• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan nantinya akan diawali dari Bab I yang berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, indentifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, dan metode yag digunakan dalam penelitian. Bab II akan membicarakan tentang proses terbentuknya TSD 1997-1999. Bab III akan membahas tentang proses perkembangan serta masalah-masalah yang ada di dalam TSD 2000-2007. Bab IV

14 juga akan membahas tentangproses perkembangan serta masalah-masalah yang ada di dalam TSD 2008-2017. Sedangkan dibab V berisi kesimpulan.

15

BAB II

AWAL MULA PENDIRIAN

TEATER SERIBOE DJENDELA 1990-an

Teater Seriboe Djendela (TSD) memiliki sejarah sejak tahun 1997. Dimulai dari suatu perkumpulan mahasiswa USD yang mengikuti perlombaan ketoprak, dan kemudian mengubah stutusnya menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berbasis teater. Tumbuh dan berkembangnya TSD sendiri tentu tidak lepas dari peran Sanata Dharma, Universitas ini pun memiliki sejarah yang cukup panjang yang perlu kita lihat, agar nantinya dapat menjadi cara pandang baru untuk melihat TSD dari sisi yang berbeda.

2.1 Sanata Dharma

Nama awal dari Sanata Dharma ialah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang dikelola oleh Ordo Serikat Jesus atau yang sekarang lebih kita kenal dengan sebutan S.J. PTPG Sanata Dharma ini lahir pada 20 oktober 1955. PTPG Sanata Dharma saat itu memiliki beberapa jurusan diantaranya ada Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Ketentuan pemerintah saat itu berbeda dengan mengubah PTPG menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan), yang di tentukan oleh kementrian pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. FKIP (1958-1965) ini merupakan bagian dari Universitas Katholik Indonesia cabang Yogyakarta. Untuk mengatasi kerancuan yang muncul entah menjadi bagian dari Universitas Katholik Indonesia cabang Yogyakarta atau FKIP Sanata Dharma, sebagai sebuah intuisi pendidikan maka namanya berubah lagi menjadi IKIP (1965

16 – 1993). Hingga pada akhirnya untuk menyesuaikan kebutuhan masyrakat dan perkembangan jaman yang ada maka, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma mulai dari 1993 hingga sekarang.

Di Universitas Sanata Dharma sendiri terdapat sejumlah kegiatan kesenian, mulai dari tingkat jurusan terutama Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang dimasukkan kedalam salah satu mata kuliah. Dilanjutkan ditingkat fakultas, dan yang paling besar di tingkat Universitas yang lebih sering dikenal dengan nama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kegiatan kesenian di Universitas Sanata Dharma antara lain Teater Seriboe Djendela (teater), Grisadha (tari modern), (karawitan),Tutu Club (balet), Sexen (band), Lens Club (fotografi). Keberadaan UKM seni di Universitas Sanata Dharma ini tidak terlepas dari dukungan rektorat seperti terungkap dalam pernyataan Wakil rektor 4 F.X. Ouda Teda Ena M.Pd., Ed.D. yang mengatakan bahwa walaupun USD tidak memiliki fakultas di bidang seni tapi kesenian berkembang baik di sini, dan beliau juga mengatakan bahwa pentingnya kesenian bagi mahasiswa ialah sebagai sarana untuk menjadi lebih berkemanusiaaan.15

2.2 Ketoprak

Kesenian ketoprak lahir dari seorang pegawai istana atau yang saat itu lebih dikenal dengan nama abdi dalem kerajaan, yang bernama R.M. Weksadiningrat.

Beliau saat itu sedang bertugas di bawah kepemimpinan Pakubuwana IX, kemudian pada suatu hari R.M. Weksadiningrat melihat banyak wanita yang sedang

15 https://www.usd.ac.id/deskripsi.php?idt=usd_berita&noid=3319.

17 menumbuk padi sambil berirama.16 Suasana yang sangat mendukung itulah yang kemudian membuat Weksadiningrat menambahkan banyak instrument musik lain seperti gendang dan seruling, hal ini jelas mengundang banyak penonton saat itu karena mereka menganggap itu merupakan suatu yang menyenangkan dan menghibur untuk disaksikan. Mulai saat itu dia menamakan sebuah pertunjukan itu sebagai ketoprak yang berasal dari bahasa Jawa yakni “ketok” yang berakti memukul.

