• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistematika Penulisan

Pada bab ini terdapat 4 (empat) sub bab yang berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Umum dan Pelayanan Kota Administrasi Jakarta Utara

Pada bab ini terdapat 6 (enam) sub bab yang berisi tentang deskripsi sejarah, gambaran umum wilayah, tugas, fungsi dan struktur Kota Administrasi Jakarta Utara; kondisi sumber daya yang dimiliki oleh Kota Administrasi Jakarta Utara dalam menjalankan tugas dan fungsinya; kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang dalam pengembangan pelayanan yang dilakukan oleh Kota Administrasi Jakarta Utara.

2.1 Sejarah Kota Administrasi Jakarta Utara

2.2 Gambaran Umum Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara

2.3 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kota Administrasi Jakarta Utara 2.4 Sumberdaya Kota Administrasi Jakarta Utara

2.5 Kinerja Pelayanan Kota Administrasi Jakarta Utara

2.6 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Kota Administrasi Jakarta Utara

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pada bab ini terdapat 3 (tiga) sub bab yang berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Kota Administrasi Jakarta Utara; telaahan visi, misi, dan Janji kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih; Arah pengembangan kewilayahan Jakarta Utara serta penentuan isu-isu strategis.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Kota Administrasi Jakarta Utara

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Janji Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 3.3. Arah Pengembangan Kewilayahan Jakarta Utara Berdasarkan RPJMD

Provinsi DKI Jakarta 2017-2022 3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis

Bab IV Tujuan, dan Sasaran

Pada bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah Kota Administrasi Jakarta Utara.

Bab V Strategi dan Kebijakan

Pada bab ini berisi tentang strategi dan arah kebijakan Kota Administrasi Jakarta Utara.

Bab VI Rencana Program dan Kegiatan, serta Pendanaan Indikatif

Bab ini menguraikan rencana program dan kegiatan serta pendanaan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Kota Administrasi Jakarta Utara periode 2017-2022.

Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan

Bab ini mengemukakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran sesuai visi dan misi RPJMD ditunjukkan dengan indikator kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang mengacu tujuan dan sasaran RPJMD.

1.5 Keterkaitan Renstra dengan RPJMD

Hubungan dan keterkaitan antara Renstra Kota Administrasi Jakarta Utara dengan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan dan penganggaran lainnya terlihat pada gambar di bawah ini.

Sesuai gambar diatas, hubungan dan Keterkaitan antara dokumen Renstra Kota Administrasi Jakarta Utara tidak terlepas dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi DKI Jakarta periode 2017-2022 dan selanjutnya Dokumen Renstra Kota Administrasi Jakarta Utara akan menjadi

Gambar 1.2

pedoman penjabaran atas pelaksanaa kegiatan serta Anggaran tahunan Kota Administrasi Jakarta Utara dalam dokumen Renja dan RKA.

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN PELAYANAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

2.1 Sejarah Kota Administrasi Jakarta Utara

Wilayah Jakarta Utara merupakan bagian dari pemerintah daerah Khusus Ibukota Jakarta, pada abad ke 5 Wilayah Jakarta Utara merupakan pusat pertumbuhan pemerintah kota Jakarta yang terletak di daerah Angke tepatnya di muara sungai Ciliwung. Saat itu muara Ciliwung merupakan Bandar Pelabuhan Kerajaan Tarumanegara dibawah pimpinan Raja Purnawarman. Peninggalannya hingga saat ini dapat ditemukan dibeberapa tempat di Jakarta Utara, seperti Kelurahan Tugu dan Pasar Ikan.

Untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa “Kota Administrasi”. Berbeda dengan kota Otonom yang dilengkapi dengan DPRD Tk. II, maka kota-kota Administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tk II yang mendampingi Walikota. Berdasarkan Lembaran Daerah No. 4 Tahun 1966 ditetapkanlah Lima Wilayah Kota Administratif DKI Jakarta, yaitu : Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan pada asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 Jiwa untuk Kecamatan, 30.000 Jiwa Kelurahan perkotaan dan 10.000 Jiwa Kelurahan pinggiran.

