran

yang menempel, adab kesopanan di tempat mandi, kotoran yang tumbuh di badan.

e. Bab keempat. Pada bab ini menjelaskan tentang rahasia-rahasia shalat dan keutamaannya, yang terdiri dari: keutamaan adzan, keutamaan shalat-shalat yang diwajibkan, keutamaan menyempurnakan rukun-rukun shalat, keutamaan berjamaah, keutamaan sujud, kewajiban khusyu’, keutamaan masjid dan tempat

shalat, perilaku shalat yang lahiriah, bacaan do’a iftitah, alfatihah dan surat-surat lain, ruku’, sujud, tasyahud, berbagai larangan dalam

shalat, fardhu dan sunnah shalat, syarat-syarat bathiniah (khusyu

dan kehadiran hati), sikap bathiniah yang menjadi keistimewaan kehidupan shalat, cara memelihara kehadiran hati di waktu shalat, beberapa hal yang harus diperhatikan waktu melakukan setiap rukun

atau syarat shalat, imam, keutamaan jum’at dan adab-adabnya, aneka masalah yang perlu diketahui, ibadat-ibadat sunnah, waktu-waktu yang dimakruhkan untuk shalat, mengqadha shalat-shalat sunnah. f. Bab kelima. Pada bab ini menjelaskan tentang rahasia-rahasia zakat

yang meliputi: penunaian zakat dan syarat-syaratnya, rahasia zakat sebagai salah satu sendi islam, kewajiban orang-orang yang berzakat, pengeluaran zakat dan orang-orang yang berhak menerimanya, tugas-tugas penerima zakat, keutamaan tata cara menerima dan memberikannya sedekah sunnah, sedekah tanpa diketahui orang.

g. Bab keenam. Pada bab ini menjelaskan tentang rahasia-rahasia puasa yang meliputi: kewajiban-kewajiban puasa yang lahiriah, hal-hal yang wajib dilakukan karena rusaknya puasa, hal-hal yang sunnah dilakukan dalam puasa, macam-macam puasa dan tingkatannya, rahasia puasa dan syarat bathiniah, puasa sunnah.

h. Bab ketujuh. Pada bab ini menjelaskan tentang rahasia berhaji yang meliputi: keutamaan berhaji, keutamaan Baitullah, Makkah, Madinah dan menyiapkan keberangkatan ke masjid-masjid, syarat-syarat wajibnya haji, syahnya rukun-rukun haji, kewajiban-kewajiban serta larangan-larangannya, urutan perilaku lahiriah sejak berangkat hingga kembalinya, perjalanan haji, tata cara ihram dari Miqat sampai masuk kota Makkah, tata cara waktu memasuki Makkah sampai melakukan Thawaf, Sa’i, Wuquf dan yang

sebelumnya, berbagai amalan haji lainnya, sifat ‘umrah dan hal-hal

sesudah itu hingga thawaf wada’, berziarah ke Madinah dan tata

caranya, berbagai sunnah sekembali dari bepergian, tata kesopanan amalan bathiniah, ajaran yang dapat diambil dari ibadah haji.

i. Bab kedelapan. Pada bab ini menjelaskan tentang tata kesopanan membaca al-Qur’an yang meliputi: keutamaan al-Qur’an dan

pembacanya serta celaan bagi orang yang melalaikan membacanya, tata cara lahiriah membaca al-Qur’an, amalan bathiniah dalam membaca al-Qur’an.

j. Bab kesembilan. Pada bab ini menjelaskan tentang dzikir dan do’a

yang meliputi: keutamaan dzikir, keutamaan majlis dzikir, keutamaan tahlil, keutamaan bertasbih, bertahmid dan dzikir lainnya,

rahasia keutamaan dzikir, keutamaan berdo’a, tata cara memanjatkan do’a, keutamaan membaca shalawat Nabi SAW, keutamaan

beristighfar (mohon ampun), tata kesopanan tidur, wirid-wirid bagi orang-orang yang waktunya melulu digunakan untuk beribadat, keutamaan bangun shalat malam, sebab-sebab yang memudahkan untuk bangun malam, kenikmatan bermunajat dari segi akal dan naqal, petunjuk dalam penggunaan waktu malam.