Pada masa perkembangannya kemudian ketoprak menjadi suatu yang digemari, bahkan sudah memiliki beberapa kelompok yang ikut meramaikan kasanah seni pertunjukan di Indonesia. Pada tahun 1920 banyak rombongan amtir dan juga profesi ketoprak yang sudah terbentuk di beberapa daerah di pulau Jawa.

Kota yang menjadi pusat seniman ketoprak ialah Surakarta dan juga Yogyakarta berhubungan dengan masa itu yang sangat kental dengan budaya Jawa dan cerita legenda yang ada. Maka seni ketoprak ini cenderung membawakan cerita cerita dari kerajaan Mataram yang pernah mengalami masa kejayaaannya di pulau Jawa, cerita tentang Mataram ini biasanya dibawakan oleh para kelompok ketoprak yang berasal dari Yogyakarta.

Pada tahun 1925 jumlah kelompok ketoprak yang ada di Surakarta maupun Yogyakata hampir melebihi empat ratus kelompok.17 Perbedaan yang di dapat dari kedua kelompok ini yakni ketoprak Yogyakarta lebih menonjolkan dialog yang ada

16 Brandon James. Jejak Seni Pertunjukan di Asia Tenggara. (Bandung: P4ST UPI.

2003). Hlmn. 71.

17 ibid.,. hlmn. 73.

18 dalam setiap pertujukan mereka, sedangkan jika kelompok yang berasal dari Surakarta mereka lebih menonjolkan tari yang ada di pertunjukan mereka. Ketoprak memang hampir sama dengan beberapa seni pertunjukan lainya, yang di dalamnya terdapat beberapa unsur seni lain seperti musik, tata pangung, tata rias, bahkan pencak silat atau adegan laga.

Musik dalam ketoprak berasal dari salah satu cabang seni musik di Indonesia yakni gamelan yang juga memang kental di Jawa pada saat itu. Unsur lain yang ada di dalam seni pertunjukan ini ialah tata pakaian dan tata rias, dalam unsur ini jelas yang dibawakan ialah pakaian dengan nuasa-nuasa kerajaan dan masyrakat Jawa pada saat itu. Serta masih banyak elemen lain yang ada diadalamnya seperti pemain, sutradara, dan dekorasi properti.18 Seni pertunjukan tentu juga akan ikut berkembang dalam menemani perkembangan jaman yang semakin pesat maka demikian pula dengan ketoprak yang lama kelamaan ikut berkembang dalam masyarakat. Perkembangan yang timbul ini bisa dilihat dari bagaimana cara pementasan ketoprak tersebut ditampilkan. Seni ketoprak biasanya ditampilkan di sebuah pangung pertunjukan, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman maka seni ketoprak kini sudah bisa kita nikmati melalui radio dan televisi.19

Ketoprak sendiri memiliki tujuan yang berbeda beda yang biasanya terbagi atas dua yakni ketoprak komersial dan ketoprak non komersial. Jika ketoprak

18 Setyadi. Tuntunan Seni Ketoprak. (Yogyakarta :Proyek Pengembangan Kesenian) hlmn. 17-38.

19 ibid., 39-44.

19 komersial adalah ketoprak yang dimainkan dengan mempertunjukan sebuah penampilan dengan memungut biaya. Ketoprak non kemersial ialah kelompok ketoprak yang diundang kedalam suatu hajatan atau acara tanpa harus membayar.

2.3 Dari Ketoprak Sadhar Budaya ke Teater Seriboe Djendela

Teater dan ketoprak keduanya merupakan salah cabang seni pertunjukan yang mempunyai karekteristiknya masing-masing. Di Indonesia, teater modern datang dari luar dan tentunya butuh penyesuaian saat masuk ke masyarakat.

Berbeda dengan ketoprak yang asli kebudayaan Jawa yang hanya mengikuti perkembangan jaman yang ada.

Teater dan ketoprak sudah banyak disinggung diawal, maka dalam pembahasan kali ini akan disinggung mengenai TSD dan juga ketoprak milik Universitas Sanata Dharma yang bernama Ketoprak Sadhar Budaya (KSB). Teater Seriboe Djendela merupakan cabang dari Ketoprak Sadhar Budaya, keduanya memang memiliki kesamaan yakni berada di bawah naungan lembaga pendidikan yakni Universitas Sanata Dharma.20

Ketoprak yang pada saat itu menjadi salah satu bagian dari kesenian rakyat yang cukup digemari di Yogyakarta menjadi salah satu media bagi masyrakat dalam menyampaikan aspirasi, juga menjadi wadah bagi mereka untuk menyampaikan

20 Selain TSD di kampus Sanata Dharma juga terdapat 5 teater mahasiswa lainnya a) Teater Ingsun milik Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, b) Teater Delapan milik fakultas Psikologi, c) Bengkel Sastra milik Sastra Indonesia,d) Teater Rakyat milik IPPAK, e) Teater Jaran Iman milik fakultas Teologi Kentungan.