Setelah pelantikan para walikota dan wakilnya, berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 1b/3/1/2/1966 tanggal 22 Agustus 1966, maka Gubernur DKI Jakarta dalam Lembaran Daerah No. 5 tahun 1966 menetapkan 5 kota Administrasi

lengkap dengan wilayah dan Batasnya masing-masing terhitung mulai 1 September tahun 1966. Prinsip dekonsentrasi yang digariskan gubernur dalam pembentukan kota-kota admnistrasi ini memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab kepada walikota dalam 3 lingkup wewenang, yaitu :

 Teknis Administratif yaitu Setiap Pelakasanaan tugas yang menyangkut segi teknis;

Teknis Operasional yaitu penentuan kebijakan pelaksanaan tugas (Policy Executing, bukan Policy Making);

 Koordinatif Teritorial yaitu pemimpin pengkoordinasian dari segala gerak langkah potensi yang ada dalam wilayah setempat.

Dengan tiga lingkup wewenang ini maka kedudukan pemerintah ditingkat kota adalah semata-mata merupakaan verlengstruk dan alat pelaksana dari Gubernur yang diwujudkan dalam proses penyempurnaan administrasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kelancaran roda pemerintahan.

Sesuai dengan kedudukannya, manajemen pemerintahan ditingkat kota didasarkan pada delegasi wewenang yang dilimpahkan oleh Gubernur dalam melaksanakan tugas-tugas eksekutif pemerintah daerah.

Wewenang dan tanggung jawab Walikota dengan demikian bukan figur politik, melainkan figur teknis. Undang-Undang No. 11 Tahun 1990 menetapkan wilayah DKI Jakarta terbagi menjadi Lima Wilayah Kotamadya yang tetap tanpa dilengkapi DPRD Tingkat II. Dengan demikian kedudukan Walikotamaya, Camat dan Lurah yang ada di DKI Jakarta semata-mata merupakan Pembantu dan alat Pelaksanaan Gubernur KDH. Dengan UU ini istilah Kota Administratif yang ada di DKI Jakarta berubah menjadi Kotamadya, dan salah satu kotamadya itu adalah Kota Kotamadya Jakarta Utara.

Seiring dengan dinamika perubahan, pada tahun 2007 diterbitkan

Undang-Undang No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan undang-undang tersebut ditetapkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 164 tahun 2008 tentang Perubahan Sebutan Kotamadya dan Walikotamadya, dinyatakan bahwa sebutan Kotamadya berubah menjadi Kota Administrasi. Sedangkan sebutan Walikotamadya menjadi Walikota.

2.2 Gambaran Umum Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara

Secara astronomis Kota Administrasi Jakarta Utara terletak antara 06-100-000 Lintang Selatan dan 106-200-000 Bujur Timur. Berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 tahun 2008, Kota Administrasi Jakarta Utara mempunyai luas 146,66 km2 membentang dari Barat ke Timur sepanjang kurang lebih 35 km, menjorok ke darat antara 4 s/d 10 km. Ketinggian dari permukaan laut antara 0 s/d 2 meter, dan di beberapa tempat tertentu berada di bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa/empang air payau.

Masyarakat di Jakarta Utara merupakan komunitas yang heterogen baik dari sisi sosial, budaya, etnis dan agama. Berbagai suku di negeri ini menetap di daratan Teluk Jakarta hingga puluhan tahun seperti etnis Sunda, Jawa, Bugis, Madura, dan lain-lain. Sedangkan betawi adalah etnis asli dikawasan ini. Keragaman yang ada selama ini tidak menimbulkan konflik di masyarakat tetapi justru dapat hidup berdampingan secara harmonis.