k. Bab ke 10. Pada bab ini menjelaskan tentang tata kesopanan makan, mengundang makan dan menghormat tamu yang meliputi: hal-hal yang harus diperhatikan oleh seseorang yang makan, adab sebelum makan, adab waktu makan, yang disunahkan setelah makan, tata

kesopanan makan bersama, keutamaan menghidangkan makanan pada tamu dan tata caranya, beberapa persoalan, undangan dan jamuan, keutamaan memberi jamuan, aneka ragam adab kesopanan. l. Bab ke 11. Pada bab ini menjelaskan tentang tata kesopanan

pernikahan yang meliputi: anjuran melakukan pernikahan, hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih jodoh, kewajiban wali wanita, pergaulan suami istri, kewajiban suami, hak-hak suami atas istrinya, kewajiban orang tua terhadab putrinya.

m. Bab ke 12. Pada bab ini menjelaskan tentang tata kesopanan mencari kasab dan biaya hidup yang meliputi: keutamaan bekerja dan anjuran melaksanakannya, melaksanakan keadilan dalam bermu’amalat dan menjauhi penganiayaan, berlaku baik dalam mu’amalat, sikap dan perhatian pedagang pada agamanya.

n. Bab ke 13. Pada bab ini menjelaskan tentang halal dan haram yang meliputi: keutamaan halal dan celanya haram, macam-macam benda halal dan penggolongannya, tingkat halal dan haram, tingkat syubhat, suatu peringatan, berbagai pembahasan dan penelitian tentang halal dan haram, bagaimanakah seseorang dapat bertaubat dari hasil-hasil keuangan penganiayaan.

o. Bab ke 14. Pada bab ini menjelaskan tentang tata kesopanan hidup rukun dan bergaul yang meliputi: keutamaan hidup rukun dan persaudaraan, cinta karena Allah SWT, kupasan kebencian karena Allah SWT, sifat-sifat yang diperlukan dalam memilih sahabat,

hak-hak persaudaraan dan persahabatan, tata kesopanan bergaul dengan seluruh lapisan masyarakat, hak-hak orang islam, keluarga dan tetangganya, hak-hak orang islam , hak-hak tetangga, hak-hak kaum kerabat dan keluarga, hak-hak kedua orang tua dan anak.

p. Bab ke 15. Pada bab ini menjelaskan tentang ‘uzlah (menyendiri) dan mukhalatah (bergaul).

q. Bab ke 16. Pada bab ini menjelaskan tentang tata kesopanan bepergian yang meliputi: tata kesopanan musafir dan rukhsah (keringanan hukum) yang perlu dipelajari oleh musafir.

r. Bab ke 17. Pada bab ini menjelaskan tentang amar ma’ruf nahi

munkar yang meliputi: kewajiban beramar ma’ruf, keutamaannya serta celaannya apabila dilalaikan, syarat-syarat untuk nahi munkar, tingkat-tingkat nahi munkar, tata kesopanan beramar ma’ruf dan

nahi munkar, kemunkaran yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.

s. Bab ke 18. Pada bab ini menjelaskan tentang adab kenabian dan akhlak rasulullah Muhammad SAW yang meliputi: pendidikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan al-Qur’an, berbagai

keluhuran akhlak Rasulullah SAW, akhlak dan adab Rasulullah SAW, percakapan dan ketawa Rasulullah SAW, akhlak Rasulullah SAW waktu makan, akhlak Rasulullah SAW dalam berpakaian, sifat pemaaf Rasulullah SAW, kehalusan perangai Rasulullah SAW, kedermawanan Rasulullah SAW, keberanian Rasulullah SAW,

tawadhu’nya Rasulullah SAW, keadaan tubuh Rasulullah SAW yang mulia, berbagai mukjizat Rasulullah SAW.