20 opini dan berekspresi. Hal inipun juga dialami bagi seluruh orang yang berada di Universitas Sanata Dharma.

Pada saat itu Ketoprak Sadhar Budaya ini berisikan para karyawan, dan beberapa staf lainya yang berada di Universitas Sanata Dharma ini sebagai sarana hiburan. Hal ini tentu menjadi salah satu keputusan USD yang patut diancungi jempol, karena tidak hanya mengembangkan mahasiswanya melainkan juga karyawan yang ada didalamnya.

Sejarah TSD semula bermula dari tahun 1997 saat diadakan festival ketoprak bernama Festival Ketoprak Bahasa Indonesia Antar Perguruan Tinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam festival bertaraf Universitas ini mewajibkan pesertanya berasal dari mahasiswa sedangkan pada saat itu anggota dari KSB sendiri adalah karyawan dan staff USD. Untuk dapat memenuhi undangan yang ada di tunjuklah kegiatan mahasiswa berbasis teater yang tersebar di beberapa jurusan dan fakultas yang ada di USD, seperti yang dikatakan Januarius G. Bamabang Hendrianto, mahasiswa sastra inggris angkatan 1996 sebagai salah satu peserta pada saat itu.

“Pada saat itu kelompok teater yang lebih dulu ada berasal dari jurusan maupun fakultas, seperti teater milik fakultas sastra, teater milik fakultas Psikologi yang, teater milik jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan teater milik jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, kalau untuk nama-namanya saya lupa”.21

Pada akhirnya keempat organisasi teater ini dikumpulkan dan mengikuti festival tersebut. Dalam pementasan tersebut mereka membawakan naskah yang berjudul “Dredah Sotyabawana”.

21 Wawancara, Januarius G. Bamabang Hendrianto, 20 Mei 2018; Yogyakarta.

21 Dalam perkembanganya kelompok ini banyak terkait dengan peristiwa Reformasi tahun 1998 yang membawa semangat kebebasan ekspresi dalam penyampaian opini. Mengingat mahasiswa merupakan bagian penting di peristiwa itu maka, mahasiswa Sanata Dharma juga memegang peran penting dalam hal tersebut. Semangat kebebasan ekspresi itu ternyata masuk hingga kedalam kelompok teater ini yang merupakan salah satu media bagi mahasiswa yang bisa digunakan dalam merespon apa yang terjadi pada saat itu.

Seusai reformasi pada Mei 1998 ternyata tidak membuat kelompok ini bubar, melainkan mereka sering mengadakan latihan bersama, serta berdiskusi tentang hal yang mereka sukai tersebut. Tempat yang sering digunakan pada saat itu masih berada di lantai dasar aula USD yang sama dengan gudang. Kebersamaan ini juga didukung oleh peraturan kampus yang pada saat itu masih memperbolehkan mahasiswa untuk menginap di kampus. Kebersamaan yang dibangun kemudian terfasilitasi dengan digelarnya beberapa pementasan sebelum menyambut festival ketoprak yang sama pada tahun 1998. Pementasan tersebut diantaranya,

“Pementasan “Manusia-Manusia Tikus”, karya Didiek Julianto, April 1998 di Aula USD, dengan nama Sadhar Budaya. Pentas bareng Teater Sangkar (Univ.

Pembangunan Nasional, Yk.), dan Teater Uwajeye (Univ. Atma Jaya, Yk.), mengangkat “Cek-Cok”, karya Didiek Julianto September 1998 di Auditorium UPN.”22

Setelah menjalani dua pementasan tersebut kelompok ini disibukkan kembali dengan acara festival ketoprak yang sama di tahun sebelumnya, keikutsertaan mereka kembali dalam festival ini justru menambah ikatan

22 Poster pementasan “Misi:B4”

22 kebersamaan tersebut makin kuat. Pada pementasan ditahun 1998 mereka membawakan naskah yang berjudul “Nyala Api Kemerdekaan Di Jantung Tanah Mataram”, tidak hanya berhenti disitu melainkan pada Desember 1998 TSD menyelenggarakan pementasan lagi berjudul “Terbuang Membusuk”.