Sebagai kota pantai, Jakarta Utara memiliki sejumlah pelabuhan umum dan pelabuhan khusus, seperti pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Muara Angke dan Marunda. Jakarta Utara juga memiliki Kawasan Berikat Nasional sehingga wilayah Jakarta Utara mempunyai daya tarik yang cukup kuat bagi para pebisnis, baik pebisnis lokal maupun manca negara. Ketersediaan kawasan pelabuhan tersebut terus tingkatkan keberadaannya dengan harapan dapat mampu

menampung arus barang dan kapal yang terus meningkat.

Kondisi umum saat ini di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara dapat tergambar sebagai berikut :

1. Kondisi Geografis

Sesuai dengan pembagian Kota Administrasi, maka Wilayah Jakarta Utara mempunyai batas-batas pemisah dengan Kota Administrasi lainnya sebagai berikut :

Utara :

Titik Koordinat :

106-20º-00º BT s/d 06-10º-00º LS 106-67º-00º BT s/d 05-10º-00º LS Timur :

Kali Blencong-Kali Ketapang (Batas Daerah Khusus Ibukota Jakarta), selatan Pedongkelan-Sungai Begong-Selokan Petukangan (Batas Daerah Khusus Ibukota Jakarta), Kali Cakung.

Selatan :

Kali Angke-Rel KA Aling Selatan (Kota-Gambir) mengikuti Jl. Raya Mangga Dua Utara terus mengikuti pintu KA Gg. Burung Jl. Mangga Dua sampai rel KA Gambir terus mengikuti rel KA Jl. Mangga Dua sampai rel KA Kota.

Barat :

Jembatan Tiga-Kali Muara Karang-Kali Muara Angke.

2. Topografi

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara sebagian besar terdiri dari tanah daratan hasil dari pengurukan rawa-rawa yang mempunyai ketinggian rata-rata 0 s/d 1 meter diatas permukaan laut terutama kita temukan disepanjang pantai.

3. Iklim

Wilayah Jakarta Utara beriklim panas, suhu rata-rata sepanjang tahun 27º karena letaknya didaerah Katulistiwa, sehingga wilayah Jakarta Utara dipenuhi angin Muson Timur terjadi bulan Mei s/d Oktober dan Muson Barat sekitar bulan Nopember s/d April.

4. Geologi

Lapisan Tanah yang berbentuk daratan Jakarta adalah batuan endapan (sediment stone) yang berasal dari Zaman Ploitocene, yang berada 50 m dibawah permukaan tanah sekarang ini. Karena batuannya hasil pengendapan maka sifat batuannya tersebut tidaklah padat (compact) tetapi porous (paremable), sehingga air tanahnya terpengaruh oleh air laut.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Jakarta Utara

Sumber : Sudin Pendudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara Tahun 2017

Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Administrasi Jakarta Utara memiliki batas-batas: di sebelah utara membentang pantai Laut Jawa dari Barat sampai ke Timur sepanjang  35 km yang menjadi tempat bermuaranya 13 sungai, sementara di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kabupaten Tangerang dan Jakarta Barat

Wilayah administrasi Kota Administrasi Jakarta Utara terbagi menjadi 6 wilayah Kecamatan, yaitu: Kecamatan Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading dan Cilincing. Penjelasan lebih lanjut dijabarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Administrasi Jakarta Utara 2017

Kecamatan Luas (KmArea2)

Penduduk (jiwa) Kepadatan

(jiwa/Km2) Sex Ratio Laki-Laki Perempuan Jumlah

Total

Penjaringan 35,48 152,149 146.551 298,700 8.421,28 102,6

Pademangan 9,91 82,262 78,084 160,346 49,132.41 105

Tanjung Priok 22,5174 199,047 193,415 392,462 150,793.72 102,71 Koja 12,2544 163,873 157,128 321,001 158,718.60 104,33 Kelapa Gading 14,8670 65,493 67,594 133,087 24,793.85 96,33 Cilincing 39,6996 203,120 197,771 400,891 126,399.20 102.14

Sumber : Sudin Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara 2017

Selanjutnya penduduk di Kota Administrasi Jakarta Utara dapat ditinjau berdasarkan struktur umurnya, berdasarkan piramida penduduk pada Gambar 2.2, dapat diketahui komposisi penduduk Kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2017.