t. Khutbah kitab jilid kedua

u. Bab ke 19. Pada bab ini menjelaskan tentang latihan mental, pendidikan akhlak dan pengobatan penyakit hati yang meliputi: keutamaan budi pekerti yang baik dan celanya budi pekerti yang jelek, pendapat kaum salaf tentang budi pekerti yang baik, peranan latihan dalam pembinaan akhlak, dorongan untuk mencapai budi pekerti yang baik, jalan yang ditempuh bagi pendidikan akhlak, usaha untuk mengetahui cela diri sendiri, ciri-ciri budi pekerti yang baik, pembinaan akhlak anak-anak.

v. Bab ke 20. Pada bab ini menjelaskan tentang bahaya lisan yang berisi uraian tentang afat-afat lisan, seperti: berkata yang tidak berguna, berlebih-lebihan dalam berkata, bercakap-cakap dalam kebathilan, berbantah dan bertengkar lidah, permusuhan, membuat-buat keindahan kata-kata, berkata kotor memaki-maki serta ucapan yang rendah, melaknat, bernyanyi dan bersajak (bersyair), bersenda gurau, penghinaan dan ejekan, menyiar-nyiarkan rahasia, janji dusta, berdusta dalam kata dan sumpah, ghibah (mengumpat), mengadu domba, ucapan orang yang bermuka dua, memuji, kesalahan-kesalahan dalam pembicaraan yang pelik-pelik, berbagai masalah yang pelik tentang lisan.

w. Bab ke 21. Pada bab ini menjelaskan tentang celanya marah, dendam dan hasud (dengki) yang meliputi: celanya marah, tingkatan manusia dalam hal marah, peranan latihan dalam menghilangkan marah, sebab-sebab yang menimbulkan kemarahan, usaha menurunkan kemarahan yang meluap-luap, keutamaan menahan kemarahan, keutamaan bersikap sabar, membalas ucapan umpatan, dendam dan natijahnya, keutamaan memaafkan dan berbuat kebaikan, keutamaan bersikap lemah lembut, cela dengki (iri hati atau hasud), hakikat dan hukum hasud, sebab-sebab timbulnya kedengkian, usaha menghilangkan penyakit dengki dari dalam hati.

x. Bab ke 22. Pada bab ini menjelaskan tentang celanya dunia yang meliputi: dunia yang tercela dan hakekat dunia.

y. Bab ke 23. Pada bab ini menjelaskan tentang celanya kikir dan harta yang meliputi: celanya harta dan kecenderungan mencintai harta, kebaikan harta dan usaha menguasainya, jenis harta dan faedahnya, celanya loba dan tamak, keutamaan kedermawanan, celanya kikir, mengalahkan diri sendiri dan keutamaannya, batas dermawan dan kikir serta hakikat kedu sifat tersebut, mengobati kekikiran.

z. Bab ke 24. Pada bab ini menjelaskan tentang celanya pangkat dan

ria’ (pamer) yang meliputi: batas kepangkatan yang dibolehkan, sebab-sebab senang dipuji dan benci dicela, mengobati cinta pangkat, mengobati penyakit gemar dipuji, mengobati benci dicela, celanya ria’ (pamer), hakikat ria’ dan hal-hal yang dapat dijadikan

ria’, hukum ria’, tingkatan ria’, tujuan berbuat ria’, ria’ yang samar, hubungan ria’ dengan amal kebaikan, mengobati ria’, memperlihatkan ketaatan atau peribadatan, memperlihatkan amal kebaikan, mempercakapkan amalan setelah selesai, meninggalkan ketaatan karena ria’, hal-hal yang perlu diketahui dalam melakukan kebaikan, orang yang melakukan ‘uzlah (menyendiri).

aa. Bab ke 25. Pada bab ini menjelaskan tentang celanya takabbur dan bangga akan diri yang meliputi: hakikat takabbur dan bahayanya, hal-hal yang dapat dijadikan kesombongan, akhlak orang tawadhu’, mengobati sikap takabbur dan berusaha untuk tawadhu’, amalan sebagai imtihan (latihan), peranan latihan dalam tawadhu’, celanya

ujub, bahaya ‘ujub, pengobatan ‘ujub, hal yang dapat menimbulkan

ujub dan usaha pengobatannya.