Masalah baru yang dihadapi para anggota kelompok teater ini adalah sebuah ruangan yang layak untuk berkumpul seperti UKM lainnya. Memang sudah ada pemikiran dan ide tentang UKM Teater yang ada di USD, hal ini sudah diajukan sejak tahun 1998.

Masalah ruangan tidak membuat kelompok ini berhenti berkarya, dan kali ini mengisi acara Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi) se-Indonesia pada tanggal 26 Februari 1999 di PPPG Kesenian. Naskah atau cerita yang dibawakan saat itu merupakan naskah yang pernah dibawakan pada festival ketoprak 1998 yakni “Nyala Api Kemerdekaan Di Jantung Tanah Mataram”. 23

Pada tahun 1999 ke empat kelompok teater ini mengadakan latihan alam yang dilakukan di Pantai Ngobaran Gunung Kidul pada tanggal 14 Mei, diusulkanlah nama Teater Seriboe Djendela sebagai UKM teater milik USD. Nama teater itu pun diberikan sesuai dengan bangunan Universitas Sanata Dharma yang ada yakni Teater Seriboe Djendela yang artinya seribu jendela atau banyak jendela, karena jika kita melihat bangunan dari Sanata Dharma sendiri memiliki banyak jendela.

23 Nantinya seiring perkembangannya naskah ini kembali dibawakan pada tahun 2017 dengan judul “1551”.

23 Berdirinya TSD sebagai UKM pada saat itu mendorong timbul UKM seni pertunjukan yang lain seperti Grisadha, karena pada saat itu semua seni pertunjukan berada dalam satu ruang UKM yang bernama SEXEN. Terlebih pada saat tu TSD mendapat ruang UKM seperti yang dikatakan Januarius G. Bambang Hendrianto.

“Alhasil pada tahun 1999 akhirnya TSD mendapat ruang dan resmi menjadi UKM teater milik USD pada saat itu dibantu oleh pembantu rektor 3 yang juga senang berdiskusi tetang hal-hal seputar teater.”24

Teater yang hadir dengan konsep modernya dan banyaknya naskah menjadi hal yang mulai banyak diperhatikan saat itu. Teater menjadi suatu peluang baru dalam menyampaikan opini serta ekspresi mahasiswa.

Dalam perkembangannya di tahun pertama, struktur pengorganisasian dan racangan kegiatan pertahunnya disusun secara perlahan. Lurah TSD di tahun pertamanya ialah Januarius G. Bambang Hendrianto yang mengikuti sejak pertama kali empat kelompok teater ini berkumpul menjadi satu, dan sekarang masih aktif didunia seni pertunjukan khususnya ketoprak.25

Dengan terbentuknya UKM ini tentu memacu semangat anggotanya dalam membuat suatu karya tak lain dan tak bukan ialah sebuah pementasan, pementasan pertama setelah resmi terbentuk berjudul “Oedipus Rex”, pementasan pertama yang di adakan pada Agustus 1998 di Auditorium UPN ini dipersembahakan dengan konsep teater modern.

24 Wawancara, Januarius G. Bamabang Hendrianto, 20 Mei 2018; Yogyakarta

25 Januarius G. Bambang Hendrianto adalah lurah TSD yang pertama yang sekarang masih menggeluti dunia panggung dan mengamati perkembangan TSD.

24 Di bulan November TSD menunjukkan kemampuan lainnya dalam lingkup teater, tidak hanya membuat sebuah pementasan saja melainkan juga sebagai koreografi, hal ini dilakukan pada acara Konser Indonesia Manise (UKM Paduan Suara Mahasiswa) yang diadakan pada 25 November 1998 di Hotel Melia Purwosani.

Festival ketoprak yang dulunya diikuti selama dua tahun berturut turut ditutup seiring dengan jatuhnya Soeharto, akan tetapi wadah mereka dalam menampilkan teater yang bertemakan tradisional tidak hilang begitu saja.

Pementasan kedua mereka berjudul “Kangsa Adu Jago”, pementasan ini juga berkonsep ketoprak yang dipenuhi dengan adegan yang mengundang tawa penonton.