Gambar 2.2 Piramida Penduduk Kota Administrasi Jakarta Utara 2017 Sumber : Sudin Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Terlihat dari bentuk piramida penduduk yang menyerupai segitiga, Penduduk Kota Administrasi Jakarta Utara dapat dikatakan berstruktur umur muda. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk usia anak-anak (0 – 14 tahun) sebesar 24,63 persen, jumlah penduduk yang berusia produktif (15 – 64 tahun) berjumlah 72,13 persen, dan jumlah penduduk lansia ( ≥ 65 tahun) tergolong kecil yaitu 3,25 persen.

Struktur umur penduduk juga digunakan untuk melihat angka beban tanggungan (ABT). Pada tahun 2017 ABT di Kota Administrasi Jakarta Utara sebesar 36,47 persen.

Angka ini dapat menyimpulkan bahwa terdapat 36 orang usia tidak produktif yang ditanggung oleh 100 orang penduduk usia produktif di Kota Administrasi Jakarta Utara. ABT tersebut akan memacu penduduk usia produktif untuk meningkatkan kualitas dirinya, yang pada gilirannya akan menjadi modal untuk mendorong proses pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah DKI Jakarta.

2.3.Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kota Administrasi Jakarta Utara

Sebagaimana Peraturan Gubernur Nomor 286 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kota Administrasi, Kota Administrasi Jakarta Utara berkedudukan sebagai unsur pembantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Camat dan Lurah serta mengoordinasikan, memantau dan mengawasi operasional penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara. Dalam kedudukannya sebagai unsur pembantu Gubernur, Kota Administrasi Jakarta Utara mempunyai tugas, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut.

2.3.1. Tugas

Kota Administrasi Jakarta Utara mempunyai tugas membantu Gubernur dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah Jakarta Utara, mengoordinasikan pelaksanaan tugas perangkat di wilayah Jakarta Utara, membina kecamatan dan kelurahan serta melaksanakan tugas lain yang diperintahkan Gubernur.

Mengenai uraian tugas Kota Administrasi Jakarta Utara adalah :

Walikota Mempunyai Tugas :

a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Kota Administrasi;

b. menetapkan kebijakan operasional penyelenggaraan pemerintahan Kota Administrasi;

c. mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kota, Kecamatan dan Kelurahan;

d. mengoordinasikan, memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah di tingkat Kota Administrasi;

e. mengoordinasikan pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

f. mengoordinasikan, mengomando, mengendalikan dan mengevaluasi penanggulangan bencana di tingkat Kota Administrasi;

g. mengembangkan kerja sama dan koordinasi dengan SKPD/ UKPD dan/ atau Instansi Pemerintah/Swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Kota Administrasi;

h. melaksanakan koordinasi penyelenggaraan forum koordinasi pimpinan Kota Administrasi; dan

i. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kota Administrasi;

j. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Wakil Walikota Mempunyai Tugas :

a. membantu Walikota dalam melaksanakan tugas;

b. melaksanakan tugas lain yang diberikan Walikota;

c. mewakili Walikota apabila berhalangan dalam melaksanakan tugasnya; dan d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Walikota.

Wakil Walikota dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota.

Sekretaris Kota

Mempunyai Tugas membantu walikota dalam menyusun kebijakan operasional, mengkoordinasikan, penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di tingkat kota administrasi serta melaksanakan tugas administrasi kota.

a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi;

b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Kota Administrasi;

c. pengoordinasian penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi;

d. fasilitasi pemantauan pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran perangkat SKPD di tingkat Kota Administrasi;

e. pemantauan, pengendalian dan evaluasi operasional tugas dan fungsi Perangkat Daerah di tingkat kota administrasi;

f. pengoordinasian dan/atau perumusan kebijakan operasional penyelenggaraan tugas pemerintahan oleh Perangkat Daerah di tingkat kota administrasi;

g. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi Dewan Kota;

h. pelaksanaan pembinaan Kecamatan dan Kelurahan;

i. pelaksanaan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana strategis dan pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Kota Administrasi;

j. pembinaan dan pengembangan pegawai aparatur sipil negara;

k. pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang;

l. pengelolaan ketatausaahaan dan kerumahtanggaan;

m. pengelolaan kearsipan, data, dan informasi;

n. pelaksanaan publikasi kegiatan upacara dan pengaturan acara;

o. pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana;

p. pengoordinasian penyusunan laporan keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas; dan

q. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kota.