bb. Bab ke 26. Pada bab ini menjelaskan tentang celanya tertipu (ghurur) yang meliputi: hakekat dan celanya ghurur, bentuk ghurur yang terhebat, kekeliruan dalam memberi pengertian harapan dan tertipu, letaknya harapan yang benar dan terpuji, macam-macam orang yang tertipu, penggolongan ahli ibadat yang tertipu, penggolongan orang tasawuf yang tertipu, para pemilik harta yang tertipu, menjaga hati agar jangan tertipu.

cc. Bab ke 27. Pada bab ini menjelaskan tentang attaubah (taubat) yang meliputi: hakikat taubat, kewajiban taubat dan keutamaannya, kewajiban taubat seketika itu dan melangsungkan taubat, taubat yang

pasti diterima, dosa yang perlu ditaubati, penggolongan dosa kecil dan besar, dosa kkecil yang dapat menjadi dosa besar, syarat-syarat kesempurnaan dan kelangsungan taubat, bertaubat dari dosa yang berhubungan dengan orang lain, penggolongan manusia menurut kelangsungan taubatnya, yang harus dilakukan oleh orang yang bertaubat setelah berbuat dosa, usaha menyembuhkan kelangsungan berbuat maksiat.

dd. Bab ke 28. Pada bab ini menjelaskan tentang sabar dan syukur yang meliputi: keutamaan sabar, hakikat sabar dan bagiannya, tempat yang memerlukan kesabaran, usaha untuk bersabar, keutamaan syukur, hakikat syukur, bersyukur karena Allah, batas mensyukuri

dan kufur ni’mat, sebab yang membelokkan syukur, hal yang

memerlukan sabar dan syukur.

ee. Bab ke 29. Pada bab ini menjelaskan tentang harapan dan ketakutan yang meliputi: hakikat pengharapan, hakikat ketakutan (khauf), usaha memperoleh rasa takut.

ff. Bab ke 30. Pada bab ini menjelaskan tentang kefakiran dan kezuhudan yang meliputi: keutamaan kefakiran, tata kesopanan orang fakir dalam kefakirannya, tata kesopanan orang fakir dalam menerima pemberian yang datang tanpa diminta, hukum dan tata kesopanan orang meminta, keutamaan zuhud dan hakikatnya.

gg. Bab ke 31. Pada bab ini menjelaskan tentang niat, ikhlas dan benar yang meliputi: keutamaan niat, mengutamakan amalan-amalan yang

berhubungan dengan niat, keutamaan ikhlas dan hakikatnya, keutamaan berlaku benar dan tingkatannya.

hh. Bab ke 32. Pada bab ini menjelaskan tentang muhasabah (membuat perhitungan) dan muraqabah (mengadakan penelitian) yang meliputi: keharusan muhasabah (membuat perhitungan), syarat kebersihan diri, keutamaan muraqabah (mengadakan penelitian), hakikat muraqabah, mengevaluasi diri setelah beramal, memperolok-olok serta mencerca diri sendiri.

ii. Bab ke 33. Pada bab ini menjelaskan tentang berfikir yang meliputi: keutamaan berfikir, yang perlu difikirkan, cara memikirkan makhluk Allah SWT, tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam tubuh manusia, tanda kekuasaan Allah SWT dalam bumi, tanda-tanda kekuasaan manusia dalam tubuh binatang, tanda-tanda-tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam lautan, tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam udara, tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam langit. jj. Bab ke 34. Pada bab ini menjelaskan tentang mengingat kematian

yang terjadi sesudah itu yang meliputi: keutamaan mengingat kematian, keutamaan berangan-angan pendek, menyegerakan beramal dan bahaya menangguhkannya, sakaratul maut dan teladan yang diambil dari jenazah serta ziarah kubur, kematian anak, memikirkan alam barzah dan kesengsaraan di hari kiamat, sifat pengaduan dan pengembalian benda-benda asal penganiayaan,

kesengsaraan yang dialami di neraka jahannam, keadaan surga dan berbagai kenikmatannya.

kk. Penutup kitab

Dokumen terkait