Kepengurusan pertama hanya berjalan selama 8 bulan yang dipegang oleh Januarius G. Bambang Hendrianto berpindah ke Yanuar Susanto (lurah kedua). Hal ini disebabkan oleh mendesaknya kewajiban utama mahasiswa untuk kuliah.

Adanya kedua kegiatan di Universitas Sanata Dharma ini justru meramaikan dunia pertunjukan di kampus. Dalam sejarah perkembangannya TSD memiliki beberapa jenis pentas yang ditampilkan diantaranya

1. Pentas Besar, biasanya diselenggarakan setiap setahun sekali atau dua tahun sekali dengan banyak elemen dan faktor pendukung yang berperan di dalamnya. Pentas besar memerlukan persiapan hingga 6-8 bulan mulai dari pembentukan panitia

2. Pentas kecil merupakan pentas yang memiliki skala tidak terlalu besar dan tempat yang digunakan bisa berupa ruang kelas atau

25 bahkan kantin. Pentas ini diselanggarakan untuk mengisi waktu longgar dan sebagai salah satu media pembelajaran serta eksplorasi bagi anggota TSD sendiri

3. Pentas Anak Baru, pentas ini dipersembahakan untuk anggota baru yang akan masuk. Metode dari PAB sendiri berbeda-beda berdasarkan keputusan yang diambil pengurus. Pentas ini diselanggaran setiap ada anak baru yang masuk.

4. Pentas eksplorasi di lakukan ketika ingin mengisi acara disuatu kegiatan baik itu diluar maupun didalam kampus pentas ini juga biasanya digunakan sebagai ajang belajar dan eksplorasi anggota TSD.

5. Pentas festival, pentas yang dipersembahkan TSD untuk mengikuti acara festifal teater yang ada yang sebagian besar berbasis perlombaan. Dalam pementasan ini memiliki bagiannya sendiri baik itu beberapa orang yang ikuti komunitas lain atau murni dari TSD sendiri.

6. Pentas bersama, jenis pentas ini merupakan pentas yang ada sejak awal berdirinya TSD hingga pada era tahun 2006-2007, pentas ini dilaksanakan tiap bulan sekali jika memang tidak ada kegiatan yang menyita banyak waktu dan tenaga.

26

27

BAB III

MEMASUKI ERA AWAL

TEATER SERIBOE DJENDELA 2000-2007

3.1 Menemukan Jati Diri

Pada saat itu TSD masih belajar mengeksplorasi dan mencari beberapa pementasan yang memiliki konsep modern, walaupun tahun 2000 pertengahan TSD masih menampilkan pementasan yang sangat kental dengan nuasa tradisional.

Usaha-usaha yang dilakukan guna mengembangkan wawasan mereka dalam memasuki dunia teater modern pun beragam, mulai dari workshop, penambahan inventaris, dan pembenahan struktur organisasi.

TSD mengawali tahun 2000 ini dengan mengadakan kerjasama dengan UKM Penalaran yang mementaskan “Wanita-Wanita Perkasa” pada 25 Maret 2000 di lantai 3 perpustakaan USD. Pentas kerjasama ini juga bertujuan meningkatkan relasi yang baik sesama UKM, tidak hanya UKM yang berbasis pertunjukan saja melainkan dengan semua UKM yang ada di USD bahkan dengan kegiatan yang dibuat USD. Salah satu kegiatan yang di buat USD pada saat itu ialah Happening Art Paskah, sesuai dengan statusnya sebagai Universitas swasta Katholik, acara ini

diadakan pada bulan April 2000 di USD.

Guna mengisi kegiatan selanjutnya di tahun 2000 TSD menyelenggarakan acara ulang tahun TSD yang pertama kalinya. Acara ulang tahun ini diadakan di taman sastra di kampus satu USD, acara ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang diadakan TSD dalam menyambut hari lahir TSD yang terdiri dari

28 selamatan, pentas bersama, workshop makeup, dan pentas BET (Bali Eksperimental Teater).26

Pentas bersama menjadi kegiatan yang selanjutnya dilaksanakan dibulan yang sama. Tujuan dari pentas bersama yakni mempererat kebersamaan dan menambah kreatifitas selaku anak teater. Nantinya pentas bersama ini akan menjadi agenda yang paling sering dilaksanakan, karena pada saat itu mahasiswa mempunyai jenjang waktu kuliah yang panjang dan memiliki banyak waktu luang.

Proses dalam pembuatan pentas bersama tidaklah memakan waktu yang lama dan tidak begitu menguras tenaga sehingga pentas bersama bisa menjadi kegiatan yang sesuai disela sela jadwal TSD yang lainnya.

Rangkaian kegiatan lainnya yakni workshop makeup, yang dilakukan di senthong. Kegiatan yang dilakukan dibulan yang sama ini bertujuan untuk memperdalam ketrampilan dibidang makeup terutama untuk para aktor yang setidaknya bisa menggunakan bedak sebagai dasar dalam makeup. Peralatan makeup yang sedikit pada waktu itu juga menjadi alasan kenapa workshop ini harus

diadakan, supaya setiap anggota TSD bisa mengerti dan mengatur pemakaiannya agar tidak cepat habis.

Rangkaian acara penutupnya ialah sebuah pementasan BET (Bali Experimental Teater) yang diselenggarakan di aula. Dengan adanya teater dari luar yang ikut serta dalam acara ini tentunya membuat anggota TSD bisa bertukar pengalaman, dan banyak ilmu teater yang didapat sehingga menambah wawasan

26 Laporan pertanggungjawaban Dalam Rangka Menyambut HUT TSD 1

29 dan pengetahuan anggota TSD dalam dunia teater modern. Gambaran cerdas dan humanis yang dimiliki USD terpaparkan di kegiatan TSD kali ini, salah satunya humanis.

Pementasan BET yang modern ternyata memberi dampak pada anggota TSD yang kemudian membuat Jogja Eksperimental Teater (JET). Akan tetapi JET tidak bertahan lama, karya yang dihasilkan JET pun tidak ada. Di sini dapat dilihat dengan jelas gejolak TSD yang mengebu-gebu ketika melihat teater modern, walaupun tidak bertahan untuk waktu yang lama.

Rutinitas latihan alam tidak dilupakan begitu saja oleh TSD, para anggotanya di tahun 2000 masih aktif melakukan kegiatan tersebut. Selain untuk berlatih, diadakannya latihan alam juga untuk mengingat kembali peristiwa pembentukan nama dan lahirnya TSD.

Masih di tahun 2000, TSD juga perlu menjaga keanggotaannya agar program yang dibuat bisa terus berjalan. Salah satu caranya ialah menarik mahasiswa baru dalam expo yang diadakan setiap tahun oleh USD dipertengahan tahun. Acara ini diikuti oleh semua UKM dengan konsep yang dibuat semenarik mungkin untuk menjaga regenerasi masing-masing UKM. TSD mengikuti expo mulai dari tahun 2000 hingga sekarang. Bagi mahasiswa yang berminat maka akan mengisi formulir pendaftaran dan akan mendapat proses seleksi. Dalam proses ini mahasiswa biasanya akan didandani semenarik mungkin dan akan disebar di tengah-tengah keramaian kampus sambil membaca sebuah dialog.

Di tahun yang sama TSD kembali menjalin kerjasama, kali ini bukan dengan UKM melainkan fakultas Psikologi USD. Dalam kerjasama ini diadakan sebuah

30 pementasan koreografi dan musik yakni “Psikosenthong Kolaboraekspolro Mania”, pentas ini dilakukan dalam acara PsikoEtnika yang diadakan pada bulan November 2000 di Fakultas Psikologi USD.

3.2 Mencoba Dunia Luar

Di pertengahan tahun 2001 TSD mengadakan pergantian pengurus yang diselenggarakan di tahun. Saat itu lurah, Yanuar Susanto sebagai lurah kedua digantikan oleh Theodorus Christanto (lurah ketiga, mahasiswa ekonomi akuntasi angkatan 1998).

Agenda pentas akhir tahun 2001 merupakan sebuah pentas keliling yang diadakan di Muntilan, Magelang serta Yogyakarta sendiri. Pentas kali ini berjudul

“Misi:B4”, yang bercerita tentang sekelompok pasukan yang sedang latihan baris berbaris dengan melakukan hal yang diulang ulang dan tiba-tiba mendapat kepungan dari musuh. Pentas besar yang dimainkan secara realis surealis sangat kental dengan teater modern, dan memiliki pesan kritikan politis yang dilontarkan.27

Pentas keliling ini bertujuan membawa nama USD lebih dikenal dikalangan anak anak SMA karena melihat dua tempat yang digunakan sebagai panggung

Pentas keliling ini bertujuan membawa nama USD lebih dikenal dikalangan anak anak SMA karena melihat dua tempat yang digunakan sebagai panggung

Dokumen terkait