Asisten Pemerintahan mempunyai tugas membantu Sekretaris Kota dalam :

a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi tata pemerintahan, hukum, ketatalaksanaan dan pelayanan publik serta kepegawaian;

b. mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan operasional administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, kepegawaian, kesatuan bangsa dan politik, komunikasi dan informatika, ketenteraman dan

ketertiban umum, penegakan peraturan perundang-undangan daerah dan kewilayahan.

c. melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kerja dan anggaran dan pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran perangkat daerah bidang pemerintahan tingkat kota administrasi;

d. memantau, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah bidang pemerintahan tingkat kota administrasi;

e. melaksanakan fasilitasi pemantauan pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran perangkat SKPD bidang pemerintahan, Kecamatan serta Kelurahan;

f. memantau, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi dan membina Kecamatan serta Kelurahan;

g. mendukung kegiatan pelayanan pajak di wilayah Kota Administrasi.

Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan Kecamatan dan Kelurahan, fasilitasi dan koordinasi pemerintahan umum, pengembangan wilayah dan pelaksanaan pembangunan Kantor Kecamatan dan Kelurahan termasuk rumah dinas Camat dan Lurah.

Bagian Tata Pemerintahan mempunyai fungsi :

a. penyusunan bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi sesuai lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Kota Administrasi sesuai lingkup tugasnya;

c. penghimpunan, penyiapan dan penyusunan bahan perumusan kebijakan operasional administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, kesatuan bangsadan politik, ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan perundang-undangan daerah;

d. pengoordinasian pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi kebijakan operasional administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, kesatuan bangsa dan politik, ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan perundang-undangan daerah;

e. penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, rehab total, rehab berat, rehab sedang dan rehab ringan gedung Kantor Kecamatan danKelurahan termasuk rumah dinas Camat dan Lurah;

f. pelaksanaan kegiatan pengoordinasian, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah bidang pemerintahan tingkat Kota Administrasi;

g. pelaksanaan kegiatan pengoordinasian, pembinaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan tugas pemerintahan oleh Kecamatan dan Kelurahan;

h. pelaksanaan kegiatan, fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan urusan pemerintahan umum;

i. fasilitasi forum koordinasi pimpinan daerah tingkat wilayah Kota Administrasifasilitasi kegiatan Dewan Kota;

j. fasilitasi kegiatan asosiasi pemerintah kota;

k. pelaksanaan koordinasi dan monitoring penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan Kota Administrasi;

l. penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan di wilayah Kota Administrasi;

m. pengoordinasian penyusunan rencana strategis Kota Administrasi; dan n. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian

Tata Pemerintahan.

Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan bantuan hukum, pelayanan hukum, publikasi hukum dan hak asasi manusia.

Bagian Hukum mempunyai fungsi;

a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi sesuia lingkup tugasnya;

b. Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Kota Administrasi sesuia lingkup tugasnya;

c. Pengkajian dan analisis hukum;

d. Penghimpunan dan pendokumentasian produk hukum;

e. Penyuluhan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan;

f. Penyiapan bahan pertimbangan hukum dan bantuan hukum kepada aparatur dan unit kerja pada wilayah Kota Administrasi;

g. Pengoordinasian penanganan sengketa hukum terkait aset;

h. Penanganan pelayanan sengketa hukum non aset;

i. Pengoordinasian perumusan keputusan Walikota; dan

j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bagian Hukum.

Bagian Kepegawaian, Tatalaksana dan Pelayanan Publik mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi sesuai lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Kota Administrasi sesuai lingkup tugasnya;

c. penghimpunan, penyiapan dan penyusunan bahan perumusan kebijakan operasional pengelolaan kepegawaian, ketatalaksanaan, koordinasi pelayanan publik, komunikasi, informatika dan statistik di wilayah Kota Administrasi;

d. pengoordinasian pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi kebijakan operasional pengelolaan kepegawaian, ketatalaksanaan, koordinasi pelayanan publik, komunikasi, informatika dan statistik di wilayah Kota Administrasi;

e. penataan ruang-Kantor di wilayah Kota Administrasi;

f. pelaksanaan koordinasi, bimbingan, konsultasi dan pendampingan kegiatan pelayanan publik di wilayah Kota Administrasi;

g. pengelolaan kepegawaian Kota Administrasi;

h. pengelolaan pengaduan masyarakat.

i. pengoordinasian penyusunan dan pelaporan Key Performance Indicator Kota Administrasi

j. pengoordinasian dan fasilitasi penyusunan Standar Operasional Prosedur Kota Administrasi

k. penghimpunan bahan dan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Administrasi;

l. pengelolaan perpustakaan kedinasan Kota Administrasi; dan

m. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian Kepegawaian, Tatalaksana dan Pelayanan Publik

Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas membantu Sekretaris Kota dalam :

a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian Perekonomian dan Pembangunan Kota Administrasi;

b. mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan operasional koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan, perindustrian, energi, pangan, kelautan dan perikanan, pertanian, pariwisata, kebudayaan, tenaga kerja, transmigrasi, bina marga, tata air, perumahan dan kawasan permukiman, penataan ruang, pertanahan, kehutanan, pertamanan, pemakaman, lingkungan hidup, kebersihan dan perhubungan.

c. melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kerja dan anggaran dan pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran perangkat daerah bidang perekonomian dan bidang pembangunan tingkat kota administrasi;

d. memantau, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah bidang perekonomian dan bidang pembangunan tingkat kota administrasi;

e. pemengoordinasikan, memantau, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pembangunan di wilayah Kota Administrasi;

f. mengoordinasikan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pengawasan dan penertiban bangunan; dan g. melaksanakan pengoordinasian penagihan atas kewajiban pengembang

yang tertuang dalam Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) / Surat Izin Pemanfaatan Ruang berkoordinasi dengan SKPD/UKPD yang melaksanakan urusan penunjang bidang aset.

h. Memfasilitasi pemantauan pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran perangkat SKPD bidang perekonomian dan pembangunan pada Kota Administrasi.

Bagian Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan penghimpunan, penyiapan dan penyusunan bahan perumusan serta pengendalian, pemantauan dan evaluasi kebijakan operasional pariwisata, kebudayaan, tenaga kerja,transmigrasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan, pangan, kelautan dan perikanan, pertanian, perhubungan, perindustrian dan energi,

Bagian Perekonomian mempunyai fungsi:

a. penyusunan bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi sesuai lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Kota Administrasi sesuai lingkup tugasnya;

c. penghimpunan, penyiapan dan penyusunan bahan perumusan kebijakan operasional bidang pariwisata, kebudayaan„ tenaga kerja, transmigrasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan, pangan, kelautan dan perikanan, pertanian, perhubungan, perindustrian dan energi;

d. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan operasional pariwisata, kebudayaan„ tenaga kerja, transmigrasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan,pangan, kelautandan perikanan, pertanian, perhubungan, perindustrian dan energi;

e. pengendalian, pemantauan dan evaluasi kebijakan operasional pariwisata, kebudayaan„ tenaga kerja, transmigrasi, koperasi, usaha kecil dan menengah,perdagangan, pangan, kelautan dan perikanan, pertanian, perhubungan, perindustrian dan energi;

f. pelaksanaan kegiatan pengoordinasian, pemantauan, pengendahan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Suku Dinas Perindustrian dan Energi, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian, Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Suku Dinas Perhubungan;

g. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian

g. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian